VIII KESIMPULAN DAN SARAN 8.1 Kesimpulan 1. a. Penggunaan benih, kapur, pupuk urea, pestisida padat dan tenaga kerja merupakan faktor yang dapat meningkatkan produktivitas caisin. Penggunaan pupuk kandang, pestisida cair, dan pupuk daun merupakan faktor yang dapat menurunkan produktivitas caisin. b. Penggunaan benih, pupuk kandang, dan pestisida cair merupakan faktor yang dapat meningkatkan variasi produktivitas caisin, sehingga ketiga faktor produksi ini merupakan faktor yang dapat menimbulkan risiko produksi (risk inducing factors). Penggunaan kapur, pupuk urea, pestisida padat, pupuk daun, dan tenaga kerja merupakan faktor yang dapat menurunkan variasi produktivitas caisin, sehingga kelima faktor produksi ini merupakan faktor yang dapat mengurangi risiko produksi (risk reducing factors). Semakin tinggi risiko produksi caisin pada musim sebelumnya, maka semakin tinggi risiko produksi pada musim berikutnya 2. Rata-rata pendapatan usahatani caisin yang diperoleh petani responden pada musim kemarau lebih rendah dibandingkan pada musim hujan. Hal ini dikarenakan pada musim kemarau risiko produksi lebih tinggi daripada musim hujan. Sumber risiko produksi yang tinggi pada musim kemarau tersebut disebabkan meningkatnya populasi hama dan penyakit serta kondisi cuaca yang panas dan kering. Hal ini menyebabkan jumlah hasil produksi pada musim kemarau lebih rendah daripada musim hujan, sementara itu biaya yang dikeluarkan petani responden pada musim kemarau lebih tinggi daripada musim hujan. Secara bisnis, usahatani caisin menjadi usaha yang menarik untuk diusahakan karena dapat memberikan keuntungan yang cukup besar bagi petani responden. Hal ini ditunjukkan dari nilai pendapatan total yang diperoleh, yakni sebesar Rp 15.345.468,02 per hektar per periode tanam pada musim hujan. Sedangkan pada musim kemarau menghasilkan pendapatan total sebesar Rp 6.127.298,22 per hektar per periode tanam. 107 8.2 Saran 1. Petani sebaiknya memperhatikan mengenai penggunaan input, seperti penggunaan benih yang tahan terhadap kekeringan dan hama penyakit serta dibeli pada satu sumber yang sudah terpercaya kualitasnya, penggunaan pupuk kandang yang sudah dikeringkan atau berbentuk kompos sehingga aman diaplikasikan pada tanaman, penggunaan pestisida cair sesuai SOP (Standar Operasional Prosedur) dari hasil penyuluhan yang sudah diperoleh dari Gapoktan Rukun Tani, sehingga jumlah dan waktu pemberian sesuai dengan kebutuhan. 2. Petani sebaiknya dapat mencermati tentang waktu dan kondisi lingkungan sebelum memutuskan untuk menanam caisin. Ketika musim kemarau, petani sebaiknya melakukan penyiraman lebih rutin. Selain itu, petani harus cermat memperhitungkan perbedaan kebutuhan pada musim kemarau dan musim hujan, sehingga penggunaan input sesuai dengan kebutuhan pada musim tanam tersebut. 108