Bab 2 - Widyatama Repository

advertisement
11
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Laporan Keuangan
Pengertian laporan keuangan menurut Budi Rahardjo (2001;45) adalah
sebagai berikut :
“Laporan keuangan adalah laporan pertanggungajawaban manajer atau
pimpinan perusahaan atas pengelolaan perusahaan yang dipercayakan
kepadanya kepada pihak-pihak luar perusahaan, yaitu pemilik
perusahaan (pemegang saham), pemerintah (instansi pajak), kreditor
(bank dan lembaga keuangan), dan pihak lainnya yang berkepentingan.”
Menurut S. Munawir (2004;2) laporan keuangan adalah :
“Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi
yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara data
keuangan atau aktivitas perusahaan dengan pihak-pihak yang
berkepentingan dengan data atau aktivitas perusahaan tersebut.”
Sedangkan menurut Standar Akuntansi Keuangan (2002;2) yaitu :
“Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan
yang lengkap, biasanya meliputi neraca , laporan laba-rugi, laporan
posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam beberapa cara seperti
misalnya : laporan arus kas atau laporan arus dana), catatan, dan
laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral
dari laporan keuangan. Disamping itu juga termasuk skedul dan
informasi tambahan yang berkaitan dengan laporan tersebut, misalnya
informasi keuangan segmen industri dan geografis serta pengungkapan
pengaruh perubahan harga.”
Dari penjelasan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa laporan keuangan
merupakan laporan pertanggungjawaban untuk menginformasikan kondisi keuangan
pada periode tertentu, yang terdiri dari neraca, laporan laba-rugi, laporan perubahan
ekuitas, laporan perubahan posisi keuangan serta catatan atas laporan keuangan.
12
2.1.1 Tujuan Laporan Keuangan
Tujuan laporan keuangan menurut Standar Akuntansi Keuangan (2002;4)
adalah :
1. Menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta
perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah
besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi.
2. laporan keuangan disusun untuk memenuhi kebutuhan oleh sebagian besar
pemakainya. Namun demikian, laporan keuangan tidak menyediakan semua
informasi yang mungkin dibutuhkan pemakai dalam pengambilan keputusan
ekonomi karena secara umum menggambarkan pengaruh keuangan dari
kejadian di masa lalu, dan tidak diwajibkan untuk menyediakan informasi non
keuangan.
3. Laporan keuangan juga menunjukan apa yang dilakukan manajemen, atau
pertanggungjawaban manajemen atas sumber daya yang dipercayakan
kepadanya.
Sedangkan menurut Skousen dan Stice (2002;22) tujuan pelaporan keuangan
adalah :
1. Kegunaan (useful)
Tujuan menyeluruh laporan keuangan untuk memberikan informasi yang
bermanfaat bagi pembuatan keputusan. FASB menyatakan “Pelaporan
keuangan seharusnaya memberikan informasi yang bermanfaat bagi para
investor sekarang dan calon investor dan kreditor serta bagi para pemakai lain
dalam membuat rasio investasi, kredit dan keputusan yang sama.”
2. Dapat dipahami (understandability)
Laporan keuangan tidak dapat dan seharusnya tidak sesederhana yang
dipahami oleh siapapun. Sebaliknya, tujuan pemahaman menyadari bahwa
pemakai laporan keuangan cenderung canggih, dan memiliki pemahaman
layak tentang akuntansi dan bisnis, yang mengkaji dan menganalisis informasi
13
yang ditampilkan. Dengan kata lain, informasi ini seharusnya dapat dipahami
(comprehensible) seseorang.
3. Pemirsa yang dituju : Investor dan Kreditor
Meskipun ada banyak pemakai potensial laporan keuangan, target pemakai
pada dasarnya para investor dan kreditor. Para investor dan kreditor, hingga
tingkat tertentu harus bergantung pada informasi yang termuat dalam laporan
keuangan periodik yang disuplai oleh manajemen. Pada pokoknya informasi
bermanfaat bagi investor dan kreditor dalam banyak kasus bermanfaat untuk
para pemakai.
4. Penilaian arus kas yang akan datang
Para investor dan kreditor dasarnya tertarik dengan arus kas masa depan
sebuah perusahaan. Para kreditor berharap bunga dan pokok pinjaman
dibayarkan secara kas. Para investor menghendaki deviden kas dan arus kas
yang cukup untuk memungkinkan bisnis tumbuh. Dengan demikian,
pelaporan keuangan seharusnya memberikan informasi yang bermanfaat
dalam menilai jumlah, waktu dan ketidakpastian (risiko) dan arus kas
prospektif.
5. Mengevaluasi sumber daya ekonomi
Pelaporan keuangan seharusnya menyediakan informasi mengenai aktiva,
kewajiban, dan modal pemilik sebuah perusahaan untuk membantu para
investor, kreditor dan pihak lain mengevaluasi kekuatan dan kelemahan
keuangan perusahaan (enterprise) dan tingkat likuiditas serta kemampuan
bayarnya (solvency). Informasi semacam ini akan membantu para pemakai
dalam menentukan kondisi keuangan suatu perusahaan, yang pada gilirannya
akan memberikan pandangan mengenai prospek-prospek arus kas masa yang
akan datang.
14
6. Fokus primer pada laba
Informasi mengenai perusahaan, laba (earning), yang diukur dengan
akuntansi akrual (accrual) pada umumnya memberikan basis yang lebih baik
untuk meramalkan kinerja masa depan daripada informasi mengenai
penerimaan kas dan pembayaran (disbursement) sekarang. FASB menyatakan
bahwa “fokus primer laporan keuangan adalah informasi mengenai kinerja
sebuah perusahaan yang diberikan oleh ukuran laba (earning) dan komponenkomponennya.”
2.1.2 Pemakai Laporan keuangan
Menurut Standar Akuntansi Keuangan (2002;2) para pemakai laporan
keuangan adalah :
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
Insvestor
Karyawan
Pemberi pinjaman
Pemasok
Pelanggan
Pemerintah
Masyarakat
Sedangkan menurut Dwi Prastowo dan Rafika Julianti (2002;3-4) pemakai
laporan keuangan meliputi :
1. Investor
Para investor dan penasehatnya berkepentingan terhadap risiko yang melekat
dan hasil pengembangan dari investasi yang dilakukannya. Investor ini
membutuhkan informasi untuk menentukan apakah harus membeli, menahan,
atau menjual investasi tersebut. Selain itu, mereka juga tertarik pada informasi
yang memungkinkan melakukan penilaian terhadap kemampuan perusahaan
dalam membayar deviden.
15
2. Kreditor (pemberi pinjaman)
Para kreditor tertarik dengan informasi keuangan yang memungkinkan
mereka untuk memutuskan apakah pinjaman serta bunganya dapat dibayar
pada saat jatuh tempo.
3. Pemasok dan kreditor usaha lainnya
Pemasok dan kreditor usaha lainnya tertarik dengan informasi yang
memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah jumlah terhutang akan
dibayar pada saat jatuh tempo. Kreditor usaha berkepentingan pada
perusahaan dalam tenggat waktu yang lebih pendek dibanding kreditor.
4. Shareholder’s (para pemegang saham)
Para pemegang saham berkepentingan dengan informasi mengenai kemajuan
perusahaan, pembagian keuntungan yang akan diperoleh, dan penambahan
modal untuk business plan selanjutnya.
5. Pelanggan
Para pelanggan berkepentingan dengan informasi mengenai kelangsungan
hidup perusahaan, terutama kalau mereka terlibat dalam perjanjian jangka
panjang dengan atau bergangtung pada perusahaan.
6. Pemerintah
Pemerintah dan berbagai lembaga yang berada di bawah kekuasaannya
berkepentingan
dengan
alokasi
sumber
daya
dan
oleh
karenanya
berkepentingan dengan aktivitas perusahaan. Selain itu, mereka juga
membutuhkan informasi untuk mengatur aktivitas perusahaan, menetapkan
kebijakan pajak dan sebagai dasar untuk menyusun satatistik pendapatan
nasional dan statistik lainnya.
7. Karyawan
Karyawan dan kelompok-kelompok yang mewakilinya tertarik pada informasi
mengenai stabilitas dan profitabilitas perusahaan. Mereka juga tertarik pada
informasi yang memungkinkan mereka melakukan penilaian atas kemampuan
16
perusahaan dalam memberikan balas jasa, manfaat pensiun, dan kesempatan
kerja.
8. Masyarakat
Perusahaan mempengaruhi anggota masyarakat dalam berbagai cara, sepeti
pemberian kontribusi pada perekonomian nasional, termasuk jumlah oang
yang dipekerjakan dan perlindungan kepada penanam modal domestik.
Laporan keuangan dapat membantu masyarakat dengan menyediakan
informasi kecenderungan (trend) dan perkembangan terakhir kemakmuran
perusahaan serta rangkaian aktivitasnya.
2.1.3 Isi Laporan Keuangan
Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 1 (2002;13)
laporan keuangan terdiri dari :
Neraca (Balance Sheet)
Laporan Laba-Rugi (Income Statement)
Laporan ArusKas (Statement of Cash Flow)
Laporan Perubahan Ekuitas (Statement of Change in Equity)
Catatan atas Laporan Keuangan ( Notes to Financial Statement)
2.1.4 Sifat dan Keterbatasan Laporan Keuangan
Menurut Sofyan Syafri Harahap (2004;235-236) sifat dan keterbatasan
laporan keuangan adalah sebagai berikut :
1. Laporan keuangan bersifat historis, yaitu merupakan laporan atas kejadian
yang telah lewat. Karenanya laporan keuangan tidak dapat dianggap sebagai
satu-satunya sumber informasi dalam proses pengambilan keputusan
ekonomi.
2. Laporan keuangan bersifat umum dan bukan dimaksudkan untuk memenuhi
kebutuhan pihak tertentu.
3. Proses penyusunan laporan keuangan tidak luput dari penggunaan taksiran
dan berbagai pertimbangan.
17
4. Akuntansi hanya melaporkan informasi yang material. Demikian pula
penerapan prinsip akuntansi terhadap suatu fakta atau pos tertentu mungkin
tidak dilaksanakan jika hak itu tidak menimbulkan pengaruh material terhadap
kelayakan laporan keuangan.
5. Laporan keuangan bersifat konservatif dalam menghadapi ketidakpastian, bila
terdapat beberapa kemungkinan simpulan yang tidak pasti mengenai penilaian
suatu pos, lazimnya dipilih alternatif yang mengahsilkan laba bersih atau nilai
aktiva yang paling kecil.
6. Laporan keuangan lebih menekankan pada makna ekonomis suatu peristiwa
atau transaksi dari pada bentuk hukumnya (formalitas).
7. Laporan keuangan disusun dengan menggunakan istilah-istilah teknis dan
pemakai laporan keuangan diasumsikan memahami bahasa teknis akuntansi
dan sifat dari informasi yang dilaporkan.
8. Adanya berbagai alternatif metode akuntansi yang dapat digunakan
menimbulkan variasi dalam pengukuran sumber-sumber ekonomis dan tingkat
kesuksesan antar perusahaan.
9. Informasi yang bersifat kualitatif dan fakta yang tidak dapat dikuantifikasikan
umumnya diabaikan.
2.1.5 Karakteristik Laporan Keuangan
Menurut Standar Akuntansi Keuangan (2002;5) terdapat
karakteristik
laporan keuangan, yaitu :
1. Dapat dipahami
Kualitas penting informasi yang ditampung dalam laporan keuangan adalah
kemudahannya untuk segera dipahami oleh pemakai.
2. Relevan
Informasi memiliki kualitas yang relevan kalau dapat mempengaruhi
keputusan ekonomi pemakai dengan membantu mereka mengevaluasi
18
peristiwa masa lalu, masa kini atau masa depan, menegaskan atau mengoreksi
hasil evaluasi mereka di masa lalu.
3. Materialitas
Informasi dipandang material kalau kelalaian untuk mencantumkan atau
kesalahan dalam mencatat informasi tersebut dapat mempengaruhi keputusan
ekonomi pemakai yang diambil atas dasar laporan keuangan.
4. Keandalan
Informasi memiliki kualitas andal (reliable) jika bebas dari pengertian
menyesatkan, kesalahan material, dan dapat diandalkan pemakainya sebagai
penyajian yang tulus dan jujur (representation faithfulness) atau disajikan
secara wajar.
5. Penyajian jujur
Agar dapat diandalkan, informasi harus menggambarkan dengan jujur
transaksi serta peristiwa lainnya yang seharusnya disajikan atau informasi
disajikan secara wajar.
6. Substansi mengungguli bentuk
Jika informasi dimaksudkan untuk menyajikan dengan jujur transaksi serta
peristiwa lain yang seharusnya disajikan. Maka peristiwa tersebut perlu
dicatat dan disajikan sesuai dengan substansi dan realitas ekonomi dan bukan
hanya bentuk hukumnya.
7. Netralitas
Informasi harus diarahkan pada kebutuhan umum pemakai, dan tidak
bergantung pada kebutuhan dan keinginan pihak tertentu.
8. Pertimbangan sehat
Pertimbangan sehat mengandung unsur kehati-hatian pada saat melakukan
perkiraan pada kondisi ketidak pastian, sehingga aktiva atau penghasilan tidak
dinyatakan terlalu tinggi dan kewajiban atau beban tidak dinyatakan terlalu
rendah.
19
9. Kelengkapan
Agar dapat diandalkan, informasi dalam laporan keuangan perusahaan harus
lengkap dalam batasan materialitas dan biaya.
10. Dapat dibandingkan
Pemakai harus dapat memperbandingkan laporan keuangan perusahaan antar
periode untuk mengidentifikasikan kecenderungan (trend) posisi dan kinerja
perusahaan.
11. Kendala informasi yang relevan dan andal
•
Tepat waktu
Untuk menyediakan informasi yang tepat waktu, sering kali perlu
melaporkan sebelum seluruh aspek transaksi lainnya diketahui, sehingga
perlu melaporkan keandalan informasi. Sebaliknya, jika pelaporan ditunda
sampai seluruh aspek diketahui, informasi yang dihasilkan mungkin
sangat andal tapi kurang bermanfaat bagi pengambil keputusan.
•
Keseimbangan antara biaya dan manfaat
Keseimbangan antara biaya dan manfaaat lebih merupakan kendala.
Manfaat
yang
dihasilkan
informasi
seharusnya
melebihi
biaya
penyusunannya.
•
Keseimbangan antara karakteristik kualitatif
Pada umumnya tujuannya adalah untuk mencapai suatu keseimbangan
yang tepat antara berbagai karakteristik untuk memenuhi tujuan laporan
keuangan.
12. Penyajian wajar
Laporan keuangan sering dianggap menggambarkan pandangan yang wajar
dari atau menyajikan dengan wajar, posisi keuangan, kinerja serta perubahan
posisi keuangan suatu perusahaan.
20
2.2
Analisis Laporan Keuangan
2.2.1 Pengertian Analisis Laporan Keuangan
Menurut Sofyan Syafri Harahap (2001;190) pengertian analisis laporan
keuangan adalah :
“Menguraikan pos-pos laporan keuangan menjadi unit informasi yang
lebih kecil dan melihat hubungannya yang bersifat signifikan atau
mempunyai makna antara yang satu dengan yang lainnya baik antara
data kuantitatif dengan tujuan untuk mengetahui kondisi keuangan lebih
dalam yang sangat penting dalam proses menghasilkan keputusan.”
Menurut Aliminsyah dan Padji (2003;161) analisis laporan keuangan adalah:
“ Analisis laporan keuangan adalah mencari hubungan antara suatu
angka dalam laporan keuangan dengan angka lain agar dapat diperoleh
gambaran yang lebih jelas mengenai keadaan keuangan dan hasil usaha
perusahaan.”
Sedangkan menurut Dwi Prastowo dan Rika Julianti (2002;45) analisis
lapoaran keuangan adalah :
“Analisis laporan keuangan merupakan suatu proses yang penuh
pertimbangan dalam rangka membantu mengevaluasi posisi keuangan
dan hasil operasi perusahaan pada masa sekarang dan masa lalu dengan
tujuan utama untuk menentukan estimasi dan prediksi yang paling
mungkin mengenai kondisi dan kinerja perusahaan pada masa
mendatang.”
Analisis laporan keuangan mencakup perangkat kerja dan teknik yang
memungkinkan para analis memeriksa laporan keuangan masa lalu dan saat ini,
sehingga performa perusahaan dan posisi keuangan perusahaan dapat dievaluasi serta
risiko dan potensi di masa yang akan datang dapat diestimasi.
Selain itu, suatu hasil analisis yang memuaskan sesuai dengan kebutuhan
masing-masing pengguna (user), maka sebelum para analis melakukan suatu analisis
terhadap laporan keuangan, terlebih dahulu mereka harus dapat memahami laporan
keuangan yang disajikan.
21
2.2.2 Tujuan Analisis Laporan Keuangan
Menurut Sofyan Syafri Harahap (2001;197) tujuan kegunaan analisis
laporan keuangan adalah :
“Analisis laporan keuangan yang dilakukan dimaksudkan untuk
menambah informasi yang ada dalam suatu laporan keuangan.”
Maka analisis laporan keuangan dapat menghasilkan informasi yaitu :
1. Dapat memberikan informasi yang lebih dalam dari pada yang terdapat dari
laporan keuangan biasa.
2. Dapat menggali informasi yang tampak secara kasat mata (explicit) dari suatu
laporan keuangan atau yang berada di balik laporan keuangan (implicit).
3. Dapat mengetahui kesalahan yang terkandung dalam laporan keuangan.
4. Dapat menghubungkan hal-hal yang bersifat tidak konsisten
2.3
Saham
Pengertian saham menurut Bodic dkk (2002;44) :
“Common stock represent the owners of corporation. Each share common
stock entities its owner to on vote on any matters of corporate governance
that are put to a vote at the corporation’s annual meeting and to a share in
the financial benefits of ownership.”
Pengertian saham menurut Darmadji dan Fakhrudin (2001;5), adalah :
“Saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan atau pemilikan
seseorang atau badan dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas.
Wujud saham adalah, selembar kertas yang menerangkan bahwa
pemilik kertas tersebut adalah pemilik perusahaan yang menerbitkan
surat berharga tersebut. Porsi kepemilikan ditentukan oleh seberapa
besar penyertaan yang ditanamkan di perusahaan tersebut.”
Sedangkan pengertian saham menurut Kusnadi (2000;262) :
“Yang dimaksud dengan saham adalah suatu sertifikat atau tanda
otentik yang mempunyai kekuatan hukum bagi pemegangnya sebagai
22
keikutsertaan di dalam perusahaan serta mempunyai nilai nominal (mata
uang) serta dapat diperjual belikan.”
Dengan demikian, kalau seorang investor membeli saham, maka ia pun
menjadi pemilik perusahaan dan memiliki hak atas aset perusahaan. Dengan memiliki
saham, investor sebagai pemilik saham dapat juga memiliki keuntungan ekonomis
berupa :
a. Deviden, hanya jika perusahaan memiliki laba yang merupakan sumber dana
bagi pembayaran deviden dan manajemen memilih membayar deviden
daripada menahan seluruh laba.
b. Capital gain (keuntungan modal) yaitu selisih harga jual dengan harga beli
saham, jika pemilik menjual sahamnya dengan kurs yang lebih tinggi dari
pada kurs pada saat membeli.
2.3.1 Jenis-jenis Saham
Menurut Darmadji dan Fakhrudin (2001;6-7) ditinjau dari segi kemampuan
dalam hak tagih atau klaim , maka saham terbagi atas :
a. Saham Biasa (Common stock)
Saham biasa selalu muncul dalam struktur modal suatu perseroan terbatas.
Saham biasa membawa risiko terbesar karena pemegang saham biasa
menerima deviden setelah deviden untuk saham preferen dibayar dan begitu
juga terhadap hak atas kekayaan perusahaan jika terjadi likuidasi
b. Saham Preferen (Preffered Stock)
Saham dengan preferensi hak-hak yang melebihi saham biasa disebut saham
preferen. Di Indonesia, pemegang saham preferen mempunyai hak suara
seperti haknya saham biasa, hal ini berbeda dengan praktek di Amerika
Serikat. Dalam praktek, terdapat beraneka jenis saham preferen, diantaranya :
23
1. Cummulative Preffered Stock
Saham preferen ini memberi hak kepada pemilik atas pembagian deviden
yang sifatnya kumulatif dalam persentase atau jumlah tertentu, artinya
bahwa kalau deviden pada tahun tertentu yang dibayarkan tidak
mencukupi atau tidak dibayar sama sekali, maka akan diperhitungkan
pada tahun-tahun berikutnya. Pembayaran deviden kepada pemegang
saham preferen selalu didahulukan dari pemegang saham biasa.
2. Non Cummulative Preffered Stocks
Pemegang saham ini mendapat prioritas dalam pembagian deviden hingga
suatu persentase atau jumlah tertentu, tetapi tidak bersifat kumulatif. Maka
bila pada suatu tahun tertentu deviden dibayar kurang dari yang ditentukan
atau tidak dibayarkan sama sekali, maka tidak diperhitungkan pada tahun
berikutnya. Sepanjang pemegang saham preferen tidak menerima
pembagian deviden secara penuh, pemegang saham biasa tidak berhak
atas pembagian dividen.
3. Participating Preffered Stocks
Pemegang saham jenis ini, disamping memperoleh deviden tetap seperti
yang ditentukan, juga memperoleh ekstra deviden bila perusahaan dapat
mencapai sasaran yang telah ditetapkan. Sasaran itu dapat berupa
penjualan atau keuntungan perusahaan dalam jangka waktu tertentu,
misalnya satu tahun. Deviden saham preferen jenis ini lebih kecil dari
rata-rata deviden reguler saham preferen lainnya.
4. Convertible Preffered Stocks
Pemegang saham istimewa dapat menukar sahamnya dengan sekuritas lain
yang diterbitkan perusahaan. Hak konversi umumnya meliputi penukaran
saham preferen dengan saham biasa.
Hampir di setiap perseroan terbatas di dunia ini hanya ada satu jenis saham
biasa yaitu yang menyajikan sisa modal pemilik di perusahaan (setelah dikurangi
saham preferen). Ditinjau dari risikonya maka pemilik saham biasa memiliki risiko
24
yang cukup tinggi karena hanya menerima deviden setelah deviden untuk saham
preferen diberikan.
Apabila perusahaan tidak mendapatkan keuntungan atau mendapatkan
kerugian maka pemilik saham tidak akan mendapatkan deviden, hal ini ada ketentuan
hukumnya yaitu bahwa suatu perusahaan yang menderita kerugian, selama kerugian
itu belum ditutup, maka selama itu pula perusahaan tidak diperbolehkan membayar
deviden.
Fungsi saham biasa :
a) Sebagai alat untuk membelanjai perusahaan dan terutama sebagai alat
untuk memenuhi kebutuhan akan modal permanen.
b) Sebagai alat untuk menentukan pembagian laba.
c) Sebagai alat untuk mengadakan kombinasi dari perusahaan-perusahaan.
Sedangkan menurut cara peralihannya, saham terbagi atas :
a. Saham atas unjuk (Bearer Stocks)
Di atas sertifikat saham ini tidak ditulis nama pemiliknya, pemilik sangat
mudah untuk mengalihkan saham unjuk atau memindahkan kepada orang lain,
karena sifatnya mirip dengan uang. Siapa saja yang memegang sertifikat
saham atas unjuk dianggap sebagai pemiliknya dan berhak mengalihkannya,
berhak atas pembagian deviden, dan berhak untuk hadir dan mengeluarkan
suara dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).
b. Saham atas nama (Registered Stocks)
Di atas sertifikat saham ditulis nama pemiliknya. Cara peralihannya harus
memenuhi suatu prosedur tertentu, yaitu dokumen peralihan dan kemudian
nama pemiliknya dicatat dalam buku perusahaan yang khusus memuat daftar
nama pemegang saham. Kalau sertifikat saham hilang, pemilk dapat
memintakan ganti karena namanya sudah ada dalam buku perusahaan.
2.3.2 Harga Saham
Menurut Agus Sartono (2001;41) harga saham adalah sebagai berikut :
25
“Harga saham adalah sebesar nilai sekarang atau present value dari
aliran kas yang diharapkan yang akan diterima.”
Sedangkan menurut Ridwan S. Sundjaja (2003;349) :
“Harga saham adalah saham yang nilai per lembarnya telah tercantum
dalam akta pendirian perusahaan.”
Saham yang biasa diperdagangkan di bursa efek menggunakan harga pasar
(market value), tetapi disamping itu juga saham mempunyai nilai-nilai lainnya.
Menurut Jogiyanto H.M (2000;79) menjelaskan beberapa nilai yang
berhubungan dengan saham yaitu :
1. Nilai Buku (book value)
Nilai buku merupakan nilai saham menurut pembukuan perusahaan.
Untuk menghitung nilai buku suatu saham, perlu diketahui beberapa nilai
yang berhubungan dengan nilai buku tersebut, diantaranya :
Nilai nominal (par value), yaitu nilai dari suatu saham yang
merupakan nilai kewajiban yang ditetapkan untuk tiap-tiap lembar
saham.
Agio saham (additional paid-in capital atau in excess or par value),
merupakan selisih yang dibayar oleh pemegang saham kepada
perusahaan dengan nlai nominal sahamnya.
Nilai modal disetor (paid in capital), merupakan total yang dibayar
oleh pemegang saham kepada perusahaan untuk ditukarkan dengan
saham preferen atau saham biasa.
Laba ditahan (retained earning), merupakan laba yang tidak dibagikan
kepada pemegang saham.
Nilai buku per lembar saham, menunjukan aktiva bersih (net assets)
yang dimiliki oleh pemegang saham dengan memiliki satu lembar
saham.
26
2. Nilai intrinsik atau nilai riil (Fair value atau Resonable value)
Nilai intrinsik adalah harga yang ditetapkan untuk sebuah saham biasa,
jika faktor-faktor utama dari nilai perusahaan dipertimbangkan. Dengan
demikian, nilai intrinsik bersifat subyektif untuk setiap orang, sehingga
nilai intrinsik saham sebuah perusahan akan berbeda untuk analis yang
berbeda.
3. Nilai pasar (Market value)
Nilai pasar adalah harga saham biasa yang terjadi di pasar modal.
Dihubungkan dengan nilai intrinsik terdapat dua kondisi nilai pasar saham
yaitu :
a. Cleary undervalueded, yaitu nilai intrinsik lebih besar dari pada nilai
pasar. Pada kondisi ini sebaiknya investor membeli saham ini, sebab
besar kemungkinan dimasa yang akan datang akan terjadi kenaikan
harga. Dengan demikian akan terbuka kesempatan untuk memperoleh
capital gain.
b. Cleary overvalueded, yaitu nilai intrinsik lebih kecil daripada nilai
pasar. Pada kondisi ini investor sebaiknya menjual sahamnya, sebab
besar kemungkinan dimasa akan datang akan terjadi penurunan harga.
2.3.3 Pengertian Perubahan Harga Saham
Pengertian perubahan harga saham menurut Jogiyanto (2003;383) adalah :
“Perubahan harga saham merupakan kenaikan atau penurunan dari
harga saham sebagai akibat dari adanya informasi baru yang
mempengaruhi harga saham kemudian dibandingkan dengan harga
saham tahun sebelumnya.”
2.3.4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Harga Saham
Harga saham dapat berubah-ubah dengan cepat, ada beberap faktor yang bisa
menyebabkan perubahan harga yaitu sebagai berikut :
27
•
Harapan dan perilaku investor
Harga saham dapat dipengaruhi oleh harapan investor atau perkiraan investor
mengenai keputusan manajemen terhadap kebijakan devidennya. Harapan
tersebut didasarkan pada sejumlah faktor internal perusahaan seperti jumlah
deviden sebelumnya, pendapatan yang ada, dan perkiraaan pendapatan dimasa
yang akan datang.
•
Kondisi keuangan perusahaan
Kondisi keuangan yang baik biasanya akan meningkatkan minat investor
untuk membeli saham sehingga sahamnya naik. Dan sebaliknya kondisi
perusahaan yang buruk akan menurunkan harga saham.
•
Permintaan dan penawaran
Harga saham biasanya berfluktuasi mengikuti kekuatan permintaan dan
penawaran di pasar modal. Fluktuasi harga saham mencerminkan seberapa
besar minat investor terhadap saham suatu perusahaan. Oleh karena itu harga
saham setiap saat bisa berubah seiring dengan minat investor untuk
menempatkan modalnya pada saham.
•
Tingkat efisiensi pasar modal
Perubahan harga saham pada pasar modal yang efisien (pasar yang harga
sekuritasnya telah menceminkan semua informasi yang relevan) adalah acak
(random). Apabila harga-harga selalu mencerminkan semua informasi baru
muncul (informasi yang tidak bisa diperkirakan sebelumnya), dengan
demikian perubahan harga tidak bisa diperkirakan sebelumnya.
2.3.5 Analisis Penetapan Harga Saham
Beberapa metode pendekatan yang umum digunakan dalam menetapkan harga
suatu saham yaitu analisis fundamental dan teknikal.
28
a. Analisis Fundamental
Menurut Jones (2004;303), pengertian analisis fundamental adalah sebagai
berikut :
“Fundamental analysis is the study of stock’s value using basic data such as
earnings, sales, risk and so fort.”
Sedangkan menurut Husnan (2001:315) adalah :
“Analisis fundamental mencoba memperkirakan harga saham di masa
yang akan datang dengan melakukan estimasi nilai faktor-faktor
fundamental yang mempengaruhi harga saham di masa yang akan
datang.”
Analisis fundamental ini bertitik tolak dari anggapan dasar bahwa setiap
investor adalah makhluk yang rasional karena mereka menganggap adanya hubungan
antara harga saham dengan kondisi perusahaan yang bersangkutan.
Argumentasi dasarnya jelas yaitu nilai saham mewakili nilai perusahaan, tidak
hanya nilai buku suatu saat tapi juga harapan akan kemampuan perusahaan dalam
meningkatkan nilai dikemudian hari.
Analisis ini dapat dipergunakan dalam menilai harga saham baik bagi
perusahaan yang akan menjual sahamnya kepada masyarakat melalui pasar modal
maupun bagi perusahaan yang telah mendaftar di lantai bursa.
Beberapa model yang populer digunakan dalam analisis fundamental sebagai
berikut :
1. Price Earning Ratio (PER)
PER dapat dihitung dengan membagi harga saham pada suatu saat dengan
earning per share (EPS) suatu periode tertentu. Tidak ada suatu standar yang
pasti berapa PER yang wajar bagi suatu harga pasar saham, sebagian
investor mengambil perbandingan dari PER perusahaan sejenis.
29
2. Dividen Yield
Pada pendekatan ini harga saham akan dapat dihitung berdasarkan pada
perkiraan deviden per saham yang akan dibayarkan kepada pemegang
saham. Dengan perhitungan ini akan dapat dilihat apakah deviden sebagai
return bagi investor dapat bersaing dengan return yang akan didapat dari
alternatif investasi lainnya.
b. Analisis Teknikal
Menurut Jones (2004;302) pengertian dari analisis teknikal adalah sebagai
berikut :
“Technical analysis is the search for identifiable and recurring stock price
patterns.”
Sedangkan menurut Husnan (2001;349) adalah :
“Analisis teknikal menyatakan bahwa harga saham mencerminkan
informasi yang relevan, informasi tersebut ditunjukan oleh harga saham
di masa lalu dan perubahan harga saham memiliki pola tertentu dan
pola tersebut berulang.”
Jika analisis fundamental menekankan pada harga saham apakah itu under
value maupun over value, analisis teknikal menekankan pada waktu, dalam arti tren
naik turun.
2.3.6 Penilaian Perubahan Harga Saham
Dalam jangka panjang dapat dikatakan secara umum bahwa perubahan harga
saham akan ditentukan oleh kinerja perusahaan yang mengeluarkan saham. Apabila
kinerja perusahaan semakin membaik, keuntungan yang diperoleh pemegang saham
akan semakin besar pula kemungkinan harga saham akan naik.
Sedangkan dalam jangka pendek perubahan harga suatu saham akan sangat
sulit untuk diperkirakan, karena seperti telah disebutkan di atas harga saham akan
30
sangat dipengaruhi oleh perubahan-perubahan yang telah, sedang, maupun yang akan
diperkirakan akan terjadi.
Yang dapat dipastikan adalah harga saham di bursa saham terbentuk menurut
hukum penawaran dan permintaan. Semakin banyak investor yang ingin membeli
suatu saham, maka harga saham akan cenderung bergerak naik, begitu pula
sebaliknya.
Selain itu, tindakan –tindakan yang dilakukan emiten (corporate action) dapat
juga mempengaruhi perubahan harga saham. Corporate action tersebut dapat berupa
deviden tunai (cash deviden), deviden saham (stock deviden), saham bonus, hak
penawaran (right issue) dan pemecahan saham (stock split). Khusus mengenai
pemecahan saham, hal inilah yang menjadi inti pembahasan pada penelitian ini.
2.3.7 Pemecahan Saham (stock split)
Menurut Libby dan Short (2001;609) pemecahan saham adalah :
“In a stock split, the total number of authorized shares is increased by a
specified amount, such as 2 for 1 split. In this instance, each held is called
in, and two new shares are issued in its place.”
Brigham dan Houston (2001;95) menerangkan bahwa :
“Pemecahan saham (stock split) adalah tindakan suatu perusahaan untuk
menambah jumlah saham yang beredar seperti menggandakan jumlah
saham yang beredar dengan memberikan kepeda setiap pemegang saham
dua lembar saham baru untuk satu saham yang sebelumnya dipegang”.
Sedangkan menurut Horngren dkk (2002;544) menerangkan bahwa :
“A stock split is an increase in the number of authorized, issue and
outstanding share of stock, coupled with proportionate reduction in the
stock par value”.
31
Jadi dilihat dari kutipan di atas pemecahan saham adalah pemecahan nilai
saham ke dalam nominal yang lebih kecil. Dengan demikian jumlah lembar saham
yang beredar akan meningkat proporsional dengan penurunan nilai saham. Tujuan
pemecahan saham adalah untuk menempatkan harga pasar saham dalam trading
range tertentu. Dalam pemecahan saham terjadi perubahan dalam pos modal,
sebaliknya jumlah saham yang beredar bertambah. Pemecahan saham merupakan
corporate action yang dilakukan oleh emiten. Pemecahan saham secara sederhana
meliputi pergantian sejumlah saham baru yang lebih besar dengan saham lama yang
jumlahnya lebih kecil.
Pemecahan saham tidak mengubah nilai perusahaan ataupun nilai total yang
dimiliki pemegang saham. Kadang-kadang pemecahan saham dilakukan untuk
memperluas pasar dari saham mereka. Smith dan Skousen (2001;701) menyatakan
bahwa :
“After a stock split, the capital stock balance for the issue remains the same.
How ever, the change in the number of shares of stock outstanding is
accompanied by a change in the par or stated value of the stock”.
Hal ini juga dipertegas oleh Horne dan Wacowicz (2005;482) :
“As a result, the common stock, additional paid-in capital, and retained
earning account rmain unchanged with a stock split. The total share holder
equity, of course, also stay the same. The only change is in the par value of
the common stock, which on a per share basis, is now half of what if once
was”.
Jadi dalam kebijakan pemecahan saham mengandung dua pengertian yaitu
pemecahan terhadap harga, baik harga buku maupun harga pasar, serta pemecahan
jumlah saham sesuai dengan rasio pemecahannya. Karena pemecahan nilai nominal,
maka dengan sendirinya akan terjadi juga perubahan pada harga pasar saham secara
seimbang dengan tingkat pemecahan tersebut dan membawa dampak langsung pada
penurunan harga saham di bursa saham hingga 50% yang disebut sebagai harga
32
saham eks-plit serta penambahan jumlah saham yang mengakibatkan jumlah saham
yang diperdagangkan di lantai bursa yang disebutkan sebagai jumlah saham eks-plit.
Bertambahnya kemampuan perluasan saham perusahaan kepada lebih banyak
pemegang saham individu setelah pemecahan saham akan memperluas dasar
pemegang saham perusahaan yang akan membuat saham perusahaan tidak
(berkurang) rentan terhadap goncangan harga yang diakibatkan perdagangan atau
investor institusi. Pertumbuhan perusahaan mungkin juga diumumkan seperti
pemecahan saham sebagai pengganti deviden kas atau tunai karena dengan demikian
penambahan modal di perusahaan, akan membuat modal tersebut dapat digunakan
untuk kepentingan operasional, usaha penelitian dan pengembangan dan akuisisi
strategis yang menjanjikan peningkatan nilai pemegang saham dalam jangka panjang.
Horngren dkk (2002;545) menerangkan akibat dari dilakukannya pemecahan
saham adalah sebagai berikut:
“Effect of stock split is a changes the par value of the stock. It also
increases the number of share of stock authorized, issue and outstanding.”
Horne dan Wachowicz Jr (2000;557) menerangkan bahwa tujuan emiten
melakukan stock split adalah sebagai berikut :
“A principle purpose of a stock split is to place the stock in a more popular
trading range, hopefully attracting more buyer.”
Maka setelah melakukan pemecahan saham, akan terdapat saham dengan
harga yang murah dengan jumlah saham yang banyak sehingga mengundang investor
untuk melakukan transaksi. Harga pasar saham sungguh-sungguh bereaksi sebelum
pemecahan saham, dan perubahan harga saham tersebut terjadi sebagai reaksi dari
kebijakan pemecahan saham.
33
2.3.8 Nilai Pemecahan Saham bagi Investor
Secara teoritis, suatu pemecahan saham tidak bernilai apapun bagi investor.
Mereka menerima tambahan sertifikat saham tetapi proporsi kepemilikan mereka
terhadap perusahaan tidak berubah. Harga pasar saham seharusnya turun secara
proporsional, sehingga total kepemilikan mereka tetap sama. Sebagai ilustrasi, suatu
pemecahan saham 2 untuk 1, berarti jumlah saham yang beredar akan menjadi dua
kali lipat dan nilai nominal setiap saham menjadi separuh dibandingkan sebelumnya.
Dengan kondisi ini, suatu pemecahan saham tidak bernilai apapun bagi investor.
Ada beberapa akibat yang diperoleh dari suatu pemecahan saham. Pertama,
pemecahan saham dapat mempengaruhi deviden tunai, yaitu dengan diikuti oleh
peningkatan deviden tunai. Jika besarnya deviden tunai per lembar tidak berubah
sesudah adanya pemecahan saham, maka deviden tunai yang diterima investor akan
meningkat. Namun jika tujuan yang ingin dicapai perusahaan adalah untuk
meningkatkan deviden tunai, perusahaan tersebut tidak perlu melakukan pemecahan
saham ini. Perusahaan dapat langsung meningkatkan besarnya deviden tunai per
lembar saham tanpa harus memecah sahamnya.
Kedua, pemecahan saham dimaksudkan untuk menjaga agar harga saham
perusahaan berada dalam rentang perdagangan yang menguntungkan. Sehingga para
pemodal kecil sekarang dapat ikut memperjual-belikan saham perusahaan tersebut
karena harganya menjadi lebih terjangkau.
Ketiga, pengumuman pemecahan saham menyampaikan informasi yang
menguntungkan mengenai pendapatan dimasa mendatang kepada investor (signaling
effect). Secara khusus, jika perusahaan yang melakukan pemecahan saham
sebelumnya mengalami pertumbuhan pendapatan, suatu pemecahan saham dapat
menunjukan bahwa manajer memandang peningkatan ini sebagai permanen
ketimbang sementara.
34
2.4
Tingkat Efisiensi Pasar Modal
Menurut Brigham dan Houston (2001;378) tingkat efisiensi pasar modal
terdiri dari :
1. Efisiensi bentuk lemah (Weak Form)
2. Efisiensi bentuk semi kuat (Semi Strong Form)
3. Efisiensi bentuk kuat (Strong Form)
Menurut Jogiyanto (2000;352) terdapat 3 bentuk atau tingkatan untuk pasar
modal yang efisien yaitu :
1. Efisiensi pasar bentuk lemah (Weak Form)
2. Efisiensi pasar bentuk setengah kuat (Semi Strong Form)
3. Efisensi pasar bentuk kuat (Strong Form).
Dari kutipan di atas dapat dijelaskan bahwa bentuk pasar modal yang efisien
meliputi :
1. Efisiensi pasar bentuk lemah (weak form)
Efisiensi pasar bentuk ini mempunyai hipotesis bahwa harga surat berharga
saat ini betul-betul menggambarkan seluruh informasi yang terkandung dalam
harga-harga surat berharga di masa-masa yang lalu. Di sini tersirat bahwa
tidak seorang investor pun yang mampu memperoleh tingkat pengembalian
yang berlebihan dengan cara mengembangkan pedoman yang didasarkan pada
informasi yang lalu.
2. Efisiensi pasar bentuk setengah kuat (semi strong form)
Efisiensi pasar bentuk ini mempunyai hipotesis bahwa harga-harga surat
berharga betul-betul menggambarkan seluruh informasi yang dipublikasikan.
Jadi tak seorang pun yang mampu memperoleh tingkat yang berlebihan
dengan hanya menggunakan sumber-sumber informasi yang dipublikasikan.
35
Termasuk dalam jenis informasi ini adalah laporan tahunan perusahaan atau
laporan penasehat investasi yang diterbitkan.
3. Efisiensi pasar bentuk kuat (strong form)
Efisiensi pasar bentuk kuat memiliki hipotesis bahwa harga-harga surat
berharga
benar-benar
menggambarkan
seluruh
informasi
baik
yang
dipublikasikan maupun yang tidak dipublikasikan. Ini merupakan hipotesis
yang sulit diuji karena observasi atas perilaku perdagangan berdasarkan
informasi yang tersedia secara tidak umum sulit diperoleh.
2.5
Tinjauan Mengenai Pasar Modal Indonesia
Sebelum membahas mengenai pasar modal dan bursa efek terlebih dahulu
akan diuraikan definisi dari beberapa hal penting yang sering disebutkan dalam
pembahasan ini.
1. Efek adalah suatu instrumen bukti kepemilikan yang dapat dipindahtangankan
dalam bentuk surat berharga, saham, obligasi, bukti hutang, bunga dalam
suatu perjanjian baik bagi hasil, hak (rights) untuk membeli saham, atau
waran untuk pembeli dimasa mendatang, atau instrumen sejenis yang dapat
dipertukarkan, diperjualbelikan.
2. Emiten adalah pihak atau perusahaan yang menawarkan efeknya kepada
masyarakat investor melalui penawaran umum.
3. Penawaran umum adalah kegiatan penawaran efek yang dilakukan oleh
emiten untuk menjual efek kepada masyarakat berdasarkan tata cara yang
diatur dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1995 dan
peraturan pelaksanaannnya.
2.5.1 Pasar Modal dan Bursa Efek
Definisi pasar modal menurut Munir Fuady (2001;10) adalah :
“Pasar modal yaitu suatu tempat atau sistem bagaimana caranya
dipenuhi kebutuhan-kebutuhan dana untuk modal suatu perusahaan,
36
dan merupakan pasar tempat orang membeli dan menjual surat efek
yang baru dikeluarkan.”
Pada dasarnya pasar modal dan bursa efek merupakan dua hal yang berbeda.
Berikut ini adalah definisi pasar modal dan bursa efek menurut Suad Husnan
(2001;3), yaitu :
“Secara formal pasar modal dapat didefinisikan sebagai pasar untuk
berbagai instrumen keuangan (atau sekuritas) jangka panjang yang bisa
diperjualbelikan baik dalam bentuk hutang atau modal sendiri, baik
yang diterbitkan oleh pemerintah, public authority, maupun perusahaan
swasta. Sedangkan bursa efek adalah suatu organisasi yang
menyelenggarakan pasar untuk memperdagangkan saham diamana
terdapat peraturan yang ketat untuk masuk ke dalamnya.”
Menurut Brigham dan Houston (2001;122) pasar modal adalah :
“Pasar keuangan untuk saham dan hutang jangka panjang (satu tahun
atau lebih).”
Definisi bursa efek dan pasar modal dalam Undang-undang Republik
Indonesia No. 8 tahun 1995 tentang pasar modal adalah sebagai berikut :
Bab 1 Pasal 1 No. 4 :
“Bursa efek adalah pihak yang menyelenggarakan dan menyediakan
sistem dan atau sarana untuk mempertemukan penawaran jual dan beli
efek pihak-pihak lain dengan tujuan memperdagangkan efek diantara
mereka.”
Bab1 Pasal 1 No.13 :
“Pasar modal kegiatan yang berkaitan dengan penaawaran umum dan
perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang
diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaian dengan efek. “
37
2.5.2 Instrumen Pasar Modal
Pasar moadal merupakan merupakan pasar bagi instrumen finansial jangka
panjang (lebih dari satu tahun). Yang dimaksud instrumen dalam pasar modal ini,
yaitu semua surat-surat berharga (sekuritas) yang diperdagangkan di bursa.
Menurut Suad Husnan (2001;36), jenis sekuritas yang diperdagangkan di
Bursa Efek Jakarta (BEJ) adalah sebagai berikut :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Saham Biasa
Saham Preferen
Obligasi
Obligasi Konversi
Sertifikat Right
Waran.
2.5.3 Jenis Pasar Modal
Menurut Djoko Susanto dan Agus Sabardi (2002;133), pasar modal terbagi
dalam dua jenis, yaitu :
“Pasar modal perdana dan pasar modal sekunder.”
Dari kutipan di atas dapat dijelaskan bahwa jenis pasar modal meliputi :
1. Pasar modal perdana (Primary Market)
Pasar modal perdana adalah tempat penjualan surat berharga baru dari
perusahaan (emiten) kepada masyarakat melalui sindikasi penjaminan, sebelum surat
berharga tersebut diperdagangkan di Bursa Efek.
Setelah ijin emisi diberikan, perusahan (emiten) yang bersangkutan dapat
segera menawarkan surat berharganya di pasar perdana. Penawaran surat berharga di
pasar perdana dilakukan oleh penjamin emisi yang dibantu oleh agen penjualan atau
broker yang menjadi anggota bursa dan ditunjuk oleh penjamin pelaksana emisi. Jika
ternyata jumlah permintaan melebihi jumlah penawaran, maka penjatahan harus
dilakukan dengan berpedoman pada prinsip pemerataan kepemilikan dan memberikan
prioritas kepada investor kecil.
38
Surat berharga yang dibeli harus diserahkan selambat-lambatnya 12 hari kerja
terhitung setelah tanggal akhir penjatahan dan selanjutnya surat berharga tersebut
harus didaftarkan di bursa.
2. Pasar Modal Sekunder (Secondary Market)
Paar sekunder adalah tempat perdagangan surat berharga yang beredar, yang
dilaksanakan oleh bursa efek.
Setelah perusahaan menjual surat berharganya di pasar perdana, surat
berharga tersebut dapat diperjualbelikan di pasar sekunder. Transaksi yang terjadi di
pasar sekunder tidak akan mempengaruhi posisi keuangan perusahaan karena pada
dasarnya transaksi tersebut hanya merupakan pemindahan kepemilikan saham dari
satu investor ke investor lain.
Dalam waktu selambat-lambatnya 90 hari setelah ijin emisi diberikan maka
surat berharga tersebut harus dicatatkan di bursa. Sejak pencatatan tersebut maka
perdagangan surat berharga tersebut harus dilakukan di bursa, dimana transaksi
dilakukan melalui perantara perdagangan efek dan pedagang efek yang menjadi
anggota bursa.
Lembaga penunjang yang berperan adalah perantara perdagangan efek, biro
administrasi efek dan cliring house. Besarnya imbalan diserahkan pada masingmasing pihak. Dalam bursa, investor (pemodal) tidak bisa melakukan jual beli
sendiri, perdagangan di bursa diselenggarakan oleh BAPEPAM dan dilakukan
melalui perantara perdagangan dan perdagangan efek anggota bursa.
2.5.4 Pelaku Pasar Modal
Menurut Munir Fuady (2001;37) para pelaku pasar modal dapat digolongkan
ke dalam beberapa kategori sebagai berikut :
1.
2.
3.
4.
5.
Kategori Pelaku Investasi
Kategori Penarik Modal
Kategori Penyedia Fasilitas
Kategori Pengawas
Kategori Penunjang
39
6. Kategori Pengatur Emisi dan Transaksi
7. Kategori Pengelolaan.
Dari kutipan di atas dapat dijelaskan bahwa pelaku pasar modal meliputi :
1. Kategori Pelaku Investasi, yang merupakan investor di pasar modal baik
investor domestik maupun investor asing, baik investor individual maupun
investor institusional.
2. Kategori Penarik Modal, yang terdiri dari pihak yang mengemisi suatu
sekuritas (emiten) atau pihak perusahaan publik.
3. Kategori Penyedia Fasilitas, yang merupakan pihak-pihak yang menyediakan
fasilitas atau tempat tertentu terhadap kegiatan pasar modal, yaitu :
a. Bursa efek sebagai penyedia fasilitas pasar secara fisik. Di Indonesia
terdapa dua bursa, yaitu Bursa Efek Jakarta (BEJ) dan Bursa Efek
Surabaya (BES). Suatu bursa efek berfungsi sebagai penyedia sarana
perdagangan yang menyediakan informasi pasar dan memberikan
pelayanan kepada anggota bursa, emiten, dan publik.
b. Lembag Kliring dan Penjaminan, didirikan untuk menyelenggarakan jasa
kliring dan penyimpanan terhadap penyelesaian transaksi bursa yang
teratur, wajar dan efisien.
c. Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian, didirikan untuk menyediakan
fasilitas jasa kustodian sentral dan penyelesaian transaksi yang teratur.
4. Kategori Pengawas, terdiri dari BAPEPAM yang memang ditugaskan untuk
mengawasi jalannya kegiatan pasar modal. Serta pihak-pihak instansi
pemerintah seperti Departemen Keuangan, Bank Indonesia, Kepolisian (jika
ada kasus pidana di pasar modal), dan lain-lain.
5. Kategori Penunjang
•
Lembaga Penunjang Pasar Modal terdiri dari :
a. Kustodian, merupakan lembaga yang bertugas untuk melakukan jasa
penitipan dan penyimpana efek milik pemegang rekening.
40
b. Biro
Administrasi
Efek,
yang
mempunyai
wewenang
untuk
mendaftarkan pemilik efek dalam daftar buku pemegang saham
emiten.
c. Wali Amanat, yang diberi wewenang untuk mewakili kepentingan
pihak investor surat utang yang diperdagangkan lewat pasar modal.
•
Profesi Penunjang Pasar Modal terdiri dari :
a. Akuntan, yang memeriksa dan melaporkan segala sesuatu yang
berkenaan dengan masalah keuangan dari emiten.
b. Konsultan Hukum, yang melakukan, membuat dan bertanggung jawab
terhadap dokumen legal audit dan legal opinion yang mencerminkan
segala sesuatu yang berkenaan dengan hukum dari suatu perusahaan
terbuka.
c. Penilai, yang menilai aset-aset dari sebuah perusahaan terbuka untuk
kemudian dilaporkan menurut cara-cara yang digariskan oleh
ketentuaan yang berlaku.
d. Notaris, yang membuat dan mengaktakan dokumen-dokumen tertentu
untuk kepentingan pasar modal.
6. Kategori Pengatur Emisi dan Transaksi
a. Penjamin Emisi, yang melakukan usaha penjaminan emisi saham
(underwriting) bagi suatu emiten.
b. Wakil Penjamin Emisi, yaitu orang-perorangan yang telah mendapat ijin
dari BAPEPEM untuk bertindak mewakili kepentingan perusahaan efek
untuk kegiatan yang berkaitan dengan penjaminan emisi efek.
c. Perantara Pedagang Efek, yang melakukan usaha jual beli untuk
kepentingan sendiri atau untuk kepentingan pihak lain.
d. Wakil Perantara Pedagang Efek, yaitu orang-perorangan yang telah
mendapat ijin dari BAPEPAM yang bertugas untuk mewakili kepentingan
41
perusahaan efek untuk kegiatan yang bersangkutan dengan pelaksanaan
perdagangan efek.
7. Kategori Pengelolaan dan Konsultasi
a. Manajer Investasi, yaitu pihak yang kegiatan usahanya mengelola
portofolio untuk para nasabah.
b. Wakil Manajer Investasi, yaitu orang-perorangan yang bertindak
mewakili kepentingan perusahaan efek untuk kegiatan yang bersangkutan
dengan pengelolaan portofolio efek.
c. Penasehat Investasi Perorangan, yaitu orang-perorangan yang bertindak
untuk memberi nasihat kepada pihak lain mengenai penjualan atau
pembelian efek dengan memperoleh imbalan jasa.
d. Penasehat Investasi Perusahaan, dalam hal ini pemberian nasehat kepada
pihak lain mengenai penjualan atau pembelian efek juga dengan
memperoleh imbalan jasa yang dilakukan oleh perusahaan.
e. Reksa dana, yaitu suatu wadah yang dipergunakan untuk menghimpun
dana dari masyarakat pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan ke dalam
portofolio efek oleh Manajer Investasi.
Download