1 PENDAHULUAN Latar Belakang Harga merupakan key of success dari suatu produk atau jasa. Karena itu untuk menetapkan harga sebuah produk atau jasa diperlukan strategi sebab harga merupakan bagian dari grand strategy produk dan merek, bahkan corporate. Penetapan harga tidak bisa hanya dilakukan berdasarkan perhitungan biaya finansial saja tetapi harus pula mempertimbangkan aspek psikologis konsumen. Salah satu hal penting dalam menetapkan harga adalah pengetahuan tentang kisaran harga yang dapat diterima konsumen atau dikenal sebagai acceptable price range (APR) yaitu suatu kisaran harga yang membuat konsumen tidak merasa bahwa produk tersebut terlalu mahal sehingga konsumen tidak sanggup membelinya ataupun terlalu murah sehingga konsumen meragukan kualitas dari produk tersebut. Penentuan APR sangat diperlukan untuk memahami psychological price, sehingga tingkat harga yang akan ditetapkan sesuai dengan value yang dipersepsikan oleh konsumen (Lewis dan Shoemaker, 1997). Setiap konsumen memiliki rasa sensitif terhadap harga, karena mereka selalu membandingkan dengan value yang diterimanya dari produk yang dibeli. Ada tingkat harga terendah yang masih bisa diterima (di bawah harga tersebut justru tidak dipercaya), tetapi ada harga tertinggi yang masih bersedia untuk dibayar. Price sensitivity Measurement (PSM) merupakan sebuah teknik yang dapat digunakan untuk mengetahui APR ini. PSM diperlukan oleh pemasar sebagai kerangka acuan kerja yang dapat membantu pengembangan pemahaman terhadap persepsi harga. Dengan demikian penelitian tentang PSM diharapkan dapat berguna bagi setiap pelaku usaha yang akan menentukan harga dari suatu produk atau jasa dari usaha tersebut. Pada dasarnya, PSM dapat dimodelkan dengan fungsi peluang dan sudah digunakan secara intensif dalam penelitian preferensi konsumen (Lewis dan Shoemaker, 1997; Consultores, 2002). Namun demikian belum banyak penelitian yang mempelajari kinerja PSM khususnya sifat statistik seperti presisi dan akurasi untuk penentuan APR. Karena itu dalam penelitian ini, akan dikaji kinerja dari APR dengan metode bootstrap. Kajian akan dilakukan dengan menggunakan data sampel dari studi kasus kisaran harga nasi rendang, pecel ayam dan nasi goreng yang ada di sekitar kampus Intitut Pertanian Bogor (IPB) Dramaga yang dapat diterima oleh konsumen mahasiswa IPB. Tujuan Tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Menerapkan metode PSM untuk menentukan APR nasi rendang, pecel ayam dan nasi goreng yang biasa dikonsumsi mahasiswa di sekitar kampus IPB Dramaga. 2. Mempelajari sifat–sifat statistik khususnya presisi dari APR dengan menggunakan metode bootstrap. TINJAUAN PUSTAKA Statistika Deskriptif Statistika deskriptif adalah bidang yang membicarakan metode pengumpulan, penyederhanaan dan penyajian data (Mattjik dan Sumertajaya, 2002). Statistika deskriptif dapat disajikan dalam bentuk ringkasan statistik dan gambar. Ringkasan statistik dapat disajikan dalam bentuk nilai maksimum, nilai minimum dan rataan dari segugus data. Deskriptif segugus data dalam bentuk gambar dapat berupa bar chart, pie chart, stacked bar chart dan lain sebagainya. Acceptable Price Range Acceptable price range adalah kisaran harga yang dapat diterima oleh konsumen. Pada tingkat harga tersebut, konsumen tidak merasa bahwa produk itu terlalu mahal sehingga tidak sanggup untuk membelinya (unaffordable) ataupun terlalu murah sehingga konsumen tidak mempertanyakan kualitas dari suatu produk atau jasa (Lewis dan Shoemaker, 1997). Price Sensitivity Measurement Price sensitivity measurement (PSM) adalah suatu teknik atau metode yang digunakan untuk penentuan APR. Adapun langkah-langkah penentuan APR dengan metode PSM sebagai berikut: 1. Setiap responden menentukan kategori harga sangat murah, murah, mahal dan sangat mahal. 2. Misal Xij = respon dari responden ke-i terhadap kategori ke-j 2 3. 4. 5. 6. 7. (i = 1,…,n) dan (j = 1,…,m) Kemudian Xij diurutkan. Hasil pengurutan: (X11,X21,…,Xnm) Menghitung frekuensi kemunculan untuk setiap kategori harga. Menghitung frekuensi kumulatif untuk setiap kategori harga. Menghitung frekuensi relatif secara kumulatif untuk kategori mahal dan sangat mahal, sedangkan untuk kategori sangat murah dan murah, dihitung 1–frekuensi relatif secara kumulatif. Membuat plot hubungan antara frekuensi relatif secara kumulatif dengan Xi. Menentukan APR yaitu kisaran yang berawal dari titik potong kurva sangat murah dan mahal dan berakhir pada titik potong kurva murah dan sangat mahal. semua unsur ui yang memenuhi syarat X(ui) = x. Peluang timbulnya semua kejadian X = x dengan demikian sama dengan jumlah peluang timbulnya semua kejadian ui yang memenuhi syarat X(ui) = x. Kalau peluang timbulnya kejdian X = x ini dilambangkan sebagai P(x), maka P(x) = P({ui U; X(ui) = x}) Rumus ini bila disederhanakan, mengambil bentuk: P(x) = P(X = x) Karena P(x) merupakan peluang timbulnya suatu kejadian, maka haruslah juga sesuai dengan apa yang telah dikemukakan, dipenuhi syarat bahwa P(x) > 0 serta ∑P(x) = 1. Dipandang dari segi pengertian fungsi sebagai suatu pemetaan, maka P(x) merupakan suatu pemetaan wilayah peubah acak X, yaitu Wx sebagai daerah fungsi ke suatu gugus yang unsur-unsurnya terdiri dari P(x). Fungsi P(x) ini disebut fungsi peluang atau fungsi kepekatan peubah acak X (Nasoetion dan Rambe, 1983) Persepsi Persepsi merupakan pandangan individu terhadap suatu objek sehingga individu tersebut memberikan reaksi atau respon yang berhubungan dengan penerimaan atau penilaian. Persepsi berhubungan dengan pendapat dan penilaian yang berakibat terhadap motivasi, kemauan, tanggapan, perasaan dan fantasi terhadap stimulus (Kotler, 1997). Frekuensi Kumulatif Frekuensi kumulatif adalah penjumlahan frekuensi secara berurutan pada setiap kelas baik meningkat (kurang dari), maupun menurun (lebih dari). Distribusi frekuensi kumulatif dapat digambarkan oleh suatu grafik yang disebut Poligon Frekuensi Kumulatif atau OGIVE, yang melukiskan frekuensi kumulatif terhadap batas atas kelas. Fungsi Peluang Fungsi peluang adalah fungsi yang merepresentasikan sebaran peluang. Fungsi peluang dapat juga diartikan sebagai aturan atau fungsi yang menghubungkan bilangan riil dengan setiap himpunan bagian dari suatu himpunan (Larson, 1982). Misalkan suatu peubah acak X telah dibatasi terhadap suatu ruang contoh U = {u1,u2,..,un} maka kejadian bahwa X = x merupakan anak gugus U yang mengandung Fungsi Sebaran Peluang Fungsi sebaran peluang suatu peubah acak X adalah : F(x) = P(X≤x) Yaitu suatu fungsi peluang kumulatif atau fungsi sebaran frekuensi nisbi kumulatif. Untuk X bersifat diskret, fungsi sebarannya secara umum dapat dicatat sebagai F(x) = P X t =∑ f t Sedangkan untuk X bersifat kontinu, fungsi sebaran itu secara umum dapat dicatat sebagai F(x) = f t dt (Musa dan Nasoetion, 1989). Kuesioner Kuesioner adalah instrumen survei yang terdiri atas serangkaian pertanyaan tertulis (baik terstruktur maupun tidak terstruktur), bertujuan mendapatkan tanggapan dari kelompok orang terpilih melalui wawancara pribadi atau melalui pos. Kuesioner juga dapat diartikan sebagai suatu teknik pengumpulan informasi yang memungkinkan analis mempelajari sikapsikap, keyakinan, perilaku, dan karakteristik beberapa orang utama di dalam organisasi yang bisa terpengaruh oleh sistem yang diajukan atau oleh sistem yang sudah ada. Dengan menggunakan kuesioner, analis berupaya mengukur apa yang ditemukan 3 dalam wawancara, selain itu juga untuk menentukan seberapa luas atau terbatasnya sentimen yang diekspresikan dalam suatu wawancara. Purposive sampling Purposive sampling adalah metode penarikan contoh yang tidak berpeluang (nonprobability sampling), di mana dalam pengambilan contohnya ada unsur kesengajaan di dalamnya. Metode penarikan contoh ini digunakan jika objek survei dari suatu penelitian yang ingin diambil sudah sangat spesifik dan ketika mengalami kesulitan dalam menentukan frame sample. Purposive sampling juga dapat diartikan sebagai metode penarikan contoh yang didasarkan pada ciri-ciri atau sifat-sifat tertentu yang dipandang mempunyai sangkut paut yang erat dengan ciri-ciri atau sifat-sifat populasi yang sudah diketahui sebelumnya. Metode Simulasi Metode simulasi didefinisikan sebagai suatu usaha untuk memperoleh gambaran tentang suatu populasi yang sulit diamati, sehingga contoh yang diambil mampu mewakili populasi serta mampu menjelaskan karakteristik dari populasi tersebut. Sebelum dilakukan simulasi diperlukan pengetahuan tentang karakteristik populasi yang akan diduga. Dalam bidang statistika, simulasi mempunyai peranan penting dalam pendugaan-pendugaan nilai parameter suatu populasi data yang memberikan suatu informasi baru. Metode simulasi dapat memberikan efesiensi dan kemudahan dalam menganalisis suatu model matematika (Morgan, y 1984). Metode Bootstrap Metode bootstrap merupakan metode simulasi berbasis data untuk mempelajari keragaman ciri sebaran peluang dari segugus pengamatan. Bootstrap dapat pula digunakan untuk memperoleh selang kepercayaan dari parameter ketika teknik parametrik sulit atau tidak dapat digunakan untuk memperoleh selang kepercayaan tersebut. Gagasan dasar dari prosedur ini mencakup konsep penarikan contoh dengan pemulihan untuk menghasilkan contoh acak berukuran n dari data asal x1, x2,…,xn. Setiap contoh acak berukuran n ini disebut sebagai contoh bootstrap dan setiap contoh tadi menghasilkan dugaan bagi parameter yang ingin dipelajari. Dengan proses pengulangan yang cukup banyak, bootstrap dapat digunakan untuk mendapatkan informasi tentang keragaman dari penduga. Sedangkan pendekatan selang kepercayan 95% dari parameter (θ) adalah kuantil 2,5% dan 97,5% dari statistik (θ) yang diulang (Everitt, 2006). Bootstrap mulai diperkenalkan oleh Bradley Efron pada tahun 1979, sebagai suatu metode pengambilan contoh ulang secara acak dengan pengembalian (resampling with replacement). Bootstrap merupakan salah satu metode statistika yang bersifat nonparametrik. Suatu populasi yang tidak diketahui sebarannya atau populasi nonparametrik dapat menggunakan Bootstrap untuk melakukan pendugaan parameter. Suatu populasi tak terbatas yang terdiri dari n nilai data contoh, masing-masing mempunyai peluang 1/n untuk setiap nilai xi, i = 1, 2, ..., n (Manly, 1997). Dengan demikian suatu gugus A dalam ruang contoh x mempunyai peluang sebesar P{A}, yaitu jumlah xi anggota A dibagi n. Asumsikan x = (x1, x2, ..., xn) adalah contoh acak dari sebaran peluang F yang tidak diketahui dan θ = t (F ) adalah parameter yang ingin diduga, maka langkah pembangkitan contoh acak Bootstrap Non-parametrik : 1. Misalkan x* = (x1*, x2*, ..., xn*) adalah contoh acak berukuran n dengan pemulihan dari F̂ yang diulang sebanyak B kali. 2. Setiap penarikan contoh acak dilakukan pendugaan θ sehingga diperoleh gugus nilai θˆ , θˆ ,...,θˆ . 1 3. 2 B Dari gugus nilai θˆ1,θˆ2 ,...,θˆB , diperoleh nilai rata-rata dari θˆi , i= 1, 2, ..., B yang merupakan nilai penduga Bootstrap untuk θ. Selang Kepercayaan Selang kepercayaan adalah salah satu metode pendugaan parameter. Misalnya, rataan contoh merupakan penduga terbaik bagi nilai tengah populasi (µ), meskipun tidak ada jaminan bahwa kedua nilai tersebut persis sama. Bahkan kita tidak memiliki petunjuk berapa besar kemungkinan bahwa rataan yang diperoleh dari contoh tersebut akan sama nilainya dengan µ. Parameter populasi tidak mungkin diketahui nilainya, kecuali jika mengamati keseluruhan populasi, karena itu untuk menduga µ dengan perlu dilakukan 4 penarikan contoh berulang sehingga diperoleh gambaran tentang keragaman , jika variasi yang diperoleh dari beberapa contoh relatif kecil maka kemungkinan besar nilai µ berada di sekitar nilai-nilai (Aunuddin, 2005). Selang kepercayaan (1-α)100% bagi µ, apabila ragam populasi diketahui adalah: σ σ μ / / √n √n Sedangkan / adalah nilai z yang luas daerah di sebelah kanan kurva normal baku sebesar α/2. Selang kepercayaan (1-α)100% memberikan ukuran sejauh mana ketelitian atau akurasi nilai dugaan titiknya. Bila µ memang pusat selang itu, maka menduga µ tanpa galat. Tetapi kecil sekali kemungkinan tapat sama dengan µ, sehingga nilai dugaan itu mempunyai galat. Jika hanya dilakukan sekali penarikan contoh, merupakan penduga tak bias bagi µ. Besarnya nilai galat ini sama dengan nilai mutlak selisih antara µ dan , dan kita yakin (1-α)100% bahwa selisih tersebut (Walpole, 1982). tidak melibihi / √ DATA DAN METODE Data Data yang akan dianalisis merupakan data primer. Metode penarikan contoh yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling karena objek survei dari penelitian ini sudah sangat spesifik, yaitu mahasiswa yang biasa makan nasi rendang, pecel ayam atau nasi goreng. Penarikan contoh secara acak tidak dapat diterapkan karena dapat menghasilkan contoh yang tidak memenuhi spesifikasi yang diinginkan. Populasi dari penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Intitut Pertanian Bogor (IPB) yang biasa membeli nasi rendang, pecel ayam dan nasi goreng. Ukuran contoh dalam penelitian ini adalah sebesar 114 responden. Data ini dikumpulkan mulai dari 18 November 2008 sampai 30 November 2008. Pengumpulan data dilakukan di lingkungan Kampus IPB Dramaga, tepatnya di kantin-kantin yang ada di setiap fakultas di IPB. Kuesioner yang digunakan pada penelitian ini didesain sesuai kebutuhan penelitian ini. Di dalam penelitian ini, responden akan diberikan empat pertanyaan inti, yang terdiri dari: 1. Pada tingkat harga berapa menurut anda harga makanan ini terlalu murah? Ini dimaksudkan untuk mengetahui pada tingkat harga berapa konsumen merasa kualitas dari makanan tersebut patut dipertanyakan. 2. Pada tingkat harga berapa menurut anda harga makanan ini murah? Ini dimaksudkan untuk mengetahui pada tingkat harga berapa konsumen merasa harga yang ditawarkan cukup terjangkau (affordable). 3. Pada tingkat harga berapa menurut anda harga makanan ini mahal? Ini dimaksudkan untuk mengetahui pada tingkat harga berapa konsumen merasa harus berpikir ulang dalam membeli makanan tersebut. 4. Pada tingkat harga berapa menurut anda harga makanan ini terlalu mahal? Ini dimaksudkan untuk mengetahui pada tingkat harga berapa konsumen tidak sanggup untuk membeli makanan tersebut (unaffordable). Metode Metode Price Sensitivity Measurement Setelah data terambil, metode selanjutnya adalah menggunakan metode PSM untuk menentukan APR pada masing-masing komoditi. Langkah–langkah dari metode PSM adalah: 1. Setiap responden menentukan kategori harga sangat murah, murah, mahal dan sangat mahal. 2. Misal hij = respon (harga) dari responden ke-i terhadap kategori ke-j (i = 1,…,114) dan (j = 1,…,4) Kemudian hij diurutkan. Hasil pengurutan: (h11,h21,...,h114,1); (h12,h22,...,h114,2);...; (h14,h24,...,h114,4). 2. Menghitung frekuensi kemunculan untuk setiap kategori harga. 3. Menghitung frekuensi kumulatif untuk setiap kategori harga. 4. Menghitung frekuensi relatif secara kumulatif untuk kategori mahal dan sangat mahal, sedangkan untuk kategori sangat murah dan murah, dihitung 1–frekuensi relatif secara kumulatif. 5. Membuat plot hubungan harga (X) dengan frekuensi relatif secara kumulatif (Y) 6. Menentukan APR yaitu kisaran yang berawal dari titik potong kurva sangat murah dan mahal dan berakhir pada titik potong kurva murah dan sangat mahal.