Bentuk Ototdengan Alat Ringan HARIAN SINDO, Sunday, 22 August 2010 SIAPA pun pasti ingin memiliki bentuk tubuh yang indah dan berotot.Untuk mewujudkan keinginan tersebut bukanlah hal yang sulit.Buang alat berat yang digunakan dalam latihan beban dan ganti dengan alat yang lebih ringan. Ibarat pepatah lama, bersakit-sakit dahulu bersenang-senang kemudian. Itulah mungkin tahapan yang harus dijalani seseorang yang ingin memiliki bentuk tubuh bagus. Karenanya, tidak heran kalau kita berusaha keras berolahraga atau latihan beban dengan mengangkat alat paling berat agar hasilnya maksimal. Sebenarnya, latihan beban memang cara yang efektif untuk membangun otot tubuh.Namun, tidak selalu harus dipilih alat yang paling berat. Penelitian terbaru yang dilakukan oleh McMaster University di Hamilton, Ontario, Kanada, menunjukkan untuk membentuk otot di seluruh tubuh, tidak perlu banyak mengangkat alat berat. Alatalat ringan diperbolehkan,namun dengan intensitas yang lebih banyak sampai otot Anda merasa kelelahan. ”Daripada kesulitan dan berusaha untuk mengangkat beban berat, Anda bisa ambil sesuatu yang jauh lebih ringan,namun Anda harus mengangkatnya sampai Anda tidak dapat mengangkatnya lagi,”kata Stuart Phillips PhD,profesor bidang kinesiologi di Mc- Master University di Hamilton,Ontario, Kanada, seperti dikutip laman webmd.com. Para peneliti merekrut 15 orang pria sehat dengan usia rata-rata 21 tahun. Masing-masing partisipan diminta untuk mengangkat beban yang ringan dan beban yang berat dengan berbagai pengulangan. Berat alat yang diangkat merepresentasikan persentase terbaik mereka dalam angkat beban. Beban berat ditetapkan hingga 90% dari kemampuan terbaik manusia dan beban lebih ringan sebesar 30%. Phillips menjelaskan, beban yang diatur 80% hingga 90% kemampuan maksimal dari seseorang akan mendapatkan lima sampai 10 kali repetisi angkatan hingga merasa kelelahan.Pada beban hanya 30%, butuh setidaknya 24 kali pengulangan sebelum kelelahan serupa terjadi. Para peneliti mengukur tingkat kelelahan pada level sel dengan memeriksa hasil biopsi otot pada 4 jam dan 24 jam setelah latihan. Hasilnya,jumlah protein yang sama digunakan dalam pembentukan otot, baik relawan yang mengangkat sebesar 90% dari kemampuan maksimal mereka sampai kehabisan tenaga maupun yang hanya mengangkat 30% dari kemampuan terbaik manusia sampai mereka bisa mengangkat lagi. Hasil studi ini dipublikasikan pada jurnal terbaru PLoS One. Singkatnya, para penulis menyimpulkan, massa otot yang dapat dibangun ternyata sama apabila menggunakan beban ringan maupun yang lebih berat. ”Kami yakin bahwa membesarkan otot berarti menstimulasi otot Anda untuk membuat protein otot baru,berarti proses dalam tubuh yang terakumulasi dari waktu ke waktu menjadi otot yang lebih besar,” kata Phillips. ”Kami sangat gembira bisa mel0ihat di mana paradigma baru ini akan segera memimpin,” kata dia. Penelitian ini memiliki kegunaan yang banyak tidak hanya bagi para binaragawan, karena yang terpenting dalam membentuk otot tubuh adalah berkompromi dengan massa otot rangka seperti pada orang tua,pasien kanker,atau seseorang pulih dari trauma, operasi, atau bahkan stroke. Para peneliti memang tidak mengukur pertumbuhan otot yang sebenarnya, tetapi memfokuskan diri pada kesimpulan soal penanda sel otot.Namun, temuan ini tetap menjanjikan bagi dunia kesehatan dan perlu diuji kembali dalam penelitian berbagai pihak di masamasa depan. Nicholas Burd, seorang mahasiswa S-3 yang juga anggota peneliti bersama rekan-rekannya menyatakan bahwa program ”latihan dengan volume yang tinggi namun dengan berat yang ringan“ dapat membantu seseorang mengurangi hilangnya jaringan otot yang terjadi sebagai bagian dari proses penuaan secara alami. Akhirnya, berkali-kali disebutkan dalam penelitian bahwa angkat beban yang lebih ringan sangat aman karena dapat mengurangi jaringan lunak dan menghindari cedera tulang. Itu berarti, mengangkat beban yang ringan dengan banyak pengulangan atau dengan kata lain peregangan otot lebih banyak akan menghasilkan kinerja yang sama dengan latihan biasa menggunakan beban berat, bahkan justru menghasilkan keuntungan yang lebih besar. Untuk mendapatkan otot sempurna, selain latihan beban diperlukan istirahat yang cukup dan nutrisi seimbang.Siapa pun juga tahu bahwa nutrisi utama untuk pembentukan otot adalah protein.Sumber protein terutama adalah daging, ikan, telur, keju, dan susu. Yang terakhir ini, tampaknya sudah menjadi trade mark dan menu wajib bagi mereka yang rajin pergi ke gymdemi postur tubuh bak bintang Hollywood. Protein merupakan senyawa organik kompleks yang tersusun atas antai-rantai asam amino. Bersama karbohidrat, lemak,vitamin, dan mineral, protein merupakan zat gizi yang takarannya harus pas di atas meja makan kita.Kualitas protein ditentukan oleh kadar asam aminonya.Asam amino digolongkan menjadi yang esensial (bisa diproduksi tubuh), seperti leucine, isoleucine, phenylalanine, dll. Selain itu,ada yang nonesensial (tidak bisa diproduksi tubuh sehingga harus tersedia dalam makanan sehari-hari),seperti alanine, tyrosine, proline, dll. Semakin lengkap kandungan asam aminonya,semakin berkualitas makanan tersebut. Patut menjadi perhatian kita bahwa tidak ada satu pun bahan makanan di dunia ini dengan kandungan asam amino (bernilai biologis) lengkap. Banyak orang menyangka susu merupakan sumber protein terbaik. Pendapat tersebut tidaklah salah,namun ternyata telur memiliki nilai biologis yang lebih tinggi daripada susu.Tetapi,perlu diingat bahwa telur juga memiliki kadar kolesterol yang cukup tinggi juga. Sehingga seperti yang disarankan tadi,menu variatif merupakan pilihan terbaik untuk memenuhi kecukupan protein ataupun zat-zat gizi lainnya. Dewasa ini banyak ditawarkan produk-produk susu yang mengandung jumlah protein dan kadar kreatin yang cukup tinggi dibandingkan susu biasa. Produk susu yang laris manis oleh kaum pria ini menjanjikan bahwa susu tersebut dapat membantu pembentukan otot yang lebih cepat.Menurut hasil penelitian sejumlah ahli, creatine yang terdapat berlimpah pada macam susu tersebut memang terbukti dapat meningkatkan energi outputsehingga dapat mendukung Anda berlatih dengan lebih tekun. Hasilnya? Perangsangan yang lebih tinggi untuk pembesaran otot. Tetapi, creatine tidak sesuai jika Anda bermaksud untuk menurunkan berat badan karena creatine malah akan menambah berat badan Anda (otot) dan juga akan menyebabkan retensi air berlebihan, yang menjadi alah satu penyebab perut buncit. Secara alamiah, creatine bisa diperoleh dari daging,ikan,dan lain-lain. (rendra hanggara)