1 bab i pendahuluan

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Keuangan dan pembiayaan merupakan salah satu sumber daya
yang secara lansung menyongkon dan menunjang kreatifitas dan juga
efisiensi dalam pengelolaan pendidikan. Hal tersebut juga dituntut ke
sekolah-sekolah agar mampu untuk merencanakan, melaksanakan dan
mengevaluasi serta mempertanggungjawabkan pengelolaan dana secara
transparan dan accountable baik kepada masyarakat maupun pemerintah.
Dalam penyelenggaraan pendidikan, keuangan dan pembiayaan
merupakan potensi yang sangat menentukan dan merupakan bagian yang
tak terpisahkan dalam kajian manajemen pendidikan. Komponen keuangan
dan pembiayaan pada suatu sekolah merupakan komponen produksi yang
menentukan terlaksananya kegiatan belajar-mengajar di sekolah bersama
dengan komponen-komponen yang lain. Dengan kata lain setiap kegiatan
yang dilakukan sekolah memerlukan biaya, baik itu disadari maupun yang
tidak disadari. Komponen keuangan dan pembiayaan ini perlu dikelola
sebaik-baiknya, agar dana-dana yang ada dapat dimanfaatkan secara
optimal untuk menunjang tercapainya tujuan pendidikan. Hal ini penting,
terutama
dalam
memberikan
rangka
kewenangan
MBS
(Manajemen
kepada
sekolah
Berbasis
Sekolah),
yang
untuk
mencari
dan
memanfaatkan berbagai sumber dana sesuai dengan kebutuhan masingmasing sekolah karena pada umumnya dunia pendidikan selalu dihadapkan
pada masalah keterbatasan dana, apa lagi dalm kondisi krisis pada
sekarang ini.
1
BAB II
PEMBAHASAN
1. Manajemen Keuangan Pendidikan
Manajemen keuangan merupakan salah satu substansi manajamen
sekolah yang akan turut menentukan berjalannya kegiatan pendidikan di
sekolah. Sebagaimana yang terjadi di substansi manajemen pendidikan
pada umumnya, kegiatan manajemen keuangan dilakukan melalui proses
perencanaan,
pengorganisasian,
pengarahan,
pengkoordinasian,
pengawasan atau pengendalian.
Beberapa
kegiatan
manajemen
keuangan
yaitu
memperoleh
dan
menetapkan sumber-sumber pendanaan, pemanfaatan dana, pelaporan,
pemeriksaan dan pertanggungjawaban (Lipham, 1985; Keith, 1991)
Menurut Depdiknas
(2000)
bahwa manajemen keuangan merupakan
tindakan pengurusan/ketatausahaan keuangan yang meliputi pencatatan,
perencanaan, pelaksanaan, pertanggungjawaban dan pelaporan
Dengan
demikian, manajemen keuangan sekolah dapat diartikan sebagai rangkaian
aktivitas mengatur keuangan sekolah mulai dari perencanaan, pembukuan,
pembelanjaan, pengawasan dan pertanggung-jawaban keuangan sekolah.
1.1 Tujuan Manajemen Keuangan Sekolah
Melalui kegiatan manajemen keuangan maka kebutuhan pendanaan
kegiatan
sekolah
dapat
direncanakan,
diupayakan
pengadaannya,
dibukukan secara transparan, dan digunakan untuk membiayai pelaksanaan
program sekolah secara efektif dan efisien. Untuk itu tujuan manajemen
keuangan adalah:
1) Meningkatkan efektivitas dan efisiensi penggunaan keuangan sekolah
2) Meningkatkan akuntabilitas dan transparansi keuangan sekolah
3) Meminimalkan penyalahgunaan anggaran sekolah
2
Untuk mencapai tujuan tersebut, maka dibutuhkan kreativitas kepala
sekolah
dalam
menggali
sumber-sumber
dana,
menempatkan
bendaharawan yang menguasai dalam pembukuan dan pertanggungjawaban keuangan serta memanfaatkannya secara benar sesuai peraturan
perundangan yang berlaku.
1.2 Prinsip-Prinsip Manajemen Keuangan
Manajemen
keuangan
sekolah
perlu
memperhatikan
sejumlah
prinsip. Undang-undang No 20 Tahun 2003 pasal 48 menyatakan bahwa
pengelolaan dana pendidikan berdasarkan pada prinsip keadilan, efisiensi,
transparansi, dan akuntabilitas publik. Disamping itu prinsip efektivitas juga
perlu mendapat penekanan. Berikut ini dibahas masing-masing prinsip
tersebut, yaitu transparansi, akuntabilitas, efektivitas, dan efisiensi.
a) Transparansi
Transparan
berarti
adanya
keterbukaan.
Transparan
di
bidang
manajemen berarti adanya keterbukaan dalam mengelola suatu kegiatan.
Di lembaga pendidikan, bidang manajemen keuangan yang transparan
berarti
adanya
keterbukaan
dalam
manajemen
keuangan
lembaga
pendidikan, yaitu keterbukaan sumber keuangan dan jumlahnya, rincian
penggunaan,
dan
pertanggungjawabannya
harus
jelas
sehingga
bisa
memudahkan pihak-pihak yang berkepentingan untuk mengetahuinya.
Transparansi keuangan sangat diperlukan dalam rangka meningkatkan
dukungan orangtua, masyarakat dan pemerintah dalam penyelenggaraan
seluruh program pendidikan di sekolah. Disamping itu transparansi dapat
menciptakan kepercayaan timbal balik antara pemerintah, masyarakat,
orang tua siswa dan warga sekolah melalui penyediaan informasi dan
menjamin kemudahan di dalam memperoleh informasi yang akurat dan
memadai.
Beberapa informasi keuangan yang bebas diketahui oleh semua
warga sekolah dan orang tua siswa misalnya rencana anggaran pendapatan
dan belanja sekolah (RAPBS) bisa ditempel di papan pengumuman di ruang
guru atau di depan ruang tata usaha sehingga bagi siapa saja yang
membutuhkan informasi itu dapat dengan mudah mendapatkannya.
3
Orang tua siswa bisa mengetahui berapa jumlah uang yang diterima
sekolah dari orang tua siswa dan digunakan untuk apa saja uang itu.
Perolehan informasi ini menambah kepercayaan orang tua siswa terhadap
sekolah.
b) Akuntabilitas
Akuntabilitas adalah kondisi seseorang yang dinilai oleh orang lain
karena
kualitas
performansinya
dalam
menyelesaikan
tugas
untuk
mencapai tujuan yang menjadi tanggung jawabnya. Akuntabilitas di dalam
manajemen
keuangan
berarti
penggunaan
uang
sekolah
dapat
dipertanggungjawabkan sesuai dengan perencanaan yang telah ditetapkan.
Berdasarkan perencanaan yang telah ditetapkan dan peraturan yang
berlaku maka pihak sekolah membelanjakan uang secara bertanggung
jawab. Pertanggungjawaban dapat dilakukan kepada orang tua, masyarakat
dan pemerintah. Ada tiga pilar utama yang menjadi prasyarat terbangunnya
akuntabilitas, yaitu : (1) adanya transparansi para penyelenggara sekolah
dengan menerima masukan dan mengikutsertakan berbagai komponen
dalam mengelola sekolah , (2) adanya standar kinerja di setiap institusi
yang dapat diukur dalam melaksanakan tugas, fungsi dan wewenangnya,
(3) adanya partisipasi untuk saling menciptakan suasana kondusif dalam
menciptakan pelayanan masyarakat dengan prosedur yang mudah, biaya
yang murah dan pelayanan yang cepat
c) Efektivitas
Efektif seringkali diartikan sebagai pencapaian tujuan yang telah
ditetapkan. Garner(2004) mendefinisikan efektivitas lebih dalam lagi,
karena sebenarnya efektivitas tidak berhenti sampai tujuan tercapai tetapi
sampai pada kualitatif hasil yang dikaitkan dengan pencapaian visi lembaga.
Effectiveness ”characterized by qualitative outcomes”. Efektivitas lebih
menekankan pada kualitatif outcomes. Manajemen keuangan dikatakan
memenuhi
prinsip
efektivitas
kalau
kegiatan
yang
dilakukan
dapat
mengatur keuangan untuk membiayai aktivitas dalam rangka mencapai
tujuan lembaga yang bersangkutan dan kualitatif outcomes-nya sesuai
dengan rencana yang telah ditetapkan.
4
d) Efisiensi
Efisiensi berkaitan dengan kuantitas hasil suatu kegiatan.
Efficiency
”characterized by quantitative outputs” (Garner,2004). Efisiensi adalah
perbandingan yang terbaik antara masukan (input) dan keluaran (out put)
atau antara daya dan hasil. Daya yang dimaksud meliputi tenaga, pikiran,
waktu, biaya. Perbandingan tersebut dapat dilihat dari dua hal:
1) Dilihat dari segi penggunaan waktu, tenaga dan biaya:
Kegiatan dapat dikatakan efisien kalau penggunaan waktu,
tenaga dan biaya yang sekecil-kecilnya dapat mencapai hasil yang
ditetapkan. Ragam efisiensi dapat dijelaskan melalui hubungan
antara penggunaan waktu, tenaga, biaya dan hasil yang diharapkan.
2) Dilihat dari segi hasil :
Kegiatan dapat dikatakan efisien kalau dengan penggunaan
waktu, tenaga dan biaya tertentu memberikan hasil sebanyakbanyaknya baik kuantitas maupun kualitasnya.
Tingkat
efisiensi
dan
efektivitas
terselenggaranya pelayanan terhadap
yang
tinggi
memungkinkan
masyarakat secara memuaskan
dengan menggunakan sumber daya yang tersedia secara optimal dan
bertanggung jawab.
2. Manajemen Keuangan Sekolah
Setiap unit kerja selalu berhubungan dengan masalah keuangan,
demikian pula sekolah. Persoalan yang menyangkut keuangan sekolah pada
garis besarnya berkisar pada: uang Sumbangan Pembinaan Pendidikan
(SPP), uang kesejahteraan personel dan gaji serta keuangan yang
berhubungan langsung dengan penyelenggaraan sekolah seperti perbaikan
sarana dan sebagainya.
5
2.1 Sumber Keuangan dan Pembiayaan Sekolah
Lalu apa-apa saja sumber keuangan dan pembiayaan pada sekolahsekolah dalam upaya penyelenggaraan pendidikan? Sumber keuangan dan
pembiayaan pada suatu sekolah secara garis besar dapat dikelompokkan
atas tiga sumber, yaitu :
 Pemerintah;
Dalam hal ini baik pemerintah pusat, daerah maupun kedua-duanya,
yang bersifat umum atau khusus dan diperuntukkan bagi kepentingan
pendidikan.
 Orang tua atau peserta didik;
 Masyarakat;
Baik mengikat maupun tidak mengikat. Berkaitan dengan peneriman
keuangan dari orang tua dan masyarakat ditegaskan dalam Undang-Undang
no. 20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional bahwa karena
keterbatasan kemampuan pemerintah dalam pemenuhan kebutuhan dana
pendidikan, tanggung jawab atas pemenuhan dana pendidikan merupakan
tanggung jawab bersama antara pemerintah,masyarakat dan orang tua.
Adapun dimensi pengeluaran meliputi :
 Biaya Rutin
Biaya rutin adalah biaya yang harus dikeluarkan dari tahun ke tahun,
seperti gaji pegawai (guru dan non guru), serta biaya operasional, biaya
pemeliharaan gedung, fasilitas dan alat-alat pengajaran (barang-barang
habis pakai).
 Biaya Pembangunan
Contoh biaya pembangunan ialah misalnya, biaya pembelian atau
pengembangan tanah, pembangunan gedung, perbaikan atau rehab gedung,
penambahan furnitur, serta biaya atau pengeluaran lain unutk barangbarang yang tidak habis pakai. Dalam implementasi MBS, manajemen
komponen keuangan harus dilaksanakan dengan baik dan teliti mulai dari
tahap penyusunan anggaran, penggunaan, sampai pengawasan dan
pertanggungjawaban sesuai dengan ketentuan yang berlaku agar semua
dana sekolah benar-benar dimanfaatkan secara efektif, efisien, tidak ada
kebocoran-kebocoran, serta bebas dari penyakit korupsi, kolusi dan
nepotisme.
6
2.2 Komponen Utama Manajemen Keuangan
Komponen utama dalam manajemen keuangan yaitu :
 Prosedur anggaran;
 Prosedur akuntansi keuangan;
 Pembelajaran, pergudangan dan prosedur pendistribusian;
 Prosedur investasi; dan
 Prosedur pemeriksaan.
Dalam pelaksanaannya manajemen keuangan
ini menganut azas
pemisahan tugas antara fungsi otorisator, ordonator dan bendaharawan.
Otorisator adalah pejabat yang diberi wewenang untuk mengambil tindakan
yang mengakibatkan penerimaan dan pengeluaran anggaran. Ordonator
adalah pejabat yang berwenang melakukan pengujian dan memerintahkan
pembayaran atas segala tindakan yang dilakukan berdasarkan otorisasi
yang
telah
ditetapkan.
Adapun
bendaharawan
adalah
pejabat
yang
berwenang melakukan penerimaan, penyimpanan dan pengeluaran uang
atau surat-surat berharga lainnya yang dapat dinilai dengan uang serta
diwajibkan membuat perhitungan dan pertanggungjawaban.
Kepala sekolah dalam hal ini, sebagai manajer, berfungsi sebagai
otorisator,
dan
dilimpahi
fungsi
ordonator
untuk
memerintahkan
pembayaran. Namun, tidak dibenarkan melaksanakan fungsi bendaharawan
karena berkewajiban melakukan pengawasan kedalam. Bendaharawan,
disamping mempunyai fungsi-fungsi bendaharawan, juga dilimpahi fungsi
ordonator untuk menguji hak atas pembayaran.
2.3 Prinsip-Prinsip Pengelolaan Keuangan Pendidikan
Penggunaan anggaran dan keuangan, dari sumber manapun, apakah itu
dari pemerintah ataupun dari masyarakat perlu didasarkan prinsip-prinsip
umum pengelolaan keuangan sebagai berikut:
 Hemat, tidak mewah, efisien dan sesuai dengan kebutuhan teknis
yang disyaratkan
 Terarah dan terkendali sesuai dengan rencana, program/ kegiatan.
7
 Terbuka dan transparan, dalam pengertian dari dan untuk apa
keuangan
lembaga
tersebut
perlu
dicatat
dan
dipertanggung
jawabkan serta disertai bukti penggunaannya.
 Sedapat mungkin menggunakan kemampuan/ hasil produksi dalam
negeri sejauh hal ini dimungkinkan.
Implementasi
prinsip-prinsip
keuangan
diatas
pada
pendidikan,
khususnya dilingkungan sekolah dan keserasian antara pendidikan dalam
keluarga, dalam sekolah, sekolah dan dalam masyarakat, maka untuk
sumber dana sekolah, sekolah itu tidak hanya diperoleh dari anggaran dan
fasilitas dari pemerintah atau penyandang dana tetap saja, tetapi dari
sumber dan dari ketiga komponen di atas.
Untuk itu disekolah sebenarnya juga perlu dibentuk organisasi orang tua
siswa yang implementasinya dilakukan dengan membentuk komite sekolah.
Komite tersebut beranggotakan wakil wali siswa, tokoh masyarakat,
pengelola, wakil pemerintah dan wakil ilmuwan/ ulama diluar sekolah dan
dapat juga memasukkan kalangan dunia usaha dan industri.
Selanjutnya pihak sekolah bersama komite atau majelis sekolah pada
setiap awal tahun anggaran perlu bersama-sama merumuskan RAPBS
sebagai acuan bagi pengelola sekolah dalam melaksanakan manajemen
keuangan yang baik.
2.4 RAPBS
Anggaran adalah rencana yang diformulasikan dalam bentuk rupiah
dalam jangka waktu atau periode tertentu, serta alokasi sumber-sumber
kepada setiap bagian kegiatan. Anggaran memiliki peran penting didalam
perencanaan, pengendalian dan evaluasi kegiatan yang dilakukan sekolah.
Maka seorang penanggung jawab program kegiatan disekolah harus
mencatat
anggaran
serta
melaporkan
realisasinya
sehingga
dapat
dibandingkan selisih antara anggaran dengan pelaksanaan serta melakukan
tindak lanjut untuk perbaikan.
8
Ada dua bagian pokok anggaran yang harus diperhatikan dalam
penyusunan RAPBS, yaitu:
1) Rencana sumber atau target penerimaan/ pendapatan dalam satu
tahun
yang
bersangkutan,
termasuk
didalamnya
keuangan
bersumber dari:
 kontribusi orang tua siswa,
 sumbangan dari individu atau organisasi,
 sumbangan dari pemerintah,
 dari hasil usaha
2) Rencana
penggunaan
keuangan
dalam
satu
tahun
yang
bersangkutan, semua penggunaan keuangan sekolah dalam satu
tahun anggaran perlu direncanakan dengan baik agar kehidupan
sekolah dapat berjalan dengan baik.
a. Langkah-langkah Penyusunan RAPBS
Suatu hal yang perlu diperhatikan dalam penyusunan RAPBS adalah harus
menerapkan prinsip anggaran berimbang, artinya rencana pendapatan dan
pengeluaran
harus
berimbang
diupayakan
tidak
terjadi
anggaran
pendapatan minus. Dengan anggaran berimbang tersebut maka kehidupan
sekolah akan menjadi solid dan benar-benar kokoh dalam hal keuangan,
maka
sentralisasi
pengelolaan
keuangan
perlu
difokuskan
pada
bendaharawan sekolah, dalam rangka untuk mempermudah pertanggung
jawaban keuangan.
Penyusunannya hendaknya mengikuti langkah-langkah sebagai berikut:
a) Menginventarisasi rencana yang akan dilaksanakan
b) Menyusun rencana berdasarkan skala prioritas pelaksanaannya
c) Menentukan program kerja dan rincian program
d) Menetapkan kebutuhan untuk pelaksanaan rincian program
e) Menghitung dana yang dibutuhkan
f) Menentukan sumber dana untuk membiayai rencana
9
Rencana tersebut setelah dibahas dengan pengurus dan komite sekolah,
maka selanjutnya ditetapkan sebagai anggaran pendapatan dan belanja
sekolah (APBS). Pada setiap anggaran yang disusun perlu dijelaskan apakah
rencana anggaran yang akan dilaksanakan merupakan hal baru atau
kelanjutan
atas
kegiatan
yang
telah
dilaksanakan
dalam
periode
sebelumnya dengan menyebut sumber dana sebelumnya.
Dalam
setiap
anggaran
yang
disusun
untuk
kegiatan-kegiatan
dilingkungan sekolah, paling tidak harus memuat 6 hal atau informasi
sebagai berikut:
a) Informasi rencana kegiatan: sasaran, uraian rencana kegiatan,
penanggung jawab, rsencana baru atau lanjutan.
b) Uraian kegiatan program, program kerja, rincian program
c)
Informasi kebutuhan:
barang/
jasa yang dibutuhkan,
volume
kebutuhan
d)
Data kebutuhan harga satuan, jumlah biaya yang dibutuhkan untuk
seluruh volume kebutuhan
e) Jumlah anggaran: jumlah anggaran untuk masing-masing rincian
program, program, rencana kegiatan, dan total anggaran untuk
seluruh rencana kegiatan
f)
Sumber dana: total sumber dana, masing-masing sumber dana
yang mendukungpembiayaan program.
b. Realisasi APBS
Dalam pelaksanaan kegiatan, jumlah yang realisasikan bisa terjadi tidak
sama dengan rencana anggarannya, bisa kurang atau lebih dari jumlah
yang telah dianggarkan. Ini dapat terjadi karena beberapa sebab:
a) Adanya efisiensi atau inefisiensi pengeluaran
b) Terjadinya penghematan atau pemborosan
c) Pelaksanaan kegiatan
diprogramkan
yang
tidak
sesuai
dengan
yang
telah
10
d) Adanya perubahan harga yang tidak terantisipasi
e) Penyusunan anggaran yang kurang tepat
2.5 Pertanggung Jawaban Keuangan Sekolah
Semua pengeluaran keuangan sekolah dari sumber manapun harus
dipertanggung jawabkan, hal tersebut merupakan bentuk transparansi
dalam pengelolaan keuangan. Namun demikian prinsip transparansi dan
kejujuran dalam pertanggung jawaban tersebut harus tetap dijunjung
tinggi. Dalam kaitan dengan pengelolaan keuangan tersebut, yang perlu
diperhatikan oleh bendaharawan adalah:
1. Pada setiap akhir tahun anggaran, bendara harus membuat laporan
keuangan kepada komite sekolah untuk dicocokkan dengan RAPBS
2. laporan keuangan tersebut harus dilampiri bukti-bukti pengeluaran
yang ada
3. kwitansi atau bukti-bukti pembelian atau bukti penerimaan dan bukti
pengeluaran lain
4. Neraca keuangan juga harus ditunjukkan untuk diperiksa oleh tim
pertanggung jawaban keuangan dari komite sekolah
11
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Keuangan dan pembiayaan merupakan salah satu sumber daya yang
secara lansung menyongkon dan menunjang kreatifitas dan juga efisiensi
dalam
pengelolaan
pendidikan.
Dalam
penyelenggaraan
pendidikan,
keuangan dan pembiayaan merupakan potensi yang sangat menentukan
dan merupakan bagian yang tak terpisahkan dalam kajian manajemen
pendidikan. Komponen keuangan dan pembiayaan pada suatu sekolah
merupakan komponen produksi yang menentukan terlaksananya kegiatan
belajar-mengajar di sekolah bersama dengan komponen-komponen yang
lain. Lebih jauh lagi penggunaan anggaran dan keuangan, dari sumber
manapun, apakah itu dari pemerintah ataupun dari masyarakat perlu
didasarkan prinsip-prinsip umum pengelolaan keuangan sekolah, sehingga
penggunaan dana tersebut digunakan secara tepat sasaran, transparan
serta efektif serta efisien.
12
Daftar Pustaka
Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah. 2007. Bandung. Remaja Rosda
Karya.Suryobroto, Manajemen Pendidikan Di Sekolah, 2004, Jakarta, Rineka Cipta.
www.AKHMADSUDRAJATTENTANGPENDIDIKAN.htm
www.Imronfauzi.wordpress.com.htm
13
Download