8 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Transportasi Menurut Nasution (2004), transportasi diartikan sebagai pemindahan barang dan manusia dari tempat asal ke tempat tujuan. Proses pengangkutan merupakan gerakan dari tempat asal, dari mana kegiatan angkutan dimulai, ke tempat tujuan, ke mana kegiatan pengangkutan diakhiri. Dan menurut Rustian Kamaluddin (2003), transportasi adalah kegiatan pemindahan barang (muatan) dan penumpang dari suatu tempat ke tempat lain. Unsur–unsur transportasi meliputi : 1. Manusia yang membutuhkan 2. Barang yang dibutuhkan 3. Kendaraan sebagai alat/sarana 4. Jalan dan terminal sebagai prasarana transportasi 5. Organisasi (pengelola transportasi) 2.1.1 Pengertian dan Peranan Angkutan Umum Angkutan pada dasarnya adalah sarana untuk memindahkan orang dan atau barang dari satu tempat ke tempat lain. Tujuan dari pada angkutan adalah untuk membantu orang atau kelompok orang dapat menjangkau berbagai tempat tujuan atau juga dalam pengiriman barang dari tempat asal ke tempat tujuannya. Proses tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan kendaraan 9 yang merupakan sarana angkutan. Sementara Angkutan Umum Penumpang adalah angkutan umum yang berisikan penumpang yang menggunakan kendaraan umum yang dilakukan dengan sistem sewa atau bayar. Angkutan Umum Penumpang bersifat massal sehingga biaya angkut dapat dibebankan kepada lebih banyak orang atau penumpang yang menyebabkan biaya per penumpang dapat ditekan serendah mungkin. Karena merupakan angkutan massal, perlu ada kesamaan diantara para penumpang, antara lain kesamaan asal dan tujuan. Kesamaan ini dicapai dengan cara pengumpulan di terminal dan atau tempat perhentian. Kesamaan tujuan tidak selalu berarti kesamaan maksud. Angkutan umum massal atau masstransit memiliki trayek dan jadwal keberangkatan yang tetap. Pelayanan angkutan umum penumpang akan berjalan dengan baik apabila tercipta keseimbangan antara ketersediaan dan permintaan. Angkutan Umum berperan dalam memenuhi kebutuhan manusia akan pergerakan ataupun mobilitas yang semakin meningkat, untuk berpindah dari suatu tempat ke tempat lain yang berjarak dekat, menengah ataupun jauh. Esensi dari operasional angkutan umum adalah memberikan layanan angkutan yang baik dan layak bagi masyarakat dalam menjalankan kegiatannya, baik untuk masyarakat yang mampu memiliki kendaraan pribadi sekalipun (Choice), dan terutama bagi masyarakat yang terpaksa harus menggunakan angkutan umum (Captive). Ukuran pelayanan angkutan umum 10 yang baik adalah pelayanan yang aman, cepat, murah, dan nyaman. (Warpani,1990). Beberapa fungsi transportasi yaitu : a) melancarkan arus barang dan manusia b) menunjang perkembangan dan pembangunan (the promoting sector) serta penunjang dan perangsang pemberian jasa bagi perkembangan perekonomian (the service sector). 2.2 Transportasi Berbasis Aplikasi Seiring dengan perkembangan jaman, transportasi dalam aplikasi merupakan kesempatan dalam menghadapi permasalahan transportasi yang ada. Hampir semua orang telah mengenal internet, jaringan sosial dan perangkat elektronik lainnya. Oleh karena itu semakin banyak orang yang terhubung dengan aplikasi internet, maka peluang dalam bidang transportasi berbasis aplikasi juga semakin besar. Tetapi sayangnya ada celah di antar penggunanya. Yakni yang dapat menggunakan aplikasi internet dengan baik adalah dari kalangan muda saja. Walaupun tidak juga sedikit kalangan yang berumur menggunakan aplikasi internet, tetapi tetap tidak sebanyak pengguna masyarakat kalangan muda. Dan pengguna kalangan berumur kurang fasih dalam menggunakan aplikasi internet tersebut. 11 Dalam hasil penelitian oleh (Health & Beauty Close – Up, 2010), EnVista melepaskan aplikasi MyShipINFO Mobile yang memudahkan pengguna dalam memperoleh transportasi kapan saja, di mana saja melalui perangkat mobile mereka, dan pada gilirannya, membuat keputusan real-time yang merupakan sumber beban biaya terbesar dalam bisnis. Dalam hasil penelitian oleh (Muammar Qadhafi., et al. 2009) menunjukkan Restoran Chicken Mania, Surabaya yang mengalami berbagai permasalahan mengenai ketersediaan stok dalam proses pemesanan melalui telepon dan biaya telepon yang cukup besar yang dibebankan kepada pelanggan. Oleh karena itu untuk mengatasi permasalahn tersebut, solusinya adalah melalui pemesanan berbasis aplikasi yang memudahkan pelanggan melihat daftar menu dan pemesanan secara online dan meminimalisir biaya yang harus dikeluarkan pelanggan yakni salah satunya biaya telepon. Kemudian pengiriman makanan dapat dipantau oleh Chicken Mania sendiri. Dalam hasil penelitian Y. Artanto dan Yustina Retno W.U. (2013) dalam mengembangkan aplikasi di Android dengan memberikan informasi lokasi perhentian bus, keberangkatan kereta, taksi dan angkutan yang memudahkan pengguna di Kota Surakarta sebagai kota dengan potensi wisata yang tinggi. Aplikasi memberikan pandangan bagis dari responden, mudah digunakan dan sangat imformatif. Dalam penelitian Sasank Reddy, Min Mun, Jeff Burke, Deborah Estrin, Mark Hansen dan Mani Srivastava (2010) mengemukakan bahwa 12 dengan kemajuan tekhnologi sekarang ini telepon genggam tidak hanya digunakan sebagai sarana komunikasi. Telepon genggam sedang digunakan dalam kebiasaaan sehari-hari individu dan masyarakat. Aplikasi yang dibuat nyaman dengan menggunakan built-in GPS dan accelerometer dapat membantu pengguna memilih moda trasnportasi yang diinginkan. Aplikasi transportasi yang dinilai baik adalah transportasi yang dapat memberikan kriteria bersih, cepat, terpercaya, memiliki asuransi dan mudah untuk diakses. 2.2.1 Aplikasi Terdapat beberapa teori yang mendefinisikan aplikasi seperti yang di kemukanan oleh beberapa ahli, di antaranya adalah: a. Menurut Pramana (2006) aplikasi adalah satu unit perangkat lunak yang dibuat untuk melayani kebutuhan akan beberapa aktivitas seperti sistem perniagaan, game, pelayanan masyarakat, periklanan, atau semua proses yang hamper dilakukan manisia. b. Menurut shelly, Cashman dan Vermaat (2009) aplikasi adalah perangkat intruksi khusus dalam computer yang di rancang agar kita menyelesaikan tugas-tugas tertentu. c. Menurut Yuhefizar (2010) aplikasi merupakan program yang dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan pengguna dalam menjalankan pekerjaan tertentu. Jadi aplikasi merupakan sebuah program yang dibuat 13 dalam sebuah perangkat lunak dengan komputer untuk memudahkan pekerjaan atau tugas-tugas seperti penerapan, penggunaan dan penambahan data yang dibutuhkan. d. Sedangkan menurut Anisyah (2000), aplikasi adalah penerapan, penggunaan atau penambahan Dari pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa aplikasi merupakan software yang berfungsi untuk melakukan berbagai bentuk pekerjaan atau tugas-tugas tertentu seperti penerapan, penggunaan dan penambahan data. 2.2.2 Fungsi Aplikasi Dengan tuntutan yang berkembang ditempatkan pada transportasi infrastruktur’s Oregon dan terbatas sumber daya keuangan, metode baru harus dieksplorasi untuk memenuhi kebutuhan transportasi negara baik hari ini dan di masa depan. Intelligent Transportation Systems (ITS) teknologi menyediakan alat yang signifikan untuk meningkatkan efisiensi dan keselamatan transportasi di negara bagian. Dasar dari aplikasi ITS didasarkan pada dan transportasi sensor lingkungan, efektif komunikasi, perangkat lunak komputer dan pengolahan informasi perangkat keras. ITS menggunakan berbagai teknologi maju dan aplikasi untuk meningkatkan transportasi keselamatan, menyediakan informasi perjalanan ke pengguna sistem dan lebih efektif mengelola sistem 14 transportasi. The Oregon ITS menyatakan bahwa tujuan ITS menerapkan di Oregon adalah untuk: - Meningkatkan produktivitas dari sistem pengguna transportasi, - Meningkatkan keselamatan, - Meningkatkan efisiensi sistem transportasi, - Meningkatkan mobilitas dan aksesibilitas, - Meningkatkan antar moda koneksi, - Mempromosikan tanggung jawab lingkungan dan mengurangi penggunaan energy The Oregon Transportasi Rencana (OTP) update harus mengevaluasi ulang kebijakan yang ada berhubungan dengan teknologi dalam rangka untuk sepenuhnya mengambil keuntungan dari kemungkinan dan manfaat yang ITS dapat menyediakan. Manfaat ITS : Sementara banyak PERUSAHAAN proyek memberikan manfaat ganda untuk sistem transportasi, dalam umum, program ITS dapat digolongkan ke dalam kategori manfaat utama untuk evaluasi lebih dekat. Manfaat kategori didefinisikan dalam diskusi ini adalah wisatawan informasi (pra-perjalanan dan en-rute), keselamatan penumpang, lalu lintas dan manajemen insiden, pemeliharaan (efisiensi), transportasi keamanan, transportasi umum dan operasi kendaraan komersial dan keselamatan. Proyekproyek khusus dari daerah-daerah manfaat dapat diintegrasikan dalam rangka 15 mencapai efisiensi yang lebih tinggi tujuan sistem manajemen dan mempromosikan kemitraan yurisdiksi yang merupakan kunci keberhasilan pengembangan dan pengoperasian aplikasi ITS banyak. 2.3 Persepsi Kinerja Transportasi Sifat permintaan jasa transportasi adalah sebagai kebutuhan turunan (derived demand) dimana kebutuhan transportasi baru ada, apabila ada permintaan akan jasa angkutan (penumpang dan barang) dari suatu kebutuhan ekonomi. Jika situasi perekonomian lesu maka permintaan akan jasa transportasi pun akan berkurang dan sebaliknya. Dengan demikian lebih banyak fasilitas-fasilitas transportasi terpusat didaerah yang perekonomiannya relatif lebih maju dan berkembang (misalnya: Pulau Jawa). Kebutuhan terhadap transportasi menjadi penting dan sangat diperlukan karena: • Sumber kebutuhan manusia terdapat disembarang tempat; • Bahan baku harus diproses menjadi barang produksi yang lokasinya tidak selalu dekat dengan tempat tinggal konsumen; • Adanya kesenjangan jarak antara lokasi sumber, lokasi produksi, lokasi pasar dan lokasi konsumen. Pemenuhan kebutuhan transportasi seseorang karena mempunyai pertimbangan kemanfaatan (utility) menurut waktu (time utility) dan tempat (place utility). Artinya transportasi akan sangat bermanfaat apabila: tersedia 16 pada waktu dibutuhkan dan memberikan nilai tambah setelah tiba ditempat tujuan, dengan demikian kemanfaatan transportasi bisa bernilai positif atau negatif. Kepuasan konsumen berkontribusi pada sejumlah aspek krusial, seperti terciptanya loyalitas pelanggan, meningkatnya reputasi perusahaan, meningkatnya efisiensi dan produktivitas karyawan, juga dipandang sebagai salah satu indikator terbaik untuk laba masa depan. Kepuasan konsumen akan terwujud apabila konsumen merasa kebutuhannya telah terpenuhi sesuai dengan harapannya. Ada beberapa pendapat yang menjelaskan tentang definisi dari kepuasan seperti dari pendapat J. Supranto (1997), kepuasan adalah tingkat perasaan seseorang setelah membandingkan kinerja atau hasil yang dirasakan dengan harapannya. Dalam penelitian Rosenbloom, Sandra (2009) mengatakan bahwa perlu mengadopsi kebijakan yang memberikan substansial lebih banyak dana bagi operator angkutan untuk mengembangkan layanan angkutan bermakna dan meningkatkan layanan untuk orang tua tanpa cacat serius, memberikan dukungan yang lebih baik dan sumber daya keuangan untuk berbagai penyedia transportasi masyarakat, mengembangkan program dan kebijakan untuk menjaga orang tua mengemudi dengan aman selama mungkin, meningkatkan dan memelihara jaringan pejalan kaki, dan memastikan bahwa peraturan lalu lintas ditegakkan. Semua tindakan ini harus dikombinasikan 17 dengan fokus utama pada perkuatan lingkungan di mana tempat sebagian besar orang tua berada. Dalam penelitian Sterns, Ronni; Antenucci, Vincent; Nelson, Charles; Glasgow, Nina (2003) Program dan prosedur untuk memberikan layanan transportasi bervariasi dari masyarakat untuk masyarakat untuk memenuhi berbagai kebutuhan . Program-program inovatif telah berkembang melampaui layanan bus tradisional biasanya ditemukan di daerah perkotaan efisien memberikan layanan transportasi untuk mempertahankan mobilitas masyarakat yang tinggal di masyarakat perkotaan , pinggiran kota , dan pedesaan . Dalam penelitian Jan-Willem Grotenhuis, Bart W. Wiegmans dan Piet Rietveld (2007) mengatakan bahwa faktor penentu utama dalam pemilihan jasa transportasi adalah kebutuhan akan waktu dan kebutuhan untuk hemat. Kebutuhan setiap pelanggan terhadap transportasi bisa berbeda-beda tergantung atas harapan pelanggan terhadap kualitas jasa itu sendiri. Di dalam penelitian tersebut mereka menyimpulkan bahwa informasi yang dapat menghemat uang dan waktu terhadap moda transportasi sangat menentukan pemilihan daripada konsumen. Dalam penelitian Sandrine Guibert, Laurent Guichard, Christoph Rihacek, Lorenzo Castelli dan Andrea Ranieri (2008) mengemukakan bahwa Projek Sistem Transportasi Udara yang inovatif dapan menghadapi permasalahan kepadatan lalu lintas udara. Hal ini dilakukan dengan 18 menggabungkan pelayanan udara dan darat dengan tujuan membantu para pengguna dengan memebuhi harapan pelanggan yang memungkinkan mereka untuk mengatur efisiensi biaya dan ketepatan waktu. 2.3.1 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kebutuhan Terhadap Transportasi Umum Menurut Anton M Mulyono (2000), kepuasan adalah menyangkut rasa senang (lega, gembira dan sebagainya) karena telah terpenuhi hasrat hati (keinginan) Berdasarkan pengertian tersebut dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa kepuasan adalah tingkat perasaan seseorang yang menyangkut rasa senang, lega, gembira dan sebagainya karena telah terpenuhi hasrat hatinya. Perusahaan yang sukses adalah perusahaan yang dapat memuaskan konsumen mereka. Pemenuhan kepuasan konsumen harus disertai dengan pemantuauan terhadap kebutuhan dan keinginan mereka (konsumen). Kepuasan konsumen dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai berikut: - Performa produk atau jasa. Performa atau keunggulan suatu produk atau jasa sangatlah penting dalam mempengaruhi kepuasan konsumen. Mutu produk merupakan keunggulan bersaing yang utama. - Citra perusahaan atau produk (merek). 19 Terbentuknya citra merek (brand image) dan nilai merek (brand equity) adalah pada saat konsumen memperoleh pengalaman yang menyenangkan dengan produk yang ditawarkan. - Nilai harga yang dihubungkan dengan nilai yang diterima konsumen. Pembeli menginginkan nilai yang ditawarkan sesuai dengan harga yang diberikan, oleh karenanya terdapat hubungan yang menguntungkan antara harga dan nilai. - Kinerja atau prestasi karyawan. Kinerja produk dan sistem pengiriman tergantung pada bagaimana semua bagian organisasi bekerja sama dalam proses pemenuhan kepuasan konsumen. mempengaruhi Persaingan, kelemahan dan kekuatan para pesaing juga kepuasan konsumen dan merupakan peluang untuk memperoleh keunggulan bersaing. Faktor-faktor yang khusus dari industri atau perusahaan ditentukan oleh setiap jenis pengaruh tersebut. Atribut produk yang mempengaruhi kepuasan sangat bervariasi di antara kelas-kelas konsumen, maka pengenalan terhadap konsumen yang memiliki kebutuhan yang hampir sama sangat membantu dalam proses analisis kepuasan konsumen. Kebutuhan jasa transportasi meningkat terus seiring dengan pertambahan penduduk dan peningkatan pendapatan masyarakat. Dengan 20 terus meningkatnya kebutuhan transportasi tersebut harus diselaraskan dengan ketersediaan kapasitas sarana dan fasilitas transportasi yang cukup. Tetapi kenyataannya sejak beberapa tahun lalu sampai sekarang menunjukkan bahwa jumlah permintaan bertambah lebih besar dibandingkan jumlah sarana dan kapasitas kendaraan umum yang ditawarkan. Oleh karena itu terjadi pemadatan dan kemacetan di kota-kota besar. 2.3.2 Indikator Persepsi Kinerja Transportasi Berbasis Aplikasi Indikator dari persepsi kinerja transportasi berbasis aplikasi menurut Otto Strobel (2013) adalah: 1. Handal 2. Keamanan 3. Kenyamanan 4. Harga 5. Waktu Tempuh 6. Kemudahan untuk diakses 7. Praktis 2.4 Jasa Jasa sering dipandang sebagai suatu fenomena yang rumit. Kata jasa itu sendiri mempunyai banyak arti, dari mulai pelayanan personal sampai jasa sebagai suatu produk. Sejauh ini sudah banyak pakar pemasaran jasa yang 21 telah berusaha mendefinisikan jasa.Sementara perusahaan yang memberikan operasi jasa adalah mereka yang memberikan konsumen produk jasa baik yang berwujud atau tidak. Di dalam jasa selalu ada aspek interaksi antara pihak konsumen dan pemberi jasa, meskipun pihak-pihak yang terlibat tidakselalu menyadari. a. Menurut Heizer dan Render (2005) Jasa adalah kegiatan ekonomi yang biasanya menghasilkan barang tidak nyata (seperti pendidikan, hiburan, penginapan, pemerintahan, pelayanan keuangan, dan kesehatan). b. Menurut Hakseveret al(Ariani, 2009) Jasa atau pelayanan (services) didefinisikan sebagai kegiatan ekonomi yang menghasilkan waktu, tempat, bentuk, dan kegunaan psikologis. c. Menurut Edvardsson (Ariani, 2009) Memandang jasa atau pelayanan sebagai bagian dari konsep yang luas tentang suatu produk. Produk meliputi barang, jasa, perangkat lunak komputer, atau kombinasinya. Pelanggan terlibat sebagai pembantu produsen dalam proses produksi, sementara jasa atau pelayanan diciptakan di dalam dan selama proses produksi. d. Pengertian jasa menurut Kotler (1993) Setiap kegiatan atau manfaat yang ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak lain dan pada dasarnya tidak berwujud, serta tidak menghasilkan kepemilikan sesuatu. 22 Dari beberapa definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa jasa pada hakekatnya merupakan proses atau aktivitas yang tidak berwujud seperti layaknya suatu barang. Sehingga pihak yang menerima atau memanfaatkan jasa tidak dapat menyimpan jasa tersebut karena unsur ketidakberwujudan jasa tersebut. Dalam penelitian Widyaningtyas (2010) menunjukkan bahwa harga tiket dan kualitas pelayanan jasa kereta api Harina berpengaruh secara signifikan kepada loyalitas konsumen terhadap perusahaan. Begitu juga dalam penelitian Mardikawati Woro, Farida Naili (2013) yang menunjukkan bahwa kualitas dan nilai yang ditawarkan melalui jasa transportasi bus efisiensi Yogyakarta-Cilacap berpengaruh secara signifikan kepada loyalitas dari pada pelanggan. Dalam penelitian Ibrahim Jaro Musa, Buba Adamu Ndawayo (2011) mengatakan bahwa jasa transportasi memegang peran yang sangat penting bagi perkembangan pariwisata di Nigeria.Tetapi selain transportasi, ada juga faktor-faktor pendukung lain bagi perkembangan pariwisata untuk Nigeria seperti perlindungan, keamanan dan lainnya. Dalam penelitian Maria Bjorklund (2011) yang menyebarkan kuisioner melalui surat mendapati bahwa ada banyak faktor berbeda yang dapat mempengaruhi keinginan pembelian dari pelanggan dalam jasa transportasi. Faktor yang dianggap terbesar adalah manajemen internal dari perusahaan pemasok jasa, image, sumber daya dari perusahaan, tuntutan 23 pelanggan, operator/driver dan kontrol dari pemerintah. Hal ini berbeda di setiap negara karena perusahaan penyedia jasa itu sendiri harus sadar akan lingkungan tempat perusahaan beroperasi. 2.4.1 Kualitas Pelayanan Jasa Seperti yang diketahui bahwa kualitas pelayanan dapat digunakan sebagai salah satu alat untuk mencapai keunggulan bersaing dan menentukan keberhasilan serta kualitas perusahaan. Semakin baik pelayanan yang diberikan dimata pelanggan berarti semakin tinggi pula tingkat keberhasilan dan kualitas perusahaan yang dicapai dan begitu pula sebaliknya. Kualitas suatu produk baik berupa barang maupun jasa perlu ditentukan melalui dimensi-dimensinya. Menurut Zeithamlet al .(Ariani,2009)mengidentifikasi lima dimensi kualitas pelayanan, yaitu: 1) Bukti Fisik (Tangibles) Yaitu kemampuan suatu perusahaan dalam menunjukkan eksistensinya kepada pihak eksternal. Penampilan, kemampuan sarana dan prasarana fisik perusahaan dan lingkungan sekitar adalah bukti fasilitas fisik/gedung, gudang, penampilan karyawan, dan lain sebagainya. 2) Keandalan (Reliability) Yaitu kemampuan perusahaan untuk memberikan pelayanan sesuai yang dijanjikan dengan cepat, tepat, akurat, dan terpercaya. Kinerja harus sesuai dengan harapan pelanggan yang berarti ketepapatn waktu, 24 pelayanan yang sama untuk semua pelanggan, sikap yang simpatik, dan dengan akurasi yang tinggi. 3) Daya Tanggap(Responsiveness) Yaitu kemauan pegawai untuk tanggap membantu para pelanggan dan memberikan pelayanan yang cepat, tepat dengan disertai penyampaian jasa yang jelas. Dalam hal ini perusahaan tidak hanya selalu cepat tanggap pada keluhan konsumen yang timbul karena janji tidak terpenuhi, namun juga cepat tanggap menangkap perubahan yang terjadi dalam pasar, teknologi, peralatan dan perilaku konsumen. 4) Jaminan (Assurance) Yaitu pengetahuan, kesopansantunan, dan kemampuan para pegawai perusahaan untuk menumbuhkan rasa percaya pelanggan kepada perusahaan. 5) Empati (Emphaty) Yaitu meliputi kemudahan dalam menjalin relasi, komunikasi yang baik, perhatian pribadi dan pemahaman atas kebutuhan individu oleh para pelanggan dengan berupaya memahami keinginan konsumen. Dimana suatu perusahaan diharapkan memiliki pengertian dan pengetahuan tentang pelanggan, memenuhi kebutuhan pelanggan secara spesifik, serta memiliki waktu pengoperasian yang nyaman bagi pelanggan. 25 Untuk transportasi manusia, jasa pelayanan transportasi diusahalan memenuhi kriteria: 1. Cepat atau Lancar (Speed) Dapat ditinjau dengan dua cara yaitu pertama, waktu yang digunakan oleh kendaraan selama perjalanan dalam memindahkan muatan dari satu tempat ke tempat lainnya. Dan yang kedua adalah waktu yang diperlukan dalam mempersiapkan penumpang dari suatu perjalanan dan kemudian akan dilanjutkan dengan perjalanan berikutnya, seperti waktu selang pemuatan, pengisian bahan bakar dan perbaikan kendaraan Beberapa aspek yang relevan mengenai transportasi manusia secara cepat adalah: a. Penumpang yang merasa kurang nyaman dalam waktu transit yang lama dengan demikian perasaan tertekan tersebut dapat dikurangi b. Dalam perjalanan bisnis, penghematan waktu berarti pengehematan biaya-biaya bisnis. c. Dalam perjalanan pesiar berarti selama jangka waktu yang tersedia tempat-tempat yang dikunjungi lebih banyak. d. Biaya perjalanan dapat diperkecil dengan pemanfaatan fasilitas transportasi secara intensif e. Penduduk dapat bertempat tinggal di daerah jauh dari tempat pekerjaannya. 26 2. Aman atau Keselamatan (Safety) Untuk angkutan penumpang, perlengkapan dan alat keselamatan harus disediakan dan diberikan sangsi tegas terhadap pemilik sarana angkutan yang tidak menyediakan perlengkapan dan alat keselamatan. 3. Kapasitas (Capacity) Jumlah kapasitas angkut harus dikaitkan dengan permintaan maksimum pada suatu titik waktu setiap hari di kota-kota pada jamjam tertentu terjadi puncak kepadatan lalu lintas yang harus ditanggulangi seperti halnya pengiriman barang-barang musiman. 4. Frekuensi (Frequency) Jasa transportasi yang dilakukan secara sering dan berjadwal berarti waktu menunggu adalah kurang, dan terdapat kemungkinan dilakukannya perjalanan yang lebih luas dalam waktu yang terbatas. 5. Keteraturan (Regularity) Ketaraturan yang dimaksud adalah pengiriman-pengiriman dilakukan pada waktu-waktu yang telah ditetapkan. Sehingga pengguna dapat mengatur moda transportasi yang diinginkan dan dapat sampai di tempat tujuan dalam suatu waktu yang telah direncanakan. 6. Komprehensif (Comprehensive) Jasa transportasi yang komprehensif harus dilihat dari segi luasnya; satu usaha transportasi dapat melaksanakan tanggung jawabnya dalam 27 melayani pengangkutan yang sempurna meskipun dalam pelayanan menggunakan lebih dari satu saraan transportasi. 7. Tanggung Jawab (Responsibility) Pengguna jasa transportasi mengharapkan keamanan atau kompensasi atas kerugian yang dialami, baik terhadap kehilangan atau pun kerusakan ataupun kecelakaan yang diakibatkan kepadanya. 8. Murah (Acceptable Cost) Dengan penurunan biaya riil mempengaruhi perluasan kegiatankegiatan ekonomi dan pembangunan. Biaya murah bagi perusahaan jasa transportasi diartikan sebagai biaya yang mampu dikeluarkan oleh pengguna jasa transportasi. 9. Kenyamanan (Comfort) Secara fisik kenyamanan meliputi penyediaan tempat duduk yang serasi, ventilasi, pengaturan suhu, kesegaran hawa, menyajikan makanan yang lezat dan akomodasi tidur di perjalanan jauh bagi penumpang. Penyedia jasa transportasi harus mengusahakan meniadakan keadaan yang serba kurang menarik. 2.4.2 Harapan Konsumen Terhadap Jasa Pelayanan Harapan merupakan perkiraan atau keyakinan pelanggan tentang apa yang akan diterimanya. Pengertian ini didasarkan pada pandangan bahwa 28 harapan merupakan standar prediksi yang dilakukan konsumen dalam melakukan pembelian. Salah satu cara untuk menempatkan kualitas jasa lebih unggul daripada pesaing adalah dengan memberi atau memenuhi bahkan melebihi harapan konsumen mengenai kualitas jasa tersebut. Harapan konsumen terhadap jasa yang akan mereka terima, dapat dibentuk berdasarkan pengalaman mereka, saran dari teman-teman dan iklan yang disampaikan perusahaan. Bila kualitas jasa yang mereka nikmati ternyata jauh dibawah kualitas jasa yang mereka harapkan maka konsumen akan kehilangan minat terhadap pemberi jasa tersebut. Sebaliknya jika kualitas jasa yang mereka nikmati memenuhi atau melebihi harapannya, mereka cenderung akan memakai kembali jasa tersebut. Mengingat peranan individu yang menyampaikan jasa sangat penting dalam menentukan kualitas jasa, maka setiap perusahaan memerlukan pelayanan yang unggul, yaitu suatu sikap atau cara karyawan dalam melayani konsumen secara memuaskan. Menurut (Sri Mulyani, 2003) model konseptual mengenai harapan pelanggan terhadap jasa dipengaruhi oleh faktor–faktor sebagai berikut : 1. Enduring Service Intensifiers Merupakan faktor yang bersifat stabil dan mendorong pelanggan untuk meningkatkan sensifitasnya terhadap jasa. Faktor ini meliputi harapan 29 yang disebabkan oleh orang lain dan filosofi pribadi seseorang megenai jasa. 2. Personal Need / Kebutuhan perorangan Kebutuhan yang dirasakan seseorang mendasar bagi kesejateraanya juga sangat memerlukan harapannya. Misalnya kebutuhan fisik, sosial, psikologi. 3. Transitory Service Intensifiers Faktor individual yang bersifat sementara (jangka rendah) yang meningkatkan sensitivitas pelanggan terhadap jasa. Faktor itu mencakup: (a). situasi darurat pada saat pelanggan sangat membutuhkan jasa dan ingin menyediakan jasa dan dapat membantunya. (b). Jasa terakhir yang dikonsumsi pelanggan dapat pula menjadi acuannya untuk menentukan baik–buruknya jasa berikutnya. 4. Perceived Service Alternatives Merupakan persepsi pelanggan terhadap tingkat atau derajat pelayanan perusahaan lain yang sejenis. Jika konsumen memiliki beberapa alternatif, maka harapannya terhadap suatu jasa cenderung akan semakin besar. 5. Self Percuived Service Role Merupakan persepsi pelanggan tentang tingkat atau derajat keterlibatannya dalam mempengaruhi jasa yang diterimanya. Apabila 30 konsumen terlibat dalam proses penyampaiannya jasa dan jasa yang terjadi ternyata tidak begitu baik, maka pelanggan tidak bisa menimpakan kesalahan sepenuhnya kepada pihak penyedia jasa. 6. Faktor Situational Factors / faktor situasi situasi terdiri atas segala kemungkinan yang bisa mempengaruhi kinerja jasa, yang berada diluar kendali penyedia jasa. 7. Explicit Services Promises/ Janji pelayanan secara eksplisit Merupakan pernyataan (secara personal atau non personal) oleh organisasi tentang jasanya kepada pelanggan. Janji ini bisa berupa iklan, personal selling, perjanjian atau komunikasi dengan karyawan organisasi tersebut. 8. Implicit Service Promises/ janji pelayanan secara implisit Merupakan petunjuk yang berkaitan dengan jasa, yang memberikan kesimpulan bagi pelanggan tentang jasa yang bagaimana yang seharusnya, dan yang akan diberikan. 9. Word–of–Mouth / Rekomendasi Merupakan pernyataan yang disampaikan kepada pelanggan, dan ini biasanya cepat diterima oleh pelanggan karena yang menyampaikan adalah mereka yang dapat dipercaya seperti para pakar, teman, keluarga, dan publikasi media massa. 10. Past Experience/ Pengalaman 31 Merupakan pengalaman masa lampau atau diketahui pelanggan dari yang pernah diterimanya di masa lalu dan harapan ini dari waktu ke waktu berkembang seiring dengan semakin banyaknya informasi yang diterima pelanggan serta semakin bertambahnya pengalaman pelanggan. Harapan pelanggan melatarbelakangi mengapa dua organisasi pada bisnis yang sama dapat dinilai berbeda oleh pelanggannya. Umumnya harapan pelanggan merupakan perkiraan atau keyakinan pelanggan tentang apa yang akan diterimanya. Secara garis besar menurut Wirasasmita et al (1999) ada empat unsur dalam konsep ini, yaitu: 1. Kecepatan 2. Ketepatan 3. Keramahan 4. Kenyamanan Keempat komponen tersebut merupakan satu pelayanan yang terintegrasi, maksudnya pelayanan atau jasa menjadi tidak unggul, bila ada komponen yang kurang. Untuk itu karyawan harus mempunyai keterampilan tertentu, diantaranya berpakaian rapi dan bersikap ramah kepada konsumen. 32 2.5 Keinginan untuk Terus Menggunakan Keinginan untuk terus menggunakan suatu produk atau jasa merupakan salah satu aspek dalam loyalitas pelanggan. Customer loyalty is deefly held commitment to rebuy or repatnorize a preferred product or service consistenly in future, despite situasional influences and marketing effort having the potential to cause switching behavior (Oliver yang dikutip Hurriyati, 2005). Dari penjelasan tersebut diperlihatkan bawa keinginan untuk terus menggunakan diuji di masa mendatang dapat berubah berdasarkan pengaruh situasional dan usaha pemasaran. Konsumen yang dapat dikategorikan sebagai konsumen yang setia adalah konsumen yang puas dengan produk tertentu sehingga mereka mempunyai antusiasme untuk memperkenalkannya pada siapapun yang mereka kenal. Selanjutnya konsumen yang loyal juga akan menunjukkan kesetiaan mereka dengan membeli produk-produk lainnya dari perusahaan yang sama. Keinginan untuk terus menggunakan terbentuk dari dua komponen, keingiann untuk terus menggunakan sebagai perilaku yaitu pembelian ulang yang konsisten dan sebagai sikap yaitu sikap positif terhadap suatu produk atau produsen (penyedia jasa) ditambah dengan pola pembelian yang konsisten. Berdasarkan hal tersebut, dapat disimpulkan bahwa keinginan konsumen untuk terus menggunakan terhadap suatu produk berhubungan dengan sikap positif yang dimiliki konsumen tersebut terhadap produk dengan 33 melakukan pembelian ulang secara konsisten. Sikap positif terhadap merek tertentu akan memungkinkan konsumen melakukan pembelian terhadap merek itu, tetapi sebaliknya sikap negatif akan menghalangi konsumen untuk melakukan pembelian. Intention (intensi/keinginan) secara harfiah bermakna niat. Secara konseptual, intensi adalah kemungkinan subjektif (subjective probability) seseorang untuk melakukan suatu tindakan atau tidak. Mengukur intensi berarti mengukur kemungkinan seseorang dalam melakukan tindakan tertentu. Menurut Icek Ajzen, (1991) terdapat tiga determinan yang dapat menentukan intensi atau keinginan seseorang, yakni sikap terhadap objek (attitude toward behavior), norma subjektif (subjective norms) dan perceived behavioral control. Secara umum, jika seseorang memiliki sikap positif terhadap suatu objek, mendapatkan dukungan lingkungan untuk melakukan suatu tindakan tertentu, dan ia merasa bahwa tidak ada hambatan untuk melaksanakannya, maka intensi-nya akan kuat. Dengan demikian, kemungkinan orang tersebut untuk berperilaku sangat tinggi. Intensi atau keinginan dipengaruhi oleh faktor individu. Faktor individu yang dimaksud adalah subjective norms. Norma subjektif pada dasarnya merupakan hal-hal atau nilai-nilai yang dianggap baik oleh individu tersebut. Saat mengukur kepribadian, yang diukur adalah seberapa setuju seorang konsumen dengan nilai-nilai kepribadian. Sehingga dengan demikian 34 dapat berlaku sebagai norma subjektif seperti yang dikemukakan Ajzen dalam teori Planned Behavior mempengaruhi intention atau keinginan seseorang 2.5.1 Indikator Untuk Terus Menggunakan Indikator dari loyalitas pelanggan menurut Kotler & Keller (2006) adalah Repeat Purchase (kesetiaan terhadap pembelian produk); Retention (Ketahanan terhadap pengaruh yang negatif mengenai perusahaan); referalls (mereferensikan secara total esistensi perusahaan). Keinginan konsumen untuk terus menggunakan merupakan ukuran yang dapat diandalkan untuk memprediksi pertumbuhan penjualan dan juga keinginan konsumen untuk terus menggunakan dapat didefinisikan berdasarkan perilaku pembelian yang konsisten (Griffin, 2005). Berikut adalah karakteristik dari loyalitas konsumen: 1. Melakukan pembelian berulang secara teratur Konsumen melakukan pembelian secara continue pada suatu produk tertentu. 2. Membeli antar lini produk atau jasa (purchase across product and service lines) Konsumen tidak hanya membeli jasa dan produk utama tetapi konsumen juga membeli lini produk dan jasa dari perusahaan yang sama. 3. Mereferensikan kepada orang lain (Refers other) Dimana konsumen melakukan komunikasi dari mulut ke mulut (word of mouth) berkenaan dengan produk tersebut. 35 4. Menunjukkan kekebalan terhadap tarikan dari pesaing (demonstrates an immunity to the full of the competition) Konsumen menolak untuk menggunakan produk atau jasa alternatif yang ditawarkan oleh pesaing. Indikator dalam menentukan loyalitas pelanggan dapat dibagi menjadi 3 (Antari Setiyawati,2009) yakni: 1. Keinginan untuk melanjutkan berlangganan dalam jangka panjang 2. Kemantapan untuk membeli secara berulang-ulang 3. Merekomendasikan atau menyarankan kepada orang lain 2.6 Perilaku Konsumen Perilaku konsumen pada hakikatnya untuk memahami “Mengapa konsumen melakukan dan apa yang mereka lakukan”. Schiffman dan Kanuk (2008) mengemukakan bahwa studi perilaku konsumen adalah suatu studi mengenai bagaimana seorang individu membuat keputusan untuk mengalokasikan sumber daya yang tersedia (waktu, uang, usaha, dan energi). Konsumen memiliki keragaman yang menarik untuk dipelajari karena ia meliputi seluruh individu dari berbagai usia, latar belakang budaya, pendidikan, dan keadaan sosial ekonomi lainnya. Oleh karena itu, sangatlah penting untuk mempelajari bagaimana konsumen berperilaku dan faktorfaktor apa saja yang mempengaruhi perilaku tersebut. 36 Definisikan perilaku konsumen menurut Kotler dan Keller (2008): Perilaku konsumen adalah studi bagaimana individu, kelompok dan organisasi memilih, membeli, menggunakan dan menempatkan barang, jasa, ide atau pengalaman untuk memuaskan keinginan dan kebutuhan mereka. Definisisi perilaku konsumen menurut Schiffman dan Kanuk (2008): Perilaku konsumen menggambarkan cara individu mengambil keputusan untuk memanfaatkan sumber daya mereka yang tersedia (waktu, uang, usaha) guna membeli barang-barang yang berhubungan dengan konsumsi. Dari dua pengertian tentang perilaku konsumen di atas dapat diperoleh dua hal yang penting, yaitu: (1) sebagai kegiatan fisik dan (2) sebagai proses pengambilan keputusan. Berdasarkan beberapa definisi yang telah disebutkan di atas dapat disimpulkan bahwa perilaku konsumen adalah semua kegiatan, tindakan, serta proses psikologis yang mendorong tindakan tersebut pada saat sebelum membeli, ketika membeli, menggunakan, menghabiskan produk dan jasa setelah melakukan hal-hal di atas atau kegiatan mengevaluasi. 2.6.1 Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen Perilaku konsumen sangat dipengaruhi oleh keadaan dan situasi lapisan masyarakat dimana ia dilahirkan dan berkembang. Ini berarti konsumen berasal dari lapisan masyarakat atau lingkungan yang berbeda akan mempunyai penilaian, kebutuhan, pendapat, sikap, dan selera yang berbedabeda, sehingga pengambilan keputusan dalam tahap pembelian akan 37 dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen menurut Kotler (2008) terdiri dari: 1. Faktor Kebudayaan. Faktor kebudayaan berpengaruh luas dan mendalam terhadap perilaku konsumen. Faktor kebudayaan terdiri dari: budaya, sub-budaya, kelas sosial, 2. Faktor Sosial. Selain faktor budaya, perilaku seorang konsumen dipengaruhi oleh faktor-faktor sosial seperti kelompok acuan, keluarga serta status sosial. 3. Faktor Pribadi. Faktor pribadi yang memberikan kontribusi terhadap perilaku konsumen terdiri dari: usia dan tahap siklus hidup, pekerjaan dan lingkungan ekonomi, gaya hidup, kepribadian dan konsep diri. 4. Faktor Psikologis. Pilihan pembelian seseorang dipengaruhi oleh empat faktor psikologi utama yaitu motivasi, persepsi, pembelajaran, serta keyakinan dan pendirian. 2.7 Kepribadian Konsumen Ada beberapa definisi kepribadian menurut para ahli, antara lain: Definisi menurut Gordon Allport yang dikutip oleh Stephen (2003) mengatakan bahwa kepribadian adalah organisasi dinamik dari sistem-sistem psikologis dalam individu yang menentukan penyesuaiannya yang unikterhadap lingkungannya. Kepribadian dinyatakan sebagai jumlah total 38 dari cara-cara yang ditempuh seorang individu untuk bereaksi terhadap dan berinteraksi dengan yang lain. Definisi menurut Leon Festinger yang dikutip oleh Daft (2003) kepribadian seseorang adalah seperangkat karakter yang mendasari pola perilaku yang relatif stabil pada diri seseorang dalam merespon ide, objek, atau orang lain dalam lingkungannya. Menurut Larsen & Buss (2002) kepribadian merupakan sekumpulan perilaku psikologis dan mekanisme didalam individu yang diorganisasikan, relatif bertahan yang mempengaruhi interaksi dan adaptasi individu didalam lingkungan (meliputi lingkungan intrafisik, fisik dan lingkungan sosial). Tiga karakteristik yang perlu dibahas dalam pembahasan mengenai kepribadian adalah berikut ini. Kepribadian Mencerminkan Perbedaan Antarindividu Kepribadian manusia merupakan kombinasi yang unik dari berbagai factor karakteristik. Hal inilah yang menyebabkan tak ada dua manusia yang sama persis. Mereka mungkin sama dalam satu hal atau beberapa factor dalam kepribadian mereka, namun tidak secara keseluruhan. 39 Kepribadian Bersifat Konsisten dan Berkelanjutan (Enduring) Kepribadian seseorang memiliki kecenderungan untuk bersifat konsisten dan berkelanjutan. Kedua karakteristik ini memudahkan pelaku pemasaran untuk memprediksi perilaku konsumen dengan mempertimbangkan kepribadiannya. Pemasar dapat mengetahui elemen apa dalam kepribadian konsumen yang akan mempengaruhi respons konsumen tertentu sehingga pemasar dapat membidik elemen kepribadian tersebut dalam penerapan strategi pemasarannya. Meskipun kepribadian cenderung stabil, seringkali perilaku konsumen mengalami perubahan dari waktu ke waktu. Hal ini disebabkan oleh factor-faktor lain seperti factor-faktor psikologis, sosiokultural dan lingkungan yang turut mempengaruhi perilaku konsumen. Kperibadian hanyalah salah satu dari berbagai factor yang mempengaruhi perilaku konsumen. Kepribadian Dapat Mengalami Perubahan Di bawah situasi tertentu, kepribadian bisa mengalami perubahan. Perubahan dalam kepribadian seseorang bisa disebabkan oleh berbagai kejadian dalam hidup maupun proses pendewasaan dalam diri manusia seiring dengan bertambahnya 40 usia. Sebagai contoh, kepribadian seseorang mengalami perubahan Karena peristiwa-peristiwa-peristiwa besar, seperti kelahiran, kematian atau perceraian. Contoh lain, seseorang yang telah menginjak masa dewasa memiliki kepribadian yang berbeda dengan ketika berada di masa kanak-kanak. Kepribadian mencerminkan perbedaan individu, karena karakeristik dalam diri yang membentuk kepribadian individu merupakan kombinasi unik berbagai factor, tidak ada dua individu yang betul – betul sama. Walaupun demikian, banyak individu yang mungkin mirip dari sudut karakteristik pribadi, tetapi tidak dari sudut karakteristik pribadi lain. Kepribadian merupakan konsep yang berguna karena memungkinkan kita menggolongkan konsumen ke dalam berbagai kelompok yang berbeda atas dasar satu atau beberapa sifat. Jika setiap orang berbeda dari sudut semua sifat kepribadian, maka tidaklah mungkin mengelompokkan konsumen dalam segmen – segmen, dan sedikit alas an bagi para pemasar untuk mengembangkan produk dam kampanye promosi yang membidik segmen – segmen tertentu. Meskipun kepribadian yang dimiliki seseorang bersifat sangat unik, ada kemungkinan kepribadian antar individu memiliki beberapa kemiripan. Ada dua konsep kepribadian yang ingin dibedakan dalam penelitian ini yaitu antara tipe kepribadian dan variabel penentu (faktor) kepribadian. Tipe kepribadian mengacu pada penggolongan kepribadian dan sementara itu 41 variabel penentu (faktor) kepribadian mengacu kepada pengukurtan suatu variabel yang dianggap menentukan kepribadian. Tipe kepribadian yang paling banyak digunakan dalam penelitian dikemukakan oleh Costa dan McCrae (2003) dengan Big Five Theory yaitu OCEAN sebagai variabel penentu kepribadian. Adapun OCEAN itu adalah: 1. Openess 2. Conscientiousness 3. Extraversion 4. Agreeable 5. Neuroticism Di dalam teori tersebut Costa dan McCrae tidak menggunakan kelima variabel penentu (faktor) kepribadian sebagai tipe penggolongan kepribadian melainkan hanya sebagai pengukur kepribadian. Di lain sisi Renee Baron dan Elizabeth Wagele (2005) kepribadian seseorang dibagi dalam 9 tipe yaitu 1. Perfeksionis Orang dengan tipe ini termotivasi oleh kebutuhan untuk hidup dengan benar, memperbaiki diri sendiri dan orang lain dan menghindari marah. 2. Penolong Tipe kedua dimotivasi oleh kebutuhan untuk dicintai dan dihargai, mengekspresikan perasaan positif pada orang lain, dan menghindari kesan membutuhkan. 42 3. Pengejar Prestasi Para pengejar prestasi termotivasi oleh kebutuhan untuk menjadi orang yang produktif, meraih kesuksesan, dan terhindar dari kegagalan. 4. Individualis Orang tipe individualis termotivasi oleh kebutuhan untuk memahami perasaan diri sendiri serta dipahami orang lain, menemukan makna hidup, dan menghindari citra 5. Pemikir Orang tipe ini termotivasi oleh kebutuhan untuk mengetahui segala sesuatu dan alam semesta, merasa cukup dengan diri sendiri dan menjaga jarak, serta menghindari kesan bodoh atau tidak memiliki jawaban. 6. Pencemas Orang tipe 6 termotivasi oleh kebutuhan untuk mendapatkan persetujuan, merasa diperhatikan, dan terhindar dari kesan pemberontak. 7. Petualang Tipe 7 termotivasi oleh kebutuhan untuk merasa bahagia serta merencanakan hal-hal menyenangkan, memberi sumbangsih pada dunia, dan terhindar dari derita dan 8. Pemimpin Tipe pejuang termotivasi oleh kebutuhan untuk dapat mengandalkan diri sendiri, kuat, memberi pengaruh pada dunia, dan terhindar dari kesan lemah. 9. Pendamai 43 Para pendamai dimotivasi oleh kebutuhan untuk menjaga kedamaian, menyatu dengan orang lain dan menghindari konflik. Brigg Myers dalam Saeful dan Sandi (2009) mengembangkan 4 indikator penentu kepribadian menjadi 16 jenis kepribadian. Teori ini lebih dikenal dengan Myers-Brigg Type Indicator. MBTI ini dijelaskan melalui gambar berikut. Gambar 2.1 MBTI (Myers-Brigg Type Indicator) Horney mengemukakan bahwa para individu dikelompokkan ke dalam 3 golongan kepribadian sebagai berikut (Yunita Zakiah, 2013): Individu yang patuh adalah mereka yang ingin mendekati orang lain (mereka ingin disayangi, dibutuhkan, dan diharapkan. Individu yang agresif adalah mereka yang ingin menjauhi orang lain (mereka ingin mengungguli dan dikagumi) 44 Individu yang ingin lepas adalah mereka yang ingin lepas dari orang lain yang dulu berhubungan dengan dirinya (mereka menginginkan kebebasan, kepracayaan diri, mencukupi kebutuhan sendiri, dan bebas dari kewajiban) Psikografi perkotaan Indonesia a. Affluent: pekerja keras, PD, suka inovasi, proaktif dan berani resiko b. Achievers: sama seperti diatas tapi tidak suka diperhatikan c. Anxious: followers tapi ambisius d. Loners: menyendiri e. Socialite: suka bergaul dan impulsive f. Pusher: ingin mendominasi g. Attention seekers: cari perhatian h. Pleasure seekers: cari mudahnya, suka tern dan individualistik Dengan demikian jelaslah bahwa ada tipe kepribadian seperti yang diungkapkan Renee Baron dan Horney dan ada faktor penentu tipe kepribadian seperti yang diungkapkan oleh Costa dan McCrae. Di dalam penelitian ini yang digunakan adalah faktor penentu kepribadian. Horney melakukan penggolongan tipe kepribadian, namun Horney menggunakan faktor penentu kepribadian dalam penggolongan tersebut. Faktor penentu kepribadian tersebut merupakan indikato pengukuran yang telah divalidasi dalam penelitiannya. 45 Di dalam penelitian ini menggunakan dua faktor penentu kepribadian yang dkemukakan oleh Horney. Dan sattu faktor penentu kepribadian lainnya dikemukakan oleh Renee Baron dan Elizabeth Wagele. Faktor penentu kepribadian dalam penelitian ini dipilih hanya yang relevan untuk penelitian ini. Faktor penentu kepribadian yang relevan itu adalah adalah agresif, ingin lepas dan individualis. 2.7.1 Indikator konsumen yang agresif Agresif sebagai penentu kepribadian telah dibicarakan sebelumnya oleh Horney dan M.B Stein etc. di dalam penelitiannya. Agresif juga dikenal sebagai konsumen yang ingin mendominasi. Sifat dominan ini dikarenakan oleh konsumen dengan sifat ini ingin merasa menguasai keadaan dan ingin unggul di berbagai aspek. Kepribadian tipe A adalah keterlibatan secara agresif dalam perjuangan terus-menerus untuk mencapai lebih banyak dalam waktu yang lebih sedikit dan melawan upaya-upaya yang menentang dari orang atau hal lain. Dalam kultur Amerika Utara, karakteristik ini cenderung dihargai dan dikaitkan secara positif dengan ambisi dan perolehan barang-barang material yang berhasil. Karakteristik tipe A adalah: selalu bergerak, berjalan, dan makan cepat; merasa tidak sabaran; berusaha keras untuk melakukan atau memikirkan dua hal pada saat yang bersamaan; 46 tidak dapat menikmati waktu luang; terobsesi dengan angka-angka, mengukur keberhasilan dalam bentuk jumlah hal yang bisa mereka peroleh. 2.7.2 Indikator Konsumen yang Ingin Lepas Konsumen yang ingin lepas atau independent juga telah dipakai dalam penelitian Horney dan Brigg Myers. Seperti yang telah dibahas pada subbab sebelumnya mengenai kepribadian konsumen, telah disampaikan bahwa konsumen dengan kepribadian yang ingin lepas memiliki beberapa indikator yakni: 1. Menginginkan kebebasan 2. Memiliki rasa percaya diri yang tinggi 3. Merasa mencukupi kebutuhannya sendiri atau tidak bergantung pada orang lain 4. Merasa bebas dari kewajiban 2.7.3 Indikator Konsumen Individualis Individualis sebagai faktor penentu kepribadian telah digunakan dalam penelitians ebelumnya oleh Renee Baron dan Elizabeth Wagele. Individualis dapat diartikan bahwa individu adalah pusat dari individu tersebut, bukan orang lain, bukan lingkungan sosialnya. Lingkungan sosial dipandang sebagai penyokong individu. Rasa Seorang individualist yang membuat semuanya, 47 lingkungan sosialnya sekitarnya berpusat padanya. Dan membuat dirinya sebagai pusat dirinya sendiri serta membiarkan orang-orang disekitar berpusat pada diri mereka sendiri. Adapun indiaktor dari konsumen individualistik adalah: 1. Tidak perduli terhadap orang lain 2. Mementingkan diri sendiri 3. Merasa memegang kendali 4. Selalu merasa benar 2.8 Urgency Seseorang dalam keadaan urgent akan cenderung melaksanakan kegiatan yang menurutnya lebih penting dan mempunya tenggat waktu terdekat (Robert, A. Roe,Mary J. Etc., 2008). Mereka menganggap bahwa waktu adalah musuh utama mereka. Hal ini dikarenakan bahwa waktu adalah yang meletakkan mereka ke dalam posisi atau keadaan yang urgent. Seseorang dalam keadaan urgent akan cenderung lebih aktif dibandingkan seseorang yang tidak mengalami keadaan urgent. Orang yang ada dalam keadaan urgent akan mengukur segalanya menggunakan waktu yang mereka miliki. Mereka akan cenderung mengukur waktu mereka dan melihat seberapa banyak waktu yang mereka miliki untuk melakukan kegiatan lain. 48 2.8.1 Indikator Urgency Indikator yang dapat digunakan untuk mengukur keadaan urgent seseorang menurut Robert, A. Roe,Mary J. Etc., (2008) adalah: 1. Memiliki banyak jadwal kegiatan yang harus diselesaikan dalam waktu tertentu. 2. Melaksanakan kegiatan yang memiliki tenggat waktu paling cepat. 3. Selalu mengukur dan memeriksa waktu yang mereka miliki. 4. Menciptakan tenggat waktu sendiri (di luar tenggat waktu yang ditentukan) dalam melaksanakan sesuatu.