BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kualitas Audit Kualitas audit dapat diartikan sebagai bagus atau tidaknya suatu pemeriksaan yang telah dilakukan oleh seorang auditor. Berdasarkan Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) audit yang dilaksanakan auditor dapat dikatakan berkualitas, jika memenuhi ketentuan atau standar pengauditan. Standar auditing mencakup mutu profesional, auditor independen, pertimbangan (judgement) yang digunakan dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporan audit. De Angelo (1981) mendefenisikan kualitas audit sebagai sebuah kemungkinan bahwa auditor akan mendeteksi dan melaporkan salah saji material. Proses pelaporan yang dilakukan oleh auditor tergantung kepada independensi auditor untuk mengungkapkan pelanggaran tersebut. Kualitas audit terdiri atas kualitas sebenarnya (actual) dan dirasakan (perceived), Actual Quality adalah tingkatan dimana resiko dari pelaporan salah saji material dalam rekening keuangan berkurang, sementara Perceived Quality adalah seberapa efektif pengguna laporan keuangan percaya bahwa auditor telah mengurangi salah saji material. Perceived audit quality yang lebih tinggi dapat membantu mempromosikan investasi pada klien yang diadili (dalam Jackson et al.,2008). 8 Universitas Sumatera Utara Kualitas audit juga merupakan adanya kecenderungan auditor akan mendeteksi adanya fraund yang terdapat dalam laporan keuangan klien. Tujuan kualitas audit yaitu meningkatkan hasil kinerja audit pelaporan keuangan klien yang digunakan oleh para pemakai laporan keuangan auditan. 2.2. Audit Tenure Audit tenure adalah jangka waktu penugasan audit antara auditor (Kantor Akuntan Publik) dengan perusahaan yang diaudit secara terus menerus tanpa mengganti pihak auditor lain. Masa audit tenure yang lama pada umumnya akan mempengaruhi tingkat independensi auditor. Di Indonesia, ketentuan mengenai audit tenure telah diatur dalam Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 359/KMK.06/2003 pasal 2 yaitu masa jabatan untuk KAP paling lama 5 tahun berturut – turut. Keputusan Menteri tersebut juga membatasi masa kerja auditor paling lama 3 tahun berturut – turut untuk klien yang sama. Pada tahun 2008, dikeluarkan peraturan terbaru yaitu Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 17/PMK.01/2008 pasal 3 yaitu tentang pemberian jasa audit umum atas laporan keuangan dari suatu entitas yang dilakukan oleh KAP paling lama 6 tahun berturut – turut dan untuk auditor paling lama 3 tahun berturut – turut. Keputusan ini dimaksudkan untuk mencegah terjadinya kecurangan karena kedekatan antara auditor dengan klien.Hal ini juga memungkinkan auditor kehilangan independensinya. Masa penugasan/tenure auditor didefiniskan sebagai jumlah tahun auditor dipertahankan oleh perusahaan (Myers et.al.,2003). 9 Universitas Sumatera Utara Audit tenure dapat berdampak terhadap kualitas audit, dimana kualitas audit ditentukan oleh pihak independendi auditor. Independensi berkaitan dengan masa perikatan audit (audit tenure) yang cukup berpengaruh dalam independensi auditor dan dapat mengurangi kualitas audit yang diberikan. 2.3. Audit Fee Audit fee adalah besarnya biaya yang dikeluarkan oleh pihak klien kepada auditor, dimana tergantung kepada resiko penugasan, kompleksitas jasa yang diberikan, tingkat keahlian yang diperlukan dalam melaksanakan jasa tersebut. Menurut Sukrisno Agoes (2012:18) audit fee adalah “Besarnya biaya tergantung antara lain penugasan, kompleksitas jasa yang diberikan, tingkat keahlian yang diperlukan untuk melaksanakan jasa tersebut, struktur biaya KAP yang bersangkutandan pertimbangan professional lainnya”. Menurut Halim (2015:38), fee audit dibagi menjadi dua yaitu besaran fee dan fee kontinjen. Besarnya fee anggota dapat bervariasi tergantung antara lain, resiko penugasan, kompleksitas jasa yang diberikan, tingkat keahlian yang diperlukan untuk melaksanakan jasa tersebut, struktur biaya KAP yang bersangkutan dan pertimbangan profesional lainnya. Sedangkan, fee kontinjen adalah fee yang ditetapkan untuk pelaksanaan suatu jasa prosfesional tanpa adanya fee yang akan dibebankan, kecuali ada temuan atau hasil tertentu tersebut. Fee dianggap tidak kontinjen jika ditetapkan oleh pengadilan atau badan pengatur 10 Universitas Sumatera Utara dalam hal perpajakan, jika dasar penetapan adalah hasil penyelesaian hukum atau temuan badan pengatur. Pada tanggal 2 Juli 2008, ketua umum Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) menerbitkan Surat Keputusan No.KEP.024/IAPI/VII/2008 tentang Kebijakan Penentuan Fee Audit.Surat Keputusan ini diterbitkan untuk tujuan sebagai panduan bagi profesi Akuntan Publik maupun Kantor Akuntan Publik dalam menetapkan fee audit.Dalam lampiran 1 menjelaskan bahwa panduan ini dikeluarkan sebagai panduan bagi seluruh Anggota Institut Akuntan Publik Indonesia yang menjalankan praktek sebagai akuntan publik dalam menetapkan besarnya imbalan yang wajar atas jasa profesional yang diberikan.Panduan ini bertujuan untuk membantu akuntan publik dalam menetapkan imbalan jasa yang wajar sesuai dengan martabat profesi akuntan publik dan dalam jumlah yang sepantasnya untuk dapat memberikan jasa sesuai tuntutan Standar Profesional Akuntan Publik yang berlaku. Dalam menetapkan imbalan jasa (fee) audit, Akuntan Publik harus memperhatikan tahapan-tahapan pekerjaan audit. Selain itu, dalam menetapkan audit fee, Akuntan Publik harus mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut: a. Kebutuhan Klien b. Tugas dan tanggung jawab menurut hukum (statutory duties) c. Independensi 11 Universitas Sumatera Utara d. Tingkat keahlian (level of expertise) dan tanggung jawab yang melekat pada pekerjaan yang dilakukan serta tingkat kompleksitas pekerjaan. e. Banyaknya waktu yang diperlukan dan secara efektif digunakan oleh Akuntan Publik dan stafnya untuk menyelesaikan pekerjaan. f. Basis penetapan fee yang disepakati. Untuk mempertahankan independensi, akuntan publik sudah harus menerima imbalan jasa atas pekerjaan yang telah dilakukannya sebelum memulai pekerjaan untuk periode berikutnya.Akuntan publik tidak diperkenankan menerima perikatan apabila klien belum membayar lunas kewajiban kepada auditor terdahulu. Setiap Kantor Akuntan Publik wajib menerapkan ketentuan mengenai panduan penetapan imbalan jasa (fee) audit sebagaimana diatur dalam lampiran 1 Surat Keputusan. Insitut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) pada tanggal 25 Agustus 2015 menyatakan akan merevisi Surat Keputusan Fee Audit tahun 2008. SK Fee Audit tahun 2008 ini direvisi untuk mendorong penerapan ketentuan fee audit tersebut, termasuk pengenaan sanksi atas pekerjaan anggota yang tidak sesuai standar.Fee audit yang rendah akan sangat memungkinkan menerapkan prosedur yang dibawah standar, sehingga dikhawatirkan mempengaruhi kualitas jasa audit dan pada akhirnya dapat merusak citra profesi akuntan publik itu sendiri. Memperhatikan situasi yang berkembang saat ini, seperti yang terkait dengan adopsi ISA yang memerlukan penyesuaian, atau adanya perubahan harga-harga, serta perubahan besaran salary di setiap level profesional, maka oleh karena itu 12 Universitas Sumatera Utara perlu dipikirkan untuk mencari alternatif formula agar fee audit yang reasonable dapat diterapkan dengan baik. 2.4. Rotasi Auditor Rotasi auditor adalah pergantian Kantor Akuntan Publik yang memberikan jasa audit kepada kliennya. Pergantian auditor atau rotasi auditor ini dapat terjadi karena dua hal yaitu sukarela (voluntary) dan wajib (mandatory). Rotasi auditor mandatory terjadi karena auditor mengundurkan diri atau auditor dipecat oleh klien.Karena adanya kasus Enron Corporation pada tahun 2001 mendorong banyak negara untuk memperketat peraturan tentang Kantor Akuntan Publik.Sehingga pemerintah Indonesia mengeluarkan peraturan yang membatasi pemberian jasa audit. Peraturan Pemerintah tentang adanya rotasi wajib (mandatory) di Indonesia sesuai dengan Keputusan Menteri Keuangan No.423/KMK.06/2002 adalah Pemberian jasa audit umum atas laporan keuangan dari suatu entitas dapat dilakukan oleh KAP paling lama untuk 5 (lima) tahun buku berturut-turut dan oleh seorang Akuntan Publik paling lama untuk 3 (tiga) tahun buku berturut-turut. Kemudian peraturan tersebut di revisi dengan KMK No. 359/KMK.06/2003 dan direvisi kembali KMK No.17/KMK.01/2008 tentang Jasa Akuntan Publik yaitu, Pemberian jasa audit umum atas laporan keuangan dari suatu entitas dapat dilakukan oleh KAP paling lama untuk 6 (enam) tahun buku 13 Universitas Sumatera Utara berturut-turut dan oleh seorang Akuntan Publik paling lama untuk 3 (tiga) tahun buku berturut-turut. Hubungan antara rotasi auditor dengan kualitas audit adalah dimana rotasi audit dapat meningkatkan kualitas audit. Karena dengan adanya rotasi auditor secara bertahap dapat menjadi independensi auditor dan tidak dapat dipengaruhi oleh pihak manajemen perusahaan. 2.5. Spesialisasi Auditor Spesialisasi auditor adalah mengambarkan tentang keahlian dari seorang auditor. Dalam penelitian Chariri (2014) menyatakan bahwa spesialisasi auditor merupakan dari dimensi kualitas audit, sebab pengalaman dan pengetahuan auditor tentang industri merupakan salah satu elemen dari keahlian auditor. Pentingnya pemahaman mengenai bisnis dan idustri dari klien serta pengetahuan tentang operasi perushaan sangat penting untuk dapat dilakukan audit yang memadai. Seperti yang dikatakan oleh Arens, et. al. (2008:199): A through understanding of the client’s business and industry and knowledge about the company’s operations are essential for doing an adequate audit. The nature of the client’s business and industry affects client business risk adn the risk material misstatements in the financial statements. The auditor uses knowledge of these risk to determine the appropiate extent of audit evidence. Ada beberapa alasan mengapa diperlukan pemahaman yang baik atas industri klien.Pertama, banyak industri mempunyai aturan akuntansi yang khas dan harus dipahami auditor untuk menevaluasi apakah laporan keuangan klien 14 Universitas Sumatera Utara sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan (SAK). Kedua, auditor harus dapat mengidentifikasi risiko dalam industri yang akan mempengaruhi penetapan risiko audit yang dapat diterima atau bahkan mengaudit perusahaan dalam industri tersebut dapat dibenarkan. Ketiga, terdapat risiko bawaan yang pada hakekatnya sama bagi seluruh klien dalam industri tersebut. Pemahaman risiko menolong auditor dalam mengidentifikasi risiko bawaan dari klien. 2.6. Tinjauan Penelitian Terdahulu Adapun penelitian-penelitian terdahulu yang berkaitan dengan kualitas audit adalah sebagai berikut: Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu Peneliti Athoi, Muhammad (2015) Judul Audit Tenure, Ukuran KAP, Ukuran Perusahaan Klien, dan Spesialisasi Audit terhadap Kualitas Audit Variabel Analisis Independen: Analisis Audit Tenure, Regresi Ukuran KAP, Logistik Ukuran Perusahaan Klien, dan Spesialisasi Audit. Dependen: Kualitas Audit. Hasil Audit tenure, Ukuran KAP, Ukuran Perusahaan Klien, dan Spesialisasi Audit tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kualitas audit. 15 Universitas Sumatera Utara Astuti, Windi Analisis (2015) Pengaruh Audit Tenure, Ukuran KAP, Ukuran Perusahaan Klien, dan Rotasi Audit terhadap Kualitas Audit Independen: Deskriptif Audit Tenure, dan Regresi Ukuran KAP, Logistik Ukuran Perusahaan Klien, dan Rotasi Audit Dependen: Kualitas Audit Dalimunthe, Analisis Mhd. Fuadi Pengaruh (2015) Auditor Industry Specialization, Audit Tenure, Ukuran Perusahaan, dan Independensi Auditor Terhadap Kualitas Audit Independen: Analisis Auditor Regresi Industry Logistik Specialization, Audit Tenure, Ukuran Perusahaan, dan Independensi Auditor Dependen: Kualitas Audit Kurniasih, Margi (2014) Independen: Analisis Fee Audit, Regresi Audit Tenure, Logistik dan Rotasi Audit Dependen: Kualitas Audit Pengaruh Fee Audit, Audit Tenure, dan Rotasi Audit Terhadap Kualitas Audit Audit Tenure, Ukuran KAP, dan Rotasi Audit berpengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas audit, Ukuran Perusahaan Klien berpengaruh negatif tetapi signifikan terhadap kualitas audit. Variabel auditor industry specialization dan ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap kualitas audit, audit tenure dan indepedensi auditor tidak berpengaruh signifikan Variabel fee audit, tenure audit, dan rotasi audit berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit. Variabel fee audit berpengaruh positif terhadap kualitas audit, tenure audit 16 Universitas Sumatera Utara Nadeak, Pengaruh Ebnasus LBM Karakteristik (2015) Komite Audit, Kompetensi Komite Audit, dan Aktivitas Komite Audit terhadap Kualitas Audit Independen: Karakteristik Komite Audit, Kompetensi Komite Audit, dan Aktivitas Komite Audit Dependen: Kualitas Audit Analisis regresi linear berganda. Pakpahan, Rimmaniar (2016) Independen: Rotasi KAP Mandatory dan Voluntary Dependen: Kualitas Audit dengan Ukuran KAP Analisis regresi linear berganda Pengaruh Rotasi Kantor Akuntan Publik Mandatory dan Voluntary terhadap kualitas Audit dengan Ukuran KAP sebagai variabel Pemoderasi berpengaruh terhadap kualitas audit dan rotasi audit berpengaruh terhadap kualitas audit. Tingkat pendidikan dan jumlah pertemuan secara parsial tidak berpengaruh terhadap kualitas audit, sedangkan usia berpengaruh terhadap kualitas audit. Rotasi KAP mandatory dan Voluntary tidak berpengaruh terhadap kualitas audit. Hubungan KAP tidak mampu memoderasi hubungan antara rotasi KAP mandatory dan voluntary terhadap kualitas audit tetapi ukuran KAP memiliki pengaruh yang signifikan terhadap hubungan rotasi KAP voluntary 17 Universitas Sumatera Utara Sartika, Maya Pengaruh (2015) Audit Tenure, Audit Switching, Audit Capacity Stress, Ukuran Perusahaan, dan Independensi Komite Audit Terhadap Kualitas Audit Independen: Regresi Audit Tenure, Logistik Audit Switching, Audit Capacity Stress, Ukuran Perusahaan dan Independensi Komite Audit Dependen: Kualitas Audit terhadap kualitas audit. Audit Tenure, Audit Switching, Audit Capacity Stress, dan Independensi Komite Audit tidak berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit, ukuran perusahaan berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit. Sumber: Hasil Olahan Peneliti Perbedaan penelitian ini, dengan penelitian terdahulu adalah sebagai berikut: 1. Penelitian ini menggunakan populasi dan sampel pada Perusahaan Real Estate dan Property yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode tahun 2012 sampai dengan 2014 sedangkan penelitian terdahulu menggunakan populasi dan sampel pada perusahaan yang berbeda dan tahun yang berbeda. 2. Penelitian ini menggunakan variabel independen yang berbeda dengan penelitian terdahulu. 18 Universitas Sumatera Utara 2.3. Kerangka Konseptual Berdasarkan hal yang dikemukakan diatas maka dapat digambarkan kerangka konseptual yang menjelaskan pengaruh Audit Tenure, Audit Fee, Rotasi Auditor, dan Spesialisasi Auditor terhadap Kualitas Audit. Berikut ini adalah gambar kerangka konseptual penelitian ini. Audit Tenure H1 (X1) Audit Fee H2 Kualitas Audit (X2) (Y) Rotasi Auditor H3 (X3) Spesialisasi Auditor H4 (X4) H5 Gambar 2.1. Kerangka Konseptual Keterangan: X1 : Audit Tenure X2 : Audit Fee 19 Universitas Sumatera Utara X3 : Rotasi Auditor X4 : Spesialisasi Auditor Y : Kualitas Audit H1 : Pengaruh Audit Tenure Terhadap Kualitas Audit H2 : Pengaruh Audit Fee Terhadap Kualitas Audit H3 : Pengaruh Rotasi Auditor Terhadap Kualitas Audit H4 : Pengaruh Spesialisasi Auditor Terhadap Kualitas Audit H5 : Pengaruh Audit Tenure, Audit Fee, Rotasi Auditor, dan Spesialisasi Auditor terhadap Kualitas Audit. Dalam penelitian ini, yang merupakan variabel independen adalah Audit Tenure, Audit Fee, Rotasi Auditor, dan Spesialisasi Auditor.Sedangkan, variabel dependen dalam penelitian ini adalah Kualitas Audit.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen secara simultan dan parsial. 2.4. Hipotesis Penelitian Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah yang masih bersifat praduga karena masih harus dibuktikan kebenarannya. Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 20 Universitas Sumatera Utara 2.4.1. Hubungan antara audit tenure dengan kualitas audit Jangka waktu penugasan audit antara auditor (Kantor Akuntan Publik) dengan perusahaan yang diaudit secara terus menerus tanpa mengganti pihak auditor lain. Masa audit tenure yang lama pada umumnya akan mempengaruhi tingkat independensi auditor. Lama perikatan audit antara auditor dengan klien terkadang menyebabkan auditor terlalu percaya diri dengan pendekatan audit yang digunakan. Dampaknya auditor tidak melakukan inovasi pada strategi audit yang digunakan. Sehingga menjadikan kualitas audit yang diberikan menjadi turun. Berdasarkan uraian diatas maka, diajukan hipotesis: H1 : Audit tenure berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit 2.4.2. Hubungan antara audit fee dengan kualitas audit Besarnya audit fee tergantung dari resiko penugasan, kompleksitas jasa yang diberikan, tingkat keahlian yang diperlukan untuk melaksanakan jasa tersebut, struktur biaya KAP yang bersangkutan. Biaya yang lebih tinggi akan meningkatkan kaulitas audit, karena biaya audit yang diperoleh dalam sati tahun estimasi biaya operasional yang dibutuhkan untuk melaksanakan proses audit dapat meningkatkan kualitas audit. Berdasarkan uraian diatas, maka diajukan hipotesis: H2 : Audit fee berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit. 21 Universitas Sumatera Utara 2.4.3. Hubungan antara rotasi auditor dengan kualitas audit Hubungan antara rotasi auditor dengan kualitas audit adalah dimana rotasi audit dapat meningkatkan kualitas audit. Karena dengan adanya rotasi auditor secara bertahap dapat menjadi independensi auditor dan tidak dapat dipengaruhi oleh pihak manajemen perusahaan. Berdasarkan uraian diatas, maka diajukan hipotesis: H3 : Rotasi auditor berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit 2.4.4. Hubungan antara spesialisasi auditor terhadap kualitas audit Spesialisasi auditor merupakan dari dimensi kaulitas audit, sebab pengalaman dan pengetahuan auditor tentang industri merupakan salah satu elemen dari keahlian auditor. Pentingnya pemahaman mengenai bisnis dan idustri dari klien serta pengetahuan tentang operasi perushaan sangat penting untuk dapat dilakukan audit yang memadai. Dalam melakukan pemeriksaan dan pengawasan kinerja manajemen, auditor mungkin akan menghadapi masalah yang kompleks yang memiliki pengaruh terhadap laporan keuangan, itulah sebabnya diperlukan spesialisasi auditor yang lebih memahami industri klien untuk menjaga kualitas audit. Berdasarkan uraian diatas, maka diajukan hipotesis: H4 : Spesialisasi auditor berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit. H5 : Audit Tenure, Audit fee, Rotasi Auditor dan Spesialisasi auditor berpengaruh Signifikan terhadap Kualitas Audit. 22 Universitas Sumatera Utara