BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN

advertisement
BAB II
KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS
A. Kajian Pustaka
1) Pengertian Bank Syariah
Dalam undang-undang nomor 21 tahun 2008 pasal 1, disebutkan
bahwa bank adalah badan usaha yang menghimpun dana masyarakat
dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam
bentuk
kredit
dan/
atau
bentuk-bentuk
lainnya
dalam
rangka
meningkatkan taraf hidup takyat banyak. Bank terdiri atas dua jenis
yaitu: bank konvensional dan bank syariah.
Menurut Arifin (2009:3) bank syariah adalah:
Bank syariah didirikan dengan tujuan untuk mempromosikan dan
mengembangkan dasar prinsip-prinsip syariah islam dan tradisinya ke
dalam transaksi keuangan daan perbankan serta bisnis lainnya yang
terkait.
Pengertian bank syariah sebenarnya telah diatur dalam undangundang pasal 2 PBI no. 624/PBI/2009 tentang bank umum yang
melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah, dimana
memberikan definisi bahwa bank umum syariah adalah bank yang
melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah yang dalam
kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.
Bank syariah adalah bank yang dalam sistem operasionalnya
menerapkan sistem bagi hasil. Bank syariah pada umumnya beroperasi
10
http://digilib.mercubuana.ac.id/
11
dengan mengeluarkan produk-produk dalam menyerap dana masyarakat
seperti tabungan mudharabah, deposito mudharabah, simpanan giro.
2) Kebijakan Moneter
Diterbitkannya Undang-undang No.23 tahun 1999 tentang Bank
Indonesia, yang menyatakan bahwa BI dapat menerapkan kebijakan
moneter berdasarkan prinsip-prinsip syariah yang disebutkan dalam pasal
1 angka 7 dan pasal 11. Undang-undang tersebut menjadi acuan baru
bagi bank Indonesia selaku pengambil keputusan yang dapat menerapkan
kebijakan moneternya baik secara konvensional maupun dengan
menggunakan prinsip-prinsip syariah. Jadi instrument kebijakan moneter
adalah yang digunakan pun dapat menggunakan instrumen kebijakan
moneter konvensional maupun kebijakan moneter islam.
Kebijakan moneter adalah upaya mengendalikan atau mengarahkan
perekonomian makro ke kondisi yang diinginkan (yang lebih baik)
dengan mengatur jumlah uang yang beredar. Sedangkan yang dimaksud
dengan kondisi lebih baik dengan meningkatkan output dan atau
terpeliharanya stabilitas harga (inflasi terkontrol).
Melalui kebijakan moneter pemerintah dapat mempertahankan,
menambah atau
mempertahankan
mengurangi
kemampuan
uang yang beredar dalam
ekonomi
bertumbuh
upaya
sekaligus
mengendalikan inflasi. (Rahardja dan Manurung. 2008:256)
Lembaga yang paling berperan dalam melaksanakan kebijakan
moneter adalah bank sentral (Bank Indonesia). Bank sentral memiliki
http://digilib.mercubuana.ac.id/
12
wewenang untuk bertindak sebagai otoritas moneter yang mengatur
dalam mencetak dan mengedarkan uang dengan berkoordinasi pada
pemerintah. Hal tersebut bertujuan untuk mengusahakan kestabilan
internal maupun external. Bank sentral mampu bertindak sebagai banker
bagi pemerintah dan bank komersial dalam menyiapkan kliring,
penyelesaian cek dan transfer, membimbing dan melakukan ketertiban
regulasi bank-bank komersial.
Salah satu tindakan yang dilakukan oleh bank sentral dalam
melaksanakan tiga instrumen kebijakan moneter adalah yang pertama
adalah oprasi pasar terbuka yaitu dengan cara menjual atau membeli
obligasi pemerintah oleh bank sentral. Kedua, memaksimalkan
persyaratan cadangan adalah peraturan bank sentral yang menuntut agar
bank-bank memiliki rasio deposito (cadangan umum). Cadangan akan
meningkatkan rasio deposito dan menurunkan pengganda (multiplier)
uang serta jumlah uang yang beredar. Ketiga, tingkat diskonto adalah
tingkat suku bunga yang digunakan bank sentral ketika member pinjaman
bank-bank.
Bank sentral berfungsi sebagai bank pemerintah untuk mengatur
dan mengawasi bank-bank umum, serta mencetak dan mengedarkan uang
kemasyarakat. Dan dari ketiga fungsi bank sentral tersebut dapat terdapat
fungsi bank yang mengatur dan mengawasi bank umum seperti bank
konvensional. Bank komersial ini ada yang berbasis sistem bunga (bank
konvensional) dan berbasis bagi hasil (bank syariah).
http://digilib.mercubuana.ac.id/
13
3) Permodalan Bank Syariah
Modal bank yang ada di Bank Syariah salah satunya di dapat dari
dana masyarakat, menurut Adiwarman A. Karim dalam bukunya Bank
Islam Analisis Fikih dan Keuangan (2009:107) penghimpunan dana di
Bank Syariah dapat berbentuk giro, tabungan, dan deposito. Prinsip
operasional syariah yang diterapkan dalam penghimpunan dana
masyarakat adalah prinsip Wadi’ah dan Mudharabah.
Prinsip Wadi’ah yang diterapkan adalah wadi’ah yad dhamanah
yang diterapkan pada produk rekening giro. Wadi’ah dhamanah berbeda
dengan wadi’ah amanah. Dalam wadi’ah amanah, pada prinsipnya harta
titipan tidak boleh dimanfaatkan oleh yang dititipi. Sementara itu, dalam
hal wadi’ah dhamanah, pihak yang dititipi (bank) bertanggung jawab
atas keutuhan harta titipan sehingga ia boleh memanfaatkan harta
titipan tersebut.
Sedangkan Mudharabah, penyimpan atau deposan bertindak
sebagai shahibul maal (pemilik modal) dan bank sebagai mudharib
(pengelola). Prinsip mudharabah ini diaplikasikan pada produk tabungan
berjangka dan deposito berjangka. (Adiwarman Karim, 2009:108-109).
Mudharabah adalah perjanjian atau suatu jenis perkongsian,
dimana pihak pertama (shahibul maal) menyediakan dana dan pihak
kedua (mudharib) bertanggung jawab atas pengelolaan usaha.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
14
4) Penerapan Mudharabah dalam Perbankan Syariah
Sejauh ini, skema mudharabah yang telah dibahas adalah skema
yang berlaku antara dua pihak secara langsung. Skema ini adalah skema
standar yang dipraktekkan oleh nabi dan para sahabat serta umat muslim
sesudahnya. Modus mudharabah seperti itu tidak efisien lagi dan kecil
kemungkinan untuk dapat diterapkan oleh bank, karena beberapa hal
(Adiwarman Karim, 2009:210):
a.
Sistem kerja pada bank adalah investasi berkelompok, di mana
mereka tidak saling mengenal. Jadi kecil sekali kemungkinannya
terjadi hubungan yang langsung dan personal.
b.
Banyak investasi sekarang ini membutuhkan dana dalam jumlah
besar, sehingga diperlukan puluhan bahkan ratus ribuan shahibul
maal untuk sama-sama menjadi penyandang dana suatu proyek
tertentu.
c.
Lemahnya disiplin terhadap ajaran islam menyebabkan sulitnya bank
memperoleh jaminan keamanan atas modal yang disalurkannya.
Penerapan mudharabah dalam perbankan antara lain (Antonio, 2009:97):
a.
Tabungan berjangka yaitu tabungan yang dimaksudkan untuk tujuan
khusus seperti tabungan haji, tabungan qurban dsb.
b.
Deposito biasa.
c.
Deposito spesial (special investment) dimana dana yang dititipkan
nasabah khusus untuk bisnis tertentu, misalnya murabahah saja atau
ijarah saja.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
15
Sedangkan pada sisi pembiayaan, mudharabah diterapkan untuk:
i.
Pembiayaan modal kerja, seperti modal kerja perdagangan dan jasa.
ii.
Investasi khusus disebut juga mudharabah muqayyadah di mana
sumber dana khusus dengan penyaluran yang khusus dengan syaratsyarat yang telah ditetapkan oleh shahibul maal.
5) Deposito Mudharabah
Deposito berjangka adalah simpanan pihak ketiga (rupiah dan
valuta asing) yang diterbitkan atas nama nasabah pada bank yang
penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu menurut
perjanjian antar penyimpan dengan bank yang bersangkutan (Veithzal
Rivai, 2007:417).
Menurut UU No.10 tahun 1998 pasal 1 ayat 7, deposito adalah
simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu
berdasarkan perjanjian nasabah penyimpan dengan bank. Sedangkan
menurut UU No. 21 tahun 2008 pasal 1 tentang perbankan syariah,
Deposito adalah Investasi dana berdasarkan akad mudharabah atau akad
lain yang tidak bertentangan dengan Prinsip Syariah yang penarikannya
hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu berdasarkan Akad antara
Nasabah Penyimpan dan Bank Syariah dan/atau UUS. Sedangkan
Investasi adalah dana yang dipercayakan oleh Nasabah kepada Bank
Syariah dan/atau UUS berdasarkan Akad mudharabah atau Akad lain
yang tidak bertentangan dengan Prinsip Syariah dalam bentuk Deposito,
Tabungan, atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
16
Berdasarkan Fatwa DSN-MUI Nomor 3 Tahun 2000 menyatakan
bahwa deposito yang dibenarkan dalam syariah adalah deposito yang
berdasarkan prinsip mudharabah. Dalam transaksi deposito mudharabah,
nasabah bertindak sebagai pemilik dana (shahibul maal) dan bank
bertindak sebagai pengelola dana (mudharib). Adapun ketentuannya
adalah sebagai berikut:
a.
Dalam transaksi ini nasabah bertindak sebagai shahibul maal
atau pemilik dana, dan bank bertindak sebagai mudharib atau
pengelola dana.
b.
Dalam kapasitasnya sebagai mudharib, bank dapat melakukan
berbagai macam usaha yang tidak bertentangan dengan prinsip
syariah dan mengembannya, termasuk didalamnya mudharabah
dengan pihak lain.
c.
Modal harus dinyatakan dengan jumlahnya, dalam bentuk tunai
dan bukan piutang.
d.
Pembagian keuntungan dinyatakan dalam bentuk nisbah dan
dituangkan dalam akad pembukaan rekening.
e.
Bank sebagai mudharib menutup biaya operasional deposito dengan
menggunakan nisbah keuntungan yang menjadi haknya.
f.
Bank tidak diperkenankan untuk mengurangi nisbah keuntungan.
Maka
pengertian
deposito
mudharabah
adalah
simpanan
masyarakat yang disimpan kepada bank syariah, dapat berupa rupiah
ataupun valuta asing dimana penarikannya hanya dapat dilakukan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
17
berdasarkan jangka waktu yang telah ditetapkan dan disepakati antara
nasabah dengan pihak bank syariah yang menggunakan prinsip syariah
(bagi hasil) dengan akad mudharabah. Biasanya memiliki jangka waktu
1, 3, 6 dan 12 bulan.
Menurut Karnaen Perwataatmadja dan Muhammad Syafi’i Antonio
dalam bukunya berjudul Apa dan Bagaimana Bank Islam, ada tiga sifat
dari deposito mudharabah:
a) Deposito mudharabah atau lebih tepatnya deposito investasi
mudharabah merupakan investasi melalui simpanan pihak ketiga
(perseorangan atau badan hukum) yang penarikannya hanya dapat
dilakukan dalam jangka waktu tertentu jatuh tempo, dengan
mendapatkan imbalan bagi hasil.
b) Imbalan dibagi dalam bentuk berbagi pendapatan (revenue sharing)
atas penggunaan dana tersebut secara syariah dengan proporsi
pembagian katakanlah 70:30, 70% untuk deposan dan 30% untuk
bank.
c) Jangka waktu deposito mudharabah berkisar antara 1 bulan, 3 bulan,
6 bulan, dan 12 bulan.
6) Inflasi
Teori Keynes
Teori ini yang menyatakan bahwa inflasi terjadi disebabkan
masyarakat hidup di luar batas kemampuan ekonominya. Inflasi terjadi
karena pengeluaran agregat terlalu besar. Oleh karena itu, solusi yang
http://digilib.mercubuana.ac.id/
18
harus diambil adalah dengan jalan mengurangi jumlah pengeluaran
agregat itu sendiri (mengurangi pengeluaran pemerintah atau dengan
meningkatkan pajak dan kebijakan uang ketat.
Dasar pemikiran model inflasi dari Keynes ini, bahwa inflasi terjadi
karena masyarakat ingin hidup di luar batas kemampuan ekonomisnya,
sehingga menyebabkan permintaan efektif masyarakat terhadap barangbarang (permintaan agregat) melebihi jumlah barang-barang yang
tersedia (penawaran agregat), akibatnya akan terjadi inflationary gap.
Keterbatan jumlah persediaan barang (penawaran agregat) ini terjadi
karena
dalam
jangka
pendek
kapasitas
produksi
tidak
dapat
dikembangkan untuk mengimbangi kenaikan permintaan agregat.
Milton Friedman dalam proposisinya yang terkenal mengatakan
“inflasi selalu dan dimana pun merupakan fenomena moneter”. Ia
menanggap bahwa sumber semua episode inflasi adalah tingkat
pertumbuhan uang beredar yang tinggi: Hanya dengan mengurangi
tingkat pertumbuhan uang beredar hingga tingkat yang rendah, inflasi
dapat dihindari (Mishkin, 2009:339).
Inflasi merupakan suatu keadaan perekonomian di mana tingkat
harga dan biaya-biaya umum naik; misal naiknya harga beras, harga
bahan bakar, harga mobil, upah tenaga kerja, harga tanah, sewa barangbarang modal (Zakaria, 2009:61).
Inflasi merupakan suatu kejadian yang menggambarkan situasi dan
kondisi dimana harga barang mengalami kenaikan dan nilai mata
http://digilib.mercubuana.ac.id/
19
uang mengalami pelemahan, dan jika ini terjadi secara terus-menerus
akan mengakibatkan memburuknya kondisi ekonomi secara menyeluruh
serta mampu mengguncang tatanan politik suatu negara (Fahmi dan
Yovi Lavianti, 2010:165).
Menurut Bank Indonesia inflasi adalah meningkatnya harga-harga
secara umum dan terus menerus. Kenaikan harga dari satu atau dua
barang saja tidak dapat disebut inflasi kecuali bila kenaikan itu meluas
(atau mengakibatkan kenaikan harga) pada barang lainnya.
Dapat
diambil
kesimpulan
secara
umum
inflasi
adalah
kecenderungan naiknya harga-harga barang dan jasa secara umum yang
menyebabkan terjadinya penurunan nilai uang dalam suatu periode
tertentu.
Inflasi merupakan variabel penghubung antara tingkat bunga dan
nilai tukar efektif, di mana dua variabel ini merupakan variabel penting
dalam menentukan pertumbuhan dalam sektor produksi.
7) Nisbah Bagi Hasil
Nisbah bagi hasil merupakan faktor penting dalam menentukan
bagi hasil di bank syari’ah. Sebab, aspek nisbah merupakan aspek yang
disepakati bersama antara kedua belah pihak yang melakukan transaksi.
Adapun pengertian nisbah adalah perbandingan antara aspek-aspek
kegiatan yang dapat dinyatakan dengan angka, misalnya perbandingan
antara nisbah nasabah dengan nisbah bank pada akad wadiah dan
deposito mudharabah.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
20
Sedangkan bagi hasil terdiri dari dua kata yaitu bagi dan hasil. Bagi
artinya sepenggal, pecahan bagian dari sesuatu yang utuh. Sedangkan
hasil adalah akibat dari sesuatu tindakan, baik disengaja maupun tidak
disengaja, baik menguntungkan maupun yang merugikan. Kata hasil juga
dapat disamakan dengan pendapatan yang pengertiannya adalah uang
yang diterima oleh perorangan perusahaan dan organisasi dalam bentuk
upah, gaji, sewa bunga, komisi, ongkos, dan laba (Cahyo, 2008).
Bank Syari’ah beroperasi atas dasar konsep bagi hasil, serta diatur
juga konsep dasar penyajian laporan keuangan dan pengakuan
pendapatan bagi hasil (PSAK Nomor 59 tentang Akuntansi Perbankan
Syari’ah). AAOIFI 2003 dalam Faqih Nabhann, memberikan keleluasaan
bagi bank yang menerapkan prinsip-prinsip syari’ah dalam kegiatannya
untuk menggunakan prinsip accrual basis atau cash basis.
Sistem bagi hasil merupakan suatu sistem yang meliputi tata cara
pembagian hasil usaha antara penyedia dana (shahibul maal) dan
pengelola dana (mudharib) yang terjadi antara bank dan nasabah
penyimpan dana maupun bank dengan nasabah penerima dana.
Bagi hasil merupakan langkah inovatis lembaga keuangan syari’ah
dan merupakan langkah keseimbangan sosial dalam memperoleh
kesempatan pendapatan ekonomi. Dengan demikian, sistem bagi hasil
dapat dikatakan sebagai konsep yang mempunyai unsur keadilan, dimana
tidak ada suatu pihak yang diuntungkan sementara pihak lain dirugikan
antara pemilik dana dan pengelola dana sehingga besarnya bagi hasil
http://digilib.mercubuana.ac.id/
21
yang diperoleh deposan sangat tergantung kepada kemampuan bank
dalam menginvestasikan dana-dana.
Nisbah bagi hasil (profit sharing ratio) salah satu ciri utama almudharabah adalah adanya nisbah yang harus ditentukan dan disetujui
pada awal perjanjian. Nisbah antara satu bank dengan bank lain dapat
berbeda, sebagaimana perbedaan dalam waktu periode al-mudharabah
misalnya: deposito 1 bulan, 2 bulan, 3 bulan, 6 bulan, dan 12 bulan.
Nisbah bagi hasil adalah besarnya persentase bagi hasil tabungan
mudharabah yang diterima nasabah setiap tahunnya. Bagi hasil adalah
suatu prinsip pembagian laba (keuntungan) yang diterapkan dalam
kemitraan kerja dimana porsi bagi hasil ditentukan pada saat akan kerja
sama. Jika laba (keuntungan) tersebut porsi bagi hasilnya sesuai dengan
kontribusi modal masing-masing dan membagi laba (keuntungan) sesuai
yang telah disepakati bersama.
Tabel 2.1
Perhitungan Bagi Hasil
Uraian
Jumlah
Penjualan
Xx
Harga Pokok Penjualan
(xx)
Laba Kotor
Xx
Beban
(xx)
Laba/Rugi bersih
Xx
Sumber : Rizal Yaya dkk, 2009:371
Metode Bagi Hasil
Gross Profit Sharing
Profit sharing
Rumus gross profit sharing:
Bagi Hasil = Persentase Nisbah x Laba Kotor
Rumus profit sharing:
Bagi Hasil = Persentase Nisbah x Laba Rugi Bersih
http://digilib.mercubuana.ac.id/
22
Akad dengan prinsip kerjasama bagi hasil adalah akad/perjanjian
kerjasama antara bank syariah sebagai penyedia dana dan nasabah
sebagai pelaku kegiatan/proyek/mudharib, dengan keuntungan usaha
dibagi menurut perjanjian yang sudah disepakati diawal. (Devita,
2011:80)
8) Produk Domestik Bruto (PDB Nasional)
Teori Pertumbuhan Rostow
Menurut Rostow, pertumbuhan ekonomi adalah suatu proses dari
berbagai perubahan, yaitu sebagai berikut:
1.
Perubahan reorientasi organisasi ekonom.
2.
Perubahan pandangan masyarakat.
3.
Perubahan cara menabung atau menanamkan modal dari yang tidak
produktif ke yang lebih produktif.
4.
Perubahan pandangan terhadap faktor alam. Manusia harus
mengubah keyakinan bahwa alam itu tidak akan menentukan
kehidupan manusia, tapi kehidupan manusia harus mampu
menaklukkan/mengendalikan sumber kehidupan dalam mencapai
kemakmuran.
Selanjutnya Rostow juga mengemukakan tahap-tahap dalam
pertumbuhan ekonomi, antara lain sebagai berikut:
1.
The traditional society (masyarakat tradisional), artinya suatu
kehidupan ekonomi masyarakat yang berkembang secara tradisional
http://digilib.mercubuana.ac.id/
23
dan belum didasarkan pada perkembangan teknologi dan ilmu
pengetahuan, kadang-kadang cara berpikirnya primitif dan irasional.
2.
The pre condition for the take off (persyaratan tinggal landas),
merupakan masa transisi masyarakat untuk mempersiapkan dirinya
mulai menerima teknik-teknik baru dan pemikiran-pemikiran baru
dari luar kehidupan mereka.
3.
The take off (tinggal landas), artinya pada tahap ini terjadi
perubahan-perubahan
yang
sangat
drastis
dalam
terciptanya
kemajuan yang pesat dalam inovasi (penemuan-penemuan baru)
dalam berproduksi.
4.
The drive to maturity (menuju kematangan), artinya pada tahap ini
masyarakat secara efektif telah menggunakan teknologi modern pada
sebagian besar faktor-faktor produksi dan kekayaan alam.
5.
The age high mass consumption (konsumsi tinggi), artinya pada
tahap ini perhatian masyarakat lebih menekankan pada masalah
kesejahteraan dan upaya mesyarakat tertuju untuk menciptakan
welfare state, yaitu kemakmuran yang lebih merata kepada
penduduknya dengan cara mengusahakan distribusi. .
PDB adalah nilai barang dan jasa yang diproduksi oleh suatu
Negara dalam suatu periode tertentu yang menjumlahkan semua hasil
dari warga Negara bersangkutan ditambah warga Negara asing yang
berkerja di Negara bersangkutan (Putong, 2010:45)
http://digilib.mercubuana.ac.id/
24
PDB adalah nilai barang dan jasa yang diproduksi oleh suatu
Negara dalam suatu periode tertentu (1 tahun) yang diukur dengan satuan
uang. (Putong, 2010:46).
Produk domestik bruto adalah nilai pasar dari semua barang dan
jasa akhir yang diproduksi dalam sebuah negeri dalam suatu periode.
(Mankiw, 2006:6). Ada beberapa pendekatan dalam menghitung
pendapatan nasional adalah sebagai berikut:
i.
Penghitungan pendapatan dengan menjumlahkan nilai tambah bruto
(gross value added) dari semua faktor produksi seperti: sektor
poduksi pertanian, sektor produksi pertambangan dan penggalian,
sektor industri manufaktur, sektor industri listrik, gas, dan air
minum, sektor produksi bangunan, sektor produksi perdagangan,
hotel dan restoran dan lain-lain. Penghitungan pendapatan dengan
konsep nilai tambah bertujuan untuk terhindar dari penghitungan
ganda (double -count).
GDP Nominal (nominal GDP) adalah nilai barang dan jasa yang
diukur dengan harga yang berlaku.
GDP Nominal = GDP Riil x Deflator GDP
Sedangkan GDP Riil (riil GDP) adalah nilaibarang dan jasa diukur
dengan menggunakan harga konstan.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
25
GDP Nominal
GDP Riil =
GDP Deflator
ii.
Pendekatan pengeluaran/GNP adalah penghitungan pendapatan
nasional dengan melakukan penjumlahan akhir unit-unit ekonomi,
yaitu: rumah tangga berupa konsumsi (comsumption/C), perusahaan
berupa
investasi
(investment/I),
pengeluaran
pemerintah
(government/G), pengeluaran ekspor dan impor (export-import/XM).
Penghitungan pendapatan nasional umumnya ditulis dalam bentuk
persamaan sebagai berikut.
Y = C + I + G +( X-M)
Dimana:
Y = Pendapatan
C = Konsumsi
I = Investasi
G = Pengeluaran Pemerintah
X-M = Ekspor Netto
GDP adalah nilai barang jadi yang diproduksi didalam negeri,
sedangkan GNP adalah nilai barang yang diproduksi baik didalam
negeri dan diluar negeri. Dari perbedaan tersebut maka ada tiga
kondisi yang mungkin terjadi pada suatu Negara yaitu:
http://digilib.mercubuana.ac.id/
26
1) Nilai GDP lebih besar dari GNP (GDP>GNP) berarti
penghasilan produk suatu negara yang bekerja di luar negeri
akan lebih sedikit dibandingkan penghasilan orang asing di
negara itu.
2) Nilai GDP lebih kecil dari GNP (GDP<GNP) berarti
penghasilan produk suatu negara yang bekerja diluar negeri
lebih besar disbandingkan penghasilan orang asing yang bekerja
di negara itu.
3) Nilai GDP sama dengan GNP (GDP=GNP) berarti penghasilan
penduduk suatu negara yang bekerja di luar negeri akan sama
besar dengan orang asing yang bekerja di negara itu.
Pendekatan pendapatan /NNP adalah GNP yang dikurangi
dengan penyusutan dari stok modal yang ada selama periode
tertentu. Penyusutan modal adalah biaya dari hasil memproduksi
output perekonomian. PDB merupakan salah satu pendekatan yang
dapat digunakan untuk menghitung besarnya pendapatan masyarakat
suatu negara (termasuk warga negara asing) dalam suatu tahun
tertentu.
B. Keterkaitan Antara Variabel Bebas (X) dengan Variabel Terikat (Y)
1.
Hubungan Tingkat Inflasi dengan Deposito Mudharabah
Kenaikan tingkat inflasi lebih berpengaruh kepada DPK perbankan
syariah. Mayoritas pangsa konsumen perbankan syariah adalah golongan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
27
pasar mengambang (floating market). Golongan ini adalah golongan
konsumen yang lebih bersifat return oriented. Kenaikan tingkat inflasi
tentu akann meningkatkan suku bunga deposito.
2.
Hubungan Nisbah Bagi Hasil dengan Deposito Mudharabah
Besar kecilnya imbalan nisbah bagi hasil ditentukan berdasarkan
pada kesepakatan kedua belah pihak atau beberapa pertimbangan. Karena
tabungan (saving) mudharabah adalah bentuk penghimpunan dana
dengan tingkat keuntungan yang tidak pasti maka menggunakan
equivalent rate dari bagi hasil yang tergolong NUC (Natural Certainly
Contracts). Jadi dapat diasumsikan bahwa semakin tinggi nisbah bagi
hasil (equivalent rate nisbah) semakin tinggi pula dana tabungan yang
akan terhimpun. (Karim, 2007:295)
3.
Hubungan PDB Nasional (Produk Domestik Bruto) dengan Deposito
Mudharabah
Menurut Keynes bahwa tidak semua dari pendapatan yang diterima
masyarakat akan digunakan untuk dikonsumsi,melainkan sebagian dari
pendapatannya akan disimpan (saving). Dan lebih jauh dikatakan bahwa
perilaku konsumsi dan penyimpanan dari seseorang masih dipengaruhi
oleh perubahan pendapatan. Pendapatan naik akan meningkatkan
konsumsi dan simpanan/tabungan, sehingga dalam segi makro dapat
dikatakan bahwa tingkat pendapatan nasional akan mempengaruhi
tingkat tabungan (saving) seseorang atau masyarakat (Mankiw,
2003:115).
http://digilib.mercubuana.ac.id/
28
C. Penelitian Sebelumnya
Penelitian-penelitian sebelumnya yang relevan dan menjadi rujukan
bagi landasan penelitian ini, antara lain:
Tabel 2.2
Penelitian Sebelumnya
No.
Penulis
1.
Wulandari
(2015)
2.
Setyo Dwi
Harjanto
(2013)
Judul
Penelitian
Pengaruh
Pembiayaan
Murabahah,
Pembiayaan
Mudharabah
dan rasio non
performing
financing
(NPF)
terhadap
profitabilitas
Bank Umum
Syariah di
Indonesia
Pengaruh
Nisbah Bagi
Hasil,
Tingkat Suku
Bunga dan
Produk
Domestik
Bruto
Terhadap
Deposito
Mudharabah
Pada
Perbankan
Syariah di
Indonesia
Data dan
Variabel
Pengaruh
Pembiayaan
Murabahah
(X1),
Pembiayaan
Mudharabah
(X2), rasio Non
Performing
Financing
(NPF) (X3) dan
profitabilitas
Bank Umum
Syariah (Y)
Model
Analisis
Analisis
Regresi
berganda
Pengaruh
Nisbah Bagi
Hasil (X1),
Tingkat Suku
Bunga (X2)
dan Produk
Domestik
Bruto (X3) dan
Deposito
Mudharabah
(Y)
Menggunak
an metode
penelitian
kausal
(causal
research).
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Kesimpulan
Bahwa
pembiayaan
murabahah,
pembiayaan
mudharabah,
NPF dan
profitabilitas
setiap
tahunnya
berfluktuatif
mengalami
kenaikan dan
penurunan.
Bahwa secara
parsial Nisbah
Bagi Hasil
berpengaruh
positif dan
signifikan
terhadap
Deposito
Mudharabah,
sedangkan
tingkat suku
bunga dan
pendapatan
domestik
mudharabah
tidak
29
3.
Mochamad
Taufik
(2013)
Pengaruh
tingkat suku
bunga SBI
dan PDB
Nasional
Terhadap
Deposito
Mudharabah
Pada
Perbankan
Syariah di
Indonesia
Pengaruh
tingkat suku
bunga SBI
(X1), PDB
Nasional (X2)
dan Deposito
Mudharabah
(Y)
Menggunak
an metode
purposive
sampling.
4.
Bayu Ayom
Gumelar
(2013)
Pengaruh
Inflasi,
Tingkat Suku
Bunga
Deposito,
Dan Jumlah
Bagi Hasil
Inflasi (X1),
Suku bunga
deposito (X2),
Jumlah bagi
hasil deposito
(X3) dan
Deposito
Analisis
Regresi
berganda
http://digilib.mercubuana.ac.id/
berpengaruh
positif dan
signifikan
terhadap
Deposito
Mudharabah.
Secara
simultan
Nisbah Bagi
Hasil, Tingkat
suku bunga
dan
pendapatan
domestik
mudharabah
berpengaruh
positif dan
signifikan
terhadap
Deposito
Mudharabah
Bahwa (1)
suku bunga
SBI memiliki
efek negatif
dan tidak
signifikan (2)
PDB Nasional
berpengaruh
positif dan
signifikan
terhadap
deposito
mudharabah
Bahwa secara
bersama-sama
(simultan)
variabel
(inflasi, tingkat
suku bunga
deposito, dan
30
5.
6.
Deposito
Terhadap
Jumlah
Deposito
Mudharabah
(Studi Kasus
Pt Bank
Syariah
Mandiri
Tahun 20082012)
Muhamad
The Impact
Abduh, Azmi of Crisis and
dan Duasa
Macroecono
(2011)
mic
Variables
towards
Islamic
Banking
Deposit
Ani dan
Wasilah
(2010)
Faktor-faktor
yang
mempengaru
hi jumlah
penghimpuna
n dana pihak
ketiga
(deposito
mudharabah
1 bulan)
Bank
Muammalat
Indonesia
mudharabah
(Y).
jumlah bagi
hasil deposito)
signifikan
berpengaruh
terhadap
jumlah
deposito
mudharabah
Tingkat Bunga
(X1), Tingkat
Keuntungan
(X2),
Pertumbuhan
Produksi (X3),
Inflasi (X4),
Krisis (X5),
dan Deposito
Mudharabah
(Y)
VECM
Suku bunga
deposito
berjangka 1
bulan pada
bank umum
konvensional
(X1), Bagi hasil
(X2), FDR
(X3), Inflasi
(X4), Ukuran
(X5), dan
Deposito
mudharabah
(Y)
Analisis
regresi
berganda
denga
metode
kuadrat
terkecil
(least
square)
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Tingkat bunga,
tingkat
keuntungan,
dan
pertumbuhan
tidak memiliki
efek yang
signifikan,
inflasi
memiliki
dampak negatif
terhadap
deposito
mudharabah,
dan krisis
memiliki
dampak positif
terhadap
deposito
mudharabah.
Bahwa
variabel
tingkat suku
bunga deposito
berjangka 1
bulan, tingkat
bagi hasil,
inflasi dan
ukuran bank
berpengaruh
signifikan
terhadap
deposito
mudharabah,
sedangkan
31
7.
Assriwijaya
Raditiya
(2007)
Pengaruh
tingkat
suku bunga
dan bagi
hasil
terhadap
deposito
mudharabah
pada
Bank Syariah
Mandiri
Suku bunga
(X1), bagi hasil
(X2), dan
deposito
mudharabah
(Y).
Ordinary
Least
Square
(OLS) atau
metode
kuadrat
terkecil
dengan
model
regresi
Partial
Adjusment
Model
(PAM)
8.
Hamid Ponco Pengaruh
Wibowo
Variabel
(2006)
Makro (PDB,
Suku Bunga,
Kurs)
Terhadap
Kinerja
Perbankan
Syariah di
Indonesia
Tahun 20022004
Pengaruh PDB
(X1), Suku
(X2),Bunga,
Kurs (X3) dan
Kinerja
Perbankan
Syariah (Y)
Analisis
Persamaan
Simultan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
FDR tidak
mempunyai
pengaruh yang
signifikan
Bahwa tingkat
suku bunga
berpengaruh
negatif
terhadap
volume
deposito
mudharabah
dan bagi hasil
mempunyai
hubungan yang
positif tetapi
tidak
berpengaruh
terhadap
volume
deposito
mudharabah
bahwa
pengaruh
variabel makro
terhadap
kinerja
perbankan
syariah selama
ini berjalan
melalui jalur
tranmisi
beberapa
internal
keuangan
perbankan
(DPK, LDR,
NPL) sebelum
pada akhirnya
berpengaruh
terhadap
kinerja
perbankan
syariah.
Variabel PDB
dalam
32
9.
Erna
Rachmawati
dan Ekki
(2004)
Factors
Affecting
Mudharaba
Deposits in
Indonesia
Tingkat bagi
hasil (X1),
tingkat suku
bunga (X2),
pendapatan
nasional (X3),
jumlah kantor
cabang
pembantu (X4),
dan deposito
mudharabah
(Y).
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Econometr
ic’s
Cointergr
ation
Methode
mempengaruhi
kinerja
perbankan
syariah melalui
DPK dan
selanjutnya
berjalan
melalui rasio
permodalan
(CAR).
Diketahui
bahwa PDB
signifikan
positif terhadap
DPK
GDP
berpengaruh
negatif dan
signifikan
terhadap
deposito
mudharabah
hanya dalam
jangka waktu
pendek, KCP
berpengaruh
positif dan
signifikan
dalam jangka
panjang dan
pendek, tingkat
bagi hasil
berpengaruh
positif dan
signifikan
dalam jangka
waktu panjang
dan pendek,
dan tingkat
suku bunga
mempunyai
hubungan yang
positif dan
tidak
signifikan
dalam jangka
33
10.
Haron dan
Norafifah
(2000)
The effects of
conventional
interest Rate
of Profit On
funds
deposited
with Islamic
banking
system in
Malaysia
(periode1984
-1998)
Deposito
mudharabah,
tingkat
keuntungan
deposito
mudharabah
yang di
ekspektasi,
suku bunga
deposito bank
konvensional,
jumlah
tabungan
mudharabah
pada bank
Islam, tingkat
keuntungan
tabungan
mudharabah
yang di
ekspektasi
Adaptive
expectation
model
waktu pendek
dan panjang
Bahwa
terdapat
hubungan yang
positif antara
tingkat
keuntungan
deposito
mudharabah
dan suku
bunga deposito
masingmasing bank,
adanya
hubungan
negatif antara
suku bank
konvensional
dengan jumlah
deposito pada
bank Islam,
terdapat
hubungan yang
positif antara
tingkat
Sumber: Gabungan dari berbagai penelitian terdahulu
D. Rerangka Pemikiran
Rerangka pemikiran merupakan sintesa dari serangkaian teori yang
tertuang dalam tinjauan pustaka,
yang pada dasarnya merupakan
gambaran sistematis dari kinerja teori dalam memberikan solusi atau
alternatif solusi dari serangkaian masalah yang ditetapkan. Kerangka
pemikiran dapat disajikan dalam bentuk bagan, deskripsi kualitatif, dan
atau gabungan keduanya (Abdul Hamid, 2010:15).
http://digilib.mercubuana.ac.id/
34
Rerangka pemikiran dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai
berikut:
Gambar 2.1 Rerangka Pemikiran
http://digilib.mercubuana.ac.id/
35
Gambar 2.2 Model Konseptual Penelitian
E. Hipotesis
Hipotesis merupakan dugaan sementara atas suatu hubungan, sebab
akibat dari kinerja variabel yang perlu dibuktikan kebenarannya. Hipotesis
dapat dibedakan dalam hipotesis deskriptif, hipotesis argumentatif, hipotesis
kerja, dan hipotesis statistik atau hipotesis nol. Hipotesis yang digunakan
dalam penelitian ini adalah hipotesis statistik atau hipotesis nol yang
bertujuan untuk memeriksa ketidakbenaran sebuah dalil atau teori yang
selanjutnya akan ditolak melalui bukti-bukti yang sah (Abdul Hamid,
2010:16). Adapun alasan dalam menggunakan hipotesis ini karena penelitian
ini merupakan penelitian kuantitatif yang menggunakan alat-alat statistik,
karakteristik ini sama dengan yang dimiliki hipotesis statistik yang juga
menggunakan alat-alat analisis dalam membuktikan dugaan objek-objek
yang diteliti.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
36
Berdasarkan teori dan kerangka pemikiran tersebut, maka hipotesis di
bawah ini pada dasarnya merupakan jawaban sementara terhadap suatu
masalah yang harus dibuktikan kebenarannya, adapun hipotesis yang
dirumuskan dalam penulisan ini adalah sebagai berikut:
1.
Ho 1 : tingkat inflasi tidak berpengaruh terhadap deposito mudharabah
pada perbankan syariah di Indonesia.
H1 1 : tingkat inflasi berpengaruh terhadap deposito mudharabah pada
perbankan syariah di Indonesia.
2.
Ho 2 : nisbah bagi hasil tidak berpengaruh terhadap deposito
mudharabah pada perbankan syariah di Indonesia.
H1 2 : nisbah bagi hasil berpengaruh terhadap deposito mudharabah
pada perbankan syariah di Indonesia.
3.
Ho 3 : produk domestik bruto tidak berpengaruh terhadap deposito
mudharabah pada perbankan syariah di Indonesia.
H1 3 :
produk
domestik
bruto
berpengaruh
mudharabah pada perbankan syariah di Indonesia.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
terhadap
deposito
Download