ABSTRAK STUDI ALTERNATIF UNTUK MENGATASI DEFLEKSI TIANG AKIBAT PERMASALAHAN STABILITAS LERENG TIMBUNAN PADA TANAH LUNAK Oleh Iskandar Syah NIM : 15008140 Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan, Program Studi Teknik Sipil Dalam suatu proyek konstruksi, keterlambatan pelaksanaan konstruksi kadang masih terjadi dengan berbagai macam penyebab. Hal inilah yang terjadi pada proyek ini, akibatnya beberapa tahap konstruksi dilaksanakan secara bersamaan. Tahap konstruksi tersebut adalah penimbunan, pemasangan PVD, pemancangan tiang dan penggalian tanah guna pembuatan pile cap. Efek sampingnya adalah terjadinya defleksi tiang akibat penggalian tanah. Tanah setelah galian Analisis mengenai berapa besar defleksi tiang dan pemilihan alternatif untuk mengatasi defleksi tersebutlah yang akan menjadi pokok bahasan utama dalam tugas akhir ini. Metoda yang digunakan untuk menyelesaikan masalah ini, dimulai dari studi literatur terkait masalah yang dihadapi termasuk literatur review pada tugas akhir sebelumnya yang membahas masalah yang terkait, lalu dimulai pengumpulan data dan analisis data yang diperoleh dari penyelidikan tanah. 1 Setelah itu, analisis terhadap alternatif penyelesaian masalah akan dilakukan dan melaporankannya dalam bentuk tugas akhir. Dalam kasus ini, perhitungan terhadap daya dukung aksial dan lateral juga dilakukan. Tiang yang digunakan terbuat dari beton, jenis spun pile, dengan diameter luar 600 mm dan diameter dalam 500 mm. Untuk daya dukung aksial, perhitungan dilakukan secara manual lalu hasilnya dibandingkan dengan hasil uji static axial load test yang dilakukan dilapangan. Sedangkan untuk menentukan kapasitas lateral tiang, digunakan software LPile Plus 6.0. Dari output nya, dapat diketahui besarnya top deflection dari gaya-gaya lateral yang kita modelkan sekaligus kita juga dapat mengetahui besarnya lateral load maximum tiang dengan mempertimbangkan besarnya kapasitas moment yang mampu dipikul tiang. Untuk kapasitas akisal tiang diperoleh hasil untuk perhitungan manual 408.98 ton dan dilapangan 426 ton pada kedalaman yang sama yaitu 29 m dibawah permukaan tanah. Selisih ini merupakan efek dari pemilihan parameter tanah dan simplifikasi rumus yang digunakan guna menambah safety factor pada perhitungan manual. Untuk penentuan kapasitas lateral tiang, diperoleh dengan maksimum bending moment tiang sebesar 264.6 kNm, maksimum lateral load yang mampu dipikul tiang adalah 113.19 kN dengan defleksi sekitar 150 mm. Sedangkan pemodelan analisa ketidakstabilitasan lereng dan pengaruhnya terhadap tiang akan dimodelkan dengan bantuan software Plaxis 2D versi 8.2.3 dan Plaxis 3D versi 2.2. Penggunaan Plaxis 3D bertujuan untuk memverifikasi hasil yang diperoleh pada Plaxis 2D, perbedaan defleksi yang berkisar 16 mm antara pemodelan Plaxis 2D dan 3D menunjukkan bahwa pemodelan Plaxis 2D cukup merepresentasikan kondisi dilapangan. Dari program Plaxis 2D, dapat disimpulkan bahwa penggalian tanah dengan kemiringan 2H : 1V setinggi 1 m untuk keperluan pembuatan pile cap, berakibat pada terjadinya defleksi tiang dengan besar yang bervariasi tergantung jarak tiang dari lereng, dengan jarak terdekat tiang dan lereng timbunan adalah 1 m. Selain itu, pemeriksaan safety factor di kaki lereng timbunan setelah dilakukan penggalian menunjukkan angka 2.6 > 1, yang artinya lereng dalam kondisi aman. Untuk mengatasi defleksi yang terjadi, digunakan sheet pile dan bracing. Setelah dimodelkan, ternyata sheet pile mampu 2 mengurangi defleksi lebih baik dibandingkan bracing, yaitu 4 mm ( menjadi 54 mm dari defleksi awal 58 mm ) dibandingkan bracing yang hanya 2 mm ( menjadi 56 mm dari defleksi awal 58 mm ). Namun pada akhirnya, alternatif yang dipilih adalah bracing, karena penggunaan bracing selain membuat defleksi yang terjadi pada tiang menjadi hampir sama besar, penggunaan bracing juga lebih ekonomis karena hanya dipasang pada tiang dan dapat dibongkar untuk keperluan konstruksi selanjutnya. Pemeriksaan terhadap moment yang bekerja pada tiang juga diperiksa lalu dibandingkan dengan kapasitas bending moment ( 264.6 kNm ) yang mampu dipikul tiang. Hasilnya tidak ada momen yang melewati kapasitas momen yang mampu dipikul tiang, sehingga kemungkinan patah pada tiang akibat momen sangat kecil. Kata kunci : Stabilitas lereng, Defleksi tiang, Pemilihan alternatif 3