Proceeding Seminar Nasional Tahunan Teknik Mesin XIV (SNTTM XIV) Banjarmasin, 7-8 Oktober 2015 KAJIAN PENGGUNAAN METODA TAGUCHI PADA PROSES PEMBENTUKAN KOMPOSIT TEHADAP SIFAT MEKANIK BAHAN Yovial1,a,*, Duskiardi2, Hendra S3, Puba P4, Rhadinos5 1,2,3,4,5 Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknologi Industri Universitas Bung Hatta Kampus III, Jalan Gajah Mada 19, Gng Pangilun, Padang. a email:[email protected] Abstrak Sejak beberapa dekade, bahan polimer komposit dengan berbagai macam pengisi telah mendapat perhatian yang meluas untuk dihasilkan, terutama yang memiliki kegunaan praktis. Proses pembuatan komposit itu sendiri dipengaruhi oleh berbagai parameter yang berdampak pada sifat mekanik bahan. Penelitian ini bertujuan mengkaji proses pembentukan komposit yang optimum dengan menggunakan metoda Taguchi. Rambut jagung dan serat kelapa sawit digunakan sebagai pengisi komposit dan resin poliester sebagai matriks. Parameter yang dianggap berpengaruh dipilih sebagai faktor, masing-masing dengan tiga level, yaitu komposisi bahan, panjang serat dan jumlah katalis. Metoda Taguchi dengan susunan L9 digunakan untuk memprediksi hasil kajian berdasarkan nilai tegangan dan harga impak. Analisa terhadap metode Taguchi dilakukan dengan menggunakan software Minitab. Hasil pengujian menunjukkan bahwa jumlah katalis yang optimum diperoleh sebesar 2 ml, sedangkan komposisi bahan dan panjang serat pengisi optimum yang diperoleh menunjukkan perbedaan pada masing-masing jenis pengisi yaitu, sebesar 40% dan 12 cm untuk rambut jagung dan 50% dan 2cm untuk serat kelapa sawit. Kata kunci: TAGUCHI, KOMPOSIT, RAMBUT JAGUNG, SERAT KELAPA SAWIT. Pendahuluan Pada dasarnya peranan pengikat (matriks) pada komposit polimer adalah untuk meningkatkan kekuatan dan menstabilkan geometri. Oleh karena itu dalam proses pembuatan komposit, polimer juga merupakan faktor yang memberi efek kepada kemampuan bahan. Komposit dari termoplastik lebih banyak digunakan dalam kajian, dibanding termoset, karena termoplastik mudah diperoleh dan dibentuk [1,2]. Selain itu, kelemahan termoset terletak pada biaya yang tinggi, memerlukan bahan dan teknik pembuatan khusus, seperti cetakan bubur, penyusupan uap kimia dan praproses pembuatan lain [3]. Untuk menghasilkan atau membentuk komposit bermatrik termoset diperlukan reaksi kimia untuk kestabilan geometri ketika proses pembentukan dilakukan. Sedangkan, bahan termoplastik lebih mudah dan hanya melibatkan perubahan fisik bahan [4]. Oleh karena itu, parameter proses pembentukan yang optimum perlu dipilih dan ditentukan untuk komposit polimer yang hendak dibentuk. Penggunaan gabungan set parameter yang sesuai akan mempengaruhi struktur akhir komposit polimer. Kajian ini bertujuan untuk menentukan parameter proses pembentukan komposit polimer yang optimum dengan menggunakan metoda Taguchi. W.E. Deming mengatakan bahwa kualitas produk 85% dipengaruhi oleh proses pembentukan dan 15% oleh faktor pekerja [5,6]. Metoda Taguchi sesuai digunakan apabila terdapat banyak parameter serta interaksi antara parameter yang mempengaruhi hasil eksperimen.. Metoda ini juga dapat mengurangi waktu keseluruhan eksperimen [7,8,9]. Metodologi Material. Dua jenis pengisi dari bahan yang berbeda digunakan dalam penelitian ini, yaitu serat buah kelapa sawit dan serat rambut jagung seperti Gambar 1. Polimer dari jenis resin Poliester digunakan sebagai pengikat. Preparasi. Jumlah pengisi berbeda disiapkan berdasar berat masing-masing, yaitu 30%, 40% dan 50% berat komposit. Serat kelapa sawit divariasikan dengan panjang 1, 2 dan 3 cm, sementara serat rambut jagung divariasikan mengikuti panjang spesimen uji Material 48 Proceeding Seminar Nasional Tahunan Teknik Mesin XIV (SNTTM XIV) Banjarmasin, 7-8 Oktober 2015 tarik, yaitu 1/4 (3 cm), ½ (6 cm) dan panjang penuh spesimen (12 cm). Jumlah katalis divariasikan 1 ml, 2 ml dan 3 ml. Cetakan disiapkan untuk pembuatan spesimen sesuai standard ASTM, seperti Gambar 2. Proses Pembentukan. Komposit polimer dengan komposisi dan jenis pengisi yang berbeda dibuat dengan menggunakan metoda sederhana hand lay-up. Parameter proses yang dipilih adalah perbandingan komposisi, panjang serat dan jumlah katalis yang diperlukan untuk membekukan resin. yang mempengaruhi sifat-sifat akhir produk. Dengan menggunakan rasio S/N dan analisis ANOVA, gabungan parameter proses yang optimum bisa diprediksi. Tabel 1 Tabel Ortogonal array Spesimen uji tarik dan impak No . Sp esi Me n 1 Gambar 1. (a) Serat rambut jagung dan (b) Serat buah kelapa sawit Komposisi (% wt) Panjang Serat (cm) A D B C √ 2 √ 3 √ E F √ Katalis (ml) G H I √ √ √ √ 4 √ 5 √ 6 √ √ √ √ √ √ √ 7 √ 8 √ 9 √ √ √ √ √ √ √ √ Rasio S/N yang digunakan pada eksperimen ini adalah berdasarkan pada yang terbesar terbaik (Larger is Better) berikut: Gambar 2. (a) Spesimen Uji tarik ASTM D3039 dan (b) spesimen uji impak ASTM E-23 Taguchi. Metoda Taguchi dengan susunan ortogonal L9 digunakan untuk mendesign eksperimen, seperti ditunjukkan pada Tabel 1. Setiap spesimen dibuat 3 buah untuk mendapatkan nilai yang lebih baik dan diambil nilai rata-ratanya. Menurut Montgomery, untuk memperoleh produk yang variabilitasnya kecil, perlu dilakukan pengulangan eksperimen sedikitnya dua kali, dengan tujuan agar keragamannya dapat dihitung [10]. Dalam metoda Taguchi, parameter design lebih signifikan jika pengaruhnya lebih besar dibanding ralat pengujian melalui metoda stastitik analisis variant (ANOVA). Untuk mengoptimumkan parameter, kesimpulan eksperimen kemudian diberikan dalam bentuk rasio S/N (Signal-tonoise ratio). ANOVA juga bisa digunakan untuk menentukan kontribusi setiap faktor ⁄ ( ∑ Y ) dan semua data yang diperoleh dianalisa dengan menggunakan program Minitab statistical software 15. Hasil dan Pembahasan Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa kondisi spesimen uji tarik Taguchi yang optimum untuk pengisi serat buah kelapa sawit, akan diperoleh pada spesimen C (komposisi 50%) E (Panjang serat 2cm) H (katalis 2ml). Sedangkan, kondisi spesimen uji impak Taguchi yang optimum akan diberikan oleh spesimen B (komposisi 40%) F (Panjang serat 3cm) G (katalis 1 ml). Design dari kondisi optimum tersebut ditunjukkan pada Gambar 3 dan Gambar 4. Material 48 Proceeding Seminar Nasional Tahunan Teknik Mesin XIV (SNTTM XIV) Banjarmasin, 7-8 Oktober 2015 Grafik 5 Plot rasio S/N uji tarik spesimen serat rambut jagung menurut Taguchi L9 Grafik 3 Plot rasio S/N uji tarik spesimen serat buah kelapa sawit menurut Taguchi L9 Grafik 6 Plot rasio S/N uji tarik spesimen serat rambut jagung menurut Taguchi L9 Kesimpulan Grafik 4. Plot rasio S/N uji impak spesimen serat buah kelapa sawit menurut Taguchi L9. Hasil yang diperoleh dari pengujian tarik dan impak komposit polimer dengan pengisi rambut jagung menunjukkan bahwa kondisi spesimen uji tarik Taguchi yang optimum untuk pengisi rambut jagung, akan diperoleh dari spesimen B (komposisi 40%) F (Panjang serat 12cm) H (katalis 2ml). Sedangkan, kondisi spesimen uji impak Taguchi yang optimum akan diberikan oleh spesimen B (komposisi 40%) D (Panjang serat 1.5 cm) H (katalis 2 ml). Design dari kondisi optimum tersebut ditunjukkan pada Gambar 5 dan Gambar 6. Sifat mekanik komposit dipengaruhi oleh komposisi pengikat dengan pengisi serta karakteristik masing-masing komponen pembentuk [11]. Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini menunjukkan hal yang sama. Hasil yang diperoleh juga menunjukkan bahwa metoda Taguchi dapat memprediksi sifat mekanik yang optimum dari komposit yang memvariasikan komposisi dan karakteristik serat, dalam hal ini adalah panjang serat. Parameter berpengaruh lainnya pada proses pembentukan bahan komposit seperti suhu proses pembentukan, tekanan dan waktu yang digunakan tidak dilakukan pada kajian ini. Parameter proses di atas selalu mempengaruhi viskositas serta kemampuanalir bahan pengikat yang pada gilirannya akan memberi efek pada kemampuan bahan pengikat untuk membasahi bahan pengisi. Tapi dalam kajian ini, jumlah pemberian katalis dalam proses pembekuan pengikat resin termoset boleh dianggap mewakili karakteristik kemampuan alir bahan pengikat untuk membasahi pengisi. Kemampuan bahan polimer untuk membasahi antara muka bahan pengisi bisa ditentukan melalui perbedaan nilai energi antamuka kedua-dua bahan. Tenaga bebas antara muka antara bahan pengisi dan matrik mempengaruhi interaksi kedua-dua bahan tersebut. Jika perbedaan nilai tersebut rendah maka kemampuan pembasah bahan polimer atas bahan pengisi adalah lebih baik [12]. Material 48 Proceeding Seminar Nasional Tahunan Teknik Mesin XIV (SNTTM XIV) Banjarmasin, 7-8 Oktober 2015 Pada penelitian ini perbedaan nilai energi antarmuka kedua bahan diwakili oleh jumlah katalis yang diberikan pada bahan polimer. Tekanan dan waktu tekanan yang terjadi pada saat reaksi kimia termoset akan mempengaruhi faktor padatan di antara bahan pengisi dan bahan pengikat. Kepadatan mempengaruhi bentuk susunan struktur akhir komposit dan pada gilirannya berpengaruh terhadap sifat mekanik bahan. Peningkatan jumlah bahan pengisi secara umum meningkatkan kekuatan tarik kedua bahan komposit. Walau bagaimanapun peningkatan jumlah bahan pengisi dapat menurunkan sifat mekanikal secara mendadak karena pembasahan yang tidak mencukupi atas bahan pengisi [13]. Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini menunjukkan hal yang sama. Kesimpulan dari keseluruhan kajian menunjukkan bahwa pembasahan bahan pengisi oleh bahan pengikat memegang peranan penting dalam proses pembentukan komposit. Referensi 1) Heiser, J.A. 2002. Conductive, shielding, tensile, and impact properties of carbon-filled nylon 6,6 based resins. Michigan Technological University, Houghton, Michigan PhD Thesis 2) Huang, J., Baird, D.G. & McGrath, J.E. 2005. Development of fuel cell bipolar plates from graphite filled wetlay thermoplastic composite materials. Journal of Power Sources 150:110 – 119. 3) Metha, V. & Cooper, J.S. 2003. Review and analysis of PEM fuel cell design and manufacturing. Journal of Power Sources 114:32-53. 4) Long, A.C. 2007. Composite Forming Technology: Forming technology for thermoplastic composites, Cornwall, England: TJ International Limited 5) Roy, R.K. 1990. A Primer On The Taguchi Method. Competitive Manufacturing Series. New York: Van Nostrand Reinhold 6) Park, S.H. 1996. Robust Design and Analysis for Quality Engineering. UK: Chapman & Hall 7) Ozcelik, B. & Erzurumlu, T. 2006. Comparison of the warpage optimization in the plastic injection molding using ANOVA, neural network model and genetic algorithm. Journal of Materials Processing Technology. 171: 437-455 8) Roy, R.K. 2001. Design of experiment using Taguchi approach. New York: John Wiley & Sons, Inc 9) Casalino, G., Curcio , F. & Memola, C.,M. 2005. Investigation on Ti6A14V laser welding using statistical and Taguchi approaches. Journal of Materials Processing Technology. 167: 422-428 10) Montgomery, D. C. 2001. Design and analysis of experiment, 5th ed. John Wiley & Sons, New York 11) Sliwa F., Nour-eddine E. B., Fatima C., Gérard M., Frédéric M. 2012. Mechanical and interfacial properties of wood and bio-based thermoplastic composite. Composites Science and Technology 72 (14) 1733–1740. 12) Mamunya, E. P., Davidenko, V. V. & Lebedev, E. V. 1997. Effect of polymer-filler interface interaction on percolation of thermoplastic filled with carbon black. Composites Interfaces. 4(4):169. Lee, J.H., Jang, Y. K., Hong, C. H., Kim, N. H., Li, P. & Lee, H. K. 2009. Effect of carbon fillers on properties of polymer composite bipolar plates of fuel cells. Journal of Power Sources 193:523-529. Material 48