Alarm Sentuh Jarak Jauh Sebagai Alat Keamanan Peternakan Ayam

advertisement
BAB II
Tinjauan Pustaka
2.1 Peneliti Terdahulu
Sebagai bahan pertimbangan dalam penelitian ini
akan dicantumkan beberapa hasil penelitian terdahulu oleh
beberapa peneliti diantaranya:
[1]
Gifson, Albert, dan, Slamet, 2009, Sistem Pemantau Ruang
Jarak Jauh Dengan Sensor Passive Infrared Berbasis
Mikrokontroler AT89S52), Jakarta Selatan : Telkomnika.
Penelitian ini membahas tentang perancangan
sistem
pendeteksi
pengamanan
ruang
dengan
menggunakan sensor passive infrared (PIR) berbasis
mikrokontroler AT89S52 secara jarak jauh. Output dari
sensor Passive Infrared (PIR) pada alat, akan berlogika
low jika belum mengangkap adanya gelombang panas
yang dideteksi dari tubuh manusia. Ketika sensor PIR
mendeteksi adanya manusia, maka keluaran dari sensor
yang dihubungkan dengan port 1.7 pada mikrokontroler
akan berlogika high. Jarak
maksimal yang mampu
dideteksi oleh sensor adalah 5 meter. Pada saat sensor
mendeteksi, maka mikrokontroler yang sudah diprogram
akan memproses data yang terdeteksi untuk memberikan
T1_562011016_ BAB II
T1_562011016_BAB II
perintah buzzer untuk berbunyi dan motor stepper untuk
berhenti. Mikrokontroler akan mengirim data ke-RS-232,
kemudian interface RS-232 akan memberi signal pada
telepon seluler yang di pasang pada alat, selanjutnya akan
mengirimkan pesan ke telepon seluler pemilik, adapun
pesan yang yang akan dikirim terlebih dahulu sudah
dibuat dengan bahasa pemrograman dan selanjutnya
disimpan di dalam mikrokontroler AT89S52. Rata-rata
waktu pengiriman pesan selama 8,8 detik. Dari telepon
seluler penerima pesan, pemilik dapat memastikan dan
menghidupkan kembali
sistem alarm dengan cara
Misscall.
[2]
Astuti, Nita Wahyu, 2007, Sistem Keamanan Ruangan
Menggunakan Sensor Passive Infra Red (PIR) KC7783R
Dengan Mikrokontroler AT89S51, Semarang: Program
Studi D III Instrumentasi dan Elektronika Jurusan Fisika,
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Diponegoro, Semarang .
Peneliti
di
atas
telah
merancang
dan
merealisasikan sistem keamanan berbasis mikrokontroler
AT89S51.
Alat
ini
dimanfaatkan
sebagai
sistem
pengaman gedung oleh suatu perusahaan maupun sebagai
pengaman rumah mewah.
T1_562011016_BAB II
Sistem ini terdiri atas perangkat keras dan
perangkat
lunak.
mikrokontroler
Perangkat
AT89S51,
keras
rangkaian
terdiri
PIR
atas
sensor
KC7783R, dan buzzer. Perangkat lunak mikrokontroler
dalam penelitian ini dibuat dengan menggunakan bahasa
asembly . Alarm akan aktif setiap waktu jika ada gerakan
manusia. Sistem ini bekerja setelah PIR sensor KC7783R
mendeteksi gerakan manusia, maka PIR sensor KC7783R
akan mengirim sinyal ke mikrokontroler, kemudian
mikrokontroler menyalakan alarm yang diwakili oleh
buzzer.
Sistem telah terrealisasi dan dapat dijadikan sistem
keamanan dengan membunyikan alarm secara otomatis.
Apabila ada orang yang mendekat pada saat yang tidak
diinginkan, maka alarm akan berbunyi.
Perbedaan penelitian ini dari peneliti di atas adalah
fungsinya berbeda, tidak menggunakannya Mikrokontroler
AT89S51 dan untuk sensor tidak menggunakan PIR
KC7783R melainkan menggunakan plat besi biasa juga
dalam
pengiriman
data
gelombang radio 49Mhz.
penelitian
ini
menggunakan
T1_562011016_BAB II
2.2 Teori Terkait
Untuk mengetahui fungsi dari alarm ini ada beberapa
teori yang harus di mengerti supaya paham cara kerja dari
alarm jarak jauh ini.
a. Transmitter
: Pemancar
Sebuah alat elektronik yang berfungsi untuk
meneruskan/memancarkan gelombang sinyal dan data
dari perangkat input ke receiver, dan sinyal tersebut
di pancarkan menggunakan antena dan macamnya
seperti omni, yagi, sektoral, parabola, grid, dan masih
banyak lagi yang lainnya.
b. Receiver
: Penerima
Berfungsi menerima gelombang sinyal dari
Transmiter untuk meneruskan dalam suatu perintah
(seperti : Pre-Amp)
c. Pre-Amp
: kontrol ampli
Sering disebut pre-Amp atau kontrol amplifier
adalah sebuah alat elektronik ampli yang mengolah
atau memproses sinyal elektronik sebelum masuk
kedalam ampli. Sirkuit rangkaiannya bisa saja
serumah dengan transducer sebelum ampli ataupun
rangkaian terpisah.
Secara umumnya fungsi dari pre-Amp atau
preamplifier adalah meng-ampli atau menguatkan
sinyal dari low level ke line level. Jadi sinyal yang
T1_562011016_BAB II
keluar dari transducer masuk ke rangkaian pre-Amp,
dalam
rangkaian
tersebut
memproses
sinyal
elektronik yang masuk, diolah ke level-level tertentu
yang kemudian di teruskan kedalam rangkaian ampli
induk.
d. Frekuensi
: Jumlah getaran yang terjadi dalam
waktu satu detik atau banyaknya gelombang/getaran
listrik
yang
dihasilkan
tiap
detik.
Frekuensi
dilambangkan dalam huruf f. [3]
e.
Power Amp
: Penguat akhir pada bagian audio.
berfungsi sebagai penguat sinyal audio yang
pada dasarnya merupakan penguat tegangan dan arus
dari sinyal audio yang bertujuan untuk menggerakan
pengeras suara (loud speaker). Istilah power amplifier
merupakan penguat akhir sehingga tidak dilengkapi
dengan pengatur nada, berbeda dengan istilah
amplifier yang didalmanya terdiri dari pengatur nada
dan power amplifier.
Power
amplifier
dapat
dibedakan
dalam
beberapa jenis sebagai berikut :
 Power Amplifier Output Transformer :
merupakan
jenis
power
amplifier
yang
menggunakan kopling sebuah transformer OT
untuk menghubungkan rangkaian penguat akhir
dengan beban pengeras suara (loud speaker).
T1_562011016_BAB II
Respon frekuensi power amplifier OT (output
Transformer) cenderung berada di range frekuesni
audio menengah sehingga untuk reproduksi suara
nada bass tidak bagus. Power amplifier jenis OT
ini memiliki keunggulan terhadap terjadinya short
circuit penguat akhir, sehingga tidak merusak
penguat suara (loud speaker).
 Power Amplifier Output Transformer Less :
merupakan
menggunakan
power
amplifier
transformer
yang
sebagai
tidak
kopling
rangkaian power amplifier dengan pengeras suara
(loud speaker).
 Power Amplifier Output Capasitor Less :
merupakan jenis power amplifier tanpa kopling
tambahan
antara
rangkaian
penguat
dengan
pengeras suara (loud speaker). Power amplifier ini
langsung menghubungkan output rangkaian power
amplifier ke loud speaker. Power amplifier OCL
memiliki respon frekuensi yang lebar, sehingga
semua range frekuensi audio dapat direproduksi
dengan baik. Power amplifier OCL memiliki
kelemahan, apabila terjadi short circuit pada
bagian akhir power amplifier maka pengeras suara
(loud speaker) akan rusak.
T1_562011016_BAB II
 Power Amplifier Bridge Transformer Less :
merupakan pengabungan 2 unit rangkaian
power amplifier OTL atau OCL yang bertujuan
untuk menguatkan sinyal audio dengan fasa yang
berbeda secara terpisah dan memberikannya ke
loud speaker secara bersama sehingga diperoleh
suatu penguatan tegangan yang lebih besar atau
minimal 2x lebih besar dari penggunaan penguat
OTL atau OCL biasa. Pada power amplifier BTL
(bridge transformer less) penguat suara (loud
speaker) sebagai beban dihubungkan dengan
rangkaian
power
amplifier
secara
bridge
(jembatan) yaitu setiap kutup pada pengeras suara
(loud
speaker)
masing-masing
dihubungkan
dengan rangkaian power ampifier yang terpisah.
Download