BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Landasan Teori Publikasi buku interaktif tentang Seni Tari Indonesia Bagian Barat ini ditujukan bagi anak-anak usia taman kanak-kanak sampai sekolah dasar tingkat ke 2, agar mereka lebih tertarik untuk mempelajari seni tradisional Indonesia sesuai dengan umur mereka. Dalam pembuatan buku ini ada beberapa teori yang akan dibahas lebih lanjut, antara lain teori mengenai perkembangan anak dan teori-teori desain yang ada didalamnya. 4.1.1 Teori Perkembangan Kognitif Teori Perkembangan Kognitif, dikembangkan oleh Jean Piaget, seorang psikolog Swiss yang hidup tahun 1896-1980. Teorinya memberikan banyak konsep utama dalam lapangan psikologi perkembangan dan berpengaruh terhadap perkembangan konsep kecerdasan, yang bagi Piaget, berarti kemampuan untuk secara lebih tepat merepresentasikan dunia dan melakukan operasi logis dalam representasi konsep yang berdasar pada kenyataan. Teori ini digolongkan ke dalam konstruktivisme, yang berarti, tidak seperti teori nativisme (yang menggambarkan perkembangan kognitif sebagai pemunculan pengetahuan dan kemampuan bawaan), teori ini berpendapat bahwa kita membangun kemampuan kognitif kita melalui tindakan yang termotivasi dengan sendirinya terhadap lingkungan Piaget membagi skema yang digunakan anak untuk memahami dunianya melalui empat periode utama yang berkorelasi dengan dan semakin canggih seiring pertambahan usia: • Periode sensorimotor (usia 0–2 tahun) • Periode praoperasional (usia 2–7 tahun) • Periode operasional konkrit (usia 7–11 tahun) • Periode operasional formal (usia 11 tahun sampai dewasa) Tahapan Praoperasional Tahapan ini merupakan tahapan kedua dari empat tahapan. Dengan mengamati urutan permainan, Piaget bisa menunjukkan bahwa setelah akhir usia dua tahun jenis yang secara kualitatif baru dari fungsi psikologis muncul. Pemikiran (Pra)Operasi dalam teori Piaget adalah prosedur melakukan tindakan secara mental terhadap objek-objek. Dalam tahapan ini, anak belajar menggunakan dan merepresentasikan objek dengan gambaran dan kata-kata. Menurut Piaget, tahapan pra-operasional mengikuti tahapan sensorimotor dan muncul antara usia dua sampai enam tahun. Dalam tahapan ini, anak mengembangkan keterampilan berbahasanya. Mereka mulai merepresentasikan benda-benda dengan kata-kata dan gambar. Bagaimanapun, mereka masih menggunakan penalaran intuitif bukan logis. Tahapan Operasional Konkrit Tahapan ini adalah tahapan ketiga dari empat tahapan. Muncul antara usia enam sampai duabelas tahun dan mempunyai ciri berupa penggunaan logika yang memadai. Proses-proses penting selama tahapan ini adalah: • Pengurutan Kemampuan anak untuk mengurutan objek menurut ukuran, bentuk, atau ciri lainnya. Contohnya, bila diberi benda berbeda ukuran, mereka dapat mengurutkannya dari benda yang paling besar ke yang paling kecil. • Klasifikasi Kemampuan anak untuk memberi nama dan mengidentifikasi serangkaian benda menurut tampilannya, ukurannya, atau karakteristik lain, termasuk gagasan bahwa serangkaian benda-benda dapat menyertakan benda lainnya ke dalam rangkaian tersebut. • Decentering Ditahap ini anak mulai mempertimbangkan beberapa aspek dari suatu permasalahan untuk bisa memecahkannya. • Reversibility Disini anak mulai memahami bahwa jumlah atau benda-benda dapat diubah, kemudian kembali ke keadaan awal. • Konservasi Kemampuan untuk memahami bahwa kuantitas, panjang, atau jumlah bendabenda adalah tidak berhubungan dengan pengaturan atau tampilan dari objek atau benda-benda tersebut. • Penghilangan sifat Egosentrisme Kemampuan untuk melihat sesuatu dari sudut pandang orang lain (bahkan saat orang tersebut berpikir dengan cara yang salah). 4.1.2 Elemen Desain • Bentuk : terbentuk dari garis, terdapat 3 bentuk dasar yaitu segitiga, lingkaran dan segiempat. • Tekstur : tampilan atau rasa dari permukaan. • Ruang : daerah atau jarak. • Ukuran : skala besar atau kecilnya sesuatu. • Warna : mengidentifikasi objek, menarik perhatian, dapat menyampaikan mood. 4.1.3 Teori Tipografi Menurut kutipan dari buku "Tipografi dalam Desain Grafis" (2001), Danton Sihombing. MFA tipografi merupakan representasi visual dari sebuah bentuk komunikasi verbal dan merupakan property visual yang pokok dan efektif. Hadirnya tipografi dalam sebuah media visual merupakan faktor yang membedakan antara desain grafis dan media ekspresi visual seperti lukisan. Menurut nilai fungsional dan estetiknya, huruf memiliki potensi untuk menterjemahkan atmosfir-atmosfir yang tersirat dalam sebuah komunikasi verbal yang dituangkan melalui abstraksi bentuk-bentuk visual. Dalam desain buku anak-anak, tipografi yang digunakan tidak boleh terlalu kecil dan terlalu besar serta dapat dibaca dengan mudah. Ukuran huruf yang digunakan rata-rata 12-18 points. Hal ini dimaksudkan agar anak-anak dapat dengan mudah mengenal huruf dan tidak mengalami kesulitan dalam membaca. 4.1.4 Teori Psikologi Warna Kutipan dari buku “Colour Basic” (29-50), tanpa kita sadari setiap orang memiliki pengalaman tertentu dalam mengasosiasikan suatu warna. Mereka mengidentikan warna dengan suatu benda yang bersangkutan. Biru Tenang, Menyejukkan + : Kebenaran, Kontemplatif, Damai, Intelegensi tinggi, Meditatif - : Emosional, Egosentris, Racun Hijau Alami, Sehat + : Sensitif, Stabil, Formal, Toleran, Harmonis, Keberuntungan - : Pahit Kuning Terang, Kehangatan + : Segar, Cepat, Jujur, Adil, Tajam, Cerdas - : Sinis, Kritis, Murah/tidak eksklusif Hitam Keabadian, Keanggunan + : Kuat, Kreativitas, Magis, Idealis, Fokus - : Terlalu kuat, Superior, Merusak, Menekan Ungu Agung, Keindahan + : Artistik, Personal, Mistis, Spiritual - : Angkuh, Sombong, Diktator Pink Romantis, Sensual + : Lembut, Ceria, Jiwa muda Orange Kreatif, Optimis + : Muda, Kreatif, Keakraban, Dinamis, Persahabatan - : Dominan, Arogan Merah Panas, Penuh energi + : Hidup, Cerah, Pemimpin, Gairah, Kuat - : Panas, Bahaya, Emosi yang meledak, Agresif, Brutal Coklat Alami + : Kesderhanaan yang abadi, Hangat, Tradisi dam kebudayaan. Putih Bersih, Murni + : Jujur, Bersih, Polos - : Monoton, Kaku 4.1.5 Teori Visual Menurut Charles Wallschlaeger dan Cynthia Sayder, dikatakan bahwa gambar adalah salah satu bentuk dari komunikasi, dapat mengekspresikan ide dalam berbagai bentuk. Menggambar merupakan sebuah proses grafis yang menciptakan sebuah bentuk dan ruang yang bersifat ilustratif. 4.1.6 Teori Grid Dalam bukunya “Tipografi Dalam Desain Grafis” Danton Sihombing mengatakan bahwa grid diciptakan sebagai sebuah solusi dalam penataan elemen-elemen visual di dalam sebuah ruang. Grid system bertujuan untuk menciptakan suatu rancangan yang komunikatif dan memuaskan secara estetik. 4.1.7 Teori Layout Menurut Surianto Rustan dalam bukunya yang berjudul Layout Dasar dan Penerapannya, Layout dapat dijabarkan sebagai tata letak dari elemen-elemen desain terhadap sebuah bidang dalam media tertentu, untuk mendukung suatu konsep atau pesan yang ada di dalamnya. 4.2 Strategi Kreatif Pembahasan langkah-lankah apa saja yang diambil sehingga terwujud strategi yang kreatif yang dapat menyampaikan apa yang menjadi tujuan pembuatan publikasi dari buku interaktif ini. 4.2.1 Strategi Komunikasi 4.2.1.1 Fakta Kunci Indonesia memiliki banyak sekali kesenian tradisionalnya seperti seni tari yang beragam di setiap provinsinya. Keanekaragaman ini yang patut diketahui oleh generasi muda untuk tetap dilestarikan, selain itu juga untuk meningkatkan wawasan dan kecintaan terhadap seni dan budaya bangsa sendiri. 4.2.1.2 Masalah yang Dikomunikasikan Perlunya sebuah buku tentang seni tari budaya Indonesia yang diilustrasikan dengan visual yang menarik, tidak membosankan, dan dengan pendekatan interaktif, sehingga mudah dipahami dan dapat menjadi media penunjang dalam proses pembelajaran dan membentuk kreatifitas serta minat baca anak Indonesia. 4.2.1.3 Tujuan Komunikasi • Agar anak dapat mengenal keanekaragaman kebudayaan Indonesia yang indah dan memiliki nilai budaya yang tinggi dan mereka dapat menghargai dan mencintainya. • Adanya solusi kreatif dalam bermain sambil belajar. • Menumbuhkan minat anak Indonesia dalam membaca dari usia dini. 4.2.2 Target Komunikasi Primer Psikografis Anak-anak yang gemar membaca buku dan memiliki minat dan rasa ingin tahu yang sangat besar terhadap apa yang diketahuinya. Pada umur 5-8 tahun anak-anak sangat kritis dan banyak bertanya, banyak dorongan dalam dirinya untuk mengeksplorasi dan belajar tentang hal-hal yang baru. Geografis Bermukim di daerah perkotaan yang memiliki pusat perbelanjaan besar yang memiliki toko buku yang lengkap. Demografis • • • • Laki-laki dan Perempuan Usia : 5-8tahun Tingkat pendidikan : TK, 2 SD Tingkat Sosial : SES A dan B Sekunder Psikografis Orang Tua yang gemar membacakan buku kepada anak-anaknya dan mendukung dalam minat membaca para anaknya. Perduli terhadap perkembangan pendidikan serta psikologis anak. Serta berwawasan luas dan mencintai kebudayaan Indonesia. Geografis Bermukim di daerah perkotaan yang memiliki pusat perbelanjaan besar yang memiliki toko buku yang lengkap. Demografis • Pria dan Wanita • Usia : 28-45 tahun • Tingkat pendidikan : Sekolah Tinggi / Universitas • Pekerjaan : Pemilik Perusahaan, Pegawai Swasta, Pegawai Negri • Tingkat Sosial : SES A dan B 4.2.3 Positioning Buku yang interaktif tidak hanya sekedar membaca informasi yang ada tetapi juga bisa menikmati ilustrasi dan berinteraksi dengan objek yang ada dalam buku. 4.2.4 Big Idea Lengak-lenggok cantik. 4.2.5 Keyword Kekayaan Budaya 4.3 Starategi Design 4.3.1 Tone dan Manner Ceria, Aktif, Kegembiraan 4.3.2 Pendekatan Pendekatan yang akan dilakukan adalah pendekatan secara emosional melalui pengambaran tokoh-tokoh yang lucu dan banyaknya jendela informasi yang bisa dibuka dan kejutan pop-up disetiap halamannya. 4.3.3 Strategi Visual - Warna : Colorful dan Etnik - Huruf : San Serif dan Bermacam-macam - Ilustrasi : Imut dengan menyederhankan bentuk alam dan budaya dengan mempertahankan ciri khasnya. 4.4 Media Plan - Sticker - Brosur - Poster - Pin Up