RINGKASAN EKSEKUTIF SINTA DEWI YUNIARTI. 2003. Analisis Perilaku Membeli Obat di Apotik dan Implikasinya Terhadap Bauran Pemasaran Apotik Citra Graha Medika. Di bawah bimbingan UJANG SUMARWAN dan AGUS MAULANA. Apotik merupakan salah satu bentuk pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Dalam hal ini apotik memiliki fungsi dan tugas menyalurkan obat dan perbekalan farmasi kepada masyarakat dan juga memberikan informasi obat kepada masyarakat dan tenaga kesehatan lainnya. Sebagai suatu usaha yang juga memiliki peran sosial dalam masyarakat maka sudah selayaknya apotik menjadikan konsumen sebagai prioritas utama. Namun demikian saat ini masih banyak ditemui apotik yang tidak mengutamakan kepuasan konsumen. Lamanya pelayanan resep, harga obat yang terlalu mahal, ketidaklengkapan obat, ketidakramahan pegawai apotik, merupakan hal yang nyaris biasa terjadi di sebagian besar apotik di Indonesia. Padahal kekecewaan atau ketidakpuasan yang dirasakan konsumen terhadap apotik tentu akan berdampak buruk bagi apotik itu sendiri. Konsumen yang kecewa akan mencari alternatif apotik lain. Konsumen menjadi tidak loyal terhadap apotik tersebut. Padahal kepuasan konsumen merupakan salah satu kunci keberhasilan apotik untuk meningkatkan daya saing. Tingkat persaingan antar apotik pun kini semakin tinggi. Bahkan pada jarak kurang dari 500 meter kini dapat ditemui dua apotik. Seperti yang terjadi pada apotik Citra Graha Medika dengan apotik Aji Waras yang berjarak kurang dari 300 meter. Apotik Citra Graha Medika merupakan apotik yang telah lama berdiri di wilayah Cilandak Timur. Dengan tingkat persaingan yang makin tinggi maka perlu kiranya bagi apotik Citra Graha Medika untuk selalu melakukan evaluasi dan kajian terhadap strategi pemasarannya. Strategi pemasaran yang tepat dalam rangka customer satisfaction akan mampu menempatkan apotik Citra Graha Medika sebagai apotik yang memiliki competitive advantage. Salah satu cara agar perusahaan dapat menentukan strategi pemasaran yang tepat yaitu dengan mengetahui perilaku konsumen. Dengan memiliki pengetahuan tentang perilaku konsumennya diharapkan apotik dapat memberikan pelayanan yang terbaik bagi konsumen untuk menjaga loyalitas konsumen. Hal tersebut juga mempermudah pihak manajemen apotik untuk merumuskan kembali strategi pemasaran yang tepat sesuai kebutuhan dan keinginan konsumen. Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini adalah : (1) bagaimana perilaku konsumen apotik. (2). Atribut –atribut apa saja yang mempengaruhi konsumen dalam memilih apotik. (3). Bagaimana hubungan antara variabel-variabel yang diteliti. (4) Bagaimana strategi pemasaran yang dapat dilakukan apotik berkaitan dengan perilaku konsumen tersebut. Tujuan dari penelitian ini adalah : (1) mengidentifikasi perilaku konsumen apotik. (2). Mengidentifikasi atribut-atribut yang mempengaruhi keputusan konsumen untuk membeli di apotik. (3). Memberikan rekomendasi alternatif rumusan strategi pemasaran kepada pihak manajemen apotik. Penelitian ini menggunakan metode survey yaitu pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah secara accidental sampling, yaitu berdasarkan kesediaan responden untuk mengisi kuesioner. Jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 150 orang yang dibagi dua yaitu 75 orang adalah konsumen yang sedang membeli obat di apotik Citra Graha Medika dan 75 orang lainnya adalah konsumen yang tidak sedang membeli di apotik Citra Graha Medika. Data yang diperoleh kemudian dianalisis dengan analisis deskriptif, tabulasi silang dan metode multiatribut fishbein. Untuk mengetahui bagaimana kinerja apotik terhadap atribut yang diteliti dan bagaimana harapan konsumen terhadap atribut tersebut maka digunakan performance importance analysis dengan menggunakan diagram cartesius. Untuk mengetahui hubungan antara dua variabel digunakan analisa chi square dan dilanjutkan dengan analisa coefficient contingency. Hasil survey terhadap 150 orang responden menunjukkan sebesar 95% atau 142 orang mengenal apotik Citra Graha Medika. 8 orang responden yang tidak mengenal memiliki profil demografi : wanita, usia 36-45 tahun, SMP, ibu rumah tangga, penghasilan di bawah Rp. 1.000.000, anggota keluarga 3-4 orang. Dari 142 orang tersebut responden yang tidak pernah membeli di apotik Citra Graha Medika 20 orang atau 14%. Profil demografi responden yang kenal tapi tidak pernah membeli adalah : wanita, usia 16-25 tahun, istri, SMA, pegawai swasta penghasilan Rp. 500.001-1.000.000, anggota keluarga 5-6 orang. Alasan responden tidak membeli adalah karena lokasi apotik jauh dari rumah. Sebanyak 122 orang atau 86% responden mengenal dan pernah membeli, mereka dapat dianggap sebagai konsumen apotik Citra Graha Medika. 122 orang inilah yang dikaji lebih lanjut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik konsumen apotik Citra Graha Medika sebagian besar berusia antara 26–35 tahun (48,4%), wanita (61,5%), sudah menikah (78,7%) dengan tingkat pendidikan SMA (47,5%). Berdasarkan jenis pekerjaan sebagian besar adalah ibu rumah tangga (43%) dan 52% berperan sebagai istri. Berdasarkan tingkat pendapatan rata-rata per bulan persentase terbesar (40,2%) responden adalah responden dengan tingkat pendapatan Rp. 500.001-Rp.1.000.000,-. Jumlah anggota keluarga dari responden sebagaian besar berjumlah 3-4 orang (50%). Hasil analisa perilaku belanja konsumen menunjukkan persentase terbesar adalah konsumen yang bertujuan menebus resep (76,2%), keputusan pembelian diambil oleh suami ( %), berbelanja bila butuh saja (45,1%) dan sebagian besar berbelanja pada malam hari (50,8%). Rata-rata pembelian konsumen adalah 1-2 kali (82,8%) dan konsumen sebagian besar menggunakan kendaraan umum (41%) menuju ke apotik Citra Graha Medika. Konsumen sebagian besar menyatakan tidak pernah kecewa terhadap apotik Citra Graha Medika (71,3%) sedangkan mereka yang kecewa sebagian besar kecewa dalam hal harga obat (9,8%). Saran dari konsumen untuk perbaikan apotik Citra Graha Medika sangat diperlukan, bagi perkembangan apotik di masa depan. Sebagian besar konsumen (43,4%) menyarankan agar pelayanan resep dipercepat. Sebagian besar konsumen (75,4%) akan pindah ke apotik lain bila obat yang dicari tidak ada di apotik citra grha medika ke aji waras. Waktu pelayanan obat bebas di apotik Citra Graha Medika menurut pengamatan konsumen adalah < 15 menit (68%), waktu pelayanan obat resep non racikan 15-30 menit (55,7%) dan resep dengan racikan 30-60 menit (54,9%). Sedangkan waktu pelayanan resep yang diinginkan konsumen adalah < 15 menit (76,2%) Berdasarkan hasil analisis dengan metode multiatribut fishbein dapat diketahui bahwa atribut-atribut yang dianggap penting oleh konsumen adalah kelengkapan obat dengan skor fishbein 1,75 , keramahan pegawai (1,58), waktu pelayanan resep (1,55), kebersihan (1,52), harga yang murah (1,42), informasi obat (1,38), prosedur resep (1,26) dan lokasi (1,11). Sedangkan yang dianggap biasa-biasa saja adalah parkir kendaraan, luas apotik, fasilitas (TV, AC, tempat duduk, penerangan, ruang tunggu), model dan warna cat apotik, iklan dan promosi, kepopuleran nama. Sedangkan atribut-atribut yang dipercaya konsumen dimiliki apotik Citra Graha Medika adalah : fasilitas, kebersihan, lokasi, kelengkapan obat, prosedur resep, keramahan pegawai, parkir yang memadai, model dan warna cat apotik menarik, luas apotik, infomasi obat, dan kepopuleran nama. Atribut yang tidak dipercaya konsumen dimiliki apotik Citra Graha Medika adalah atribut harga yang murah, waktu pelayanan resep yang cepat, iklan dan promosi. Hasil analisa dengan chi square menunjukkan tidak ada hubungan antara : penting tidaknya kelengkapan obat dengan tingkat pendapatan dan pendidikan, harga obat yang murah dengan tingkat pendapatan dan jenis pekerjaan konsumen, waktu pelayanan resep yang cepat dengan tingkat pendidikan dan jenis pekerjaan, informasi obat dengan tingkat pendidikan. Analisa chi square mengenai pendapat konsumen tentang apotik Citra Graha Medika, juga menunjukkan tidak ada hubungan antara : kelengkapan obat di apotik Citra Graha Medika dengan tingkat pendapatan dan pendidikan, harga obat dengan tingkat pendapatan, tingkat pendidikan dan jenis pekerjaan konsumen, waktu pelayanan resep dengan tingkat pendapatan dan jenis pekerjaan, keramahan pegawai apotik Citra Graha Medika dengan tingkat pendidikan. Sedangkan pendapat konsumen mengenai informasi obat berhubungan dengan tingkat pendidikan konsumen. Peta importance performance analysis menggambarkan kinerja perusahaan dibandingkan dengan harapan konsumen terhadap atribut yang diteliti. Pada analisa dengan menggunakan peta importance performance analysis terdapat dua atribut yang berada pada kuadran I yaitu atribut harga dan waktu pelayanan resep, yang berarti pihak menajemen harus berkonsentrasi pada atribut tersebut. Pada kuadran II (pertahankan prestasi) adalah atribut kelengkapan, kebersihan, prosedur resep, informasi obat, keramahan dan lokasi. Kuadran III (low priority) adalah atribut iklan dan promosi dan kepopuleran nama. Pada kuadran IV (kinerja berlebih) adalah parkir, luas apotek, fasilitas, model dan warna apotik. Segmentasi yang dilakukan yaitu berdasarkan aspek demografi, geografi dan perilaku belanja konsumen. Aspek demografi konsumen yaitu dengan variabel umur, status, pekerjaan, pengeluaran per bulan, jumlah keluarga, dan tingkat pendidikan. Secara umum segmen pasar apotik Citra Graha Medika adalah kelompok kelas menengah dan bawah. Segmentasi berdasarkan geografi konsumen. adalah segmen konsumen yang tinggal di wilayah kelurahan cilandak timur, kelurahan jagakarsa dan kelurahan ragunan. Kelurahan pondok labu tidak dimasukkan karena lokasi yang agak jauh. Berdasarkan perilaku belanja segmen pasar apotik Citra Graha Medika dapat diidentifikasi sebagai mereka yang berbelanja rata-rata 1-2 kali sebulan, membeli karena butuh saja, umumnya berbelanja pada malam hari, keputusan pembelian oleh suami, berbelanja dengan tujuan menebus resep dokter, dan menggunakan kendaraan umum sebagai alat transportasinya. Targeting atau pasar sasaran untuk apotik Citra Graha Medika adalah kelompok kelas menengah dan bawah dengan profil : wanita, berusia 26-35 tahun, sudah menikah, berprofesi sebagai ibu rumah tangga, pendidikan SMA, tingkat pengeluaran Rp. 500.001-1.000.000, dan jumlah anggota keluarga 3-4 orang. Positioning yang dilakukan adalah untuk memperkuat citra apotik di benak konsumen dan berfungsi untuk semakin mengakrabkan apotik Citra Graha Medika di benak konsumen. Positioning statement yang diusulkan didasarkan pada atribut yang dianggap penting dan telah dipercaya konsumen yaitu “ lengkap dan nyaman” Konsep bauran pemasaran (marketing mix) yang dapat dilakukan pihak manajemen apotik berdasarkan kajian yang dilakukan yaitu: 1. Konsep produk (Product) : strategi lini produk yang luas dan dangkal. Disamping itu berusaha meningkatkan produk dari produk dengan manfaat inti menjadi produk yang diharapkan atau ditingkatkan. Hal ini dilakukan dengan memberikan kualitas pelayanan yang lebih baik, khususnya mempercepat waktu pelayanan resep yang merupakan atribut yang dianggap penting oleh konsumen. Selain itu juga perlu ditingkatkan pemberian informasi obat kepada konsumen. 2. Konsep harga (Price): strategi harga yang diusulkan adalah menurunkan harga atau price discrimination pada beberapa lini produk yaitu pada produkproduk fast moving terutama produk obat bebas. Obat bebas dipilih karena diharapkan penurunan harga pada obat bebas akan lebih terlihat oleh konsumen, karena konsumen lebih mudah membandingkan harga obat bebas yang dibeli dengan harga di tempat lain. Disamping penurunan harga juga dilakukan peningkatan kualitas yang dipersepsikan konsumen, yaitu terhadap atribut-atribut kelengkapan obat, kecepatan pelayanan resep. 3. Konsep lokasi (Place) dan lingkungan penjualan: mempertahankan atribut kebersihan, keramahan pegawai dan fasilitas yang sudah ada. Dalam rangka menghadapi persaingan yang makin tinggi, maka strategi jangka panjang perlu di rencanakan, yaitu dengan memperluas pasar terutama ke konsumen yang tidak mengenal serta yang kenal tetapi tidak pernah membeli di apotik Citra Graha Medika. 4. Konsep promosi (Promotion) Strategi promosi yang diusulkan yaitu menekankan pada usaha-usaha untuk semakin mengakrabkan nama dan citra apotik Citra Graha Medika di benak konsumen, yaitu 1. Memberikan diskon pada event-event tertentu yang ada kaitannya dengan kesehatan ataupun keluarga. Contohnya : pemberian diskon vitamin dan multivitamin anak pada hari anak nasional. Produk yang didiskon diletakkan secara mencolok dan didesain semenarik mungkin. 2. Memberikan diskon pada pembelian obat dengan resep dengan nilai tertentu 3. Mengadakan aksi sosial pemberian obat murah kepada wilayah yang membutuhkan dan wilayah yang belum mengenal apotik Citra Graha Medika. Hal ini dalam rangka fungsi sosial kepada masyarakat dan juga berkaitan dengan strategi jangka panjang untuk memperluas pasar Kata Kunci : Apotik, Apotik Citra Graha Medika, Manajemen Pemasaran, Perilaku Pembelian, Survey Konsumen, Multi Atribut Fishbein, Chi Square, Bauran Pemasaran.