BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian asosiatif yang dimaksudkan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih, dan dalam hal ini hubungan tersebut bersifat kausal dimana variabel bebas mempengaruhi variabel terikat. Unit analisis yang digunakan untuk masing-masing identifikasi masalah adalah unit analisis tingkat kinerja karyawan pada PT. Suka Dadi. Time horizon yang digunakan adalah cross sectional, yaitu data yang dikumpulkan untuk penelitian ini pada waktu (satu kurun waktu) dan tempat tertentu saja. Untuk lebih ringkasnya, desain dari penelitian ini dijabarkan pada Tabel 3.1 berikut. Tabel 3.1 Desain Penelitian Tujuan Penelitian Disain Penelitian Jenis dan Metode Penelitian Unit Analisis Time Horizon T-1 Asosiatif / Survey Individu: Karyawan pada PT. Suka Dadi Cross Sectional T-2 Asosiatif / Survey Individu: Karyawan pada PT. Suka Dadi Cross Sectional T-3 Asosiatif / Survey Individu: Karyawan pada PT. Suka Dadi Cross Sectional Sumber: Pengelolaan Penulis, 2013 Keterangan: T-1 Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh orientasi kewirusahaan, budaya organisasi secara simultan dan parsial terhadap kemampuan manajemen PT. Suka Dadi T-2 Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh kemampuan manajemen terhadap kinerja PT. Suka Dadi 26 27 T-2 Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh orientasi kewirusahaan dan budaya organisasi secara simultan dan parsial terhadap kinerja PT. Suka Dadi baik langsung dan tidak langsung melalui kemampuan manajemen. 3.2 Tabel Operasionalisasi Variabel Penelitian Tabel 3.2 Operasionalisasi Variabel Penelitian Variabel Konsep Variabel Skala Penguku ran Model Skala Penguku ran Interval Likert Interval Likert 3. Self Reliance a. Orang lain banyak yang dapat bekerja sebaik saya b. Suka mengambil keputusan sendiri c. Saya lebih suka melibatkan teman Interval Likert 4. Extroversio n, a. Suka berjumpa dengan orang baru b. Berinisiatif untuk memluai pembicaraan c. Menyukai banyak kesibukan Interval Likert Dimensi 1. Need for Achievment Orientasi Kewirausaha an (X1) Menurut Ginsberg dalam Isa Muzakar (2011), pengertian orientasi kewirausahaan sebagai kecenderungan individu untuk melakukan inovasi, proaktif dan mau mengambil risiko untuk memulai atau mengelola usaha 2. Locus of Control Indikator a. Tidak puas bila yang diinginkan belum diperoleh b. Terus berusaha meskipun orang lain mengatakan tidak mungkin c. Terus bekerja sampai mencapai tujuan yang diinginkan a.Apa yang dicapai adalah hasil kerja keras (Internal Locus of Control) b. Untung atau ruginya usaha ditentukan oleh diri sendiri (Internal Locus of Control) c. Mampu menguasai diri (Internal Locus of Control) 28 Budaya Organisasi (X2) Kemampuan Manajemen (Y) Menurut Robbins & Mary (2009, p.62) budaya organisasi adalah sistem makna dan keyakinan bersama yang dianut oleh para anggota organisasi yang menentukan, sebagian besar, bagaimana karyawan bersikap Menurut Suci Rahayu P (2009), kemampuan manajemen (managerial skills) merupakan sekumpulan keahlian dan kompetensi baik secara administrative maupun operasional 1. Innovation and risk taking (inovasi dan pengambila n resiko) a. Kebebasan berinovasi dan bertanggung jawab pada pekerjaan Interval Likert 2. Attention to detail (perhatian pada hal detail) a. Menyelesaikan tugas dengan cepat, tepat dan teliti. Interval Likert 3. Outcome orientation (orientasi pada manfaat) a. Fokus pada hasil dan manfaat. Interval Likert 4. People orientation (orientasi pada orang) a.. Fokus pada kepentingan bersama. Interval Likert 5. Team orientation (orientasi pada tim) a. Berorientasi pada tim Interval Likert 6. Agrressivin ess (agresivitas ) a. Bertindak agresif Interval Likert 7. Stability (stabilitas). a. Menjaga Status quo Interval Likert Interval Likert 1. Kemampuan berkomunikasi untuk dengan karyawan secara baik. - 2. Mampu mengantar barang tepat waktu. 3. Kemampuan keputusan sendiri. membuat 29 dalam periode waktu tertentu 4. Mampu menyelesaikan masalah usaha 5. Mampu mengarahkan dan memotivasi karyawan. 6. Mampu mendelegasikan pekerjaan dengan baik 7. Mampu untuk membuat rencana strategi bisnis 8. Memperhatikan perubahaan lingkungan yang terkait dengan usaha 9. Membangun tim kerja yang handal 10. Mampu menyelesaikan konflik yang terjadi. Kinerja Perusahaan( Z) Menurut Soedjono (2005), kinerja organisasi atau kinerja perusahaan merupakan indikator tingkatan prestasi yang dapat dicapai dan mencerminkan keberhasilan manajer / pengusaha Sumber : Penulis , 2013 1. Perspektif finansial a. Perusahaan berusaha untuk meningkatkan pangsa pasar dengan fokus pada penjualan b. Perusahaan berusaha menggunakan asset secara efektif dan efisien untuk menekan biaya Interval Likert 2. Perspektif pelanggan a. Perusahaan dapat mengidentifikasi kebutuhan pelanggan Interval Likert 3.Perspektif proses bisnis internal a. Perusahaan melakukan inovasi untuk meningkatkan nilai bagi pelanggan b.Perusahaan berusaha untuk melakukan perbaikan proses bisnis yang telah ada Interval Likert 4. Perspektif pertumbuha n dan pelajaran a. Perusahaan memberikan infrastruktur yang memadai b.Perusahaan melakukan respons akan perubahan lingkungan Interval Likert 30 3.3 Jenis dan Sumber Data Penelitian Tabel 3.3 Jenis dan Sumber Data Penelitian Data Jenis Data Sumber Data Kuantitatif Primer – Kuisioner Kuantitatif Primer – Kuisioner Kuantitatif Primer – Kuisioner Kuantitatif Primer – Kuisioner Orientasi Kewirausahaan Budaya Organisasi Kemampuan Manajemen Kinerja Perusahaan Sumber : Penulis , 2013 3.4 Teknik Pengumpulan Data Dalam penelitian ini, pengumpulan data dilakukan dengan studi pustaka yang dijadikan sebagai landasan teori, serta sumber-sumber lainnya didapatkan dari media internet dan jurnal-jurnal. Kemudian dilakukan studi lapangan yaitu : 1. Wawancara, dimana peneliti memberikan seperangkat pertanyaan tertulis dan pertanyaan lisan pada bagian wawancara. 2. Kuesioner, dimana pernyataan dalam kuesioner dibuat berdasarkan indikatorindikator kemudian menggunakan skala pengukuran yaitu skala likert. Menurut Sarjono Haryadi dan Julianita Winda (2011,p6), skala likert adalah skala yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang terhadap suatu kejadian atau keadaan sosial, dimana variablel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item pernyataan. Skala Likert digunakan untuk mengukur 31 sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok tentang kejadian atau gejala sosial (Riduwan dan Kuncoro, 2007, p.20). Setiap jawaban dari pernyataan yang dibuat berdasarkan indikator, maka dapat dihubungkan setiap jawaban dengan bentuk pernyataan tersebut sebagai berikut : Sangat Setuju (SS) = 5 Setuju (S) = 4 Netral (N) = 3 Tidak Setuju (TS) = 2 Sangat Tidak Setuju (STS) = 1 Kemudian setelah diperoleh hasil kuesioner dilakukan transformasi data terlebih dahulu kemudian dilakukan analisis data. Menurut Riduwan dan Kuncoro (2008) dalam buku Haryadi Sarjono dan Winda Julianita (2011, p.12), mentransformasikan data interval bertujuan untuk memenuhi sebagian dari syarat analisis parametric, dimana data setidaknya berskala interval. Teknik transformasi yang paling sederhana adalah dengan menggunakan MSI (Method of Successive Interval). MSI merupakan metode yang digunakan untuk mentransformasikan data dari ordinal menjadi interval. 3.5 Teknik Pengambilan Sampel Menurut Riduwan dan Kuncoro (2007,p38), populasi adalah keseluruhan dari karateristik atau unit pengukuran yang menjadi objek penelitian atau populasi merupakan obyek atau subyek yang berada pada suatu wilayah dan memenuhi syarat tertentu berkaitan dengan masalah penelitian. 32 Sampel dalam penelitian ini adalah karyawan tetap dan telah bekerja minimal selama 2 tahun di PT. Suka Dadi. Berdasarkan kriteria diatas maka subjek yang akan dilakukan penelitian yakni 105 karyawan tetap dengan kriteria telah bekerja minimal selama 2 tahun di PT. Suka Dadi maka penelitian ini tidak menggunakan pengambilan sampel tetapi merupakan penelitian populasi. 3.6 Metode Analisis Dalam penelitian ini analisis diawali dengan pengumpulan dan pengolahan data yang diperoleh dari kuesioner dengan menggunakan skala likert, yang kemudian diuji validitas dan reliabilitas serta normalitasnya. Kemudian hasil pengolahan data tersebut dianalisis lebih lanjut untuk menjawab tujuan-tujuan penelitian, dengan menggunakan analisis korelasi pearson dan regression linear. Pengolahan data menggunakan program SPSS versi 16.0. Tabel 3.4 Metode Analisis Data Tujuan Penelitian T-1 T-2 T-3 Jenis Penelitian Asosiatif Asosiatif Asosiatif Metode Analisis Teknik Analisis Path Analysis dan Korelasi Pearson Path Analysis dan Korelasi Pearson Path Analysis dan Korelasi Pearson Sumber: Penulis, 2013 3.6.1 Uji Validitas Uji validitas dilakukan berkenaan dengan ketepatan alat ukur terhadap konsep yang diukur sehingga benar-benar mengukur apa yang seharusnya diukur. Berkaitan dengan pengujian validitas instrument menurut Riduwan (2004, p109) menjelaskan bahwa validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat keandalan suatu alat ukur. Instrumen yang valid berarti 33 alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data itu valid. terlebih dahulu dicari jumlah korelasi antar bagian-bagian dari alat ukur dengan skor total yang merupakan jumlah tiap skor butir. Dasar pengambilan keputusan uji validitas adalah : • Jika r hitung positif, serta r hitung ≥r tabel, maka butir atau variabel tersebut hitung positif, serta r hitung <r tabel, maka butir atau variabel tersebut valid • Jika r tidak valid • Jika r hitung ≥ r tabel, tapi bertanda negatif, maka butir atau variabel tersebut tidak valid 3.6.2 Uji Reliabilitas Pengertian reliabilitas, Sekaran (2006, p.43) adalah suatu pengukuran yang menunjukkan sejauh mana pengukuran tersebut tanpa bias (bebas kesalahan) dan karena itu menjamin pengukuran yang konsisten lintas waktu dan lintas beragam item dalam instrumen. Dengan kata lain, keandalan suatu pengukuran merupakan indikasi mengenai stabilitas dan konsistensi dimana instrument mengukur konsep dan membantu menilai ketepatan sebuah pengukuran. Dalam penelitian ini teknik untuk menghitung indeks reliabilitas yaitu dengan menggunakan cronbach’s alpha. Rumus cronbach’s alpha dapat digunakan untuk mencari reliabilitas instrumen yang skornya merupakan rentangan antara beberapa nilai atau berbentuk skala. Berikut rumusnya : r11 = Dimana : 34 r11 = reliabilitas instrument k = banyak butir pertanyaan σt2 = varians total ∑σb2 = jumlah varians butir Dasar pengambilan keputusannya adalah sebagai berikut: • Bila r hitung> 0,6 maka kuesioner tersebut dinyatakan reliabel. • Bila r hitung< 0,6 maka kuesioner tersebut dinyatakan tidak reliabel. 3.6.3 Uji Normalitas Menurut Santoso (2010, p.43), menyatakan tujuan uji normalitas adalah ingin mengetahui apakah distribusi sebuah data mengikuti atau mendekati distribusi normal, yakni distribusi data dengan bentuk lonceng (bell shaped). Data yang ‘baik’ adalah data yang mempunyai pola seperti distribusi normal, yakni distribusi data tersebut tidak menceng ke kiri atau menceng ke kanan. Dalam uji normalitas, SPSS menyajikan output yang ditampilkan dalam dua tabel sekaligus yaitu Kolmogrov-Smirnov dan Shapiro-Wilk. Menurut Sarjono & Julianita (2011, p.64), menyatakan dalam uji normalitas bahwa jika peneliti memiliki responden diatas >50, maka Sig. KolmogorovSmirnov yang dibandingkan dengan Aplha, sedangkan jika peneliti memiliki responden dibawah <50, maka Sig. Shapiro-Wilk yang dibandingkan dengan Aplha untuk menguji normiltas dari data yang diperoleh peneliti. Pengujian normalitas dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan uji Shapiro-Wilk, karena jumlah responden atau sampel yang 35 dipakai oleh penulis sebesar 37 responden (dibawah <50). Adapun kriteria pengujian normalitas adalah sebagai berikut : • Jika angka signifikansi Uji Shapiro-Wilk Sig ≥ 0,05 maka data berdistribusi normal • Jika angka signifikansi Uji Shapiro-Wilk Sig < 0,05 maka data berdistribusi tidak normal Selain itu menurut Santoso (2010, p.46), uji normalitas untuk tiap variabel dapat dilakukan dengan melihat titik sebaran data pada gambar grafik Q-Q plot. Data – data dari variabel dapat dikatakan normal, data dari variabel bergerombol di sekitar garis uji, dan tidak ada data yang terletak jauh dari sebaran data. 3.6.4 Analisis Korelasi Menurut Riduwan dan Kuncoro (2008, p.61), korelasi Product Moment (PPM) digunakan untuk mengetahui derajat hubungan antara variabel bebas (independent) dan variabel terikat (dependent). Rumus yang digunakan korelasi PPM (sederhana) : rxy = Korelasi PPM dilambangkan dengan (r) dengan ketentuan nilai r tidak lebih dari harga (-1 ≤ r ≤ + 1 ). Apabila nilai r = -1, artinya korelasinya negatif sempurna; r = 0 artinya tidak ada korelasi; dan r=1 berarti korelasinya sangat kuat. Sedangkan arti harga r akan dikonsultasikan dengan tabel interpretasi nilai r sebagai berikut: 36 Tabel 3.5 Interprestasi koefisien korelasi nilai r Interval koefisien Tingkat hubungan 0,80 – 1,000 Sangat Kuat 0,60 – 0,799 Kuat 0,40 – 0,599 Cukup Kuat 0,20 – 0,399 Rendah 0,00 – 0,199 Sangat Rendah Sumber : Riduwan dan Kuncoro (2007,p62) 3.6.5 Path Analysis Menurut Riduwan dan Kuncoro (2008,p 115), Path Analysis digunakan untuk menguji besarnya sumbangan (kontribusi) yang ditunjukkan oleh koefisien jalur pada setiap diagram jalur dari hubungan kausal antar variabel X1,X2 terhadap Y serta dampaknya kepada Z. Analisis korelasi dan regresi merupakan dasar dari perhitungan koefisien jalur. Kemudian menggunakan software program SPP dilakukan perhitungan. Menurut David Garson dalam Sarwono, Jonathan, (2009), Path Analisis, (ONLINE), www.jonathansarwono.info/aj/analisis_jalur.htm, 2 Maret 2010, mendefinisikan analisis jalur sebagai “Model perluasan regresi yang digunakan untuk menguji keselarasan matriks korelasi dengan dua atau lebih model hubungan sebab akibat yang dibandingkan oleh peneliti. Modelnya digambarkan dalam bentuk gambar lingkaran dan panah dimana anak panah tunggal menunjukkan sebagai penyebab. Regresi dikenakan pada masing-masing variabel dalam suatu model sebagai variabel tergantung (pemberi respon) sedang yang lain sebagai penyebab. Pembobotan regresi 37 diprediksikan dalam suatu model yang dibandingkan dengan matriks korelasi yang diobservasi untuk semua variabel dan dilakukan juga perhitungan uji keselarasan statistic. Dari definisi diatas dapat disumpulkan bahwa sebenarnya analisis jalur merupakan kepanjangan dari analisis regresi berganda. 3.6.5.1 Prinsip-Prinsip Dasar Path Analysis Prinsip- prinsip dasar yang sebaiknya dipenuhi dalam analisis jalur diantaranya: 1) Adanya linearitas (Linearity). Hubungan antar variabel bersifat linear 2) Adanya adivitas (Additivity). Tidak ada efek-efek interaksi 3) Data berskala interval. Semua variabel yang diobservasi mempunyai data bersifat interval (scaled values). Jika data belum dalam bentuk skala interval, sebaiknya data diubah dengan menggunakan metode suksesive interval (MSI) terlebih dahulu. 4) Semua variabel residual (yang tidak diukur) tidak berkorelasi dengan salah satu variabel-variabel dalam model. 5) Istilah gangguan (disturbance terms) atau variabel residual tidak boleh berkorelasi dengan semua variabel endogenous dalam model. Jika dilanggar, maka akan berakibat hasil regresi menjadi tidak tepat untuk mengestimasikan parameter-parameter jalur. 6) Sebaiknya hanya terdapat multikoliniearitas yang rendah. Multikolinieritas maksudnya dua atau lebih varibael bebas (penyebab) mempunyai hubungan yang sangat tinggi. Jika terjadi 38 hubungan yang tinggi maka kita akan mendapatkan standar error yang besar dari koefesien beta (b) yang digunakan untuk menghilangkan varians biasa dalam melakukan analisis korelasi secara parsial. 7) Adanya recurvisitas. Semua anak panah mempunyai satu arah, tidak boleh terjadi pemutaran kembali (looping). 8) Spesifikasi model benar diperlukan untuk menginterpretasi koefesien-koefesien jalur. Kesalahan spesifikasi terjadi ketika variabel penyebab yang signifikan dikeluarkan dari model. Semua koefesien jalur akan merefleksikan kovarians bersama dengan semua variabel yang tidak diukur dan tidak akan dapat diinterpretasi secara tepat dalam kaitannya dengan akibat langsung dan tidak langsung. 9) Sampel sama dibutuhkan untuk pengitungan regresi dalam model jalur. Asumsi analisis jalur mengikuti asumsi umum refresi linear, yaitu : 1) Model regresi harus layak. Kelayakan ini diketahui jika angka signifikansi pada ANOVA sebesar < 0.05 2) Predictor yang digunakan sebagai variable bebas harus layak. Kelayakan ini diketahui jika angka Standard Error of Estimate < Standard Deviation 3) Koefesien regresi harus signifikan. Pengujian dilakukan dengan Uji T. 39 Koefesien regresi signifikan jika T hitung > T table (nilai kritis) 4) Tidak boleh terjadi multikolinieritas, artinya tidak boleh terjadi korelasi yang sangat tinggi atau sangat rendah antar variabel bebas. 5) Tidak terjadi otokorelasi. Terjadi otokorelasi jika angka Dubin dan Watson sebesar < 1 dan > 3 3.6.5.2 Model dan Persamaan Struktural Path Analysis Model struktural yaitu bila setiap variabel endogen (Y) secara unik keadaannya ditentukan variabel eksogen (X). Diagram jalur berikut menunjukkan struktur hubungan kausal antar variabel. Sumber : Riduwan dan Kuncoro (2008, p5) Gambar 3.1 Diagram Jalur Persamaan structural untuk diagram jalur yaitu : Y = ߩyx1 X1 + ߩyx2 X2 + ߩyx3 X3 + ߝ1 Z = ߩzx1 X1 + ߩzx3 X2 + ߩzy X3 + ߝ2 Keterangan : 40 ρ = koefisien jalur (path coefficient), yang menunjukkan pengaruh langsung variabel eksogen terhadap variabel endogen ε = faktor residual, yang menunjukkan pengaruh variabel lain yang tidak diteliti atau kekeliruan pengukuran variabel Kategori seberapa besar pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen dalam Path Analysis dilihat dari nilai koefisien beta akan diuraikan pada Tabel 3.6 berikut ini : Tabel 3.6 Kategori Pengaruh Variabel dalam Path Analysis Nilai Koefisien Beta Kategori Pengaruh 0,05-0,09 Lemah 0,10- 0,29 Sedang >0,30 Kuat Sumber : Riduwan , 2008 Langkah-langkah menguji Path Analysis sebagai berikut : 1) Merumuskan hipotesis dan persamaan structural Struktur : Y = ߩyx1 X1 + ߩyx2 X2 + ߩy ߝ1 2) Menghitung koefisien jalur yang didasarkan pada koefisien regresi a. Gambarkan diagram jalur lengkap, tentukan sub-sub strukturnya dan rumuskan persamaan structuralnya yang sesuai hipotesis yang diajukan. Hipotesis : Naik turunnya variabel endogen (Y) dipengaruhi secara signifikan oleh variabel eksogen (X1 dan X2) b. Menghitung koefisien regresi untuk struktur yang telah dirumuskan. Hitung koefisien regresi untuk struktur yang telah dirumuskan: 41 Persamaan regresi ganda : Y = a + b1X1 + b1X2 + ε1 3) Menghitung koefisien jalur secara simultan (keseluruhan) Uji secara keseluruhan hipotesis statistik dirumuskan sebagai berikut Ha : ߩyx1 = ߩyx2 = ........ = ߩyxn ≠ 0 Ho : ߩyx1 = ߩyx2 = ........ = ߩyxn = 0 a) Kaidah pengujian signifikansi secara manual : Menggunakan Tabel F Keterangan : n = jumlah sampel k = jumlah variabel endogen R2yxk = R square Jika Fhitung ≥ Ftabel maka tolak Ho artinya signifikan dan Fhitung ≤ Ftabel terima Ho artinya tidak signifikan Dengan taraf signifikan (α) = 0.05 Carilah nilai Ftabel menggunakan Tabel F dengan menggunakan rumus: Ftabel = F{(1-α) (dk = k), (dk = n –k -1)} atau F {(1-α) (v1 = k), (v2 = n-k-1)} b) Kaidah pengujian signifikansi : Program SPSS i. Jika nilai probabilitas 0,05 lebih kecil atau sama dengan nilai probabilitas Sig atau [0,05 ≤ Sig], maka Ho diterima, Ha ditolak artinya tidak signifikan. 42 ii. Jika nilai probabilitas 0,05 lebih besar atau sama dengan nilai probabilitas Sig atau [0,05 ≥ Sig], maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya signifikan. 4) Menghitung koefisien jalur secara individu Hipotesis penelitian yang akan diuji dirumuskan menjadi hipotesis statistik berikut: Ha: ρyx1 > 0 Ho: ρyx1 = 0 Secara individual uji statistik yang digunakan adalah uji t yang dihitung dengan rumus (Kusnedi, 2005, p.12) Keterangan : Statistik SepX1 diperoleh dari hasil komputasi pada SPSS untuk analisis regresi setelah data ordinal ditransformasi ke interval. Selanjutnya untuk mengetahui signifikansi analisis jalur bandingkan antara nilai probabilitas Sig dengan dasar pengambilan keputusan sebagai berikut. Jika nilai probabilitas 0,05 lebih kecil atau sama dengan nilai probabilitas Sig atau [0,05 ≤ Sig], maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya tidak signifikan. i. Maka Jika nilai probibilitas 0,05 lebih besar atau sama dengan nilai probabilitas Sig atau [0,05 ≥ Sig], maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya signifikan. 5) Menyarankan dan Menyimpulkan 43 Kemudian setelah didapat hasil perhitungan maka dibuatlah ringksan dari hasil penelitian tersebut kemudian dianalisis dan disimpulkan yang berguna untuk pengambilan keputusan penelitian. 3.7 Rancangan Uji Hipotesis Berdasarkan asumsi-asumsi penelitian sebagaimana diuraikan di atas, maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut: Dasar pengambilan keputusan : Sig > 0,05 : Ho ditolak, Ha diterima Sig < 0,05 : Ho diterima, Ha ditolak 1) Untuk T – 1 Ho = Tidak ada pengaruh atau kontribusi antara variabel Orientasi Kewirausahaan dan Budaya Organisasi terhadap Kemampuan Manajemen secara simultan dan parsial. Ha = Ada pengaruh atau kontribusi antara variabel Orientasi Kewirausahaan dan Budaya Organisasi terhadap Kemampuan Manajemen secara simultan dan parsial. 2) Untuk T – 2 Ho = Tidak ada pengaruh atau kontribusi antara variabel Kemampuan Manajemen terhadap Kinerja Perusahaan. Ha = Ada pengaruh atau kontribusi antara variabel Kemampuan Manajemen terhadap Kinerja Perusahaan. 3) Untuk T – 3 44 Ho = Tidak ada pengaruh atau kontribusi antara variabel Orientasi Kewirausahaan dan Budaya Organisasi terhadap Kinerja secara simultan dan parsial. Ha = Ada pengaruh atau kontribusi antara variabel Orientasi Kewirausahaan dan Budaya Organisasi terhadap Kinerja secara simultan dan parsial. 3.8 Rancangan Implikasi Hasil Penelitian Rancangan implikasi hasil penelitian ini yaitu setelah data yang terkumpul melalui data sekunder yang diperoleh dari perusahaan dan data primer yang dilakukan dengan kuisioner. Data primer tersebut kemudian dilakukan analisis pengaruh orientasi kewirausahaan dan budaya organisasi terhadap kemampuan manajemen serta dampaknya pada kinerja perusahaan pada PT. Suka Dadi. Dari analisis di atas, bila didapatkan ternyata variabel-variabel tersebut berkontribusi terhadap kinerja perusahaan pada PT. Suka Dadi. Kemudian dari tiaptiap indikator dapat ditinjau hasil antar indikator sehingga nantinya digunakan dalam pengambilan kesimpulan dan pemberian saran.