BAB IV HASIL ANALISA DAN PEMBAHASAN

advertisement
40
BAB IV
HASIL ANALISA DAN PEMBAHASAN
4.1
Gambaran Umum Objek Penelitian
Pada bab empat ini penulis akan melakukan analisa serta membahas mengenai
The Dharmawangsa Hotel beserta melakukan analisa mengenai beberapa pesaingnya.
Penulis membahas mengenai persaingan The Dharmawangsa dengan beberapa hotel
yang menjadi pesaingnya serta apa yang dilakukan oleh The Dharmawangsa dalam
menghadapi persaingan.
4.1.1 Profil The Dharmawangsa
Sebuah Luxury Hotel di Indonesia merupakan perusahaan yang menyediakan
jasa akomodasi dan makanan dan minuman serta layanan lainnya kepada masyarakat
dengan menggunakan sebagian atau seluruh bangunan. Bisnis ini dikelola secara
komersial dan memenuhi persyaratan yang ditetapkan oleh peraturan, seperti: lokasi
hotel / kondisi bangunan, dari pelayanan yang disediakan, kualifikasi karyawan,
olahraga lain dan fasilitas rekreasi dan jumlah kamar.
Hanya beberapa menit dari pusat bisnis Jakarta, terletak di Kebayoran Baru,
sebuah daerah perumahan kelas atas. The Dharmawangsa menawarkan akomodasi
mewah dengan pelayan 24-jam dan berbagai fasilitas. Kamar-kamarr di The
Dharmawangsa yang luas dan elegan dihiasi dengan pengaruh Indonesia.
40
41
The Dharmawangsa Jakarta diresmikan oleh mantan Presiden Republik
Indonesia H.M. Soeharto, pada tanggal 1 Desember 1997 The Dharmawangsa juga
diresmikan bertepatan dengan konferensi tingkat tinggi OPEC yang dihadiri dari
beberapa Negara. The Dharmawangsa digunakan untuk mengakomodasi para anggota
yang menghadiri OPEC, mulai dari para Pemimpin Negara sampai para menterimenterinya.
The Dharmawangsa ini dibangun berdasarkan sebuah impian untuk
menciptakan sebuah kawasan perhotelan yang dapat melengkapi pemukiman
Kebayoran Baru. Konsep yang diambil adalah pemukiman hotel yang megah, elegan
dan pelayanan yang sangat lengkap. Alasan dipilihnya lokasi di daerah Kebayoran
baru karena mempertimbangkan bahwa kawasan ini adalah kawasan yang paling
bergengsi di Jakarta Selatan.
Rancangan arsitektur The Dharmawangsa merupakan persembahan bagi karya
artistik yang luar biasa dari kebudayaan Majapahit. Terlihat dari simbol yang dipakai
oleh The Dharmawangsa ini adalah Surya yang diambil dari bahasa sansekerta yang
artinya matahari. The Dharmawangsa mengambil simbol matahari karena matahari
menyinari bumi dan matahari juga Sangat berguna bagi hidup manusia.
Dengan mengambil tema bangunan jawa antik serta modern kekuatan
bangunan ada pada titik dimana poros utara dan selatan melintasi poros timur dan
barat. Jantung The Dharmawangsa adalah pada The Majapahit Lounge, sebuah
tempat / sarana yang bernuansa kesederhanaan dari kemegahan rumah candi pada
abad 14, dimana para tamu dapat menikmati bunga-bunga tropis yang ada diruangan
tersebut sambil menikmati secangkir teh.
42
Orang-orang yang sangat berperan dalam membangun serta merancang The
Dharmawangsa ini adalah orang-orang yang sangat hebat. Pada arsitektur The
Dharmawangsa menggunakan jasa dua orang arsitektur yaitu Jasin Tedjakusuma
(Jakarta) dan Don Sandy (San Fransisco). Sedangkan pada rancangan interior dari
seluruh ruangan The Dharmawangsa dikerjakan oleh Jaya Ibrahim, dan bertindak
sebagai konsultan rancangan menggunakan jasa
Cheong Yew Kuan dan Reny
Dahlan.
Pada sebuah kesibukan kota, yang dibutuhkan adalah ketenangan dan yang
terpenting adalah tempat yang privat. The Dharmawangsa menyediakan beberapa
kamar yang pada umumnya mempunyai kapasitas balkon pribadi yang besar, cocok
sekali untuk beristirahat sesudah hari yang melelahkan untuk para tamu bisnis. Maka
dari itu konsep yang ditawarkan oleh The Dharmawangsa ini adalah untuk dua
segmen, yaitu segmen bisnis dan segmen turis.
Tujuan dari The Dharmawangsa adalah menjadi hotel yang menciptakan tren /
inspirasi dan bentuk gaya hidup melalui konsep dekorasi, makanan, pelayanan dan
sumber daya manusia yang tepat untuk menjamin seluruh kepuasan para tamu.
Moto dari pelayanan The Dharmawangsa adalah sebagai hotel yang sangat
megah semua pelayanan harus melebihi dari yang diharapkan oleh para konsumen.
Dalam rangka mencapai moto tersebut , The Dharmawangsa menyediakan cukup
banyak fasilitas yang ditawarkan. Berikut ini fasilitas-fasilitas yang disediakan Hotel
Dharmawagsa yang cukup lengkap yang diharapkan dapat memuaskan para tamu
selama menginap di The Dharmawangsa, tersedia 66 kamar biasa yang terdiri
Executive Room dan Senior Executive Room, dan 34 suites yang terdiri dari
43
Dharmawangsa Suite, Townhouse-One Bedroom Suite, Deluxe Suite, TownhouseTwo Bedroom Suite, Penthouse Suite, Presidential Suite. Dua buah kolam renang
(out-door dan in-door), sebuah lapangan tenis, Spa, ruang untuk aerobik, lapangan
squash dan tempat fitness. Tersedia juga The Dharmawangsa’s Restaurants dimana
menyediakan masakan tradisional Indonesia, Asia, dan jenis masakan lainnya. The
Dharmawangsa juga mempunyai Lounge untuk para tamu yang ingin menikmati
minuman cocktail, dan perpustakaan yang menyediakan lebih dari 500 jenis buku
termasuk buku-buku yang langka. Selain itu seperti layaknya standar hotel lainnya,
The Dharmawangsa juga menyediakan ruangan untuk pertemuan dan juga ruang
serbaguna yang besar yang dapat digunakan untuk resepsi pernikahan.
Hotel Dharmawangsa adalah sebuah hotel yang sangat memperthankan ciri
khasnya sebagai Boutique Hotel yang memiliki tema dan menawarkan ambience
yang berbeda dengan hotel-hotel pesaingnya seperti Hotel Grand Hyatt, Hotel Mulia,
Four Seasons Hotel, JW. Marriott, dan The Ritz Carlton Hotel. Berdasarkan hasil
wawancara dengan Ibu Lira (PR The Dharmawangsa) Hotel The Dharmawangsa
dapat dikatakan hotel yang sangat menjunjung tinggi tema yang ditawarkan, yaitu
Indonesia. Terlihat jelas dan sangat terasa suasana tradisional kontemporer dari sisi
desain lobby The Dharmawangsa yang terkesan homey, tidak seperti hotel-hotel
pesaingnya yang memiliki lobby yang mewah dan besar. Standarnya sebuah Boutique
hotel adalah memiliki kamar maksimal 150 kamar, di The Dharmawangsa hanya
tersedia 100 kamar dimana hotel-hotel lain memiliki lebih dari 200 kamar bahkan
Hotel Mulia memiliki 1000 kamar.
44
4.1.2 Sejarah Singkat The Dharmawangsa Jakarta
Diawal
The
Dharmawangsa
berdiri
berada
dibawah
sebuah
manajemen perhotelan yang cukup besar di dunia, bernama Rosewood, The
Dharmawangsa tidak bertahan lama di bawah naungan Rosewood kemudian
The Dharmawangsa juga bekerja sama dengan Leading Hotels of The World,
yang merupakan the luxury hospitality organization representing the world’s
finest hotels and resorts dimana Leading Hotel of The World ini membantu
The Dharmawangsa dalam memasarkan produknya.
Bentuk kerja sama ini tidak bertahan lama, di bawah naungan
Rosewood pihak The Dharmawangsa tidak mendapatkan hasil yang maksimal
seperti yang diharapkan. Sama halnya kerja sama dengan Leading Hotel of
The World pihak The Dharmawangsa juga tidak mendapatkan hasil yang
maksimal, bahkan bisa dikatakan mengalami kerugian.
Setelah The Dharmawangsa memisahkan diri dari dua lembaga dunia
tersebut diatas, The Dharmawangsa menjadi sebuah Hotel yang independen
dan menjalankan seluruh manajemen perusahaannya sendiri. Dengan begitu
justru The Dharmawangsa dapat meningkatkan tingkat occupancy jauh diatas
ketika mereka masih bersama Rosewood dan Leading Hotel of The World.
Rosewood merupakan the luxury hotel management yang berasal dari
Amerika, sudah banyak hotel-hotel mewah diseluruh dunia yang berada
dibawah naungan manajemen Rosewood. Ciri khas dari hotel-hotel yang
berada di bawah naungan Rosewood sangat menunjukkan cirri khas dari
45
budaya masing-masing hotel berada, salah satunya The Dharmawangsa Hotel
yang kentalkan budaya Indonesia. Selain itu cirikhas Rosewood adalah Hotelhotel yang benar-benar mewah dan hanya untuk kalangan menengah keatas.
Leading Hotel of the world merupakan sebuah chain hotel dunia,
memahami poin-poin penting keramahan dan kemewahan. Memanjakan diri
Anda dalam gaya hidup mewah di salah satu hotel bintang lima yang mewah
dan nyaman yang tak tertandingi yang ditawarkan oleh Leading Hotel of the
world . The Leading Hotel hotel menampilkan Dunia memenuhi beberapa
diskriminatif, di mana layanan kelas pertama adalah norma daripada
pengecualian. The Leading Hotels of the World fitur hotel mewah, hotel resor
serta hotel megah yang terkenal di dunia yang menawarkan semua
kemungkinan untuk liburan keluarga, petualangan romantis dan pertemuan
bisnis.
4.1.3 Visi dan Misi The Dharmawangsa Jakarta
a. Visi
Sebuah perusahaan pasti memiliki visi dan tujuan yang ingin dicapai
dalam rangka untuk menciptakan sebuah bentuk sebuah bisnis. Visi dari
The Dharmawangsa adalah “To maintain The Dharmawangsa Jakarta as
Indonesia’s most personalized service oriented ultra luxury boutique hotel
where service exceeds all expectation”.
46
Artinya: Mempertahankan The Dharmawangsa Jakarta sebagai butik hotel
yang paling mewah dengan pelayanan yang dapat dipersonalisasikan
dimana pelayanannya dapat melebihi dari yang diharapkan.
b. Misi
Agar visi yang ditetapkan dapat berjalan sukses The Dharmawangsa
memiliki visi “To provide consistent high service levels and maintain the
quality of the product facilities in order to achieve maximum revenue”.
Artinya: Dengan menyediakan pelayanan tingkat tinggi dan menjaga
kualitas dari fasilitas produk untuk mencapai keuntungan yang maksimal.
4.2.
Skenario Kasus
The Dharmawangsa didirikan sebagai hotel berbintang lima (five stars
deluxe hotel) pada akhir tahun 1997, dengan kondisi pada saat itu Indonesia
mengalami awal krisis moneter. Selain itu The Dharmawangsa sebagai
pendatang baru dengan kompetitor yang sudah ada seperti Hilton, Four
Season, Hotel Mandarin, dan Grand Hyatt membutuhkan strategi pemasaran
khususnya brand awareness maka dari itu The Dharmawangsa memutuskan
untuk bergabung dengan Rosewood sebuah management hotel dari Amerika
Serikat. Di bawah management Rosewood The Dharmawangsa mengalami
kemudahan dalam pemasarannya, baik dari segi promosi sampai dengan
branding ke internasional. Pangsa pasar yang ditetapkan oleh Rosewood
47
dalam mencapai brand image adalah very niche market. Berdasarkan
Berdasarkan buku yang ditulis oleh Rhenald Kasali (Rhenald Kasali, p. 213)
yang berjuduk Membidik Pasar di Indonesia, Segmentasi, Targeting dan
Positioning, pembagian kelas sosial ekonomi itu sering dikelompokkan
secara abstrak sebagai berikut:
1. Kelas A+ (Kelas atas)
2. Kelas A (Kelas atas bagian bawah)
3. Kelas B+ (Kelas menengah bagian atas)
4. Kelas B (Kelas Menengah bawah)
5. Kelas C+ (Kelas bawah bagian atas)
6. Kelas C (Kelas bawah bagian bawah)
Kelas-kelas diatas diklasifikasikan berdasarkan penghasilan mereka, seperti
pada tabel 4.1 dibawah ini:
Tabel 4.1 Klasifikasi kelas penghasilan
Berdasarkan tabel diatas maka The Dharmawangsa menetukan target
pasar hanya untuk excecutive class atau kelas A sampai A+ . Dan saat itu
The Dharmawangsa sangat memilih media cetak yang dapat meliput, yaitu
48
media-media cetak yang berkelas diantaranya Indonesia Tatler, Registry, dan
Prestige yang bisa meliput mengenai The Dharmawangsa, dimana majalahmajalah tersebut merupakan majalah high-end yang sering dibaca oleh
orang-orang kelas A dan atau kelas A+. Mengenai pelayanan The
Dharmawangsa under Rosewood saat itu service buttler hanya tersedia untuk
beberapa tipe kamar saja.
Namun selama berada di bawah management Rosewood revenue yang
diperoleh The Dharmawangsa tidak maksimal dan Occupancy Rate tidak
mencapai rata-rata sebuah hotel bintang lima. Akhirnya pada tahun 2005,
The Dharmawangsa memutuskan untuk tidak lagi berada di bawah naungan
management Rosewood dan menjadi sebuah hotel yang dikelola oleh
management lokal (Indonesia).
Ketika
The
Dharmawangsa
menjadi
independen
hotel,
The
Dharmawangsa justru mencapai target yang diharapkan, baik dari sisi
occupancy rate dan secara langsung mempengaruhi revenue The
Dharmawangsa. Menurut Ibu Lira (PR The Dharmawangsa) Hal ini dapat
dicapai oleh The Dahrmawangsa karena pihak manajemen banyak
melakukan perbaikan di masa transisi yang terjadi selama enam bulan
sampai satu tahun. Dari sisi strategi pemasaran The Dharmawangsa
melakukan strategi sales promotion dengan membuat corporate rate, selain
itu The Dharmawangsa juga memperbaiki advertising-nya di media-media
cetak, dimana sebelumnya (under Rosewood) The Dharmawangsa tidak ada
promosi seperti ini, kemudian The Dharmawangsa juga meningatkan daya
49
marketing dengan jumlah media, diantaranya Harpers Bazaar, Jakarta
Javakini, Jakarta post, MAXX-M, dan lainnya.
Dari segi pelayanan The Dharmawangsa Ketika dibawah naungan
management Rosewood hanya tipe kamar Deluxe suits keatas yang diberikan
service buttler 24 jam, namun ketika The Dharmawangsa menjadi
independen hotel service buttler 24 jam diberikan untuk semua tipe kamar,
dalam rangka menciptakan sebuah image bahwa The Dharmawangsa adalah
satu-satunya hotel bintang lima di Jakarta yang memberikan service buttler
24 jam.
Pada tabel dibawah ini penulis melakukan perbandingan ketika The
Dharmawangsa masih berada dibawah naungan manajemen Rosewood dan
ketika The Dharmawangsa menjadi sebuah Independet hotel dan berada di
bawah naungan manajemen lokal.
50
Perbedaan The Dharmawangsa under Rosewood dengan
The Dharmawangsa without Rosewood
Tabel 4.2 Perbedaan The Dharmawangsa
Under Rosewood
Without Rosewood
Low Revenue
Low Occupancy rate
Very Niche Market
Buttler 24 hours only for Deluxe suits and
above
Marketing strategy:
a. Bernaung dibawah management
Rosewood
b. Bergabung dengan chain hotel
“Leading hotel of The World”
c. Pengiklanan
dilakukan
oleh
Rosewood dimana hanya keluar di
Luar Negri.
d. Segmentasi pasar lebih kepada para
ekspatriat
Promotion media:
a. TATLER
b. Prestige
c. Registry
Increased Revenue
Increased Occupancy Rate
Niche Market
Buttler 24 hours for all of type rooms
Marketing strategy:
a. Berdiri diatas manajemen lokal
(fully support by Bimasena)
b. Memberlakukan corporate rate (oil
company dan mining company)
c. Personal selling
Promotion media:
a. TATLER
b. Jakarta Java Kini
c. Prestige
d. Maxx-M
e. Harpers Bazaar
f. Java post
g. Registry
h. Hello Bali
Dapat dilihat dari tabel diatas perubahan yang dialami The Dharmawangsa
dan menjadi lebih baik ketika The Dharmawangsa menjadi sebuah Independent
Hotel, cukup banyak perubahan yang dilakukan The Dharmawangsa dalam segi
marketing dan perkembangan yang dirasakan oleh The Dharmawangsa dari segi
occupancy rate terutama revenue.
51
4.3. Tren Industri
Dewasa ini industri perhotelan sudah sangat maju, banyak perusahaan
raksasa yang memasuki usaha yang menarik ini. Satu di antara yang terbesar
adalah Holyday Inn, yang dalam tahun 1975 sudah mempunyai 274.000
kamar yang tersebar luas di seluruh dunia, belum termasuk yang di Indonesia.
Perusahaan perhotelan yang besar lainnya ialah Sheraton, Inter-continental,
Hilton International, Trust Houses Forte dan Ramada Inn. Adapun pemilikan
hotel-hotel tersebut ternyata banyak kaitannya dengan perusahaan industri
pariwisata secara keseluruhan. Hotel Hilton misalnya, dimiliki oleh Trans
World Airlines, Inter-continental Hotel oleh Pan American Airways dan
Sheraton Hotel dimiliki oleh ITT.
Di dalam industri pariwisata, hotel bukanlah satu-satunya bentuk bagi
akomodasi wisatawan dan traveller lainnya. Tetapi masih banyak akomodasi
lain yang dikenal dengan sebutan akomodasi tambahan (supplementary
accomodation). Hotel adalah sebuah gedung / bangunan yang menyediakan
penginapan , makanan dan pelayanan yang bersangkutan dengan menginap
serta makan bagi mereka yang mengadakan perjalanan. Hotel merupakan
bangunan akomodasi yang menyediakan kenyamanan lebih tinggi dan status
tertentu bagi mereka yang menginap disitu.
Surat Keputusan Menteri Perhubungan RI No. SK.241/H/70 tahun
1970 menyatakan: "Hotel adalah perusahaan yang menyediakan jasa dalam
bentuk penginapan (akomodasi) serta menyajikan hidangan dan fasilitas
52
lainnya dalam hotel untuk umum, yang memenuhi syarat-syarat comfort dan
bertujuan komersial. Bentuk, susunan, tata ruangan, dekorasi, peralatan dan
perlengkapan bangunan hotel dan akomodasi, sanitasi, higienis, estetika,
keamanan dan ketentraman, serta secara umum dapat memberikan sasaran
nyaman (comfort). Dan khusus untuk kamar-kamar tamu dapat menjamin
adanya ketenangan pribadi (privacy) untuk para tamu hotel”.
Penentuan golongan hotel-hotel menurut tanda bintang dinyatakan
dengan sertifikat yang dikeluarkan oleh Direktur Jenderal Pariwisata, yang
dilakukan 3 (tiga) tahun sekali. Diklasifikasi menjadi 5 golongan, yang
dinyatakan dengan tanda bintang. Golongan tertinggi dengan tanda bintang
lima. Sedangkan yang terendah dengan tanda bintang satu.
Dibawah ini terdapat sebuah grafik yang menggambarkan jumlah
hotel-hotel bintang tiga, empat dan lima yang berada di Jakarta, data ini
adalah data pada tahun 2007.
Grafik 4.1 Persentase jumlah hotel di Jakarta
The Dharmawangsa mengklasifikasikan dirinya sebagai hotel bintang
lima yang mewah dan berkelas, dengan cirri khasnya mempertahankan
53
arsitektur serta interior desain bangunan hotel bernuansa kebudayan Indonesia
khususnya Jawa, dan cirri khas dari pelayanan 24 jam bagi tamunya. Berbeda
dengan
hotel-hotel
lainnya
yang
menawarkan
nuansa
internasional,
diantaranya adalah Kempinski, Four Season, Ritz Carlton, Grand Hyatt, Hotel
Mulia, dan Hotel Mandarin. Karena itulah The Dharmawangsa termasuk ke
dalam golongan Boutique Hotel. Untuk room rate yang di tetapkan oleh The
Dahrmaawangsa pun diatas rata-rata dari hotel-hotel bintang lima lainnya.
Grafik 4.2 Average Room Rates Hotels in Jakarta
54
Tabel 4.3 Room Rates Hotel Bintang Lima (Executive Room/setara)
ALL RATES DISPLAYED ARE NETT INCLUSIVE OF TAXES AND
SERVICE CHARGE
The Dharmawangsa
Jakarta
City Center / South Jakarta
USD 280
Grand Hyatt Jakarta
Downtown Business District
USD 220
Mandarin Oriental Jakarta
City Center / Central Jakarta
USD 129
Crowne Plaza Hotel Jakarta
City Center / South Jakarta
USD 140
Hotel Mulia Senayan
City Center / South Jakarta
USD 145
Sultan Hotel Jakarta
City Center / Central Jakarta
USD 100
Gran Melia Jakarta
City Center / South Jakarta
USD 130
JW Marriott Hotel Jakarta
City Center / Central Jakarta
USD 185
The Ritz-Carlton Jakarta
City Center / South Jakarta
USD 188
sumber : asiantravel
Segmenting, targeting serta positioning sebuah hotel bintang lima pada
umumnya hampir menyerupai, yaitu dengan room rate yang tinggi jelas
segmentasinya adalah kalangan menengah ke atas dan target mereka adalah
kebanyakan para pebisnis dan tamu mancanegara.
4.4
Competitor The Dharmawangsa
4.4.1.
Hotel Grand Hyatt Jakarta
Grand Hyatt adalah sebuah hotel mewah bintang lima yang berada di
pusat Jakarta dan berada di kawasan yang sangat strategis dan berada di kawasan
bisnis. Berada di Jalan M.H. Thamrin Kav. 28-30, Jakarta 10350, dekat dengan
stasiun Gambir dan letak hotel yang menyatu dengan pusat perbelanjaan besar dan
ternama Plaza Indonesia merupakan salah satu kelebihan dari Grand Hyatt. Namun
saat ini ancaman terbesar Grand Hyatt adalah berdirinya Hotel Indonesia Kempinski
yang berada persis bersebrangan dengan Grand Hyatt.
55
Grand Hyatt merupakan salah satu hotel mewah terbesar di Jakarta,
memiliki 450 kamar, yang terdiri 428 rooms & suites, 13 apartments untuk para tamu
yang menginap dalam jangka waktu yang lama dan memiliki 2 Penthouse Suites.
Beberapa tipe kamar, yaitu Grand king, Grand Twin, Club Twin, Grand Suite,
Premier Suite, Grand Executive, Suite, dan presidential suite. Selain itu fasilitas
utama yang dimiliki Grand Hyatt adalah Club Olympus Spa & Fitness Centre,
Restaurant, Bars and Lounges.
Grand Hyatt Jakarta menawarkan berbagai ruang acara, yang dirancang
untuk memenuhi kebutuhan individual untuk setiap jenis aktivitas dari tingkat atas
konferensi dan perjamuan sampai acara resepsi pernikahan. Grand Ballroom dapat
memuat 700 tamu dengan gaya teater, atau 450 orang tamu untuk makan malam.
Grand Hyatt Jakarta menawarkan berbagai pilihan fasilitas dari Grand Ballroom
sampai Penthouse dalam ruangan kaca di lantai 26.
Startegi Marketing yang diterapkan oleh Grand Hyatt Jakarta pada
umumnya hampir sama dengan seluruh hotel-hotel, yaitu memberlakukan corporate
rate serta adanya discount yang diberikan beberapa persen dari publish rate. Selain itu
Grand Hyatt juga membuka cabangnya di kota-kota besar di Indonesia. Positioning
Grand Hyatt ada pada misi dalam mengejar tujuannya untuk menjadi merek yang
paling disukai di setiap segmen yang dilayani untuk rekan-rekan, tamu, dan pemilik.
Segmen dari Grand Hyatt adalah menengah keatas atau dapat digolongkan untuk
kelas A sampai dengan B+. Target pasar hotel ini adalah para pelaku bisnis yang
datang ke kota atau negara tersebut. (http://investors.hyatt.com)
56
Gambar 4.1 Grand Hyatt Jakarta
Gambar 4.2 Kamar Grand Hyatt Jakarta
57
Tabel 4.4 SWOT Grand Hyatt
Strength
• Terletak di tengah kota Jakarta
• Terletak di Central Business
District
• Di bawah sebuah manajemen hotel
internasional
• Hotel yang menyatu dengan salah
satu pusat perbelanjaan terbesar di
Jakarta
Opportunity
• Sebagai salah satu hotel bintang
lima di Jakarta, target market GH
yaitu Niche Market menjadi
peluang
• Customer yang datang ke sebuah
hotel cenderung loyal
4.4.2.
Weakness
• Bangunan hotel yang belum di
renovasi, dimana hotel disekitar
Grand Hyatt sudah menjadi sebuah
bangunan baru dengan desain baru
Threat
• Munculnya hotel baru yaitu Hotel
Indonesia Kempinski dan
berdekatan dengan 3 (tiga) hotel
bintang lima lainnya
Hotel Mulia
Hotel Mulia merupakan salah satu hotel mewah yang berada di daerah
selatan kota Jakarta namun berada pada daerah yang mendekati lokasi bisnis di kota
ini. Hotel Mulia dibangun oleh sebuah property developer ternama di Indonesia, dan
berada di bawah naungan management yang sama yaitu Mulia Group. Hotel Mulia ini
memposisikan sebagai sebuah business hotel, dapat dilihat dari lokasi Hotel Mulia ini
berada di Jl. Asia Afrika Senayan dimana dekat dengan dengan pusat perbelanjaan
besar yaitu Plaza Senayan dan Senayan City, selain itu lokasinyapun tidak jauh dari
Wisma Mulia dan Wisma GKBI dimana dua gedung ini adalah sebuah gedung
perkantoran yang berada di bawah naungan management yang sama yaitu Mulia
58
Group. Ini merupakan suatu kemudahan dari Hotel Mulia untuk melakukan promosi
atau kegiatan pemasarannya.
Hotel Mulia memiliki kamar yang sangat banyak, yaitu sebanyak 1000
kamar yang dibagi ke beberapa jenis diantaranya 700 Deluxe Rooms, 97 Executive
Rooms, 84 Mulia Corner Rooms, 71 junior Suites, dan 4 Penthouse.
http://www.hotelmulia.com/aboutus/quickfacts.html
Gambar 4.3 Tipe Kamar di Hotel Mulia
Hotel Mulia Jakarta memiliki Ballroom yang terbesar di Asia Tenggara
dimana dapat menampung tamu sampai dengan 4000 tamu, dan memiliki 18 ruang
serbaguna yang biasa digunakan untuk meeting dan event lainnya. Memiliki 7 buah
restaurant yang cukup terkenal yaitu diantaranya Endogin dan Loungenya Il Mare dan
CJ’s Bar. Fasilitas-fasilitas seperti ini lah yang menjadi salah satu kelebihan dari
Hotel Mulia untuk dapat memasarkan produk utamanya sebagai sebuah penginapan.
59
http://www.hotelmulia.com/aboutus/quickfacts.html
Gambar 4.4 Fasilitas Hotel Mulia
Bentuk strategi pemasaran (promosi) yang dilakukan oleh Hotel Mulia
dalam memberlakukan Room rate-nya yaitu menggunakan beberapa jenis rate yang
dibagi ke beberapa tipe, yaitu Exclusive Rates, Best Available Rates with Breakfast,
Best Available Rates with Internet, Best Available Rates, dan Long Stay Package.
Berhubungan dengan Segmenting, targeting serta positioning sebuah hotel bintang
lima pada umumnya hampir menyerupai, yaitu dengan room rate yang tinggi jelas
segmentasinya adalah kalangan menengah ke atas dan target hotel Mulia dilihat dari
lokasinya yang berada di kawasan Senayan dan yang terlihat selama ini adalah para
anggota MPR DPR (para pejabat-pejabat)menjadi target dari Hotel Mulia.
Positioning dari Hotel Mulia adalah menjadi hotel bintang lima yang benar-benar
60
memberikan pelayanan, kenyamanan, dan keamanan bagi para tamunya dengan
segala kemewahan yang ditawarkan oleh Hotel Mulia.
Gambar 4.5 Daftar Exclusive Rate
Gambar 4.6 Daftar Best Available Rate With Breakfast
61
Gambar 4.7 Daftar Best Available Rate With Internet
Gambar 4.8 Daftar Best Available Rates
62
Gambar 4.9 Daftar Long Stay Package
Tabel 4.5 SWOT Hotel Mulia
Strength
• Letak Hotel yang dekat dengan
Central Business District dan MPR
DPR
• Di bawah sebuah manajemen yang
memang berada di bidang Industri
property ternama
• Hotel bintang lima yang
menyediakan 1000 kamar
Opportunity
• Hotel bintang lima yang dekat
dengan MPR DPR, menjadi sebuah
peluang bagi Hotel Mulia untuk
meningkatkan occupancy rate
ketika MPR DPR mengadakan
rapat tahunan.
• Sebuah Peluang bagi Hotel Mulia
jika Acara Olahraga diadakan di
Jakarta sebagai sponsor bagi para
atlet dengan memberlakukan
discount room rate
• Customer yang datang ke sebuah
hotel cenderung loyal
Weakness
• Hotel Mulia masih belum bisa
bersaing untuk mengambil sebuah
kesempatan jika terdapat acara olah
raga yang seringkali diadakan di
Gelora Bung Karno
Threat
• Jika hotel pesaing melakukan
sebuah inovasi
• Keamanan Indonesia yang tidak
stabil berpengaruh pada sektor
pariwisata
63
4.4.3.
Four Seasons Hotel
Four Seasons Hotel merupakan salah satu hotel mewah yang berada di
pusat kota Jakarta, di jantung daerah pusat bisnis Jakarta, yaitu di Jl. HR. Rasuna said
Kuningan Jakarta. Four Seasons Hotel adalah sebuah hotel yang menawarkan tema
tempat yang tenang dalam taman tropis. arsitektur modern interior aksen cahaya yang
penuh dengan barang-barang antik Indonesia dan seni rupa kontemporer,
menciptakan rasa hidup luas di kota yang tak tertandingi. Lokasi Four Seasons yang
berdekatan dengan kawasan dimana banyak terdapat kedutaan-kedutaan Negaranegara sahabat menjadi sebuah peluang bagi hotel ini untuk menargetkan pasarnya.
Namun kelemahan dari hotel Four Seasos ini berada dikawasan yang rawan banjir,
seperti kasusnya beberapa tahun silam dimana Four seasons terkena banjir yang
cukup besar. Four Seasons memiliki 320 kamar yang dibagi beberapa tipe kamar
dimana masing-masing kamar memiliki sebuah balkon yang dapat melihat
pemandangan kota Jakarta dan juga memiliki 10 function rooms dan Ballrooms.
64
http://www.fourseasons.com/jakarta/guest_rooms_summary/
Gambar 4.10 Guest Room Summary – Four Seasons Hotel
Four Season Hotel juga melakukan strategi pemasarannya dengan
beberapa promosi yang menarik yang ditawarkan seperti paket Girlfriends Getaway,
dimana paket penawaraan ini merupakan sebuah strategi Four Seasons Hotel Jakarta
untuk memanjakan anda kaum wanita dan teman-temanya dari keramaian, kesibukan
dan stres kehidupan sehari-hari. Adapun paket yang ditawarkan ini meliputi:
•
Spa mini party treatment (manicure, pedicure, hair wash and blow dry)
•
Flower bath upon arrival
•
Chocolate platter
•
Full buffet breakfast per person in Seasons Café
•
Cooking class followed by lunch at Seasons Café
•
Valet parking
•
Luxurious accommodations
65
Gambar 4.11 Ladies Escape package
Seperti Hotel Mulia, Four Seasons juga melakukan strategi pemasarannya
dengan memberlakukan Room rates dengan paket penawaran seperti Standard Rates,
Bed and Breakfast, Romance Package, urban Spa package, Business Package dan
Stay Longer – Three Nights Free
Gambar 4.12 Daftar All Rates and Offers
66
Gambar 4.13 Daftar Packages
Selain itu bentuk promo Four Seasons lainnya adalah mengadakan sebuah
paket bagi customernya yang ingin memberikan sesuatu bagi oarang yang
dicintainya, program ini bernama Gift Certificate, gift yang ditawarkan kurang lebih
sebagai berikut:
Gift ideas
•
A breakfast-in-bed retreat
•
A personalised family getaway
•
Romantic dinner for two
•
Spa treatments or massage during their stay
•
A unique cultural or sports weekend
Promo-promo diatas merupakan sebuah strategi pemasaran dan kelebihan dari
Four Season Hotel Jakarta untuk menghadapi persaingan di Industri ini. Selain itu
strategi pemasaran yang diterapkan oleh Four Season tidak berbeda jauh dengan
hotel-hotel bintang lima lainnya, dimana segmentasi mereka adalah kalangan
menengah keatas, terget pasar mereka adalah para pebisnis karena Four Season
67
Positioning Four Seasons Hotel sebagai bisnis hotel dengan lokasi yang dipilih
berdekatan dengan kawasan perkantoran serta terdapat banyak kantor-kantor
kedutaan asing.
Tabel 4.6 SWOT Four Seasons Hotel
Strength
• Di bawah sebuah manajemen hotel
internasional dan Hotel ini terdapat
di berbagai manca Negara
• Memiliki promo khusus untuk
ladies package dalam paket
penginapannya
Opportunity
• Target market adalah niche market
merupakan sebuah peluang bagi
hotel-hotel bintang lima di Jakarta
dengan semakin banyaknya orang
kaya dan pelaku bisnis
mancanegara yang berkunjung ke
Jakarta
• Customer yang datang ke sebuah
hotel cenderung loyal
• Memiliki kesempatan untuk
mencari target baru di kedutaan
asing yang berada dekat dengan
lokasi hotel
Weakness
• Lokasi daerah hotel Four Season
yang rawan banjir
Threat
• Jika hotel pesaing melakukan
sebuah inovasi
• Keamanan Indonesia yang tidak
stabil berpengaruh pada sektor
pariwisata
68
4.4.4.
JW. Marriott
JW. Marriott merupakan salah satu hotel mewah yang berada di salah satu
Business District Jakarta yaitu terletak di komplek Mega Kuningan Jakarta. Terdapat
297 kamar dan 36 suites. JW. Marriott juga memiliki 25 conference rooms termasuk
Ballroom. Karena letaknya yang berdekatan dengan Hotel Ritz Carlton, hal ini
menjadi sebuah ancaman bagi JW. Marriott jika tidak dapat melakukan strategi
pemasaran yang tepat.
Salah satu bentuk strategi pemasaran yang dilakukan JW. Marriott adalah
dilakukannya program Marriott Rewards bagi para loyal customer berupa poin-poin
yang nantinya dapat ditukarkan berupa compliment yang ditawarkan oleh JW.
Marriott.
Segmen pasar dari JW. Marriott juga sama dengan segmen The
Dharmawangsa dan hotel-hotel lainnya dimana hanya orang-orang yang berkelas
sosial A sampai A+ yang dapat atau mampu untuk membayar lebih untuk sebuah
penginapan yang bergengsi. Target pasar JW. Marriott pun juga tidak jauh beda,
dimana target pasar mereka adalah para pebisnis-pebisnis baik dari manca negara atau
dalam negeri. Jika dilihat dari segmentasi dan target pasarnya, positioning JW.
Marriott adalah menjadi sebuah bisnis hotel yang bertaraf Internasional.
69
Gambar 4.14 Exterior JW. Marriott
Gambar 4.15 Lobby
Gambar 4.16 Suite Room
Gambar 4. 17 Deluxe Guest Room
70
Tabel 4.7 SWOT J.W. Marriott Hotel
Strength
• Di bawah sebuah manajemen hotel
internasional dan Hotel ini terdapat
di berbagai manca Negara
• Lokasi yang berada di Central
Business District
Opportunity
• Target market adalah niche market
merupakan sebuah peluang bagi
hotel-hotel bintang lima di Jakarta
dengan semakin banyaknya orang
kaya dan pelaku bisnis
mancanegara yang berkunjung ke
Jakarta
• Customer yang datang ke sebuah
hotel cenderung loyal
4.4.5.
Weakness
• Tidak memiliki buttler 24 jam
Threat
• Setelah mengalami dua kali
pemboman, masalah keamanan dan
kenyamanan di hotel ini meragukan
para tamu yang datang
• Keamanan Indonesia yang tidak
stabil berpengaruh pada sektor
pariwisata
The Ritz Carlton Hotel
The Ritz Carlton Hotel merupakan salah satu hotel mewah yang berada di
salah satu Business District Jakarta yaitu terletak di komplek Mega Kuningan Jakarta.
Pengalaman kemewahan dari The Ritz-Carlton, Jakarta menjelajahi pemandangan
khas, suara dan rasa Republik ibukota Indonesia. Dengan akomodasi luar biasa di
daerah Mega Kuningan komersial, hotel mewah kami memiliki fitur kelas dunia, spa
mewah dan fasilitas eksklusif. Terletak dekat dengan banyak perusahaan terkemuka,
museum dan pusat perbelanjaan. Tema yang ditawarkan dari The Ritz Carlton Hotel
adalah suasana pantai barat laut Jawa.
71
Gambar 4.18 The Ritz Carlton Lobby
The Ritz Carlton memiliki beberapa tipe kamar yaitu Grand Room,
Mayfair Suite, The Ritz Carlton Club Suite, Grand Tempus, The President Suite, dan
Mayfair Club Suite dengan jumlah kamar keseluruhan sebanyak 366 kamar. Menurut
website The Ritz Carlton, kamar yang ditawarkan adalah kamar paling besar diantara
hotel-hotel bintang lima lainnya.
Gambar 4.19 Data Jumlah Kamar – The Ritz Carlton
72
Gambar 4.20 The Ritz Carlton Suite Living Room
Gambar 4.21 The Ritz Carlton Suite
73
Gambar 4.22 Room Rates The Ritz Carlton
74
Strategi pemasaran yang diterapkan oleh The Ritz Carlton adalah membuka
cabangnya di satu kota dan daerah yang sama dimana lokasi keduanya sangat
strategis, yaitu berada di Central Business District dan di Lokasi baru tersebut The
Ritz Carlton Hotel menyatu dengan pusat perbelanjaan yang besar. Segmentasi
mereka adalah kalangan menengah keatas, terget pasar mereka adalah para pebisnis
karena Positioning The Ritz Carlton sebagai bisnis hotel yang bertaraf Internasional
dengan lokasi yang dipilih berdekatan dengan kawasan perkantoran dan menjadi
leisure hotel.
Tabel 4.8 SWOT The Ritz Carlton Hotel
Strength
• Di bawah sebuah manajemen hotel
internasional dan Hotel ini terdapat
di berbagai manca Negara
• Terdapat di dua likasi sekaligus di
Jakarta,dan keduanya berada di
central Business District
• The Ritz Carlton Pacific Place
bangunannya menyatu dengan
sebuah Mall besar
Opportunity
• Target market adalah niche market
merupakan sebuah peluang bagi
hotel-hotel bintang lima di Jakarta
dengan semakin banyaknya orang
kaya dan pelaku bisnis
mancanegara yang berkunjung ke
Jakarta
Weakness
• Tidak memiliki buttler 24 jam
Threat
• Setelah kejadian bom, masalah
kemanan menjadi sebuah ancaman
bagi Ritz Carlton jika tidak dapat
meyakinkan para tamu akan
keamanan dan keselamatan mereka
75
4.5. Analisa SWOT The Dharmawangsa
Dari hasil wawancara dengan Bapak Alex dan Ibu Karan di The
Dharmawangsa, dan juga di pasar, didapatkan suatu kesimpulan untuk
perumusan SWOT sebelum dan sesudah menjadi independen hotel, yaitu:
•
Strengths
Kekuatan yang dimiliki The Dharmawangsa sebagai Five Star
Boutique Hotel adalah merupakan sebuah hotel yang bertaraf internasional
dimana menwarkan suasana kebudayaan Indonesia yang cukup kental dan
sejauh ini tidak ada sebuat boutique hotel yang konsisten dengan tema yang
dijunjung sejak awal. Dari sisi pelayanan / service The Dharmawangsa juga
melambangkan budaya Indonesia yaitu keramah tamahan, selain itu The
Dharmawangsa merupakan satu-satunya hotel bintang lima yang menyediakan
pelayanan 24 jam Buttler untuk semua tipe kamar yang ada di The
Dharmawangsa.
•
Weaknesses
Lokasi The Dharmawangsa yang tidak terletak di pusat kota Jakarta atau tidak
berada di Central Business District (CBD) dimana para pesaing The
Dharmawangsa kebanyakan berada di Pusat kota Jakarta.
•
Opportunities
Peluang yang dimiliki The Dharmawangsa adalah kebutuhan pasar akan
personalize service, dimana semakin banyaknya orang kaya dan mereka ingin
76
pelayanan yang khusus bagi mereka. Maka dari itu target market yang
ditentukan oleh The Dharmawangsa yaitu Niche Market merupakan sebuah
peluang bagi The Dharmawangsa.
•
Threats
Semakin banyak hotel bintang lima yang bermunculan, dan diataranya juga
ada yang menawarkan pelayanan buttler dimana pada awalnya hanya The
Dharmawangsa yang menjadi pioneer di Jakarta dan merupakan sebuah
keunggulan. Selain itu menurut sebuah opini dari seorang tamu The
Dharmawangsa juga masih harus melakukan pengembangan teknologi (dalam
hal ini barang-barang elektronik yang berada di kamar hotel).
77
4.5.1. SWOT Matrix The Dharmawangsa
Tabel 4.9 SWOT Matrix The Dharmawangsa
OPPORTUNITY
THREATS
External
• Kebutuhan Pasar akan
Personalize Service
• High Customization
• Niche Market
Internal
STRENGTH
• Design hotel yang
memiliki ciri khas
budaya Indonesia
• Sistem pelatihan yang
konsisten untuk
mencapai service
exellence
• Sistem Buttler yang
menjadi ciri khas The
Dharmawangsa
WEAKNESS
• Lokasi yang tidak
berada di pusat kota
Jakarta
• Kurangnya Promosi /
Advertising yang
membuat masyarakat
tidak aware akan The
Dharmawangsa
• Perkembangan teknologi
yang harus dikembangkan
oleh The Dharmawagsa
• Hotel pesaing yang berada
dibawah naungan
management international
atau berada dibawah naungan
sebuah global company
• Mulai banyaknya hotel yang
sekelas The Dharmawangsa
menggunakan sistem Buttler
• Keamanan Indonesia yang
tidak stabil
9 The Dharmawangsa
9 Dari segi Sumber daya
memberlakukan pelayanan
manusia, The Dharmawangsa
Buttler 24 jam untuk
melakukan pelatihan yang
semua tipe kamar, dimana
cukup rutin agar para
sebelumnya The
karyawannya dapat
Dharrmawangsa hanya
menyampaikan pelayanan
menetapkan beberapa tipe
yang maksimal bagi para
kamar saja untuk
tamunya.
pelayanan Buttler.
9 The Dharmawangsa
9 The Dharmawangsa
menambahkan beberapa
menambah jumlah quota
media cetak high-end
media cetak yang dapat
yang dapat meliput dan
meliput mengenai The
membuat artikel mengenai
Dharmawangsa agar target
The Dharmawangsa.
marketnya mengetahui The
Dharmawangsa dan servicenya
78
4.5.2. SWOT Matrix Competitor The Dharmawangsa
5.
Tabel 4.9 SWOT Matrix Competitor The Dharmawangsa
Dari tabel diatas yang diberi warna merah adalah merupakan kelemahan
yang dimiliki para pesaing dari The Dharmawangsa, dimana satu-satunya hotel di
Jakarta yang memiliki butler service adalah The Dharmawangsa Hotel.
4.6.
Analisa STP
4.6.1.
Segmentatation
Segmentasi pasar adalah kegiatan membagi suatu pasar menjadi
kelompok-kelompok pembeli yang berbeda yang memiliki kebutuhan, karakteristik,
atau perilaku yang berbeda yang mungkin membutuhkan produk atau bauran
pemasaran yang berbeda. Atau segmentasi pasar bisa diartikan segmentasi pasar
adalah proses pengidentifikasian dan menganalisis para pembeli di pasar produk,
menganalisia perbedaan antara pembeli di pasar.
79
Dari hasil wawancara dengan Ibu Karan, The Dharmawangsa menetapkan
segmen pasarnya pada kalangan-kalangan atas yang termasuk golongan kelas A+ dan
kelas A, sesuia dengan standarisasi sebuah boutique hotel pada umumnya.
4.6.2.
Targeting
The Dharmawangsa menargetkan customernya pada niche market, dimana
pengertian niche market adalah menargetkan pasar pada pangsa pasar yang spesial.
Pasar ini memiliki daftar produk terbatas yg ditawarkan hanya bagi konsumen dari
pangsa pasar tertentu dalam rangka mencapai profit yang diinginkan.
Menurut Ibu karan, The Dharmawangsa memfokuskan target marketnya pada
company-company yang bergerak di bidang industri oil and gas serta mining (BP
Migas, BP, Conoco Philips, dll) dimana perusahaan-perusahaan inilah yang seringkali
medatangkan para tamu expatriat untuk mengadakan meeting atau workshop
beberapa hari di Jakarta.
4.6.3.
Positioning
Penentuan posisi pasar menunjukkan bagaimana suatu produk dapat
dibedakan dari para pesaingnya. The Dharmawangsa memposisikan sebagai sebuah
Boutique Hotel Bintang lima yang memiliki produk serta harga yang jauh diatas ratarata dengan hotel sekelasnya dengan pelayanan-pelayanan yang ditawarkan oleh The
Dharmawangsa dan merupakan bisnis hotel yang bernuansa resort.
80
4.7.
Marketing Mix (7P’s)
Analisa marketing mix perlu dilakukan untuk mendapatkan posisi produk
atau jasa yang The Dharmawangsa tawarkan kepada pasar. Elemen-elemen dari
marketing mix adalah:
4.7.1.
Product
The Dharmawangsa merupakan sebuah city hotel dan kebanyakan para
tamunya adalah businessman yang berasal dari manca Negara. The Dharmawangsa
merupakan sebuah five star deluxe hotel yang kental akan budaya Indonesia dari
segi interior dan mengutamakan untuk memberikan pelayanan yang terbaik. The
Dharmawangsa menyediakan 100 kamar. The Dharmawangsa menawarkan 8
(delapan) tipe kamar yang ditawarkan oleh The Dharmawangsa, yaitu diantaranya
adalah Executive Room, Senior Executive Room, Dharmawangsa Suite,
Townhouse 1 bedroom suite, Townhouse 2 bedroom suite, Deluxe Suite,
Penthouse Suite, dan Preseidential Suite.
81
Tabel 4.10 Tipe-tipe kamar The Dharmawangsa
Room Type
Total
Room
Room
Size
Junior Executive Room
Executive Room
Senior Executive Room
Dharmawangsa Suite
Townhouse 1 bedroom suite
Townhouse 2 bedroom suite
Deluxe Suite
Penthouse Suite
Presidential Suite
18
22
24
19
6
2
6
2
1
66
66
66
107
128
188
126
286
443
Grafik 4.3 Grafik Occupancy Rate The Dharmawangsa
Dari grafik 4.3 diatas dapat dilihat peningkatan occupancy rate yang
terjadi dari tahun 2003 sampai dengan 2008. Meskipun di tahun 2004 mengalami
penurunan namun di tahun 2005 mengalami kenaikan kembali sampai dengan
tahun-tahun berikutnya. Batang grafik yang berwarna hijau adalah data dimana
82
The Dharmawangsa masih berada di bawah naungan Rosewood, dan batang grafik
berwarna biru adalah data ketika The Dharmawangsa sudah menjadi sebuah
independen hotel dan menerapkan strategi pemasaran mereka yang baru.
Selain 100 kamar yang ditawarkan, The Dharmawangsa juga memiliki
restaurant dan lounges yang cukup terkenal dikalangan sosialita untuk mereka
sekedar melakukan meeting kecil atau menjamu para tamunya untuk makan
malam. The Dharmawangsa memiliki Sriwijaya Restaurant yang berkapasitas 50
tamu dengan menyajikan makanan khas Perancis dengan pelayanan yang
sempurna untuk sebuah Fine Dining Restaurant.
Gambar 4.23 Sriwijaya Restaurant – The Dharmawangsa
Selain Sriwijaya Restaurant juga ada Jakarta Restaurant yang berkapasitas 84 tamu
dengan menyajikan masakan Indonesian, Asian, serta Contemporary Western. Jakarta
Restaurant ini lebih casual dibandingkan dengan Sriwijaya Restaurant.
83
Gambar 4.24 Jakarta Restaurant – The Dharmawangsa
Selain Restaurant The Dharmawangsa juga sangat terkenal dengan Bimasena
Club-nya, yaitu fasilitas Fitnes dan Spa. Tersedia juga The Cigar & Cognac
Lounge dimana biasanya para tamu-tamu yang berasal dari luar negeri sangat suka
untuk menghabiskan waktu luangnya di lounge ini untuk melepaskan penat dengan
mengisap cerutu dan wine yang disediakan.
84
Gambar 4.25 Fitness Centre – The Dharmawangsa
Gambar 4.26 The Cigar and Cognac Lounge – The Dharmawangsa
85
The Dharmawangsa juga memiliki Ballroom yang sangat terkenal seringkali
di gunakan untuk Pernikahan yaitu Grand Ballroom dan Nusantara Ballroom. Dari
hasil wawancara dengan Bp. Alex, The Dharmawangsa tidak hanya menyediakan
tempat saja melainkan juga menyediakan jasa dekorasi agar di hari yang spesial
semuanya terlihat serasi antara design dari Ballroom The Dharmawangsa dengan
design dekorasi pernikahan sehingga semuanya terlihat sempurna.
Gambar 4.27 Ballroom Wedding Decoration – The Dharmawangsa
86
4.7.2.
Price
Harga yang ditawarkan The Dharmawangsa dengan 24 hour room
service/buttler diatas rata-rata room rate dari competitornya, dan harga yang
diberlakukan oleh The Dharmawangsa benar-benar publish rate yang tertera pada
website The Dharmawangsa (www.the-dharmawangsa.co.id).
Tabel 4.11 Persentase Room / Night The Dharmawangsa
PUBLISH RATE
Room Type
Total
Room
Room
Size
2003
2004
2005
Junior Executive Room
18
66
280
280
280
Executive Room
22
66
300
300
Senior Executive Room
24
66
320
Dharmawangsa Suite
19
107
Townhouse 1 bedroom suite
6
Townhouse 2 bedroom suite
2006
2007
2008
300
300
300
320
320
320
320
320
350
370
370
370
400
400
500
128
500
500
500
500
500
600
2
188
800
800
850
850
850
850
Deluxe Suite
6
126
800
800
800
800
800
800
Penthouse Suite
2
286
3000
3000
3000
3000
3000
3000
Presidential Suite
1
443
5500
5500
5500
5500
5500
5500
Dari tabel 4.11 diatas dapat terlihat bahwa The Dharmawangsa tidak
melakukan penaikan harga yang signifikan dan tidak semua jenis kamar harganya di
naikkan. Rata-rata kenaikan yang diberlakukan oleh The Dharmawangsa sekitar 6%
sampai dengan 20%
87
4.7.3.
Place
The Dharmawangsa didirikan di daerah Jakarta Selatan dan berada di
daerah perumahan mewah Kebayoran Baru. Pemilihan tempat di derah selatan
menurut Pak Alex sebagai Managing of Director The Dharmawangsa dikarenakan
beberapa alasan, yaitu The Dharmawangsa memiliki konsep hotel resort, jadi tidak
mungkin apabila The Dharmawangsa didirikan di tengah-tengah Jakarta (Central
Business District) dengan konsep yang dimiliki The Dharmawangsa.
Alasan yang kedua adalah target pasar The Dharmawangsa salah satunya
adalah para expatriat-expatriat atau Board of Director dari sebuah perusahaan oil
company Luar Negeri dimana kebanyakan kantornya berada di daerah selatan Jakarta
(seperti BP dan CONOCO PHILIPS).
4.7.4.
Promotion
Promosi merupakan salah satu cara sebuah perusahaan mengkomunikasikan
produknya ke masyarakat. Bpk. Alexander Nayoan mengungkapkan bahwa cara
beriklan dengan menyebarkan informasi dari mulut ke mulut merupakan hal yang
lebih efektif dan mengena dibandingkan dengan beriklan secara poster advertising.
The Dharmawangsa mengandalkan pelayanannya untuk mendapatkan keuntungan
yang maksimal bukan dengan cara melakukan poster advertising karena target utama
dari The Dharmawangsa adalah mendapatkan tamu loyal.
88
Cara The Dharmawangsa mengiklankan diri biasanya melalui penulisan
artikel yang dimuat di majalah karena dengan ini manajemen lebih merasa bahwa
dengan penulisan artikel produk- produk dan core value dari manajemen lebih jelas.
Gambar 4.28 MAXX-M Article - The Dharmawangsa review
Cara lain The Dharmawangsa dapat dikenal oleh mata internasional adalah
dengan cara mendapatkan komentar- komentar para tamu yang pernah menginap di
The Dharmawangsa melalui internet yaitu www.tripadvisor.com. Tripadvisor.com
merupakan salah satu website travel terbaik dunia. Disini tidak hanya turis bisa membooking kamar secara online tetapi juga para turis bisa membaca rekomendasi dari
orang- orang yang sebelumnya pernah menginap di The Dharmawangsa.
89
4.7.5.
People
The Dharmawangsa melakukan beberapa seleksi untuk setiap calon
karyawannya. Mulai dari psiko test dilanjutkan dengan test kesehatan. Berikutnya
dilakukan wawancara dengan pihak HRD. Setelah melalui pihak HRD, wawancara
dilanjutkan ke tahap head group tujuan pelamar mendaftar. Wawancara berikutnya
dilakukan bersama dengan Board of Director untuk mengetahui potensi- potensi lain
yang dimiliki oleh calon karyawan. Yang terakhir dilakukan wawancara kembali oleh
HRD terakhir kalinya.
Serangkaian wawancara dan test yang dijalankan untuk menjadi karyawan
The Dharmawangsa merupakan bagian dari seleksi ketat untuk menghindari
kesalahan perekrutan dan juga nepotisme. Setelah memasuki perekrutan, The
Dharmawangsa juga melakukan pelatihan dasar kepada setiap karyawan barunya.
Biasanya pelatihan dasar ini dibimbing oleh head group divisi masing – masing. Ideal
pelatihan dasar yang dilakukan oleh karyawan baru biasanya berkisar kurang lebih 80
jam atau 3 bulan. Selain dari pelatihan dasar, para karyawan juga mendapatkan
macam – macam pelatihan yang dibuat oleh manajemen. Harapan Bpk. Alexander
Nayoan membangun rangkaian pelatihan tersebut bertujuan untuk menciptakan
karyawan yang SPECTA.
Karyawan yang SPECTA menurut Bpk. Alexander Nayoan adalah karyawan
yang berbekal:
1. Service Performance – sanggup melakukan performa pelayanan yang baik
2. Professionalism – sanggup bersikap dan bekerja secara profesional
90
3. Ethics Work – memiliki etika kerja yang baik
4. Communication Skill – memiliki kemampuan berkomunikasi yang baik
5. Team Player – mampu bekerja sama
6. Adaptability – mampu beradaptasi dengan lingkungan
Cara untuk menciptakan sebuah lingkungan kerja yang baik, membentuk
seorang karyawan yang memiliki kemampuan, atittude dan profesional adalah dengan
cara melakukan pelatihan rutin yang bersifat selalu mengingatkan dan juga mengasah
kemampuan dan potensi masing- masing karyawan.
4.7.6.
Process
Para tamu yang datang untuk menginap di The Dharmawangsa akan dilayani
secara personal oleh seorang receptionist sampai tamu mendapatkan kamar yang
diinginkan. Nilai lebih pelayanan dari The Dharmawangsa yaitu memiliki pelayanan
buttler 24 jam untuk semua jenis kamar yang bertugas untuk melayani tamu secara
eksklusif di tiap-tiap kamar dari pertama kali tamu tersebut akan memasuki kamar.
4.7.7.
Physical Evidence
Desain dari The Dharmawangsa sangat mempunya ciri khas dan menawarkan
suasana asli Indonesia dengan menambahkan rangkaian bunga sedap malam untuk
aroma khas hotel ini. Furniture yang dipakai sederhana namun tetap terkesan elegan.
Jika anda memasuki Hotel ini maka akan terasa subuah business hotel yang
bernuansa resort seperti di Bali, karena memang suasana ini yang ditawarkan oleh
91
The Dharmawangsa. Pemilihan tempat di daerah Kebayoran dan bukan di daerah
yang mendekati Business District salah satu alasannya aadalah karena tema dan
desain yang ditawarkan The Dharmwangsa seperti yang disebut diatas.
4.8.
Strategi Generik
Dari hasil penelitian dan wawancara dengan Bp. Alex dan Ibu Karan
bahwa strategi yang dipakai oleh The Dharmawangsa dalam menghadapi persaingan
diantara hotel-hotel bintang lima lainnya, yaitu dengan melakukan Strategi generik
yang terakhir yaitu memusatkan (focus) pada kelompok pembeli. Strategi ini
didasarkan atas pemikiran bahwa perusahaan dengan demikian akan mampu melayani
target strategisnya yang sempit secara lebih efektif dan efisien ketimbang pesaing
yang bersaing dalam skala yang lebih luas.
(KEUNGGULAN STRATEGIS)
Kekhasan yang
Posisi Biaya Rendah
Dirasakan pelanggan
Seluruh industri
DIFERENSIASI
(TINGKAT
KEUNGGULAN
BIAYA
MENYELURUH
STRATEGIS)
Hanya
Segmen tertentu
THE DHARMAWANGSA (FOKUS)
Gambar 4.29 Strategi Generik The Dharmawangsa
92
Yang menjadi Competitive advantage dari The Dharmawangsa diantara
pesaingnya adalah butler service dimana menjadi ciri khas dari The Dharmawangsa
sebagai hotel yang benar-benar memberikan pelayanan kepada tamunya dengan
sepenuhnya.
4.9.
Product Life Cycle
Tujuan dari analisa Product life cycle adalah untuk mengetahui berada di
tahap apakah Hotel The Dharmawangsa dan strategi apa yang dilakukan pada tahap
tersebut, dan apakah sudah sesuai dengan teori product life cycle.
Sales Growth The Dharmwangsa Tahun 1999 2000 2001
0% 7% 5%
2002
6%
2003
11%
2004
8%
2005
11%
2006
17%
2007 29% 2008
28%
Grafik 4.4 Sales Growth – The Dharmawangsa
Jika dilihat dari gambar grafik sales growth diatas dapat dijelaskan bahwa
kondisi The Dharmawangsa mengalami tahap growth atau mengalami pertumbuhan
yang pesat pada tahun
2006 dan 2007, dimana pada tahun-tahun ini The
93
Dharmawangsa mengalami perubahan management dari “under Rosewood” menjadi
sebuah independent hotel yang dinaungi oleh manajemen lokal selain itu The
Dharmawangsa merubah target marketnya dari very niche market menjadi niche
market. Disamping itu The Dharmawangsa juga melakukan perubahan fokus
advertising dari product awareness menjadi product preference dimana Lebih fokus
pemasaran kepada oil comapany dan mining company.
Dan pada tahun 2008 menuju tahun 2009 The Dharmawangsa berada
pada tahap maturity dimana pada tahap ini The Dharmawangsa melakukan beberapa
hal yang sesuai dengan teori Product Life Cycle, yaitu melakukan modifikasi produk /
product modification yaitu merubah sistem buttler 24 jam hanya untuk beberapa tipe
kamar menjadi tersedia untuk seluruh jenis kamar.
Dari hasil analisa dan wawancara dengan pihak The Dharmawangsa
bahwansanya strategi yang dilakukan oleh The Dharmawangsa pada tahap growth
dan maturity beberapa hal sudah sesuai dengan teori Product Life Cycle itu sendiri.
Download