26 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian

advertisement
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1
Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian asosiatif yang dimaksudkan untuk
mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih, dan dalam hal ini hubungan
tersebut bersifat kausal dimana variabel bebas mempengaruhi variabel terikat.
Unit analisis yang digunakan untuk masing-masing identifikasi masalah
adalah unit analisis tingkat kinerja karyawan pada PT. Suka Dadi. Time horizon
yang digunakan adalah cross sectional, yaitu data yang dikumpulkan untuk
penelitian ini pada waktu (satu kurun waktu) dan tempat tertentu saja. Untuk lebih
ringkasnya, desain dari penelitian ini dijabarkan pada Tabel 3.1 berikut.
Tabel 3.1 Desain Penelitian
Tujuan
Penelitian
Disain Penelitian
Jenis dan Metode
Penelitian
Unit Analisis
Time Horizon
T-1
Asosiatif / Survey
Individu: Karyawan pada
PT. Suka Dadi
Cross
Sectional
T-2
Asosiatif / Survey
Individu: Karyawan pada
PT. Suka Dadi
Cross
Sectional
T-3
Asosiatif / Survey
Individu: Karyawan pada
PT. Suka Dadi
Cross
Sectional
Sumber: Pengelolaan Penulis, 2013
Keterangan:
T-1 Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh orientasi kewirusahaan,
budaya organisasi secara simultan dan parsial terhadap kemampuan
manajemen PT. Suka Dadi
T-2 Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh kemampuan manajemen
terhadap kinerja PT. Suka Dadi
26
27
T-2 Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh orientasi kewirusahaan dan
budaya organisasi secara simultan dan parsial terhadap kinerja PT. Suka
Dadi baik langsung dan tidak langsung melalui kemampuan manajemen.
3.2
Tabel Operasionalisasi Variabel Penelitian
Tabel 3.2 Operasionalisasi Variabel Penelitian
Variabel
Konsep
Variabel
Skala
Penguku
ran
Model
Skala
Penguku
ran
Interval
Likert
Interval
Likert
3. Self
Reliance
a. Orang lain banyak yang
dapat bekerja sebaik saya
b. Suka mengambil keputusan
sendiri
c. Saya lebih suka melibatkan
teman
Interval
Likert
4.
Extroversio
n,
a. Suka berjumpa dengan
orang baru
b. Berinisiatif untuk memluai
pembicaraan
c. Menyukai banyak
kesibukan
Interval
Likert
Dimensi
1. Need for
Achievment
Orientasi
Kewirausaha
an (X1)
Menurut
Ginsberg
dalam Isa
Muzakar
(2011),
pengertian
orientasi
kewirausahaan
sebagai
kecenderungan
individu untuk
melakukan
inovasi,
proaktif dan
mau
mengambil
risiko untuk
memulai atau
mengelola
usaha
2. Locus of
Control
Indikator
a. Tidak puas bila yang
diinginkan belum diperoleh
b. Terus berusaha meskipun
orang lain mengatakan tidak
mungkin
c. Terus bekerja sampai
mencapai tujuan yang
diinginkan
a.Apa yang dicapai adalah
hasil kerja keras (Internal
Locus of Control)
b. Untung atau ruginya usaha
ditentukan oleh diri sendiri
(Internal Locus of Control)
c. Mampu menguasai diri
(Internal Locus of Control)
28
Budaya
Organisasi
(X2)
Kemampuan
Manajemen
(Y)
Menurut
Robbins &
Mary (2009,
p.62) budaya
organisasi
adalah sistem
makna dan
keyakinan
bersama yang
dianut oleh
para anggota
organisasi
yang
menentukan,
sebagian besar,
bagaimana
karyawan
bersikap
Menurut Suci
Rahayu P
(2009),
kemampuan
manajemen
(managerial
skills)
merupakan
sekumpulan
keahlian dan
kompetensi
baik secara
administrative
maupun
operasional
1.
Innovation
and risk
taking
(inovasi
dan
pengambila
n resiko)
a. Kebebasan berinovasi dan
bertanggung jawab pada
pekerjaan
Interval
Likert
2. Attention
to detail
(perhatian
pada hal
detail)
a. Menyelesaikan tugas
dengan cepat, tepat dan teliti.
Interval
Likert
3. Outcome
orientation
(orientasi
pada
manfaat)
a. Fokus pada hasil dan
manfaat.
Interval
Likert
4. People
orientation
(orientasi
pada orang)
a.. Fokus pada kepentingan
bersama.
Interval
Likert
5. Team
orientation
(orientasi
pada tim)
a. Berorientasi pada tim
Interval
Likert
6.
Agrressivin
ess
(agresivitas
)
a. Bertindak agresif
Interval
Likert
7. Stability
(stabilitas).
a. Menjaga Status quo
Interval
Likert
Interval
Likert
1. Kemampuan
berkomunikasi
untuk
dengan
karyawan secara baik.
-
2. Mampu mengantar barang
tepat waktu.
3. Kemampuan
keputusan sendiri.
membuat
29
dalam periode
waktu tertentu
4. Mampu
menyelesaikan
masalah usaha
5. Mampu mengarahkan dan
memotivasi karyawan.
6. Mampu
mendelegasikan
pekerjaan dengan baik
7. Mampu
untuk
membuat
rencana strategi bisnis
8. Memperhatikan
perubahaan
lingkungan
yang terkait dengan usaha
9. Membangun tim kerja yang
handal
10. Mampu menyelesaikan
konflik yang terjadi.
Kinerja
Perusahaan(
Z)
Menurut
Soedjono
(2005), kinerja
organisasi atau
kinerja
perusahaan
merupakan
indikator
tingkatan
prestasi yang
dapat dicapai
dan
mencerminkan
keberhasilan
manajer /
pengusaha
Sumber : Penulis , 2013
1.
Perspektif
finansial
a. Perusahaan berusaha untuk
meningkatkan pangsa pasar
dengan fokus pada penjualan
b. Perusahaan berusaha
menggunakan asset secara
efektif dan efisien untuk
menekan biaya
Interval
Likert
2.
Perspektif
pelanggan
a. Perusahaan dapat
mengidentifikasi kebutuhan
pelanggan
Interval
Likert
3.Perspektif
proses
bisnis
internal
a. Perusahaan melakukan
inovasi untuk meningkatkan
nilai bagi pelanggan
b.Perusahaan berusaha untuk
melakukan perbaikan proses
bisnis yang telah ada
Interval
Likert
4.
Perspektif
pertumbuha
n dan
pelajaran
a. Perusahaan memberikan
infrastruktur yang memadai
b.Perusahaan melakukan
respons akan perubahan
lingkungan
Interval
Likert
30
3.3
Jenis dan Sumber Data Penelitian
Tabel 3.3 Jenis dan Sumber Data Penelitian
Data
Jenis Data
Sumber Data
Kuantitatif
Primer – Kuisioner
Kuantitatif
Primer – Kuisioner
Kuantitatif
Primer – Kuisioner
Kuantitatif
Primer – Kuisioner
Orientasi
Kewirausahaan
Budaya Organisasi
Kemampuan
Manajemen
Kinerja Perusahaan
Sumber : Penulis , 2013
3.4
Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini, pengumpulan data dilakukan dengan studi pustaka yang
dijadikan sebagai landasan teori, serta sumber-sumber lainnya didapatkan dari media
internet dan jurnal-jurnal.
Kemudian dilakukan studi lapangan yaitu :
1. Wawancara, dimana peneliti memberikan seperangkat pertanyaan tertulis dan
pertanyaan lisan pada bagian wawancara.
2. Kuesioner, dimana pernyataan dalam kuesioner dibuat berdasarkan indikatorindikator kemudian menggunakan skala pengukuran yaitu skala likert.
Menurut Sarjono Haryadi dan Julianita Winda (2011,p6), skala likert adalah
skala yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi
seseorang atau sekelompok orang terhadap suatu kejadian atau keadaan
sosial, dimana variablel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator
variabel kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk
menyusun item-item pernyataan. Skala Likert digunakan untuk mengukur
31
sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok tentang kejadian
atau gejala sosial (Riduwan dan Kuncoro, 2007, p.20). Setiap jawaban dari
pernyataan yang dibuat berdasarkan indikator, maka dapat dihubungkan
setiap jawaban dengan bentuk pernyataan tersebut sebagai berikut :
Sangat Setuju
(SS) =
5
Setuju
(S) =
4
Netral
(N) =
3
Tidak Setuju
(TS) =
2
Sangat Tidak Setuju
(STS) = 1
Kemudian setelah diperoleh hasil kuesioner dilakukan transformasi data
terlebih dahulu kemudian dilakukan analisis data. Menurut Riduwan dan Kuncoro
(2008) dalam buku Haryadi Sarjono dan Winda Julianita (2011, p.12),
mentransformasikan data interval bertujuan untuk memenuhi sebagian dari syarat
analisis parametric, dimana data setidaknya berskala interval. Teknik transformasi
yang paling sederhana adalah dengan menggunakan MSI (Method of Successive
Interval). MSI merupakan metode yang digunakan untuk mentransformasikan data
dari ordinal menjadi interval.
3.5
Teknik Pengambilan Sampel
Menurut Riduwan dan Kuncoro (2007,p38), populasi adalah keseluruhan dari
karateristik atau unit pengukuran yang menjadi objek penelitian atau populasi
merupakan obyek atau subyek yang berada pada suatu wilayah dan memenuhi syarat
tertentu berkaitan dengan masalah penelitian.
32
Sampel dalam penelitian ini adalah karyawan tetap dan telah bekerja minimal
selama 2 tahun di PT. Suka Dadi.
Berdasarkan kriteria diatas maka subjek yang akan dilakukan penelitian yakni
105 karyawan tetap dengan kriteria telah bekerja minimal selama 2 tahun di PT.
Suka Dadi maka penelitian ini tidak menggunakan pengambilan sampel tetapi
merupakan penelitian populasi.
3.6
Metode Analisis
Dalam penelitian ini analisis diawali dengan pengumpulan dan pengolahan
data yang diperoleh dari kuesioner dengan menggunakan skala likert, yang kemudian
diuji validitas dan reliabilitas serta normalitasnya. Kemudian hasil pengolahan data
tersebut dianalisis lebih lanjut untuk menjawab tujuan-tujuan penelitian, dengan
menggunakan analisis korelasi pearson dan regression linear. Pengolahan data
menggunakan program SPSS versi 16.0.
Tabel 3.4 Metode Analisis Data
Tujuan
Penelitian
T-1
T-2
T-3
Jenis Penelitian
Asosiatif
Asosiatif
Asosiatif
Metode Analisis
Teknik Analisis
Path Analysis dan Korelasi Pearson
Path Analysis dan Korelasi Pearson
Path Analysis dan Korelasi Pearson
Sumber: Penulis, 2013
3.6.1 Uji Validitas
Uji validitas dilakukan berkenaan dengan ketepatan alat ukur terhadap
konsep yang diukur sehingga benar-benar mengukur apa yang seharusnya
diukur. Berkaitan dengan pengujian validitas instrument menurut Riduwan
(2004, p109) menjelaskan bahwa validitas adalah suatu ukuran yang
menunjukkan tingkat keandalan suatu alat ukur. Instrumen yang valid berarti
33
alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data itu valid. terlebih dahulu
dicari jumlah korelasi antar bagian-bagian dari alat ukur dengan skor total
yang merupakan jumlah tiap skor butir.
Dasar pengambilan keputusan uji validitas adalah :
•
Jika r
hitung
positif, serta r
hitung
≥r
tabel,
maka butir atau variabel tersebut
hitung
positif, serta r
hitung
<r
tabel,
maka butir atau variabel tersebut
valid
•
Jika r
tidak valid
•
Jika r hitung ≥ r tabel, tapi bertanda negatif, maka butir atau variabel tersebut
tidak valid
3.6.2 Uji Reliabilitas
Pengertian reliabilitas, Sekaran (2006, p.43) adalah suatu pengukuran
yang menunjukkan sejauh mana pengukuran tersebut tanpa bias (bebas
kesalahan) dan karena itu menjamin pengukuran yang konsisten lintas waktu
dan lintas beragam item dalam instrumen. Dengan kata lain, keandalan suatu
pengukuran merupakan indikasi mengenai stabilitas dan konsistensi dimana
instrument mengukur konsep dan membantu menilai ketepatan sebuah
pengukuran.
Dalam penelitian ini teknik untuk menghitung indeks reliabilitas yaitu
dengan menggunakan cronbach’s alpha. Rumus cronbach’s alpha dapat
digunakan untuk mencari reliabilitas instrumen yang skornya merupakan
rentangan antara beberapa nilai atau berbentuk skala. Berikut rumusnya :
r11 =
Dimana :
34
r11
= reliabilitas instrument
k
= banyak butir pertanyaan
σt2
= varians total
∑σb2 = jumlah varians butir
Dasar pengambilan keputusannya adalah sebagai berikut:
• Bila r hitung> 0,6 maka kuesioner tersebut dinyatakan reliabel.
• Bila r hitung< 0,6 maka kuesioner tersebut dinyatakan tidak reliabel.
3.6.3 Uji Normalitas
Menurut Santoso (2010, p.43), menyatakan tujuan uji normalitas
adalah ingin mengetahui apakah distribusi sebuah data mengikuti atau
mendekati distribusi normal, yakni distribusi data dengan bentuk lonceng
(bell shaped). Data yang ‘baik’ adalah data yang mempunyai pola seperti
distribusi normal, yakni distribusi data tersebut tidak menceng ke kiri atau
menceng ke kanan.
Dalam uji normalitas, SPSS menyajikan output yang ditampilkan
dalam dua tabel sekaligus yaitu Kolmogrov-Smirnov dan Shapiro-Wilk.
Menurut Sarjono & Julianita (2011, p.64), menyatakan dalam uji normalitas
bahwa jika peneliti memiliki responden diatas >50, maka Sig. KolmogorovSmirnov yang dibandingkan dengan Aplha, sedangkan jika peneliti memiliki
responden dibawah <50, maka Sig. Shapiro-Wilk yang dibandingkan dengan
Aplha untuk menguji normiltas dari data yang diperoleh peneliti.
Pengujian normalitas dalam penelitian ini dilakukan dengan
menggunakan uji Shapiro-Wilk, karena jumlah responden atau sampel yang
35
dipakai oleh penulis sebesar 37 responden (dibawah <50). Adapun kriteria
pengujian normalitas adalah sebagai berikut :
•
Jika angka signifikansi Uji Shapiro-Wilk Sig ≥ 0,05 maka data
berdistribusi normal
•
Jika angka signifikansi Uji Shapiro-Wilk Sig < 0,05 maka data
berdistribusi tidak normal
Selain itu menurut Santoso (2010, p.46), uji normalitas untuk tiap
variabel dapat dilakukan dengan melihat titik sebaran data pada gambar
grafik Q-Q plot. Data – data dari variabel dapat dikatakan normal, data dari
variabel bergerombol di sekitar garis uji, dan tidak ada data yang terletak jauh
dari sebaran data.
3.6.4 Analisis Korelasi
Menurut Riduwan dan Kuncoro (2008, p.61), korelasi Product
Moment (PPM) digunakan untuk mengetahui derajat hubungan antara
variabel bebas (independent) dan variabel terikat (dependent).
Rumus yang digunakan korelasi PPM (sederhana) :
rxy =
Korelasi PPM dilambangkan dengan (r) dengan ketentuan nilai r tidak
lebih dari harga (-1 ≤ r ≤ + 1 ). Apabila nilai r = -1, artinya korelasinya
negatif sempurna; r = 0 artinya tidak ada korelasi; dan r=1 berarti korelasinya
sangat kuat. Sedangkan arti harga r akan dikonsultasikan dengan tabel
interpretasi nilai r sebagai berikut:
36
Tabel 3.5 Interprestasi koefisien korelasi nilai r
Interval koefisien
Tingkat hubungan
0,80 – 1,000
Sangat Kuat
0,60 – 0,799
Kuat
0,40 – 0,599
Cukup Kuat
0,20 – 0,399
Rendah
0,00 – 0,199
Sangat Rendah
Sumber : Riduwan dan Kuncoro (2007,p62)
3.6.5 Path Analysis
Menurut Riduwan dan Kuncoro (2008,p 115), Path Analysis
digunakan untuk menguji besarnya sumbangan (kontribusi) yang ditunjukkan
oleh koefisien jalur pada setiap diagram jalur dari hubungan kausal antar
variabel X1,X2 terhadap Y serta dampaknya kepada Z. Analisis korelasi dan
regresi merupakan dasar dari perhitungan koefisien jalur. Kemudian
menggunakan software program SPP dilakukan perhitungan.
Menurut David Garson dalam Sarwono, Jonathan, (2009), Path
Analisis, (ONLINE), www.jonathansarwono.info/aj/analisis_jalur.htm, 2
Maret 2010, mendefinisikan analisis jalur sebagai “Model perluasan regresi
yang digunakan untuk menguji keselarasan matriks korelasi dengan dua atau
lebih model hubungan sebab akibat yang dibandingkan oleh peneliti.
Modelnya digambarkan dalam bentuk gambar lingkaran dan panah dimana
anak panah tunggal menunjukkan sebagai penyebab. Regresi dikenakan pada
masing-masing variabel dalam suatu model sebagai variabel tergantung
(pemberi respon) sedang yang lain sebagai penyebab. Pembobotan regresi
37
diprediksikan dalam suatu model yang dibandingkan dengan matriks korelasi
yang diobservasi untuk semua variabel dan dilakukan juga perhitungan uji
keselarasan statistic. Dari definisi diatas dapat disumpulkan bahwa
sebenarnya analisis jalur merupakan kepanjangan dari analisis regresi
berganda.
3.6.5.1 Prinsip-Prinsip Dasar Path Analysis
Prinsip- prinsip dasar yang sebaiknya dipenuhi dalam analisis
jalur diantaranya:
1) Adanya linearitas (Linearity). Hubungan antar variabel bersifat
linear
2) Adanya adivitas (Additivity). Tidak ada efek-efek interaksi
3) Data berskala interval. Semua variabel yang diobservasi
mempunyai data bersifat interval (scaled values). Jika data belum
dalam bentuk skala interval, sebaiknya data diubah dengan
menggunakan metode suksesive interval (MSI) terlebih dahulu.
4) Semua variabel residual (yang tidak diukur) tidak berkorelasi
dengan salah satu variabel-variabel dalam model.
5) Istilah gangguan (disturbance terms) atau variabel residual tidak
boleh berkorelasi dengan semua variabel endogenous dalam
model. Jika dilanggar, maka akan berakibat hasil regresi menjadi
tidak tepat untuk mengestimasikan parameter-parameter jalur.
6) Sebaiknya hanya terdapat multikoliniearitas yang rendah.
Multikolinieritas maksudnya dua atau lebih varibael bebas
(penyebab) mempunyai hubungan yang sangat tinggi. Jika terjadi
38
hubungan yang tinggi maka kita akan mendapatkan standar error
yang besar dari koefesien beta (b) yang digunakan untuk
menghilangkan varians biasa dalam melakukan analisis korelasi
secara parsial.
7) Adanya recurvisitas. Semua anak panah mempunyai satu arah,
tidak boleh terjadi pemutaran kembali (looping).
8) Spesifikasi model benar diperlukan untuk menginterpretasi
koefesien-koefesien jalur. Kesalahan spesifikasi terjadi ketika
variabel penyebab yang signifikan dikeluarkan dari model.
Semua koefesien jalur akan merefleksikan kovarians bersama
dengan semua variabel yang tidak diukur dan tidak akan dapat
diinterpretasi secara tepat dalam kaitannya dengan akibat
langsung dan tidak langsung.
9) Sampel sama dibutuhkan untuk pengitungan regresi dalam model
jalur.
Asumsi analisis jalur mengikuti asumsi umum refresi linear, yaitu :
1)
Model regresi harus layak. Kelayakan
ini diketahui jika angka signifikansi pada ANOVA sebesar <
0.05
2)
Predictor yang digunakan sebagai
variable bebas harus layak. Kelayakan ini diketahui jika angka
Standard Error of Estimate < Standard Deviation
3)
Koefesien regresi harus signifikan.
Pengujian dilakukan dengan Uji T.
39
Koefesien regresi signifikan jika T hitung > T table (nilai kritis)
4) Tidak boleh terjadi multikolinieritas, artinya tidak boleh terjadi
korelasi yang sangat tinggi atau sangat rendah antar variabel
bebas.
5) Tidak terjadi otokorelasi. Terjadi otokorelasi jika angka Dubin
dan Watson sebesar < 1 dan > 3
3.6.5.2 Model dan Persamaan Struktural Path Analysis
Model struktural yaitu bila setiap variabel endogen (Y) secara
unik keadaannya ditentukan variabel eksogen (X). Diagram jalur
berikut menunjukkan struktur hubungan kausal antar variabel.
Sumber : Riduwan dan Kuncoro (2008, p5)
Gambar 3.1 Diagram Jalur
Persamaan structural untuk diagram jalur yaitu :
Y = ߩyx1 X1 + ߩyx2 X2 + ߩyx3 X3 + ߝ1
Z = ߩzx1 X1 + ߩzx3 X2 + ߩzy X3 + ߝ2
Keterangan :
40
ρ
= koefisien jalur (path coefficient), yang menunjukkan pengaruh
langsung variabel eksogen terhadap variabel endogen
ε
= faktor residual, yang menunjukkan pengaruh variabel lain
yang tidak diteliti atau kekeliruan pengukuran variabel
Kategori seberapa besar pengaruh variabel independen terhadap
variabel dependen dalam Path Analysis dilihat dari nilai koefisien beta akan
diuraikan pada Tabel 3.6 berikut ini :
Tabel 3.6 Kategori Pengaruh Variabel dalam Path Analysis
Nilai Koefisien Beta
Kategori Pengaruh
0,05-0,09
Lemah
0,10- 0,29
Sedang
>0,30
Kuat
Sumber : Riduwan , 2008
Langkah-langkah menguji Path Analysis sebagai berikut :
1) Merumuskan hipotesis dan persamaan structural
Struktur : Y = ߩyx1 X1 + ߩyx2 X2 + ߩy ߝ1
2) Menghitung koefisien jalur yang didasarkan pada koefisien regresi
a.
Gambarkan diagram jalur lengkap, tentukan sub-sub strukturnya
dan rumuskan persamaan structuralnya yang sesuai hipotesis yang
diajukan.
Hipotesis : Naik turunnya variabel endogen (Y) dipengaruhi secara
signifikan oleh variabel eksogen (X1 dan X2)
b.
Menghitung koefisien regresi untuk struktur yang telah dirumuskan.
Hitung koefisien regresi untuk struktur yang telah dirumuskan:
41
Persamaan regresi ganda : Y = a + b1X1 + b1X2 + ε1
3)
Menghitung koefisien jalur secara
simultan (keseluruhan)
Uji secara keseluruhan hipotesis statistik dirumuskan sebagai berikut
Ha : ߩyx1 = ߩyx2 = ........ = ߩyxn ≠ 0
Ho : ߩyx1 = ߩyx2 = ........ = ߩyxn = 0
a)
Kaidah pengujian signifikansi secara
manual : Menggunakan Tabel F
Keterangan :
n = jumlah sampel
k = jumlah variabel endogen
R2yxk = R square
Jika Fhitung ≥ Ftabel maka tolak Ho artinya signifikan dan
Fhitung ≤ Ftabel terima Ho artinya tidak signifikan
Dengan taraf signifikan (α) = 0.05
Carilah nilai Ftabel menggunakan Tabel F dengan menggunakan rumus:
Ftabel = F{(1-α) (dk = k), (dk = n –k -1)} atau F {(1-α) (v1 = k), (v2 = n-k-1)}
b)
Kaidah
pengujian
signifikansi
:
Program SPSS
i.
Jika nilai probabilitas 0,05 lebih kecil
atau sama dengan nilai probabilitas Sig atau [0,05 ≤ Sig], maka
Ho diterima, Ha ditolak artinya tidak signifikan.
42
ii.
Jika nilai probabilitas 0,05 lebih besar
atau sama dengan nilai probabilitas Sig atau [0,05 ≥ Sig], maka
Ho ditolak dan Ha diterima, artinya signifikan.
4)
Menghitung koefisien jalur secara individu
Hipotesis penelitian yang akan diuji dirumuskan menjadi hipotesis
statistik berikut:
Ha: ρyx1 > 0
Ho: ρyx1 = 0
Secara individual uji statistik yang digunakan adalah uji t yang dihitung
dengan rumus (Kusnedi, 2005, p.12)
Keterangan :
Statistik SepX1 diperoleh dari hasil komputasi pada SPSS untuk analisis
regresi setelah data ordinal ditransformasi ke interval.
Selanjutnya untuk mengetahui signifikansi analisis jalur bandingkan
antara nilai probabilitas Sig dengan dasar pengambilan keputusan sebagai
berikut.
Jika nilai probabilitas 0,05 lebih kecil atau sama dengan nilai probabilitas
Sig atau [0,05 ≤ Sig], maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya tidak
signifikan.
i.
Maka Jika nilai probibilitas 0,05 lebih besar atau sama dengan
nilai probabilitas Sig atau [0,05 ≥ Sig], maka Ho ditolak dan Ha
diterima, artinya signifikan.
5) Menyarankan dan Menyimpulkan
43
Kemudian setelah didapat hasil perhitungan maka dibuatlah ringksan dari
hasil penelitian tersebut kemudian dianalisis dan disimpulkan yang
berguna untuk pengambilan keputusan penelitian.
3.7
Rancangan Uji Hipotesis
Berdasarkan asumsi-asumsi penelitian sebagaimana diuraikan di atas, maka
dapat dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut:
Dasar pengambilan keputusan :
Sig > 0,05 : Ho ditolak, Ha diterima
Sig < 0,05 : Ho diterima, Ha ditolak
1) Untuk T – 1
Ho = Tidak ada pengaruh atau kontribusi antara variabel Orientasi
Kewirausahaan dan Budaya Organisasi terhadap Kemampuan Manajemen
secara simultan dan parsial.
Ha = Ada pengaruh atau kontribusi antara variabel Orientasi Kewirausahaan
dan Budaya Organisasi terhadap Kemampuan Manajemen secara simultan
dan parsial.
2) Untuk T – 2
Ho = Tidak ada pengaruh atau kontribusi antara variabel Kemampuan
Manajemen terhadap Kinerja Perusahaan.
Ha = Ada pengaruh atau kontribusi antara variabel Kemampuan Manajemen
terhadap Kinerja Perusahaan.
3) Untuk T – 3
44
Ho = Tidak ada pengaruh atau kontribusi antara variabel Orientasi
Kewirausahaan dan Budaya Organisasi terhadap Kinerja secara simultan dan
parsial.
Ha = Ada pengaruh atau kontribusi antara variabel Orientasi Kewirausahaan
dan Budaya Organisasi terhadap Kinerja secara simultan dan parsial.
3.8
Rancangan Implikasi Hasil Penelitian
Rancangan implikasi hasil penelitian ini yaitu setelah data yang terkumpul
melalui data sekunder yang diperoleh dari perusahaan dan data primer yang
dilakukan dengan kuisioner. Data primer tersebut kemudian dilakukan analisis
pengaruh orientasi kewirausahaan
dan budaya organisasi terhadap kemampuan
manajemen serta dampaknya pada kinerja perusahaan pada PT. Suka Dadi.
Dari analisis di atas,
bila didapatkan ternyata variabel-variabel tersebut
berkontribusi terhadap kinerja perusahaan pada PT. Suka Dadi. Kemudian dari tiaptiap indikator dapat ditinjau hasil antar indikator sehingga nantinya digunakan dalam
pengambilan kesimpulan dan pemberian saran.
Download