No. Urut : 909 — 0901 / P LAPORAN TUGAS AKHIR ( TI 410) ENELITIAN P MAH STUDI KELAYAKAN PEMA KAIAN BAHAN BAKAR RA LINGKUNGAN PADA PERUSAHAAN ANGKUTAN UMUM DENGAN PENDEKATAN EKONOMI TEKNIK (Studi Kasus : Penggunaan BBG dan LPG di Perum DAMRI UABK Bandung) Oleh : FAJAR EKO ANTONO 15395064 DEPARTEMEN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN I NSTITUT TEK NOLOG1 BANDUNG 2061 ABSTRAK Pemecahan permasalahan lingkungan senantiasa membutuhkan pendekatan terpadu di Lora aspek-aspek yang terkait di dalamnya, yaitu meliputi antara lain aspek kebyakan, konomi, sosial, dan teknologi. Hal tersebut berlaku pula dalam upaya penanganan dampak rncemaran udara akibat kegiatan transportasi di daerah perkotaan, di mana sektor oonsportasi memberikan kontribusi pencemaran yang terbesar dibandingkan dengan sektorcktor lain. Salah satu upaya yang dilakukan pemerintah untuk mengurangi dampak encemaran udara adalah dengan memasyarakatkan penggunaan bahan bakar ramah ngkungan yang rendah emisi. Kebyakan ini akan menyebabkan perubahan dalam kegiatan ansportasi dengan kendaraan bermotor oleh masyarakat. Oleh karena itu, studi ini rrtujuan untuk meneliti pengaruh dari penggunaan bahan bakar ramah lingkungan yaitu r3G dan LPG pada perusahaan angkutan umum. Aspek yang ditinjau adalah kelayakan xara ekonomi teknik dari sudut pandang perusahaan dan manfaat maupun biaya yang irus ditanggung oleh masyarakat selaku pengguna angkutan umum maupun pihak yang rkena dampak pencemaran udara. Dari hasil penelitian didapatkan bahwa penggunaan BG layak bagi perusahaan, dalam hal ini adalah Perum DAMRI UABK Bandung, 'rdasarkan metode yang dipakai yaitu meliputi PW, AW, IRR, PP, dan BCA . Dengan erode yang sama dapat diketahui bahwa LPG tidak layak untuk dipakai. Penggunaan BBG sendiri diperkirakan akan menurunkan biaya produksi per penumpang sebesar 6,3%. 'dangkan penggunaan LPG tidak layak berdasarkan metode yang sama meskipun juga enurunkan biaya produksi per penumpang sebesar 1%. Bagi masyarakat perubahan ini iaklah terlalu berpengaruh dari segi tarif mengingat tarif yang selama ini ditetapkan tidak cara langsung berdasarkan pada biaya produksi, akan tetapi lebih pada penetapan 'rsama antara Perum DAMRI, pemerintah daerah, dan DPRD yang mana proses politik ini ga mempertimbangkan berbagai hal lain seperti tingkat kemampuan dan peneemmaan zsyarakat serta berbagai faktor sosial-ekonomi yang lain.. Dari segi kualitas udara, byakan ini diharapkan akan dapat mereduksi emisi yang keluar dari kendaraan karena Is, baik BBG maupun LPG, mempunyai kadar buangan yang lebih rendah dibandingkan lar.