EVALUASI SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PEMBELIAN DAN

advertisement
EVALUASI SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PEMBELIAN
DAN PENGELUARAN KAS PADA PT. AXIS OPTIKAL
SKRIPSI
Program Studi Akuntansi
Nama
: ZUKMA SHAUMI AZPHIT
NIM
: 43207110016
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS MERCU BUANA
JAKARTA
2009
EVALUASI SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PEMBELIAN
DAN PENGELUARAN KAS PADA PT. AXIS OPTIKAL
SKRIPSI
Program Studi Akuntansi
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar
SARJANA EKONOMI
Program Studi Akuntansi – Strata 1
Nama
: ZUKMA SHAUMI AZPHIT
NIM
: 43207110016
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS MERCU BUANA
JAKARTA
2009
SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI
Yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama
: Zukma Shaumi Azphit
NIM
: 43207110016
Program Studi
: Akuntansi
Menyatakan bahwa skripsi ini adalah murni hasil karya sendiri. Apabila saya
mengutip dari karya orang lain, maka saya mencantumkan sumbernya sesuai dengan
ketentuan yang berlaku. Saya bersedia dikenai sanksi pembatalan skripsi ini apabila
terbukti melakukan tindakan plagiat (penjiplakan).
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Jakarta, 29 Agustus 2009
(Zukma Shaumi Azphit)
NIM : 43207110016
i LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI
Nama
: Zukma Shaumi Azphit
NIM
: 43207110016
Program Studi
: S1 Akuntansi
Judul Skripsi
: Evaluasi Sistem Informasi Akuntansi Pembelian dan
Pengeluaran Kas pada PT. Axis Optikal.
Tanggal Ujian Skripsi
: 29 Agustus 2009
Disahkan oleh,
Pembimbing,
(Fitri Indriawati. SE, M.Si)
Tanggal :
Dekan,
Ketua Program Studi Akuntansi,
( Dra Yuli Harwani, MM. )
( Nurul Hidayah, SE. AK, M.Si.)
Tanggal :
Tanggal :
ii LEMBAR PENGESAHAN DEWAN PENGUJI
Skripsi Berjudul
EVALUASI SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PEMBELIAN DAN
PENGELUARAN KAS PADA PT. AXIS OPTIKAL
Dipersiapkan dan Disusun oleh :
Zukma Shaumi Azphit
NIM : 43207110016
Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji pada tanggal 29 Agustus 2009
Dan dinyatakan telah memenuhi syarat untuk diterima
Susunan Dewan Penguji
Ketua Penguji/Pembimbing Skripsi
Fitri Indriawati. SE, M.Si.
Anggota Dewan Penguji
Ratna Mappanyuki,SE,Ak.,M.Si
Anggota Dewan Penguji
Drs. Hadri Mulya, Msi.
iii KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas Rahmat dan karunia
yang telah diberikan kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi
yang berjudul “ Evaluasi Sistem Informasi Akuntansi Pembelian dan
Pengeluaran Kas pada PT. Axis Optikal”. Skripsi ini merupakan syarat untuk
memperoleh gelar sarjana pada Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi
Universitas Mercubuana.
Dalam menyusun skripsi ini, penulis mendapat banyak bantuan dan saran dari
berbagai pihak. Maka dari itu, pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan rasa
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Ibu Dra Yuli Harwani, MM. Selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Mercu
Buana.
2. Ibu Nurul Hidayah, SE. AK, M.Si. selaku ketua Program Studi Akuntansi
Fakultas Ekonomi Universitas Mercu Buana.
3. Ibu Fitri Indriawati, SE. AK, M.Si. selaku dosen pembimbing yang telah
memberikan saran, waktu, bimbingan, semangat dan pengetahuan dan nasehatnasehat yang sangat bermanfaat yang telah diberikan kepada penulis.
iv 4. Seluruh dosen-dosen dan staf Program Studi Akuntansi Universitas Mercu
Buana.
5. Kepada Kedua orang tua, terutama Mamaku tercinta yang selalu memberikan
dukungan dan perhatiannya kepada penulis baik moril maupun materil.
6. Kepada Direktur dan Staff PT. Axis Optikal yang telah memberikan banyak
pengetahuan kepada penulis.
7. Seluruh rekan-rekan seperjuangan Akuntansi S1 angkatan 2007 terutama
Angkatan 11. Terima kasih untuk semua Kenangan yang terindah dan
Kesedihannya.
Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menyadari bahwa masih terdapat
kekurangan dan jauh dari sempurna mengingat terbatasnya pengetahuan dan
pengalaman penulis dalam penyusunan skripsi ini. Oleh karena itu, penulis
mengharapkan kritik dan saran yang dapat membantu penyempurnaan skripsi ini.
Jakarta, 29 Agustus 2009
Zukma Shaumi Azphit
v EVALUATION OF ACCOUNTING INFORMATION SYSTEM
PURCHASE AND CASH EXPENDITURE AT PT. AXIS OPTIKAL
BY :
ZUKMA SHAUMI AZPHIT
43207110016
ABSTRACT
This research was about evaluation of accounting information system
purchase and cash expenditure at PT. Axis Optikal. The purpose of this research
is how to determine the suitability Accounting Information system purchase and
cash expenditure at PT. Axis Optikal with Accounting Information system of
purchasing and cash expenditure with generally accepted accounting. This
research was using of the deskriptif kualitatif.
The results of this research that the Accounting Information Systems
Purchasing and cash expenditure at PT. Axis Optikal is in accordance with
Accounting Information Systems generally accepted, but still there are some
weaknesses in the general control of the PT. Optical Axis.
Key words : Purchase, Cas Expenditure, PT. Axis Optikal
vi EVALUASI SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PEMBELIAN
DAN PENGELUARAN KAS PADA PT. AXIS OPTIKAL
OLEH :
ZUKMA SHAUMI AZPHIT
43207110016
ABSTRAK
Penelitian ini merupakan evaluasi dari Sistem Informasi Akuntansi Pembelian
dan Pengeluaran Kas pada PT. Axis Optikal. Tujuan penelitian adalah untuk
mengetahui kesesuaian sistem informasi pembelian dan pengeluaran kas yang
diterapkan pada PT. Axis Optikal dengan teori Sistem Informasi Akuntansi yang
berlaku umum. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif
kualitatif.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa Sistem Informasi Akuntansi
Pembelian dan Pengeluaran Kas pada PT. Axis Optikal yang diterapkan pada PT.
Axis Optikal cukup sesuai dengan Sistem Informasi Akuntansi yang berlaku
umum, tetapi masih terdapat beberapa kelemahan pada pengendalian secara
umum pada PT. Axis Optikal.
Kata Kunci : Pembelian, Pengeluaran Kas, PT. Axis Optikal
vii DAFTAR ISI
Halaman
SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI …………………...………………. i
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ……………………………………...…...... ii
LEMBAR PENGESAHAN DEWAN PENGUJI ……………………..….……… iii
KATA PENGANTAR ……………………………...……………..…….………… iv
ABSTRAK …………………………………………………………...…………… vi
DAFTAR ISI ………………………………………………….…………………… vii
DAFTAR GAMBAR …………………………..…………….…….……………… xi
DAFTAR LAMPIRAN ……………………….………..………………………… xii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian …………………..……………………… 1
B. Perumusan Masalah ………………………..………….…………… 3
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ………..………….……………… 3
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Konsep Dasar Sistem Informasi …………….………..…….……… 5
1. Pengertian Sistem …………………….………..……………… 5
viii 2. Ciri-Ciri Sistem ………………………………………………. 6
3. Pengertian Informasi …………………………………………. 7
4. Kualitas Informasi ……………………………………………. 7
5. Pengertian Sistem Informasi ………………………………….. 8
6. Karakteristik dan Fungsi Sistem Informasi …………....……… 9
B. Konsep Dasar Sistem Informasi Akuntansi ……………………….. 9
1. Pengertian Akuntansi ………………………………………… .9
2. Pengertian Sistem Informasi Akuntansi ………………………. 10
3. Fungsi dan Tujuan Sistem Informasi Akuntansi ……………… 11
4. Teori Sistem Informasi Akuntansi Terkomputerisi ……………12
5. Faktor-faktor yang Dipertimbangkan dalam Penyusunan
Sistem Informasi Akuntansi ………………………………….. 13
C. Sistem Pembelian dan Pengeluaran Kas
1. Sistem Pembelian Secara Manual …………..………………... 13
2. Sistem Pembelian Berbasis Komputer ……..………………… 17
3. Sistem Pengeluaran Kas secara Manual ………………………. 21
4. Sistem Pengeluaran Kas Berbasis Komputer …………………. 23
D. Hubungan Sistem Informasi Akuntansi dengan Sistem
Pengendalian Internal ……………………………………………… 24
E. Gambaran Umum Pembelian, Pengendalian Hutang dan
Pengeluaran Kas …………………………………………………… 26
1. Sistem Pemrosesan Pembelian ………………………………... 26
ix 2. Pengendalian Siklus Pengeluaran …………………………….. 27
3. Sistem Pengeluaran Kas ……………….……………………… 28
4. Pengertian Kas ………………………………………………... 29
5. Cara Pengeluaran Kas …………………..…………………….. 30
6. Pengendalian Internal Pengeluaran Kas ….…………………… 31
7. Laporan sebagai Output Sistem Informasi ……………………. 32
F. Pengendalian Aplikasi pada Sistem Terkomputerisasi …………… 33
1. Pengendalian Input ……………………………………………. 33
2. Pengendalian Proses …………………………………………. 34
3. Pengendalian Output ………………………………………….. 35
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Gambaran Umum Perusahaan ………………….………………….. 36
1. Sejarah Perusahaan ………………………....………………… 36
2. Struktur Organisasi Perusahaan ………….…………………… 37
B. Metode Penelitian …………………………….….………………… 41
C. Metode Pengumpulan Data ………………………………………… 41
D. Metode Analisis Data ………………………………………………. 42
BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Sistem Informasi Pembelian Barang Berdasarkan
Program Erasoft pada PT. Axis Optikal ……………………………. 43
x 1. Fungsi yang Terkait …………………….……………………… 43
2. Dokumen yang Digunakan …………………..………………… 46
3. Catatan Akuntansi yang Digunakan ………..………………...… 46
B. Sistem Informasi Akuntansi Pengeluaran Kas Berdasarkan
Program Erasoft pada PT. Axis Optikal ……………………………. 49
1. Fungsi yang Terkait ……………………….…………………… 49
2. Dokumen yang Digunakan ……………..……………………… 50
3. Catatan Akuntansi yang Digunakan …….…………………...… 51
C. Prosedur Pembelian dan Pengeluaran Kas pada PT. Axis Optikal . 53
1. Prosedur Pembelian ………………………..…………………… 53
2. Prosedur Pengeluaran Kas ……………………………………… 59
D. Evaluasi Pengendalian Intern Sistem Pembelian dan Pengeluaran
1. Kas pada PT. Axis Optikal ………………..………………….. 62
2. Pengendalian Intern atas Sistem Pembelian ……..…………… 63
3. Pengendalian Intern atas Sistem Pengeluaran Kas ………………64
4. Pengendalian Aplikasi ………………………………………… 65
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan …………………………………………………………. 71
B. Saran ………………………………………..……………………… 73
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………...………………… 79
xi DAFTAR GAMBAR
Gambar
Halaman
3.1
Struktur Organisasi ……………………………………………….. 37
4.1
Tampilan Sistem Purchase Order ………………………………… 54
4.2
Tampilan Sistem Pembuatan Surat Penerimaan Barang …………. 56
4.3
Tampilan Sistem Pengakuan Utang ……………………………….. 57
4.4
Tampilan Sistem Pembelian ………………………………………. 58
4.5
Tampilan Sistem Proses Pencatatan Pengeluaran Kas ……………. 60
4.6
Tampilan Sistem Pembuatan Jurnal Pengeluaran Kas ……………. 61
4.7
Tampilan Sistem Pelunasan Utang ………………………………... 62
4.8
Bagan Alir Sistem Pembelian Program Erasoft …………………… 69
4.9
Bagan Alir Sistem Pengeluaran Kas Program Erasoft …………….. 70
xii DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
Halaman
1
Bagan Alir Sistem Pembelian Secara Manual ………………
75
2.
Bagan Alir Sistem Pengeluran Kas secara Manual ………….
76
3.
Bagan Alir Sistem Pembelian Berbasis Komputer …………..
77
4.
Bagan Alir Sistem Pengeluaran Kas Berbasis Komputer ……..
78
xiii BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Dengan meningkatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi,
mengakibatkan peranan sistem informasi dalam kegiatan pemenuhan kebutuhan
akan informasi yang akurat, efektif dan efisien, serta mudah juga semakin
meningkat. Perkembangan tersebut menuntut adanya akuntansi yang dapat
memberikan informasi keuangan secara transparan yang dibutuhkan oleh berbagai
pihak.
Peran serta teknologi informasi memudahkan kita untuk dapat menggunakan
sistem informasi yang pada awalnya dikerjakan secara manual yang terbatas jarak
dan waktu, tetapi dengan adanya suatu sistem teknologi informasi, meski dengan
jarak yang cukup jauh tiak akan menjadi hambatan untuk mendapatkan informasi
yang akurat dan aktual. Hal ini tentu saja sangat diperlukan oleh berbagai jenis
perusahaan, teruatama perusahaan dagang.
Dengan semakin berkembangnya sistem informasi khususnya dalam bidang
akuntansi, maka pada perusahaan dagang dibutuhkan suatu software akuntansi
untuk mempermudah proses pencatatan akuntansi dalam perusahaan. Pencatatan
akuntasi dengan menggunakan software akuntansi akan lebih cepat dah hasilnya
jauh lebih akurat dibandingkan dengan pencatatan yang dilakukan secara manual.
1
Akan tetapi pada prakteknya, kebanyakan software dan beberapa sistem
pengoperasian yang dipakai saat ini dirancang tanpa banyak pemikiran untuk
mencegah penyalahgunaan atau kejahatan komputer. Banyak analisis dan
programmer komputer tidak mengetahui tentang prinsip umum pengendalian
internal yang sangat erat kaitannya dengan sistem informasi akuntansi. Sebagai
akibatnya, beberapa sistem informasi akuntansi dirancang tanpa fasilitas
pengendalian yang memadai, sehingga sistem informasi akuntansi yang dibuat
tidak memadai yaitu tidak adanya efektivitas dan efisiensi operasi, keandalan
pelaporan keuangan, dan kepatuhan hukum dan peraturan yang berlaku.
Dalam kegiatan operasi perusahaan khususnya perusahaan dagang, fungsi
pembelian dan pengeluaran kas memegang peranan penting untuk kelancaran
usaha perusahaan. Semua informasi-informasi tersebut diatas dapat diperoleh
pimpinan atau manajemen secara cepat dan tepat apabila sistem informasi
akuntansi pembelian dan pengeluaran kas dikoordinir dengan baik, sesuai dengan
prosedur yang telah ditetapkan oleh manajemen.
Hal ini khususnya berlaku pada perusahaan yang memiliki tingkat kegiatan
usaha yang cukup kompleks, terlebih lagi bagi perusahaan retail seperti PT. Axis
Optikal yang saat ini memiliki supplier baik didalam maupun di luar negeri.
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka penulis mengambil
judul “ EVALUASI SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PEMBELIAN
DAN PENGELUARAN KAS PADA PT. AXIS OPTIKAL “
2
B. Perumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
Apakah Sistem informasi pembelian dan pengeluaran kas yang diterapkan pada
PT. Axis Optikal telah sesuai dengan teori Sistem Informasi Akuntansi yang
berlaku umum ?
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian yang dilakukan adalah :
Untuk mengetahui kesesuaian sistem informasi pembelian dan pengeluaran kas
yang diterapkan pada PT. Axis Optikal dengan teori Sistem Informasi Akuntansi
yang berlaku umum.
2. Kegunaan Penelitian :
a. Bagi Penulis
Diharapkan sebagai bahan pertimbangan antara teori yang telah dipelajari
dengan prakteknya dan menambah wawasan dan ilmu pengetahuan mengenai
sistem informasi akuntansi pembelian dan pengeluaran kas pada PT. Axis
Optikal.
b. Bagi Perusahaan yang ditinjau.
Diharapkan dapat menjadi masukan dalam merancang suatu pengendalian
internal yang memadai pada Sistem informasi akuntansi pembelian dan
pengeluaran kas.
3
c. Bagi Pihak lain.
Hasil penelitian yang terbatas ini diharapkan dapat menambah pengetahuan
yang lebih mendalam bagi pembaca umumnya dan lingkungan pendidikan
pada khususnya mengenai sistem Informasi Akuntansi.
4
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Konsep Dasar Sistem Informasi
1. Pengertian Sistem
Pada perkembangannya, semakin banyak istilah sistem yang bermunculan.
Setiap orang boleh berpendapat berbeda tentang arti sistem tersebut, berikut ini
akan dijelaskan tentang beberapa pengertian sistem dari beberapa pendapat, yaitu
sebagai berikut :
”Merupakan sekelompok unsur yang erat berhubungan satu dengan yang
lainnya, yang berfungsi bersama-sama untuk mencapai tujuan tertentu”
(Mulyadi, 2001:1)
Mendefinisikan ”sistem sebagai jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang
saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan
atau menyelesaikan suatu sasaran tertentu”. (Azhar, 2004:24)
”Sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling
berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau
untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk menyelesaikan suatu sasaran
tertentu.” (Jogianto, 2001:1)
5
Dari pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa Sistem adalah
sekelompok unsur yang saling berhubungan erat satu dengan lainnya untuk
mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan.
2. Ciri-ciri Sistem
Ciri-ciri sistem (Mulyadi, 2001:7) adalah sebagai berikut :
a. Tujuan Sistem
Tujuan sistem merupakan target atau sasaran akhir yang ingin dicapai oleh
suatu sistem.
b. Batas Sistem
Batas sistem merupakan garis abstraksi yang memisahkan antara sistem dan
lingkungannya.
c. Subsistem
Subsistem merupakan komponen atau bagian dari suatu sistem, subsistem ini
bisa phisik ataupun abstrak.
d. Hubungan dan Hirarki Sistem
Hubungan sistem adalah hubungan yang terjadi antar subsistem dengan
subsistem lainnya yang setingkat atau antara subsistem dengan sistem yang
lebih besar.
e. Input-Proses-Output
Tiga komponen fungsi/subsistem adalah input, proses, dan output. Input
merupakan segala sesuatu yang masuk kedalam suatu sistem. Proses
6
merupakan perubahan dari input menjadi output. Output merupakan hasil dari
suatu proses yang merupakan tujuan dari keberadaan sistem.
f. Lingkungan sistem
Lingkungan sistem adalah faktor-faktor diluar sistem yang mempengaruhi
sistem. Ada dua lingkungan dalam sistem yaitu lingkungan internal dan
eksternal. Lingkungan internal adalah lingkungan yang berada didalam sistem
dan lingkungan eksternal adalah lingkungan yang ada diluar sistem.
3. Pengertian Informasi
Berikut ini akan disajikan beberapa pengertian mengenai informasi dari beberapa
ahli sebagai berikut :
”Informasi adalah data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan
berarti bagi yang menerimanya.” (Jogianto, 2001:8)
“Informasi adalah data yang telah diproses, atau data yang memiliki arti.”
(Mcleod, 2001:15)
“Informasi adalah hasil pengolahan data yang memberikan arti.” (Azhar,
2004:46)
Dari pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa informasi adalah hasil
pengolahan data yang digunakan untuk membantu pengambilan keputusan.
4. Kualitas Informasi
Suatu informasi yang berkualitas harus memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
7
a. Akurat
Akurat artinya informasi harus mencerminkan keadaan yang sebenarnya dan
dapat diandalkan.
b. Tepat waktu
Tepat waktu artinya informasi itu harus tersedia atau ada pada saat informasi
tersebut diperlukan.
c. Relevan
Relevan artinya informasi diberikan harus mempunyai manfaat sebagai dasar
pengambilan keputusan sesuai dengan yang dibutuhkan. Kalau kebutuhan
informasi ini untuk suatu organisasi maka informasi tersebut harus sesuai
dengan kebutuhan informasi diberbagai tindakan dan bagian yang ada dalam
organisasi tersebut.
d. Lengkap
Lengkap artinya informasi harus diberikan secara lengkap
5. Pengertian Sistem Informasi
“Pengertian Sistem Informasi adalah sebuah rangkaian prosedur formal
dimana data dikumpulkan, diproses menjadi informasi, dan didistribusikan
kepada para pemakai.” (Hall, 2001:7)
Sistem informasi menurut Andri (2003:11) adalah sebagai berikut :
Sistem informasi adalah suatu sistem yang dibuat oleh manusia yang terdiri
dari komponen-komponen dalam organisasi untuk mencapai suatu tujuan
yaitu menyajikan informasi bagi pengambil keputusan dan atau untuk
mengendalikan organisasi.
8
Sistem Informasi menurut Muhammad dan Amin (2000:5) adalah sebagai berikut
Sistem informasi adalah seperangkat komponen yang saling berhubungan
yang
berfungsi
mengumpulkan,
memproses,
menyimpan
dan
mendistribusikan informasi untuk mendukung pembuatan keputusan dan
pengawasan dalam organisasi.
Dari pengertian diatas, secara garis besar Sistem Informasi dapat didefinisikan
sebagai suatu cara terorganisir mengumpulkan, memasukkan, memproses data,
mengendalikan, dan menghasilkan informasi dengan berbasik proses manual atau
computer untuk mencapai sasaran dan tujuan organisasi.
6. Karakteristik dan Fungsi Sistem Informasi
Sistem informasi menurut Wilkinson (2001:6) mempunyai karakteristik dan
fungsi sebagai berikut :
a. Karakteristik sistem informasi secara umum meliputi jaringan komunikasi,
tahap dan fungsi konfersi data, masukan data dan keluaran informasi,
pengguna-pengguna informasi (users), sasaran/tujuan dan sumber daya.
b. Fungsi / tugas suatu sistem informasi yaitu pengumpulan data pemrosesan
data, manajemen data, pengendalian dan pengamanan data serta penyediaan
informasi.
B. Konsep Dasar Sistem Informasi Akuntansi
1. Pengertian Akuntansi.
Akuntansi merupakan media komunikasi dalam dunia usaha, dimana peranan
akuntansi yang berlaku di setiap perusahaan itu berbeda. Hal ini tergantung pada
jenis badan usaha, besar atau kecilnya suatu perusahaan, rumit atau tidaknya
9
masalah keuangan perusahaan tersebut. Akuntansi dapat berjalan dengan baik jika
ditunjang oleh sistem yang memadai.
“Proses mengidentifikasi, mengukur dan melaporkan informasi keuangan
untuk memungkinkan adanya penilaian keputusan yang jelas bagi mereka yang
menggunakan informasi tersebut.” (American Accounting Association dalam
Abdul, 2004:3)
Menurut Arens dan Loebbecke dalam Amir (2000:3) mendefinisikan akuntansi
sebagai berikut :
Akuntansi merupakan proses pencatatan, pengelompokkan, dan
pengikhtisaran kejadian-kejadian ekonomi dalam bentuk yang teratur dan
logis dengan tujuan menyajikan informasi keuangan yang dibutuhkan untuk
pengambilan keputusan.
2. Pengertian Sistem Informasi Akuntansi.
”Sistem informasi akuntansi adalah kumpulan sumber daya seperti manusia
dan peralatan yang diatur untuk mengubah data menjadi informasi.” (Bodnard
dan Hopwood, 2000:23)
Sistem informasi menurut Azhar (2004:61) adalah sebagai berikut :
Sistem Informasi merupakan kumpulan dari subsistem baik phisik maupun
non phisik yang saling berhubungan satu sama lain dan bekerja sama secara
harmonis untuk mencapai tujuan yaitu mengolah data menjadi informasi yang
berguna.
Dengan melihat dua pengertian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa yang
dimaksud dengan sistem informasi akuntansi adalah kumpulan dari sub-sub
sistem yang saling bekerja sama dan bertanggung jawab untuk menyediakan
10
informasi keuangan dan informasi yang didapat dari data transaksi untuk tujuan
pelaporan internal kepada manajer untuk digunakan dalam pengendalian dan
perancangan sekarang dan operasi masa depan seperti pelaporan eksternal kepada
pemerintah dan pihak-pihak luar perusahaan.
3. Fungsi dan Tujuan Sistem Informasi Akuntansi
a. Fungsi sistem informasi akuntansi semakin dirasakan kebutuhannya sejalan
dengan semakin kompleksnya operasi suatu organisasi. Seperti dijelaskan
dalam pengertian sistem informasi akuntansi diatas.
Menurut Krismaji (2002:23), suatu organisasi mempunyai fungsi dasar sistem
informasi akuntansi sebagai berikut:
1) Mengumpulkan dan memproses data tentang kegiatan organisasi bisnis
secara efisien dan efektif.
2) Menghasilkan informasi yang berguna untuk pembuatan keputusan.
3) Melakukan pengawasan yang memadai untuk menjamin data transaksi
bisnis telah dicatat dan diproses secara akurat, serta untuk melindungi data
tersebut dari aktiva lain yang dimiliki oleh perusahaan.
Dengan demikian sistem informasi tidak hanya berperan tetapi juga dalam
pengendalian operasi dan yang lebih penting adalah fungsinya sebagai
penyedia informasi yang berkualitas bagi pihak yang berkepentingan.
b. Tujuan yang ingin dicapai oleh sistem informasi akuntansi adalah
memberikan informasi dalam bentuk keuangan yang diperuntukkan bagi
pihak internal maupun pihak eksternal. Menurut Mulyadi (2001:19) dalam
11
bukunya yang berjudul sistem informasi, tujuan dari penyusunan sistem
informasi akuntansi adalah untuk :
1) Menyediakan informasi bagi pengaolahan kegiatan usaha baru
2) Memperbaiki pengawasan akuntansi dan pengecekan intern
3) Mengurangi kegiatan klerikal dalam penyelenggaraan catatan akuntansi
untuk melindungi aktiva perusahaan.
4. Teori Sistem Informasi Akuntansi Terkomputerisasi
a. Pemrosesan Batch dengan Menggunakan Pengumpulan data secara Real time
Pendekatan Pemrosesan data yang populer, khususnya untuk perusahaan
besar, adalah menangkap secara elektronik data transaksi pada sumbernya
ketika terjadi. Dengan mendistribusikan kemampuan input data ke pengguna,
kesalahan transaksi tertentu bisa dicegah atau dideteksi dan dikoreksi pada
sumbernya. Hasilnya adalah file transaksi yang bebas dari kebanyakan
kesalahan yang sering terjadi pada sistem warisan yang lama.
b. Pemrosesan Real Time
Sistem real-time memproses seluruh transaksi pada saat terjadi. Sistem
semacam ini memiliki banyak potensi keuntungan, termasuk perbaikan
produktifitas, pengurangan persediaan, peningkatan perputaran persediaan,
pengurangan jeda dalam penagihan pelanggan, dan perbaikan kepuasan
pelanggan. Karena informasi transksi ditransmisikan secara elektronik,
dokumen sumber fisik bisa dieliminasi atau dikurangi.
12
5. Faktor–faktor yang dipertimbangkan dalam penyusunan sistem informasi
akuntansi
Penyusunan sistem informasi akuntansi untuk suatu perusahaan perlu
mempertimbangkan beberapa faktor penting antara lain :
a. Sistem informasi akuntansi yang disusun harus memenuhi prinsip cepat yaitu
sistem informasi akuntansi harus menyediakan informasi yang diperlukan
dengan cepat dan tepat waktu serta dapat memenuhi kebutuhan dan kualitas
yang sesuai.
b. Sistem informasi yang disusun harus memenuhi prinsip aman yaitu sistem
informasi harus dapat membantu menjaga keamanan harta milik perusahaan
c. Sistem informasi akuntansi yang disusun harus memenuhi prinsip murah yang
berarti bahwa biaya untuk menyelenggarakan sistem informasi akuntansi
tersebut harus dapat ditekan sehingga relatif tidak mahal.
C. Sistem Pembelian dan Pengeluaran Kas
1. Sistem Pembelian Secara Manual
Sistem informasi akuntansi pembelian diselenggarakan oleh suatu perushaan
untuk menangani prosedur pembelian dalam rangka memperoleh barang atau jasa
yang diperlukan perusahaan. Proses dalam prosedur pembelian merupakan proses
untuk mengolah data yang berkaitan dengan pembelian yang dilakukan melalui
kerja sama antara unit atau bagian dalam perusahaan. Penyelenggaraan prosedur
pembelian,
permintaan
penawaran
13
harga
untuk
menentukan
pemasok,
penempatan pesanan pembelian, penerimaan barang, penyimpanan barang dan
pembayaran pencatatan.
Secara umum, berbagai prosedur yang dijelaskan dapat diaplikasikan untuk
perusahaan manufaktur maupun ritel. Dalam perusahaan ritel membeli barang jadi
untuk dijual kembali. Fungsi pengendalian persediaan yang akan memberi
otorisasi pembelian untuk jenis perusahaan ini. Flowchart dapat dilihat pada
lampiran 1.
a. Fungsi yang terkait
Fungsi yang terkait dalm sistem akuntansi pembelian adalah :
1) Fungsi Gudang
Dalam sistem akuntansi pembelian, fungsi gudang bertanggung jawab
untuk mengajukan permintaan pembelian sesuai dengan posisi persediaan
yang ada di gudang dan untuk menyimpan barang yang telah diterima oleh
fungsi penerimaan.
2) Fungsi pembelian
Fungsi pembelian bertanggung jawab untuk memperoleh informasi
mengenai harga barang, menentukan pemasok yang dipilih oleh
pengadaan barang, dan mengeluarkan order pembelian kepada pemasok
yang dipilih.
3) Fungsi penerimaan
Dalam sistem akuntansi pembelian, fungsi ini bertanggung jawab
melakukan pemeriksaan terhadap jenis, mutu, dan kuantitas barang yang
14
diterima dari pemasok guna menentukan dapat atau tidaknya barang
tersebut diterima oleh perusahaan. Fungsi ini juga bertanggung jawab
untuk menerima barang dari pembeli yang berasal dari transaksi retur
penjualan.
4) Fungsi akuntansi
Fungsi akuntansi yang terkait dalam transaksi pembelian adalah fungsi
pencatat utang dan fungsi pencatat persediaan. Dalam sistem akuntansi
pembelian, fungsi pencatat utang bertanggung jawab untuk mencatat
transaksi pembelian ke dalam register bukti kas keluar dan untuk
menyelenggarakan kartu utang sebagai buku pembantu utang.
b. Dokumen yang digunakan
Dokumen yang digunakan dalam sistem informasi pembelian adalah:
1) Surat permintaan pembelian
Dokumen ini merupakan formulir yang diisi oleh fungsi gudang atau
fungsi pemakai barang untuk meminta fungsi pembelian melakukan
pembelian barang dengan jenis, jumlah, dan mutu seperti yang tersebut
dalam surat tersebut.
2) Surat permintaan penawaran harga
Dokumen ini digunakan untuk meminta penawaran harga bagi barang
yang pengadaannya tidak bersifat berulang kali terjadi, yang menyangkut
rupiah pembelian yang besar.
3) Surat order pembelian
15
Dokumen ini digunakan untuk memesan barang kepada pemasok yang
telah dipilih.
4) Laporan penerimaan barang
Dokumen ini dibuat oleh fungsi penerimaan untuk menunjukkan bahwa
barang yang diterima dari pemasok telah memenuhi jenis, spesifikasi,
mutu, dan kuantitas seperti yang tercantum dalam surat order pembelian.
5) Surat perubahan order pembelian
Kadangkala diperlukan perubahan terhadap isi surat order pembelian yang
sebelumnya telah diterbitkan. Perubahan tersebut dapat berupa perubahan
kuantitas, jadwal penyerahan barang, spesifikasi, penggantian atau hal lain
yang bersangkutan dengan perubahan desain atau bisnis.
6) Bukti kas keluar
Dokumen ini dibuat oleh fungsi akuntansi untuk dasar pencatatan
transaksi pembelian. Dokumen ini juga berfungsi sebagai perintah
pengeluaran kas untuk pembayaran utang kepada pemasok dan yang
sekaligus berfungsi sebagai surat pemberitahuan kepada kreditur
mengenai maksud pembayaran.
c. Catatan Akuntansi yang digunakan
1) Register bukti kas keluar
Jika dalam pencatatan utang perusahaan menggunakan voucher payable
procedure, jurnal yang digunakan untuk mencatat transaksi pembelian
adalah register bukti kas keluar
16
2) Jurnal pembelian
Jika dalam pencatatan utang perusahaan menggunakan account payable
procedure, jurnal yang digunakan untuk mencatat transaksi pembelian
adalah jurnal pembelian.
3) Kartu utang
Jika dalam pencatatan utang, perusahaan menggunakan account payable
procedure, buku pembantu yang digunakan untuk mencatat utang kepada
pemasok adalah kartu utang. Jika dalam pencatatan utang, perusahaan
menggunakan voucher payable procedure, yang berfungsi sebagai catatan
utang adalah arsip bukti kas keluar yang belum dibayar.
4) Kartu persediaan
Dalam sistem akuntansi pembelian, kartu persediaan ini digunakan untuk
mencatat harga pokok persediaan yang dibeli.
2. Sistem Pembelian Berbasis Komputer
Banyak
dari
berbagai
fungsi
manual
sama
dengan
sistem
yang
terkomputerisasi. Perbedaan utamanya adalah bahwa berbagai kegiatan rutin
akuntansi diotomatiskan. Bagan alir dapat dilihat pada lampiran 3.
a. Fungsi yang terkait
Fungsi yang terkait dalm sistem akuntansi pembelian adalah :
1) Fungsi Gudang
Dalam sistem akuntansi pembelian, fungsi gudang membuat surat
permintaan pembelian, dan membuat surat order pembelian yang
17
diperoleh dari bagian pembelian, serta membuat laporan penerimaan
barang.
2) Fungsi pembelian
Fungsi pembelian menerima permintaan pembelian, menyortirnya
berdasarkan nama pemasok jika perlu, dan membuat pesanan pembelian
yang terdiri atas beberapa lembar, menerima laporan penerimaan barang
dan memeriksa dan mencocokkannya dengan faktur yang diperoleh dari
pemasok.
3) Fungsi penerimaan
Dalam sistem akuntansi pembelian, fungsi ini bertanggung jawab untuk
menerima dan melakukan pemeriksaan terhadap jenis, mutu, dan kuantitas
barang yang diterima dari pemasok serta membuat laporan penerimaan
barang. Laporan penerimaan barang dibuat beberapa lembar dan dikirim
ke bagian pembelian dan bagian gudang bersamaan dengan barang.
4) Fungsi akuntansi
Fungsi akuntansi yang terkait dalam transaksi pembelian adalah fungsi
pencatat utang dan fungsi pencatat persediaan. Dalam sistem akuntansi
pembelian, fungsi pencatat utang bertanggung jawab untuk mencatat
transaksi pembelian ke dalam register bukti kas keluar dan untuk
menyelenggarakan kartu utang sebagai buku pembantu utang.
b. Dokumen yang digunakan
Dokumen yang digunakan dalam sistem informasi pembelian adalah:
18
1) Surat permintaan pembelian
Dokumen ini merupakan formulir yang diisi oleh fungsi gudang atau
fungsi pemakai barang untuk meminta fungsi pembelian melakukan
pembelian barang dengan jenis, jumlah, dan mutu seperti yang tersebut
dalam surat tersebut.
2) Surat permintaan penawaran harga
Dokumen ini digunakan untuk meminta penawaran harga bagi barang
yang pengadaannya tidak bersifat berulang kali terjadi, yang menyangkut
rupiah pembelian yang besar.
3) Surat order pembelian
Dokumen ini digunakan untuk memesan barang kepada pemasok yang
telah dipilih.
4) Laporan penerimaan barang
Dokumen ini dibuat oleh fungsi penerimaan untuk menunjukkan bahwa
barang yang diterima dari pemasok telah memenuhi jenis, spesifikasi,
mutu, dan kuantitas seperti yang tercantum dalam surat order pembelian.
5) Surat perubahan order pembelian
Kadangkala diperlukan perubahan terhadap isi surat order pembelian yang
sebelumnya telah diterbitkan. Perubahan tersebut dapat berupa perubahan
kuantitas, jadwal penyerahan barang, spesifikasi, penggantian atau hal lain
yang bersangkutan dengan perubahan desain atau bisnis.
19
6) Bukti kas keluar
Dokumen ini dibuat oleh fungsi akuntansi untuk dasar pencatatan
transaksi pembelian. Dokumen ini juga berfungsi sebagai perintah
pengeluaran kas untuk pembayaran utang kepada pemasok dan yang
sekaligus berfungsi sebagai surat pemberitahuan kepada kreditur
mengenai maksud pembayaran.
c. Catatan Akuntansi yang digunakan
1) File Induk
a) File Induk Pemasok
Berisikan nomor pemasok, alamat, syarat pembelian, tanggal
pemesanan terakhir, waktu tunggu.
b) File induk persedian
Berisikan nomor persediaan, deskripsi, jumlah digudang, jumlah yang
dipesan, EOQ, nomor pemasok, biaya standar, biaya persediaan total.
2) File Transaksi
a) File Pesanan pembelian
Berisikan nomor pesanan pembelian, nomor permintaan pembelian,
nomor persediaan, jumlah yang dipesan, nomor pemasok, alamat,
biaya standar, nilai perkiraan faktur, tanda persediaan.
b) File voucher
20
Beriksikan nomor voucher, nomor cek, nomor faktur, akun debet,
akun kredit, nomor pemasok, tanggal dibuka, tanggal jatuh tempo,
tanggal ditutup.
3. Sistem Pengeluaran Kas Secara Manual
Bagan alir terperinci mengenai sistem pengeluaran kas secara manual disajikan
pada lampiran 2.
a. Fungsi yang terkait
1) Fungsi yang memerlukan pengeluaran kas
Jika suatu fungsi memerlukan pengeluaran kas misalkan bagian utang,
maka permintaan cek harus mendapatkan persetujuan dari kepala fungsi
yang bersangkutan. Jika perusahaan menggunakan voucher payable
sistem, bagian utang kemudian membuat bukti kas keluar (voucher) untuk
memungkinkan bagian kasa
mengisi cek sejumlah permintaan yang
diajukan oleh fungsi yang memerlukan pengeluaran kas
2) Fungsi kas
Fungsi ini bertanggung jawab dalam mengisi cek, memintakan otorisasi
atas cek, dan mengirimkan cek kepada kreditur via pos atau membayarkan
langsung kepada kreditur.
3) Fungsi akuntansi
Dalam sistem akuntansi pengeluaran kas dan cek, fungsi akuntansi
bertanggung jawab atas pencatatan pengeluaran kas yang menyangkut
biaya dan persediaan, pencatatan transaksi pengeluaran kas dalam jurnal
21
pengeluaran kas, pembuatan bukti kas keluar yang memberikan otorisasi
kepada fungsi kas dalam mengeluarkan cek sebesar yang tercantum dalam
dokumen tersebut.
4) Fungsi pemeriksa intern
Fungsi ini bertanggung jwab untuk melakukan penghitungan kas secara
periodik dan mencocokkan hasil penghitungannya dengan saldo kas
menurut catatan akuntansi.
b. Dokumen yang digunakan
1) Bukti kas keluar
Dokumen ini berfungsi sebagai perintah pengeluaran kas kepada bagian
kasa sebesar yang tercantum dalam dokumen tersebut.
2) Cek
Dokumen yang digunakan untuk memerintahkan bank melakukan
pembayaran sejumlah uang kepada orang atau organisasi yang namanya
tercantum pada cek.
3) Permintaan cek
Dokumen ini berfungsi sebagai permintaan dari fungsi yang memerlukan
pengeluaran kas kepada fungsi akuntansi untuk membuat buku kas keluar.
c. Catatan akuntansi yang digunakan
1) Jurnal pengeluaran kas
22
Dalam pencatatan utang dengan account payable system, untuk mencatat
transaksi pembelian digunakan jurnal pembelian dan untuk mencatat
pengeluaran kas digunakan jurnal pengeluaran kas.
2) Register cek
Dalam pencatatan utang dengan voucher payable system, transaksi untuk
mencatat transaksi pembelian digunakan dua jurnal yaitu register bukti kas
keluar dan register cek. Register bukti kas keluar digunakan untuk
mencatat utang yang timbul, sedangkan register cek digunakan untuk
mencatat pengeluaran kas dengan cek.
4. Sistem Pengeluaran Kas Berbasis Komputer
Banyak
dari
berbagai
fungsi
manual
sama
dengan
sistem
yang
terkomputerisasi. Perbedaan utamanya adalah bahwa berbagai kegiatan rutin
akuntansi diotomatiskan. Bagan alir dapat dilihat pada lampiran 4.
a. Fungsi yang terkait :
Fungsi yang terkait dalam sistem pengeluaran kas berbasis komputer adalah :
1) Kasir
Fungsi ini bertanggung jawab untuk melakukan pembayaran dan
mencocokkan tagihan dengan data-data yang harus dilengkapi, kemudian
menandatangani cek dan melakukan pembayaran terhadap pemasok,
membuat bukti kas keluar disertai oleh dokumen pendukung dan bukti
pembayaran.
2) Departemen pengolahan data
23
Fungsi ini menerima data dari kasir, beserta bukti kas keluar dan dokumen
pendukung lalu mengolah data, membuat pencatatan kembali total hutang.
b. Dokumen yang digunakan
1) Bukti kas keluar
Dokumen ini berfungsi sebagai perintah pengeluaran kas kepada bagian
kasa sebesar yang tercantum dalam dokumen tersebut.
2) Cek
Dokumen yang digunakan untuk memerintahkan bank melakukan
pembayaran sejumlah uang kepada orang atau organisasi yang namanya
tercantum pada cek.
3) Permintaan cek
Dokumen ini berfungsi sebagai permintaan dari fungsi yang memerlukan
pengeluaran kas kepada fungsi akuntansi untuk membuat buku kas keluar.
c. Catatan Akuntansi yang digunakan
File Bukti kas keluar
Berisikan tentang kode pemasok, nama pemasok, tanggal, nomor cek, nomor
faktur , keterangan dan jumlah pengeluaran kas.
D. Hubungan Sistem Informasi Akuntansi dengan Sistem Pengendalian Intern
Seperti terlihat dalam fungsi dasar sistem informasi akuntansi yang ketiga
yaitu bertujuan untuk melakukan pengawasan yang memadai untuk menjamin
data transaksi bisnis telah dicatat dan diproses secara akurat dan dapat dipercaya,
menjamin bahwa aktivitas bisnis dilaksanakan secara efisien dan sesuai dengan
24
tujuan manajemen serta sejalan dengan peraturan yang telah digariskan, dan
melindungi data tersebut dan aktiva lain yang dimiliki oleh perusahaan.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa struktur pengendalian intern
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari sistem informasi akuntansi. Tanpa
didukung dengan struktur pengendalian intern yang memadai sistem informasi
akuntansi tidak akan menghasilkan informasi keuangan yang andal untuk
pengambilan keputusan. Demikian juga agar struktur pengendalian intern dapat
berjalan dengan efektif sehingga dapat dihasilkan informasi keuangan. Maka
dibutuhkan
dukungan
dan
sistem
informasi
akuntansi
yang
mampu
mengakomodasi pencapaian tujuan pengendalian internnya.
AICPA dalam Zaki (2000:13) memberikan pengertian pengendalian intern
dalam arti yang luas sebagai berikut :
”Pengendalian itu meliputi struktur organisasi dan semua cara-cara serta alat-alat
yang dikoordinasikan yang digunakan di dialam perusahaan dengan tujuan untuk
menjaga keamanan harta milik perusahaan, memeriksa ketelitian dan kebenaran
data akuntansi, memajukan efisiensi di dalam operasi dan membantu menjaga
dipatuhinya kebijaksanaan manajemen yang telah ditetapkan lebih dahulu.”
Tujuan sistem pengendalian intern menurut definisi diatas adalah untuk :
1. Menjaga kekayaan organisasi
2. Mengecek ketelitian dan kehandalan data akuntansi
3. Mendorong efisiensi dan,
4. Mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen
25
E. Gambaran Umum Pembelian, Pengendalian Hutang dan Pengeluaran Kas
1. Sistem Pemrosesan Pembelian
Menurut Hall (2007:318) Berbagai aktivitas terkait yang membentuk sistem
pemrosesan pembelian dijelaskan dalam tahapan sebagai berikut :
a. Fungsi pembelian dimulai dengan mengenali kebutuhan untuk menambah
persediaan kembali melalui observasi catatan persediaan. Informasi kebutuhan
persediaan dikirim ke proses pembelian dan utang usaha.
b. Proses pembelian menentukan jumlah yang akan dipesan, memilih memasok,
dan membuat pesanan pembelian. Informasi tersebut dikirimkan ke pemasok
dan proses utang usaha.
c. Setelah beberapa waktu, perusahaan akan menerima barang persediaan dari
pemasok. Barang yang diterima akan diperiksa kualitas dan jumlahnya serta
dikirim ke gudang.
d. Informasi mengenai penerimaan barang digunakan untuk memperbarui
catatan persediaan.
e. Proses utang usaha menerima faktur dari pemasok. Utang usaha akan
merekonsiliasinya dengan informasi lain yang telah dikumpulkan untuk
transaksi tersebut dan catatan kewajiban membayar di masa mendatang,
tergantung dari syarat perdagangan dengan pemasok. Biasanya, pembayaran
akan dilakukan paling tidak hari terakhir yang disyaratkan untuk mendapatkan
keuntungan penuh dari bunga yang dihasilkan dan diskon yang ditawarkan.
26
f. Buku besar menerima informasi ringkasan dari utang usaha (kenaikan total
dalam kewajiban) dan pengendali persediaan (kenaikan total dalam
persediaan). Informasi ini akan direkonsiliasi akurasinya dan dicatat ke akun
utang usaha serta akun pengendali persediaan.
2. Pengendalian Siklus Pengeluaran
Bagian ini menjelaskan pengendalian internal utama dalam siklus pengeluaran
berdasarkan prosedur pengendalian yang dispesifikasikan sebagai berikut :
a. Otorisasi Transaksi
Subsistem pembelian. Bagian pengendalian persediaan memonitor tingkat
persediaan secara terus menerus. Ketika tingkat persediaan jatuh pada titik
pemesanan ulang yang telah ditetapkan, bagian pengendalian persediaan
secara formal akan mengotorisasi pengisian kembali melalui permintaan
pembelian
Subsistem Pengeluaran Kas. Bagian utang usaha mengotorisasi pengeluaran
kas melalui bukti kas keluar. Untuk memberikan pengendalian yang efektif di
seluruh arus kas dari perusahaan, staf administrasi bagian pengeluaran kas
seharusnya tidak menulis cek tanpa otorisasi yang jelas. Jurnal pengeluaran
kas yang berisi nomor voucher mengotorisasi tiap cek dan merupakan jejak
audit untuk memverifikasi autentikasi setiap cek yang ditulis.
b. Pemisahan Pekerjaan
Pemisahan
pengendalian
persediaan
dari
gudang.
Dalam
subsistem
pembelian, aktiva fisik utamanya adalah persedian. Bagian pengendalian
27
persediaan mencatat secara terperinci berbagai aktiva tersebut, sementara
bagian gudang harus menyimpannya.
Pemisahan bagian buku besar dan utang usaha dengan pengeluaran kas.
Aktiva yang berpotensi menghadapi eksposur dalam subsistem pengeluaran
kas adalah kas. Catatan yang mengendalaikan aktiva ini adalah buku
pembantu utang usaha dan akun kas dibuku besar. Seseorang dengan
tanggung jawab gabungan antara menulis cek, mencatat akun kas, dan
mencatat utang usaha dapat melakukan penipuan di perusahaan.
c. Supervisi
Area yang mendapat manfaat paling banyak dari supervisi di siklus
pengeluaran adalah bagian penerimaan. Banyak sekali jumlah aktiva yang
bernilai mengalir melalui area ini ke gudang. Supervisi yang ketat dibagian ini
akan mengurangi peluang terjadinya dua jenis eksposur : kegagalan untuk
memeriksa aktiva secara tepat dan pencurian aktiva.
d. Pencurian Aktiva. Bagian penerimaan kadang kacau dan tidak teratur dalam
masa-masa sibuk. Di situasi ini, persediaan yang masuk menghadapi potensi
pencurian kecuali jika diamankan di gudang. Prosedur pemeriksaan yang
tidak benar disertai dengan supervisi yang tidak memadai dapat menciptakan
situasi yang kondusif untuk terjadinya pencurian persediaan dalam transit.
3. Sistem Pengeluaran Kas
Sistem pengeluaran kas memproses pembayaran berbagai kewajiban yang timbul
dari sistem pembelian. Tujuan utama dari sistem ini adalah untuk memastikan
28
bahwa kreditor yang valid menerima jumlah terutang yang benar ketika
kewajiban jatuh tempo. Jika sistem tersebut melakukan pembayaran lebih awal,
perusahaan akan melepas penghasilan dari bunga yang seharusnya didapatkannya
atas dana tersebut. Akan tetapi, jika kewajiban terlambat dibayar, perusahaan
akan kehilangan diskon pembelian atau dapat merusak peringkat kreditnya.
Berikut ini merupakan informasi dasar dan arus sumber daya sistem pengeluaran
kas. Sistem ini terdiri atas tiga proses :
a. Proses utang usaha meninjau file utang usaha mengenai berbagai dokumen
yang jatuh tempo dan mengotorisasi proses pengeluaran kas untuk melakukan
pembayaran.
b. Proses pengeluaran kas membuat membuat dan mendistribusikan cek ke para
pemasok. Salinan dari berbagai cek tersebut akan dikembalikan ke bagian
utang usaha sebagai bukti bahwa kewajiban telah dibayar, dan akun utang
usaha akan diperbarui untuk menyingkirkan kewajiban tersebut.
c. Pada akhir periode, baik proses pengeluaran kas maupun utang usaha
mengirim informasi ringkasan ke buku besar. Informasi tersebut direkonsiliasi
dan dicatat ke akun pengendali kas serta utang usaha.
4. Pengertian Kas
“Kas adalah uang dalam bentuk tunai maupun rekening Bank yang dimiliki
perusahaan.” (Soemarso, 2001:27)
29
Sedangkan dari segi akuntansi yang dimaksud dengan Kas adalah segala
sesuatu baik berbentuk uang maupun bukan yang dapat tersedia dengan segera
dan diterima sebagai alat pelunasan kewajiban pada nilai nominalnya.
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan kas
adalah segala sesuatu baik berbentuk uang maupun bukan yang dimiliki
perusahaan dan dapat dipergunakan dalam menjalankan kegiatan operasionalnya.
5. Cara Pengeluaran Kas
Staf administrasi bagian pengeluaran kas menerima paket voucher dan
meninjau berbagai dokumen untuk melihat kelengkapan dan akurasi administratif
nya. Untuk tiap pengeluaran, staf administrasi tersebut membuat cek tiga salinan
dan mencatat nomor cek, yang juga disebut sebagai jurnal pengeluaran kas.
Cek tersebut, bersama dengan berbagai dokumen pendukungnya, masuk ke
manajer bagian pengeluaran kas, atau bendahara, untuk ditandatangani. Bagian
cek yang dapat dipertukanrkan dikirim ke pemasok, dan staf administrasi akan
melampirkan salinan dari cek tersebut ke paket voucher sebagai bukti
pembayaran serta menyimpan salinan ketiga. Staf administrasi tersebut akan
menandai berbagai dokumen dalam paket voucher dengan tulisan sudah dibayar
dan mengembalikannya ke bagian utang usaha. Setelah menerima paket voucher
tersebut, staf administrasi bagian utang usaha menutup voucher terbuka dengan
mencatat nomor cek dalam daftar cek serta menyimpan paket voucher ke dalam
file voucher tertutup. Terakhir, staf administrasi bagian pengeluaran kas
30
meringkas berbagai entri yang dimasukkan dalam daftar cek serta mengirim
voucher jurnal dengan ayat jurnal berikut ini ke bagian buku besar :
Debit
Utang usaha
Kredit
XXX
Kas
XXXX
6. Pengendalian Internal Pengeluaran Kas
Untuk membiayai kegiatannya baik yang rutin atau tidak, maka perusahaan
melakukan pengeluaran kas. Pengeluaran kas yang dilakukan perusahaan benarbenar dilakukan untuk kepentingan kegiatan perusahaan.
Pengendalian internal pengeluaran kas merupakan prosedur pengeluaran uang
tunai, untuk melunasi utang atau biaya-biaya yang telah disetujui seperti halnya
penerimaan kas, pengeluaran kas tergantung dari bidang usaha perusahaan.
Pada perusahaan jasa simpan pinjam seperti bank, pengeluaran kas yang
utama adalah memberikan pinjaman kepada para peminjam. Sedangkan pada
perusahaan dagang dan industri, pengeluaran kas yang utama adalah pembelian
barang dagangan atau bahan baku. Prinsip-prinsip dan ketentuan pengendalian
internal atas pengeluaran kas adalah sebagai berikut:
a. Keharusan pada adanya persetujuan dari faktur-faktur pembelian, pengisian
dana kas kecil, dan sebagainya oleh masing-masing kepala bagian utang untuk
dibayar.
b. Perkiraan-perkiraan dan jumlah-jumlah yang tercatat dalam voucher-voucher
harus ditinjau dan diverifikasi.
31
c. Tiap voucher harus dicatat dalam register voucher.
d. Persetujuan akhir dalam pembayarannya harus dilakukan oleh pejabat yang
berwenang
e. Penyimpanan-penyimpanan yang telah dibayar untuk referensi.
f. Pemisahan fungsi pembuatan voucher, pembuatan cek, pencatatan cek, dan
penandatanganan cek.
g. Semua cek dan voucher diberi nomor-nomor urut tercetak dan cek-cek
dibatalkan harus disimpan dan dicatat. Pengendalian internal yang baik
mengharuskan setiap transaksi pengeluaran kas dilakukan dengan cek dan
transaksi pengeluran kas yang tidak dilakukan dengan cek (yang jumlahnya
relatif kecil) dapat dilakukan melalui dana kas kecil.
7. Laporan sebagai Output Sistem Informasi
Laporan yang dihasilkan oleh sistem informasi akuntansi memiliki peranan yang
penting karena dapat membantu manajemen dalam rangka membuat perencanaan,
pengoperasian, operasi sehari-hari, dan sebagai pengendalian seluruh kegiatan
perusahaan.
Agar suatu laporan bermanfaat bagi penerimanya maka laporan harus
mengandung prinsip-prinsip yang menurut Zaki (2000:6)
a. Pertanggung jawaban
Laporan harus disusun dengan tanggung jawab bagian-bagian dalam
perusahaan
32
b. Pengecualian
Laporan harus menunjukkan hal-hal yang menyimpang dari standar/budget.
c. Perbandingan
Laporan harus dapat diperbandingkan dengan kriteria tertentu
d. Ringkas
Laporan untuk bagian yang lebih tinggi harus lebih ringkas agar dapat
memberikan ruang lingkup yang lebih luas.
e. Komentar
Laporan berisi beberapa komentar dari pihak yang menyusun laporan.
F. Pengendalian Aplikasi pada Sistem Terkomputerisasi
1. Pengendalian Input
a. Otorisasi
Setiap transaksi yang terjadi pada perusahaan terlebih dahulu diotorisasi oleh
pihak yang berwenang sebelum dilakukan proses penginputan pada program.
b. Konversi Data Input
Setiap data yang di input dirubah ke dalam bentuk yang telah ditentukan oleh
sistem Apabila terdapat ketidakcocokan atau salah input pada kode barang
maka program tidak akan dapat memproses data tersebut.
c. Koreksi kesalahan
Transaksi yang diinput ke sistem segera diperiksa oleh bagian yang
berwenang. Apabila terdapat kesalahan, bagian gudang harus segera
33
melaporkan kepada kepala gudang, karena koreksi kesalahan pada sistem
hanya dapat dilakukan oleh kepala gudang dan bagian akuntansi.
2. Pengendalian Proses
a. Control totals (Pengendalian Total)
Sistem pembelian dan pengeluaran kas pada perusahaan dilengkapi dengan
pengendalian total yang berfungsi sebagai penunjuk total harga dan sebagai
alat untuk mengecek total harga disesuaikan dengan invoice yang diperoleh
dari pemasok.
b. File identification labels (Pengidentifikasian File)
Terdapat kode barang yang merupakan primary key. Apabila diinput kode
barang yang salah, sistem akan menolak data tersebut.
c. Limit and reasonableness checks (Pengendalian terbatas dan beralasan)
Memiliki limit yang berfungsi sebagai parameter pengendalian stok
d. Before-and-after report
e. Sequence test (Pengecekan Lanjutan)
Dilakukan pengecekan lanjutan (sequence test) setelah posting, hal ini
dilakukan untuk mengetahui apakah proses posting telah berjalan dengan
baik, dan apakah masih ada transaksi yang belum diposting.
f. Process tracing data (Proses penyusuran data)
Dilakukan proses tracing data yang digunakan apabila terdapat kesalahan
pada program. Proses ini hanya dapat dilakukan oleh bagian IT. Bagian IT
berusaha mencari penyebab kesalahan dan memperbaikinya.
34
3. Pengendalian Output
Pengendalian terhadap pengaksesannya orang-orang tertentu saja yang dapat
mengambil dan mendapatkan media laporan tercetak tersebut dengan maksud
supaya mereka yang tidak berhak dapat menggunakan untuk maksud-maksud
yang merugikan.
a. Laporan keuangan hanya dibuat oleh manager keuangan. Sebelum membuat
laporan keuangan, manager keuangan memeriksa kembali data-data yang
dicek oleh bagian akuntansi.
b. Laporan Keuangan hanya ditujukan kepada pihak yang berwenang yaitu
general manager dan direktur utama perusahaan.
c. Pemberian nomor urut pada media laporan cetak sehingga bila ada yang
hilang akan dapat mudah diketahui.
d. Bila laporan sudah tidak digunakan lagi oleh pemakai pada suatu saat. Tetapi
masih penting untuk digunakan dimasa mendatang, maka laporan tersebut
harus diarsipkan dengan baik. Apabila umur laporan sudah habis dan laporan
sudah tidak digunakan lagi selamanya, maka laporan tersebut dapat
dimusnahkan.
35
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A.
Gambaran Umum Perusahaan
1.
Sejarah Perusahaan
PT. Axis Optikal merupakan Perusahaan yang bergerak di Bidang usaha
retail spesial Sunglass dan Optik. PT Axis Optikal berkantor pusat Jl.
Suryapranoto No. 20 Jakarta Pusat.
PT. Axis Optikal bermula dari sebuah perusahaan yang bernama PT. Inti
Opto Tama yang didirikan pada tahun 1989. PT INTI merupakan peusahaan
Induk dari PT. Axis. PT Inti Opto Tama bergerak dibidang optikal dengan
menjadi supplier bagi optic-optik terkemuka diseluruh Indonesia.
PT. Inti Opto Tama berkeinginan untuk mengembangkan usahanya, maka
dibentuklah sebuah gagasan untuk mendirikan sebuah perusahaan yang
bergerak dibidang retail yang dinamakan PT. Axis Optikal yang dikhususkan
untuk menangani Usaha retail ke seluruh Departement Store yang ada diseluruh
Indonesia.
Seiring dengan berjalannya waktu dan kemajuan Zaman, PT. Axis tidak
hanya bergerak pada spesialis sunglass dan optic saja, PT Axis juga
mengembangkan usahanya dengan jenis yang berbeda yaitu softlense dan
36
solution. Kini PT. Axis Optikal telah memiliki banyak cabang yang tersebar
diseluruh Departement store yang ada diseluruh Indonesia.
2.
Struktur Organisasi Perusahaan
Organisasi merupakan kerangka yang dapat menggambarkan kegiatan
perusahaan secara keseluruhan mengenai pembagian tugas dan hubungan
masing-masing bagian dalam suatu perusahaan menuju sasaran keseimbangan
antara tugas dan tanggung jawab. Organisasi yang baik merupakan syarat bagi
suatu perusahaan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan dengan jelas dan
dimengerti oleh seluruh karyawan.
Bagan struktur organisasi PT Axis Optikal adalah sebagai berikut:
Gambar 3.1
Struktur Organisasi
DIREKTUR
UTAMA
Merchandise
General
Manager
Holding
General Manager
Marketing
Internal
Audit
Marketing
Division
Sales Division
Finance &
Tax Division
Accounting
Division
Sumber : PT Axis Optical
37
Warehouse
Division
IT
Division
HRD
Division
Tugas-tugas jabatan atau bagian yang ada dalam PT. Axis Optikal adalah
sebagai berikut :
a. Direktur Utama
1) Sebagai pemimpin tertinggi dalam perusahaan dan bertanggung jawab
atas jalannya perusahaan,
2) Mengawasi pekerjaan dan tindakan General Manager,
3) Mewakili perusahaan dengan sah dan langsung dalam pengadilan
maupun diluar pengadilan.
b. Merchandise
1) Melakukan pembelian produk yang akan dipasarkan,
2) Bekerjasama dengan General Manager Marketing untuk mernyusun
rencana pembelian,
3) Bertanggung jawab dalam mengawasi persediaan barang dagangan yang
ada di counter-counter.
c. General Manager Marketing
1) Merencanakan dan menentukan program pelaksanaan dari kebijaksanaan
yang telah ditetapkan oleh Direktur Utama dalam bidang pemasaran,
2) Memasarkan produk secara merata ke seluruh daerah pemasaran yang
sudah ada maupun yang baru, agar tercapai volume penjualan yang
maksimal. yang membawahi Sales Division (SPG) yang ditempatkan di
counter-counter penjualan.
d. Marketing Division
38
Marketing Division atau biasa disebut dengan Supervisor Sales Mempunyai
tugas untuk membantu menjalankan rencana General Manager Marketing,
agar tercapainya volume penjualan yang maksimal, Supervisor sales dibagi
dalam beberapa area baik didalam maupun di luar kota.
e. Sales Division (SPG)
Ditempatkan di counter-counter penjualan yang ada di dalam maupun luar
kota, bertugas untuk menawarkan produk dan melakukan transaksi
penjualan pada customer.
f. General Manager Holding
1) Mengawasi jalannya perusahaan sesuai dengan rencana yang telah
ditetepakan oleh Direktur Utama.
2) Merumuskan dan menetapkan rencana jangka pendek yang tidak
bertentangan dengan tujuan serta rencana jangka panjang perusahaan,
3) Mengkoordinir tugas-tugas Finance Division, Accounting Division, IT
Division, dan HRD Division.
g. Internal Audit
1) Menjamin berjalannya sistem dan prosedur yang ada di perusaahaan,
2) Menjaga dan mengamankan Asset perusahaan dengan cara malakukan
Stock Opname
h. Finance and Tax Divison
39
1) Melakukan kegiatan yang berhubungan dengan kas, seperti pembayaran
hutang, pembayaran yang berkaitan dengan kegiatan operasi perusahaan,
dan menerima pelunasan penjualan dari counter-counter.
2) Melakukan
penagihan
piutang
terhadap
counter-counter
atau
departement store yang berkaitan dengan kegiatan operasi perusahaan.
3) Mencatat, melaporkan dan membayar pajak dengan tepat waktu.
i. Accounting Division
1) Melakukan pengecekan terhadap data pembelian, input harga pokok
pembelian, pengiriman barang ke counter, retur dari counter.
2) Input penjualan, menjurnal semua transaksi yang berhubungan dengan
kegiatan perusahaan.
3) Membuat laporan keuangan yang cepat, tepat dan akurat.
j. Warehouse Division
Mengkoordinir transaksi pengiriman barang ke counter-counter yang ada
didalam maupun diluar kota, memeriksa retur barang dari counter,
melakukan pemeriksaan terhadap data pembelian.
k. IT Division
Mengatasi segala masalah yang berhubungan dengan Program dan
komputer, serta melakukan backup harian.
l. HRD Division
Merekrut karyawan baru, menyelesaikan masalah yang berhubungan dengan
kinerja karyawan pada perusahaan.
40
B.
Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan penulis adalah metode deskriptif, yang
bertujuan untuk membuat deskripsi secara sistematis, faktual, dan akurat
mengenai fakta-fakta penerapan Sistem Informasi Akuntansi Pembelian dan
Pengeluaran Kas pada PT. Axis Optikal.
C.
Metode Pengumpulan Data
Metode penulisan yang dilakukan dalam mengumpulkan data-data untuk
penulisan ini dilakukan dengan menggunakan metode sebagai berikut :
1.
Penelitian Lapangan ( Field Research )
Penelitian lapangan adalah penelitian yang dilakukan langsung pada objek yang
diteliti, dalam hal ini yaitu para staff keuangan pada perusahaan yang diteliti.
Pengumpulan data melalui penelitian lapangan (field research) ini diperoleh
melalui dua cara utama yakni metode Observasi dan Wawancara. Penjelasan
mengenai metode observasi dan wawancara dijelaskan secara singkat sebagai
berikut :
a. Observasi adalah suatu teknik pengumpulan data dengan mengamati secara
langsung objek penelitian.
b.Wawancara, dalam metode ini usaha dalam mengumpulkan data dengan
mewawancarai pihak-pihak yang terkait langsung dengan topik yang sedang
diamati, sehingga didapatkan informasi yang akurat mengenai sistem
informasi akuntansi di perusahaan tersebut.
41
2.
Penelitian Kepustakaan (library research)
Penelitian kepustakaan yaitu teknik berdasarkan literatur guna memperoleh
dasar teoritis dalam pemecahan masalah yang diteliti. Data dari literatur
berguna sebagai bahan pertimbangan atas data yang diperoleh dari penelitian.
D.
Metode Analisis Data
Metode analisis data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah metode
deskriptif kualitatif. Model analisis data yang dipilih yaitu dengan cara
menyajikan informasi akuntansi berupa bagan alur prosedur dan fungsi yang
terkait dengan pembelian barang dan pengeluaran kas. Data-data ini kemudian
dibandingkan dengan teori yang ada, sehingga dapat menghasilkan kesimpulan
kesesuaian antara Sistem Informasi Akuntansi yang berlaku di PT. Axis Optikal
dengan Sistem Informasi Akuntansi yang berlaku umum.
42
BAB IV
ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN
A.
Sistem Informasi Pembelian Barang Berdasarkan Program Erasoft Pada
PT. Axis Optikal
Sistem Informasi Akuntansi berperan penting dalam kegiatan operasi
perusahaan yaitu dengan cara menghasilkan informasi yang bermanfaat dalam
pengambilan keputusan.
Pembelian barang dagang pada PT. Axis Optikal dilakukan secara kredit
dengan term of payment berdasarkan pada perjanjian awal dengan pemasok.
Meskipun penjualan terjadi dicabang-cabang, namun pembelian barang dagang
dilakukan secara terpusat di kantor pusat. Dalam operasional sehari-hari PT.
Axis Optikal menggunakan Program Erasoft.
1.
Fungsi-Fungsi yang terkait
Fungsi yang terkait pada pembelian barang dagangan pada PT. Axis Optikal
adalah :
a. Bagian Pembelian
Bagian Pembelian pada PT. Axis Optikal merangkap juga sebagai
Merchandising yang bertanggung jawab untuk :
1) Melakukan pesanan pembelian barang dagangan kepada pemasok.
43
2) Sebagai merchandising yang bertanggung jawab untuk melakukan
control terhadap barang-barang yang ada di cabang dan melakukan
pembaharuan terhadap jenis barang yang ada dicabang.
3) Mencetak dokumen Purchase Order menjadi 5 rangkap yang akan
didistribusikan ke Pemasok, bagian Finance, Bagian Akuntansi,
Gudang, dan Arsip bagian pembelian.
4) Menginformasikan kepada bagian gudang mengenai data pembelian
barang dagang.
5) Input dokumen purchase order (PO) pada program Erasoft yang disebut
dengan Puchase Order System.
b. Bagian Penerimaan (Incoming Checker)
Bagian ini bertanggung jawab untuk :
1) Menerima barang yang dikirimkan berdasarkan Purchase order yang
dikirim bagian pembelian. Bagian penerimaan ini menerima barang
secara fisik dan menandatangani surat-surat jalan dari ekspedisi.
2) Memeriksa kualitas dan kuantitas barang yang diterima. Apabila ada
perbedaan antara kualitas maupun kuantitas barang tersebut, maka
bagian penerimaan segera melaporkan kepada bagian pembelian.
c. Bagian gudang
Bagian ini bertanggung jawab untuk :
44
1) Menjamin keamanan dan kebersihan persediaan barang dagangan
maupun keutuhan barang inventaris gudang baik secara fisik maupun
melalui control administrasi.
2) Mengatur dan mengawasi proses penerimaan barang dagangan sesuai
dengan dokumen yang sah.
3) Input data bukti penerimaan barang atau biasa disebut dengan MG ke
dalam komputer dengan memanggil nomor Purchase Order yang
diterbitkan oleh bagian Pembelian.
4) Membuat surat pengiriman barang ke counter-counter, dan menerima
retur dari counter-counter.
d. Bagian Akuntansi
1) Memeriksa dokumen bukti penerimaan barang (MG) beserta Purchase
Order (PO) dengan Program dikomputer yang bernama Erasoft
Inventory Control.
2) Input harga pokok penjualan barang dagang ditambahkan dengan
ongkos kirim pembelian barang dagang.
3) Input jurnal pembelian barang dagang pada Program Erasoft.
4) Menerima bukti pembayaran utang dari bagian Finance dan input jurnal
pembayaran utang pada Program Erasoft.
45
2.
Dokumen yang Digunakan
Dokumen yang digunakan dan dihasilkan dalam sistem pembelian PT. Axis
Optikal berdasarkan program aplikasi Erasoft adalah sebagai berikut :
a. Purchase Order
Yaitu dokumen resmi yang diterbitkan oleh bagian pembelian untuk
melakukan pesanan pembelian kepada pemasok. Dokumen ini dibuat 5
lembar yang didistribusikan kepada pemasok, bagian gudang, bagian
finance, bagian Akuntansi, dan arsip untuk bagian pembelian.
b.
Bukti Penerimaan Barang
Yaitu dokumen yang terbit setelah barang diterima dan di periksa oleh
bagian penerimaan, kemudian di input di dalam program Erasoft. Bukti
penerimaan dibuat 3 lembar, dokumen ini didistribusikan ke bagian
Akuntansi, bagian Finance dan sebagai arsip di bagian gudang.
3.
Catatan Akuntansi yang Digunakan
a. Modul Purchase Order System
Modul ini digunakan untuk mencatat transaksi pembelian yang diinput oleh
bagian Pembelian, modul ini berisi tentang data pembelian, termasuk data
lengkap mengenai pemasok. Selain berfungsi sebagai file induk pembelian,
modul ini juga berfungsi sebagai file transaksi pembelian yang mencatat
setiap pemesanan yang dilakukan oleh bagian pembelian. Modul ini juga
digunakan oleh bagian Akuntasi untuk menginput harga pokok penjualan.
46
b. Modul Inventory Control System
Modul ini digunakan untuk mencatat transaksi penerimaan barang yang
diinput oleh bagian gudang. Modul ini juga berfungsi sebagai file
persediaan karena mencatat segala penambahan ataupun pengurangan
barang dagang pada kantor pusat maupun counter-counter yang tersebar
diseluruh wilayah Indonesia. Selain itu, modul ini juga berfungsi sebagai
alat untuk mencocokkan Purchase order dengan bukti penerimaan barang
yang dilakukan oleh bagian Akuntansi.
c.
Modul Receiving system
Modul ini digunakan untuk mencatat transaksi pembelian, modul ini
digunakan untuk menarik nomor penerimaan barang yang dibuat oleh
bagian gudang. Modul ini juga berhubungan dengan modul account
payable.
d. Modul Account Payable
Modul ini digunakan untuk mencatat semua informasi invoice, pembayaran
dan saldo hutang untuk masing-masing pemasok tercakup disini. Setiap
transaksi pembelian dan pembayaran akan tercatat dan terupdate secara
sistem.
e. Modul General Ledger
Merupakan muara dari modul-modul yang lain. Setiap transaksi yang
diinput ke sistem akan terupdate di modul general ledger ini sehingga dapat
dihasilkan laporan keuangan.
47
Setelah menguraikan penerapan sistem informasi akuntansi pembelian yang
berjalan pada PT. Axis Optikal, maka penulis akan memberikan evaluasi
mengenai sistem pembelian tersebut. Evaluasi tersebut adalah sebagai berikut:
Terdapat kesamaan antara sistem pembelian yang diterapkan oleh PT. Axis
Optikal dengan teori yang berlaku umum yaitu sebagai berikut :
1) Dalam sistem pembelian telah dilakukan fungsi operasi pembelian dan
fungsi pencatatan pembelian sudah cukup baik.
2) Digunakan dokumen rangkap yang dapat memudahkan pihak-pihak
yang berkepentingan untuk mengadakan pengawasan.
3) Bagian penerimaan dan bagian administrasi gudang sudah terpisah.
4) Setiap staf administrasi gudang memiliki password masing-masing
untuk dapat login ke program erasoft, sehingga memungkinkan untuk
melakukan pengecekan apabila terjadi pelanggaran.
Sedangkan Perbedaan sistem pembelian yang diterapkan oleh PT. Axis
Optikal dengan teori yang berlaku umum yaitu sebagai berikut :
1) Di dalam teori, fungsi gudang adalah membuat surat permintaan
pembelian untuk diserahkan kepada bagian pembelian yang selanjutnya
dibuatkan Purchase order oleh bagian pembelian kepada supplier,
sedangkan pada PT. Axis Optikal tidak terdapat surat permintaan
barang, karena bagian pembelian melakukan pengecekan langsung pada
program erasoft sehingga mengetahui langsung jenis dan jumlah barang
yang harus segera dipesan kepada supplier.
48
2) Tidak terdapat Surat perubahan Order pembelian karena bagian gudang
hanya melakukan input data sesuai dengan data dan jumlah barang yang
diterima. Apabila ada kekurangan barang cacat pihak gudang segera
melakukan konfirmasi pada bagian pembelian, dan bagian pembelian
segera melakukan konfirmasi kembali kepada supplier.
B.
Sistem Informasi Pengeluaran Kas Berdasarkan Program Erasoft Pada
PT. Axis Optikal
Pembayaran atas barang dagangan pada PT. Axis Optikal dilakukan dengan
menggunakan giro atas nama atau transfer, sesuai dengan perjanjian awal
dengan pemasok.
1.
Fungsi-Fungsi yang terkait
Fungsi yang terkait dengan pengeluaran kas pada PT. Axis Optikal:
a.
Bagian Finance
1) Bagian ini bertanggung jawab melakukan pembayaran ke pemasok
sebelum tanggal jatuh tempo pembayaran.
2) Menerbitkan bukti pengeluaran kas dan menginput ke dalam program
Erasoft Cash and Bank management
b.
Penandatangan cek
Penandatangan cek bertugas menandatangani cek sesuai dengan lampiran
dokumen pembayaran.
c.
Bagian Akuntansi
49
1) Menginput jurnal pelunasan pembayaran utang ke dalam komputer dan
menandatanganinya.
2) Mengarsip bukti pengeluaran bank secara prenumbered.
2.
Dokumen yang Digunakan
Dokumen yang diguankan pada system pengeluaran kas pada PT Axis Optikal:
a.
Lembar Prosedur Pembayaran
Dokumen ini digunakan dalam prosedur pembelian barang dagangan
sebagai syarat pembayaran kepada pemasok yang dilakukan oleh bagian
Finance. Lembar prosedur pembayaran terdiri dari Purchase Order, Surat
Jalan, dan Bukti penerimaan Barang (MG).
b. Invoice
Dokumen ini merupakan bukti tagihan dari pemasok. Dokumen ini
digunakan sebagai dasar transaksi pengeluaran kas/bank.
c. Cek/Giro atau Slip Setoran Bank
1) Cek Merupakan dokumen pembayaran yang sah. Bagian keuangan
menyiapkan cek untuk melakukan pembayaran kepada pemasok. Cek
harus ditandatangani oleh Direktur atau General Manajer.
2) Slip setoran digunakan pada saat bagian keuangan melakukan transaksi
pengeluaran kas melalui pihak bank dan dijadikan sebagai bukti
pembayaran tagihan kepada pemasok.
d. Bukti Pengeluaran Kas
50
Dokumen ini digunakan oleh bagian finance sebagai catatan atas transaksi
pengeluaran kas atau bank untuk membayar tagihan pemasok. Dokumen ini
ditandatangani oleh bagian General manajer, manajer keuangan, kasir dan
bagian Akuntansi.
3.
Catatan Akuntansi yang Digunakan
Catatan akuntansi yang digunakan pada Sistem Informasi Akuntansi yang
digunakan pada PT. Axis Optikal adalah sebagai berikut :
a. Modul Erasoft Cash Management
Berisikan tentang informasi pengeluaran dan pemasukan dana. Modul ini
diisi oleh bagian finance, lalu diterbitkan menjadi bukti penerimaan kas
ataupun bukti pengeluaran kas. Kemudian bagian akuntasi menerima bukti
tersebut dan melengkapi jurnal penerimaan dan pengeluaran kas pada
Modul Erasoft Cash Management
b. Modul Account Payable
Modul ini mencatat semua transaksi yang berhubungan dengan pemasok.
Seluruh hutang dan pembayaran tercakup di module ini.
c. Modul General Ledger
Semua modul yang ada dalam system Erasoft ini berhubungan ke modul
general ledger. Semua tahapan dan proses yang membentuk jurnal otomatis
akan terupdate di modul ini, sehingga dapat dihasilkan laporan keuangan
yang akurat.
51
Setelah menguraikan penerapan sistem informasi akuntansi pengeluaran kas
yang berjalan pada PT. Axis Optikal, maka penulis akan memberikan evaluasi
mengenai sistem pengeluaran kas tersebut. Evaluasi tersebut adalah sebagai
berikut :
Terdapat kesamaan antara sistem pengeluaran kas yang diterapkan oleh PT.
Axis Optikal dengan teori yang berlaku umum yaitu sebagai berikut :
1) Dokumen bukti pengeluaran kas harus selalu diotorisasi oleh manajer
keuangan dan akuntansi.
2) Banyak keterlibatan staf, sehingga mengurangi terjadinya kecurangan
dalam pengeluaran kas. Pada perusahaan ini bagian finance hanya
menginput keterangan pengeluaran kas, sedangkan yang menjurnal
pengeluaran kas tetap dilengkapi oleh bagian akuntansi. Hal ini
mengurangi kemungkinan terjadinya fraud.
Sedangkan Perbedaan sistem pembelian yang diterapkan oleh PT. Axis Optikal
dengan teori yang berlaku umum yaitu sebagai berikut :
1) Fungsi terkait pada teori tidak terdapat penandatangan cek, sedangkan pada
PT. Axis pendandatangan cek merupakan fungsi terkait yang cukup penting
yang dapat juga digunakan sebagai pengendalian
2) Pada teori terdapat permintaan cek yang berfungsi sebagai sarana
permintaan kepada fungsi akuntansi untuk membuat bukti kas keluar,
sedangkan pada PT. Axis bagian keuangan yang membuat Bukti kas keluar
52
setelah mengeluarkan uang dan terdapat bukti pembayaran yang
dilampirkan dan diserahkan ke bagian akuntansi.
C.
Prosedur Pembelian dan Pengeluaran Kas pada PT. Axis Optikal
1.
Prosedur Pembelian
Bagan alir yang menjelaskan tentang prosedur pembelian pada PT. Axis
Optikal dapat dilihat pada gambar 4.8
Penjelasannya dari bagan alir tersebut adalah sebagai berikut :
a. Prosedur ini dimulai dari bagian pembelian atau bagian merchandise
membuat perencanaan pesanan atau membuat jumlah barang yang
dibutuhkan berdasarkan kartu stok persediaan barang. Setelah melakukan
perencanaan, maka bagian ini membuat Purchase Order yang
ditandatangai oleh bagian pembelian. Purchase order tersebut terdiri dari 5
lembar yang didistribusikan kepada pemasok, bagian finance, bagian
akuntansi, bagian gudang dan untuk arsip bagian pembelian.
Berikut Proses pembuatan Purchase Order dalam sistem dapat dilihat pada
gambar berikut :
53
Gambar 4.1 Tampilan sistem purchase order
Sumber : PT. Axis Optikal
b. Setelah mengirimkan Purchase order pada pemasok, maka bagian
pembelian akan menginformasikan kepada bagian gudang mengenai
barang-barang yang dibeli (nama barang, jumlah barang dan tanggal
kedatangan barang tersebut.
c. Berdasarkan purchase order, pemasok akan mengirimkan barang-barang
yang dipesan kepada bagian gudang.
d. Setelah barang diterima digudang, barang akan diperiksa oleh bagian
penerimaan barang apakah sesuai dengan sesuai dengan surat jalan (SJ).
Jika sesuai maka surat jalan akan segera ditandatangani.
54
e. Setelah itu, bagian penerimaan barang segera memeriksa kualitas dan
kuantitas barang dan mencocokkannya dengan purchase order yang telah
diterbitkan oleh bagian pembelian. Apabila terdapat kekurangan atau
kecacatan barang maka bagian penerimaan barang segera melaporkan hal
tersebut kepada bagian pembelian, agar bagian pembelian segera
melaporkan kekurangan atau kecacatan barang tersebut kepada pemasok.
f. Setelah proses pengecekan tersebut selesai, bagian penerimaan segera
mencatatnya ke dalam buku penerimaan barang. Dan menginformasikan
jenis barang, nama barang dan jumlah barang kepada pihak gudang agar
segera dibuatkan diinput ke dalam komputer (Erasoft Inventory control
system). Dari proses tersebut akan menghasilkan Surat penerimaan barang
(MG) yang terdiri dari 3 lembar yang didistribusikan ke bagian finance,
bagian akuntansi, dan arsip untuk bagian gudang.
Proses pembuatan surat penerimaan barang pada sistem adalah sebagai
berikut:
55
Gambar 4.2 Tampilan sistem pembuatan surat penerimaan barang
Sumber : PT. Axis Optikal
proses pembuatan surat penerimaan barang tersebut secara otomatis akan
menghasilkan jurnal pada General ledger system sebagai berikut :
Kode
Jurnal
11100005
11040004
Nama Jurnal
Persediaan
Ayat Silang Stok
Debet
XXX
Kredit
XXX
g. Setelah itu bagian gudang mendistribusikan Surat penerimaan barang, ke
bagian akuntansi.
h. Oleh bagian akutansi surat penerimaan barang tersebut di gabungkan
dengan
purchase
order,
dan
invoice.
Bagian
akuntansi
segera
mencocokkan barang dokumen tersebut dengan data yang terdapat pada
56
komputer (erasoft inventory control system), dan menginput harga pokok
penjualan pada komputer ( purchase order system).
i. Setelah melakukan pengecekan terhadap semua transaksi pembelian,
bagian akuntansi segera melakukan posting bulanan.
j. Setelah diposting, bagian akuntansi dapat menginput transaksi pembelian
tersebut pada komputer (receiving system), proses ini ditujukan untuk
menginput semua transaksi yang benar-benar mengeluarkan uang. Hal ini
disebabkan karena di PT. Axis Optikal tidak hanya melakukan transaksi
pembelian saja, tetapi juga melakukan transaksi tukar menukar barang
terutama softlense kepada perusahaan Inti. Proses tukar menukar tersebut
juga dicek oleh bagian akuntansi. Proses pengakuan hutang digambarkan
sebagai berikut :
Gambar 4.3 Tampilan sistem pengakuan utang
57
Sumber : PT. Axis Optikal
k. Dari proses penginputan ke komputer (receiving system) data tersebut
segera diposting kembali agar dapat masuk secara otomatis ke program
account payable system. Yang digunakan oleh bagian akuntansi untuk
menjurnal transaksi pembelian, digambarkan sebagai berikut :
Gambar 4.4 Tampilan sistem pembelian
Sumber : PT. Axis Optikal
Jurnal pengakuan utang pada PT. Axis Optikal adalah sebagai berikut :
Kode Jurnal
11040004
21010000
Nama Jurnal
Ayat Silang Stok
Hutang Dagang
58
Debet
Kredit
XXX
XXX
2.
Prosedur Pengeluaran Kas
Sebagaimana telah disebutkan diatas bahwa transaksi pembelian pada PT. Axis
Optikal adalah pembelian kredit, maka system pembayaran kepada pemasok
sebagian besar dilakukan dengan proses transfer maupun dengan cek. Bagan
alir yang menjelaskan tentang prosedur pengeluaran kas pada PT. Axis Optikal
dapat dilihat pada gambar 4.9
Penjelasan dari bagan alir tersebut adalah sebagai berikut :
a. Setelah menerima prosedur pembayaran yang terdiri atas Purchase order,
surat jalan, surat penerimaan barang (MG), dan invoice tagihan dari
pemasok, maka bagian finance akan melakukan pembayaran kepada
pemasok sebelum tanggal jatuh tempo.
b. Ketika akan melakukan pembayaran kepada pemasok, bagian finance
mencatat nama pemasok dan jumlah yang akan dibayarkan dilengkapi
dengan dokumen yang diperlukan. Slip setoran bang ditanda tangani oleh
bagian finance, juga harus diotorisasi oleh direktur atau manajer
keuangan.
c. Setelah cek dan slip setoran siap, maka bagian finance akan
menyerahkannya kepada pihak bank. Bagian finance akan menerima
kembali copy slip setoran yang dijadikan sebagai bukti pembayaran
kepada pemasok.
59
d. Setelah selesai, maka bagian finance akan menginput ke dalam komputer (
Cash and Bank management). Dalam proses ini akan menghasilkan bukti
pengeluaran kas yang terdiri atas 2 lembar. Lembar pertama untuk bagian
akuntansi, dan lembar ke dua untuk arsip bagian finance. Proses
pencatatan pengeluaran kas pada sistem adalah sebagai berikut :
Gambar 4.5 Tampilan sistem proses pencatatan pengeluaran kas
Sumber : PT. Axis Optikal
e. Oleh bagian finance lembar pertama bukti pengeluran kas tersebut di
satukan dengan dokumen pembayaran lainnya dan diserahkan kepada
bagian akuntansi.
60
f. Oleh bagian akuntansi, dokumen tersebut digunakan untuk melengkapi
jurnal pengeluaran kas pada program sistem yang sama yaitu cash and
bank management. Sistem tersebut digambarkan sebagai berikut :
Gambar 4.6 Tampilan sistem pembuatan jurnal pelunasan utang
Sumber : PT. Axis Optikal
Jurnal pengeluaran kas pada PT. Axis Optikal adalah sebagai berikut :
Kode
Jurnal
11110000
11030025
Nama Jurnal
Uang Muka Pembelian
Bank / Kas
Debet
XXX
Kredit
XXX
g. Bagian akuntansi juga menjurnalnya ke komputer (account payable
system) bertujuan untuk melakukan pelunasan hutang kepada pemasok.
Tampilan pada sistem, akan tampak seperti gambar berikut :
61
Gambar 4.7 Tampilan sistem pelunasan utang
Sumber : PT. Axis Optikal
Jurnal pelunasan utang pada PT. Axis Optikal adalah sebagai berikut :
Kode Jurnal
21010000
Nama Jurnal
Hutang Dagang
11110000
Uang Muka Pembelian
Debet
Kredit
XXX
XXX
h. Jika proses tersebut telah selesai maka bagian akuntansi juga
menandatangani bukti pengeluaran kas tersebut dan mengarsip dokumen
tersebut beserta lampirannya.
D.
Evaluasi Pengendalian Intern Sistem Pembelian dan Pengeluaran Kas
pada PT. Axis Optikal.
Selain untuk menghasilkan laporan keuangan yang akurat, hal yang
paling penting dari perancangan sistem informasi akuntansi dan pengeluran
62
kas pada PT. Axis Optikal adalah untuk menghadapi ancaman-ancaman yang
mungkin timbul.
Secara umum tujuan pengendalian intern adalah untuk menjaga harta
kekayaan perusahaan, menguji ketelitian dan kebenaran data akuntansi
perusahaan. Meningkatkan efisiensi operasi perusahaan, dan ketaatan pada
kebijakan yang tela digariskan oleh pimpinan perusahaan.
Berikut ini penulis akan mencoba untuk mengevaluasi pengendalian
intern sistem pembelian dan pengeluaran kas serta pengendalian aplikasi pada
PT. Axis Optikal.
1.
Pengendalian Intern atas Sistem Pembelian
Secara keseluruhan sistem pembelian pada PT. Axis Optikal sudah baik,
hanya saja terdapat kekurangan yang harus segera diperbaiki untuk
mendukung kinerja perusahaan. Evaluasi-evaluasi tersebut adalah sebagai
berikut :
a. Fungsi pembelian pada PT. Axis optikal merangkap sebagai bagian
merchandising yang bertanggung jawab untuk melakukan control
terhadap barang-barang yang ada di cabang dan melakukan pembaharuan
terhadap jenis barang yang ada dicabang. Sebaiknya dilakukan pemisahan
fungsi, agar tidak kinerja bagian pembelian menjadi optimal.
b. Login pada sistem erasoft terdapat password yang hanya berlaku pada
bagian gudang saja, sedangkan sistem pada bagian finance dan
63
accounting tidak dilengkapi oleh password, hal ini dapat mengakibatkan
kemungkinan terjadinya fraud yang dapat dilakukan oleh pihak yang
tidak berwenang
2.
Pengendalian Intern atas Sistem Pengeluaran Kas
sistem pengeluran kas pada PT. Axis Optikal sudah baik, hal ini dapat dilihat
dari pengendalian internal sebagai berikut :
a. Bagian keuangan sebagai fungsi penyimpanan kas terpisah dari bagian
akuntansi.
b. Transaksi pengeluaran kas/bank harus diotorisasi oleh direktur utama atau
general manajer, manajer keuangan dan akuntansi. Transaksi pengeluaran
kas tidak dilakukan oleh bagian finance saja tetapi melibatkan juga bagian
akuntansi, karena sebelum melakukan pembayaran, bagian finance selalu
meminta persetujuan kepada bagian akuntansi dan manajer akuntansi.
c. Setiap transaksi pengeluaran kas dan penerimaan kas selalu dilampirkan
dengan bukti pendukung yang lengkap.
d. Setiap akhir minggu, bagian finance selalu mendapatkan rekening koran
dari bank, kemudian mencocokkan antara saldo bank pada program
erasoft yaitu Cash and bank management.
e. Setiap akhir bulan, bagian akuntansi selalu melakukan pengecekan
terhadap saldo kas, hutang dan piutang perusahaan dan stok fisik barang.
64
Selain kebaikan-kebaikan terhadap penerapan sistem informasi akuntansi
pengeluran kas pada PT. Axis Optikal, terdapat juga kelemahan-kelemahan
sebagai berikut :
a. Kurangnya tempat penyimpanan yang baik untuk file-file yang penting
yang masih dibutuhkan oleh perusahaan.
b. sebagai perusahaan yang melakukan pengolahan data transaksi secara
komputerisasi, kadang kala terjadi kekeliruan atau kesalahan yang tidak
disengaja atau errors pada komputer.
3.
Pengendalian Aplikasi
PT Axis optikal telah melakukan pengendalian aplikasi yang cukup baik yaitu
sebagai berikut:
a. Pengendalian Input
1) Otorisasi
Setiap transaksi yang terjadi pada perusahaan terlebih dahulu
diotorisasi oleh pihak yang berwenang sebelum dilakukan proses
penginputan pada program erasoft.
2) Konversi Data Input
Setiap data yang di input dirubah ke dalam bentuk yang telah
ditentukan oleh sistem erasoft. Apabila terdapat ketidakcocokan atau
salah input pada kode barang maka program erasoft tidak akan dapat
memproses data tersebut.
65
Sistem pembelian dan pengeluaran kas juga dilengkapi dengan proses
autonumber.
3) Koreksi kesalahan
Transaksi yang diinput ke sistem segera diperiksa oleh bagian yang
berwenang. Apabila terdapat kesalahan, bagian gudang harus segera
melaporkan kepada kepala gudang, karena koreksi kesalahan pada
sistem hanya dapat dilakukan oleh kepala gudang dan bagian
akuntansi.
b. Pengendalian Proses
1) Sistem pembelian dan pengeluaran kas pada perusahaan dilengkapi
dengan pengendalian total yang berfungsi sebagai penunjuk total harga
dan sebagai alat untuk mengecek total harga disesuaikan dengan
invoice yang diperoleh dari pemasok.
2) Terdapat kode barang yang merupakan primary key. Apabila diinput
kode barang yang salah, sistem akan menolak data tersebut.
3) Memiliki limit yang berfungsi sebagai parameter pengendalian stok.
4) Dilakukan pengecekan lanjutan (sequence test) setelah posting, hal ini
dilakukan untuk mengetahui apakah proses posting telah berjalan
dengan baik, dan apakah masih ada transaksi yang belum diposting.
5) Dilakukan proses tracing data yang digunakan apabila terdapat
kesalahan pada program. Proses ini hanya dapat dilakukan oleh bagian
66
IT.
Bagian
IT
berusaha
mencari
penyebab
kesalahan
dan
memperbaikinya.
c. Pengendalian Output
Pengendalian output berfungsi untuk menghasilkan laporan keuangan yang
benar dan hanya orang yang berhak atau yang berwenang yang
memperoleh hasilnya.
1) Seluruh transaksi yang dilakukan pada perusahaan bermuara kepada
General Ledger system. pada sistem tersebut, bagian akuntansi
melakukan proses pengecekan dimulai dari rekonsiliasi bank, uang
muka pembelian, hutang dan piutang serta seluruh transaksi yang
dilakukan oleh perusahaan. Contohnya: pada sistem pembelian dan
Pengeluaran kas selalu melewati jurnal ayat silang stok dan uang muka
pembelian
yang
digunakan
sebagai
sarana
untuk
melakukan
pengecekan pada Modul General Ledger. Jurnal tersebut biasanya
harus bersaldo nol.
2) Laporan keuangan hanya dibuat oleh manager keuangan. Sebelum
membuat laporan keuangan, manager keuangan memeriksa kembali
data-data yang dicek oleh bagian akuntansi.
3) Laporan Keuangan hanya ditujukan kepada pihak yang berwenang
yaitu general manager dan direktur utama perusahaan.
Sedangkan kelemahan-kelemahan pengendalian aplikasi pada PT. Axis
Optikal adalah sebagai berikut :
67
Login pada sistem erasoft terdapat password yang hanya berlaku pada bagian
gudang saja, sedangkan sistem pada bagian finance dan accounting tidak
dilengkapi oleh password, hal ini dapat mengakibatkan kemungkinan
terjadinya fraud yang dapat dilakukan oleh pihak yang tidak berwenang.
Sedangkan pengendalian Umum, perusahaan juga menghadapi ancamanancaman yang dapat mempengaruhi sistem secara keseluruhan. Ancamanancaman tersebut adalah sebagai berikut:
a. Kehilangan data
Meskipun backup data dilakukan setiap hari, namun ada baiknya untuk
menghindari hal tersebut, server untuk semua sistem ini ditempatkan
ditempat yang aman dan terpusat. Sebaiknya perusahaan juga memiliki
backup data yang lain yang tidak ditempatkan pada gedung yang sama.
Hal ini untuk menghindari terjadinya musibah seperti kebakaran yang
dapat mengakibatkan PT. Axis Optikal kehilangan datanya.
b. Kinerja yang buruk
Kinerja yang buruk akan sangat mempengaruhi kualitas sistem secara
keseluruhan, keamanan asset perusahaan dan keakuratan laporan yang
dihasilkan. Karena itu PT. Axis Optikal mengukur penilaian karyawannya
dengan parameter-parameter yang ditentukan.
68
Penilaian kinerja karyawan ini dibuat berdampak langsung dengan upah
kerja dan gratifikasi yang diterimanya sehingga setiap karyawan berusaha
untuk memenuhi standar yang telah ditetapkan perusahaan.
69
Pemasok
Bagian Pembelian
Bagian Penerimaan dan Gudang
Bagian Akuntansi
start
start
start
PO
Terima
Modul
Inventory
system
Cek kartu Stock
persediaan
yes
Input PO di
system
C PO
PO
PO
PO
PO
D A No
B
yes
Surat jalan
& Barang
No
Input Ke
sistem
Cocok
Menyimpan
barang
B Konfirmasi ke
pemasok
yes
Konfirmasi ke
gudang dan
bagian
pembelian
Purchase
Order System
Input HPP
Kirim ke
counter
Distributor
End
End
Cocok
MG
MG
MG
Cek kembali jumlah
dan kualitas barang
Konfirmasi
dari/Ke
Gudang
Modul
Inventory
system
C
B Surat jalan
PO
File
Surat jalan
Invoice tagihan
pembayaran
Surat jalan
Surat jalan
& Barang
B
Siapkan Barang
dan dokumen
Cek data dengan
sistem
Surat jalan
Purchase
Order System
MG
PO
Terima dokumen
pembelian
D
A
C
start
Terima Barang;
dan tandatangani
surat jalan
Approve
PO
File
Pemasok
Input pengakuan utang
Modul Account
Payable
End
Bagian Gudang
Gambar 4.8 Bagan Alir Sistem Pembelian program Erasoft
Sumber : PT. Axis Optikal
Input Jurnal pembelian
Modul
Receiving
system
File
C Bagian Finance/Keuangan
Bagian Akuntansi
Surat jalan
start
Terima Dokumen
Pembelian
PO
File
MG
Lengkapi jurnal
pada sistem
Periksa cek
dengan dokumen
pembelian
Tanda tangani
cek
copy
Siapkan cek dan
dokumen untuk
ditandatangani
oleh dikrektur
Cek/slip
setoran
Input jurnal
pelunasan utang
Copy/salinan
copy
BKK
account
payable system
B
Invoice tagihan
pembayaran
Copy/salinan
BKK
Penandatangan cek
Bank
Purchase
Order System
Modul
Inventory
system
Input berdasarkan
dokumen dan
copy cek di
sistem
Cash and
bank system
Modul
Receiving
system
End
Modul General
Ledger
End
File
account
payable system
Cash and
bank system
Modul general Ledger merupakan pusat system Erasoft
Gambar 4.9
Bagan Alir Sistem Pengeluaran Kas program Erasoft
Sumber : PT. Axis Optikal
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil evaluasi yang telah penulis lakukan maka penulis menarik
kesimpulan yang sekaligus sebagai jawaban dari pertanyaan pada perumusan
masalah yang ada di Bab I, adalah sebagai berikut :
1. yang telah sesuai dengan teori yang berlaku secara umum pada PT. Axis
Optikal pada Sistem pembelian adalah pemisahan fungsi, menggunakan
dokumen rangkap dan login pada program Erasoft pada bagian gudang
dilengkapi dengan password masing-masing sebagai alat pengawasan.
Dan pada Sistem pengeluaran kas, Yang telah sesuai dengan teori yang
berlaku secara umum pada PT. Axis Optikal adalah Dokumen bukti
pengeluaran kas harus selalu diotorisasi oleh manajer keuangan dan
akuntansi.
2. Sedangkan yang tidak sesuai dengan teori yang berlaku pada sistem
pembelian adalah :
a. Tidak terdapat Surat perubahan Order pembelian karena bagian
gudang hanya melakukan input data sesuai dengan data dan jumlah
barang yang diterima. Apabila ada kekurangan barang cacat pihak
gudang segera melakukan konfirmasi pada bagian pembelian, dan
71
bagian pembelian segera melakukan konfirmasi kembali kepada
supplier.
Dan pada sistem pengeluaran kas yang tidak sesuai dengan teori yang
berlaku secara umum adalah :
a.
Fungsi terkait pada teori tidak terdapat penandatangan cek, sedangkan
pada PT. Axis pendandatangan cek merupakan fungsi terkait yang
cukup penting yang dapat juga digunakan sebagai pengendalian
b.
Pada teori terdapat permintaan cek yang berfungsi sebagai sarana
permintaan kepada fungsi akuntansi untuk membuat bukti kas keluar,
sedangkan pada PT. Axis bagian keuangan yang membuat Bukti kas
keluar setelah mengeluarkan uang dan terdapat bukti pembayaran yang
dilampirkan dan diserahkan ke bagian akuntansi.
3. Secara umum kelemahan pengendalian internal dan aplikasi pada sistem
pembelian dan pengeluaran kas pada PT. Axis Optikal adalah sebagai
berikut:
a. Fungsi pembelian pada PT. Axis optikal merangkap sebagai bagian
merchandising yang bertanggung jawab untuk melakukan control
terhadap barang-barang yang ada di cabang dan melakukan
pembaharuan terhadap jenis barang yang ada dicabang. Sebaiknya
dilakukan pemisahan fungsi, agar tidak kinerja bagian pembelian
menjadi optimal.
72
b. Kurangnya tempat penyimpanan yang baik untuk file-file yang penting
yang masih dibutuhkan oleh perusahaan.
c. sebagai perusahaan yang melakukan pengolahan data transaksi secara
komputerisasi, kadang kala terjadi kekeliruan atau kesalahan yang
tidak disengaja atau errors pada komputer.
d. Login pada sistem erasoft terdapat password yang hanya berlaku pada
bagian gudang saja, sedangkan sistem pada bagian finance dan
accounting
tidak
dilengkapi
oleh
password,
hal
ini
dapat
mengakibatkan kemungkinan terjadinya fraud yang dapat dilakukan
oleh pihak yang tidak berwenang seperti : penggantian atau
penginputan barang ke sistem untuk menggelapkan barang yang belum
mendapatkan persetujuan dari pihak yang berwenang.
B.
Saran
Untuk lebih meningkatkan pelaksanaan sistem informasi akuntansi pembelian
dan pengeluaran kas serta efektivitas pengendalian intern atas sistem pembelian
dan pengeluaran kas di PT. Axis Optikal, maka penulis memberikan saran
sebagai berikut :
1. Sebaiknya terdapat pemisahan antara bagian pembelian dan Merchandising
agar dapat mengoptimalkan kinerja karyawan.
73
2. Disediakan tempat penyimpanan yang lebih luas untuk menyimpan file-file
penting perusahaan. Agar lebih mudah untuk mencari data tersebut apabila
dibutuhkan.
3. Sebaiknya tidak hanya bagian gudang saja yang diberikan password untuk
login ke sistem, tetapi juga bagian akuntansi dan bagian finance, hal ini
dilakukan untuk dapat menghindari kesalahpahaman dan menghindari
terjadinya fraud.
74
DAFTAR PUSTAKA
Amir Abadi Yusuf. 2000. Akuntansi Keuangan Lanjutan di Indonesia, Salemba
Empat. Jakarta.
Andri Kristanto. 2003. Keamanan Data pada Jaringan Komputer, Gaya Media,
Yogyakarta.
Azhar Susanto. 2004. Sistem Informasi Manajemen : Konsep dan Pengembangannya.
Edisi 3, Lingga Jaya Indonesia.
Hall, James. A. 2001. Sistem Informasi Akuntansi, Edisi 1, Salemba Empat, Jakarta.
Hall, James. A. 2007. Sistem Informasi Akuntansi, Edisi 4, Salemba Empat, Jakarta.
Hopwood, William S dan Bodnar, George H. 2000. Sistem Informasi Akuntansi,
Salemba Empat. Jakarta.
Jogianto. 2001. Sistem Informasi Akuntansi, Salemba Empat, Jakarta.
Mcleod, Raymond. 2001. Management Information Systems. New jersey. Prentice
Hall Internatioanal Inc.
Mulyadi. 2001. Sistem Akuntansi, Edisi 3, Salemba Empat, Jakarta.
Soemarso S.R. 2001. Akuntansi Suatu Pengantar, Edisi 5, Salemba Empat, Jakarta.
75
Lampiran 1
Gudang
Vendor
4 PO
Pembeli
Pengendali persediaan
Permintaan
pembelian
Tinjau
kembali
catatan
5
PO
Penerimaan
Buku
Persediaan
Utang Usaha
2
Pemeriksaan
salinan PO
Buku besar umum
D
2Permintaan
pembelian
Ringkasan
file
1.PR
Buat
Pesanan
Pembelian
3 PO
File utang
Dagang
tunda
A
2 PR
Permintaan
pembelian
Laporan
penerimaan
Slip
pengepakan
1 PR
1 PO
PO
Buat
laporan
penerimaa
1 PO
2 PO
Slip
pengepakan
Bukukan
dan
rekonsiliasi
PO
B
PO
Permintaan
pembelian
Faktur
Laporan
penerimaan
Buku
besar
C
3 PO
4 PO
RR
5 PO
file
Pencatatan
kewajiban
file
RR
Laporan
penerimaan
C
Laporan
Penerimaan
Ringkasan
simpan
Nomor
register
voucher
Laporan
Penerimaan
Perbarui
catatan
Buku
Persediaan
A
Voucher
jurnal
PO
Laporan
penerimaan
Ringkasan
Faktur
(salinan)
PR
faktur
Voucher
jurnal
Permintaan
pembelian
Buku besar
pembantu
utang usaha
file
Purchase
jurnal
RR
RR
Slip
pengepak
an
faktur
Bukti kas
keluar
PO
RR
file
Voucher
jurnal
D
C
B
(Sumber : Hall, 2007:321)
Gambar 2.1
Bagan Alir Sistem Pembelian secara Manual
Pembayaran bukti
atas buka file utang
dagang
file
Lampiran 2
Pengeluaran Kas
Utang usaha
File voucher
terbuka
Permintaan
pembelian
Pesanan
pembelian
Cari di file
voucher
terbuka yang
jatuh tempo
Permintaan
pembelian
Pesanan
pembelian
Buat
cek
Register
cek
A
Laporan
penerimaan
Bukti kas keluar
Permintaan
pembelian
3
2
Catat ke GL dari
voucher jurnal dan
rekonsiliasi GL
dengan ringkasan
Cek 1
Permintaan
pembelian
Pesanan
pembelian
Tutup
voucher
dengan
file
Laporan
penerimaan
Voucher
jurnal
Laporan
penerimaan
faktur
Tanda
tangani
cek
Bukti kas keluar
faktur
File
Permintaan
pembelian
Bukti kas keluar
Pesanan
pembelian
Register
voucher
Laporan
penerimaan
faktur
Voucher CD
Cek salinan
Cek
file
Laporan
penerimaan
faktur
Bukti kas keluar
File
voucher
yang selesai
Cek
(salinan)
Permintaan
pembelian
Pesanan
pembelian
Buku
besar
ringkasan
Pesanan
pembelian
A
Voucher
jurnal
faktur
faktur
ringkasan
ringkasan
Voucher
jurnal
Bukti kas keluar
Laporan
penerimaan
Buku besar
utang usaha
Buku besar
pemasok
Cek salinan
(Sumber : Hall, 2007:331)
Gambar 2.2
Bagan Alir Sistem Pengeluaran Kas secara Manual
Lampiran 3
Pembelian
Permintaan
Pembelian
A
Sistem Pemrosesan Data Pembelian
Penerimaan
File pembantu
persediaan
Pesanan
Pembelian
Prosedur Penjualan
Perbarui persediaan dan
identifikasi barang yang
berada di titik pemesanan
ulang. Program ini membuat
file permintaan pembelian
terbuka.
Perbarui
program
pemasok
D
Utang Dagang
Laporan
Penerimaan
Step 3
Terminal
B
Permintaan
Pembelian
C
Pesanan
Pembelian
D
Laporan
Penerimaan
Buat PO
Slip
pengepakan
Buku pembantu
persediaan
File Permintaan
pembelian terbuka
File Laporan
penerimaan
Step 1
Buat
RR
PO
PO
RR
PO
D
RR
Urutkan
berdasarkan
pemasok dan buat
permintaan
pembelian terbuka
File
pemasok
PO
C
Pesanan
Pembelian
Laporan
Penerimaan
File laporan
penerimaan
E
PR
Pesanan
Pembelian
Laporan
Penerimaan
Tutup PO
terbuka
B
Step 2
Permintaan
pembelian
File tunda
utang
dagang
Faktur
Pemasok
Voucher
Voucher
Batch
Terminal
File permintaan
pembelian
terbuka
Cocokkan faktur
dengan file
tunda utang
dagang dan buat
bukti kas keluar
File PO
tertutup
Tutup Batch
buku besar
Pesanan
Pembelian
(batch)
Terminal
File PO
terbuka
pemasok
A
Permintaan
pembelian
pemasok
Persediaan yg
diperbarui
Persediaan yang
diperbarui
PR
Step 4
PO
RR
File voucher
File pemasok
Perbarui
program
Faktur
Voucher
Catat Voucher
dlm daftar
file
File PO
terbuka
File
permintaan
tertutup
File
voucher
terbuka
Total Batch
buku besar
Daftar
voucher
(Sumber : Hall, 2007:338)
Gambar 2.3
Bagan Alir Sistem Pembelian Berbasis Komputer
File AP
Terbuka
Lampiran 4
Sistem Pemrosesan Data Pengeluaran Kas
Utang Dagang
Pengeluaran Kas
PR
Daftar Voucher
Salinan
Cek
PO
Copy
A
Copy
RR
Cek
Cari file voucher yang
jatuh tempo, tulis cek,
Catat dalam Daftar cek
Daftar
Transaksi
Faktur
Total Batch
buku besar
Voucher
Daftar
Transaksi
File voucher
terbuka
Cocokkan cek
dengan dokumen
pendukung dalam
file voucher
terbuka
A
Daftar cek
(Jurnal
pengeluaran
Kas)
salinan
File utang
dagang tertutup
salinan
Daftar
Transaksi
Copy
Copy
Cek
Cek
PR
Prosedur Akhir Hari : Pembaruan Buku besar Umum
PO
File
RR
Total Batch
Faktur
Buku besar
umum
Persediaan
Voucher
Cek
AP terbuka
Tanda
tangani
cek
Perbarui GL dari
Total Batch
Cek
File voucher
tertutup
AP Tertutup
pemasok
diperbarui
Pengeluaran Kas
(Sumber : Hall, 2007:339)
Gambar 2.4
Bagan Alir Sistem Pengeluaran Kas Berbasis Komputer
Download