1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan atau memprediksikan
suatu nilai pada masa mendatang dengan memperhatikan data atau informasi masa
lalu maupun saat ini yang dianalisis secara ilmiah khususnya menggunakan
statistik (Sudjana, 1989). Peramalan berfungsi sebagai bahan pertimbangan dalam
pengambilan keputusan yang mempengaruhi masa depan, bukan sebagai penentu
keputusan yang akan datang. Hal ini dikarenakan hasil peramalan yang dilakukan
sering tidak sesuai dengan nilai aktual di masa mendatang. Ketidaksesuaian hasil
peramalan dengan nilai aktual biasanya diakibatkan oleh ketidakpastianketidakpastian yang terjadi. Ketidakpastian tersebut jugalah yang mengakibatkan
sulit untuk menentukan kebijakan berdasarkan hasil peramalan saja tanpa
mempertimbangkan hal lainnya.
Pengertian inflasi menurut Bank Indonesia adalah kecenderungan
kenaikan harga barang dan jasa secara umum dan berlangsung secara terus
menerus dan bukan sementara. Negara perlu menjaga tingkat inflasi di level yang
rendah untuk menjaga kestabilan harga dan pertumbuhan ekonomi makro.
Menurut Boediono (1985), inflasi yang ringan memberi dampak yang positif yaitu
dapat meningkatkan pendapatan nasional, membuat orang bersemangat untuk
bekerja, menabung dan berinvestasi sehingga perekonomian menjadi stabil dan
meningkatkan pertumbuhan kesejahteraan masyarakat. Namun, semakin tinggi
laju inflasi dapat mengakibatkan perekonomian menjadi tidak stabil. Tingkat
inflasi yang tinggi menunjukkan kondisi ekonomi di mana permintaan produk
melebihi kapasitas penawaran produk sehingga terjadi kenaikan harga. Apabila
tingkat inflasi terlalu tinggi akan mengakibatkan penurunan daya beli uang dan
penurunan tingkat pendapatan real bagi investor (Kewal, 2012). Penurunan tingkat
pendapatan yang diterima investor akan mengakibatkan keengganan investor
untuk berinvestasi di suatu negara.
1
2
Peramalan inflasi tingkat nasional di Indonesia telah dilakukan oleh
peneliti sebelumnya dengan pendekatan time series maupun kausal secara
independen. Namun, akurasi peramalan yang dihasilkan masih buruk dengan
tingkat error yang tinggi. Secara time series, peramalan inflasi dilakukan oleh
Lusia dan Suhartono (2012) dengan metode weighted fuzzy time series, ARIMA,
dan eksponensial smoothing. Peramalan tersebut menghasilkan akurasi yang
sangat buruk. Akurasi terbaik adalah dengan menggunakan metode ARIMA
(0,0,1) dengan MAPE 91,96%. Peramalan inflasi juga dilakukan oleh Silfiani dan
Suhartono (2012) dengan menggunakan ANN dan ARIMAX. Model peramalan
terbaik adalah dengan metode ARIMAX yang memiliki RMSE 0,442. Penelitian
dilakukan oleh Hartanto (2013) juga menghasilkan error yang tergolong besar
dengan metode generalized space time autoregressive namun tidak disebutkan
seberapa besar error hasil peramalan.
Peramalan inflasi tingkat nasional secara kausal dilakukan oleh Setyawan
(2014) dengan membandingkan hasil peramalan metode jaringan saraf tiruan
(JST) bertipe Backpropagation dengan multiple linear regression. Struktur model
terbaik pada penelitian tersebut ialah model JST 5-5-1 dengan koefisien
determinasi sebesar 0,696 sedangkan model multiple linear regression memiliki
koefisien determinasi sebesar 0,596. Hal ini menunjukkan bahwa peramalan
inflasi dengan akurasi yang baik sangat sulit. Oleh karena itu, penelitian ini
bertujuan untuk menemukan model peramalan inflasi tingkat nasional dengan
tingkat akurasi yang lebih baik dari model sebelumnya dengan berbagai
pendekatan yaitu: kausal, time series, dan gabungan keduanya.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah melakukan peramalan inflasi di Indonesia dengan berbagai
pendekatan baik kausal, time series, maupun gabungan kausal-time series untuk
mendapatkan model dengan akurasi peramalan yang lebih baik dibandingkan
dengan penelitian sebelumnya.
3
1.3. Asumsi dan Batasan Masalah
1. Data yang diperoleh adalah data sekunder dari website pemerintah dan
diasumsikan merupakan data faktual yang benar dan dapat dipercaya.
2. Data inflasi yang digunakan untuk model adalah data historis bulanan
selama 8 tahun sejak Juli 2005 hingga Juni 2013, sedangkan data prediktor
seperti nilai tukar Rupiah terhadap Dollar, Harga Minyak Mentah di
Indonesia, Jumlah Uang beredar, Suku Bunga Bank Indonesia,
Pengeluaran Pemerintah dan Produk Domestik Bruto yang digunakan
adalah data historis sejak Juni 2005 hingga Mei 2013. Data sisa hingga
berakhirnya penelitian (Januari 2015) digunakan untuk implementasi
model.
3. Peramalan inflasi dilakukan pada angka inflasi nasional bukan perkotaan
4. Peramalan dilakukan adalah peramalan bulanan jangka pendek yaitu Yt+1.
1.4. Tujuan Penelitian
Adapun penelitian ini bertujuan untuk:
1. melakukan peramalan inflasi di Indonesia dengan pendekatan kausal,
time series, dan gabungan kausal- time series
2. membandingkan hasil peramalan inflasi dengan kausal, time series,
dan gabungan kausal- time series untuk mendapatkan model peramalan
inflasi dengan akurasi yang baik
3. membandingkan akurasi model terbaik pada penelitian ini dengan
model penelitian oleh peneliti terdahulu
1.5. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini adalah untuk memberikan model peramalan inflasi
dengan akurasi yang lebih baik dari penelitian sebelumnya sehingga pengambilan
keputusan berdasarkan tingkat inflasi juga dapat lebih baik. Selain itu, penelitian
ini diharapkan dapat memberi gambaran dan komparasi mengenai pendekatan
time-series, kausal dan gabungan keduanya dalam peramalan.
Download