1 Pertemuan 4 BIAYA OVERHEAD PABRIK TARIP TUNGGAL

advertisement
1
Pertemuan 4
BIAYA OVERHEAD PABRIK
TARIP TUNGGAL
A. Pengertian Biaya Overhead Pabrik

Pada perusahaan yang menggunakan metode harga pokok pesanan, biaya overhead
pabrik (BOP) adalah semua elemen biaya produksi selain biaya bahan baku dan biaya
tenaga kerja langsung. Elemen BOP dapat terdiri dari: (1)biaya bahan penolong; (2)biaya
tenaga kerja tidak langsung; (3)penyusutan dan amortisasi aktiva tetap pabrik; (4)biaya
reparasi dan pemeliharaan aktiva pabrik; (5)biaya listrik dan air untuk pabrik; (6)biaya
asuransi pabrik; (7)biaya overhead pabrik lain-lain. Apabila perusahaan memiliki
departemen pembantu di dalam pabrik, maka semua biaya departemen pembantu masuk
sebagai elemen biaya overhead pabrik.

Pada perusahaan yang menggunakan metode harga pokok proses, biaya overhead pabrik
(BOP) adalah semua elemen biaya produksi selain biaya bahan dan biaya tenaga kerja.
Elemen BOP dapat terdiri dari: (1) penyusutan dan amortisasi aktiva tetap pabrik;
(2)biaya reparasi dan pemeliharaan aktiva pabrik; (3)biaya listrik dan air untuk pabrik;
(4)biaya asuransi pabrik; (5)biaya overhead pabrik lain-lain. Apabila perusahaan memiliki
departemen pembantu di dalam pabrik, maka semua biaya departemen pembantu masuk
sebagai elemen biaya overhead pabrik.

Untuk penentuan harga pokok produk pada metode harga pokok pesanan biaya overhead
pabrik harus dibebankan pada setiap pesanan atas dasar tarip yang ditentukan di muka
(predetermined rate of factory overhead), begitu juga pada metode harga pokok proses
dalam kondisi tertentu diperlukan tarip biaya overhead pabrik untuk membebankan biaya
overhead pabrik pada produk.
Manfaat tarip biaya overhead pabrik yang ditentukan di muka adalah sebagai berikut:
1. Dapat dipakai sebagai alat untuk membebankan biaya overhead pabrik pada produk
dengan teliti, adil, dan cepat dalam rangka menghitung harga pokok produk.
2. Dapat dipakai sebagai alat untuk mengadakan perencanaan terhadap biaya overhead
pabrik, khususnya apabila tarip biaya overhead pabrik dipisahkan ke dalam tarip tetap dan
tarip variabel.
2
3. Dapat dipakai sebagai alat pengambilan keputusan terutama dalam rangka menyajikan
informasi biaya relevan.
4. Dapat dipakai sebagai alat pengendalian biaya overhead pabrik, untuk itu tariap biaya
overhead pabrik harus dikelompokkan ke dalam tarip tetap dan tarip variabel.
B. Faktor-Faktor yang Harus Dipertimbangkan dalam Penentuan Tarip Biaya
Overhead Pabrik
Faktor-faktor yang dipertimbangkan dalam penentuan terip biaya overhead pabrik sebagai
berikut:
1. Pemilihan dasar pembebanan biaya overhead pabrik pada produk
2. Tingkat kegiatan atau kapasitas yang digunakan untuk menghitung tarip biaya overhead
pabrik
3. Diikut-sertakan atau tidaknya biaya overhead pabrik tetap dalam perhitungan tarip
4. Penggunaan satu tarip atau beberapa tarip dalam pabrik
1. Pemilihan dasar pembebanan biaya overhead pabrik pada produk
Faktor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam memilih dasar pembebanan yang akan
dipakai adalah sebagai berikut:
a. Penyebab fluktuasi pembebanan biaya overhead pabrik. Misalnya perubahan
biaya overhead pabrik banyak dipengaruhi jam mesin, maka jam mesin dapat
digunakan sebagai dasar pembebanan biaya overhead pabrik.
b. Kebebasan dari dasar pembebanan yang dipakai. Penggunaan dasar pembebanan
kuantitas, misalnya produk atau jam mesin atau jam kerja lebih bebas dari pengaruh
yang tidak berhubungan dengan biaya overhead pabrik.
c. Memadai untuk pengendalian biaya. Untuk dipakai sebagai dasar pengendalian
biaya overhead pabrik, maka dasar pembebanan yang digunakan harus
menggambarkan tingkat variabilitas biaya.
d. Mudah dan praktis untuk dipakai. Apabila terdapat dua atau lebih dasar
pembebanan yang memenuhi faktor-faktor di atas, maka dasar pembebanan yang
dipilih adalah yang mudah dan praktis dipakai.
3
Beberapa dasar pembebanan yang lazim dipakai:
a. Satuan produksi
Tarip biaya overhead pabrik dihitung dengan rumus sebagai berikut:
BBOP
Tarip = ----------BP
T
= Tarip biaya overhead pabrik
BBOP = Budget biaya overhead pabrik periode tertentu
BP
= Budget produksi dalam periode yang bersangkutan
Contoh 1: sebuah perusahaan ingin menentukan tarip BOP untuk tahun 2010.
Anggaran BOP 2010 sebesar Rp300.000,- Anggaran produksi 10.000 buah, maka
tarip BOP untuk tahun 2010 adalah:
Rp300.000,Tarip = ----------------- = Rp30,- per buah
10.000 buah
Apabila dalam bulan Januari 2010 diproduksi sebanyak 800 buah produk, maka BOP
yang dibebankan sebesar = 800 buah x Rp30,- = Rp24.000,-
b. Biaya bahan baku
Tarip biaya overhead pabrik dihitung berdasar persentase tertentu dari biaya bahan
baku, rumus perhitungan tarip sebagai berikut:
BBOP
Tarip = ----------- 100%
BBBB
T
= Tarip biaya overhead pabrik
BBOP = Budget biaya overhead pabrik periode tertentu
BBBB = Budget biaya bahan baku dalam periode yang bersangkutan
Contoh 2: sebuah perusahaan ingin menentukan tarip BOP untuk tahun 2010.
Anggaran BOP 2010 sebesar Rp300.000,- anggaran biaya bahan baku Rp500,000,Maka tarip BOP untuk tahun 2010 adalah:
Rp300.000,Tarip = ---------------- x 100% = 60% dari biaya bahan baku
Rp500.000,-
Apabila suatu produk menikmati biaya bahan baku Rp20.000,- maka akan dibebani
BOP sebesar = Rp20.000,- x 60% = Rp12.000,-
4
c. Biaya tenaga kerja langsung
Tarip biaya overhead pabrik dihitung berdasar persentase tertentu dari biaya tenaga
kerja langsung, rumus perhitungan tarip sebagai berikut:
BBOP
Tarip = ----------- 100%
BBTKL
T
= Tarip biaya overhead pabrik
BBOP = Budget biaya overhead pabrik periode tertentu
BBTKL= Budget biaya tenaga kerja langsung dalam periode yang bersangkutan
Contoh 3: sebuah perusahaan ingin menentukan tarip BOP untuk tahun 2010.
Anggaran BOP 2010 sebesar Rp300.000,- anggaran biaya biaya tenaga kerja langsung
Rp400,000,- Maka tarip BOP untuk tahun 2010 adalah:
Rp300.000,Tarip = ---------------- x 100% = 75% dari biaya tenaga kerja langsung
Rp400.000,-
Apabila suatu produk menikmati biaya bahan baku Rp15.000,- maka akan dibebani
BOP sebesar = Rp15.000,- x 75% = Rp11.250,-
d. Jam kerja langsung
Tarip biaya overhead pabrik dihitung dengan rumus sebagai berikut:
BBOP
Tarip = ----------- 100%
BJKL
T
= Tarip biaya overhead pabrik
BBOP = Budget biaya overhead pabrik periode tertentu
BJKL = Budget jam kerja langsung dalam periode yang bersangkutan
Contoh 4: sebuah perusahaan ingin menentukan tarip BOP untuk tahun 2010.
Anggaran BOP 2010 sebesar Rp300.000,- Anggaran jam kerja langsung 40.000 jam,
maka tarip BOP untuk tahun 2010 adalah:
Rp300.000,Tarip = -------------------------------- = Rp7,50 per jam kerja langsung
40.000 jam kerja langsung
Apabila suatu produk menikmati 2.000 jam kerja langsung, maka akan dibebani BOP
sebesar = 2.000,- x Rp7,50 = Rp15.000,-
5
e. Jam mesin
Tarip biaya overhead pabrik dihitung dengan rumus sebagai berikut:
BBOP
Tarip = ----------BJM
T
= Tarip biaya overhead pabrik
BBOP = Budget biaya overhead pabrik periode tertentu
BJM
= Budget jam mesin dalam periode yang bersangkutan
Contoh 5: sebuah perusahaan ingin menentukan tarip BOP untuk tahun 2010.
Anggaran BOP 2010 sebesar Rp300.000,- Anggaran jam mesin 30.000 jam, maka
tarip BOP untuk tahun 2010 adalah:
Rp300.000,Tarip = ---------------------- = Rp10,- per jam mesin
30.000 jam mesin
Apabila suatu produk menikmati 2.000 jam mesin, maka akan dibebani BOP sebesar
= 2.000,- x Rp10,- = Rp20.000,-
f. Harga pasar atau nilai pasar
Dasar ini hanya dipakai apabila perusahaan menghasilkan beberapa jenis produk yang
merupakan produk bersama (joint product). Tarip biaya overhead pabrik dihitung
dengan rumus sebagai berikut:
BBOP
Tarip = ----------- x 100%
BPSMP
T
= Tarip biaya overhead pabrik
BBOP = Budget biaya overhead pabrik periode tertentu
BPSMP= Budget penjualan semua macam produk dalam periode yg bersangkutan
g. Rata-rata bergerak (moving average basis)
Dasar yang telah diuraikan di muka semuanya menggunakan budget atau taksiran
biaya overhead pabrik, sedangkan dasar rata-rata bergerak menggunakan data biaya
overhead pabrik dan kapasitas sesungguhnya selama satu tahun sebelumnya dibagi
dua belas.
6
Tarip biaya overhead pabrik dihitung dengan rumus sebagai berikut:
BOPSR
TB = ----------KSR
TB
= Tarip biaya overhead pabrik bulan tertentu
BOPSR= Biaya overhead pabrik sesungguhnya rata-rata satu bulan pada satu tahun
sebelumnya
BPSMP= Kapasitas sesungguhnya rata-rata satu bulan pada satu tahun sebelumnya
Contoh 6: sebuah perusahaan menggunakan dasar rata-rata bergerak dan ingin
menghitung tarip BOP untuk bulan Januari 2011 berdasar jam kerja langsung. BOP
sesungguhnya selama tahun 2010 sebesar Rp300,000,- dan jam kerja langsung selama
tahun 2010 sebesar 24.000 jam. Tarip BOP bulan Januari 2011 dapat dihitung sebagai
berikut:
Rp300.000,- : 12
Rp25.000,TB = ----------------------- = -------------- = Rp12,50 per jam kerja langsung
24.000 jam : 12
2.000 jam
Apabila suatu produk pada bulan Januari 2011 menikmati 2.000 jam kerja langsung,
maka akan dibebani BOP sebesar = 2.000,- x Rp12,50 = Rp25.000,-
2. Tingkat kegiatan atau kapasitas yang digunakan untuk menghitung tarip biaya
overhead pabrik
Tingkat kapasitas akan menentukan apakah suatu tarip biaya overhead pabrik dapat
membebankan biaya dengan adil dan teliti serta menentukan apakah tarip tersebut dapat
dipakai sebagai alat pengendalian biaya.
Pada pemilihan dasar pembebanan dibahas beberapa dasar kapasitas yang dapat dipakai
untuk menghitung tarip, misalnya jam mesin, jam kerja langsung, biaya bahan baku dan
sebagainya.
Cara untuk menentukan tinggi rendahnya kapasitas adalah sebagai berikut:
a. Kapasitas teoritis (theoretical capacity)
Kapasitas teoritis merupakan kapasitas yang tidak memperhitungkan hambatan atau
pemberhentian kegiatan yang tidak dapat dihindari baik yang datang dari faktor
internal maupun ekternal perusahaan. Kapasitas teoritis disebut kapasitas 100%.
Kapasitas teoritis umumnya tidak dapat dipakai sebagai dasar penentuan tarip biaya
overhead pabrik disebabkan kapasitas tersebut terlalu tinggi dan tidak mungkin dapat
7
dicapai. Manfaat kapasitas teoritis adalah untuk dasar penentuan kapasitas praktis dan
kapasitas normal.
b. Kapasitas praktis (practical capacity)
Kapasitas ditentukan dari kapasitas teoritis dikurangi dengan hambatan-hambatan
atau pemberhentian kegiatan produksi yang tidak dapat dihindari dan datangnya dari
faktor internal perusahaan. Hambatan internal dapat berupa misalnya karena
hilangnya waktu untuk reparasi, waktu tunggu, buruknya mutu bahan baku,
keterlambatan datangnya bahan dan supplies, hari-hari libut karyawan, mangkirnya
karyawan, perubahan model dari produk, dan sebagainya.
c. Kapasitas normal (normal capacity)
Kapasitas normal ditentukan dari kapasitas teoritis dikurangi dengan hambatanhambatan atau pemberhentian kegiatan produksi yang tidak dapat dihindari baik
yang disebabkan karena faktor internal maupun faktor eksternal perusahaan.
Hambatan yang berasal dari faktor eksternal perusahaan dapat berupa penurunan
tingkat penjualan dalam jangka panjang disebabkan karena faktor musiman, siklus
dan trend.
d. Kapasitas sesungguhnya yang diharapkan (expected actual capacity)
Cara penentuan besarnya kapasitas yaitu didasarkan pada taksiran (jumlah) produksi
sesungguhnya yang diharapkan terjadi untuk periode (tahun) yang akan datang.
Besarnya produksi yang diharapkan berdasarkan pada ramalan penjualan untuk
periode yang akan datang disesuaikan dengan budget persediaan produk, secara
matematis dapat dihitung sebagai berikut:
KSD = [BPj + (BP2 – BP1)]K
KSD
= Kapasitas sesungguhnya diharapkan
BPj
= Budget penjualan periode yang akan datang
BP2
= Budget persediaan akhir periode
BP1
= Budget persediaan awal periode
K
= Kapasitas yang diperlukan untuk mengolah satu satuan produk (misalnya
dalam bentuk jam kerja langsung, jam mesin, atau dasar lainnya)
Kapasitas sesungguhnya yang diharapkan hanya cocok untuk perusahaan yang tingkar
produksinya relatif stabil (tidak berfluktuasi) dari waktu ke waktu.
8
3. Diikut-sertakan atau tidaknya biaya overhead pabrik tetap dalam perhitungan tarip
Metode harga pokok (costing method) yang digunakan oleh perusahaan akan menentukan
apakah elemen biaya overhead pabrik tetap diikut-sertakan atau tidak dalam perhitungan
tarip biaya overhead pabrik.
Terdapat dua metode penentuan harga pokok produksi, yaitu sebagai berikut:
a. Metode harga pokok penuh (full costing)
Metode harga pokok penuh memperhitungkan semua elemen biaya produksi, baik
elemen biaya tetap maupun elemen variabel dalam menentukan harga pokok produk.
Oleh karena itu dalam perhitungan tarip biaya overhead pabrik, baik biaya overhead
pabrik variabel maupun biaya overhead pabrik tetap diikut-sertaakan dalam
menentukan besarnya budget biaya overhead pabrik. Tarip biaya overhead pabrik
dihitung dengan rumus sebagai berikut:
BBOPV + BBOPT
Tarip = --------------------------BK
T
= Tarip biaya overhead pabrik
BBOPV= Budget biaya overhead pabrik variabel
BBOPT= Budget biaya overhead pabrik tetap
BK
= Budget kapasitas
b. Metode harga pokok variabel (variable costing)
Metode harga pokok variabel hanya memperhitungkan elemen biaya produksi
variabel saja dalam menentukan harga pokok produk. Elemen biaya produksi tetap
diperlakukan sebagai biaya waktu (period cost) yang langsung dimasukkan ke dalam
laporan laba-rugi. Oleh karena itu dalam perhitungan tarip biaya overhead pabrik
hanya diikut-sertakan elemen biaya overheas pabrik variabel. Tarip biaya overhead
pabrik dihitung dengan rumus sebagai berikut:
BBOPV
Tarip = -------------BK
T
= Tarip biaya overhead pabrik
BBOPV= Budget biaya overhead pabrik variabel
BK
= Budget kapasitas
9
4. Penggunaan satu tarip atau beberapa tarip dalam pabrik
Dalam penentuan tarip biaya overhead pabrik pada suatu perusahaan dapat menggunakan
salah satu dari kedua perhitungan tarip sebagai berikut:
a. Satu tarip untuk seluruh pabrik (single rate)
b. Beberapa tarip di dalam suatu pabrik (departemenisasi tarip biaya overhead
pabrik)
Faktor-faktor yang mempengaruhi penggunaan satu atau beberapa tarip di dalam pabrik
antara lain sebagai berikut:
a. Tahap pengolahan produk. Pabrik yang relatif masih kecil dan hanya diolah melalui
satu tahap pengolahan cenderung menggunakan satu tarip untuk seluruh pabrik.
Pabrik yang relatif besar dan mengolah produk melalui beberapa tahap pengolahan
cenderung menentukan departemenisasi tarip biaya overhead pabrik.
b. Seberapa jauh manajemen ingin mengendalikan biaya overhead pabrik. Pabrik
yang kecil dimana produk diolah melalui satu tahap tidak menggolongkan lebih jauh
organisasi dalam unit-unit yang lebih kecil sehingga pengendalian biaya overhead
pabrik dikaitkan dengan pabrik sebagai suatu unit yang utuh. Sedangkan pada pabrik
yang besar dan umumnya produk diolah melalui beberapa tahapan, pengendalian
biaya overhead pabrik dihubungkan dengan unit-unit di dalam pabrik yang lebih kecil
dan biaya disebut departemen atau pusat biaya.
C. Langkah-Langkah Penentuan dan Penggunaan Satu Tarip untuk Seluruh Pabrik
1. Penentuan besarnya tarip biaya overhead pabrik
Langkah-langkah penentuan tarip biaya overhead pabrik adalah sebagai berikut:
a. Penentuan budget (anggaran) biaya overhead pabrik. Pada awal periode disusun
budget untuk setiap elemen biaya overhead pabrik yang digolongkan ke dalam biaya
tetap dan biaya variabel.
b. Penentuan dasar pembebanan dan tingkat kapasitas. Pada umumnya dasar yang
dipakai untuk menentukan tingkatan kapasitas adalah kapasitas normal sedangkan
beberapa dasar pembebanan yang dapat dipakai dapat dipilih salah satu dari beberapa
dasar pembebanan yang telah diuraikan di muka.
c. Perhitungan tarip biaya overhead pabrik. Tarip biaya overhead pabrik dihitung
dari budget biaya overhead pabrik dibagi dasar pembebanan pada tingkat kapasitas
yang dipakai. Untuk pengendalian biaya overhead pabrik tarip dihitung baik tarip
total, tarip tetap, dan tarip variabel.
10
Contoh 7: sebuah perusahaan ingin menghitung tarip BOP untuk tahun 2010.
Perusahaan menggunakan dasar pembebanan tarip berdasarkan jam kerja langsung
dengan kapasitas normal 10.000 jam. Anggaran dan perhitungan tarip BOP tampak
sebagai berikut:
PT. RizFadhil
Budget dan Perhitungan Tarip Biaya Overhead Pabrik Tahun 2010
Kapasitas Normal 10.000 jam kerja langsung (JKL)
Elemen biaya
Biaya
Biaya
Total
Tarip
Tarip
variabel
tetap
biaya
variabel
tetap
(1)
(2)
(3)
(4)=(2)+(3) (5)=(2):KN (6)=(3):KN
Bahan penolong
Rp 80.000
0
Rp 80.000
Rp 8,00
0
Tenaga kerja tdk langsung
70.000
30.000
100.000
7,00
3,00
Penyusutan aktiva tetap
0
50.000
50.000
0
5,00
Reparasi dan pemeliharaan
10.000
10.000
20.000
2,50
1,00
Bahan bakar dan listrik
20.000
5.000
25.000
2,00
0,50
Asuransi
0
5.000
5.000
0
0,50
Lain-lain
5.000
0
5.000
0,50
0
Jumlah
200.000 100.000
300.000
Rp20,00
Rp10,00
per JKL
per JKL
Keterangan:
KN = Kapasitas Normal
*)
= Dapat pula dihitung dari kolom =(4):KN
Tari
Total*)
(7)=(5)+(6)
Rp 8,00
10,00
5,00
3,50
2,50
0,50
0,50
Rp30,00
per JKL
Gambar: Contoh Perhitungan Tarip Biaya Overhead Pabrik
2. Pembebanan biaya overhead pabrik pada produk atau pesanan
Produk atau pesanan yang diolah dibebani biaya overhead pabrik sebesar kapasitas
pembebanan yang diserap oleh produk atau pesanan dikalikan dengan tarip biaya
overhead pabrik yang ditentukan di muka. Secara matematis dinyatakan dengan rumus
sebagai berikut:
BOPB = KS x T
BOPB
KS
T
= biaya overhead pabrik dibebankan
= kapasitas sesungguhnya
= tarip biaya overhead pabrik (total)
Contoh 7: Apabila dalam contoh perhitungan tarip BOP di atas selama tahun 2010
kapasitas sesungguhnya sebesar 9.800 jam kerja langsung, maka BOP akan dibebankan
sebesar = 9.800 jam x Rp 30,- = Rp294.000,3. Pengumpulan biaya overhead pabrik yang sesungguhnya
Biaya overhead pabrik sesungguhnya yang terjadi dalam periode penggunaan tarip akan
ditampung di dalam rekening biaya overhead pabrik sesungguhnya dengan mendebit
11
rekening tersebut setiap kali terjadi biaya overhead pabrik dan mengkredit rekening yang
menimbulkan biaya
Rekening biaya overhead pabrik sesungguhnya pada akhir periode dijumlahkan, rincian
elemen biaya overhead pabrik sesungguhnya diketahui dengan membuat rekening buku
pembantu biaya overhead pabrik.
4. Perhitungan, analisis, dan perlakuan selisih biaya overhead pabrik
Pada akhir periode diketahui besarnya biaya overhead pabrik sesungguhnya dan jumlah
biaya overhead pabrik yang dibebankan. Langkah selanjutnya adalah sebagai berikut:
a. Perhitungan selisih biaya overhead pabrik
Selisih biaya overhead pabrik dihitung dengan cara membandingkan antara biaya
overhead pabrik sesungguhnya dengan biaya overhead pabrik dibebankan. Apabila
biaya overhead pabrik sesungguhnya lebih besar dibandingkan biaya overhead pabrik
dibebankan disebut selisih biaya overhead pabrik yang tidak menguntungkan
(unfavorable), sebaliknya apabila biaya overhead pabrik sesungguhnya lebih kecil
dibandingkan biaya overhead pabrik dibebankan disebut selisih biaya overhead pabrik
yang menguntungkan (favorable).
b. Analisis selisih biaya overhead pabrik
Dua penyebab timbulnya selisih biaya overhead pabrik, yaitu sebagai berikut:
1) Selisih anggaran. Selisih anggaran disebabkan oleh perbedaan antara biaya
overhead pabrik sesungguhnya dibandingkan budget biaya overhead pabrik pada
kapasitas sesungguhnya.
Selisih anggaran dihitung dari perbedaan biaya overhead pabrik variabel
sesungguhnya dibandingkan dengan budget biaya overhead pabrik variabel pada
kapasitas sesungguhnya. Selisih biaya overhead pabrik dihitung dengan rumus
sebagai berikut:
SA = BOPs – FBKS
atau
SA = BOPs – [BTb + (KS x TV)]
= BOPs – [(KN x TT) + (KS x TV)]
atau
SA = [BOPs – (KN x TT)] – (KS x TV)
12
SA
= selisih anggaran
BOPs = biaya overhead pabrik sesungguhnya
FBKS= fleksibel budget biaya overhead pabrik pada kapasitas sesungguhnya
BTb = biaya overhead pabrik tetap yang di-budget-kan
KS = kapasitas sesungguhnya
KN = kapasitas normal
TV = tarip biaya overhead pabrik variabel
TT = tarip biaya overhead pabrik tetap
Sifat selisih:
Apabila, BOPs > FBKS, maka SA merugikan (unfavorable)
BOPs < FBKS, maka SA menguntungkan (favorable)
2) Selisih kapasitas
Selisih kapasitas berhubungan dengan elemen biaya overhead pabrik tetap yang
disebabkan kapasitas sesungguhnya yang dicapai lebih kecil dibanding kapasitas
yang dipakai untuk menghitung tarip (biasanya kapasitas normal) atau kapasitas
sesungguhnya yang dicapai lebih besar dibanding kapasitas yang dipakai untuk
menghitung tarip. Selisih kapasitas dihitung dengan rumus sebagai berikut:
SK = FBKS – BOPb
atau
SK = [(KN x TT) + (KS x TV)] – (KS x T)
= [(KN x TT) + (KS x TV)] – [(KS x TT) + (KS x TV)]
= (KN x TT) – (KS x TT)
SK = (KN – KS) TT
SK =
selisih kapasitas
FBKS= fleksibel budget pada kapasitas sesungguhnya
BOPb = biaya overhead pabrik dibebankan
KN =
kapasitas normal
KS =
kapasitas sesungguhnya
TT =
tarip biaya overhead pabrik tetap
TV =
tarip biaya overhead pabrik variabel
T
tarip biaya overhead pabrik total
=
Sifat selisih:
Apabila, KS > KN, maka SK menguntungkan (favorable)
KS < KN, maka SA merugikan (unfavorable)
13
c. Perlakuan selisih biaya overhead pabrik
Perlakuan selisih biaya overhead pabrik adalah sebagai berikut:
1) Selisih biaya overhead pabrik yang timbul karena ketidak-tepatan penentuan tarip
biaya overhead pabrik dialokasikan ke persediaan produk dalam proses,
persediaan produk selesai, dan harga pokok penjualan atas dasar biaya overhead
pabrik yang telah dibebankan pada produk.
2) Selisih biaya overhead pabrik yang timbul karena faktor efisiensi. Bagi
perusahaan yang tidak ada alasan untuk mengkapitalisasikan selisih biaya
overhead pabrik yang disebabkan faktor efisiensi ke dalam persediaan produk
dalam proses maupun persediaan produk selesai, maka selisih biaya overhead
pabrik dialokasikan langung ke laporan laba-rugi.
Download