BAB 3 OBJEK PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian yang dilakukan penulis adalah kompetensi dalam penerapan sistem pengendalian internal yang efektif pada layanan jasa Pegadaian Syariah, yang berkantor di Jalan Kramat RayaNo.162 Jakarta Pusat. PT.Pegadaian (Persero) merupakan satu-satunya lembaga keuangan non-bank di Indonesia yang menerapkan sistem pembiayaan sesuai dengan slogannya yaitu “Menyelesaikan Masalah Tanpa Masalah” yang berarti penyaluran uang pinjaman atas dasar hukum gadai dengan target sasaran adalah masyarakat golongan lemah dengan cara yang mudah, cepat, aman, dan hemat. Kini, PT.Pegadaian (Persero) telah meraih banyak penghargaan. 3.2 Gambaran Umum Pegadaian 3.2.1 Sejarah Singkat Pegadaian Sejarah Pegadaian dimulai pada saat Pemerintah Penjajahan Belanda (VOC) mendirikan BANK VAN LEENING yaitu lembaga keuangan yang memberikan kredit dengan sistem gadai, lembaga ini pertama kali didirikan di Batavia pada tanggal 20 Agustus 1746. Ketika Inggris mengambil alih kekuasaan Indonesia dari tangan Belanda (1811-1816) Bank Van Leening milik pemerintah dibubarkan, dan masyarakat diberi keleluasaan untuk mendirikan usaha pegadaian asal mendapat lisensi dari Pemerintah Daerah setempat (liecentie stelsel). Namun metode tersebut berdampak buruk, pemegang lisensi menjalankan praktek rentenir atau lintah darat yang dirasakan kurang menguntungkan pemerintah berkuasa (Inggris). Oleh karena itu, metode 32 liecentie stelsel diganti menjadi pacth stelsel yaitu pendirian pegadaian diberikan kepada umum yang mampu membayarkan pajak yang tinggi kepada pemerintah. Pada saat Belanda berkuasa kembali, pola atau metode pacth stelsel tetap dipertahankan dan menimbulkan dampak yang sama dimana pemegang hak ternyata banyak melakukan penyelewengan dalam menjalankan bisnisnya. Selanjutnya pemerintah Hindia Belanda menerapkan apa yang disebut dengan cultur stelsel dimana dalam kajian tentang pegadaian, saran yang dikemukakan adalah sebaiknya kegiatan pegadaian ditangani sendiri oleh pemerintah agar dapat memberikan perlindungan dan manfaat yang lebih besar bagi masyarakat. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, pemerintah Hindia Belanda mengeluarkan Staatsblad (Stbl) No. 131 tanggal 12 Maret 1901 yang mengatur bahwa usaha Pegadaian merupakan monopoli Pemerintah dan tanggal 1 April 1901 didirikan Pegadaian Negara pertama di Sukabumi (Jawa Barat), selanjutnya setiap tanggal 1 April diperingati sebagai hari ulang tahun Pegadaian. Pada masa pendudukan Jepang, gedung Kantor Pusat Jawatan Pegadaian yang terletak di Jalan Kramat Raya 162 dijadikan tempat tawanan perang dan Kantor Pusat Jawatan Pegadaian dipindahkan ke Jalan Kramat Raya 132. Tidak banyak perubahan yang terjadi pada masa pemerintahan Jepang, baik dari sisi kebijakan maupun Struktur Organisasi Jawatan Pegadaian. Jawatan Pegadaian dalam Bahasa Jepang disebut Sitji Eigeikyuku, Pimpinan Jawatan Pegadaian dipegang oleh orang Jepang yang bernama Ohno-San dengan wakilnya orang pribumi yang bernama M. Saubari. Pada masa awal pemerintahan Republik Indonesia, Kantor Jawatan Pegadaian sempat pindah ke Karang Anyar (Kebumen) karena situasi perang yang kian terus memanas. Agresi militer Belanda yang kedua memaksa Kantor Jawatan Pegadaian dipindah lagi ke Magelang. Selanjutnya, pasca perang kemerdekaan Kantor Jawatan 33 Pegadaian kembali lagi ke Jakarta dan Pegadaian kembali dikelola oleh Pemerintah Republik Indonesia. Dalam masa ini Pegadaian sudah beberapa kali berubah status, yaitu sebagai Perusahaan Negara (PN) sejak 1 Januari 1961, kemudian berdasarkan PP.No.7/1969 menjadi Perusahaan Jawatan (PERJAN), selanjutnya berdasarkan PP.No.10/1990 (yang diperbaharui dengan PP.No.103/2000) berubah lagi menjadi Perusahaan Umum (PERUM). Hingga pada tahun 2011, berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 51 tahun 2011 tanggal 13 Desember 2011, bentuk badan hukum Pegadaian berubah menjadi Perusahaan Perseroan (Persero). Kini usia Pegadaian telah lebih dari seratus tahun, manfaat Pegadaian semakin dirasakan oleh masyarakat, meskipun perusahaan membawa misi public service obligation, ternyata perusahaan masih mampu memberikan kontribusi yang signifikan dalam bentuk pajak dan bagi keuntungan kepada Pemerintah, disaat mayoritas lembaga keuangan lainnya berada dalam situasi yang tidak menguntungkan. Visi Sebagai solusi bisnis terpadu terutama berbasis gadai yang selalu menjadi market leader dan mikro berbasis fidusia selalu menjadi yang terbaik untuk masyarakat menengah kebawah. 34 Misi • Memberikan pembiayaan yang tercepat, termudah, aman dan selalu memberikan pembinaan terhadap usaha golongan menengah kebawah untuk mendorong pertumbuhan ekonomi. • Memastikan pemerataan pelayanan dan infrastruktur yang memberikan kemudahan dan kenyamanan di seluruh Pegadaian dalam mempersiapkan diri menjadi pemain regional dan tetap menjadi pilihan utama masyarakat. • Membantu Pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat golongan menengah kebawah dan melaksanakan usaha lain dalam rangka optimalisasi sumber daya perusahaan. 3.2.2 Budaya Perusahaan Untuk mendukung terwujudnya visi dan misi, maka telah ditetapkan budaya perusahaan yang harus dipelajari, dipahami, dihayati, dan dilaksanakan oleh seluruh insan pegadaian. Pegadaian Syariah Kramat Raya menekankan pada Strategi Operasional Pelayanan (SOP) dalam penerapan kegiatan operasionalnya. Perusahaan menggunakan budaya mengenai SOP tersebut yang dinamakan dengan sebutan “INTAN”. Maksud tentang budaya perusahaan “INTAN” adalah untuk memperkuat nilai-nilai budaya perusahaan serta memberi makna agar lebih dipahami dengan baik juga dihayati dan dijalankan secara konsisten dalam keseharian oleh seluruh jajaran insan pegadaian. 35 Budaya perusahaan diaktualisme dalam bentuk simbol/maskot si“INTAN” yang bermakna : Inovatif : Berinisiatif, Kreatif dan Produktif, • Berorientasi pada solusi Nilai Moral Tinggi : Taat beribadah, Jujur dan • Berpikir positif Terampil • : Kompeten dibidangnya, Selalu mengembangkan diri Adi • Layanan : Peka dan cepat tanggap, Empatik, santun dan ramah Nuansa Citra : Memiliki sense of belonging, • Peduli nama baik perusahaan Makna yang terkandung dalam maskot si“INTAN” Kepala berbentuk berlian memberi makna bahwa Pegadaian mengenal batu hitam sudah puluhan tahun, intan tidak lebih dari sebuah bongkahan batu yang diciptakan alam dalam suatu proses beratus tahun lamanya. Kekerasannya menjadikan dia tidak dapat tergores dari benda lain. Tetapi dia juga dapat dibentuk menjadi batu yang sangat cemerlang (brilliant). Dengan kecemerlangan itulah kemudian dia disebut berlian. Karakteristik batu intan itu diharapkan terdapat juga pada setiap insan Pegadaian. Sikap tubuh dengan tangan terbuka dan tersenyum memberi makna sikap seorang pelayan yang selalu siap memberikan pelayanan prima kepada siapa saja. Rompi warna hijau memberi makna keteduhan sebagai insan Pegadaian. 3.2.3 Bidang Usaha PT.Pegadaian (Persero) bergerak pada bidang usaha pembiayaan untuk masyarakat menengah ke bawah. Pegadaian didirikan untuk memenuhi kebutuhan dana masyarakat dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Pegadaian 36 menawarkan dan menyediakan berbagai produk dan pelayanan yang dapat dipilih oleh masyarakat sesuai dengan kebutuhannya. 3.2.4 Produk – Produk PT.Pegadaian (Persero) menyediakan produk dan jasa untuk masyarakat. Produk tersebut adalah : • Gadai Konvensional 1. KCA (Kredit Cepat Aman) 2. KTJG (Kredit Tunda Jual Gabah) 3. KREASI (Kredit Angsuran dengan Sistem Fiducia) 4. KRASIDA (Kredit Angsuran dengan Sistem Gadai) 5. KRISTA (Kredit Usaha Rumah Tangga) 6. KREMADA (Kredit Perumahan Rakyat) 7. INVESTA (Investasi Harta Berharga Milik Anda) 8. KUCICA (Kiriman Uang Cara Instan Cepat Aman) 9. KAGUM (Kredit Aneka Guna untuk Umum) 10. JASA TAKSIRAN 11. JASA TITIPAN 12. PERSEWAAN GEDUNG 3.2.5 Struktur Organisasi PT.Pegadaian (Persero) Setiap organisasi memiliki struktur organisasi yang berbeda-beda tergantung pada tujuan dan operasi perusahaan. Berikut ini adalah uraian tugas dan tanggung jawab personel-personel yang terlibat dalam Pegadaian : 37 Gambar 3.1 Struktur Organisasi PT.Pegadaian Direktur Operasi JM Usaha Gadai JM Usaha Syariah JM Usaha Lain Men.Usaha Rahn Men.Usaha Gadai Men.Usaha Lain Asmen 1 Asmen 2 Asmen 1 Asmen 2 Men.Usaha non Rahn Asmen Operasi Asmen Umum Inspektur Pusat Inspektur Wilayah Asmen 1 Asmen 2 Asmen 1 Asmen 2 Investigator Pemeriksa Teknologi Informasi Kanwil Perum Pegadaian Cab.Pegadaian Konvensional SPI Cab.Pegadaian Syariah Asmen Operasi Pemeriksa Asmen Umum Sumber : PT.Pegadaian (Persero) Masing-masing tingkatan mempunyai tugas-tugas sebagai berikut : 1. Direktur Operasi Tugas dan tanggung jawab Direktur Operasi adalah : a. Membimbing bawahan dalam rangka pembinaan pegawai. b. Merencanakan, mengkoordinasikan, menyelenggarakan dan mengawasi kegiatan pembinaan operasional. 2. General Manajer Tugas dan tanggung jawab General Manajer adalah : 38 a. Merencanakan, mengkoordinasikan, menyelenggarakan dan mengendalikan penyusunan rencana kerja dan anggaran. b. Membimbing bawahan dalam rangka pembinaan pegawai. 3. Manajer Tugas dan tanggung jawab Manajer adalah : a. Merencanakan, mengkoordinasikan, menyelenggarakan, dan mengawasi kegiatan pembinaan operasional. b. Memantau dan mengevaluasi pelaksanaan kegiatan asisten manajer. 4. Asisten Manajer Tugas dan tanggung jawab Asisten Manajer adalah : a. Merencanakan, mengkoordinasikan, melaksanakan, dan mengawasi kegiatan pemgembangan dan pemasaran usaha gadai. 5. Kantor Wilayah Perum Pegadaian Tugas dan tanggung jawab Kanwil Perum Pegadaian adalah : a. Mengkoordinasikan pelaksanaan tugas pekerjaan bawahan. b. Memantau dan mengevaluasi pelaksanaan kegiatan cabang konvensional dan cabang syariah. 6. Asisten Manajer Operasi Tugas dan tanggung jawab Asisten Manajer Operasi adalah : a. Memantau dan mengevaluasi pelaksanaan kegiatan pegawai. b. Membimbing bawahan dalam rangka pembinaan pegawai. 7. Satuan Pengawasan Intern (SPI) Tugas pokoknya adalah : 39 a. Meyakini/memastikan bahwa bidang yang menjadi tanggung jawabnya telah memiliki rencana kerja tahunan yang berpedoman pada RJP perusahaan atau ketentuan lain yang telah ditetapkan direksi b. Meyakini/memastikan tersusunnya kebijakan, sistem dan prosedur dibidang pengawasan internal. c. Meyakini/memastikan bahwa sistem pengendalian internal sudah berjalan secara efektif. d. Meyakini/memastikan bahwa pengelolaan pengawasaan meliputi perencanaan pemeriksaan, pelaksanaan pemeriksaan, pemberian rekomendasi, serta monitoring tindak lanjut telah dilaksanakan dengan baik. e. Meyakini/memastikaan pengawasaan telah dilakukan untuk seluruh fungsi perusahaan diantaranya pengawasan kegiatan oprasional, keuangan, teknologi informasi dan kegiatan perusahaan lainnya serta memberikan saran dan rekomendasi. Masing-masing jabatan mempunyaif ungsi yaitu menyelenggarakan, merencanakan, mengkoordinasikan, dan mengendalikan pelaksanaan kegiatan operasional, sehingga menjadi usaha yang tumbuh dan berkembang baik secara kelembagaan maupun produk-produk yang dikelola serta melaksanakan kegiatan pemasaran. 3.3 Pegadaian Syariah 3.3.1 Lahirnya Pegadaian Syariah Keberadaan Pegadaian Syariah pada awalnya didorong oleh perkembangan dan keberhasilan lembaga-lembaga keuangan syariah. Disamping itu, juga dilandasi oleh kebutuhan masyarakat Indonesia terhadap hadirnya sebuah 40 pegadaian yang menerapkan prinsip-prinsip syariah. Pegadaian Syariah Dewi Sartika Jakarta merupakan salah satu Pegadaian Syariah yang pertama kali beroperasi di Indonesia. Hadirnya Pegadaian Syariah sebagai sebuah lembaga keuangan formal yang berbentuk unit dari PT.Pegadaian (Persero) di Indonesia merupakan hal yang menggembirakan. Pegadaian Syariah bertugas meyalurkan pembiayaan dalam bentuk pemberian uang pinjaman kepada masyarakat yang membutuhkan berdasarkan hukum gadai syariah. Sampai saat ini, baru ada lima lembaga keuangan yang tertarik untuk membuka Pegadaian Syariah. PT.Pegadaian (Persero) adalah salah satu lembaga yang tertarik untuk membuka produk berbasis syariah ini. Bekerja sama dengan Bank Muamalat, pada awal September 2003 diluncurkan gadai berbasis syariah bernama Pegadaian Syariah. Karakteristik dari Pegadaian Syariah adalah tidak ada pungutan berbentuk bunga. Dalam konteks ini, uang ditempatkan sebagai alat tukar, bukan sebagai komoditi yang diperjualbelikan. Tetapi, mengambil keuntungan dari hasil imbalan jasa yang ditawarkan. Sedangkan empat lainnya adalah Perbankan Syariah yang membuka kantor pegadaian sendiri, yaitu Unit Layanan Gadai Bank Syariah Mandiri, Bank Danamon, BNI Syariah, dan Bank Jabar Syariah. Bank Muamalat Indonesia (BMI) bekerja sama dengan Pegadaian yang berbentuk aliansi (musyarakah). BMI sebagai penyandang dana, sedangkan Pegadaian sebagai pelaksana operasionalnya. Bank Syariah Mandiri mengeluarkan jasa gadai dengan mendirikan Gadai Emas Syariah Mandiri. Pada dasarnya gadai emas syariah dengan konvensional tidak berbeda jauh dalam bentuk pelayanannya, yang membedakan hanyalah pada 41 pegenaan biaya. Pada gadai emas konvensional, biaya adalah bunga yang bersifat akumulatif. Sedangkan biaya gadai syariah hanya ditetapkan sekali dan dibayar dimuka. Namun demikian, dari sisi jaringan, jumlah kantor Pegadaian Syariah saat ini sudah ada 9 kantor wilayah dan 22 Pegadaian Unit Layanan Syariah (PULS), terutama di kota-kota besar di Indonesia, dan 10 kantor gadai syariah. Ke-22 PULS merupakan Pegadaian Syariah yang dibentuk oleh PT.Pegadaian (Persero) dan BMI, dan direncanakan akan dibuka 40 jaringan kantor PULS, yang mengkonversi cabang gadai konvensional menjadi gadai syariah di seluruh Indonesia. Dengan demikian, jumlah Pegadaian Syariah baik yang berbentuk PULS maupun Unit Layanan Syariah Bank-Bank Syariah baru sekitar 2,9% dibandingkan dengan total jaringan kantor Pegadaian yang berjumlah 739 cabang, yang tersebar diseluruh Indonesia. 3.3.2 Produk – Produk Pegadaian Syariah menyediakan produk dan jasa untuk masyarakat. Produk tersebut adalah : • Gadai Syariah 1. RAHN (Jasa Gadai Berprinsip Syariah) 2. ARRUM ( Pembiayaan Usaha Mikro Kecil Berprinsip Syariah) 3. AMANAH (Pembiayaan Kepemilikan Kendaraan Bermotor Bagi Karyawan) 3.3.3 Operasional Pegadaian Syariah Implementasi operasi Pegadaian Syariah hampir sama dengan Pegadaian 42 Konvensional. Seperti halnya Pegadaian Konvensional, Pegadaian Syariah juga menyalurkan uang pinjaman dengan jaminan barang bergerak. Prosedur untuk memperoleh kredit gadai syariah sangat sederhana, masyarakat hanya menunjukkan bukti identitas diri dan barang bergerak sebaga jaminan, lalu uang pinjaman padat diperoleh dalam waktu yang tidak relatif lama (kurang lebih 15 menitsaja). Begitupun untuk melunasi pinjaman, nasabah cukup dengan menyerahkan sejumlah uang dan surat bukti rahn saja dengan waktu proses yang juga singkat. Pegadaian Syariah akan menjawab segala kebutuhan transaksi gadai yang disesuaikan dengan syariah, untuk solusi dalam pendanaan ini yang sangat cepat, praktis dan menentramkan. Cepat: hanya memerlukan waktu 15 menit kebutuhan dana anda akan terpenuhi. Praktis : tidak perlu membuka rekening ataupun prosedur lain yang akan memberatkan para nasabahnya. Nasabah cukup membawa barangbarang berharga yang dimilikinya, saat itu juga anda akan mendapatkan dana yang dibutuhkan dengan jangka waktu hingga 120 hari dan anda masih memerlukan dana pinjamantersebut, maka pinjaman anda dapat diperpanjang tapi dengan syarat harus membayar sewa simpan dan pemeliharaan serta biaya administrasi. Menentramkan : sumber dana didapatkan berasal dari sumber danayang disesuaikan dengan syariah, proses gadai tersebut berlandaskan pada prinsip syariah, serta didukung oleh petugas-petugas darioutlet dengan nuansa islami sehingga lebih syar’i dan menetramkan. 43 3.3.4 Struktur Organisasi Pegadaian Syariah Pegadaian Unit Layanan Syariah (PULS) adalah suatu uni torganisasi dari PT.Pegadaian (Persero) yang berada dibawah binaan divisi Usaha Lain.Unitin imerupakan unit bisnis mandiri yang secara struktural terpisah pengelolaannya dari usaha gadai konvensional. Dengan pemisahan dari kegiatan konvensional ini, maka sebagai konsekuensinya perlu dibentuk Kantor Cabang Layanan Gadai Syariah yang mandiri namun untuk sementara waktu masih dibina oleh Pimpinan Wilayah Pegadaian sesuai tempat kedudukan Kantor Cabang tersebut. Untuk memberikan gambaran yang lebihjelas, berikut ini adalah uraian tugas dan tanggung jawab personel-personel yang terlibat dalam organisasi Pegadaian Unit Layanan Syariah (PULS), seperti : Gambar 3.2 Struktur Organisasi Pegadaian Syariah Direksi Perum Pegadaian JM Usaha Inti JM Usaha Lain Manajer Unit Layanan Syariah Pinwil Perum Pegadaian Pincab Perum Pegadaian Pincab Unit Layanan Gadai Syariah 44 Sumber : PT.Pegadaian (Persero) Masing-masing tingkatan mempunyai tugas-tugas pokok sebagai berikut : 1. Manajer Kantor Cabang Pegadaian Unit Layanan Syariah (PULS) Tugas pokoknya adalah : a. Sebagai pimpinan pelaksana teknis dari perusahaan yang berhadapan langsung dengan masyarakat. b. Bertanggung jawab langsung kepada PimpinanWilayah (Pinwil) 2. PimpinanWilayah Tugas pokoknya adalah : a. Pembinaan atas pengoperasian gadai syariah dilapangan. 3. Manajer PULS Pusat Tugas pokoknya adalah : a. Koordinator teknis pengoperasian PULS hingga sampai pembuatan laporan keuangan PULS konsolidasise-Indonesia. 4. General Manajer Usaha Lain Tugas pokoknya adalah : a. Pengatu rkebijakan umum operasional gadai syariah dan mengintegrasikan kegiatanPULS dengan unit bisnis lain sehingga membentuks inergi yang menguntungkan perusahaan. 5. Direksi Pegadaian Tugas pokoknya adalah : a. Penanggung jawab keberhasilan seluruh unit bisnis perusahaan. b. Penentu kebijakan strategis sekaligus mengendalikan kegiatan bisnis agar mencapai sasaran yang telah ditetapkan. 45 3.4 Proses Pemberian Gadai Kepada Rahin 1) Nasabah (Rahin) diwajibkan mengisi form gadai terlebih dahulu sebagai syarat untuk mengajukan peminjaman dana. 2) Pihak kasir (Murtahin) akan meminta KTP asli dan jenis emas (Marhun) yang akan digadaikan. Kemudian kasir (Murtahin) memberikan emas (Marhun) kepada penaksir untuk diperiksa keaslian dari emas tersebut, lalu menimbang besaran gram-nya, dan yang terakhir mengecek taksiran emas menurut pasaran melalui komputer. 3) Setelah mengetahui berapa harga taksirannya, maka kasir (Murtahin) akan menjelaskan jumlah pembiayaan yang dapat dibiayakan dan meminta persetujuan dari Nasabah (Rahin) mengenai berapakah jumlah biaya yang dibutuhkan dan berapa lama jangka waktu gadainya. Ket : harga taksiran, perhitungan pembiayaan, serta biaya-biaya lain akan dijelaskan di subbab 4.2 (a) 4) Setelah ada persetujuan antara kedua belah pihak, maka nasabah (Rahin) menandatangani surat bukti gadai (Rahn). 5) Pihak kasir (Murtahin) akan memberikan uang tunai sebesar yang telah disepakati. 6) Setelah tiba waktunya penebusan barang kembali seperti yang telah disepakati diawal, maka nasabah (Rahin) wajib memberikan surat bukti gadai (Rahn) dan KTP kepada kasir (Murtahin) sebagai tanda penebusan. 46 7) Pihak kasir (Murtahin) akan meminta bagian gudang untuk diambilkan emas dari brankas, setelah itu kasir (Murtahin) menjelaskan berapa biaya yang harus dikeluarkan nasabah (Rahin). Ket : perhitungan biaya sewa (ijarah) serta jumlah keseluruhan yang harus dibayarkan akan dijelaskan di subbab 4.2 (b) 8) Dan yang terakhir, nasabah (Rahin) membayar sejumlah biaya tersebut, dan menandatangani dokumen bahwa transaksi gadai telah berakhir. 3.5 Kelemahan-Kelemahan yang Terkait Dengan SPI Selama proses gadai berlangsung, peneliti menemukan bahwa masih terdapat kelemahan dalam control environment yang terkait dengan SPI. Kelemahankelemahan itu seperti : • Tidak adanya petugas yang mengawasi jalannya proses gadai, sehingga memberikan kesempatan bagi pihak internal perusahaan itu sendiri untuk melakukan kecurangan. • Petugas gudang tidak selalu mengunci kembali brankas/kluis setelah barang itu masuk ataupun keluar. Penguncian dilakukan setelah jam kerja perusahaan berakhir. • Brankas/kluis yang digunakan masih menggunakan sistem yang lama, yaitu hanya mengandalkan kunci-kunci atau password sebagai modifikasinya. • Satuan keamanan yang ada pada perusahaan belum efektif sehingga memungkinkan terjadinya resiko perampokan seperti yang sudah dialami oleh kantor pegadaian di daerah lain.. • Penggunaan alat peringatan tanda bahaya belum cukup memadai, untuk mencegah terjadinya resiko perampokan yang dilakukan oleh pihak eksternal. 47 48