ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PADA CV

advertisement
ANALISIS STRATEGI PEMASARAN
PADA CV. CELUP MITRA SAUDARA
Oleh
OKTAVIA
H 24102094
DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2006
ABSTRAK
Oktavia. H 24102094. Analisis Strategi Pemasaran Pada CV. Celup Mitra
Saudara. Di bawah bimbingan Abdul Basith dan Farida Ratna Dewi.
Mr. Celup’s adalah usaha berkonsep tempat makanan yang unik dan
pertama di Indonesia yang menjual dan menyajikan makanan dalam bentuk
ditusuk seperti sate dengan tataan rapi di atas satu mobil yang didesain khusus.
Cara menikmati makanan ini cukup dengan dicelupkan ke dalam kuah mendidih,
digoreng atau dikukus. Setelah itu disiram dengan beragam jenis sambal yang
telah disajikan. Dengan strategi tersebut, diharapkan dapat menguasai pangsa
pasar di Indonesia dan mampu bersaing dengan pesaing makanan cepat saji
lainnya. Namun seiring berjalannya waktu, timbul beberapa masalah yang
dihadapi oleh CV.Celup Mitra Saudara diantaranya adalah : muncul pesaingpesaing baru yang menjadi follower yaitu Stick ’n celup dan C’lup-C’lup dengan
menerapkan konsep strategi pemasaran yang sama, dan terjadinya pergeseran
strategi pemasaran oleh supplier bahan bakunya. Penelitian ini bertujuan : (1)
Mengetahui bauran pemasaran (marketing mix) yang telah diterapkan dalam
upaya pengembangan usaha CV. Celup Mitra Saudara, (2) Mengidentifikasi dan
menganalisis faktor-faktor lingkungan internal dan eksternal yang mempengaruhi
strategi pemasaran CV. Celup Mitra Saudara, (3) Menyusun dan
merekomendasikan alternatif strategi pemasaran yang tepat dan efektif untuk CV.
Celup Mitra Saudara agar dapat bersaing dengan para pesaingnya.
Penelitian dilakukan di CV. Celup Mitra Saudara di Kota Bogor. Data
yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan sekunder. Data
primer diperoleh dari hasil wawancara dan penyebaran kuesioner. Data sekunder
diperoleh dari data dan informasi perusahaan, studi pustaka dari perpustakaan
serta lembaga-lembaga pemerintah dan swasta. Metode pengolahan dan analisis
data yang digunakan adalah analisis lingkungan internal dan ekternal perusahaan
melalui matriks IFE dan matriks EFE, untuk mengetahui posisi perusahaan dalam
menghadapi persaingan menggunakan matriks IE, dan untuk pengambilan
keputusan alternatif strategi terbaik yang akan direkomendasikan penulis kepada
perusahaan menggunakan QSPM. Hasil kuesioner konsumen digunakan untuk
memperkuat pemilihan alternatif strategi.
Secara umum matriks IFE menghasilkan total skor terbobot sebesar 2,73
yang menunjukkan bahwa posisi internal perusahaan kuat, yang artinya
perusahaan telah mampu memanfaatkan kekuatannya dan mengatasi kelemahan
yang dimilikinya dengan baik. Analisis matriks EFE secara umum menghasilkan
skor terbobot sebesar 2,42 yang menunjukkan bahwa situasi eksternal perusahaan
di bawah rata-rata, artinya perusahaan kurang memanfaatkan peluang-peluang
yang ada dan atau tidak menghindari ancaman-ancaman eksternal. Berdasarkan
hasil analisis Matriks IE, perusahaan berada di sel V yaitu Hold and Maintain
(pertahankan dan pelihara). Berdasarkan analisis QSPM diperoleh strategi yang
menjadi prioritas utama untuk diterapkan oleh perusahaan, yaitu meningkatkan
kegiatan promosi (Jumlah Total Attractiveness Score = 6,16).
ANALISIS STRATEGI PEMASARAN
PADA CV. CELUP MITRA SAUDARA
SKRIPSI
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
SARJANA EKONOMI
pada Departemen Manajemen
Fakultas Ekonomi dan Manajemen
Institut Pertanian Bogor
Oleh
OKTAVIA
H 24102094
DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2006
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
DEPARTEMEN MANAJEMEN
ANALISIS STRATEGI PEMASARAN
PADA CV. CELUP MITRA SAUDARA
SKRIPSI
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
SARJANA EKONOMI
pada Departemen Manajemen
Fakultas Ekonomi dan Manajemen
Institut Pertanian Bogor
Oleh
OKTAVIA
H 24102094
Menyetujui, Juni 2006
Ir. Abdul Basith, M.Sc
Farida Ratna Dewi, SE. MM
Dosen Pembimbing I
Dosen Pembimbing II
Mengetahui,
Dr.Ir. Jono M. Munandar. M.Sc
Ketua Departemen
Tanggal Ujian : 31 Mei 2006
Tanggal Lulus :
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Bogor pada tanggal 15 Oktober 1983. Penulis
merupakan anak pertama dari tiga bersaudara pasangan Suhardi dan Ningsih
Raffianingsih.
Penulis menyelesaikan pendidikan di TK Kuncup Harapan Bogor dari
tahun 1989-1990, pendidikan dasar di SDN Bantarjati V dari tahun 1990-1996.
Pada tahun 1996, penulis melanjutkan pendidikan di Sekolah Lanjutan Tingkat
Pertama Negeri 3 Bogor dan melanjutkan pendidikan di Sekolah Menengah
Umum PLUS YPHB dan masuk program IPA pada tahun 1999. Pada tahun
2002, penulis diterima di Institut Pertanian Bogor melalui jalur Undangan
Seleksi Masuk IPB (USMI) di Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan
Manajemen, sebagai mahasiswa Tingkat Persiapan Bersama (TPB) angkatan
‘39.
Selama mengikuti perkuliahan, penulis pernah terlibat dalam kepanitiaan,
yaitu : Femily Days Dies Natalis FEM ke-3 sebagai Seksi Acara, E3P sebagai
Seksi Konsumsi, dan Gracias sebagai Seksi Konsumsi. Pada tahun 2006, penulis
lolos seleksi Program Kreativitas Mahasiswa Penelitian (PKMP) tingkat Institut
Pertanian Bogor (IPB).
KATA PENGANTAR
Segala puji senantiasa dipanjatkan ke khadirat Allah SWT yang telah
memberikan Rahmat dan Karunia-Nya kepada penulis, sehingga dapat
menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Skripsi ini disusun sebagai syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen manajemen, Fakultas
Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.
Era globalisasi mengakibatkan persaingan usaha menjadi semakin ketat
sehingga
perusahaan
dituntut
memiliki
strategi
yang
efektif
untuk
mempertahankan posisinya di dalam pasar. Penulis mengambil topik pemasaran
dalam penyusunan proposal penelitian dan skripsi yang berjudul “Analisis
Strategi Pemasaran Pada CV. Celup Mitra Saudara“.
Penyusunan skripsi ini banyak dibantu oleh berbagai pihak, baik secara
moril maupun materiil. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada :
1.
Ir. Abdul Basith, M.Sc dan Farida Ratna Dewi, SE. MM sebagai dosen
pembimbing yang telah banyak meluangkan waktunya untuk memberikan
bimbingan, saran, motivasi dan pengarahan kepada penulis.
2.
Hardiana Widyastuti, S.Hut. MM, atas kesediaannya untuk meluangkan
waktu menjadi dosen penguji.
3.
Bapak Sugiarto selaku Direktur, Bapak Yoso Supriatna selaku Manajer
Pemasaran, dan Ibu Shinta Viorika selaku Staf Akuntansi dan Keuangan
CV. Celup Mitra Saudara yang telah meluangkan waktunya untuk
memberikan informasi dan pengarahan kepada penulis.
4.
Seluruh Staf pengajar dan karyawan/wati di Departemen Manajemen, FEM
IPB.
5.
Ibunda, ayahanda, adik-adik, nenek, kakek, uwa, tante, paman dan sepupusepupuku yang telah memberikan curahan kasih sayang, inspirasi hidup dan
do’a yang tulus.
6.
Sahabat-sahabat yang telah mendampingiku dikala sedih dan senang : Meis,
Imel, Manal, Desi, Ida, Ikoh, Iwed, Mutia, Uthie, Inne, Aya, Erika, Femi dan
Yulis. Love you all and thank’s for everything.
7.
Temanku satu pembimbing skripsi, Bima Aryo Wicaksono dan Sri
Nuraenidah yang telah memberikan motivasi dan saran dalam skripsi ini.
8.
Terima kasih kepada Mas Iip yang telah memberikan motivasi, saran, dan
perhatian kepada penulis.
9.
Terima kasih kepada Sri Setianingsih, Denden, Rusli, Utari, Dian dan Mala
yang telah memberikan motivasi dan saran dalam skripsi ini.
10.
Rekan-rekan di Departemen Manajemen Angkatan ’39 yang selalu bersamasama membuat kenangan indah selama kuliah.
11.
Semua pihak yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini. Semoga
Allah SWT memberikan pahala atas kebaikannya.
Tidak ada gading yang tak retak. Skripsi ini masih banyak kekurangannya.
Oleh karena itu, kritik dan saran konstruktif diperlukan untuk hal yang lebih baik.
Akhirnya, penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi kemaslahatan
umat dan bernilai ibadah dalam pandangan Allah SWT. Amien.
Bogor, Mei 2006
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK
RIWAYAT HIDUP .................................................................................... iii
KATA PENGANTAR ................................................................................ iv
DAFTAR ISI ............................................................................................... vi
DAFTAR TABEL ...................................................................................... viii
DAFTAR GAMBAR .................................................................................. ix
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... x
I.
PENDAHULUAN ...............................................................................
1.1. Latar belakang ..........................................................................
1.2. Rumusan Masalah ....................................................................
1.3. Tujuan Penelitian .....................................................................
1.4. Manfaat Penelitian ...................................................................
1
1
4
5
5
II.
TINJAUAN PUSTAKA ................................................................. ...
2.1. Konsep Pemasaran ....................................................................
2.2. Konsep Strategi Pemasaran .......................................................
2.3. Analisis Lingkungan Internal.....................................................
2.3.1. Segmentation, Targeting, dan Positioning .......................
2.3.2. Konsep Bauran Pemasaran (Marketing Mix)...................
a. Produk (Product) .......................................................
b. Harga (Price) .............................................................
c. Tempat (Place) ..........................................................
d. Promosi (Promotion).................................................
2.4. Analisis Lingkungan Eksternal ..................................................
2.4.1. Lingkungan Jauh ..............................................................
2.4.2. Lingkungan Industri .........................................................
2.5. Waralaba (Franchising)..............................................................
2.6. Matriks IFE ................................................................................
2.7. Matriks EFE ...............................................................................
2.8. Matriks IE .................................................................................
2.9. Matriks Quantitative Strategies Planning (QSPM) ...................
2.10. Penelitian Terdahulu .................................................................
6
6
6
6
6
8
8
9
10
11
12
12
14
19
20
21
21
22
22
III. METODOLOGI PENELITIAN .......................................................
3.1. Kerangka Pemikiran ..................................................................
3.2. Pengumpulan Data ....................................................................
3.3. Pengolahan dan Analisis Data ...................................................
3.4.1. Analisis Deskriptif ..........................................................
3.4.2. Matriks IFE dan EFE ......................................................
3.4.3. Matriks IE ........................................................................
3.4.4. Matriks Quantitative Strategies Planning (QSPM) .........
24
24
25
26
26
26
29
31
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN...........................................................
4.1. Sejarah Berdirinya Mr. Celup’s .................................................
4.2. Jenis Usaha Mr. Celup’s ............................................................
4.3. Visi, Misi, dan Tujuan Perusahaan ............................................
4.4. Struktur Organisasi CV. Celup Mitra Saudara...........................
4.5. Sumber Daya Manusia ...............................................................
4.6. Lingkungan Internal Perusahaan................................................
4.6.1. Segmentation, Targeting, dan Positioning .......................
4.6.2. Bauran Pemasaran (Marketing Mix)................................
4.7. Lingkungan Eksternal Perusahaan .............................................
4.7.1. Lingkungan Jauh .............................................................
a. Politik ........................................................................
b. Ekonomi ....................................................................
c. Sosial .........................................................................
d. Teknologi ..................................................................
4.7.2. Lingkungan Industri .........................................................
a. Ancaman Masuk Pendatang Baru .............................
b. Persaingan Sesama Perusahaan dalam Industri ........
c. Kekuatan Tawar-Menawar Pembeli..........................
d. Kekuatan Tawar-Menawar Pemasok ........................
4.8. Identifikasi Faktor Internal dan Eksternal Perusahaan ..............
4.8.1. Faktor Internal Perusahaan...............................................
a. Kekuatan Perusahaan ................................................
b. Kelemahan Perusahaan .............................................
4.8.2. Faktor Eksternal Perusahaan ............................................
a. Peluang Perusahaan...................................................
b. Ancaman Perusahaan ................................................
4.9. Analisis Matriks IFE ..................................................................
4.10. Analisis Matriks EFE .................................................................
4.11. Analisis Matriks IE ...................................................................
4.12. Analisis Matriks Quantitative Strategies Planning (QSPM).....
4.13. Hasil Kuesioner Konsumen .......................................................
33
33
33
34
35
37
37
37
38
41
41
41
42
42
43
43
43
43
43
44
44
44
44
45
46
46
47
48
49
51
52
54
KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................... 55
1. Kesimpulan ............................................................................................ 55
2. Saran ....................................................................................................... 56
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 58
LAMPIRAN................................................................................................. 60
DAFTAR TABEL
No.
Halaman
1. Persentase pengeluaran rata-rata per kapita sebulan
menurut sub kelompok makanan Indonesia tahun
1993, 1996, 1999 dan 2004 .....................................................................
2. Data penjualan CV.Celup Mitra Saudara ................................................
3. Penilaian bobot faktor strategi internal perusahaan ................................
4. Penilaian bobot faktor strategi eksternal perusahaan ..............................
5. Matriks IFE .............................................................................................
6. Matriks EFE ...........................................................................................
7. Matriks Quantitative Strategies Planning (QSPM) ................................
8. Tarif franchise Mr. Celup’s ....................................................................
9. Tugas dan wewenang berdasarkan jabatan ............................................
10. Matriks IFE .............................................................................................
11. Matriks IFE .............................................................................................
12. Matriks Quantitative Strategies Planning (QSPM) ................................
1
3
27
27
29
29
31
34
36
49
50
53
DAFTAR GAMBAR
No.
1.
2.
3.
4.
5.
Halaman
Konsep Competitive Strategy .................................................................. 14
Bagan kerangka pemikiran...................................................................... 24
Matriks IE................................................................................................ 30
Struktur organisasi CV. Celup Mitra Saudara......................................... 35
Hasil analisis matriks IE.......................................................................... 51
DAFTAR LAMPIRAN
No.
Halaman
1. Pertanyaan wawancara kepada pihak perusahaan ...................................
2 Kuesioner kepada pihak perusahaan .......................................................
3. Kuesioner untuk konsumen .....................................................................
4. Daftar gerai Mr. Celup’s ........................................................................
5. Pemberian bobot untuk matriks IFE .......................................................
6. Pemberian bobot untuk matriks IFE .......................................................
7. Pemberian rating untuk matriks IFE ......................................................
8. Pemberian bobot untuk matriks EFE ......................................................
9. Pemberian bobot untuk matriks EFE ......................................................
10. Pemberian rating untuk matriks EFE .....................................................
11. Attractiveness Score untuk QSPM ..........................................................
61
64
68
70
72
74
75
76
78
79
80
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pada dasarnya, manusia sebagai makhluk hidup dihadapkan pada dua
kebutuhan utama, yaitu kebutuhan primer dan kebutuhan sekunder.
Kebutuhan primer sendiri dapat diurai lagi menjadi tiga kebutuhan yang
lebih spesifik, yaitu kebutuhan manusia akan pangan, sandang dan papan.
Kehidupan manusia tidak dapat dilepaskan dari kebutuhannya akan
makanan. Kebutuhan ini menjadi elemen pokok bagi seseorang untuk
mempertahankan hidup. Namun dewasa ini, keinginan manusia untuk
mengkonsumsi makanan lain disamping makanan pokok cukup besar. Hal
ini dapat dilihat dari penurunan pengeluaran rata-rata per kapita sebulan
untuk makanan pokok cukup signifikan. Persentase pengeluaran rata-rata per
kapita sebulan menurut sub kelompok makanan Indonesia tahun 1993, 1996,
1999 dan 2004 dapat dilihat pada Tabel 1 berikut ini :
Tabel 1. Persentase pengeluaran rata-rata per kapita sebulan menurut sub
kelompok makanan Indonesia tahun 1993, 1996, 1999 dan 2004
Jenis Pengeluaran
1993 1996 1999 2004
Makanan Pokok (beras)
25,8 24,3 27,9 18,7
Makanan Protein Tinggi (susu dan telur)
19,5 19,8 17,1 20,1
Makanan Jadi (makanan siap saji)
13,5 15,4 15,1 18,8
Makanan lainnya (sayuran dan buah-buahan)
41,2 40,5 39,9 42,3
Sumber : Survei Sosial Ekonomi Nasional (1993, 1996, 1999,2004)
Pengeluaran untuk makanan pokok mengalami penurunan yang berarti
yaitu 25,8 persen tahun 1993 menjadi 18,7 persen tahun 2004, sebaliknya
pengeluaran untuk makanan jadi meningkat dari 13,5 persen tahun 1993
menjadi 18,8 persen pada tahun 2004. Demikian pula pengeluaran untuk
makanan berprotein mengalami peningkatan dari 19,5 persen tahun 1993
menjadi 20,1 persen pada tahun 2004. Gambaran ini memperlihatkan
pergeseran pola konsumsi makanan penduduk sebagai cerminan gaya hidup
modern (modernisasi).
Oleh sebab itu, tidak heran jika pertumbuhan bisnis makanan
mengalami peningkatan tiap tahunnya, seperti industri makanan atau
restoran di Indonesia mulai menunjukkan adanya perubahan. Pada awalnya
industri tersebut hanya terdiri dari beberapa perusahaan makanan lokal atau
tradisional, namun pada awal tahun 1970-an industri ini mulai diramaikan
dengan masuknya sebuah perusahaan makanan dari luar negeri. Perusahaan
tersebut menawarkan kekhasan produknya yaitu siap saji (fast food) yang
berupa ayam goreng, french fries, dan hamburger. Ciri khas perusahaan
tersebut tidak hanya terlihat pada produk tetapi juga pada sistem manajemen
perusahaan. Perusahaan asing ini menggunakan sistem waralaba (franchise)
yang pada waktu itu belum dikenal luas di Indonesia.
Perkembangan teknologi dan informasi yang semakin sempurna
mengarah pada suatu peningkatan persaingan. Manusia dituntut untuk lebih
kreatif dan mempunyai semangat untuk bekerja keras. Pengaruh yang
signifikan ini terlihat pada perkembangan gaya hidup masyarakat Indonesia.
Perubahan gaya hidup masyarakat Indonesia yang cenderung konsumtif
yang disertai peningkatan daya beli masyarakat menyebabkan bergesernya
pola konsumsi yang mengarah kepada peningkatan intensitas masyarakat
dalam membeli makanan dan minuman di restoran. Pergeseran gaya hidup
ini terlihat pula dalam pergaulan sehari-hari. Konsumen lebih mementingkan
gengsi (prestige) sehingga mereka lebih bangga membeli atau menggunakan
produk luar negeri dibandingkan dengan produk dalam negeri.
Adanya
sinyal-sinyal
yang
menguntungkan
tersebut
segera
dimanfaatkan oleh perusahaan makanan siap saji (fast food) untuk masuk ke
dalam pasar Indonesia. Sejalan dengan masuknya perusahaan-perusahaan
fast food sejenis menyebabkan perebutan pangsa pasar (market share) dalam
industri makanan. Persaingan akan memberikan dorongan bagi perusahaan
untuk berusaha menciptakan kualitas produk dan layanan sebaik mungkin
untuk memuaskan dan memenuhi harapan konsumen. Oleh sebab itu,
perusahaan dituntut memiliki strategi yang efektif untuk mempertahankan
posisinya di dalam pasar.
CV. Celup Mitra Saudara yang selama ini dikenal dengan Mr. Celup’s
memiliki strategi khusus untuk memasuki persaingan industri makanan
cepat saji. Strateginya adalah menawarkan produk yang berbeda dengan
pesaing usaha makanan cepat saji lainnya yaitu semua jenis makanan yang
dijual dan disajikan dalam bentuk ditusuk seperti sate dan untuk
menikmatinya, cukup dengan dicelupkan ke dalam kuah mendidih, digoreng
atau dikukus. Setelah itu disiram dengan beragam jenis sambal yang telah
disajikan. Makanan pun disajikan dengan tataan rapi di atas satu mobil yang
didesain khusus. Dengan strategi tersebut, diharapkan dapat menguasai
pangsa pasar di Indonesia dan mampu bersaing dengan pesaing makanan
cepat saji lainnya.
Mr. Celup’s memiliki empat gerai di Bogor dan memiliki franchisee
diberbagai wilayah yaitu Semarang, Jakarta, Bandung, Pekalongan, Serpong,
Depok, Tangerang, Surabaya, Yogyakarta, Lampung, Surakarta, Malang,
Tasikmalaya, Cibinong, Bekasi, Solo, Kediri, Balikpapan, Pekanbaru,
Cirebon, Tegal, Salatiga, Cilandak, Purwokerto, Samarinda, Batam,
Makasar dan Purwakarta. Dan memiliki konsep tempat makanan yang unik
dan pertama di Indonesia, maka Mr. Celup’s menjadi market leader di
dalam pangsa pasarnya.
Namun seiring berjalannya waktu, timbul beberapa masalah yang
dihadapi oleh CV.Celup Mitra Saudara diantaranya adalah : muncul pesaingpesaing baru yang menjadi follower yaitu Stick ’n celup dan C’lup-C’lup
dengan menerapkan konsep strategi pemasaran yang sama, dan terjadinya
pergeseran strategi pemasaran oleh Supplier bahan bakunya. Hal tersebut
mengakibatkan
perusahaan
mengalami
penurunan
signifikan. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 2 di bawah ini.
Tabel 2. Data penjualan CV.Celup Mitra Saudara
Bulan
Juli’04
Agustus’04
September’04
Oktober’04
November’04
Desember’04
Penjualan
238.102.000
179.862.000
131.770.500
123.736.500
150.570.000
136.240.000
penjualan
secara
Lanjutan Tabel 2
Januari’05
Februari’05
Maret’05
April’05
Mei’05
Juni’05
Juli’05
Agustus’05
September’05
Oktober’05
November’05
Desember’05
103.311.500
88.460.500
74.723.500
70.284.000
66.336.500
60.774.000
67.819.500
71.436.000
47.285.000
45.423.000
53.188.000
72.481.000
Sumber : CV.Celup Mitra Saudara
Oleh karena itu, perusahaan harus mencari dan menganalisis alternatif
strategi yang tepat dan efektif agar dapat bersaing dengan para pesaingnya
dan mempertahankan posisinya di dalam pasar. Disamping itu, untuk
memperkuat pemilihan alternatif strategi penulis mengadakan wawancara
dengan beberapa konsumen. Berdasarkan hal tersebut, penulis mengambil
topik pemasaran dalam penyusunan proposal penelitian dan skripsi yang
berjudul “Analisis Strategi Pemasaran Pada CV. Celup Mitra Saudara“.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka permasalahan dapat
dirumuskan sebagai berikut :
1. Bagaimana bauran pemasaran (marketing mix) yang selama ini
diterapkan oleh CV. Celup Mitra Saudara?
2. Faktor-faktor lingkungan internal dan eksternal yang berpengaruh
terhadap strategi pemasaran ?
3. Bagaimana alternatif strategi pemasaran yang tepat dan efektif untuk
CV. Celup Mitra Saudara agar dapat bersaing dengan para pesaingnya ?
1.3. Tujuan Penelitian
Merujuk pada rumusan masalah tersebut, maka tujuan yang akan
dicapai melalui penelitian ini adalah :
1. Mengetahui bauran pemasaran (marketing mix) yang telah diterapkan
dalam upaya pengembangan usaha CV. Celup Mitra Saudara.
2. Mengidentifikasi dan menganalisis faktor-faktor lingkungan internal dan
eksternal yang mempengaruhi strategi pemasaran CV. Celup Mitra
Saudara.
3. Menyusun dan merekomendasikan alternatif strategi pemasaran yang
tepat dan efektif untuk CV. Celup Mitra Saudara agar dapat bersaing
dengan para pesaingnya.
1.4. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan oleh :
1. Peneliti
Untuk menambah ilmu dan wawasan tentang strategi pemasaran dan
menambah pengalaman dalam hal menyusun alternatif strategi
pemasaran.
2. Perusahaan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai bahan masukan
dalam merumuskan strategi pemasaran sebagai upaya untuk memenuhi
dan memuaskan harapan pelanggan.
3. Peneliti lain
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai bahan referensi
dan acuan dalam penyusunan skripsi ataupun studi pustaka untuk
pendalaman topik di bidang pemasaran, khususnya strategi pemasaran.
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Konsep Pemasaran
Menurut Kotler (2002), pemasaran adalah suatu proses sosial yang
didalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan
dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan secara bebas
mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain.
2.2. Konsep Strategi Pemasaran
Strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan (Rangkuti, 1997).
Menurut Kotler (1997), rencana pemasaran strategis adalah mengembangkan
tujuan dan strategi pemasaran luas yang berdasarkan pada analisa situasi dan
peluang pasar saat ini. Rencana pemasaran adalah alat utama dalam
pengarahan dan pengkoordinasian usaha pemasaran.
2.3. Analisis Lingkungan Internal
Menurut Tjiptono (1997), dalam menganalisis lingkungan internal
perusahaan, setiap perusahaan perlu menilai kekuatan dan kelemahannya
dibandingkan para pesaingnya.
2.3.1.
Segmentation, Targeting dan Positioning
1. Segmentation
Menurut Umar (1997), pasar terdiri dari banyak pembeli yang
berbeda dalam beberapa hal, misalnya keinginan, kemampuan
keuangan,
lokasi,
sikap
pembelian
dan
praktek-praktek
pembeliannya. Dari perbedaan-perbedaan ini dapat dilakukan
segmentasi
pasar.
Manajemen
dapat
melakukan
pengkombinasian dari beberapa variabel untuk mendapatkan
suatu cara yang paling pas dalam segmentasi pasarnya. Beberapa
aspek utama untuk mensegmentasikan pasar antara lain adalah :
a. Aspek Geografis, komponen-komponennya adalah seperti
bangsa, negara, propinsi dan kabupaten/kotamadya.
b. Aspek Demografis, komponen-komponennya adalah seperti
usia, jenis kelamin dan pendapatan.
c. Aspek Psikografis, komponen-komponennya adalah seperti
kelas sosial, gaya hidup dan kepribadian.
d. Aspek Perilaku, komponen-komponennya adalah seperti
kesempatan, tingkat penggunaan, status kesetiaan, tahap
kesiapan pembelian dan sikap.
2. Targeting
Menurut Umar (1997), perusahaan perlu melakukan analisis
untuk dapat memutuskan berupa segmen pasar yang akan
dicakup, lalu memilih segmen mana yang akan dilayani. Analisis
dapat dilakukan dengan menelaah tiga faktor, yaitu :
a. Ukuran dan Pertumbuhan Segmen
Perusahaan harus mengumpulkan dan menganalisis penjualan
terakhir, proyek laju pertumbuhan penjualan dan margin laba
yang diharapkan untuk berbagai segmen, lalu pilih segmen
yang diharapkan paling sesuai.
b. Kemenarikan Struktural Segmen
Suatu segmen mungkin mempunyai ukuran dan pertumbuhan
yang sesuai dengan yang diharapkan, akan tetapi belum tentu
menarik dari sisi profitabilitasnya, jadi perusahaan tetap
harus mempelajari faktor-faktor struktural utama yang
mempengaruhi daya tarik segmen dalam jangka panjang.
c. Sasaran dan Sumber daya
Perusahaan harus mempertimbangkan sasaran dan sumber
dayanya dalam kaitan dengan segmen pasar. Walau ada
segmen yang bagus, akan tetapi dapat ditolak jika tidak
prospektif dalam jangka panjang. Selanjutnya, walaupun
segmen itu bagus dan prospektif dalam jangka panjang, tetapi
harus
dipertimbangkan
kemampuan
perusahaan
dalam
menyediakan sumber dayanya, misal keterampilan tenaga
pelaksananya untuk masuk ke pasar itu lebih baik dari
pesaingnya.
3. Positioning
Menurut Umar (1997), setelah perusahaan memutuskan segmen
pasar yang akan dimasuki, selanjutnya harus diputuskan pula
posisi mana yang ingin ditempati dalam segmen tersebut. Ada
tiga langkah dalam menentukan posisi pasar, yaitu :
a. Mengidentifikasi Keunggulan Kompetitif
Jika perusahaan dapat menentukan posisinya sendiri sebagai
yang memberikan nilai superior kepada sasaran terpilih, maka
ia memperoleh keunggulan komparatif.
b. Memilih Keunggulan Kompetitif
Jika perusahaan telah menemukan beberapa keunggulan
kompetitif yang potensial, selanjutnya harus dipilih satu
keunggulan
kompetitif
sebagai
dasar
bagi
kebijakan
penentuan posisinya.
c. Mewujudkan dan Mengkomunikasikan Posisi
Perusahaan
harus
mengambil
langkah-langkah
untuk
mewujudkan dan mengkomunikasikan posisi yang diinginkan
itu kepada konsumen sasaran. Jika perusahaan memutuskan
untuk membangun posisi atas dasar mutu dan layanan yang
lebih baik, maka ia harus mewujudkan posisi itu. Posisi itu
dapat terus berkembang secara berangsur-angsur disesuaikan
dengan lingkungan pemasaran yang selalu berubah.
2.3.2. Konsep Bauran Pemasaran (Marketing Mix)
Menurut Kotler (1997), bauran pemasaran (marketing mix)
adalah seperangkat alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk
mencapai tujuan pemasarannya dalam pasar sasaran. Ada empat
unsur dari alat-alat ini yang dikenal dengan empat P : produk
(product), harga (price), tempat (place) dan promosi (promotion).
a. Produk (Product)
Produk adalah suatu sifat yang kompleks, baik yang dapat
diraba maupun yang tidak dapat diraba, termasuk kemasan,
warna, harga, prestise perusahaan dan pengecer, pelayanan
perusahaan dan pengecer yang diterima oleh pembeli untuk
memuaskan keinginan atau kebutuhannya (Swastha, 2000).
Menurut Tjiptono (1997), produk berdasarkan daya
tahannya dapat diklasifikasikan ke dalam dua kelompok utama,
yaitu :
1. Barang
Merupakan produk yang berwujud fisik, sehingga bisa
dilihat,
diraba/disentuh,
dirasa,
dipegang,
disimpan,
dipindahkan, dan perlakuan fisik lainnya. Ditinjau dari aspek
daya tahannya, terdapat dua macam barang, yaitu:
a. Barang tidak tahan lama
Merupakan barang berwujud yang biasanya habis
dikonsumsi dalam satu atau beberapa kali pemakaian.
Dengan kata lain, umur ekonomisnya dalam kondisi
pemakaian normal kurang dari satu tahun. Contohnya :
sabun, minuman dan makanan ringan, gula, garam dan
lain-lain.
b. Barang tahan lama
Merupakan barang berwujud yang biasanya bisa bertahan
lama dengan banyak pemakaian
(umur ekonomisnya
untuk pemakaian normal adalah tahan satu tahun atau
lebih). Contohnya : TV, lemari es, mobil, komputer, dan
lain-lain.
2. Jasa
Merupakan aktivitas, manfaat atau kepuasan yang ditawarkan
untuk dijual. Contohnya : bengkel reparasi, salon kecantikan,
kursus, hotel, dan lain-lain.
b. Harga (Price)
Harga merupakan jumlah uang yang harus dibayarkan
konsumen untuk mendapatkan suatu produk guna memenuhi
kebutuhan dan keinginan yang belum terpuaskan. Didalam
menentukan kebijakan harga dari suatu produk yang dihasilkan
tentunya perlu memperhatikan dan mempertimbangkan secara
seksama unsur-unsur bauran harga (price mix) yang terdiri dari :
daftar harga, rabat, potongan tunai, jangka pembayaran, dan
syarat kredit. Penetapan unsur-unsur dalam bauran harga dari
suatu produk yang dihasilkan merupakan salah satu dari
produsen untuk menarik para konsumen agar mau membeli
dalam jumlah yang lebih banyak dan mengikat untuk membeli
secara kontinyu. Disamping unsur-unsur bauran harga diatas,
maka didalam
penetapan
harga,
perusahaan
juga harus
memperhatikan nilai dan manfaat dari produk yang dihasilkan
guna memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen (Angipora,
2002).
c. Tempat (Place)
Menurut Angipora (2002), tempat adalah menunjukan
berbagai kegiatan
yang dilakukan oleh produsen untuk
menjadikan suatu produk yang dihasilkan dapat diperoleh dan
tersedia bagi konsumen pada waktu dan tempat yang tepat
dimanapun konsumen berada. Oleh karena itu, didalam
penetapan
saluran
distribusi,
produsen
hendaknya
memperhatikan unsur-unsur yang terkait dalam bauran distribusi
(distribution mix) yang terdiri dari : sistem saluran, daya
jangkauan,
lokasi,
persediaan
dan
transportasi.
Dengan
memperhatikan unsur-unsur yang terkait dalam bauran distribusi
diatas, maka melalui kegiatan distribusi terhadap produk-produk
yang dihasilkan, produsen mengharapkan bahwa, melalui
aktivitas tersebut. Produsen mampu :
1. Menciptakan nilai tambah produk melalui salah satu fungsi
pemasaran yang mampu melaksanakan kegunaan bentuk,
waktu, tempat dan pemilikan.
2. Memperlancar arus saluran distribusi fisik dan non fisik yaitu
aliran kegiatan yang terjadi antara lembaga-lembaga saluran
yang terlibat di dalam proses pemasaran.
Dengan demikian produsen harus mampu memilih,
menetapkan dan mengatur secara tepat guna sistem saluran
distribusi yang digunakan. Disamping itu secara berkala dan
berkelanjutan, perusahaan perlu melakukan pengawasan untuk
mencegah kelebihan tingkat persediaan, penimpangan produk
pada setiap tingkat saluran serta mengatur kegiatan pengangkutan
produk secara efisien dan efektif guna menciptakan kegiatan
distribusi yang menguntungkan.
d. Promosi (Promotion)
Menurut Angipora (2002), promosi merupakan berbagai
kegiatan yang dilakukan perusahaan dengan tujuan utama untuk
menginformasikan,
membujuk,
mempengaruhi
dan
mengingatkan konsumen agar membeli produk yang dihasilkan.
Untuk melaksanakan kegiatan promosi produk perusahaan secara
keseluruhan khususnya kegiatan penjualan, maka produsen harus
memilih dan menetapkan secara seksama elemen-elemen dalam
bauran promosi (promotion mix) yang terdiri dari lima, yaitu :
1. Periklanaan : semua bentuk penyajian non personal dan
promosi ide, barang atau jasa, yang bersifat satu arah yang
dibayar oleh suatu sponsor tertentu.
2. Promosi penjualan : berbagai insentif jangka pendek untuk
mendorong keinginan mencoba atau membeli suatu produk
atau jasa.
3. Hubungan masyarakat dan publisitas : berbagai program
untuk mempromosikan data/atau melindungi citra perusahaan
atau produk individualnya.
4. Penjualan pribadi : interaksi langsung dengan satu calon
pembeli atau lebih untuk melakukan presentasi, menjawab
pertanyaan dan menerima pesanan.
5. Pemasaran langsung : penggunaan surat, telepon. Faksimili,
e-mail dan alat-alat penghubung non personal lainnya untuk
berkomunikasi secara langsung dengan atau mendapatkan
tanggapan langsung dari pelanggan tertentu atau calon
pelanggan.
2.4. Analisis Lingkungan Eksternal
2.4.1. Lingkungan Jauh
Menurut Umar (2001), lingkungan jauh perusahaan terdiri dari
faktor-faktor yang pada dasarnya di luar dan terlepas dari
perusahaan. Lingkungan jauh ini memberikan kesempatan besar bagi
perusahaaan untuk maju, sekaligus dapat menjadi hambatan dan
ancaman untuk maju. Faktor-faktor tersebut adalah sebagai berikut :
a. Faktor Politik
Arah, kebijakan, dan stabilitas politik pemerintahan menjadi
faktor penting bagi para pengusaha untuk berusaha. Situasi
politik yang tidak kondusif akan berdampak negatif bagi dunia
usaha, begitu pula sebaliknya. Beberapa hal utama yang perlu
diperhatikan dari faktor politik agar bisnis dapat berkembang
dengan baik, adalah :
(1)
Undang-undang tentang lingkungan dan perburuhan,
(2)
Peraturan tentang perdagangan luar negeri,
(3)
Stabilitas pemerintahan,
(4)
Peraturan tentang keamanan dan kesehatan kerja, dan
(5)
Sistem perpajakan.
b. Faktor Ekonomi
Kondisi ekonomi suatu daerah atau negara dapat mempengaruhi
iklim berbisnis suatu perusahaan. Semakin buruk kondisi
ekonomi, semakin buruk pula iklim berbisnis. Oleh karena itu,
pemerintahan dan seluruh lapisan masyarakat hendaknya
bersama-sama mempertahankan bahkan meningkatkan kondisi
ekonomi daerahnya menjadi lebih baik lagi agar perusahaan
dapat bergerak maju dalam usahanya.
Beberapa
faktor
kunci
yang
perlu
diperhatikan
dalam
menganalisis ekonomi suatu daerah atau negara adalah :
(1)
Siklus bisnis,
(2)
Ketersediaan energi,
(3)
Inflasi,
(4)
Suku bunga,
(5)
Harga-harga produk dan jasa,
(6)
Produktivitas, dan
(7)
Tenaga kerja.
c. Faktor Sosial
Kondisi sosial masyarakat memang berubah-ubah. Hendaknya
perubahan-perubahan sosial yang terjadi yang mempengaruhi
perusahaan dapat diantisipasi oleh perusahaan. Kondisi sosial ini
banyak aspeknya, misalnya sikap, gaya hidup, adat-istiadat, dan
kebiasaan dari orang-orang di lingkungan eksternal perusahaan,
sebagai yang dikembangkan misalnya dari kondisi kultural,
ekologis, demografis, religius, pendidikan dan etnis.
d. Faktor Teknologi
Dewasa ini perkembangan teknologi mengalami kemajuan yang
pesat, baik di bidang bisnis maupun di bidang yang mendukung
kegiatan bisnis. Sebenarnya, teknologi itu tidak hanya mencakup
penemuan-penemuan yang baru saja, tetapi juga meliputi caracara pelaksanaan atau metode-metode baru dalam mengerjakan
suatu pekerjaan, artinya bahwa ia memberikan suatu gambaran
yang luas, yang meliputi : mendesain, menghasilkan, dan
mendistribusikan. Setiap kegiatan usaha yang diinginkan untuk
berjalan terus-menerus harus selalu mengikuti perkembanganperkembangan teknologi yang tepat diterapkan pada produk atau
jasa yang dihasilkan atau pada cara operasinya. Agar perusahaan
tidak terpuruk karena kesalahan dalam penggunaan teknologi,
maka beberapa hal penting perlu diperhatikan, misalnya:
(1)
Bagaimanakah kecepatan transfer teknologi oleh para
pekerja,
(2)
Bagaimanakah masa/waktu keusangan teknologinya, dan
(3)
Bagaimana harga teknologi yang akan diadopsi.
2.4.2. Lingkungan Industri
Menurut Umar (2001), aspek lingkungan industri akan lebih
mengarah pada aspek persaingan dimana bisnis perusahaan berada.
Akibatnya, faktor-faktor yang mempengaruhi kondisi persaingan,
seperti ancaman-ancaman dan kekuatan-kekuatan yang dimiliki
perusahan termasuk kondisi persaingan itu sendiri menjadi perlu
untuk dianalisis.
Pendatang baru
yang potensial
Kekuatan dari
serikat,
pemerintah, dan
sebagainya
Stakeholder
lainnya
Pemasok
Ancaman
pendatang
baru
Pesaing Industri
Kekuatan tawar
menawar pembeli
Pembeli
Persaingan di
antara perusahaan
yang telah ada
Kekuatan tawar
menawar pemasok
Ancaman
produk atau
jasa pengganti
Substitutes
Gambar 1. Konsep Competitive Strategy (Porter, 1980)
a. Ancaman Masuk Pendatang Baru
Masuknya
perusahaan
sebagai
pendatang
baru
akan
menimbulkan sejumlah implikasi bagi perusahaan yang sudah
ada, misalnya kapasitas menjadi bertambah, terjadinya perebutan
pangsa pasar, serta perebutan sumber daya produksi yang
terbatas. Kondisi seperti ini menimbulkan ancaman bagi
perusahan yang telah ada. Ada beberapa faktor penghambat
pendatang baru untuk masuk ke dalam suatu industri yang sering
disebut dengan hambatan masuk, adalah sebagai berikut :
(1)
Skala Ekonomi
Apabila pendatang baru berproduksi dalam skala kecil,
mereka akan dipaksa berproduksi pada biaya per unit yang
tinggi, padahal perusahaan yang ada tengah berupaya pada
skala produksi yang terus diperbesar dan proses produksi
yang terus-menerus diefisienkan sehingga harga per unit
barang menjadi lebih rendah.
(2)
Diferensiasi Produk
Diferensiasi yang akan menciptakan hambatan masuk ini
memaksa pendatang baru mengeluarkan biaya dan usaha
yang besar untuk merebut para pelanggan yang loyal
kepada perusahaan yang ada/utama. Usaha besar itu,
misalnya melalukan pengiklanan yang gencar dan memberi
servis yang baik. Pada tahap awal, usaha-usaha ini
membutuhkan biaya yang besar dan bahkan akan
menciptakan kerugian. Seringkali kondisi ini berjalan
cukup lama.
(3)
Kecukupan Modal
Jenis industri yang memerlukan modal besar merupakan
hambatan yang besar bagi pemain baru, terutama pada jenis
industri yang memerlukan biaya yang besar untuk riset dan
pengembangan serta eksplorasi.
(4)
Biaya Peralihan
Hambatan masuk akan tercipta dengan adanya biaya
peralihan pemasok, yaitu biaya yang harus dikeluarkan
pembeli bilamana berpindah dari produk pemasok tertentu
ke produk pemasok lainnya. Biaya peralihan (switching
cost) ini berupa biaya pelatihan, biaya peralatan pelengkap
yang harus diganti, dan desain ulang produk/jasa. Biayabiaya ini akan ditanggung oleh konsumennya. Apabila
biaya peralihan uang diperlukan cukup besar, pesaing baru
harus memberikan penawaraan yang jauh lebih menarik,
terutama soal harga.
(5)
Akses ke Saluran Distribusi
Jalur distribusi sangat menentukan penyebaran produk.
Perusahaan yang mempunyai jalur distribusi yang luas dan
bekerja secara baik akan sangat menghambat masuknya
produk baru ke dalam pasar. Pendatang baru mungkin sulit
memasuki saluran yang ada dan harus mengeluarkan biaya
yang besar untuk membangun saluran sendiri.
(6)
Ketidakunggulan Biaya Independen
Keunggulan biaya yang dipunyai oleh perusahaan yang
sudah ada sulit ditiru oleh pendatang baru. Keunggulan itu
mungkin dimiliki karena teknologi yang telah dipatenkan
perusahaan, konsesi bahan baku, atau subsidi pemerintah.
(7)
Peraturan pemerintah
Pemerintah biasanya menerbitkan sejumlah aturan yang
mengatur bidang-bidang tertentu seperti yang selalu
diterbitkan oleh pemerintah Indonesia, misalnya lewat
Daftar Investasi Negatif (DIN). Peraturan pemerintah dapat
menimbulkan hambatan masuk bagi pendatang baru.
b. Persaingan Sesama Perusahaan dalam Industri
Persaingan dalam industri akan mempengaruhi kebijakan dan
kinerja perusahaan. Dalam situasi persaingan yang oligopoli,
perusahaan mempunyai kekuatan yang cukup besar untuk
mempengaruhi
pasar.
Sedangkan,
pada pasar persaingan
sempurna, biasanya akan memaksa perusahaan menjadi follower
termasuk dalam hal harga produk. Menurut Porter dalam Umar
(2001), tingkat persaingan itu dipengaruhi beberapa faktor, yaitu:
(1)
Jumlah Kompetitor
Jumlah kompetitor atau pesaing sudah tentu akan
mempengaruhi tingkat persaingan. Kompetitor hendaknya
dilihat dari beberapa sisi, seperti jumlah, ukuran, dan
kekuatannya.
(2)
Tingkat Pertumbuhan Industri
Pertumbuhan industri yang besar biasanya menyediakan
sejumlah peluang bagi perusahaan untuk tumbuh bersama
industrinya. Pertumbuhan industri yang lambat sebaiknya
tidak direspon dengan ekspansi pasar kecuali perusahaan
mampu mengambil pangsa pasar pesaing. Kondisi ini dapat
menimbulkan trend penurunan harga atau terjadinya perang
harga.
(3)
Karakteristik Produk
Produk hendaknya tidak sekedar menyediakan kebutuhan
dasar,
tetapi
juga
memiliki
suatu
pembedaan
(differentiation) atau nilai tambah.
(4)
Biaya Tetap yang Besar
Pada jenis industri yang mempunyai total biaya tetap besar,
perusahaan hendaknya beroperasi pada skala ekonomi yang
tinggi. Akibatnya adalah perusahaan kadang kala terpaksa
menjual produk di bawah biaya produksi.
(5)
Kapasitas
Kapasitas selalu berkolerasi dengan biaya produksi per unit.
Produksi pada kapasitas tinggi diperlukan untuk menjaga
efisiensi biaya per unit. Penambahan fasilitas produksi
dapat
dilakukan
apabila
perusahaan
telah
mampu
berproduksi pada tingkat yang maksimal.
(6)
Hambatan Keluar
Hambatan keluar memaksa perusahaan untuk tidak keluar
dari industri. Hambatan ini dapat berupa aset-aset khusus
ataupun kesetiaan manajemen pada bisnis
tersebut.
Contohnya adalah idealisme dalam bisnis. Dalam kondisi
demikian, perusahaan biasanya akan berusaha bertahan dan
menghindari kerugian yang besar sambil menunggu waktu
yang tepat untuk keluar.
c. Ancaman dari Produk Pengganti
Perusahaan-perusahaan yang berada dalam suatu industri tertentu
akan bersaing pula dengan produk pengganti. Walaupun
karakteristiknya berbeda, barang substitusi dapat memberikan
fungsi atau jasa yang sama. Ancaman produk substitusi kuat
bilamana konsumen dihadapkan pada switching cost yang sedikit
dan jika produk substitusi itu mempunyai harga yang lebih murah
atau kualitasnya sama, bahkan lebih tinggi dari produk-produk
suatu industri.
d. Kekuatan Tawar-Menawar Pembeli (Buyers)
Para pembeli, dengan kekuatan yang mereka miliki, mampu
mempengaruhi perusahaan untuk menurunkan harga produk,
meningkatkan mutu dan servis, serta mengadu perusahaan
dengan kompetitornya. Dengan demikian, beberapa kondisi yang
mungkin dihadapi perusahaan dengan adanya kekuatan ini antara
lain adalah:
(1)
Pembeli mampu memproduksi produk yang diperlukan
(2)
Sifat produk tidak diferensiasi dan banyak pemasok
(3)
Switching Cost pemasok adalah kecil
(4)
Pembeli mempunyai tingkat profitabilitas yang rendah,
sehingga sensitif terhadap harga dan diferensiasi servis
Produk perusahaan tidak terlalu penting bagi pembeli,
sehingga pembeli dengan mudah mencari substitusinya.
e. Kekuatan Tawar-Menawar Pemasok (Suppliers)
Pemasok dapat mempengaruhi industri lewat kemampuan
mereka menaikkan harga atau pengurangan kualitas produk atau
servis.
Pemasok menjadi kuat apabila beberapa kondisi berikut
terpenuhi :
(1)
Jumlah pemasok sedikit
(2)
Produk/servis
yang
ada
adalah
unik
dan
mampu
menciptakan switching cost yang besar
(3)
Tidak tersedia produk substitusi
(4)
Pemasok mampu melakukan integrasi ke depan dan
mengolah produk yang dihasilkan menjadi produk yang
sama yang dihasilkan perusahaan.
f. Pengaruh Kekuatan Stakeholder Lainnya.
Kekuatan di luar perusahaan yang mempunyai pengaruh dan
kepentingan secara langsung bagi perusahaan. Stakeholder yang
dimaksud antara lain pemerintah, serikat pekerja, lingkungan
masyarakat, kreditor, pemasok, asosiasi dagang, kelompok yang
mempunyai kepentingan lain, dan pemegang saham. Pengaruh
dari masing-masing stakeholder adalah bervariasi di antara
industri yang satu dengan yang lain.
2.5. Waralaba (Franchising)
Waralaba (franchising) yaitu suatu sistem pemasaran atau distribusi barang
dan jasa, dimana sebuah perusahaan induk (franchisor) memberikan kepada
individu atau perusahaan lain (franchisee) yang berskala kecil atau
menengah, hak-hak istimewa untuk melakukan suatu sistem usaha tertentu
dengan cara yang sudah ditentukan. Selama waktu tertentu dan di suatu
tempat tertentu pula. Franchisor biasanya menyediakan peralatan, produk
atau jasa yang dijual, dan pelayanan manajerial. Sebagai imbalannya,
franchisee harus membayar uang pangkal (initial franchise free) dan royalti
atas penjualan, membayar management fee, membayar biaya sewa peralatan
franchisor (bila ada), serta memasarkan produk dan jasa dengan cara-cara
ditentukan oleh franchisor. Salah satu keuntungan dari membeli hak
waralaba ini adalah tetap independen (meskipun tidak sepenuhnya), tetapi
memperoleh manfaat dari nama merek dan dari pengalaman jaringan
waralaba tersebut (Tjiptono, 1997).
Menurut Tjiptono (1997), ada tiga bentuk sistem waralaba, yaitu :
1. Product franchise
Dalam bentuk yang dikenal pula dengan sebutan product distribution
franchising atau franchising model perusahaan minuman Coca-cola,
franchisor memberikan keleluasaan bagi para franchisee untuk
memproduksi dan mendistribusikan lini produk tertentu dengan
menggunakan
nama
merek
dan
sistem
pemasaran
yang
ditentukan/dikembangkan oleh franchisor. Misalnya : keagenan sepatu,
mobil (Ford, Honda), pompa bensin, dan minuman ringan (Coca-Cola).
2. Business format franchising (entrepreneurship franchising)
Bentuk yang paling umum dan banyak berkembang dewasa ini. Dalam
bentuk ini, franchisor mengembangkan usahanya dengan membuka
outlet yang dikelola oleh franchisee yang berminat membuka usaha
dengannya. Franchising bentuk ini banyak berkembang di industri
restoran siap santap (misalnya : Kentucky Fried Chicken dan Mc
Donald’s).
3. Business opportunity venture
Franchisor merancang suatu sistem jalur distribusi, lalu franchisee
mendistribusikan barang/jasa sesuai dengan sistem yang telah ditetapkan
oleh franchisor. Produk/jasa yang didistribusikan tersebut bukanlah
produk/jasa yang dihasilkan oleh franchisor. Contohnya adalah
distribusi komponen kendaraan bermotor.
2.6. Matriks Internal Factor Evaluation (IFE)
Matriks IFE digunakan untuk mengetahui faktor-faktor internal
perusahaan berkaitan dengan kekuatan dan kelemahan yang dianggap
penting. Data dan informasi aspek internal perusahan dapat digali dari
beberapa fungsional perusahaan, misalnya : dari aspek manajemen.
Keuangan, SDM, pemasaran, sistem informasi dan produk/operasi (David,
2002).
2.7. Matriks External Factor Evaluation (EFE)
Matriks EFE digunakan untuk mengevaluasi faktor-faktor eksternal
perusahaan. Data eksternal dikumpulkan untuk menganalisis hal-hal
menyangkut persoalan ekonomi, sosial, budaya, demografi, lingkungan,
politik, pemerintahan, hukum, teknologi, persaingan di pasar industri
dimana perusahaan berada, serta data eksternal relevan lainnya. Hal ini
penting karena faktor eksternal berpengaruh secara langsung maupun tidak
langsung terhadap perusahaan (David, 2002).
2.8. Matriks Internal-Eksternal (IE)
Menurut David (2002), matriks IE bermanfaat untuk memposisikan
suatu SBU perusahaan ke dalam matriks yang terdiri atas 9 sel. Matriks IE
serupa dengan matriks BCG terutama pada kedua alat yang berperan dalam
memetakan SBU perusahaan dalam sebuah diagram sistematis, dimana
ukuran dari lingkaran memperlihatkan persentase kontribusi pendapatan
(sales), dan pie slice memperlihatkan persentase kontribusi keuntungan.
Akan tetapi, ada perbedaan yang pokok di antara matriks BCG dan mariks
IE, yaitu :
1. Ukuran sumbu X dan sumbu Y.
2. Matriks IE membutuhkan informasi yang lebih banyak mengenai SBU
tersebut.
3. Implikasi-implikasi dari masing-masing matriks berbeda.
Dengan alasan ini, para ahli strategi di perusahaan sering mengembangkan
Matriks BCG dan Matriks IE secara bersama-sama dalam rangka
memformulasikan strategi-strategi alternatif. Mereka menilai kondisi
perusahaan saat ini melalui kedua matriks tersebut dan mengembangkannya
untuk memproyeksikan bisnisnya di masa mendatang. Matriks IE terdiri atas
dua dimensi, yaitu :
1. Dimensi X : total skor dari matriks IFE
2. Dimensi Y : total skor dari matriks EFE
2.9. Matriks Quantitative Strategies Planning (QSPM)
Menurut David (2002), QSPM adalah alat yang direkomendasikan
bagi para ahli strategi untuk melakukan evaluasi pilihan strategi alternatif
secara objektif, berdasarkan key success factors internal-eksternal yang telah
diidentifikasi sebelumnya. Jadi, secara konseptual, tujuan QSPM adalah
untuk menetapkan kemenarikan relatif (relative attractiveness) dari strategistrategi yang bervariasi yang telah dipilih, untuk menentukan strategi mana
yang dianggap paling baik untuk diimplementasikan. Seperti alat analisis
untuk memformulasikan strategi lainnya, QSPM juga membutuhkan
intuitive judgement yang baik.
2.10. Penelitian Terdahulu
Sahal (2003) dalam penelitiannya yang berjudul Analisis Formulasi
Strategi PT. Fastfood Indonesia, Tbk (KFC) dalam Menghadapi Persaingan
Bisnis Fastfood, dengan menggunakan analisis internal dan eksternal
diperoleh kesimpulan bahwa perusahaan berada pada pada kuadran II yaitu
grow and build dan cocok dikendalikan dengan strategi-strategi intensif atau
strategi-strategi terintegrasi. Melihat kondisi perusahaan saat ini maka
strategi yang paling cocok dan relevan untuk diimplementasikan perusahaan
adalah strategi-strategi intensif. Sementara dari kombinasi matiks IE dan
SWOT dihasilkan beberapa alternatif strategi bisnis yang mendukung tahap
keputusan dengan QSPM. Dari hasil QSPM didapatkan urutan alternatif
implementasi strategi yang dapat direkomendasikan yaitu starategi penetrasi
pasar, strategi pengembangan pasar dan strategi pengembangan produk.
Nugraha (2004) telah melakukan penelitian yang berjudul Analisis
Strategi Pemasaran pada Restoran Waralaba (Studi Kasus di Bakmi Japos
Cabang Bogor). Alat analisis yang digunakan untuk menganalisis faktor
internal dan eksternal perusahaan menggunakan matriks IFE, EFE, IE dan
SWOT. Berdasarkan hasil analisis matriks IE, posisi perusahaan berada pada
kuadran IV yang disebut posisi grow and build dan alternatif strategi yang
dapat dilakukan perusahaan adalah strategi intensif dan integratif.
Berdasarkan hasil dari analisis SWOT, perusahaan sebaiknya mencoba
melaksanakan alternatif strategi tersebut dan khususnya memprioritaskan
arah strategi pemasarannya pada kegiatan promosi dan meninjau kembali
peraturan-peraturan baku yang telah dibuat untuk cabang-cabangnya agar
lebih fleksibel dan lebih disesuaikan dengan daerah setiap outlet-outletnya.
Kustiartono (2005) dalam penelitiannya yang berjudul Kajian Strategi
Pemasaran Produk Ayam Bakar Berdasarkan Perilaku Konsumen (Studi
Kasus di Rumah Makan Ayam Bakar Wong Solo Halalan Thoyyiban
Cabang Kalimalang) berdasarkan perilaku dan atribut ideal konsumen
dengan menggunakan analisis SWOT diperoleh hasil bahwa posisi
perusahaan berada pada kuadran IV. Strategi diversifikasi yang digunakan
pada kuadran IV antara merespon trend masakan terbaru yang disukai
pelanggan, meningkatkan pelayanan, serta memperjelas value yang didapat
konsumen baik secara emosional maupun fungsional dalam mengkonsumsi
ayam bakar seperti kekhasan masakan maupun kenyamanan suasana rumah
makan.
III. METODOLOGI PENELITIAN
3.1
Kerangka Pemikiran
Kerangka pemikiran dapat dilihat pada Gambar 2 berikut ini.
CV. CELUP MITRA SAUDARA
Visi, Misi dan Tujuan Perusahaan
Lingkungan Internal :
1. Segmentasi,
Targeting dan
Positioning
2. Bauran Pemasaran
(harga, produk,
tempat/distribusi,
dan promosi)
Matriks IFE
Lingkungan Eksternal :
1. Lingkungan Jauh
a. Politik
b.Ekonomi
c. Sosial
d.Teknologi
2. Lingkungan Industri
a. Ancaman masuk pendatang baru
b. Persaingan sesama perusahaan
dalam industri
c. Ancaman dari produk pengganti
d. Kekuatan tawar-menawar pembeli
e. Kekuatan tawar-menawar
pemasok
f. Pengaruh kekuatan stakeholder
Matriks IE
Matriks EFE
QSPM (Pengambilan Keputusan Prioritas Strategi)
Strategi terbaik
Gambar 2. Bagan kerangka pemikiran penelitian
3.2. Pengumpulan Data
Penelitian dilakukan mulai dari bulan Februari 2006 hingga April
2006. Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data primer dan data
sekunder. Data Primer adalah data yang dikumpulkan secara langsung oleh
peneliti dengan cara observasi, wawancara, dan survei konsumen.
Sedangkan data sekunder adalah data yang diperoleh dari pihak lain, yaitu
data dan informasi perusahaan, studi pustaka dari perpustakaan serta
lembaga-lembaga pemerintah dan swasta.
Pengumpulan data dilakukan dengan cara memberikan pertanyaan
wawancara dan kuesioner kepada pihak perusahaan. Pihak perusahaan yang
diwawancarai terdiri dari tiga orang yaitu : Direktur, Manajer Pemasaran,
dan Staf Akuntansi dan Keuangan. Tahapan terpenting dalam matriks IE
adalah menganalisis posisi perusahaan dalam menghadapi persaingan.
Sedangkan tahapan terpenting dari penelitian ini adalah menganalisis posisi
perusahaan dalam menghadapi persaingan, karena matriks ini dilakukan
untuk
pengambilan
keputusan
alternatif
strategi
yang
akan
direkomendasikan penulis kepada perusahaan. Pengumpulan data untuk
QSPM dilakukan dengan wawancara dengan pihak perusahaan dan mencari
data pendukung.
Untuk memperkuat pemilihan alternatif strategi, dilakukan penyebaran
kuesioner kepada konsumen. Dalam penelitian ini yang menjadi populasi
adalah orang-orang yang datang dan mengkonsumsi produk Mr. Celup’s di
dua gerai yaitu di Jalan Pajajaran dan Jalan Sudirman, sedangkan yang
menjadi sampel adalah konsumen yang berkunjung ke gerai tersebut pada
saat penelitian dilakukan. Metode pengambilan sampel yang dilakukan
adalah Convinience Sampling. Metode ini dilakukan untuk mempermudah
mencari responden (Simamora, 2004), karena sebagian besar konsumen
tidak bersedia untuk mengisi kuesioner pada saat menyantap sajian.
Responden dalam penelitian ini berjumlah 30 orang, yang terbagi rata
atas kedua gerai. Responden berjumlah 30 orang mengacu pada konsep
teorema batas sentral yang menyatakan bahwa jumlah sampel yang besar (n
30) akan menyebar secara normal (Setiadi, 2003).
Kuesioner yang akan diolah adalah kuesioner yang mempunyai
kelengkapan jawaban. Kuesioner konsumen diolah dengan menggunakan
analisis deskriptif.
3.4. Pengolahan dan Analisis Data
3.4.1. Analisis Deskriptif
Analisis
deskriptif
merupakan
upaya
penelusuran
dan
pengungkapan informasi relevan yang terkandung dalam data dan
penyajian hasilnya dalam bentuk yang lebih ringkas dan sederhana
yang pada akhirnya mengarah pada keperluan adanya penjelasan dan
penafsiran (Simamora, 2004).
3.4.2. Matriks External and Internal Factor Evaluation (IFE-EFE)
Matriks IFE digunakan untuk mengetahui faktor-faktor internal
perusahaan berkaitan dengan kekutan dan kelemahan yang dianggap
penting. Matriks EFE digunakan untuk mengevaluasi faktor-faktor
eksternal perusahaan yang berkaitan dengan peluang dan ancaman
yang dianggap penting bagi perusahaan.
Menurut David (2002), langkah-langkah yang harus dilakukan
dalam membentuk matriks IFE dan EFE, yaitu :
1. Buatlah daftar critical success factors (faktor-faktor utama yang
mempunyai dampak penting pada kesuksesan atau kegagalan
usaha)
untuk
aspek
eksternal
yang
mencakup
perihal
opportunities (peluang) dan threats (ancaman) bagi perusahaan
dan aspek internal perusahaan berupa kekuatan (strengths) dan
kelemahan (weaknesses) yang ditempatkan pada kolom pertama.
2. Tentukan bobot (weight) dari critical success factors tadi dengan
skala yang lebih tinggi bagi yang berprestasi tinggi dan begitu
pula sebaliknya. Penentuan bobot dilakukan dengan cara
mengajukan identifikasi faktor internal dan eksternal tersebut
kepada pihak perusahaan dengan menggunakan metode “Paired
Comparison” (Kinnear dan Taylor, 1996). Metode ini digunakan
untuk memberikan penilaian terhadap bobot setiap faktor-faktor
penentu internal dan eksternal.
Untuk menentukan bobot setiap variabel digunakan skala 1,2 dan
3. Skala yang digunakan untuk pengisian kolom adalah :
1 : Jika indikator vertikal kurang penting daripada indikator
horizontal
2 : Jika indikator vertikal sama penting dengan indikator
horizontal
3 : Jika indikator vertikal lebih penting daripada indikator
horizontal
Tabel 3 dan Tabel 4 menunjukkan bentuk penilaian pembobotan.
Tabel 3. Penilaian bobot faktor strategi internal perusahaan
Faktor Strategi Internal
A
B
C
D
.... Total
A
B
C
D
....
n
Total
Xi
i =1
Sumber : Kinnear dan Taylor,1996.
Tabel 4. Penilaian bobot faktor strategi eksternal perusahaan
Faktor Strategi Eksternal A
B
C
D
.... Total
A
B
C
D
....
n
Total
Xi
i =1
Sumber : Kinnear dan Taylor,1996.
Bobot setiap variabel diperoleh dengan menentukan nilai setiap
variabel terhadap jumlah nilai keseluruhan dengan menggunakan
rumus sebagai berikut :
ai = Xi
n
................................................................(1)
Xi
i =1
ai = Bobot variabel ke-i
Xi = Nilai variabel ke-i
i
= 1,2,3,.........n
n = Jumlah variabel
Total bobot yang diberikan harus sama dengan 1,0. Pembobotan
ini kemudian ditempatkan pada kolom kedua matriks IFE-EFE.
3. Tentukan rating setiap critical success factors antara 1 sampai 4,
dimana : untuk matriks IFE, rating 1 = kelemahan utama, 2 =
kelemahan kecil, 3 = kekuatan kecil, dan 4 = kekuatan utama.
Sedangkan untuk matriks EFE, rating 1 = di bawah rata-rata, 2 =
rata-rata, 3 = di atas rata-rata, 4 = superior.
4. Kalikan nilai bobot dengan nilai ratingnya untuk mendapatkan
skor semua critical success factors.
5. Jumlahkan semua skor untuk mendapatkan skor total bagi
perusahaan yang dinilai. Pada matriks IFE nilai rata-rata adalah
2,5. Jika nilainya di bawah 2,5 menandakan bahwa secara
internal, perusahaan adalah lemah, sedangkan nilai yang berada
di atas 2,5 menunjukkan posisi internal yang kuat. Pada matriks
EFE skor total 4,0 mengindikasikan bahwa perusahaan merespon
dengan cara yang luar biasa terhadap peluang-peluang yang ada
dan menghindari ancaman-ancaman di pasar industrinya.
Sementara itu, skor total sebesar 1,0 menunjukkan bahwa
perusahaan tidak memanfaatkan peluang-peluang yang ada atau
tidak menghindari ancaman-ancaman eksternal.
Matriks IFE dan EFE dapat dilihat pada Tabel 5 dan 6 berikut ini.
Tabel 5. Matriks IFE
Faktor strategis internal
Kekuatan :
1
:
n
Kelemahan :
1
:
n
Total
Bobot (A)
Rating (B)
Skor (A x B)
Bobot (A)
Rating (B)
Skor (A x B)
Sumber : David, 2002
Tabel 6. Matriks EFE
Faktor strategis eksternal
Peluang :
1
:
n
Ancaman :
1
:
n
Total
Sumber : David, 2002
3.4.3. Matriks IE
Menurut David (2002), pada sumbu X dari matriks IE, skornya
ada tiga yaitu : skor 1,0-1,99 menyatakan bahwa posisi internal
adalah lemah, skor 2,0-2,99 posisinya adalah rata-rata dan skor 3,04,0 adalah kuat. Dengan cara yang sama, pada sumbu Y yang dipakai
untuk matriks IFE, skor 1,0-1,99 adalah rendah, skor 2,0-2,99 adalah
sedang dan skor 3,0-4,0 adalah tinggi.
Matriks IE disajikan pada Gambar 3 berikut ini.
SKOR TOTAL IFE
Kuat
Rata-rata
4,0
Lemah
3,0
2,0
1,0
4,0
Lemah
I
II
III
Grow and Build
Grow and Build
Hold and Maintain
IV
V
VI
Grow and Build
Hold and Maintain
VII
VIII
IX
Hold and Maintain
Harvest and Divestiture
Harvest and Divestiture
3,0
Rata-rata
Harvest and Divestiture
2,0
Rendah
1,0
Gambar 3. Matriks IE (David , 2002)
IE Matrix memiliki tiga implikasi strategi yang berbeda, yaitu :
1. Sel I, II, atau IV dapat digambarkan sebagai Tumbuh dan
Membangun (Grow and Build). Strategi-strategi yang cocok
adalah
Strategi
Development,
dan
Intensif
Product
(Market
Penetration,
Development)
atau
Market
Strategi
Terintegrasi (Backward Integration, Forward Integration dan
Horizontal Integration)
2. Sel III, IV atau VI paling baik dikendalikan dengan strategistrategi Pertahankan dan Pelihara (Hold and Maintain). Strategistrategi yang umum dipakai yaitu strategi Penetrasi Pasar
(Market Penetration) dan Pengembangan Produk (Product
Development).
3. Sel VI, VII atau IX dapat menggunakan strategi Panen atau
Divestasi (Harvest or Divestiture).
3.4.4. Matriks Quantitative Strategies Planning (QSPM)
Menurut David (2002), komponen-komponen utama dari suatu
QSPM terdiri dari : Factors, Strategic Alternative, Weights,
Attractiveness Score, Total Attractiveness Score, dan
Sum Total
Attractiveness Score. Berikut ini disajikan Matriks QSPM dalam
Tabel 7.
Tabel 7. QSPM (Quantitative Strategies Planning Matrix)
Faktor-faktor
sukses kritis
Bobot
Peluang
Ancaman
Kekuatan
Kelemahan
Jumlah Total Nilai
Daya Tarik
Alternatif Strategi
Strategi I
Strategi II
Strategi
III
AS TAS AS TAS AS TAS
Sumber : David, 2002
Penjelasan mengenai langkah-langkah pengembangan suatu QSPM :
1. Buatlah daftar peluang, ancaman, kekuatan, dan kelemahan
perusahaan di kolom sebelah kiri QSPM. Informasi ini diambil
dari matriks IFE dan EFE.
2. Beri bobot pada masing-masing external and internal critical
success factors. Bobot ini sama dengan yang ada di matriks EFE
dan matriks IFE.
3. Teliti matriks-matriks pada Stage 2 dan identifikasi strategi
alternatif
yang
pelaksanaannya
harus
dipertimbangkan
perusahaan. Catatlah strategi-strategi ini di bagian atas baris
QSPM.
4. Tetapkan Attractiveness Score (AS) untuk setiap strategi
berdasarkan peran faktor tersebut terhadap setiap alternatif
strategi. Batasan nilai Attractiveness Scores adalah : 1 = tidak
menarik, 2 = agak menarik, 3 = secara logis menarik, 4 = sangat
menarik.
5. Hitunglah Total Attractiveness Score (TAS) dengan mengalikan
bobot dengan Attractiveness Score (AS).
6. Hitung jumlah seluruh Total Attractiveness Score (TAS) untuk
setiap alternatif strategi. Dari beberapa nilai TAS yang didapat,
nilai TAS dari alternatif strategi yang tertinggi menunjukkan
bahwa alternatif strategi itu yang menjadi pilihan utama. Nilai
TAS terkecil menunjukkan bahwa alternatif strategi ini menjadi
pilihan terakhir.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Sejarah Berdirinya Mr. Celup’s
Pada mulanya tiga pengusaha asal kota Bogor yaitu Thomas Linardi,
Sugiarto, dan Mulyadi Wijaya mencari usaha-usaha baru dengan berkeliling
Asia selama kurang lebih dua bulan. Negara-negara yang mereka kunjungi
adalah Singapura, Thailand, dan Malaysia. Dengan pengalaman berkeliling
tersebut akhirnya menemukan konsep usaha baru dan memiliki prospek
yang cerah bila dirintis di Indonesia, yaitu usaha yang bergerak di bidang
makanan yang telah diolah setengah matang dan untuk mengkonsumsinya
terlebih dahulu harus direbus, atau disebut dengan steamboat. Makanan
rebus tersebut dijajakan di atas mobil pick-up yang sudah didesain khusus.
Konsep usaha ini sebelumnya sudah berkembang selama 20 tahun di negaranegara tersebut.
Setelah dimodifikasi dan disesuaikan dengan cita rasa orang Indonesia,
akhirnya tiga pengusaha tersebut membuka gerai pertamanya di Jalan
Pajajaran pada tanggal 14 September 2003 yang bernama Mr. Celup’s di
bawah bendera CV. Celup Mitra Saudara. Dengan adanya keterbatasan
waktu dan tenaga, akhirnya Mr. Celup’s memutuskan untuk menjalin
kerjasama dengan pihak lain melalui sistem franchisee, sehingga dapat
mengembangkan usaha ini di berbagai kota. Animo masyarakat untuk
menjadi mitra Mr. Celup’s sangat tinggi. Hingga saat ini sudah mencapai 60
gerai yang beroperasi di 29 wilayah, diantaranya : Bogor, Semarang, Jakarta,
Bandung, Pekalongan, Serpong, Depok, Tangerang, Surabaya, Yogyakarta,
Lampung, Surakarta, Malang, Tasikmalaya, Cibinong, Bekasi, Solo, Kediri,
Balikpapan, Pekanbaru, Cirebon, Tegal, Salatiga, Cilandak, Purwokerto,
Samarinda, Batam, Makasar dan Purwakarta. Daftar gerai Mr. Celup’s
disajikan pada Lampiran 4.
4.2. Jenis Usaha Mr. Celup’s
Jenis usaha Mr. Celup’s ini awalnya merupakan usaha patungan yang
modalnya berasal dari ketiga pendirinya, namun kemudian berkembang
menjadi sistem waralaba (franchise) untuk mengembangkan usahanya.
Setiap orang atau pengusaha dapat membuka gerai Mr. Celup’s dengan
membeli merek Mr. Celup’s dengan beberapa ketentuan-ketentuan yang
sudah ditentukan oleh
franchisor. Salah satu ketentuan tersebut adalah
setiap franchisee diwajibkan minimal mengambil lima macam produk Mr.
Celup’s. Namun franchisee wajib mengambil bumbu sambal kacang yang
berasal dari franchisor. Sementara untuk ketiga bumbu lainnya, franchisor
memberi referensi bahan baku dari merek tertentu yang dapat dibeli.
Sementara untuk mengadopsi selera rasa setempat, franchisor memberikan
keleluasaan untuk berkreasi dengan bumbu-bumbu tertentu. Dengan catatan,
bumbu tersebut telah disetujui sebelumnya oleh franchisor. Oleh karena itu,
Mr. Celup’s memiliki tim quality control yang bertugas mengawasi cara
kerja franchisee, termasuk apakah ada pengembangan produk yang tidak
diinformasikan ke franchisor. Jika rata-rata omzet Rp. 2.000.000,00 per hari,
maka Break Even Point (BEP) dapat di bawah satu tahun. Tarif franchise
Mr. Celup’s disajikan pada Tabel 8 berikut ini.
Tabel 8. Tarif franchise Mr. Celup’s
Initial fee
Pembuatan box, rak stainless di mobil
box, aksesoris mobil, uniform, supervisi
lapangan, biaya training, genset
Mobil
Peralatan penunjang outlet di dapur
meliputi penggorengan, mixer, kulkas,
dsb.
Total
Royalti fee
Sumber : CV.Celup Mitra Saudara
Rp. 50.000.000
(5 tahun)
Rp. 55.000.000
Rp. 55.000.000
Rp. 10.000.000
Rp. 170.000.000
5% dari omzet
4.3. Visi, Misi, dan Tujuan Perusahaan
1. Visi
Visi yang dimiliki oleh CV. Celup Mitra Saudara
adalah
memperkenalkan makanan sehat dan higienis (serba rebus) karena
belakangan ini orang mulai sadar bahwa makanan yang digoreng
bukanlah makanan yang sehat, sehingga kenyataan ini merupakan
peluang bagi CV. Celup Mitra Saudara untuk membangun usaha.
2. Misi
Misi yang dimiliki oleh CV. Celup Mitra Saudara
adalah menjadi
market leader dalam pangsa pasar usaha makanan sejenisnya.
3. Tujuan
Tujuan dari CV. Celup Mitra Saudara adalah profit oriented.
4.4. Struktur Organisasi CV. Celup Mitra Saudara
Struktur organisasi CV. Celup Mitra Saudara disajikan pada Gambar 4
berikut ini.
Direktur
Marketing Manager
and Quality Control
HRD Manager
Finance &
Accounting Staff
Franchisee
Furchising
Gudang
Produksi
Gambar 4. Struktur organisasi (CV. Celup Mitra Saudara, 2006)
Tabel 9. Tugas dan wewenang berdasarkan jabatan
Jabatan
Tugas dan wewenang
Direktur
Mengawasi dan bertanggung jawab atas jalannya
kegiatan perusahaan.
Marketing Manager
and Quality Control
1. Bertanggung jawab atas omzet penjualan gerai di
Bogor
2. Menangani semua permasalahan seluruh gerai
franchisee
3. Menangani pembukaan gerai baru
4. Mengawasi kinerja operator penjualan di Bogor
5. Menjalin hubungan kerjasama dengan pihak Event
Organizer
6. Mengawasi cara kerja franchisee, termasuk apakah
ada pengembangan produk yang tidak diinformasikan
ke franchisor
HRD Manager
1.
2.
3.
4.
Bertanggung jawab atas semua karyawan
Mengkoordinir bagian produksi setiap hari
Menginvestasi asset perusahaan
Bertanggung jawab atas pengembangan produk
Finance & Accounting
Staff
1.
2.
3.
4.
Menginput laporan penjualan harian
Menginput laporan piutang harian
Membuat laporan pemasukan dan pengeluaran harian
Menginput bukti penerimaan barang untuk laporan
penerimaan barang
Furchising
(Penanggung jawab)
1. Mencatat keluar masuk barang (input stock harian)
2. Bertanggung jawab atas pengadaan bahan baku untuk
kepentingan produksi dan kebutuhan sehari-hari
3. Melaksanakan stock opname
Franchisee
(Penanggung jawab)
1. Membuat laporan penjualan per bulan
2. Menginformasikan kepada franchisor apabila ada
pengembangan produk
Produksi
(Penanggung jawab)
1. Bertanggung jawab atas order barang ke gudang
2. Mengeluarkan produk frozen dan goreng untuk siap
diproses (ditusuk)
3. Memperhatikan order masing-masing gerai
Gudang
(Penanggung jawab)
Bertanggung jawab atas barang-barang yang ada di
gudang
Sumber : CV.Celup Mitra Saudara
4.5. Sumber Daya Manusia
CV. Celup Mitra Saudara memiliki karyawan yang berjumlah 20
orang, yang terdiri dari Direktur, Manajer Pemasaran, Manajer HRD, Staf
Akuntansi dan Keuangan, Penanggung jawab Furchising, Penanggung
jawab Produksi, Penanggung jawab Gudang, dan Operator Gerai. Selain
diberikan gaji, karyawan pun diberikan tunjangan oleh perusahaan yaitu
tunjangan hari raya, tunjangan jabatan (berlaku hanya untuk beberapa
karyawan), dan tunjangan kesehatan. Jam kerja untuk staf dari jam 08.0016.00, sedangkan untuk operator dari jam 15.00-23.00.
4.6. Lingkungan Internal Perusahaan
4.6.1. Segmentation, Targeting, dan Positioning
1. Segmentation
Segmentasi pasar berdasarkan demografis dan psikografis.
Segmentasi pasar berdasarkan demografis terdiri atas usia dan
penghasilan. Sementara segmentasi pasar berdasarkan psikografis
yaitu gaya hidup karena perubahan gaya hidup masyarakat
Indonesia yang cenderung konsumtif dan disertai peningkatan
daya beli masyarakat menyebabkan bergesernya pola konsumsi
yang mengarah kepada peningkatan intensitas masyarakat dalam
membeli
makanan
dan
minuman
di
restoran.
Sehingga
segmentasi Mr. Celup’s adalah menengah ke atas.
2. Targeting
Target pasar Mr. Celup’s berdasarkan usia yang berkisar 17-40
tahun karena pada umumnya anak muda memiliki karakteristik
mudah terpengaruh baik melalui iklan maupun trend, mudah
menerima dan selalu ingin mencoba hal-hal yang baru, serta lebih
banyak menghabiskan waktu luang di luar rumah.
3. Positioning
Hal yang ingin ditanam dibenak konsumen adalah menyajikan
dan menjajakan makanan sehat dan higienis. Belakangan ini
masyarakat Indonesia sadar bahwa makanan yang digoreng
adalah makanan yang tidak sehat, apalagi jika minyak gorengnya
bermutu buruk atau terlalu sering digunakan tanpa diganti.
Kenyataan ini menjadi peluang bagi Mr. Celup’s untuk dijadikan
sebuah usaha.
4.6.2. Bauran Pemasaran (Marketing Mix)
1. Produk (Product)
Mr. Celup’s menyajikan dan menjajakan berbagai makanan yang
sehat dan berkualitas, produk tersebut adalah makanan hidangan
laut, aneka dim sum, jagung dan sayuran sebagai pelengkap yang
tentunya sudah diolah secara higienis. Semua jenis makanan
yang dijual disajikan dalam bentuk tusukan seperti sate dan untuk
menikmatinya, cukup dengan dicelupkan ke dalam kuah kaldu
mendidih, digoreng atau dikukus. Setelah itu disiram dengan
beragam bumbu yang telah disajikan. Makanan pun disajikan
dengan tataan rapi di atas satu mobil yang didesain khusus.
Produk yang dijual ada 62 macam, yaitu : ekado telur puyuh,
kembang tahu goreng, cakwe isi, siomay ayam, siomay udang,
siomay ikan, siomay sapi, baso cumi, udang pacet, jamur kuping,
jamur putih, baso udang mixball, baso udang kecil, baso cumi
goreng, baso ikan sayur, tuna roll, salmon roll, seawed roll, fish
roll, sosis sapi keju, seafood tofu, cap ika fry, hot love, pangsit
rebus, breaded shrimp, copy ika, lolipop, tempura ebi, mushroom
roll, crub nugget, golden pillow, kuo tie, kembang tahu gulung,
tahu baso, shrimp fried, martabak udang, imitation crab claw,
otak-otak ikan goreng, nemo salmon, baso urat, baso isi, basi
ikan, chikuwa, hakau, telur burung puyuh, kerang darah, kerang
hijau, cumi, chicken dumpling, kepiting imi, sosis sapi, sosis
ayam, crab meat cake, salmon ball, chicken miki, egg tofu, kulit
kembang tahu, otak-otak sagu goreng, baby kailan, salada air,
pokcoi, dan kangkung. Bumbu yang disediakan ada 4 macam,
yaitu : sambal kacang, dabu-dabu, saus sambal, dan kecap.
2. Harga (Price)
Mr. Celup’s membagi produknya dalam berbagai macam harga
berdasarkan warna tusukannya, yaitu : hijau tua = Rp 3.000,
polos = Rp 2.500, merah = Rp 2.000, biru = Rp 1.500, dan
kuning = Rp 1.000. Harga-harga makanan yang diterapkan oleh
CV. Celup Mitra Saudara untuk jenis-jenis makanan steamboat
merupakan harga yang relatif dan terjangkau. Cara penetapan
harga yang digunakan oleh CV. Celup Mitra Saudara adalah
Net = (harga bahan baku x 2) – biaya variabel
Bagi konsumen yang memesan dalam jumlah banyak (minimal
1,5juta) akan diberikan diskon 5 persen -10 persen untuk
potongan tunai atau mendapatkan produk.
3. Tempat (Place)
Sistem saluran distribusi Mr. Celup’s
Supplier
Proses produksi
Konsumen
Bahan baku yang berasal dari supplier dikirim langsung ke
gudang yang berada di daerah Bondongan Bogor dengan
menggunakan mobil pengiriman berpendingin (cold storage).
Gudang berfungsi sebagai tempat untuk menyimpan stock bahan
baku yang nantinya akan dikirim ke kantor franchisor yang
berada di Danau Tondano Blok E V No. 8, Bogor dan franchisee
baik yang berada di pulau Jawa maupun di luar pulau Jawa.
Pengiriman bahan baku untuk franchisee yang berada di pulau
Jawa
menggunakan
mobil
berpendingin
(cold
storage),
sedangkan untuk franchisee yang berada di luar pulau Jawa
pengiriman bahan baku menggunakan kargo. Setelah itu bahan
baku di proses untuk menjadi produk siap jual dimana lokasi
produksinya berada dalam satu atap dengan kantor, agar proses
produksi tersebut dapat dikontrol setiap hari dan menghemat
waktu.
Proses produksi dari bahan baku menjadi produk siap jual
dilakukan dengan beberapa cara, yaitu :
1. Ada beberapa bahan baku yang harus di proses terlebih dulu
untuk menjadi produk siap jual, seperti cakwe dan tahu.
Sebelumnya harus membuat adonan isi cakwe dan isi tahu
tersebut untuk menjadi cakwe isi dan tahu isi, kemudian di
tusuk.
2. Ada beberapa bahan baku yang proses produksinya hanya di
rebus terlebih dahulu lalu di tusuk, seperti telur burung puyuh
dan kerang hijau.
3. Ada beberapa bahan baku yang proses produksinya hanya di
potong-potong lalu di tusuk, seperti sosis dan kepiting imi
(crab stick).
4. Ada beberapa bahan baku yang proses produksinya hanya
memerlukan proses tusuk, seperti siomay udang, baso, tuna
roll, dan lain-lain.
Produk yang sudah siap jual kemudian dikirim ke gerai-gerai
untuk dipasarkan. Lokasi gerai yang dimiliki oleh Mr. Celup’s di
kota Bogor adalah sebagai berikut :
1. Jalan Pajajaran samping Apotik Indonesia
2. Jalan Sudirman depan Asrama Kodim
3. Perumahan Yasmin (sabtu-minggu)
4. Taman Kencana (sabtu-minggu)
Awalnya makanan disajikan dengan tataan rapi diatas satu mobil
yang didesain khusus, namun dengan adanya perkembangan,
terjadi perubahan konsep penjualan dimana beberapa gerai
berbentuk cafe dan lokasi gerai yang di Purwakarta berada di
area food court Sadang Terminal Square.
4. Promosi (Promotion)
Awalnya Mr. Celup’s melakukan promosi melalui word of mouth,
dengan berjalannya waktu Mr. Celup’s
melakukan promosi
melalui advertising baik secara Below The Line (BTL) maupun
Above The Line (ATL). Promosi secara BTL yang sudah
dilakukan oleh Mr. Celup’s adalah melakukan promosi kepada
khalayak yang terbatas dengan membagikan sticker, dan
memberikan asbak, payung dan korek kepada konsumen.
Sedangkan promosi secara ATL yang sudah dilakukan adalah
melakukan promosi yang dilakukan kepada masyarakat luas
melalui media, seperti :
a. Media cetak : surat kabar (Suara Pembaharuan), majalah (Swa,
Kontan, Eksekutif), tabloid (Lifestyle), dan
brosur.
b. Media elektronik : radio, televisi (Succes Story), dan internet
(www.mrcelups.com)
4.7
Lingkungan Eksternal Perusahaan
4.7.1. Lingkungan Jauh
a. Politik
Ada beberapa bentuk perizinan yang harus dilakukan oleh CV.
Celup Mitra Usaha untuk membangun usahanya. Bentuk
perizinan tersebut adalah :
1. Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) menengah No.
517166/PM/DIPERINDAGKOP.
2. Tanda
daftar
perusahaan
Persekutuan
Komanditer.
Berdasarkan undang-undang N0. 3 tahun 1982 tentang wajib
daftar perusahaan No. TDP : 10.04.3.52.0975.
3. Surat keterangan domisili perusahaan No : 510/84.
4. Permintaan pendaftaran merek untuk permintaan merek jasa
dengan No. Agenda : J00 2003 26544 – 26765.
5. Permohonan pendaftaran desain industri kepada Departemen
kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia
Direktorat Jenderal Hak kekayaan Intelektual dengan No.
A00200400174.
6. Sesuai dengan pasal 2 ayat (1) UU No. 6 tahun 1983 tentang
ketentuan umum dan tata cara perpajakan sebagaimana telah
diubah terakhir dengan UU No. 16 tahun 2000 dan keputusan
Direktorat Jenderal Pajak Nomor KEP-161/PJ./2001 dengan
surat
keterangan
terdaftar
No
:
PEM-
124/WPJ.08/KP.0603/2004 dan No. Pokok Wajib Pajak
(NPWP) : 02.369.768.3.404.000.
7. Petikan keputusan Walikota Bogor tentang izin gangguan
Walikota Bogor dengan No : 503.45-587 tahun 2003.
8. Berdasarkan keputusan Walikota No. 55 tahun 2003 tentang
penyelenggaraan reklame dan keputusan Walikota No.
973.45-105 tahun 2003 tentang pelimpahan wewenang
penandatanganan izin penyelenggaraan reklame kepada
Kepala Dinas Pendapatan Daerah kota Bogor, maka dengan
ini diberikan izin penyelenggaraan reklame di luar sarana dan
prasarana kota Bogor dengan izin penyelengaraan reklame
No: 973/002.58.
b. Ekonomi
Saat ini kondisi ekonomi di Indonesia sedang tidak stabil
sehingga berdampak pada usaha ini. Nilai tukar rupiah terhadap
dolar akan berpengaruh karena sebagian bahan baku berasal dari
Malaysia, Thailand, dan Singapura. Apabila nilai tukar
terdepresiasi maka biaya produksi akan meningkat karena
terjadinya kenaikkan harga BBM dan kenaikan harga bahan
baku, sehingga dapat mempengaruhi harga produk yang pada
akhirnya akan mempengaruhi daya beli masyarakat.
c. Sosial
Kondisi demografi yang mempengaruhi usaha ini adalah faktor
usia
dan
penghasilan,
sedangkan
kondisi
sosial
yang
mempengaruhi usaha ini adalah gaya hidup. Perubahan gaya
hidup masyarakat Indonesia yang cenderung konsumtif dan
disertai peningkatan daya beli masyarakat, menyebabkan
bergesernya pola konsumsi yang mengarah kepada peningkatan
intensitas masyarakat dalam membeli makanan dan minuman di
restoran. Sehingga setiap tersedianya menu atau konsep masakan
baru, maka konsumen selalu ingin mencobanya.
d. Teknologi
Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi telah
memberikan pengaruh positif terhadap usaha ini. Dengan
menggunakan fasilitas website, Mr. Celup’s mendapatkan saran
dan kritik dari konsumen serta mendapatkan mitra usaha.
Teknologi seperti telepon, fax, dan telepon genggam telah
memperlancar komunikasi dan bisnis.
4.7.2. Lingkungan Industri
a. Ancaman masuk pendatang baru
Ancaman pendatang baru tidak terlalu mempengaruhi usaha ini,
walaupun kehadiran pendatang baru dapat merebut pangsa
pasarnya. Namun Mr. Celup’s merupakan pelopor konsep
makanan unik ini dan sudah memiliki 60 gerai di 29 wilayah,
sehingga Mr. Celup’s menjadi market leader di dalam pangsa
pasarnya.
b. Persaingan sesama perusahaan dalam industri
Di kota Bogor Mr. Celup’s memiliki dua pesaing, yaitu : Stick ’n
celup dan C’lup-C’lup yang merupakan follower-nya. Lokasi
Stick ’n celup berada di dekat gerai Mr. Celup’s yang berada di
Jalan Pajajaran, sedangkan lokasi C’lup-C’lup berada di daerah
Gunung Batu tepatnya di depan Asrama Kujang (Yonif 315).
Namun Mr. Celup’s memiliki diferensiasi produk yang dapat
membedakan produk Mr. Celup’s dengan pesaingnya, yaitu :
kuah kaldu, rasa sambal kacang, dan adanya inovasi produk.
c. Kekuatan tawar-menawar pembeli
Ancaman bagi Mr. Celup’s terhadap kekuatan tawar-menawar
pembeli adalah semakin banyaknya perusahaan makanan yang
menciptakan berbagai macam kualitas produk dan layanan sebaik
mungkin
yang
berbeda
pada
setiap
perusahaan
dalam
memuaskan dan memenuhi harapan konsumen, sehingga
konsumen bebas memilih produk dan perusahaan makanan mana
yang akan dipilihnya.
d. Kekuatan tawar-menawar pemasok
Mr. Celup’s tidak memiliki hak paten pada produknya karena
bahan baku 80 persen berasal dari supplier sehingga dalam
penentuan harga bahan baku ditentukan oleh supplier. Selain itu,
terjadinya pergeseran strategi pemasaran oleh supplier bahan
bakunya yang merupakan ancaman bagi Mr. Celup’s, karena saat
ini bahan baku yang digunakan oleh Mr. Celup’s sebagian besar
tersedia di Mall.
4.8
Identifikasi Faktor Internal dan Eksternal Perusahaan
4.8.1. Faktor Internal Perusahaan
a. Kekuatan Perusahaan
1. Market leader
Mr. Celup’s memiliki empat gerai di Bogor dan memiliki
franchisee di 28 wilayah serta memiliki konsep tempat
makanan yang unik dan pertama di Indonesia, sehingga Mr.
Celup’s menjadi market leader di dalam pangsa pasarnya.
2. Brand awareness
Mr. Celup’s merupakan pelopor konsep tempat makanan
yang unik yaitu menggunakan mobil dengan menjajakan dan
menyediakan makanan steamboat, sehingga konsumen lebih
mengingat dan menyadari merek Mr. Celup’s dibandingkan
pesaingnya.
3. Networking luas
Mr. Celup’s memiliki empat gerai di Bogor dan memiliki
franchisee diberbagai wilayah yaitu Semarang, Jakarta,
Bandung,
Pekalongan,
Serpong,
Depok,
Tangerang,
Surabaya,
Yogyakarta,
Lampung,
Surakarta,
Malang,
Tasikmalaya, Cibinong, Bekasi, Solo, Kediri, Balikpapan,
Pekanbaru, Cirebon, Tegal, Salatiga, Cilandak, Purwokerto,
Samarinda, Batam, Makasar dan Purwakarta.
4. Mutu dan harga produk bersaing
Mr. Celup’s menggunakan bahan baku berkualitas tinggi
yang diperoleh dari supplier karena Mr. Celup’s ingin
memberikan kepuasan kepada konsumen. Pesaing pun
menggunakan bahan baku yang berasal dari supplier yang
sama, sehingga penetapan harga makanan yang berlaku akan
bersaing dengan pesaingnya.
5. Inovasi produk
Mr. Celup’s menggunakan strategi pengembangan produk
agar konsumen tidak merasa bosan, yaitu dengan membuat
tiga sampai empat produk baru setiap bulannya.
6. Lokasi gerai strategis
Gerai Mr. Celup’s yang berada di Jalan Pajajaran dan
Sudirman merupakan lokasi yang strategis karena berada di
areal jajanan kota Bogor. Selain itu, di Jalan Pajajaran
merupakan jalur penghubung antara Jakarta-Bogor-Bandung.
b. Kelemahan Perusahaan
1. Bahan baku 80 persen dari supplier
Mr. Celup’s menggunakan bahan baku impor dan lokal. 40
persen bahan baku impor berasal dari supplier Malaysia,
Thailand, dan Singapura. 40 persen bahan baku lokal berasal
dari supplier Surabaya, Jakarta, Bogor, dan Tangerang.
Sehingga Mr. Celup’s tidak memiliki hak paten pada
produknya. Hal ini mengakibat produk-produk Mr. Celup’s
dapat mudah ditiru oleh pesaing.
2. Promosi kurang efektif
Promosi yang sudah dilakukan belum efektif karena belum
dilakukan secara berkala. Perusahaan ingin melakukan
promosi baik melalui media cetak maupun media elektronik
secara berkala, agar seluruh masyarakat Indonesia dapat
mengetahui keberadaannya. Tetapi hal ini belum dapat
dilakukan oleh Mr. Celup’s karena keterbatasan biaya.
3.
Lokasi gudang tidak strategis
Lokasi gudang tidak strategis karena sebagai pusat distribusi
bahan setengah jadi tidak berada di dekat bandara, dimana
sebagai tempat pengiriman bahan setengah jadi ke franchisee
melalui kargo. Selain itu, biaya dan waktu pengiriman
menjadi tidak efektif dan efisien karena tidak tersedianya
pusat distribusi di daerah luar Jawa.
4.8.2. Faktor Eksternal Perusahaan
a. Peluang Perusahaan
1. Diversifikasi pasar
Diversifikasi
adalah
usaha
suatu
perusahaan
untuk
menyediakan produk atau jasa baru yang mungkin atau
mungkin tidak berkaitan dengan produk atau jasa yang telah
disediakan untuk meningkatkan pangsa pasarnya (Priyonggo
dkk., 2004). Mr. Celup’s memiliki peluang untuk melakukan
diversifikasi
pasar
karena
segmentasi
Mr.
Celup’s
berdasarkan demografis yaitu usia dan pendapatan, serta
harga produk ditentukan berdasarkan warna tusukan.
2. Memperluas jaringan
Indonesia memiliki wilayah yang sangat luas, sehingga masih
banyak kota-kota atau wilayah yang belum dimasuki oleh Mr.
Celup’s untuk dijadikan sebagai jalur distribusinya.
3. Kemajuan teknologi dan komunikasi
Terjadinya
perkembangan
teknologi
informasi
dan
komunikasi telah memberikan pengaruh positif terhadap
usaha ini. Dengan menggunakan fasilitas website, Mr.
Celup’s mendapatkan saran dan kritik dari konsumen serta
mendapatkan mitra usaha. Teknologi seperti telepon, fax,
dan telepon genggam telah memperlancar komunikasi dan
bisnis.
4. Go internasioal
Mr. Celup’s memiliki kesempatan untuk memasuki dunia
internasional (seperti negara Eropa dan negara asing lainnya)
yang belum memiliki konsep tempat makanan yang unik
dengan menjajakan dan menyediakan makanan steamboat.
b. Ancaman Perusahaan
1. Kondisi ekonomi yang tidak stabil
Kondisi ekonomi yang tidak stabil akan berdampak pada
usaha ini. Nilai tukar rupiah terhadap dolar akan berpengaruh
karena sebagian bahan baku berasal dari Malaysia, Thailand,
dan Singapura. Apabila nilai tukar terdepresiasi, maka biaya
produksi akan meningkat karena terjadinya kenaikkan harga
BBM dan keniakan harga bahan baku, sehingga dapat
mempengaruhi harga produk yang pada akhirnya akan
mempengaruhi daya beli masyarakat.
2. Tingkat persaingan
Semakin banyaknya perusahaan makanan yang menawarkan
berbagai macam makanan atau produk dan pelayanan sebaik
mungkin yang berbeda pada setiap perusahaan dalam
memuaskan dan memenuhi harapan konsumen, sehingga
tingkat persaingan dalam industri makanan menjadi ketat.
3. Perubahan pola dan gaya hidup
Perubahan gaya hidup masyarakat Indonesia yang cenderung
konsumtif yang disertai peningkatan daya beli masyarakat
menyebabkan bergesernya pola konsumsi yang mengarah
kepada peningkatan intensitas masyarakat dalam membeli
makanan dan minuman di restoran, sehingga setiap
tersedianya menu atau konsep masakan baru maka konsumen
selalu ingin mencobanya.
4. Kekuatan tawar-menawar pemasok
Mr. Celup’s tidak memiliki hak paten pada produknya karena
bahan baku 80 persen berasal dari supplier, sehingga dalam
penentuan harga bahan baku ditentukan oleh supplier. Selain
itu, terjadinya pergeseran strategi pemasaran oleh supplier
bahan bakunya yang merupakan ancaman bagi Mr. Celup’s,
karena saat ini bahan baku yang digunakan oleh Mr. Celup’s
sebagian besar tersedia di Mall.
5. Kekuatan tawar-menawar pembeli
Ancaman bagi Mr. Celup’s terhadap kekuatan tawarmenawar pembeli adalah semakin banyaknya perusahaan
makanan yang menciptakan berbagai macam kualitas produk
dan layanan sebaik mungkin yang berbeda pada setiap
perusahaan dalam memuaskan dan memenuhi harapan
konsumen, sehingga konsumen bebas memilih produk dan
perusahaan makanan mana yang akan dipilihnya.
4.9.
Analisis Matriks IFE
Matriks IFE didapat dari hasil identifikasi faktor internal yang
berpengaruh terhadap pemasaran Mr. Celup’s melalui kuesioner yang diisi
oleh tiga orang pakar dari perusahaan. Pembobotan dilakukan dengan
menggunakan metode Paired Comparison (perbandingan berpasangan)
sehingga diperoleh bobot dari masing-masing variabel internal. Penentuan
rating juga dilakukan oleh responden yang sama dan hasilnya merupakan
rata-rata, sehingga diperoleh skor terbobot untuk masing-masing faktor.
Analisis terhadap faktor-faktor internal perusahaan bertujuan untuk
mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan perusahaan. Kemudian faktorfaktor internal yang telah diperoleh tersebut dimasukan ke dalam matriks
IFE untuk mendapatkan total nilai bobot. Pemberian bobot dan rating
untuk matriks IFE dapat dilihat pada Lampiran 5 dan 7.
Hasil analisis matriks IFE pada Tabel 10 menunjukkan bahwa faktor
strategis yang menjadi kekuatan utama perusahaan adalah sebagai market
leader yang ditunjukkan dengan nilai masing-masing faktor yang memiliki
skor terbobot paling besar, yaitu 0,40. Hal ini menunjukkan bahwa
perusahaan sudah menguasai pangsa pasar dalam usaha sejenisnya, karena
saat ini perusahaan sudah memiliki 60 gerai yang beroperasi di 29 wilayah
dan merupakan pelopor dari konsep makanan unik ini.
Hasil analisis matriks IFE juga memperlihatkan faktor strategi
internal yang menjadi kelemahan utama perusahaan adalah promosi yang
dilakukan kurang efektif yang memiliki skor terbobot paling kecil, yaitu
0,20. Sehingga perusahaan harus melakukan promosi secara berkala agar
seluruh masyarakat Indonesia mengetahui keberadaan Mr. Celup’s.
Secara umum matriks IFE menghasilkan total skor terbobot sebesar
2,73 yang menunjukkan bahwa posisi internal perusahaan kuat.
Perusahaan telah mampu memanfaatkan kekuatannya dan mengatasi
kelemahan yang dimilikinya dengan baik.
Tabel 10. Matriks IFE
Faktor Strategi Internal
Kekuatan :
1. Market leader
2. Brand awareness
3. Networking luas
4. Mutu dan harga produk bersaing
5. Inovasi produk
6. Lokasi gerai strategis
Kelemahan :
1. Bahan baku 80 persen dari supplier
2. Promosi kurang efektif
3. Jalur distribusi
Total
Sumber : CV.Celup Mitra Saudara
4.10.
Bobot
(A)
Rating Skor
(B)
(AxB)
0,11
0,10
0,10
0,13
0,11
0,11
3,67
2,67
2,33
3,00
3,00
3,33
0,40
0,27
0,23
0,39
0,33
0,37
0,11
0,10
0,11
1,00
2,67
2,00
2,33
0,29
0,20
0,25
2,73
Analisis Matriks EFE
Analisis terhadap faktor-faktor eksternal perusahaan bertujuan untuk
mengidentifikasi peluang dan ancaman yang harus dihadapi oleh
perusahaan. Langkah-langkah dalam penyusunan matriks EFE hampir
sama dengan penyusunan matriks IFE. Namun pada matriks EFE, faktorfaktor strategis yang digunakan adalah peluang dan ancaman. Pemberian
bobot dan rating untuk matriks EFE dapat dilihat pada Lampiran 8 dan
Lampiran 10.
Hasil analisis matriks EFE pada Tabel 11 memperlihatkan faktorfaktor strategis eksternal yang menjadi peluang dan ancaman utama yang
harus dihadapi CV. Celup Mitra Saudara. Peluang utama yang dimiliki
perusahaan adalah memperluas jaringan, yaitu sebesar 0,32
Matriks EFE juga memperlihatkan faktor eksternal yang menjadi
ancaman utama bagi CV. Celup Mitra Saudara, yaitu faktor yang memiliki
skor terbobot paling kecil. Dari Tabel 11 terlihat bahwa faktor yang
memiliki skor terbobot paling kecil adalah kekuatan tawa-menawar
pembeli, yaitu sebesar 0,20. Oleh karena itu, perusahaan harus memiliki
strategi dalam menghadapi konsumen agar konsumen merasa puas dan
harapan konsumen terpenuhi.
Analisis matriks EFE secara umum menghasilkan skor terbobot
sebesar 2,42 yang menunjukkan bahwa situasi eksternal perusahaan di
bawah rata-rata. Berdasarkan total skor tersebut juga menunjukkan bahwa
perusahaan kurang memanfaatkan peluang-peluang yang ada dan atau
tidak menghindari ancaman-ancaman eksternal.
Tabel 11. Matriks EFE
Faktor Strategi Eksernal
Peluang :
1. Diversifikasi pasar
2. Memperluas jaringan
3. Kemajuan teknologi dan informasi
4. Go Internasional
Ancaman :
1. Perubahan dan gaya hidup
2. Kondisi ekonomi yang tidak stabil
3. Tingkat persaingan
4. Kekuatan tawar-menawar pemasok
5. Kekuatan tawar-menawar pembeli
Total
Sumber : CV.Celup Mitra Saudara
Bobot
(A)
Rating Skor
(B)
(AxB)
0,12
0,12
0,11
0,09
2,33
2,67
2,67
1,33
0,28
0,32
0,29
0,12
0,11
0,12
0,11
0,10
0,12
1,00
2,67
3,33
2,33
2,67
1,67
0,29
0,39
0,26
0,27
0,20
2,42
4.11.
Analisis Matriks IE
Matriks IFE dan EFE yang telah dihasilkan kemudian digabung
untuk dipetakan pada matriks IE sehingga diketahui posisi perusahaan. Hal
ini dapat mempermudah dalam memberikan pemilihan alternatif strategi
pemasaran. Pemetaan posisi perusahaan sangat penting bagi perusahaan
dalam menghadapi persaingan dan perubahan yang terjadi dalam industri
makanan. Nilai matriks IFE sebesar 2,73, sedangkan nilai matriks EFE
sebesar 2,42 yang apabila dipetakan dalam matriks IE terletak pada sel V.
Hal ini dapat dilihat pada Gambar 5 berikut ini.
SKOR TOTAL IFE
Kuat
Rata-rata
4,0
3,0
Lemah
2,0
1,0
4,0
Tinggi
I
II
III
Grow and Build
Grow and Build
Hold and Maintain
IV
V
VI
Grow and Build
Hold and Maintain
Harvest and
3,0
Rata-rata
2,0
Rendah
Divestiture
VII
VIII
IX
Hold and Maintain
Harvest and Divestiture
Harvest and
Divestiture
1,0
Gambar 5. Hasil analisis matriks IE (2006)
Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan berada pada posisi Hold
and Maintain (pertahankan dan pelihara). Strategi yang dikembangkan
adalah strategi penetrasi pasar, pengembangan pasar dan pengembangan
produk (David, 2002). Strategi penetrasi pasar merupakan strategi untuk
meningkatkan pangsa pasar untuk produk atau jasa yang sudah ada lewat
usaha pemasaran yang lebih gencar. Strategi pengembangan pasar
merupakan strategi memperkenalkan produk atau jasa yang sudah ada ke
wilayah geografi baru. Strategi pengembangan produk adalah strategi yang
mencari peningkatan penjualan dengan memperbaiki atau memodifikasi
produk atau jasa yang sudah ada.
Strategi yang dapat dilakukan oleh Mr. Celup’s adalah :
1. Meningkatkan kegiatan promosi.
2. Menambah gerai.
3. Memperbaiki, memodifikasi produk atau jasa yang sudah ada atau
menciptakan produk baru.
4.12.
Analisis Quantitative Strategies Planning (QSPM)
QSPM digunakan untuk menentukan prioritas strategi dan
alternatif-alternatif strategi yang telah didapatkan melalui matriks IE.
Perhitungan dengan QSPM dapat dilihat pada Tabel 12. Sedangkan tiga
alternatif yang diperoleh dari matriks IE yang kemudian dimasukkan ke
dalam QSPM adalah :
1. Meningkatkan kegiatan promosi (Jumlah Total Attractiveness Score =
6,16).
2. Menambah gerai (Jumlah Total Attractiveness Score = 5,92).
3. Memperbaiki, memodifikasi produk atau jasa yang sudah ada atau
menciptakan produk baru (Jumlah Total Attractiveness Score = 5,53).
Berdasarkan analisis QSPM pada Tabel 12 diperoleh strategi yang
menjadi prioritas utama untuk diterapkan oleh perusahaan adalah
meningkatkan kegiatan promosi.
Tabel 12. QSPM
Faktor-faktor Sukses Kritis
Bobot
Alternatif Strategi
Strategi I
Strategi II
Strategi III
AS TAS AS
TAS
AS TAS
Kekuatan :
1. Market leader
0,11
2,67
0,29
4,00
0,44
3,00
0,33
2. Brand awareness
0,10
3,33
0,33
3,33
0,33
3,00
0,30
3. Networking luas
0,10
4,00
0,40
3,67
0,37
4,00
0,40
4. Mutu dan harga produk bersaing
0,13
4,00
0,52
3,67
0,48
3,33
0,43
5. Inovasi produk
0,11
3,33
0,37
3,33
0,37
3,33
0,37
6. Lokasi gerai strategis
0,11
3,33
0,37
3,00
0,33
4,00
0,44
1. Bahan baku 80 persen dari supplier
0,11
3,00
0,33
3,00
0,33
2,00
0,22
2. Promosi kurang efektif
0,10
3,67
0,37
3,00
0,30
2,33
0,23
3. Jalur distribusi
Peluang :
0,11
3,00
0,33
2,67
0,29
2,33
0,26
1. Diversifikasi pasar
0,12
4,00
0,48
2,67
0,32
3,67
0,44
2. Memperluas jaringan
0,12
3,33
0,40
3,00
0,36
4,00
0,48
3. Kemajuan teknologi dan informasi
0,11
2,67
0,29
3,00
0,33
2,67
0,29
4. Go Internasional
0,09
2,00
0,18
2,00
0,18
2,00
0,18
1. Perubahan dan gaya hidup
0,11
3,00
0,33
2,33
0,26
2,00
0,22
2. Kondisi ekonomi yang tidak stabil
0,12
2,67
0,32
2,33
0,28
2,33
0,28
3. Tingkat persaingan
0,11
2,33
0,26
2,33
0,26
2,00
0,22
4. Kekuatan tawar-menawar pemasok
5. Kekuatan tawar-menawar pembeli
Jumlah TAS
0,10
0,12
2,33
3,00
0,23
0,36
6,16
3,67
2,67
0,37
0,32
5,92
2,00
2,00
0,20
0,24
5,53
Kelemahan :
Ancaman :
Sumber : CV.Celup Mitra Saudara
4.13.
Hasil Kuesioner Konsumen
Berdasarkan hasil analisis QSPM, strategi yang menjadi prioritas
utama untuk diterapkan oleh perusahaan adalah meningkatkan kegiatan
promosi. Alternatif strategi yang kedua adalah menambah gerai dan
alternatif strategi yang terakhir adalah memperbaiki, memodifikasi produk
atau jasa yang sudah ada atau menciptakan produk baru. Untuk
memperkuat pemilihan alternatif strategi yang terbaik tersebut, maka
dilakukan penyebaran kuesioner kepada konsumen.
Berdasarkan hasil kuesioner dikatakan bahwa strategi yang
menjadi prioritas utama untuk diterapkan oleh perusahaan adalah
meningkatkan kegiatan promosi, sehingga sesuai dengan hasil perhitungan
QSPM. Konsumen lebih merespon positif terhadap strategi meningkatkan
kegiatan promosi, karena sampai saat ini kegiatan promosi yang dilakukan
oleh Mr. Celup’s lebih banyak melalui Below The Line. Selain itu,
kegiatan promosi belum dilakukan secara gencar, sehingga masih banyak
masyarakat yang belum mengetahui kehadiran Mr. Celup’s di kota Bogor.
Kemudian pilihan kedua yang disarankan oleh responden adalah
penambahan gerai, agar Mr. Celup’s lebih dikenal di berbagai kota atau
wilayah, khususnya di kota Bogor. Selain itu juga, memberikan
kemudahan bagi konsumen untuk menjangkau lokasi gerai Mr. Celup’s.
Pilihan
terakhir
yang
disarankan
oleh
responden
adalah
pengembangan produk, karena sebagian besar responden kurang setuju
apabila produk yang sudah ada dimodifikasi. Hal ini dikarenakan produk
yang ditawarkan oleh Mr. Celup’s memiliki khas. Namun, Mr. Celup’s
harus terus menjaga dan meningkatkan kualitas produknya serta jasanya,
terutama saat ini pelayanannya masih kurang, karena tidak tersedianya
daftar menu dan penambahan operator. Sehingga, apabila sedang banyak
konsumen atau pelanggan, pelayanan yang diberikan oleh operator
menjadi lambat. Hal ini wajar, karena operator yang bertugas melayani
konsumen atau pelanggan hanya satu orang di setiap gerai. Selain itu, Mr.
Celup’s perlu melakukan inovasi produk, agar produk yang ditawarkan
lebih bervariasi, menarik, dan berkembang.
KESIMPULAN DAN SARAN
1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa :
1. Bauran pemasaran yang diterapkan oleh CV. Celup Mitra Saudara :
a. Segmentation
Segmentasi pasar berdasarkan demografis dan psikografis. Segmentasi
pasar berdasarkan demografis terdiri atas usia dan penghasilan.
Sementara segmentasi pasar berdasarkan psikografis yaitu gaya hidup.
Sehingga segmentasi Mr. Celup’s adalah menengah ke atas.
b. Targeting
Target pasar Mr. Celup’s berdasarkan usia yang berkisar 17-40 tahun.
c. Positioning
Hal yang ingin ditanam dibenak konsumen adalah menyajikan dan
menjajakan makanan sehat dan higienis.
2. Faktor-faktor lingkungan Internal dan Eksternal yang berpengaruh
terhadap strategi pemasaran :
a. Faktor internal yang menjadi kekuatan perusahaan adalah : Market
leader, Brand awareness, Networking luas, Mutu dan harga produk
bersaing, Inovasi produk, dan Lokasi gerai strategis. Sedangkan faktor
internal yang menjadi kelemahan perusahaan adalah Bahan baku 80
persen dari supplier, Promosi kurang efektif dan Jalur distribusi.
Analisis matriks IFE menghasilkan total skor terbobot sebesar 2,73
yang menunjukkan bahwa posisi internal perusahaan kuat. Perusahaan
telah mampu memanfaatkan kekuatannya dan mengatasi kelemahan
yang dimilikinya dengan baik.
b. Faktor eksternal yang dapat dimanfaatkan untuk dijadikan peluang
bagi perusahaan adalah : Diversifikasi pasar, Memperluas jaringan,
Kemajuan teknologi dan informasi, dan Go internasional. Sedangkan
faktor eksternal yang menjadi ancaman bagi perusahaan adalah :
Perubahan pola dan gaya hidup, Kondisi ekonomi yang tidak stabil,
Tingkat persaingan, Kekuatan tawar-menawar pemasok, Kekuatan
tawar-menawar pembeli. Analisis matriks EFE secara umum
menghasilkan skor terbobot sebesar 2,42 yang menunjukkan bahwa
situasi eksternal perusahaan di bawah rata-rata. Berdasarkan total skor
tersebut juga menunjukkan bahwa perusahaan tidak memanfaatkan
peluang-peluang yang ada dan atau tidak menghindari ancamanancaman eksternal.
3. Alternatif strategi pemasaran yang tepat dan efektif untuk CV. Celup
Mitra Saudara, berdasarkan :
a. Hasil analisis Matriks IE, perusahaan berada di sel V yang
menunjukkan bahwa perusahaan berada pada posisi Hold and
Maintain (pertahankan dan pelihara). Strategi yang dapat dilakukan
oleh Mr. Celup’s adalah :
(1)
Meningkatkan kegiatan promosi.
(2)
Menambah gerai.
(3)
Memperbaiki, memodifikasi produk atau jasa yang sudah ada
atau menciptakan produk baru.
b. Analisis QSPM, diperoleh strategi yang menjadi prioritas utama untuk
diterapkan oleh perusahaan adalah meningkatkan kegiatan promosi.
c. Hasil kuesioner, responden sebagai konsumen Mr. Celup’s merespon
positif terhadap strategi meningkatkan promosi karena sampai saat ini
kegiatan promosi yang dilakukan oleh Mr. Celup’s lebih banyak
melalui Below The Line. Karena kegiatan promosi belum dilakukan
secara gencar, maka masih banyak masyarakat yang belum mengetahui
kehadiran Mr. Celup’s di kota Bogor.
2. Saran
Saran yang dapat diberikan kepada CV. Celup Mitra Saudara adalah sebagai
berikut :
1. Menyediakan pusat distribusi di luar pulau Jawa, agar biaya dan waktu
pengiriman bahan baku ke Franchisee menjadi efektif dan efisien.
2. Meningkatkan kegiatan promosi, agar seluruh masyarakat Indonesia
mengetahui kehadiran Mr. Celup’s. Walaupun adanya keterbatasan biaya
tetapi sebaiknya perusahaan tetap menyediakan anggaran promosi. Paling
tidak kegiatan promosi yang dapat dilakukan saat ini adalah menyebarkan
brosur secara gencar dan melakukan kerjasama dengan event organizer.
3. Menambah gerai di seluruh Indonesia, agar konsumen dapat mudah
menjangkau lokasi gerai Mr. Celup’s dan seluruh masyarakat Indonesia
mengetahui keberadaan Mr. Celup’s. Berdasarkan hasil Kuesioner
konsumen, penambahan gerai untuk di Kota Bogor adalah di daerah
Warung Jambu karena merupakan lokasi strategis bagi konsumen dalam
menjangku gerai Mr. Celup’s.
4. Menjaga dan meningkatkan kualitas produk dan jasa. Berdasarkan hasil
kuesioner konsumen, Mr. Celup’s dapat menjaga dan meningkatkan
kualitas produknya dengan cara menjaga kebersihan showcase agar tetap
higienis, sedangkan untuk menjaga dan meningkatkan kualitas jasanya
dapat dilakukan dengan menambah operator di setiap gerai, agar
konsumen merasa puas dan nyaman dengan pelayanan yang diberikan oleh
operator, walaupun kondisi gerai penuh dikunjungi oleh konsumen atau
pelanggan.
5. Membuat daftar menu, agar konsumen dapat mengetahui nama-nama
produk yang ditawarkan oleh Mr. Celup’s.
Menambah inovasi produk, agar produk yang ditawarkan lebih bervariasi,
menarik, dan berkembang. Sehingga konsumen tidak merasa bosan dan
perusahaan dapat mampu bersaing dalam industri makanan cepat saji.
Berdasarkan hasil kuesioner konsumen, inovasi produk yang dapat
dilakukan oleh Mr. Celup’s adalah menambah variasi sambal dan
menambah variasi produk. Variasi produk yang dapat dilakukan oleh Mr.
Celup’s adalah membuat produk yang mengenyangkan seperti produk
yang berbahan dasar roti atau mie.
DAFTAR PUSTAKA
Priyonggo, A., dkk. 2004. Kamus Bisnis. Bookmarks, Depok.
Angipora, M.P. 2002. Dasar-dasar Pemasaran. Cetakan kedua. PT. Raja Grafindo
Persada, Jakarta.
Badan Pusat Statistik. 2005. Persentase pengeluaran rata-rata per kapita sebulan
menurut sub kelompok makanan Indonesia tahun 1993, 1996, 1999 dan
2004. Badan Pusat Statistik, Bogor.
David, F.R. 2002. Manajemen Strategis. Edisi Bahasa Indonesia. PT.
Prenhallindo, Jakarta.
Kinnear, T. L dan Taylor. 1996. Marketing Research. 5th Edition. Mc Graw Hill,
New York.
Kotler, P. 1997. Manajemen Pemasaran : Analisis, Perencanaan, Implementasi
dan Kontrol. Edisi Indonesia. PT. Prenhallindo, Jakarta.
________. 2002. Manajemen Pemasaran. Edisi Milenium. PT. Prenhallindo,
Jakarta.
Kustiartono, W. 2005. Kajian Strategi Pemasaran Produk Ayam Bakar
Berdasarkan Perilaku Konsumen (studi kasus di Rumah Makan Ayam
Bakar Wong Solo Halalan Thoyyiban Cabang Kalimalang). Skripsi
Sarjana. Departemen Sosial Ekonomi Industri Peternakan. Fakultas
Peternakan. Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Nugraha, D.A. 2004. Analisis Strategi Pemasaran Pada Restoran Waralaba (studi
kasus di Bakmi Japos Cabang Bogor). Skripsi Sarjana. Departemen Ilmuilmu Sosial Ekonomi Pertanian. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian
Bogor, Bogor.
Rangkuti, F. 1997. Analisis SWOT : Teknik Membedah Kasus Bisnis Reorientasi
Konsep Perencanaan Strategis untuk Menghadapi Abad 21. PT. Gramedia
Pustaka Utama, Jakarta.
Sahal, M. 2003. Analisis Formulasi Strategi PT. Fastfood Indonesia, Tbk (KFC)
dalam Menghadapi Persaingan Bisnis Fastfood. Skripsi Sarjana.
Departemen Ilmu-ilmu Sosial Ekonomi Pertanian. Fakultas Pertanian.
Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Setiadi, N.J. 2003. Perilaku Konsumen : Konsep dan Implikasi untuk Strategi dan
Penelitian Pemasaran. Edisi pertama. Prenada Media, Jakarta.
Simamora. 2004. Riset Pemasaran : Falsafah, Teori, dan Aplikasi. PT. Gramedia
Pustaka Utama, Jakarta.
Swastha, B. 2000. Pengantar Bisnis Modern. Liberty Yogyakarta, Yogyakarta.
Tjiptono, F. 1997. Strategi Pemasaran. Edisi kedua. Andi, Yogyakarta.
Umar, H. 1997. Studi Kelayakan Bisnis. PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
_______. 2001. Strategic Management in Action : Konsep, Teori dan Teknik
Menganalisis Manajemen Strategis : Strategic Business Unit Berdasarkan
Konsep Michael R. Porter, Fred R. David dan Wheelen-Hunger. PT.
Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
LAMPIRAN
Lampiran 1. Pertanyaan wawancara kepada pihak perusahaan
I.
Pertanyaan tentang gambaran umum perusahaan
1. Bagaimana proses berdirinya perusahaan CV. Celup Mitra Saudara ?
2. Bagaimana status badan hukumnya ?
3. Fasilitas apa saja yang dimiliki oleh perusahaan ?
II.
Pertanyaan tentang analisis lingkungan mikro
1. Bagaimana saluran distribusi untuk memasarkan produknya ?
2. Dimana saja gerai yang dimiliki CV. Celup Mitra Saudara (khususnya di
Kota Bogor) ?
3. Dimana lokasi produk/pabriknya ?
4. Apa alasan mendirikan pabrik/memilih gerai ditempat tersebut ?
III.
Pertanyaan tentang analisis lingkungan internal
1. Apa visi, misi dan tujuan dari perusahaan CV. Celup Mitra Saudara ?
2. Bagaimana struktur organisasinya ?
3. Bagaimana jalannya penyediaan bahan baku ?
4. Bagaimana proses produksi yang dilakukan untuk menghasilkan
produknya ?
5. Kemana saja produk CV. Celup Mitra Saudara di pasarkan ?
6. Berapakah jumlah karyawannya ?
IV. Pertanyaan tentang Segmentasi, Targeting dan Positioning
1. Apakah perusahaan membagi segmen pasar ?
2. Segmen pasar mana yang dituju ?
3. Alasan memilih segmen tersebut ?
4. Berdasarkan kriteria apa konsumen yang dituju ?
5. Siapa yang menjadi pasar sasaran dari CV. Celup Mitra Saudara ?
6. Alasan memilih pasar sasaran tersebut ?
7. Apakah positioning dari CV. Celup Mitra Saudara ?
8. Apa keunggulan dari penetapan posisi pasar tersebut ?
Lanjutan Lampiran 1
V.
Pertanyaan tentang bauran produk
1. Produk apa saja yang dihasilkan oleh CV. Celup Mitra Saudara ?
2. Berapa total omzet penjualan tahunan perusahaan pada 3 tahun terakhir?
3. Apa yang membedakan produk Mr. celup dengan produk sejenis
lainnya? Deskripsikan !
VI. Pertanyaan tentang bauran harga
1. Bagaimana cara penetapan harga tersebut ?
2. Apakah ada potongan harga untuk pembelian dalam jumlah banyak ?
VII. Pertanyaan tentang bauran distribusi
1. Bagaimana cara memasarkan produknya ?
2. Apakah ada agen pemasaran untuk memasarkan produknya ?
3. Bagaimana cara mendistribusikan produk Mr. celup’s ?
4. Apa yang membedakan saluran distribusi CV. Celup Mitra Saudara
dengan perusahaan sejenis lainnya ?
5. Apakah ada rencana untuk Go Internasional ?
VIII. Pertanyaan tentang bauran promosi
1. Kegiatan promosi apa saja yang sudah dilakukan oleh perusahaan ?
2. Apakah kegiatan promosi yang dilakukan sudah efektif ?
IX. Pertanyaan tentang lingkungan pemasaran
1. Bagaimana pengaruh kebijakan politik/hukum pemerintah terhadap
kelanjutan usaha ?
2. Bagaimana pengaruh kondisi ekonomi saat ini terhadap perkembangan
usaha ?
3. Kondisi demografi dan sosial apa yang mempengaruhi usaha, serta
bagaimana dampaknya ?
4. Bagaimana pengaruh perkembangan teknologi terhadap CV. Celup Mitra
Saudara ?
Lanjutan Lampiran 1
5. Bagaimana perkembangan pendatang baru dalam industri ?
6. Produk substitusi apa yang mempengaruhi industri ini ?
7. Bagaimana pengaruh kekuatan pembeli di dalam industri ini ?
8. Bagaimana pengaruh kekuatan pemasok di dalam industri ini ?
9. Bagaimana tingkat persaingan dalam industri ini ?
10. Siapa saja yang menjadi pesaing potensial dari CV. Celup Mitra
Saudara?
Lampiran 2. Kuesioner kepada pihak perusahaan
KUESIONER
CV. Celup Mitra Saudara
Jl. Danau Tondano Blok E V No. 8 Bogor.
Daftar Isian untuk Rating dari Matriks EFE dan IFE
Nama Respoden
: ………………………………….
Jabatan
: ………………………………….
1. Tentukan rating dari masing-masing faktor internal (kekuatan dan kelemahan)
dan faktor eksternal (peluang dan ancaman), berikut ini dengan memberi tanda
( ) pada pilihan Bapak/Ibu.
2. Pilihan rating pada isian berikut terdiri dari :
Rating 4 : respon perusahaan superior terhadap faktor-faktor tersebut.
Rating 3 : respon perusahaan di atas rata-rata terhadap faktor-faktor tersebut.
Rating 2 : respon perusahaan rata-rata terhadap faktor-faktor tersebut.
Rating 1 : respon perusahaan di bawah rata-rata terhadap faktor-faktor
tersebut.
A. Rating IFE
Kekuatan :
1. Market leader
2. Brand awareness
3. Networking luas
4. Mutu dan harga produk bersaing
5. Inovasi produk
6. Lokasi gerai strategis
Kelemahan :
1. Bahan baku 80 persen dari supplier
2. Promosi kurang efektif
3. Jalur distribusi
4
3
2
1
Lanjutan Lampiran 2
B. Rating EFE
4
3
2
1
Peluang :
1. Diversifikasi pasar
2. Memperluas jaringan
3. Kemajuan teknologi dan informasi
4. Go internasional
Ancaman :
1. Perubahan pola dan gaya hidup
2. Kondisi ekonomi yang tidak stabil
3. Tingkat persaingan
4. Kekuatan tawar-menawar pemasok
5. Kekuatan tawar-menawar pembeli
Daftar Isian untuk Bobot dari Matriks EFE dan IFE
1. Tentukan bobot atau tingkat kepentingan dari masing-masing faktor internal
(kekuatan dan kelemahan) dan faktor eksternal (peluang dan ancaman),
2. Untuk menentukan bobot setiap variabel digunakan skala 1,2 dan 3. Skala
yang digunakan untuk pengisian kolom adalah :
1 : Jika indikator vertikal kurang penting daripada indikator horizontal
2 : Jika indikator vertikal sama penting dengan indikator horizontal
3 : Jika indikator vertikal lebih penting daripada indikator horizontal
Faktor Strategi Internal
Market leader (A)
Brand awareness (B)
Networking luas (C)
Mutu dan harga produk bersaing (D)
Inovasi produk (E)
Lokasi gerai strategis (F)
Bahan baku 80 persen dari supplier (G)
Promosi kurang efektif (H)
Jalur distribusi (I)
A
B
C
D
E
F
G
H
I
Lanjutan Lampiran 2
Faktor Strategi Eksternal
A
B
C
D
E
F
G
H
Diversifikasi pasar (A)
Memperluas pangsa pasar (B)
Kemajuan teknologi dan informasi (C)
Go internasional (D)
Perubahan pola dan gaya hidup (E)
Kondisi ekonomi yang tidak stabil (F)
Tingkat persaingan (G)
Kekuatan tawar-menawar pemasok (H)
Kekuatan tawar-menawar pembeli (I)
1. Tentukan Attractive Score (AS) atau daya tarik dari masing-masing faktor
eksternal (peluang dan ancaman) dan faktor internal (kekuatan dan
kelemahan) untuk Strategi Intensif berikut ini.
2. Pilihan Attractiveness Scores pada isian berikut ini terdiri dari :
1 = tidak menarik, 2 = agak menarik,
3 = secara logis menarik, 4 = sangat menarik.
3. Strategi I = Penetrasi Pasar, Strategi II = Pengembangan Pasar,
Strategi III = Pengembangan Produk
Alternatif Strategi
Faktor-faktor sukses kritis
Kekuatan :
1. Market leader
2. Brand awareness
3. Networking luas
4. Mutu dan harga produk bersaing
5. Inovasi produk
6. Lokasi gerai strategis
Strategi I
Strategi II
Strategi III
AS
AS
AS
I
Lanjutan Lampiran 2
Kelemahan :
1. Bahan baku 80 persen dari supplier
2. Promosi kurang efektif
3. Jalur distribusi
Peluang :
1. Diversifikasi pasar
2. Memperluas jaringan
3. Kemajuan teknologi dan informasi
4. Go internasional
Ancaman :
1. Perubahan pola dan gaya hidup
2. Kondisi ekonomi yang tidak stabil
3. Tingkat persaingan
4. Kekuatan tawar-menawar pemasok
5. Kekuatan tawar-menawar pembeli
Lampiran 3. Kuesioner untuk konsumen
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
DEPARTEMEN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
Dalam rangka pengumpulan data primer sebagai bahan penyusunan skripsi
dengan judul “Analisis Strategi Pemasaran pada CV. Celup Mitra Saudara”,
maka peneliti (Oktavia, H24102094) mengharapkan bantuan Bapak/Ibu/Saudara
untuk mengisinya dengan jujur, benar dan akurat sesuai dengan keadaan yang
sebenarnya. Atas perhatian dan kerjasama Bapak/Ibu/ Saudara, peneliti
mengucapkan terima kasih.
A. IDENTITAS RESPONDEN
Nama
:
Alamat
:
Berapa kali anda mengkonsumsi produk Mr.celup’s dalam sebulan ? ...............
B. PERTANYAAN
1. Apakah menurut anda kegiatan promosi yang dilakukan oleh Mr. Celup’s
saat ini sudah efektif ?
Setuju, alasan
.............................................................................................
Tidak setuju, alasan ...................................................................................
2. Apakah anda setuju Mr. Celup’s perlu meningkatkan kegiatan promosi?
Setuju, alasan
.............................................................................................
Tidak setuju, alasan ...................................................................................
3. Apakah menurut anda Mr. Celup’s perlu menambah gerai baik di kota
Bogor maupun di kota lainnya ?
Setuju, alasan
.............................................................................................
Tidak setuju, alasan ...................................................................................
Lanjutan Lampiran 3
4. Apakah menurut anda pelayanan Mr. Celup’s saat ini sudah memuaskan ?
Setuju, alasan
.............................................................................................
Tidak setuju, alasan ...................................................................................
5. Apakah menurut anda Mr. Celup’s perlu memperbaiki produk atau jasa
yang sudah ada ?
Setuju, alasan
.............................................................................................
Tidak setuju, alasan ...................................................................................
6. Apakah menurut anda Mr. Celup’s perlu menambah variasi produk saat
ini ? Jika Setuju, variasi produk seperti apa yang diinginkan?
Setuju, alasan
.............................................................................................
Tidak setuju, alasan ...................................................................................
7. Apakah menurut anda Mr. Celup’s perlu memodifikasi produk yang sudah
ada ?
Setuju, alasan
.............................................................................................
Tidak setuju, alasan ...................................................................................
8. Apakah menurut Anda Mr. Celup’s perlu melakukan inovasi produk ? Jika
setuju, produk seperti apa yang diinginkan ?
Setuju, alasan
.............................................................................................
Tidak setuju, alasan ...................................................................................
9. Dari ketiga kegiatan yaitu meningkatkan kegiatan promosi, penambahan
gerai, dan pengembangan produk. Kegiatan manakah yang harus terlebih
dulu dilakukan olek Mr. celup’s saat ini ?
........................................................................................................................
# TERIMA KASIH #
Lampiran 4. Daftar gerai Mr. Celup’s
Kode
Pemilik
Alamat
Kota
1
Mr. Celups
Pajajaran
Bogor
2
Bp. Jhon Surina
Jl. Perum Permata Semeru B
Semarang
3
Mr. Celups
Sudirman
Bogor
4
Bp. Tantiyo Budi
Cibubur
Jakarta
5
Ibu Vidhya Djoer
Jl. H. Samanhudi
Jakarta
6
Ibu Elli
Jl. Sabang
Jakarta
7
Bp. Anwar Husen
Jl. Sauyunan Raya No.1
Bandung
8
Ibu Vera
Jl. W.R. Supratman No. 18
Pekalongan
9
Mr. Celup’s
Unit pesta
Bogor
10
Ibu Susan
Jl. Sunter Raya
Jakarta
11
Ibu Dewi Setiawati
Meruya-Kebon Jeruk
Jakarta
12
Ibu Susi Roslela
Blok S, Jakarta Selatan
Jakarta
13
Bp. Suriadi
Tanjung Duren
Jakarta
14
Bp. Surjadi
Parkir “Giant” Villa Melati
Serpong
15
Bp. Anwar Husen
Jl. Sauyunan Raya No.1
Bandung
16
Ibu Adiati Rosita
Pondok Indah
Jakarta
17
Bp. Rubianto
Muara Karang
Jakarta
18
Bp. Dimas
Jl. Margonda Raya
Depok
19
Ibu Joana Artia
Jl. Damiyati
Tangerang
20
Bp. Sudiono W.
Citra Garden II
Tangerang
21
Bp. Anwar Husen
Jl. Raya Dago
Bandung
22
Bp. Ir. Handoko
Cinere
Jakarta
23
Ibu Julia Murniar
Jl. Darmo Permai
Surabaya
24
Bp. Arief
Blok M
Jakarta
25
Ibu Mey Tjen
Jl. Kalasan No. 6
Surabaya
26
Bp. Fuad
Jl. Sosrowijaya No. 45
Yogyakarta
27
Bp. Herman
Jl. Pulau Bacan No. 27
Lampung
28
Ibu Temmy
Rawamangun
Jakarta
29
Bp. Agung S.
Dawung Wetan Rt 01/12
Surakarta
Kemang Pratama
Jakarta
Lanjutan Lampiran 4
30
Ibu Caca
31
Ibu Tati
Jl. Kedoya Pilar Raya No. 32
Jakarta
32
Ibu Mey Tjen
Jl. Kalasan No. 6
Malang
33
Ibu Mey Tjen
Jl. Kalasan No. 6
Surabaya
34
Bp. Chico
Jl. Yuda Negara No. 28
Tasikmalaya
35
Bp. Andi
Jl. Raya Bogor km 43
Cibinong
36
Ibu Lidya
Jl. Rajawali IV BP 13/16
Bekasi
37
Bp. Paulus
Jl. Pajajaran No. 37
Solo
38
Bp. Handoko
Pondok Indah
Jakarta
39
Bp. Fuad
Jl. Sosrowijaya No. 45
Yogyakarta
40
Ibu Ratna M.
Perum Persada Asri Blok D/3
Kediri
41
Bp. Aji
Perum Kopri Blok A/7
Lampung
42
Ibu Emiliyah
Jl. Telaga Sari IV No. 47
Balikpapan
43
Ibu Emiliyah
Taman Kebun Jeruk Blok G1/12
Balikpapan
44
Ibu Sri Wahyu H.
Pekanbaru
Pekanbaru
45
Bp. Yongki
Jl. Pinang No. 47- Cemani
Solo
46
Bp. Edo
Jl. Taman Manna Blok A2/30
Semarang
47
Bp. Untung
Jl. Taman Manna Blok A2/30
Semarang
48
Ibu Eka
Jl. Karang Getas No. 64
Cirebon
49
Bp. Junaidi
Jl. Pangeran Diponegoro 104
Tegal
50
Ibu Ayu
Jl. KH Malik o.9 Karadenan
Cibinong
51
Bp. Sri Nugroho
Jl. Serau XVII/156 Sumampi
Purwokerto
52
Ibu Sri Widaryati
Gunung Ketur PA II/442
Salatiga
53
Bp. Yos S.
Perum Mutiara Depok Blok C
Cilandak
54
Ibu Diana
Jl Sultan Hasanudin
Bekasi
55
Ibu Emiliyah
Samarinda
Samarinda
56
Ibu Emiliyah
Samarinda
Samarinda
57
Bp. Sugeng
Flamo Garden F 3 No.9
Batam
58
Ibu Rina
Jl. Gajah No.23
Makasar
59
Bp. Sunadi
Tanjung Duren
Jakarta
60
Bp. Pramono
Sadang Terminal Square
Purwakarta
Lampiran 5. Pemberian bobot untuk matriks IFE
a. Direktur
Faktor Strategi Internal
A
1. Market leader ( A )
B
C
D
E
F
G
H
I
Total
Bobot
3
2
2
2
2
2
2
1
16
0,11
2
1
1
2
2
2
2
13
0,09
1
2
2
3
2
2
16
0,11
2
2
2
3
2
19
0,13
2
2
2
2
17
0,12
3
2
2
17
0,12
2
2
14
0,10
2
15
0,10
17
0,12
15
144
1,00
2. Brand awareness ( B )
1
3. Networking luas ( C )
2
2
4. Mutu dan harga
produk bersaing ( D )
5. Inovasi produk ( E )
2
3
3
2
3
2
2
6. Lokasi gerai strategis ( F )
2
2
2
2
2
7. Bahan baku 80 persen
dari supplier ( G )
8. Promosi kurang efektif ( H )
2
2
1
2
2
1
2
2
2
1
2
2
2
9. Jalur distribusi ( I )
3
2
2
2
2
2
2
2
16
19
16
13
15
15
18
17
A
B
C
D
E
F
G
H
I
Total
Bobot
2
2
1
2
2
3
2
2
16
0,11
2
2
2
2
3
2
2
17
0,12
1
2
1
1
2
2
13
0,09
3
2
2
3
2
20
0,14
2
2
2
2
15
0,10
2
1
2
16
0,11
2
2
15
0,10
Total
b. Manajer Pemasaran
Faktor Strategi Internal
1. Market leader ( A )
2. Brand awareness ( B )
2
3. Networking luas ( C )
2
2
3
2
3
2
2
2
1
6. Lokasi gerai strategis ( F )
2
2
3
2
2
7. Bahan baku 80 persen
dari supplier ( G )
1
1
3
2
2
4. Mutu dan harga
produk bersaing ( D )
5. Inovasi produk ( E )
2
8. Promosi kurang efektif ( H )
2
2
2
1
2
3
2
9. Jalur distribusi ( I )
2
2
2
2
2
2
2
2
16
15
19
12
17
16
17
16
B
C
D
E
F
G
3
2
2
2
1
2
2
2
1
Total
2
16
0,11
16
0,11
16
144
1,00
H
I
Total
Bobot
2
2
2
16
0,11
2
2
2
2
15
0,10
2
2
2
2
2
15
0,10
2
3
2
2
2
18
0,13
2
2
3
2
17
0,12
1
2
2
15
0,10
3
2
18
0,13
2
14
0,10
16
0,11
144
1,00
Lanjutan Lampiran 5
c. Staf Akuntasi dan Keuangan
Faktor Strategi Internal
A
1. Market leader ( A )
2. Brand awareness ( B )
1
3. Networking luas ( C )
2
2
4. Mutu dan harga
produk bersaing ( D )
5. Inovasi produk ( E )
2
2
3
2
2
2
2
6. Lokasi gerai strategis ( F )
3
2
2
1
2
2
2
2
2
2
3
2
2
2
2
1
2
1
2
2
2
2
2
2
2
2
16
17
17
14
15
17
14
18
7. Bahan baku 80 persen
dari supplier ( G )
8. Promosi kurang efektif ( H )
9. Jalur distribusi ( I )
Total
16
Lampiran 6. Pemberian bobot untuk matriks IFE
Responden
Responden
Responden
1
2
3
1. Market leader
0,11
0,11
0,11
0,11
2. Brand awareness
0,09
0,12
0,10
0,10
3. Networking luas
0,11
0,09
0,10
0,10
0,13
0,14
0,13
0,13
5. Inovasi produk
0,12
0,10
0,12
0,11
6. Lokasi gerai strategis
0,12
0,11
0,10
0,11
0,10
0,10
0,13
0,11
2. Promosi kurang efektif
0,10
0,11
0,10
0,10
3. Jalur distribusi
0,12
0,11
0,11
0,11
Faktor Strategi Internal
Ratarata
Kekuatan :
4. Mutu dan harga
produk bersaing
Kelemahan :
1. Bahan baku 80 persen
dari supplier
Lampiran 7. Pemberian rating untuk matriks IFE
Faktor Strategi Internal
Responden
Responden Responden
Ratarata
1
2
3
1. Market leader
4
4
3
3,67
2. Brand awareness
2
3
3
2,67
3. Networking luas
2
3
2
2,33
2
4
3
3,00
5. Inovasi produk
3
3
3
3,00
6. Lokasi gerai strategis
2
4
4
3,33
2
3
3
2,67
2. Promosi kurang efektif
2
2
2
2,00
3. Jalur distribusi
1
3
3
2,33
Kekuatan :
4. Mutu dan harga
produk bersaing
Kelemahan :
1. Bahan baku 80 persen
dari supplier
Lampiran 8. Pemberian bobot untuk matriks EFE
a. Direktur
Faktor Strategi Eksternal
A
1. Diversifikasi pasar ( A )
2. Memperluas jaringan ( B )
3. Kemajuan teknologi
dan informasi ( C )
4. Go internasional ( D )
5. Perubahan pola
dan gaya hidup ( E )
6. Kondisi ekonomi yang
tidak stabil ( F )
7. Tingkat persaingan ( G )
8. Kekuatan tawar-menawar
pemasok( H )
9. Kekuatan tawar-menawar
pembeli ( I )
Total
B
C
D
E
F
G
H
I
Total
Bobot
2
2
3
1
2
2
1
2
15
0,10
3
2
3
2
2
3
2
19
0,13
2
3
2
3
2
1
16
0,11
2
2
2
3
2
16
0,11
2
1
2
2
14
0,10
1
2
3
16
0,11
2
2
17
0,12
1
14
0,10
17
0,12
2
2
1
1
2
2
3
1
1
2
2
2
2
2
2
2
2
1
2
3
3
3
1
2
1
2
2
2
2
2
3
2
2
1
2
3
17
13
16
16
18
16
15
18
15
144
1,00
A
B
C
D
E
F
G
H
I
Total
Bobot
2
3
3
2
2
2
3
2
19
0,13
3
3
2
3
2
2
1
18
0,13
3
2
1
2
2
1
13
0,09
1
1
1
2
1
9
0,06
2
2
2
2
17
0,12
3
3
2
19
0,13
b. Manajer Pemasaran
Faktor Strategi Eksternal
1. Diversifikasi pasar ( A )
2. Memperluas jaringan ( B )
3. Kemajuan teknologi
dan informasi ( C )
4. Go internasional ( D )
5. Perubahan pola
dan gaya hidup ( E )
6. Kondisi ekonomi
yang tidak stabil ( F )
2
1
1
1
1
1
2
2
2
3
2
1
3
3
2
7. Tingkat persaingan ( G )
8. Kekuatan tawar-menawar
pemasok ( H )
9. Kekuatan tawar-menawar
pembeli ( I )
Total
2
2
2
3
2
1
2
1
15
0,10
1
2
2
2
2
1
2
2
14
0,10
2
3
3
3
2
2
3
2
20
0,14
13
14
19
23
15
13
17
18
12
144
1,00
B
C
D
E
F
G
H
I
Total
Bobot
3
2
3
3
1
2
3
3
20
0,14
2
2
2
2
2
2
2
15
0,10
2
2
2
1
3
3
17
0,12
2
2
2
2
2
15
0,10
2
2
2
2
15
0,10
2
3
1
17
0,12
2
2
17
0,12
2
13
0,09
15
0,10
144
1,00
Lanjutan Lampiran 8
c. Staf Akuntansi dan Keuangan
Faktor Strategi Eksternal
A
1. Diversifikasi pasar ( A )
2. Memperluas jaringan ( B )
3. Kemajuan teknologi
dan informasi ( C )
4. Go internasional ( D )
5. Perubahan pola
dan gaya hidup ( E )
6. Kondisi ekonomi
yang tidak stabil ( F )
7. Tingkat persaingan ( G )
8. Kekuatan tawar-menawar
pemasok ( H )
9. Kekuatan tawar-menawar
pembeli ( I )
Total
1
2
2
1
2
2
1
2
2
2
3
2
2
2
2
2
2
3
2
2
2
1
2
1
2
2
1
2
1
2
1
2
2
3
2
2
12
17
15
17
17
15
15
19
17
Lampiran 9. Pemberian bobot untuk matriks EFE
Responden
Responden
Responden
1
2
3
1. Diversifikasi pasar
0,10
0,13
0,14
0,12
2. Memperluas jaringan
0,13
0,13
0,10
0,12
dan informasi
0,11
0,09
0,12
0,11
4. Go Internasional
0,11
0,06
0,10
0,09
0,10
0,12
0,10
0,11
0,11
0,13
0,12
0,12
0,12
0,10
0,12
0,11
0,10
0,10
0,09
0,10
0,12
0,14
0,10
0,12
Faktor Strategi Internal
Rata-rata
Peluang :
3. Kemajuan teknologi
Ancaman :
1. Perubahan dan gaya
hidup
2. Kondisi ekonomi yang
tidak stabil
3. Tingkat persaingan
4. Kekuatan tawar
menawar pemasok
5. Kekuatan tawar
menawar pembeli
Lampiran 10. Pemberian rating untuk matriks EFE
Responden
Responden
Responden
1
2
3
1. Diversifikasi pasar
3
2
2
2,33
2. Memperluas jaringan
3
3
2
2,67
dan informasi
2
3
3
2,67
4. Go Internasional
2
1
1
1,33
2
3
3
2,67
yang tidak stabil
2
4
4
3,33
3. Tingkat persaingan
2
2
3
2,33
2
3
3
2,67
2
2
1
1,67
Faktor Strategi Internal
Rata-rata
Peluang :
3. Kemajuan teknologi
Ancaman :
1. Perubahan dan gaya
hidup
2. Kondisi ekonomi
4. Kekuatan tawar
menawar pemasok
5. Kekuatan tawar
menawar pembeli
Lampiran 11. Attractiveness Score untuk QSPM
Faktor-faktor Sukses Kritis
Kekuatan :
1. Market leader
2. Brand awareness
3. Networking luas
4. Mutu dan harga produk bersaing
5. Inovasi produk
6. Lokasi gerai strategis
Kelemahan :
1. Bahan baku 80 persen dari supplier
2. Promosi kurang efektif
3. Jalur distribusi
Peluang :
1. Diversifikasi pasar
2. Memperluas jaringan
3. Kemajuan teknologi dan informasi
4. Go Internasional
Ancaman :
1. Perubahan dan gaya hidup
2. Kondisi ekonomi yang tidak stabil
3. Tingkat persaingan
4. Kekuatan tawar-menawar pemasok
5. Kekuatan tawar-menawar pembeli
Strategi I
Strategi II
Strategi III
2,67
3,33
4,00
4,00
3,33
3,33
4,00
3,33
3,67
3,67
3,33
3,00
3,00
3,00
4,00
3,33
3,33
4,00
3,00
3,67
3,00
3,00
3,00
2,67
2,00
2,33
2,33
4,00
3,33
2,67
2,00
2,67
3,00
3,00
2,00
3,67
4,00
2,67
2,00
3,00
2,67
2,33
2,33
3,00
2,33
2,33
2,33
3,67
2,67
2,00
2,33
2,00
2,00
2,00
Download