BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pajak merupakan pungutan yang bersifat wajib yang dituangkan dalam Undang-Undang. Bagi Negara, pajak merupakan salah satu sumber penerimaan yang kelak nantinya akan digunakan untuk membiayai pengeluaran negara yang rutin maupun tidak rutin. Fungsi pajak bagi negara tidak hanya itu tetapi juga sebagai alat kebijakan moneter serta dapat sebagai alat yang mengatur kehidupan. Di dalam melaksanakan kegiatan perpajakannya pemerintah beberapa kali melakukan penyempurnaan terhadap sistem perpajakan sehingga menjadi self assessment system, Undang-Undang Perpajakan terus mengalami perubahan dan penyempurnaan Undang-Undang Perpajakan dengan tetap mempertahankan self assessment system didalamnya, dimana pada sistem ini Wajib Pajak dipercayakan untuk menghitung, membayar, dan melaporkan ( 3M ) sendiri besar jumlah pajak yang terhutang yang harus dibayarkan sesuai dengan Undang-Undang Perpajakan Nomor 17 Tahun 2000, sehingga melalui sistem ini administrasi perpajakan diharapkan dapat dilaksanakan dengan rapi, terkendali, sederhana, dan mudah untuk dipahami oleh Wajib Pajak. Dalam Undang-Undang ini digariskan bahwa wewenang Direktur Jendral Pajak yang bersifat teknis administratif dapat dilimpahkan kepada bawahannya yang berperan aktif dalam melaksanakan tugastugas pembinaan, pelayanan, pengawasan, dan penerapan sanksi sesuai peraturan perundang-undangan perpajakan. Berbagai usaha yang dilakukan pemerintahan untuk meningkatkan penerimaan dari sektor pajak yang akan mempengaruhi efisiensi dan daya saing perusahaan karena setiap perusahaan dituntut untuk menekan biaya, dalam hal ini adalah kewajiban membayar pajak. Hal tersebut menuntut perusahaan untuk mengefisiensikan beban pajak dengan berbagai upaya legal dalam manajemen pajak, dimana tahap awal dari manajemen pajak adalah perencanaan pajak menurut peraturan-peraturan perpajakan yang berlaku. Dengan adanya perencanaan pajak tersebut, tidak dipungkiri bahwa Wajib Pajak dapat menghemat jumlah pajak yang sebenarnya melebihi kewajibannya. Usaha untuk meminimalkan pajak ini dapat dilakukan dengan cara menerapkan manajemen pajak, yang diasosiasikan dengan suatu elemen dalam manajemen perusahaan tersebut. Lumbantoruan (1996) menyebutkan manajemen pajak sebagai strategi penghematan pajak (tax saving). Usaha meminimalisasi pajak ini dapat dilakukan dengan berbagai cara, baik itu cara yang masih berada dalam bingkai peraturan perundang-undangan dan ketentuan perpajakan (lawful) maupun yang sudah berada di luar bingkai peraturan perundang-undangan dan ketentuan perpajakan (unlawful), dan di lain pihak membantu Wajib Pajak dalam pengambilan keputusan yang berkaitan dengan rencana investasi di masa yang akan datang. Penerapan pajak (tax planning) merupakan upaya untuk meminimalisasi jumlah pajak terhutang. Namun tax planning tidak dapat dikatakan sebagai upaya untuk menghindari hutang pajak atau untuk mengakali pemerintah. Proses ini merupakan proses peminimalisasian yang legal. Perencanaan pajak harus dilakukan secara hati-hati dan saksama agar tidak bertentangan dengan Undang-Undang. Menurut Suandy (2008,6) perencanaan pajak (tax planning) adalah langkah awal dalam manajemen pajak, dimana tujuan dari manajemen pajak itu sendiri adalah merekayasa agar beban pajak (tax burden) dapat ditekan serendah mungkin dengan memanfaatkan peraturan perpajakan yang berlaku tetapi berbeda dengan tujuan pembuat Undang-Undang, maka perencanaan pajak dalam hal ini sama dengan penghindaran pajak (tax avoidance). Definisi tax avoidance adalah berbagai langkah antisipasi dan perencanaan pajak yang dalam kacamata hukum masih berada dalam bingkai hukum, sedangkan lawan dari tax avoidance adalah tax evasion (penyelundupan pajak), dalam hal ini tax evasion merupakan berbagai kegiatan atau upaya dalam manajemen pajak yang sudah berada dalam bingkai hukum atau dengan kata lain tax evasion dapat dikategorikan sebagai tindakan kriminal. Perencanaan pajak umumnya selalu dimulai dengan meyakinkan apakah suatu transaksi terkena pajak. Jika transaksi tersebut memang betul terkena pajak ,Wajib Pajak harus melakukan perencanaan pajak. Salah satu cara untuk melakukan hal ini dengan dilakukannya analisa unsur-unsur biaya yang dikeluarkan sebagai pengurang laba dengan Wajib Pajak memikirkan apakah dapat diupayakan untuk dikecualiakan atau dikurangi jumlah pajaknya. Namun semua tindakan tersebut harus tetap berada dalam bingkai Undang-Undang Perpajakan, ketentuan-ketentuan perpajakan serta segala keputusan yang mendukung hal tersebut baik itu melalui Surat Edaran Dirjen Pajak, Keputusan Menteri Keuangan, maupun Keputusan Dirjen Pajak. Sebagai salah satu perusahaan yang bergerak di bidang jasa, PT.Kesaint Blanc Indah harus melaksanakan kewajiban perpajakan terhadap negara. Dengan adanya sistem perpajakan yang diterapkan oleh perusahaan dalam menghitung pajak maka penulis tertarik untuk menganalisis, mengkaji perencanaan pajak yang diterapkan oleh perusahaan serta untuk mengetahui apakah perencanaan yang dilakukan sesuai dengan Undang-Undang Perpajakan. Dengan demikian perencanaan pajak ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi perusahaan agar dapat mengefisiensikan beban pajak dengan upaya-upaya yang tidak melanggar peraturan perundang-undangan yang berlaku, sehingga kewajiban perpajakan yang harus dibayarkan oleh perusahaan lebih efisien dan efektif. 1.2 Ruang Lingkup Penelitian Berdasarkan uraian latar belakang diatas,maka penulis merumuskan masalah tersebut sebagai berikut: a. Apakah biaya-biaya yang dikurangkan dalam laporan keuangan PT. Kesaint Blanc Indah telah sesuai dengan Undang-Undang Pajak Penghasilan Nomor 17 Tahun 2000? b. Bagaimana perencanaan pajak terhadap PT. Kesaint Blanc Indah untuk efisiensi beban pajak badan? c. Bagaimana dampak tax saving pada PT. Kesaint Blanc Indah sebelum dan sesudah dilakukan perencanaan pajak ini? 1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian Dapat kita lihat dari rumusan diatas bahwa pada dasarnya tujuan dari penelitian ini adalah : a. Untuk mengetahui kesesuaian biaya-biaya yang dikurangkan dalam laporan keuangan oleh PT.Kesaint Blanc Indah dengan Perundang-undangan Pajak Penghasilan Nomor 17 Tahun 2000 b. Untuk mengetahui perencanaan pajak pada PT.Kesaint Blanc Indah yang dapat mengefisiensikan beban pajak badan. c. Untuk mengetahui dampak tax saving bagi PT.Kesaint Blanc Indah sebelum dan sesudah dilakukan perencanaan pajak. Manfaat dari penelitian ini adalah : a. Perusahaan Memberikan masukan mengenai pajak terutang dari perusahaan tersebut dan dapat juga sebagai salah satu bahan pertimbangan bagi perusahaan dalam usaha efisiensi pajak terutang melalui perencanaan pajak (Tax planning), sehingga wajib pajak dapat menghemat jumlah pajak yang sebenarnya melebihi kewajibannya, dan membantu wajib pajak badan untuk dalam pengambilan keputusan yang berkaitan dengan rencana investasi di masa yang akan datang. b. Pembaca Menambah pengetahuan atau wawasan tentang penerapan perencanaan pajak (Tax planning) utamanya dalam hal pajak terutang wajib pajak badan sehingga pembaca dapat memperoleh pengertian dan pemahaman yang lebih mendalam tentang hal ini baik secara teori maupun prakteknya dalam bidang perpajakan. 1.4 Metodologi Penelitian Penulis mengumpulkan data dalam penelitian ini dengan menggunakan metode Kualitatif, yaitu prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati, sehingga data yang telah terkumpul dapat dianalisis, dirumuskan, membuat suatu kesimpulan, dan memberikan saran yang dianggap perlu. Untuk memperoleh data informasi yang diperlukan,penulis melakukan cara-cara sebagai berikut: a. Penelitian Kepustakaan ( Library research) Penelitian untuk memperoleh informasi teoritis yang berhubungan dengan kesimpulan topik bahasan. Kegiatan pengumpulan data dilakukan dengan mempelajari buku-buku,laporan penelitian dan sumber lainnya yang berkaitan dengan penelitian yang dilakukan oleh penulis. b. Penelitian Lapangan ( Field research) Merupakan penelitian yang dilakukan dengan cara mengumpulkan data secara langsung dari pihak PT.Kesaint Blanc Indah. Proses pengumpulan data dan Informasi di lapangan dilakukan dengan 2 (dua) cara yaitu: a. Metode Pengamatan ( Observation) Pengumpulan data dilakukan dengan melakukan peninjauan langsung ke Perusahaan untuk mendapatkan data perusahaan yang berhubungan dengan objek penelitian penulis. b. Metode Wawancara (Interview) Metode wawancara ini dilakukan oleh penulis dengan melakukan tanya jawab dengan pemilik perusahaan guna mendapat keterangan terkait yang lebih jelas dan lengkap secara langsung. 1.5 Sistematika Pembahasan Untuk memudahkan dalam pembahasan masalah ini,maka penulis membagi skripsi ini menjadi 5 (lima) bab. Adapun sistematika pembahasan disusun sebagai berikut: Bab I : PENDAHULUAN Bab ini merupakan pendahuluan yang berisi tentang latar belakang dari penelitian ini, rumusan masalah, tujuan penelitian, serta sistematika pembahasan. Bab II : LANDASAN TEORI Bab menjelaskan mengenai teori-teori dan peraturan yang dijadikan sebagai landasan penelitian. Pada bab ini membahas mengenai subyek pajak, obyek pajak, dan hal-hal lainnya yang menurut perundangan pajak dan ketetapan pajak yang dapat mendukung masalah penelitian. Bab III : OBYEK PENELITIAN Bab ini akan menguraikan tentang rancangan atau metode yang akan digunakan dalam penelitian yang berkaitan dengan masalah yang akan dikaji objek penelitian,teknik pengumpulan data dan metode analisa data. Bab IV : PEMBAHASAN Bab ini berisikan tentang analisa dan pembahasan mengenai masalah yang ada dengan data perusahaan sebagai sumber. Bab V : SIMPULAN DAN SARAN Bab ini menguraikan kesimpulan dari pembahasan masalah penelitian,dan keterbatasan dalam melaksanakan penelitian,serta rekomendasi bagi penelitian selanjutnya yang menggunakan topik sejenis.