1. Pendahuluan

advertisement
1. Pendahuluan
1.1 Latar belakang penelitian
Kecubung (Datura metel) termasuk jenis tumbuhan perdu yang mempunyai batang kayu,
keras dan tebal. Bunga kecubung membentuk corong yang besar dan bisa ditemukan dalam
ukuran dan warna yang berbeda-beda. Buahnya berwarna coklat dan mempunyai duri-duri
halus di luarnya. Tanaman kecubung berkembang biak dengan biji dan bisa juga dengan cara
distek.
Kecubung termasuk tanaman beracun. Gejala-gejala keracunan kecubung diantaranya kulit
yang merah, sakit kepala, halusinasi, dan mungkin konvulsi (yaitu menggigil-gigil dan
kejang-kejang). Senyawa penyebab toksiknya yang utama ialah alkaloid-alkaloid tropana.
Kecubung dapat juga digunakan sebagai obat herba dengan cara merebus, menumbuk atau
pun dengan cara membakarnya untuk diambil asapnya. Asap dari tanaman kecubung dapat
digunakan sebagai penghilang rasa lelah dan untuk mengobati penyakit asma dengan cara
menghisapnya seperti rokok. Namun penggunaan kecubung perlu diawasi karena adanya
kandungan senyawa beracun seperti hyoscyamine, scopolamine dan atropine yang dapat
menyebabkan halusinasi yang berlebihan. Sehingga oleh orang-orang yang tidak
bertanggung jawab, penggunaannya bisa disalahgunakan. Maka dari itu penggunaan dari
kecubung harus berdasarkan dosis yang sesuai agar tidak menimbulkan efek samping yang
dapat merugikan.
Maka untuk memecahkan permasalahan yang disebutkan diatas dibuatlah suatu alternatif
pemanfaatan asap kecubung dengan menjadikannya sebagai asap cair yaitu dispersi uap
dalam cairan sebagai hasil kondensasi asap. Asap cair hasil dari pirolisis tersebut dapat
digunakan sebagai biopreservatif baru pengganti preservatif kimia, arang maupun tar. Asap
cair memiliki sifat sangat adaptif dan dapat diproduksi secara komersial, mempunyai
aktivitas antioksidan, dan dapat menurunkan pertumbuhan bakteri.
1.2 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian yang akan dilakukan adalah menganalisis kandungan asap cair hasil
kondensasi asap dari pembakaran daun dan bunga kecubung dengan menggunakan FTIR,
UV-Vis, Kromatografi Gas, dan GC/MS.
1
1.3 Ruang Lingkup Penelitian
Sampel yang digunakan pada penelitian ini dibuat dari asap hasil pembakaran daun dan
bunga kecubung. Tahapan pengerjaan penelitian dimulai dengan membuat asap cair dari
pembakaran kecubung dengan teknik pirolisis. Asap cair hasil pirolisis kemudian didekantasi
untuk memisahkan tar dari asap cair yang dihasilkan. Hasil dekantasi dimurnikan dengan
cara didestilasi pada suhu 88-95 oC. Destilat yang dihasilkan diukur dengan menggunakan
FTIR, UV-Vis, Kromatografi gas, dan GC/MS. FTIR digunakan untuk mengidentifikasi
gugus fungsi dari suatu molekul yang terkandung dalam destilat tersebut. UV-Vis digunakan
untuk mengetahui panjang gelombang maksimum yang dihasilkan. Kromatografi Gas
digunakan untuk mengetahui jumlah komponen dalam asap cair tersebut. Dan GC/MS
digunakan untuk mengidentifikasi komponen-komponen yang terkandung di dalam asap cair
tersebut.
2
Download