BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini pariwisata telah menjadi kebutuhan masyarakat dunia sebagai sarana untuk relaksasi dan hiburan. Adanya prioritas kebutuhan tersebut memaksa para pelaku industri pariwisata untuk berlomba-lomba dalam mengembangkan pariwisata di setiap lini, seperti wisata alam, budaya, dan buatan. Dalam perkembangannya tidak dapat dipungkiri bahwa salah satu faktor penentu keberlangsungan industri pariwisata adalah persepsi wisatawan terhadap apa yang didapatkan dan bagaimana kepuasan mereka setelah mengunjungi sebuah destinasi wisata. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, persepsi adalah tanggapan/penerimaan langsung dari sesuatu. Hal ini dapat diartikan lebih luas sebagai tanggapan secara langsung oleh pihak yang telah menggunakan/merasakan sesuatu baik benda maupun perlakuan. Jika dikaitkan dengan wisatawan maka persepsi ini adalah tanggapan wisatawan secara langsung terhadap apa yang wisatawan gunakan/rasakan (produk atau jasa). Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kepuasan adalah perihal yang bersifat kesenangan, kelegaan, dan sebagainya. Hal ini dapat diartikan lebih luas sebagai perasaan senang, lega, dan bahagia oleh pihak yang telah menggunakan/merasakan sesuatu. Jika dikaitkan dengan wisatawan maka kepuasan ini adalah perasaan senang, lega, dan bahagia terhadap apa yang wisatawan gunakan/rasakan (produk atau jasa). Kedua hal di atas dirasa memiliki keterkaitan dimana persepsi dapat menggambarkan tingkat kepuasan wisatawan terhadap apa yang telah digunakan. Indonesia adalah salah satu negara yang mulai menunjukkan perkembangan terhadap industri pariwisata sejak 2008 yang dibuktikan dengan peningkatan jumlah kedatangan wisatawan mancanegara ke Indonesia melalui bandara internasional di Indonesia yang terus meningkat dari tahun 2008-2014. Hal ini menunjukkan keseriusan pemerintah Indonesia terhadap pembangunan di sektor pariwisata yang kemudian digolongkan kembali berdasarkan jenis objeknya, yaitu wisata alam, budaya, dan buatan. Namun dalam perkembangannya, wisata alam dan budaya yang banyak bermunculan membuat wisata buatan seperti museum semakin ditinggalkan. Hal ini dikarenakan stigma masyarakat mengenai museum yang selalu dikaitkan dengan kuno dan membosankan. Berbeda halnya dengan wisata alam dan budaya yang lebih banyak diminati oleh wisatawan karena cenderung dekat dengan hal-hal yang berbau keindahan dan pengemasan produk pariwisata yang cantik dan menarik. Namun di beberapa negara lain museum telah dikembangkan dan dikemas dengan baik sehingga mampu menjadi wajah pariwisata mereka, seperti : Yunani dengan Acropolis Museum, Amerika dengan Smithsonian National Air and Space Museum dan Perancis dengan Musee de Louvre. Tabel 1.1 Jumlah Kedatangan Wisatawan Mancanegara ke Indonesia Menurut Pintu Masuk, 1997-2014 Bandara Polonia / Tahun Soekarno Jumlah Bandara Ngurah Rai Kualana Batam Hatta Lainnya mu 1997 1.457.340 1.293.657 174.724 1.119.238 1.140.284 5.185.243 1998 883.016 1.246.289 70.441 1.173.392 1.233.278 4.606.416 1999 819.318 1.399.571 76.097 1.248.791 1.183.743 4.727.520 2000 1.029.888 1.468.207 84.301 1.134.051 1.347.770 5.064.217 2001 1.049.471 1.422.714 94.211 1.145.578 1.441.646 5.153.620 2002 1.095.507 1.351.176 97.870 1.101.048 1.387.799 5.033.400 2003 921.737 1.054.143 74.776 1.285.394 1.130.971 4.467.021 2004 1.005.072 1.525.994 97.087 1.527.132 1.165.880 5.321.165 2005 1.105.202 1.454.804 109.034 1.024.758 1.308.303 5.002.101 2006 1.147.250 1.328.929 110.405 1.012.711 1.272.056 4.871.351 2007 1.153.006 1.741.935 116.614 1.077.306 1.416.898 5.505.759 2008 1.464.717 2.081.786 130.211 1.061.390 1.496.393 6.234.497 2009 1.390.440 2.384.819 148.193 951.384 1.448.894 6.323.730 2010 1.823.636 2.546.023 162.410 1.007.446 1.463.429 7.002.944 2011 1.933.022 2.788.706 192.650 1.161.581 1.573.772 7.649.731 2012 2.053.850 2.902.125 205.845 1.219.608 1.663.034 8.044.462 2013 2.240.502 3.241.889 225.550 1.336.430 1.757.758 8.802.129 2014 2.246.437 3.731.735 234.724 1.454.110 1.768.405 9.435.411 Sumber : http://www.bps.go.id/linkTabelStatis/view/id/1387 diakses pada tanggal 26 November 2016 pukul 06.19 WIB Di Indonesia sendiri keberadaan museum sudah tersebar hampir di setiap daerah, mulai dari museum mengenai perjuangan kemerdekaan, museum kebudayaan hingga museum kehidupan purba. Namun terdapat beberapa museum di Indonesia yang masih kurang diminati oleh wisatawan mancanegara dan domestik karena pengemasannya yang cenderung monoton dan kurang menarik. Keadaan bangunan museum yang kurang memadahi dan tidak terawatnya konten yang ditampilkan menjadi pendukung ketidaktertarikan masyarakat terhadap museum. Selain itu jumlah koleksi museum yang sedikit menjadikan konten yang akan ditampilkan dalam museum tersebut terlihat tidak variatif dan tidak menarik sehingga mempengaruhi minat pengunjung untuk datang. Sebaliknya apabila keadaan bangunan museum dan konten terawat serta terkemas dengan baik maka akan mampu menarik wisatawan domestik maupun mancanegara untuk berkunjung. Museum Angkut adalah museum modern yang baru muncul dan merupakan bagian dari Jawa Timur Park Group yang menyediakan taman hiburan dan museum yang tersebar di kota Batu, Lamongan, dan Surabaya. Sebagai salah satu jaringan taman wisata Jawa Timur Park Group, Museum Angkut didirikan dengan salah satu tujuannya yaitu menjadi sarana pendidikan kepada masyarakat mengenai alat transportasi yang berkembang dari zaman ke zaman di seluruh dunia. Kemudian melalui pengemasan dan perawatan konten yang baik, Museum Angkut menjadi museum modern dengan konten alat transportasi terlengkap dan terbesar di Asia1. Sebagai destinasi wisata baru museum ini dapat dikatakan memiliki jumlah kunjungan yang tinggi, hal ini tidak terlepas dari kemantapan pengelola dalam mengembangkan destinasi wisata ini. Tabel 1.2 Jumlah Kunjungan Wisatawan Museum Angkut 1 Januari – 31 Desember 2015 Periode 2015 1 Januari Februari Maret April Mei Jumlah Pengunjung 21.890 18.012 14.979 17.020 18.670 http://www.museumangkut.com/sejarah/ diakses pada tanggal 19 Juni 2016 pukul 00.09 WIB Juni 15.087 Juli 38.077 Agustus 19.338 September 17.650 Oktober 11.120 November 9.339 Desember 59.592 TOTAL 260.774 Sumber : Museum Angkut Sebagai sebuah destinasi wisata maka tetap harus mempertimbangkan bagaimana tanggapan atau persepsi wisatawan guna mengetahui bagaimana keinginan wisatawan dalam memenuhi kebutuhuhan berwisatawanya. Jika dilihat dari siklus tahapan perusahaan, peneliti merasa bahwa museum ini sedang dalam masa pertumbuhan dimana pada masa ini akan terjadi peningkatan jumlah kunjungan dan pendapatan yang signifikan. Namun perlu diwaspadai adanya kemungkinan perusahaan untuk mendekati tahapan dewasa (maturity), dimana pada tahapan ini jumlah kunjungan dan pendapatan akan mengalami stagnansi yang berujung pada tahap penurunan. Maka dari itu peneliti merasa bahwa diperlukan persepsi wisatawan guna mengetahui dan mengikuti perkembangan kebutuhan wisatawan serta kepuasan wisatawan saat berwisata di Museum Angkut. Banyak variabel yang dapat diangkat untuk mendukung kepuasan wisatawan, namun dalam penelitian ini variabel yang diangkat oleh peneliti adalah produk, harga, fasilitas, dan kualitas pelayanan. Pengangkatan variabel produk dalam penelitian ini dikarenakan jenis produk yang dipamerkan cukup unik, sangat bervariasi dan dikemas sangat baik, sehingga dapat menjadi salah satu faktor yang sangat penting dalam keberlangsungan museum ini. Kemudian variabel harga juga sangat mempengaruhi minat wisatawan untuk mengunjungi wisatawan ini. Pengangkatan variabel harga adalah untuk mengetahui bagaimana tanggapan wisatawan terhadap harga yang ditawarkan oleh Museum Angkut. Selanjutnya variabel fasilitas diangkat dalam penelitian dikarenakan kelengkapan fasilitas museum ini dapat dijadikan percontohan bagi fasilitas museum lain. Dengan fasilitas yang lengkap dan memadahi maka akan tinggi pula tingkat kenyamanan dan kepuasan wisatawan. Variabel terakhir yang dimasukkan dalam penelitian ini adalah variabel kualitas pelayanan dikarenakan kepuasan wisatawan sangat bergantung pada bagaimana performa pelayanan dari seluruh petugas/staff yang ada. Keempat variabel di atas sangat berpengaruh dalam kepuasan wisatawan, dimana pada umumnya wisatawan akan mempertimbangkan kelengkapan dan kualitas produk, kesesuaian harga berdasarkan ekspektasinya, fasilitas yang menunjang kenyamanan dalam berwisata, dan bagaimana kualitas pelayanan yang diberikan oleh seluruh karyawan di Museum Angkut. Berdasarkan latar belakang diatas maka peneliti akan membahas bagaimana tingkat kepuasan wisatawan museum angkut terhadap produk, harga, fasilitas, dan kualias pelayanan yang disediakan dalam pengambilan keputusan pembelian oleh wisatawan. Oleh karena itu peneliti mengambil judul “Tingkat Kepuasan Wisatawan Museum Angkut Terhadap Produk, Harga, Fasilitas, dan Kualitas Pelayanan”. 1.2 Rumusan Masalah 1 Bagaimana persepsi wisatawan terhadap produk, harga, fasilitas, kualitas pelayanan, dan kepuasan di Museum Angkut ? 2 Bagaimana hubungan antara produk, harga, fasilitas, dan kualitas pelayanan dengan kepuasan wisatawan Museum Angkut ? 1.3 Tujuan Penelitian 1 Mengetahui persepsi wisatawan Museum Angkut terhadap produk, harga, fasilitas, kualitas pelayanan, dan kepuasan di museum angkut. 2 Mengetahui hubungan antara produk, harga, fasilitas, dan kualitas pelayanan dengan kepuasan wisatawan Museum Angkut. 1.4 Manfaat Penelitian 1 Manfaat Teoritis Sebagai aplikasi konsep tingkat kepuasan dalam kasus wisatawan Museum Angkut. 2 Manfaat Praktis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi berupa rekomendasi kepada pengelola untuk pengembangan produk, harga, fasilitas dan kualitas pelayanan taman hiburan Museum Angkut berdasarkan tingkat kepuasan wisatawan. 1.5 Tinjauan Pustaka Dalam penelitian tentang “Persepsi Wisatawan Domestik Terhadap Efektivitas Strategi Promosi di Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta” oleh Silmia Nor Fatikha pada tahun 2014 dijelaskan bahwa tingkat efektivitas strategi promosi yang telah dilakukan Museum Benteng Vredeburg sudah dapat dikatakan efektif karena mampu meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan dari tahun ke tahun. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan cara menyebar kuesioner kepada wisatawan di Museum Benteng Vredeburg. Setelah data kuesioner terkumpul peneliti mengolah data, menjabarkan temuan data tersebut, dan menganalisis secara deskriptif sesuai dengan teori yang digunakan. Penggunaan persepsi wisatawan dan variabel promosi dari penelitian sebelumnya menjadi acuan dan pertimbangan bagi peneliti untuk pembuatan kuesioner dan metode pengumpulan data yang digunakan. Penelitian selanjutnya yaitu penelitian dengan judul “Analisis Persepsi Tamu Restoran Lavender, Hotel The Sahid Rich Yogyakarta Terhadap Keragaman Menu, Harga, dan Pelayanan” pada tahun 2014 oleh Nuria Prasiwi Giarti yang menjelaskan bahwa dari variabel tidak terikat, yaitu : keragaman menu, harga, dan pelayanan, variabel yang paling berpengaruh terhadap minat beli ulang oleh tamu Restoran Lavender adalah harga. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif dimana data yang diperoleh adalah data berupa tanggapan responden melalui hasil isian kuesioner yang akan dinilai sesuai dengan teknik penilaian yang disebut skala Likert, kemudian akan dianalisis menggunakan alat bantu statistik perangkat lunak SPSS untuk menemukan signifikansi yang paling kuat dari variabel tidak terikat terhadap variabel terikat. Penggunaan metode penelitian, variabel harga dan pelayanan serta metode pengumpulan menjadi acuan dan pertimbangan peneliti untuk pembuatan kuesioner, tahapan analisis data, dan tahapan pengumpulan data. Selanjutnya adalah penelitian dengan judul “Analisis Tingkat Kepuasan Wisatawan yang Melakukan Kegiatan Snorkel di Umbul Ponggok Kabupaten Klaten” oleh Rini Wulandari pada tahun 2015 yang mencoba menganalisis faktor apa yang paling mempengaruhi kepuasan wisatawan berdasarkan lima dimensi Serqual, yaitu : tangibles, reliability, assurance, empathy, dan responsiveness. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kuantitatif dengan cara menentukan jumlah sampel untuk kuesioner terlebih dahulu, kemudian data isian kuesioner dianalisis dengan cara penilaian menggunakan skala Likert. Langkah selanjutnya adalah mendeskripsikan penilaian setiap faktor dan penentuan faktor yang paling berpengaruh. Penelitian ini menjelaskan bahwa faktor yang paling mempengaruhi kepuasan wisatawan adalah faktor tangibles yang terdiri dari lingkungan kolam dan sekitarnya yang bersih, toilet yang bersih, kamar ganti yang nyaman, petugas yang melayani berpakaian rapi, tempat parkir yang luas, dan penyewaan peralatan snorkle yang lengkap. Penelitian yang terakhir adalah artikel yang terbit dalam “Jurnal Manajemen Pemasaran Vol.4 No.1” dengan judul “Pengaruh Ketersediaan Sarana Prasarana, Sarana Transportasi Terhadap Kepuasan Wisatawan” oleh Ugy Soebiyantoro pada tahun 2009. Peneliti menganalisis bagaimana dampak ketersediaan sarana dan prasarana, sarana transportasi dalam menyediakan kebutuhan-kebutuhan wisatawan dalam menikmati hiburan yang tersedia maupun wisata atraksi yang ditampilkan dalam memberikan kepuasan bagi wisatawan. Untuk tahapan pertama peneliti menetapkan 6 hipotesis, yaitu : berapa besar pengaruh pengembangan sarana dan prasarana terhadap atraksi wisata di daerah Kabupaten Kebumen, berapa besar pengaruh pengembangan sarana dan prasara terhadap ketersediaan hiburan di daerah Kabupaten Kebumen, berapa besar pengaruh ketersediaan transportasi terhadap atraksi wisata di daerah Kabupaten Kebumen, berapa besar pengaruh ketersediaan transportasi terhadap wisata hiburan di daerah Kabupaten Kebumen, berapa besar pengaruh pengembangan ketersediaan atraksi wisata terhadap kepuasan wisatawan sehingga pendapatan wisata di daerah Kabupaten Kebumen meningkat, dan berapa besar pengaruh ketersediaan wisata hiburan terhadap kepuasan wisatawan sehingga pendapatan wisata di daerah Kabupaten Kebumen meningkat. Dalam menganalisis dampak tersebut peneliti mengumpulkan data berupa hasil isian kuesioner yang telah disebar sebanyak 343 wisatawan, yang dilanjutkan dengan penilaian menggunakan skala Likert dengan bobot nilai 1-5. Saat pengujian hipotesis, peneliti menggunakan Structural Equation Modeling (SEM) dengan proses perhitungan dibantu dengan program aplikasi AMOS version 4.01. hasilnya adalah peningkatan pengembangan sarana dan prasarana dapat meningkatkan atraksi wisata di daerah Kabupaten Kebumen, peningkatan pengembangan sarana dan prasarana berpengaruh terhadap ketersediaan hiburan di daerah Kabupaten Kebumen, peningkatan pengaruh ketersediaan transportasi tidak berdampak terhadap atraksi wisata di daerah Kabupaten Kebumen, peningkatan ketersediaan transportasi berngaruh terhadap ketersediaan wisata hiburan di daerah Kabupaten Kebumen, peningkatan pengembangan ketersediaan atraksi wisata dapat meningkatkan kepuasan wisatawan sehingga pendapatan wisata di daerah Kabupaten Kebumen meningkat, dan peningkatan pengembangan ketersediaan wisata hiburan dapat meningkatkan kepuasan wisatawan sehingga pendapatan wisata di daerah Kabupaten Kebumen meningkat. 1.6 Landasan Teori 1.6.1 Kepuasan Pelanggan Kepuasan pelanggan secara umum dapat diartikan sebagai perasaan puas konsumen/pelanggan setelah mengonsumsi produk/jasa yang memberikan respon baik atau buruk. Menurut Mano dan Oliver dalam Tjiptono dan Chandra (2005:196), kepuasan adalah sikap – seperti evaluatif purna-konsumsi – yang bervariasi berdasarkan kontinum hedonis. Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa kepuasan adalah sikap evaluasi yang bervariasi oleh konsumen setelah mengonsumsi produk dalam rangkaian kepuasannya. Sedangkan kepuasan pelanggan menurut Wilkie (2001:622), adalah “topic in which marketers and consumers have common interest. Marketers strive to have satisfied customers. On the other side of the transaction, consumers enjoy being satisfied. Not only does this indicate that they are obtaining the benefits they seek, but satisfaction also provides a pleasant feeling in itself”. Berdasarkan pengertian di atas maka kepuasan pelanggan dapat diartikan sebagai hal yang dicari oleh kedua pihak yaitu pemasar dan konsumen, yang dimana pemasar mencari kepuasan pelanggan untuk membuat pelanggan melakukan konsumsi ulang terhadap produknya dan konsumen mencari kepuasan yang tidak hanya puas terhadap apa yang mereka dapat namun juga puas terhadap perasaan setelah mereka mengonsumsi produk yang ditawarkan. Menurut Wilkie (2001:622-623), konsep kepuasan pelanggan terbagi menjadi 5 elemen, yaitu : 1. Expectations Bibit dari kepuasan pelanggan telah tertanam pada pelanggan sebelum mereka melakukan pembelian, dalam tahap ini mereka telah mengembangkan harapan terhadap apa yang akan mereka dapatkan dari produk. Harapan ini kemudian akan dibawa dan diakumulasikan dengan realita apa yang mereka dapatkan dari produk. 2. Performance Selama kegiatan konsumsi, konsumen mendapatkan pengalaman terhadap produk yang mereka gunakan dan apa yang mereka dapatkan dari produk yang mereka konsumsi. 3. Comparison Setelah melakukan kegiatan konsumsi, ekspektasi sebelum membeli dan pengalaman yang didapat saat mengonsumsi akan membuat perbedaan yang dapat menjadi perbandingan keduanya. 4. Confirmation / Disconfirmation\ Kesimpulan dari perbandingan eksepktasi dan pengalaman tersebut akan memunculkan kesetujuan terhadap ekspektasi (saat ekspektasi dan pengalaman dirasa seimbang) dan memunculkan ketidaksetujuan terhadap ekspektasi (saat ekspektasi lebih besar dari pengalaman atau sebaliknya). 5. Discrepancy Tahap ini dapat disebut sebagai kesenjangan terhadap ekspekasi dan pengalaman. Apabila pengalaman dan ekspektasi memiliki tingkat yang seimbang maka dapat dikatakan telah terjadi kepuasan. Kemudian jika tingkat pengalaman lebih tinggi daripada ekspektasi maka akan terjadi kesenjangan positif yang juga mengakibatkan kepuasan. Namun jika tingkat pengalaman lebih rendah daripada ekspektasi maka akan terjadi kesenjangan negatif yang akan mengakibatkan ketidakpuasan. 1.6.2 Bauran Pemasaran Pemasaran memiliki beberapa variabel yang saling terkait yang biasa disebut dengan bauran pemasaran. Pengertian bauran pemasaran menurut Doyle dan Stern (2006:88) adalah “set of marketing decisions that management makes to implement its positioning strategy and achieves its objectives”. Sedangkan bauran pemasaran menurut Kotler (2001:9) adalah “set of marketing tools that the firm uses to pursue its marketing objectives in the target market”. Dari kedua pengertian diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa bauran pemasaran adalah alat bagi perusahaan untuk menentukan kebijakan dalam meraih tujuan perusahaan tersebut. Bauran pemasaran pada umumnya memiliki 4 variabel yang biasa disebut dengan 4P. Namun perusahaan yang bergerak di bidang jasa terdapat variabel tambahan yang menjadi dasar pertimbangan bagi perusahaan yaitu dengan menambahkan sumber daya manusia (people), pelayanan (process), dan bukti fisik (physical evidence). 1. Produk ( Product ) Produk merupakan produk yang dapat memberikan manfaat, memenuhi kebutuhan konsumen, dan dapat memuaskan konsumen. Untuk perusahaan dalam bidang jasa dalam kenyataannya konsumen tidak membeli sebuah barang, namun membeli manfaat dari sesuatu yang ditawarkan. 2. Harga ( Price ) Harga adalah sejumlah uang yang harus dibayarkan oleh konsumen untuk membeli sebuah produk. Penentuan harga sangat krusial dikarenakan tingkat daya beli setiap konsumen berbeda-beda. Penentuan harga biasanya tergantung dari siapa target pasar dari perusahaan tersebut. 3. Saluran Distribusi ( Place ) Saluran distribusi adalah tempat untuk menyalurkan produk yang dijual oleh perusahaan. Tempat atau lokasi yang strategis akan menjadi salah satu keuntundan bagi perusahaan dikarenakan mudah dijangkau oleh konsumen. Saluran distribusi juga bisa diartikan sebagai pemanfaatan agen atau mitra untuk penjualan produk. Dalam pariwisata dapat dicontohkan seperti produk perusahaan katering yang dapat bermitra dengan agen perjalanan atau biro perjalanan wisata untuk pemenuhan konsumsi bagi wisatawan selama kegiatan wisata berlangsung. 4. Promosi ( Promotion ) Promosi adalah alat bauran pemasaran yang meliputi semua kegiatan yang dilakukan perusahaan untuk mengkomunikasikan dan mempromosikan produknya ke pasar sasaran. Tujuan kegiatan promosi yaitu mengkomunikasikan produk kepada konsumen, meningkatkan jumlah konsumen untuk produk yang telah dikenal secara luas, mengajak konsumen untuk mendatangi tempat penjualan produk, dan lain-lain. 5. Sumber Daya Manusia ( People ) Sumber daya manusia adalah aset bagi perusahaan dalam menjalankan kegiatannya. Pengetahuan akan produk yang dijual dan sikap dari sumber daya manusia atau karyawan akan menjadikan komunikasi antara karyawan dengan konsumen terjaga dengan baik dan dapat memunculkan citra yang baik kepada konsumen. Penggunaan sumber daya manusia yang berkualitas akan meningkatkan kepuasan konsumen yang berakibat pada penginkatan kinerja meningkatkan pendapatan bagi perusahaan. pemasaran dan 6. Bentuk Fisik ( Physical Evidence ) Bukti fisik adalah bentuk nyata dari perusahaan yang akan nilai tambah oleh konsumen. Penggunaan bangunan akan menambahkan karakter yang dimiliki oleh perusahaan. Penguatan karakter dari perusahaan dapat diperoleh dari penampilan, desain, pengaturan tata letak fasilitas, peralatan, dan lain-lain. 7. Pelayanan ( Process ) Pelayanan adalah aktivitas dimana pelayanan oleh sumber daya manusia dalam perusahaan tersebut tersampaikan kepada konsumen. Pelayanan sangat bergantung pada proses penyampaian produk kepada konsumen. Untuk menjamin mutu dari produk yang ditawarkan, maka seluruh sumber daya perusahaan harus berjalan sesuai prosedur yang ada oleh sumber daya manusia yang berkualitas. 1.7 Metode Penelitian Penelitian ini disusun menggunakan analisis kuantitatif dengan menganalisis data berupa angka. Menurut Adi (2004:129), analisis kuantitatif disebut juga analisis statistika (sebagai alat bantu unutuk menjelaskan fakta atau data). Penggunaan angka dalam penelitian ini adalah jumlah nilai dari setiap tanggapan responden. Jumlah responden yang dibutuhkan ditentukan menggunakan penentuan populasi kemudian dilanjutkan dengan sampling (penarikan contoh). Penggunaan kuesioner dalam penelitian ini adalah untuk mengumpulkan data yang sudah ditentukan sesuai dengan variabel yang digunakan dalam penelitian ini. Penggunaan variabel akan dibagi menjadi 2 jenis yaitu variabel terikat dan variabel tidak terikat. Peneliti menggunakan kepuasan konsumen sebagai variabel terikat, sedangkan penggunaan produk, harga, fasilitas, serta kualitas pelayanan sebagai variabel tidak terikat yang nantinya akan mempengaruhi variabel terikat. Penelitian mengenai persepsi wisatawan terhadap produk, harga, fasilitas, kualitas pelayanan, dan kepuasan wisatawan ini dilaksanakan di Museum Angkut kota Batu. Penggunaan Museum Angkut sebagai objek material dalam penelitian ini dikarenakan perlunya analisis mengenai persepsi wisatawan yang berkunjung untuk menentukan kebijakan apa yang perlu dilakukan untuk memenuhi kebutuhan wisatawan. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data yang diambil oleh peneliti untuk mendapatkan informasi mengenai data perusahaan yang berbentuk lisan maupun tertulis serta kuesioner sebagai instrumen dalam pengambilan data. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Data primer yaitu data yang diperoleh melalui hasil isian kuesioner dari responden mengenai produk, harga, fasilitas, kualitas pelayanan dan kepuasan wisatawan. 2. Data sekunder yaitu data yang diperoleh dari arsip jumlah kunjungan setiap tahun dan daftar produk Museum Angkut kota Batu, Malang Raya. Dalam pengumpulan data yang dibutuhkan dalam penelitian ini, maka peneliti menggunakan beberapa tahap dalam mengumpulkan data, yaitu : 1. Observasi Observasi digunakan untuk pengamatan terhadap kondisi, wisatawan, dan kegiatannya di Museum Angkut. Peneliti akan melakukan observasi non-partisipatif dimana peneliti mendatangi dan mengamati langsung di Museum Angkut. 2. Wawancara Wawancara dilakukan untuk mengumpulkan data jumlah kunjungan wisatawan setiap tahun dan produk Museum Angkut. Pengumpulan data yang diperoleh dengan tanya jawab dengan pengelola terkait dengan data mengenai produk yang ditawarkan dan jumlah wisatawan. 3. Populasi dan Sampel Untuk mengumpulkan data yang dibutuhkan maka akan langkah pertama yang harus dilakukan adalah penentuan populasi. Pengertian populasi menurut Suparmoko (1987:19) adalah objek atau hal yang kita ingin kaji atau ingin pelajari. Berdasarkan pengertian tersebut, maka populasi dari penelitian ini adalah jumlah kunjungan wisatawan di Museum Angkut selama 1 (satu) tahun terhitung sejak 1 Januari 2015 sampai 31 Desember 2015. Langkah selanjutnya adalah proses penentuan sampel (sampling) yang diambil dari jumlah populasi yang sudah ditentukan sebelumnya. Menurut Suparmoko (1987:19), sampling adalah proses pemilihan beberapa objek (sample) untuk contoh dari seluruh objek (populasi) yang akan diteliti sifat-sifatnya. Dalam penelitian ini pengambilan sampel dilakukan karena ukuran populasi yang tidak terhitung secara satuan dan jumlahnya besar. Penelitian ini menggunakan teknik sampling (penarikan contoh) aksidental. Menurut Sulaiman dan Kusherdyana dalam buku (2012:11-12), sampling (penarikan contoh) aksidental adalah penentuan sampel ditentukan atas dasar kebetulan, artinya siapa saja yang secara kebetulan dipilih atau bersedia dipilih menjadi anggota sampel pada saat peneliti melaksanakan penelitiannya. Untuk menentukan jumlah sampel yang dibutuhkan dan cukup representatif maka peneliti menggunakan rumus Slovin dengan penghitungan sebagai berikut : 𝑛= 𝑁 1 + 𝑁𝑒 2 Keterangan : n = ukuran sampel N = ukuran populasi e = margin error 10% Jawaban : 𝑛 = 𝑁 1+𝑁𝑒 2 = = = 260774 10 2 ) 100 1+260774 ( 260774 1+ 260774 ( 0.01 ) 260774 2608.74 = 99.96 Dengan penghitungan menggunakan rumus diatas maka dapat ditentukan jumlah sampel yang dibutuhkan sebanyak 100 orang. 4. Kuesioner Kuesioner dilakukan untuk mengumpulkan data berupa tanggapan responden yang akan digunakan sebagai data primer dalam penelitian ini. Kuesioner yang akan diisi oleh wisatawan di Museum Angkut diberikan secara acak dan jumlah kuesioner yang akan digunakan yaitu sesuai dengan jumlah sampel yang digunakan. 5. Studi Pustaka Pengumpulan data melalui studi pustaka digunakan untuk menunjang data lain yang digunakan dalam penelitian ini. Data akan diperoleh dari buku, jurnal, penelitian sebelumnya yang terkait dengan persepsi wisatawan, dan laman (website). 1.8 Hipotesis Dalam penelitian ini peneliti menggunakan hipotesis sebagai jawaban sementara yang pada akhirnya kebenarannya tetap harus diuji kembali. Menurut Nazir (1983:151), hipotesis adalah pernyataan yang diterima secara sementara sebagai suatu kebenaran sebagaimana adanya, pada saat fenomena dikenal dan merupakan alat dasar kerja serta panduan dalam verifikasi. Menurut Kerlinger (1973) dalam Nazir (1983:151), hipotesis adalah pernyataan yang bersifat terkaan dari hubungan antara dua atau lebih variabel. Dari kedua pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis adalah dugaan atau pernyataan sementara oleh peneliti terhadap hubungan 2 atau lebih variabel yang diuji dan panduan dalam penelitian. Maka dalam penelitian yang akan dilakukan, peneliti mengajukan hipotesis sebagai berikut : Ho : Tidak ada hubungan antara variabel produk, harga, fasilitas, dan kualitas pelayanan dengan kepuasan konsumen. Ha : Ada hubungan antara variabel produk, harga, fasilitas, kualitas pelayanan dengan kepuasan konsumen. 1.9 Analisis Data Dalam penelitian ini data diolah dengan cara penilaian yang menggunakan skala Likert dan alat bantu statistik yaitu perangkat lunak SPSS. Menurut Nazir (1983:339), dalam proses penilaian menggunakan skala Likert responden diminta untuk mengecek tiap item, apakah dia menyenangi (+) atau tidak menyenangi (-). Responsi tersebut dikumpulkan dan jawaban yang memberikan indikasi menyenangi diberi skor tertinggi. Tidak ada masalah untuk memberi angka 5 untuk yang tertinggi dan skor 1 untuk yang terendah atau sebaliknya. Yang penting adalah konsistensi dari arah sikap yang diperlihatkan, demikan juga, apakah jawaban “setuju” atau “tidak setuju” disebut yang disenangi, tergantung dari isi pertanyaan dan isi dari item-item yang disusun. Tahapan awal adalah pemberian nilai pada tiap tanggapan responden sesuai dengan skala Likert yaitu penggunaan nilai 1-5 (1 = sangat tidak setuju, 2 = tidak setuju, 3 = ragu-ragu, 4 = setuju, 5 = sangat setuju). Setelah proses pemberian nilai selesai maka akan ditemukan hasil berupa nilai atau skor untuk setiap variabel. Penggunaan alat bantu statistik perangkat lunak SPSS adalah untuk mempermudah proses penghitungan berdasarkan nilai data tanggapan responden. Langkah selanjutnya adalah penghitungan menggunakan uji Chi Square untuk menguji hipotesis peneliti. Penggunaan uji Chi Square menurut Sulaiman dan Kusherdyana (2013:228-229), adalah untuk mencari atau mengukur korelasi antara data kualitatif dengan data kuantitatif atau dapat juga merubah data kualitatif menjadi kuantitatif. Biasanya dipergunakan dalam pengolahan hasil angket atau kuesioner ataupun wawancara. Analisis Chi Square adalah suatu pengujian atau tes signifikansi. Dalam tes signifikansi ini disadari atau tidak, kita telah menyusun suatu hipotesis, yaitu hipotesis nol (Ho) dan hipotesis kerja (H1 atau Ha). Penggunaan taraf signifikansi pada penelitian ini ditetapkan sebesar 0,05. Berikut adalah rumus uji Chi Square dalam Adi (2004:148) : 𝑥2 = (𝑂−𝐸)2 𝐸 O = nilai observasi E = nilai yang diharapkan 1.10 Sistematika Penulisan BAB I PENDAHULUAN Dalam bab ini berisi mengenai latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, tinjauan pustaka, landasan teori, dan sistematika penulisan skripsi. BAB II GAMBARAN UMUM Dalam bab ini berisi mengenai gambaran umum Museum Angkut dan data produk-produk dari Museum Angkut. BAB III PEMBAHASAN Dalam bab ini berisi mengenai data kuesioner wisatawan dan hasil olahan data kuesioner dengan menggunakan alat bantu perangkat lunak SPSS yang nantinya akan disimpulkan sesuai dengan hipotesis peneliti. BAB IV PENUTUP Dalam bab ini berisi mengenai kesimpulan penelitian dan saran bagi pemilik untuk bahan pertimbangan dalam mengembangkan Museum Angkut. DAFTAR PUSTAKA PUSTAKA LAMAN