Modul Teknologi Komunikasi [TM6]

advertisement
MODUL PERKULIAHAN
Teknologi
Komunikasi
Media Transmisi (1)
Fakultas
Program Studi
Fakultas Ilmu
Komunikasi
Periklanan &
Komunikasi
Pemasaran
Abstrak
Tatap Muka
06
Kode MK
Disusun Oleh
MK43020
Yani Pratomo, S.S, M.Si.
Kompetensi
Pokok bahasan ini berisi penjelasan Setelah
mengikuti
kuliah
ini,
tentang dua sistem yang digunakan mahasiswa diharapkan memperoleh
untuk mentransmisi atau mengirim pemahaman
suara dan data ke tujuan yang jauh, bagaimana
umum
suara
tentang
dan
data
yaitu dengan media konduktor (yang disampaikan ke tempat yang jauh.
secara umum menggunakan kabel) Dua cara yang dikenal saat ini
dan media gelombang (tanpa kabel). adalah media konduktor (berikut
penjelasan
mengenai
jenis-jenis
kabel) dan media gelombang (tanpa
kabel) berikut penjelasannya secara
ringkas.
Mengenal Media Transmisi
Tujuan berkomunikasi jarak jauh tidak lain adalah menyampaikan pesan dalam
bentuk suara, gambar, maupun data dari suatu tempat ke tempat lain yang berjauhan.
Jarak yang ditempuh tentu saja relatif, bisa pada kisaran lokal, interlokal, regional,
internasional, maupun global. Semua itu tentunya memerlukan media transmisi, yaitu media
yang menghubungkan pengirim dan penerima pesan dengan jarak yang jauh.
Pada saat kita bertukar pesan jarak jauh dengan menggunakan telegraf, telepon,
siaran radio, maupun televisi, maka meda transmisi (penghubung) menjadi satu bagian yang
sangat penting di samping pesawat pemancar maupun pesawat penerima. Pengirim pesan
bisa saja memancarkan pesannya dan penerima siap dengan alat penerima, akan tetapi
komunikasi tidak akan pernah sampai tanpa media transmisi.
Siaran radio tak akan bisa diterima oleh pesawat radio di rumah atau pun di mobil
bila tidak ada media transmisi yang menghantar suara. Begitu juga saat kita bertelepon
dengan telepon genggam, maka pesawat penerima tak akan pernah mendengar suara
pengirim pesan tanpa media transmisi yang menghantarkan suara. Ibarat kereta api, maka
penumpang tidak akan pernah sampai bila tidak ada rel kereta yang menghubungkan satu
kota dengan kota lainnya.
Dua Macam Sistem Transmisi
Hingga saat ini dunia mengenal dua sistem media transmisi, yaitu:
1. Media transmisi yang menggunakan konduktor untuk mengirimkan pesan. Konduktor
yang dimaksud di sini adalah sistem kabel.
2. Media transmisi yang menggunakan gelombang radio atau radiasi. Sistem ini dikenal
dengan nama sistem transmisi nir-kabel (tanpa kabel).
‘16
2
Teknologi Komunikasi (Modul 06)
Yani Pratomo, S.S., M.Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Media Transmisi dengan Kabel
Yang dimaksud dengan “kabel” di sini adalah sejenis kawat yang dibentuk
memanjang. Terkadang kawat panjang ini dibiarkan tanpa penutup (telanjang),akan tetapi
umumnya kawat ini dibungkus dengan sejenis karet (polyethilane) atau plastik, terutama
untuk kabel yang terkait dengan hantaran arus listrik. Inti Kabel umumnya terbuat dari jenis
logam, seperti tembaga, aluminium, maupun besi. Akan tetapi, ada juga kabel yang terbuat
dari bahan gelas atau serat kaca yang menghantarkan cahaya.
Jenis-jenis media transmisi kabel yang umumnya dikenal saat ini adalah:
1. Kabel tembaga yang dipilin atau dijalin (Twisted Pair Cable)
2. Kabel Koaksial (Coxial Cable)
3. Kabel Serat Kaca (Fibre Optic Cable).
1. Twisted Pair Cable
Kabel jenis ini adalah yang umum dan merupakan jenis awal yang digunakan untuk
jaringan telepon tetap (fixed line). Inti Kabel ini pada umumnya terbuat dari bahan tembaga
(copper), karena tembaga diyakini sebagai logam dengan kemampuan penghantar listrik
(konduktor) terbaik, setidaknya bila dibandingkan dengan logam lannya seperti besi dan
aluminium.
Kabel berpilin pasangan (twisted pair cable) bisa berupa kawat tunggal terbuka
(open wire) hingga kabel banyak pasangan yang terbungkus (multipair). Kabel ini memang
‘16
3
Teknologi Komunikasi (Modul 06)
Yani Pratomo, S.S., M.Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
berpasangan, karena untuk kepentingan data ataupun komunikasi suara diperlukan
adanyadua arah komunikasi.
Twisted pair cable atau kabel pasangan berpilin terdiri dari dua buah konduktor yang
digabungkan
dengan
tujuan
untuk
mengurangi
atau
meniadakan
interferensi
elektromagnetik dari luar seperti radiasi elektromagnetik dari kabel Unshielded twisted-pair
(UTP) dan crosstalk yang terjadi di antara kabel yang berdekatan. Ada dua macam Twisted
Pair Cable, yaitu kabel STP dan UTP. Kabel STP (Shielded Twisted Pair) merupakan salah
satu jenis kabel yang digunakan dalam jaringan komputer. Kabel ini berisi dua pasang kabel
(empat kabel) yang setiap pasang dipilin. Kabel STP lebih tahan terhadap gangguan yang
disebebkan posisi kabel yang tertekuk. Pada kabel STP attenuasi akan meningkat pada
frekuensi tinggi sehingga menimbulkan crosstalk dan sinyal noise. Kabel UTP (Unshielded
Twisted Pair) banyak digunakan dalam instalasi jaringan komputer. Kabel ini berisi empat
pasang kabel yang tiap pasangnya dipilin (twisted). Kabel ini tidak dilengkapi dengan
pelindung (unshilded). Kabel UTP mudah dipasang, ukurannya kecil, dan harganya lebih
murah dibandingkan jenis media lainnya. Kabel UTP sangat rentan dengan efek interferensi
elektris yang berasal dari media di sekelilingnya.
Kabel UTP memiliki impendansi kira-kira 100 Ohm dan tersedia dalam beberapa
kategori yang ditentukan dari kemampuan transmisi data yang dimilikinya seperti tersusun
sebagai berikut:
- Kategori Kegunaan Category 1 (Cat1) Kualitas suara analog
- Category 2 (Cat2) Transmisi suara digital hingga 4 megabit per detik
- Category 3 (Cat3) Transmisi data digital hingga 10 megabit per detik
- Category 4 (Cat4) Transmisi data digital hingga 16 megabit per detik
- Category 5 (Cat5) Transmisi data digital hingga 100 megabit per detik
- Enhanced Category 5 (Cat5e) Transmisi data digital hingga 250 megabit per detik
- Category 6 (Cat6)
- Category 7 (Cat7).
‘16
4
Teknologi Komunikasi (Modul 06)
Yani Pratomo, S.S., M.Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Gambar Kabel UTP (Unshielded Twisted Pair)
Gambar kabel STP (Shielded Twisted Pair)
Kelemahan kabel tembaga sebagai media transmisi adalah:

Tingkat distorsi yang tinggi

Rentan terhadap induksi

Rawan terhadap kerusakan sinyal (signal error)

Kecepatan transmisi rendah
‘16
5
Teknologi Komunikasi (Modul 06)
Yani Pratomo, S.S., M.Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
2. Coaxial Cable
Kabel Koaksial adalah media penyalur atau transmitor yang bertugas menyalurkan
setiap informasi yang telah diubah menjadi sinyal – sinyal listrik. Kabel ini memiliki
kemampuan yang besar dalam menyalurkan bidang frekuensi yang lebar, sehingga sanggup
mentransmisi kelompok kanal frekuensi percakapan atau program televisi. Kabel koaksial
biasanya digunakan untuk saluran interlokal yang berjarak relatif dekat yakni dengan jarak
maksimum 2.000 km.
Kabel koaksial berkembang pada tahun 1920 sebagai kelanjutan dari penemuan
bentuk saluran dengan jumlah dua kawat yang sudah digunakan pada periode jauh
sebelumnya. Kemudian pada tahun 1941, jaringan kabel koaksial buatan laboratorium Bell
jenis L1 digunakan untuk menghubungkan antar wilayah perkotaan di daerah Amerika
bagian Timur.
Lalu ketika televisi menjadi suatu teknologi yang populer, kabel koaksial ternyata
terbukti dapat juga digunakan sebagai penyalur isi informasi siaran. Tahun - tahun
berikutnya laboratorium Bell terus melakukan pengembangan peralatan multipeks dan
repeater ( penunjang ) untuk transmisi yang lebih efisien. Tahun 1953, sistem L1 kemudian
dioperasikan dengan kemampuan yang lebih besar daripada L1, yakni dalam angka 1860
kanal. Pada akhir tahun 1960-an, kabel koaksial mampu berpartisipasi dalam sistem
mikrowave dimana keberadaan kabel koaksial dapat menekan adanya biaya konstruksi dan
pemeliharaan.
‘16
6
Teknologi Komunikasi (Modul 06)
Yani Pratomo, S.S., M.Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Kabel koaksial pada umumnya juga terbuat dari tembaga (copper).
Akan tetapi
karena mahalnya harga tembaga belakangan ini, maka cukup banyak kabel koaksial yang
dibuat dengan bahan aluminium (alloy).
Kabel jenis ini mempunyai kemampuan dalam menyalurkan sinyal – sinyal listrik
yang lebih besar dibandingkan saluran transmisi dari kawat biasa. Selain itu kabel koaksial
memiliki ketahanan arus yang semakin kecil pada frekuensi yang lebih tinggi. Perambatan
energi elektromagnetiknya dibatasi dalam pipa dan juga sekat dari pengaruh interfensi atau
gangguan percakapan silang luar karena bentuknya yang sedemikan rupa. Pada
perkembangannya, pemakaian pesawat telepon yang semakin meningkat menyebabkan
adanya keterbatasan penampungan spektrum yang tersedia pada mikrowave. Hal ini
berdampak pada peningkatan penggunaan kabel koaksial sebagai penunjang jalur
mikrowave pada jarak yang pendek.
Walaupun kabel koaksial pada dasarnya memiliki tingkat keandalan yang tinggi
dalam proses transmisi, dari sisi ekonomi, sistem penyaluran informasi menggunakan kabel
ini memiliki kelemahan yakni dalam hal investasi dan biaya pemeliharaan yang mahal. Lebar
bidang frekuensi dalam kabel koaksial hanya terbatas oleh gain (pengerasan) yang
dikehendaki, yang diperlukan untuk mempertahankan mutu sinyal yang baik. Dalam suatu
jarak tertentu, transmisi sinyal – sinyal elektromagnetik harus diangkat dengan serangkaian
repeater yang terbuat dari tabung elektron pada jalur tersebut agar penyampaian
komunikasi terjalin lebih baik. Satu kelemahan yang juga melanda kabel koaksial yakni
adanya pengaruh yang besar dari variasi temperatur. Hal ini dapat berpengaruh pada mutu
dan kualitas dari sistem koaksial tersebut. Masalah kemudian ini ditanggulangi dengan
adanya penanaman kabel di dalam tanah dan juga mengandalkan bantuan repeater yang
bertugas sebagai penyeimbang tambahan terhadap perubahan variasi temperatur yang
terjadi dalam kabel.
‘16
7
Teknologi Komunikasi (Modul 06)
Yani Pratomo, S.S., M.Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
3. Fibre Optic Cable (Kabek Serat Optik)
Sistem serat optik adalah sistem komunikasi yang menggunakan sinar laser sebagai
pembawa informasi. Sistem ini diawali dengan gagasan Alexander Graham Bell (1880) yang
menemukan bahwa sinar bisa dijadaikan sarana pemabwa informasi. Namun, baru pada
abad 20 teknologi ini digunakan, dengan pertimbangan:
- Semakin sempurnanya teknologi laser.
- Dapat dibuatnya kabel serat optik sehalus rambut yang disebut fiber optic
Ketika dua hal tersebut digabungkan, muncul sistem komunikasi yang menggunakan
gelombang cahaya sebagai wahana komunikasi (Lightwave Communication System).
Kabel serat optik sangat ideal untuk digunakan untuk jaringan telepon jarak jauh atau
sistem komunikasi data, karena lebih bebas gangguan dan mampu menampung volume
data yang besar.
Prinsip kerja serat optik dengan cara mengirimkan berkas sinar laser melalui medium
serat kaca. Pada sistem digital, maka cahaya akan hidup (on) jika merepresentasikan
kondisi 1 dan mati (off) jika merepresentasikan kondisi 0. Cahaya ini merambat sepanjang
‘16
8
Teknologi Komunikasi (Modul 06)
Yani Pratomo, S.S., M.Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
kabel tersebut dan jika jarak yang ditempuh sangat panjang (ratusan Km), diperlukan
penguat (repeater).
Pada ujung kabel diletakkan detektor yang mengkonversikan kembali berkas cahaya
tersebut menjadi sinyal-sinyal elektrik (electric current) untuk kemudian dikembalikan ke
bentuk asalnya (suara, gambar, teks, dsb).
Kecepatan transmisi kabel serat optik yang sekarang ada, mencapai sekitar 2 Gbps
dan terus dikembangkan menjadi semakin cepat.
Kabel serat optik terdiri dari tiga jenis, berdasarkan cara mengarahkan pulsa cahaya
dari sumber ke tujuan, tetapi memiliki kesamaan dalam hal:
- Satu atau lebih serat kaca atau plastik duianyam untuk membentuk inti kabel (core).
- Core ini diselubungi lapisan kaca atau plastik yang disebut cladding.
- Cladding ditutup plastik atau material lain untuk proteksi
- Ketiga jenis kabel serat optik membutuhkan sumber cahaya (light source) yang biasanya
adalah sinar laser atau light emitting diode (LED).
Pembagian Serat optik dapat dilihat dari 2 macam perbedaan:
1. Berdasarkan Mode yang dirambatkan
Single mode: serat optik dengan core yang sangat kecil, diameter mendekati panjang
gelombang sehingga cahaya yang masuk ke dalamnya tidak terpantul-pantul ke dinding
cladding.
Multi mode: serat optik dengan diameter core yang agak besar yang membuat laser di
dalamnya akan terpantul-pantul di dinding cladding yang dapat menyebabkan berkurangnya
bandwidth dari serat optik jenis ini.
2. Berdasarkan indeks bias core
Step indeks: pada serat optik step indeks, core memiliki indeks bias yang homogen.
Graded indeks: indeks bias core semakin mendekat ke arah cladding semakin kecil.
Jadi pada graded indeks, pusat core memiliki nilai indeks bias yang paling besar. Serat
graded indeks memungkinkan untuk membawa bandwidth yang lebih besar, karena
pelebaran pulsa yang terjadi dapat diminimalkan. 
‘16
9
Teknologi Komunikasi (Modul 06)
Yani Pratomo, S.S., M.Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
‘16
10
Teknologi Komunikasi (Modul 06)
Yani Pratomo, S.S., M.Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Daftar Pustaka
Hardiyanto, Jatmiko. “Modul Teknologi Komunikasi”. Jakarta: UMB
McQuail, Denis (1996). Teori Komunikasi Massa. Jakarta: Erlangga
Setiawan, A. Judhie. “Modul Teknologi Komunikasi”. Jakarta: UMB
Setyobudi, Ciptono. “Modul Teknologi Komunikasi”. Jakarta: UMB
Straubhaar, Joseph & Robert LaRose (2002). Media Now: Communications Media in the
Information Age. Belmont, USA: Wadsworth Group
Wikipedia
‘16
11
Teknologi Komunikasi (Modul 06)
Yani Pratomo, S.S., M.Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Download