Bab 2 - Widyatama Repository

advertisement
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Manajemen
2.1.1
Pengertian Manajemen
Yang paling mendasar dalam setiap pekerjaan manajer adalah berhasil
dalam membantu suatu organisasi mencapai kinerja yang tinggi melalui
pemanfaatan terbaik sumber daya material dan manusianya. Jika produktivitas
dalam bentuk meningkatkan kinerja yang efektif dan efisien adalah suatu ukuran
dari tercapainya kesuksesan organisasi, para manajer adalah orang yang
bertanggung jawab atas hasil kerjanya. Itu pekerjaan mereka untuk mengerahkan
bakat dan teknologi oleh lingkungan kreatif dimana orang-orang bekerja keras dan
melaksanakannya sejauh kemampuan mereka.
Semua akan tercapai melalui proses manajemen, yang secara formal
menurut Schermerhorn (2005:19) diartikan sebagai berikut:
Management is the process of planning, organizing, leading and
controlling the use of resources to accomplish performance goals
Artinya:
Manajemen
adalah
suatu
proses
perencanaan,
pengorganisasian,
kepemimpinan dan pengendalian menggunakan sumber-sumber daya
untuk mencapai tujuan organisasi.
Sedangkan menurut Kreitner (2007:5) mendefinisikan manajemen yaitu
sebagai berikut:
Management is the process of working with and through other to
achieve organizational objective in a changing environment .
Artinya:
Manajemen adalah suatu proses bekerjasama dengan dan melalui pihak
lain untuk mencapai tujuan organisasi dalam perubahan lingkungan.
Dan menurut Terry dan Rue ( 2003:1 ) mengemukakan bahwa:
Manajemen adalah suatu proses atau kerangka kerja, yang
melibatkan bimbingan atau pengarahan suatu kelompok orang-orang
kearah tujuan-tujuan organisasional atau maksud-maksud nyata .
Dari berbagai definisi diatas dapat dibuat kesimpulan bahwa dalam
mencapai tujuan perusahaan, maka perusahaan harus dapat menyatukan berbagai
macam
fungsi-fungsi
manajemen
seperti
perencanaan,
pengorganisasian,
kepemimpinan dan pengendalian.
Menurut Schermerhorn (2005:19) empat fungsi manajemen dan
hubungan timbal balik mereka ditunjukkan pada gambar 2.1
Planning
Setting
performance
objective and desiding
how to achieve them
Controlling
Measuring performance
and taking action to
ensure desired results
The
Management
Process
Organizing
Arranging tasks, people,
and other resources to
accomplish the word
Leading
Inspiring people to work
hard to achieve high
performance
Planning
Dalam manajemen, perencanaan adalah suatu proses menetapkan tujuan
dan menentukan tindakan apa yang harus diambil untuk mencapainya.
Lewat perencanaan, seorang manajer mengidentifikasi hasil yang
diinginkan dan cara untuk mencapainya.
Organizing
Bahkan rencana yang terbaik akan gagal tanpa implementasi yang kuat.
Sukses mulai dengan pengorganisasian, proses dalam menugaskan tugas,
pengalokasian sumber daya, dan mengkoordinir aktivitas individu dan
kelompok untuk menerapkan rencana. Melalui pengorganisasian, para
manajer mewujudkan rencana menjadi tindakan nyata melalui penentuan
tugas, menugaskan personil, dan melengkapi mereka dengan teknologi dan
sumber daya yang lain.
Leading
Dalam manajemen, kepemimpinan yaitu proses dalam membangkitkan
orang-orang untuk bekerja keras serta membangkitkan semangat usaha
mereka untuk melaksanakan rencana dan mencapai tujuan. Melalui
kepemimpinan, para manajer membangun kesanggupan untuk suatu visi
umum; mendorong aktivitas yang mendukung tujuan, dan mempengaruhi
karyawan untuk berbuat yang terbaik untuk kepentingan organisasi
Controlling
Pengendalian merupakan proses pengukuran kinerja, membandingkan
antara hasil sesungguhnya dengan rencana serta mengambil tindakan
pembetulan yang diperlukan. Melalui pengendalian, manajer melakukan
kontak secara aktif dengan apa yang dilakukan oleh karyawan,
mendapatkan serta menginterprestasikan laporan tentang kinerja serta
menggunakan informasi tersebut untuk merencanakan tindakan yang
bersifat membangun serta perubahan.
2.1.2
Pengertian Pemasaran
Pemasaran merupakan bagian dari kegiatan yang dilakukan oleh suatu
perusahaan dalam usaha untuk mempertahankan kelangsungan hidup, untuk
berkembang, serta untuk memperoleh keuntungan yang lebih baik. Perusahaan
tidak cukup hanya dengan menghasilkan produk tetapi juga harus memperhatikan
pemasaran produk yang dihasilkan perusahaan tersebut. Dan pemasaran
berhubungan dengan mengidentifikasi dan memenuhi kebutuhan manusia dan
masyarakat.
Menurut Asosiasi Pemasaran Amerika, yang dikutip oleh Kotler dan
Keller yang dialih bahasakan oleh Benyamin Molan (2007:6), mendefinisikan
pemasaran sebagai berikut:
Pemasaran adalah satu fungsi organisasi dan seperangkat proses
untuk menciptakan, mengkomunikasikan, dan menyerahkan nilai
kepada pelanggan dan mengelola hubungan pelanggan dengan cara
yang menguntungkan organisasi dan para pemilik sahamnya .
Definisi lain mengenai Pemasaran menurut Stanton yang dikutip oleh
Mursid (2003:26) adalah :
Pemasaran meliputi keseluruhan sistem yang berhubungan dengan
kegiatan-kegiatan usaha, yang bertujuan merencanakan, menentukan
harga, hingga mempromosikan dan mendistribusikan barang-barang
atau jasa yang memuaskan kebutuhan pembeli, baik yang actual
maupun yang potensial .
Berdasarkan
definisi-definisi
tersebut,
dapat
disimpulkan
bahwa
pemasaran merupakan suatu proses untuk memenuhi kebutuhan dan keinginannya
dengan membuat, menawarkan, dan secara bebas menukarkan produk atau jasa
yang mempunyai nilai untuk memuaskan konsumen dan berhubungan dengan
kegiatan-kegiatan usaha yang menggunakan prinsip pemberian harga, promosi
hingga mendistribusikan barang atau jasa kepada konsumen untuk mencapai
sasaran serta tujuan organisasi..
2.1.3
Pengertian Manajemen Pemasaran
Agar dapat tercapai tujuan perusahaan yaitu memberikan kepuasan kepada
konsumen,
maka
setiap
perusahaan
harus
menganalisa,
merencanakan,
mengimplementasikan dan mengontrol aktifitas pemasarannya. Hal ini dapat
dilaksanakan dengan melaksanakan manajemen pemasaran.
Definisi Manajemen Pemasaran menurut Kotler & Keller yang dialih
bahasakan oleh Benyamin Molan (2007:6) adalah:
Seni atau ilmu memilih pasar sasaran dan mendapatkan, menjaga
dan menumbuhkan pelanggan dengan menciptakan, menyerahkan
dan mengkomunikasikan nilai pelanggan yang unggul .
Menurut Buchari Alma dalam bukunya Manajemen Pemasaran Jasa
(2004:130), definisi manajemen pemasaran diuraikan sebagai berikut:
Manajemen
Pemasaran
adalah
kegiatan
menganalisa,
merencanakan, mengimplementasi, dan mengawasi segala kegiatan
(program),
guna
memperoleh
tingkat
pertukaran
yang
menguntungkan dengan pembeli sasaran dalam rangka tujuan
organisasi.
Jadi dari definisi-definisi diatas dapat disimpulkan bahwa manajemen
pemasaran adalah suatu proses dimana perusahaan memilih pasar sasaran dengan
melaksanakan program-program yang diterapkan agar tercapai tujuannya.
2.1.4
Bauran Pemasaran
Setelah menentukan pasar sasaran serta posisi produk yang diinginkan
dalam benak konsumen, perusahaan perlu mendesain program agar produk dapat
memperoleh respon dari pasar sasaran. Dalam pemasaran diperlukan suatu alat,
alat disini adalah program yang dapat dikontrol oleh perusahaan. Alat tersebut
lazim disebut bauran pemasaran (marketing mix).
Menurut Kotler dan Keller yang dialihbahasakan oleh Benyamin Molan
(2007:23) mengemukakan pendapatnya mengenai bauran pemasaran sebagai
berikut :
Bauran pemasaran adalah perangkat alat pemasaran yang
digunakan perusahaan untuk mengejar tujuan pemasarannya.
Bauran pemasaran merupakan suatu set variabel-variabel yang terdiri atas
peralatan taktis pemasaran, yaitu product, price, place, dan promotion, yang
dibaur oleh perusahaan sebagai sarana untuk memenuhi atau melayani kebutuhan
dan keinginan konsumen serta menciptakan respon yang diinginkan dari target
pasar.
Gambar 2.2
Empat Komponen P Dalam Bauran Pemasaran
Bauran
Pemasaran
Produk
Tempat
Keragaman produk
2.2
Pasar sasaran
Saluran pemasaran
Kualitas desain
Cakupan pasar
Ciri
Pengelompokan
Nama merek
Persediaan
Kemasan
Harga
Promosi
Transportasi
Ukuran
Daftar harga
Promosi penjualan
Pelayanan
Rabat/diskon
Periklanan
Garansi
Potongan Harga Khusus
Tenaga Penjualan
Imbalan
Periode pembayaran
Kehumasan/Public relation
Syarat kredit
Pemasaran langsung
Promosi
Menurut Saladin (2003:123), mendefinisikan promosi sebagai berikut:
Promosi adalah suatu komunikasi informasi penjual dan pembeli
yang bertujuan untuk merubah sikap dan tingkah laku pembeli
dimana yang tadinya tidak mengenal menjadi mengenal sehingga
menjadi pembeli dan tetap mengingat produk tersebut .
Dan menurut Kotler dan Keller yang dialihbahasakan oleh Benyamin
Molan (2007:204), mengemukakan komunikasi pemasaran sebagai berikut:
Komunikasi pemasaran adalah sarana yang digunakan perusahaan
dalam upaya untuk menginformasikan, membujuk, dan
mengingatkan konsumen langsung atau tidak langsung tentang
produk dan merek yang mereka jual .
Berdasarkan definisi-definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa promosi
merupakan aktivitas pemasaran yang digunakan untuk mengkomunikasikan
informasi tentang perusahaan dan produknya kepada konsumen, sehingga
menciptakan permintaan. Agar mampu mengkomunikasikan secara efektif,
perusahaan harus menentukan target marketnya lalu mengkombinasikan
promotional tools (alat-alat promosi), yang terdiri dari periklanan, promosi
penjualan, penjualan personal, pemasaran langsung, hubungan masyarakat dan
publisitas, acara khusus, dan pengalaman; sedemikian rupa sehingga konsumen
dapat mengenal produk perusahaan dan berminat untuk membeli produk tersebut.
Menurut Kotler & Keller (2007:204), bauran komunikasi pemasaran
terdiri atas enam cara komunikasi utama:
1. Iklan
Semua bentuk presentasi yang bukan dilakukan orang dan berupa
promosi, gagasan, barang, atau jasa oleh sponsor yang telah
ditentukan.
2. Promosi penjualan
Berbagai jenis insentif jangka pendek untuk mendorong orang
mencoba atau membeli suatu produk atau jasa.
3. Acara khusus dan pengalaman
Perusahaan mensponsori kegiatan dan program-program yang
dirancang untuk menciptakan interaksi setiap hari atau interaksi yang
berkaitan dengan merek.
4. Hubungan masyarakat dan pemberitaan
Berbagai program yang dirancang untuk mempromosikan atau
melindungi citra perusahaan atau masing-masing produknya.
5. Pemasaran langsung
Penggunaan surat, telepon, faksimili, e-mail, dan internet untuk
berkomunikasi langsung atau meminta tanggapan atau berdialog
dengan pelanggan dan calon pelanggan.
6. Penjualan pribadi
Interaksi tatap muka dengan satu atau beberapa calon pembeli dengan
maksud untuk melakukan presentasi, menjawab pertanyaan, dan
memperoleh pemesanan.
Tabel 2.1
Alat-Alat Bauran Komunikasi Pemasaran
PERIKLANAN
PROMOSI
ACARA KHUSUS
PENJUALAN
DAN
PENGALAMAN
Iklan
cetak
dan
HUBUNGAN
PENJUALAN
PEMASARAN
MASYARAKAT
PRIBADI
LANGSUNG
Kontes,
Olahraga
Peralatan pers
Presentasi
Katalog
siaran
permainan,
Hiburan
Ceramah
pemasaran
Surat
Kemasan-luar
undian, lotere.
Festival
Seminar
Pertemuan
Telemarketing
Sisipan kemasan
Cindera
Seni
Laporan tahunan.
penjualan
Belanja
Film
dan hadiah
Kegiatan amal
Sumbangan amal
Program insentif
elektronik
Brosur dan buklet
Contoh produk
Wisata perusahaan
Pemberitaan
Contoh produk
Belanja TV
Poster dan liflet
Pekan raya dan
Museum
Hubungan
Pekan raya dan
Surat fax
Direktori
pameran dagang
perusahaan
lingkungan
pameran dagang
E-mail
Cetak ulang iklan
Pameran
Kegiatan jalanan.
tetangga
Reklame
Peragaan
Lobi
Tanda pajangan
Kupon
Media identitas
Pajangan
Rabat
Majalah
pembelian
Pembiayaan
perusahaan.
Bahan audiovisual
bunga rendah
Simbol dan logo
Hiburan
Videotape
Potongan harga
ditempat
mata
Voice mail
tukar tambah
Program
berkelanjutan
Tie-in
Kotler dan Keller yang dialihbahasakan oleh Benyamin Molan ( 2007 : 205 )
2.2.1
Iklan
2.2.1.1 Pengertian Iklan
Iklan menurut Kotler dan Keller yang dialihbahasakan oleh Benyamin
Molan (2007:244), mendefinisikan iklan sebagai berikut:
Iklan adalah segala bentuk presentasi nonpribadi dan promosi
gagasan, barang, atau jasa oleh sponsor tertentu yang harus
dibayar .
Sedangkan menurut Kasali (2007:9) secara sederhana iklan didefinisikan
sebagai berikut:
Pesan yang menawarkan suatu produk yang ditujukan kepada
masyarakat lewat suatu media .
Iklan harus dibuat dan didesain sedemikian rupa agar dapat menarik minat
khalayak, orisinal, serta memiliki karateristik tertentu dan persuasif sehingga para
konsumen atau khalayak secara sukarela terdorong untuk melakukan sesuatu
tindakan sesuai dengan yang diinginkan pengiklan.
Iklan memberikan informasi, membujuk, mengingatkan, mempengaruhi,
merubah opini, bahkan juga bisa mengubah emosi dan perilaku. Peran iklan bukan
satu-satunya elemen dalam bauran pemasaran secara keseluruhan, maka perannya
dalam strategi pemasaran pun hanya sebagian. Bisa berupa mengingatkan brand
awareness sampai mengembangkan aspek-aspek yang spesifik dari brand image.
1. Jenis Iklan
Menurut Kotler yang dikutip oleh Saladin (2003:133-134) jenis periklanan
berdasarkan manfaat yaitu:
a. Institutional Advertising, yaitu periklanan untuk pembentukan citra
organisasi atau perusahaan dalam jangka panjang.
b. Brand Advertising, yaitu periklanan untuk pemantapan pada merk tertentu
dalam jangka panjang.
c. Classified Advertising, yaitu periklanan untuk penyebaran informasi
tentang penjualan, jasa dan peristiwa.
d. Sales Advertising, yaitu periklanan untuk pengumuman penjualan khusus.
2. Tujuan Iklan
Sedangkan menurut Kasali (2007:45), mengatakan bahwa tujuan iklan
adalah;
a. Sebagai alat bagi komunikasi dan koordinasi
Tujuan memberikan tuntunan bagi pihak-pihak yang terlibat, yakni
pengiklan (klien), account executive dari pihak biro, dan tim kreatif untuk
saling berkomunikasi. Tujuannya juga membantu koordinasi bagi setiap
kelompok kerja, seperti suatu tim yang terdiri dari copywriter, spesialis
radio, pembeli media, dan spesialis riset.
b. Memberikan kriteria dalam pengambilan keputusan
Jika ada dua alternatif dalam kampanye iklan, salah satu daripadanya
harus dipilih. Berbeda dengan keputusan yang dilakukan berdasarkan
selera eksekutif, mereka semua harus kembali pada tujuan dan
memutuskan mana yang lebih cocok.
c. Sebagai alat bagi evaluasi
Tujuan juga digunakan untuk melakukan evaluasi terhadap hasil suatu
kampanye periklanan. Oleh karena itu timbul kebutuhan untuk
mengaitkan beberapa ukuran seperti pangsa pasar atau kesadaran merek
dengan tujuan kampanye iklan.
2.2.1.2 Langkah-langkah dalam keputusan iklan
Menurut Kotler dan Keller yang dialihbahasakan oleh Benyamin Molan
(2007:244) dalam mengembangkan program iklan, manajer-manajer pemasaran
harus selalu mulai dengan mengidentifikasi pasar sasaran dan motif pembeli.
Kemudian
mereka
dapat
mengambil
kelima
keputusan
utama
dalam
mengembangkan program iklan yang dikenal dengan istilah Lima M , yaitu :
1. Menetapkan tujuan iklan (mission)
2. Memutuskan anggaran iklan (money)
3. Mengembangkan kampanye iklan (message)
4. Menetapkan media dan mengukur efektifitas (media)
5. Mengevaluasi efektivitas iklan (measurement)
Dengan melakukan lima langkah tersebut diharapkan pelaksanaan iklan
dapat berjalan dengan baik.
1. Menetapkan Tujuan periklanan
Kotler dan Keller yang dialihbahasakan oleh Benyamin Molan
(2007:244-245) mengemukakan bahwa tujuan-tujuan iklan harus mengalir
dari keputusan-keputusan sebelumnya mengenai pasar sasaran, pemosisian
pasar, dan program pemasaran. Tujuan (atau sasaran) iklan merupakan suatu
tugas komunikasi tertentu dan tingkat pencapaiannya harus diperoleh pada
audiens tertentu dalam kurun waktu tertentu. Tujuan iklan dapat digolongkan
menurut
apakah
sasarannya
untuk
menginformasikan,
membujuk,
mengingatkan, atau memperkuat.
a. Iklan informatif dimaksudkan untuk menciptakan kesadaran dan
pengetahuan tentang produk baru atau ciri baru produk yang sudah ada;
b. Iklan persuasif dimaksudkan untuk menciptakan kesukaan, preferensi,
keyakinan, dan pembelian suatu produk atau jasa;
c. Iklan pengingat dimaksudkan untuk merangsang pembelian produk dan
jasa kembali;
d. Iklan penguatan dimaksudkan untuk meyakinkan pembeli sekarang
bahwa mereka telah melakukan pilihan yang tepat.
2. Menetapkan Anggaran Iklan
Di sini ada lima faktor khusus yang harus dipertimbangkan pada saat
menetapkan anggaran iklan menurut Kotler dan Keller yang dialihbahasakan
oleh Benyamin Molan (2007:246) , yaitu:
a. Tahap dalam siklus hidup produk
Produk baru biasanya mendapat anggaran iklan yang besar guna
membangun kesadaran dan mengupayakan pelanggan mencobanya.
Merek-merek yang sudah mapan biasanya didukung anggaran iklan yang
lebih rendah, sebanding dengan penjualannya.
b. Pangsa pasar dan basis konsumen
Merek berpangsa pasar tinggi biasanya membutuhkan lebih sedikit
pengeluaran iklan, dengan hanya sekian persen dari penjualan, guna
mempertahankan pangsannya. Untuk memperbesar pangsa dengan
meningkatkan ukuran pasar, diperlukan pengeluaran yang lebih besar.
Berdasarkan biaya per impresi, akan lebih mudah menjangkau konsumen
suatu merek yang sudah digunakan secara luas daripada untuk
menjangkau konsumen merek berpangsa kecil.
c. Persaingan dan gangguan
Dalam pasar yang memiliki sejumlah besar pesaing dan pengeluaran iklan
yang tinggi, suatu merek harus diiklankan secara besar-besaran untuk
didengar. Bahkan, gangguan yang sederhana pun dari iklan yang tidak
langsung bersaing dengan merek tersebut akan menyebabkan kebutuhan
iklan yang lebih besar.
d. Frekuensi iklan
Jumlah pengeluaran yang diperlukan untuk menyampaikan pesan merek
tersebut kepada konsumen mempunyai dampak penting terhadap anggaran
iklan.
e. Daya substitusi produk
Merek-merek dalam kelas komoditas (rokok, bir, minuman ringan)
memerlukan iklan besar-besaran untuk membangun citra yang berbeda.
Iklan juga berperan penting jika suatu merek dapat menawarkan manfaat
atau ciri fisik yang unik.
3. Mengembangkan Kampanye Iklan
Dalam merancang dan mengevaluasi sebuah kampanye iklan, penting
untuk membedakan strategi pesan atau menentukan posisi dari sebuah iklan
(apa yang diupayakan untuk disampaikan oleh iklan tentang merek) dari
strategi kreatifnya (bagaimana iklan mengekspresikan tuntutan merek).
Dengan demikian merancang kampanye iklan yang efektif merupakan ilmu
sekaligus seni. Menurut Kotler dan Keller yang dialihbahasakan oleh
Benyamin Molan (2007:246-251), untuk mengembangkan satu strategi pesan
para pengiklan menempuh tiga langkah, yaitu:
a. Melahirkan dan mengevaluasi pesan
Penting untuk melahirkan pengertian segar dan mencegah menggunakan
daya tarik dan posisi yang sama seperti yang lain. Banyak iklan dewasa ini
memiliki kesamaan. Akibatnya adalah bahwa hanya ada satu tautan lemah
yang dibangun antara merek dan pesan.
b. Pengembangan dan pelaksanaan yang kreatif
Dampak iklan tergantung tidak hanya pada apa yang dikatakan, namun
sering lebih penting tentang bagaimana dikatakan. Pelaksanaan pesan bisa
menentukan. Dalam mempersiapkan suatu kampanye iklan, biasanya
pengiklan menyiapkan pertanyaan strategi teks (copy strategy statement)
yang menjelaskan tujuan, isi, dukungan, dan nada iklan yang diinginkan.
Setiap medium iklan memiliki keuntungan dan kerugian khusus. Di sini,
kita tinjau media iklan televisi, radio, dan iklan cetak.
Iklan Televisi
Pada umumnya televisi diakui sebagai media iklan paling
berpengaruh dan menjangkau spektrum konsumen. Dari perspektif
pembangunan merek, iklan TV memiliki dua kekuatan sangat penting.
Pertama, ia dapat menjadi sarana efektif yang menunjukan secara
langsung atribut-atribut produk dan menjelaskan secara persuasif
manfaat-manfaat produk yang berhubungan dengan konsumen. Kedua,
iklan TV dapat menjadi sarana yang mendorong untuk secara dramatis
memotret pengguna dan gambaran penggunaan, kepribadian merek,
dan hal-hal tak berwujud lainnya dari merek tersebut.
Iklan televisi juga memiliki kekurangannya. Karena sifat pesannya
yang cepat berlalu dan unsur-unsur kreatif yang berpotensi
mengacaukan sering ditemukan dalam iklan TV, maka pesan yang
berhubungan dengan produk dan merek itu sendiri dapat diabaikan.
Kerugian lainnya adalah biaya produksi dan biaya tempat yang tinggi.
Iklan Cetak
Media cetak menawarkan kontras yang sesungguhnya dengan
media siar. Karena sifat mereka sendiri yang berjarak, majalah dan
surat dapat memberikan banyak informasi produk yang sangat rinci
dan dapat juga secara efektif mengkomunikasikan pengguna dan
gambaran penggunaan. Pada saat yang sama, sifat yang statis dari
gambaran visual dalam media cetak membuatnya sulit untuk
memberikan presentasi atau demonstrasi yang dinamis. Kerugian
lainnya adalah bahwa media cetak dapat menjadi sangat pasif.
Elemen-elemen format seperti ukuran, warna, dan ilustrasi akan
memengaruhi dampak iklan dan juga biayanya. Sejumlah peneliti
iklan cetak melaporkan bahwa secara berturut-turut gambar, judul, dan
kata-kata berperan penting.
Iklan Radio
Keuntungan utama dari radio adalah kelenturan, station-station
sangat ditargetkan, iklannya relatif murah untuk diproduksi dan
dipasang, dan penutupnya yang singkat memungkinkan tanggapan
yang cepat. Dan kerugian yang jelas dari radio adalah tidak adanya
gambar visual dan sifat konsumen yang relatif pasif dalam mengelola
hasilnya.
c. Kajian tanggung jawab sosial
Pengiklan dan agen-agen iklannya harus memastikan bahwa iklan tidak
melampaui norma sosial dan hukum. Perusahaan-perusahaan harus
menghindari iklan yang tidak benar atau menyesatkan.
4. Menetapkan Media dan Mengukur Efektivitas
Setelah memilih pesannya, tugas pengiklan berikutnya adalah memilih
media untuk menyampaikannya. Adapun tahap-tahap dalam menentukan
media, yaitu :
a.
Memutuskan jangkauan, frekuensi, dan dampak
b.
Memilih di antara jenis-jenis media utama
c.
Memilih sarana media khusus
d.
Memutuskan waktu media yang tepat
e.
Memutuskan alokasi media secara geografis
5. Mengevaluasi Efektivitas Iklan
Perencanaan dan pengendalian iklan yang baik tergantung pada
pengukuran efektivitas iklan. Kebanyakan pengiklan mencoba mengukur efek
komunikasi suatu iklan
maksudnya, dampak potensialnya terhadap
kesadaran, pengetahuan, atau preferensi. Mereka juga ingin mengukur efek
penjualan iklan tersebut.
a. Riset dampak komunikasi
Riset dampak komunikasi berupaya menentukan apakah suatu iklan
berkomunikasi efektif. Dengan disebut juga pengujian naskah (copy
testing), riset tersebut dapat dilakukan sebelum iklan dimasukan ke media
dan setelah dicetak atau disiarkan.
b. Riset dampak penjualan
Dampak iklan pada penjualan umumnya lebih sulit diukur daripada
dampak iklan pada komunikasinya. Penjualan dipengaruhi banyak faktor,
seperti fitur produk, harga, ketersediaan, dan juga tindakan pesaing.
Dampak penjualan paling mudah diukur dalam situasi pemasaran
langsung dan paling sulit diukur untuk iklan membentuk citra merek atau
perusahaan.
2.2.1.3 Media Iklan
Menurut Saladin (2003:134) ada 6 (enam) media iklan, diantaranya
sebagai berikut :
a. Surat Kabar, merupakan media luwes dan tepat waktu, dapat digunakan untuk
meliput satu atau beberapa pusat kota sekaligus bahkan sampai ke desa-desa.
b. Majalah, dapat mencapai pasar nasional dengan biaya per calon pelanggan
yang relatif murah, dan dapat disajikan dalam berbagai warna dan bentuk.
Majalah dibaca pada waktu santai, sehingga penyampaian pesan panjang.
c. Surat Pos Langsung, merupakan media yang paling personal dan selektif.
Surat pos langsung kebanyakan merupakan periklanan murni, karena
menciptakan peredaran sendiri dan menarik pembacanya sendiri.
d. Radio, merupakan media dimana pengiklan radio harus menciptakan sendiri
keinginan pendengar, dan hanya berkesan kepada pendengarnya.
e. Televisi, merupakan media yang paling serba guna, karena dapat melakukan
himbauannya secara audio visual. Sangat luwes dalam hal meliputi pasaran
geografis serta waktu penyajian pesan, namun memerlukan biaya yang sangat
mahal.
f. Papan Reklame, merupakan media yang fleksibel dan murah, dapat mencapai
hampir semua penduduk. Cocok sekali untuk produk konsumen yang banyak
dipakai di masyarakat.
2.2.1.4 Iklan Media Cetak
Menurut Kasali (2007:99) Media cetak adalah suatu media yang statis
dan mengutamakan pesan-pesan visual . Media ini terdiri dari lembaran dengan
sejumlah kata, gambar, atau foto, dalam tata warna dan halaman putih. Seperti
televisi dan radio dalam jajaran medium penyiaran, fungsi utama media cetak
adalah memberi informasi dan menghibur.
Media cetak menawarkan kontras yang sesungguhnya dengan media siar.
Karena sifat mereka yang berjarak, majalah dan surat dapat memberikan banyak
informasi
produk
yang
sangat
rinci
dan
dapat
juga
secara
efektif
mengkomunikasikan pengguna dan gambaran penggunaan. Pada saat yang sama,
sifat yang statis dari gambaran visual dalam media cetak membuatnya sulit
memberikan presentasi atau demonstrasi yang dinamis. Kerugian lainnya adalah
bahwa media cetak dapat menjadi cukup pasif.
2.2.1.5 Majalah
Berbeda dengan surat kabar, majalah telah jauh lebih menspesialisasikan
produknya untuk menjangkau konsumen tertentu. Setiap majalah umumnya
mempunyai pembaca jauh lebih sedikit daripada pembaca surat kabar, namun
memiliki pasar yang lebih mengelompok. Usia majalah juga jauh lebih panjang
dari usia surat kabar. Majalah memiliki kedalaman isi yang jauh berbeda dengan
surat kabar yang hanya menyajikan berita. Di samping itu, majalah menemani
pembaca dengan menyajikan cerita atas berbagai kejadian dengan tekanan pada
unsur menghibur atau mendidik.
Minat untuk membaca majalah di kalangan investor juga cukup tinggi.
Beberapa grup penerbitan
besar terus
melakukan diversifikasi
dengan
mengeluarkan sejumlah majalah baru. Dan beberapa investor di bidang lain pun
tidak mau tinggal diam. Mereka mencoba memasuki bidang baru ini untuk
menyaingi produk yang sudah lebih dahulu ada di pasar.
Majalah-majalah ini umumnya memuat iklan berlingkup nasional dengan
produk bermutu tinggi untuk mencapai sasaran konsumen menengah ke atas.
Umumnya majalah yang ada diterbitkan oleh penerbit-penerbit dari ibu kota.
Sedikit sekali, kalau tidak dapat dikatakan hampir tidak ada, majalah dari daerah
yang bertujuan untuk menjaring pengiklan lokal.
2.2.1.6 Kekuatan dan Kelemahan Majalah
Menurut Kasali (2007:112) mengungkapkan beberapa kekuatan dan
kelemahan iklan melalui majalah yaitu :
1. Kekuatan :
Khalayak sasaran
Salah satu keunggulan majalah jika dibandingkan dengan media
lainnya adalah kemampuannya menjangkau segmen pasar tertentu
yang terspesialisasi. Pada masa mendatang majalah-majalah special
interest akan mempunyai peranan yang penting dan akan sangat
disukai sebagai media periklanan karena dianggap memiliki captive
market.
Penerimaan khalayak
Keungggulan kedua adalah kemampuannya mengangkat produkproduk yang diiklankan sejajar dengan persepsi khalayak sasaran
terhadap prestise majalah yang bersangkutan.
Long life span
Majalah adalah media yang memiliki usia edar paling panjang dari
seluruh media yang ada. Selain itu, majalah yang dimiliki oleh
khalayak umumnya disimpan hingga bertahun-tahun sebagai referensi.
Misalnya majalah femina, disimpan oleh banyak pembacanya yang
senang memasak dan menjahit, dan majalah Management &
Usahawan Indonesia disimpan oleh mereka yang terlibat dalam
kegiatan manajemen dan para konsultan manajemen. Majalah juga
mampu menjangkau khalayak sasaran sebanyak-banyaknya dari satu
pembeli karena dibaca oleh seluruh anggota keluarga, teman, relasi,
pelanggan, atau kolega si pembeli.
Kualitas visual
Kualitas visual majalah sangat prima karena umumnya dicetak di atas
kertas berkualitas tinggi. Dengan demikian kebanyakan majalah dapat
menyajikan tata warna, reproduksi foto
berwarna
baik hitam-putih maupun
dengan sangat baik. Kualitas produksi seperti ini
mencerminkan kehebatan isi editorialnya. Cerita-cerita fiksi dan
features selalu ditulis oleh penulis kenamaan yang mampu menggugah
emosi pembaca.
Promosi penjualan.
Majalah adalah media yang efektif untuk menyiarkan pesan iklan yang
berbau promosi penjualan seperti kupon-kupon yang akan diundi,
percontohan produk, dan kartu-kartu petunjuk.
2. Kelemahan :
1. Fleksibilitas terbatas.
Meskipun majalah memberikan keuntungan berupa waktu edar yang
panjang, para pengiklan harus menyerahkan final artwork iklan jauhjauh hari. Dari segi ini majalah dianggap tidak fleksibel. Demikian
pula halaman-halaman utama, seperti back cover, inside front/back
cover, tidak senantiasa tersedia. Pada beberapa media utama, pesanan
atas halaman utama tersebut harus dilakukan enam bulan atau bahkan
setahun sebelumnya. Tidak jarang halaman ini sudah dikontrak satu
tahun penuh oleh pengiklan besar, seperti rokok, mobil, sampo, dan
lain-lain.
2. Biaya tinggi
Kelemahan kedua adalah biaya yang relatif mahal. Biaya untuk
menjangkau setiap khalayak sasaran menjadi lebih mahal lagi bila
diiklankan pada media-media umum dengan khalayak sasaran yang
tidak terseleksi, karena majalah-majalah seperti itu banyak beredar di
lingkungan yang bukan menjadi sasaran pasar produk yang
diiklankan.
3. Distribusi
Banyak majalah yang peredarannya lambat sehingga menumpuk di
rak-rak toko buku. Beberapa majalah tidak memiliki jaringan
distribusi yang tepat. Di beberapa daerah tertentu yang daya belinya
tinggi namun sulit dijangkau, majalah sering tidak ada. Misalnya,
perumahan karyawan mobil oil di Arun, atau kawasan lingkungan para
pekerja tambang minyak di Bontang, atau kawasan industri
penggergajian kayu di Sumatra. Biaya pengiriman yang tinggi ke
daerah-daerah tersebut menyebabkan pihak media enggan memasuki
pasar ini.
2.3
Pengertian Perilaku Konsumen
Perusahaan yang ingin berhasil memasarkan produknya harus juga
memperhatikan perilaku konsumennya. Menurut Setiadi dalam bukunya Perilaku
Konsumen Konsep dan Implikasi (2003;2) :
Perilaku konsumen adalah proses pengambilan keputusan dan
aktifitas masing-masing individu yang dilakukan dalam rangka
evaluasi, mendapatkan, penggunaan, atau mengatur barang-barang
dan jasa .
Sedangkan pengertian perilaku konsumen menurut Sciffman dan Kanuk
yang diterjemaahkan oleh Sumarwan (2004;13) :
Perilaku konsumen adalah perilaku yang ditujukan dalam membeli,
menggunakan, menilai, dan menentukan produk, jasa, dan gagasan .
Dari definisi diatas menjelaskan, bahwa perilaku konsumen merupakan
proses pengambilan keputusan yang dilakukan oleh konsumen dalam mencari,
membeli, menggunakan, menilai serta menentukan produk, jasa, dan gagasan
mana yang akan digunakan.
2.4
Pengambilan Keputusan Konsumen
Sebelum mengkonsumsi produk bahkan sebelum konsumen membeli
produk yang akan dikonsumsi, konsumen terlebih dahulu perlu untuk mengambil
keputusan mengenai produk yang akan dibeli atau dikonsumsinya. Kemudian
keputusan yang telah dipilih oleh seorang konsumen akan dilanjutkan dengan
aksi.
2.4.1
Pengertian Pengambilan Keputusan Konsumen
Menurut Setiadi dalam bukunya Perilaku Konsumen Konsep dan
Implikasi (2003;16) menyatakan bahwa :
Pengambilan keputusan konsumen (consumer decision making)
adalah proses pengitegrasian yang mengkombinasikan pengetahuan
untuk mengevaluasi dua atau lebih perilaku alternatif, dan memilih
salah satu diantaranya.
Proses psikologis dasar ini memainkan peran penting dalam memahami
bagaimana konsumen secara aktual mengambil keputusan. Para pemasar harus
memahami setiap sisi perilaku konsumen. Perusahaan yang cerdas akan mencoba
memahami sepenuhnya proses pengambilan keputusan konsumen, semua
pengalaman mereka dalam belajar, memilih, menggunakan, bahkan dalam
memposisikan produk.
2.4.2
Model Rangsangan Tanggapan Keputusan Pembelian
Menurut Kotler dan Keller yang dialihbahasakan oleh Benyamin Molan
(2007:226), titik tolak model rangsangan tanggapan keputusan pembelian
diperlihatkan dalam gambar 2.3 berikut. Keputusan konsumen juga dipengaruhi
oleh nilai inti, yaitu sistem kepercayaan yang melandasi sikap dan perilaku
konsumen. Nilai inti itu jauh lebih dalam daripada perilaku atau sikap, dan pada
dasarnya menentukan pilihan dan keinginan orang dalam jangka panjang. Pemasar
yang menargetkan konsumen berdasarkan pada keyakinan nilai mereka dengan
menarik bagi inner-selves orang sendiri, adalah mungkin untuk memengaruhi
outer-selver perilaku pembelian mereka.
Gambar 2.3
Model Perilaku Konsumen
Psikologi
Konsumen
Rangsangan
Pemasaran
Produk & jasa
Harga
Distribusi
Komunikator
Rangsangan
Lain
Motivasi
Persepsi
Pembelajaran
Memori
Ekonomi
Teknologi
Politik
Budaya
Karakteristik
Konsumen
Proses Keputusan
Pembeli
Keputusan Pembeli
Pengenalan masalah
Pencarian informasi
Pemilihan alternatif
Keputusan
pembelian
Perilaku Pasca
Pembelian
Pilihan produk
Pilihan merek
Pilihan dealer
Jumlah pembelian
Saat yang tepat
melakukan pembelian
Metode pembayaran
Budaya
Sosial
Personal
Sumber : Kotler dan Keller yang dialihbahasakan oleh Benyamin Molan (2007:226)
2.4.3
Tahap-tahap Proses Keputusan Pembelian
Ada lima tahap yang dilalui konsumen dalam proses pembelian, yaitu
pengenalan masalah, pencarian informasi, evaluasi alternatif, keputusan
pembelian, dan perilaku pasca pembelian. Jelaslah bahwa proses pembelian
dimulai jauh sebelum pembelian aktual dilakukan dan memiliki dampak yang
lama setelah itu.
Namun, para konsumen tidak selalu melewati seluruh lima urutan tahap
ketika membeli produk. Mereka bisa melewati atau membalik beberapa tahap.
Akan tetapi, model dalam gambar 2.4 menyajikan satu kerangka acuan, karena ia
merebut kisaran perimbangan sepenuhnya yang muncul ketika seorang konsumen
menghadapi pembelian baru dengan keterlibatan yang tinggi.
Gambar 2.4
Tahap-tahap Proses Keputusan Pembelian
Pengenalan
Masalah
Pencarian
Informasi
Evaluasi
Alternatif
Keputusan
Pembelian
Sumber : Kotler dan Keller yang dialihbahasakan oleh Benyamin Molan (2007:235)
Perilaku
Pasca
Pembelian
Menurut Kotler dan Keller yang dialihbahasakan oleh Benyamin Molan
(2007:235), proses keputusan konsumen diuraikan sebagai berikut:
1) Pengenalan masalah
Proses dimulai ketika pembeli mengenali masalah atau kebutuhan.
Kebutuhan tersebut dapat dicetuskan oleh rangsangan internal (lapar, haus,
dsb) dan eksternal (menonton iklan televisi).
Para pemasar perlu mengidentifikasi keadaan yang memicu kebutuhan
tertentu, dengan mengumpulkan informasi dari sejumlah konsumen. Mereka
kemudian dapat menyusun strategi pemasaran yang mampu memicu minat
konsumen. Ini sangat penting pada pembelian dengan kebebasan memilih
(discretionary), misalnya pada barang-barang mewah, paket liburan, dan opsi
hiburan. Motivasi konsumen perlu ditingkatkan sehingga pembeli potensial
memberikan pertimbangan yang serius.
2) Pencarian informasi
Konsumen yang terangsang kebutuhannya akan terdorong untuk
mencari informasi yang lebih banyak. Kita dapat membaginya ke dalam dua
level rangsangan. Situasi pencarian informasi yang lebih ringan dinamakan
penguatan perhatian. Pada level ini, orang hanya sekedar lebih peka terhadap
informasi produk. Pada level selanjutnya, orang itu mungkin mulai aktif
mencari
informasi:
mencari
bahan
bacaan,
menelepon
teman,
dan
mengunjungi toko untuk mempelajari produk tertentu.
Yang menjadi perhatian utama pemasar adalah sumber-sumber
informasi utama yang menjadi acuan konsumen dan pengaruh relatif tiap
sumber tersebut terhadap keputusan pembelian selanjutnya. Sumber informasi
konsumen digolongkan ke dalam empat kelompok:
1. Sumber pribadi : keluarga, teman, tetangga, kenalan.
2. Sumber komersil : iklan, wiraniaga, penyalur, kemasan, pajangan di toko.
3. Sumber publik : media massa, organisasi penentu peringkat konsumen.
4. Sumber pengalaman : penanganan, pengkajian, dan pemakaian produk.
3) Evaluasi alternatif
Terdapat beberapa proses evaluasi keputusan, dan model-model terbaru
yang memandang proses evaluasi konsumen sebagai proses yang berorientasi
kognitif. Yaitu, model tersebut menganggap konsumen membentuk penilaian
atas produk dengan sangat sadar dan rasional.
Beberapa konsep dasar akan membantu kita memahami proses evaluasi
konsumen. Pertama, konsumen berusaha memenuhi kebutuhan. Kedua,
konsumen mencari manfaat tertentu dari solusi produk. Ketiga, konsumen
memandang masing-masing produk sebagai sekumpulan atribut dengan
kemampuan yang berbeda-beda dalam memberi manfaat yang digunakan
untuk memuaskan kebutuhan itu.
4) Keputusan pembelian
Dalam tahap evaluasi, para konsumen membentuk preferensi atas
merek-merek yang ada di dalam kumpulan pilihan. Konsumen juga dapat
membentuk niat untuk membeli merek yang paling disukai. Dalam
melaksanakan maksud pembelian, konsumen bisa mengambil lima subkeputusan: merek, dealer, kualitas, waktu, dan metode pembayaran.
5) Perilaku pasca pembelian
Setelah pembelian, konsumen mungkin mengalami ketidaksesuian
karena memerhatikan fitur-fitur tertentu yang mengganggu atau mendengar
hal-hal yang menyenangkan tentang merek lain, dan akan selalu siaga
terhadap informasi yang mendukung keputusannya. Komunikasi pemasaran
harus memasok keyakinan dan evaluasi yang mengukuhkan pilihan konsumen
dan membantu dia merasa nyaman dengan merek.
Tugas pemasar tidak berakhir begitu saja ketika produk dibeli. Para
pemasar harus memantau kepuasan pasca pembelian, tindakan pasca
pembelian, dan pemakaian produk pasca pembelian.
Kepuasan pasca pembelian
Kepuasan pembeli adalah fungsi dari seberapa sesuainya harapan pembeli
produk dengan kinerja yang dipikirkan pembeli atas produk tersebut. Jika
kinerja produk lebih rendah daripada harapan, pelanggan akan kecewa;
jika ternyata sesuai dengan harapan, pelanggan akan puas; jika melebihi
harapan, pembeli akan sangat puas. Perasaan-perasaan itu akan
membedakan apakah pembeli akan membeli kembali produk tersebut dan
membicarakan hal-hal yang menguntungkan atau tidak menguntungkan
tentang produk tersebut dengan orang lain.
Tindakan pasca pembelian
Kepuasan dan ketidakpuasan terhadap produk akan mempengaruhi
perilaku konsumen selanjutnya. Jika konsumen puas, ia akan menunjukan
kemungkinan yang lebih tinggi untuk membeli kembali produk tersebut.
Para pelanggan yang tidak puas mungkin membuang atau mengembalikan
produk tersebut. Mereka mungkin mengambil tindakan publik seperti
mengajukan keluhan ke perusahaan tersebut. Komunikasi pasca pembelian
dengan pembeli ternyata menghasilkan berkurangnya pengembalian
produk dan pembatalan lainnya.
Pemakaian dan pembuangan pasca pembelian
Para pemasar juga harus memantau cara pembeli memakai dan membuang
produk tertentu. Dalam kasus ini, konsumen harus diyakinkan tentang
keuntungan penggunaan secara lebih teratur, dan rintangan potensial
terhadap penggunaan yang ditingkatkan harus diatasi. Jika para konsumen
membuang produk tertentu, pemasar harus mengetahui cara mereka
membuangnya, terutama jika produk tersebut dapat merusak lingkungan.
2.4.4
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Proses Keputusan Pembelian
Memahami konsumen sasaran dan tipe dari proses keputusan yang akan
mereka lalui merupakan tugas penting bagi seorang pemasar. Disamping itu,
pemasar juga perlu mengenal pelaku-pelaku lain yang mempengaruhi keputusan
membeli, memahami tingkah laku pembeli pada setiap tahap pembelian dan
faktor-faktor yang mempengaruhi tingkah laku mereka.
Menurut Kotler dan Keller yang dialihbahasakan oleh Benyamin Molan
(2007:214), perilaku pembelian konsumen dipengaruhi oleh faktor-faktor berikut
ini :
1. Faktor Budaya
Budaya, sub-budaya, dan kelas sosial sangat penting bagi perilaku pembelian.
Budaya merupakan penentu keinginan dan perilaku yang paling dasar. Anakanak yang sedang tumbuh mendapatkan seperangkat nilai, persepsi, preferensi,
dan perilaku dari keluarga dan lembaga-lembaga penting lain. Masing-masing
budaya terdiri dari sejumlah sub-budaya yang lebih menampakkan identifikasi
dan sosialisasi khusus bagi para anggotanya. Sub-budaya mencakup
kebangsaaan, agama, kelompok ras, dan wilayah geografis.
2. Faktor Sosial
Selain faktor budaya, perilaku konsumen juga dipengaruhi oleh faktor-faktor
sosial seperti kelompok acuan, keluarga, serta peran dan status sosial.
Kelompok acuan seseorang terdiri dari semua kelompok yang memiliki
pengaruh langsung (tatap muka) atau tidak langsung terhadap sikap atau
perilaku seseorang tersebut. Kelompok yang mempunyai pengaruh langsung
terhadap seseorang dinamakan kelompok keanggotaan. Beberapa kelompok
keanggotaan merupakan kelompok primer, seperti keluarga, teman, tetangga,
dan rekan kerja yang berinteraksi dengan seseorang secara terus-menerus dan
informal. Orang juga menjadi anggota kelompok sekunder, seperti kelompok
keagamaan, profesi, dan asosiasi perdagangan, yang cenderung lebih formal
dan membutuhkan interaksi yang tidak begitu rutin.
3. Faktor Pribadi
Keputusan pembeli juga dipengaruhi oleh karakteristik pribadi. Karakteristik
tersebut meliputi usia dan tahap dalam siklus hidup; pekerjaan, keadaan
ekonomi; kepribadian dan konsep-diri; serta nilai dan gaya hidup pembeli.
Orang membeli barang dan jasa yang berbeda-beda sepanjang hidupnya.
Konsumsi juga dibentuk oleh siklus hidup keluarga dan jumlah, usia, dan
gender orang dalam rumah tangga pada satu saat. Pilihan produk sangat
dipengaruhi oleh keadaan ekonomi dan pekerjaan seseorang: penghasilan yang
dapat dibelanjakan (level, kestabilan, pola waktunya), tabungan dan aktiva
(termasuk
persentase
yang
lancar/liquid),
utang,
kemampuan
untuk
meminjam, dan sikap terhadap kegiatan berbelanja atau menabung. Pemasar
barang
yang
peka
terhadap
harga
terus-menerus
memperhatikan
kecenderungan penghasilan pribadi, tabungan, dan tingkat suku bunga. Orangorang yang berasal dari sub-budaya, kelas sosial, dan pekerjaan yang sama
dapat memiliki gaya hidup dan kepribadian serta konsep-diri yang berbeda.
4. Faktor Psikologis
Satu perangkat proses psikologis berkombinasi dengan karakteristik
konsumen tertentu untuk menghasilkan proses keputusan dan keputusan
pembelian. Tugas pemasar adalah memahami apa yang terjadi dalam
kesadaran konsumen antara datangnya rangsangan pemasaran luar dan
keputusan pembelian akhir. Empat proses psikologis penting
persepsi, pembelajaran, dan memori
motivasi,
secara fundamental memengaruhi
tanggapan konsumen terhadap berbagai rangsangan pemasaran.
2.5
Pengaruh Periklanan terhadap Keputusan Pembelian Konsumen
Suatu presentasi penjualan yang baik, mendemonstrasikan, atau iklan
menciptakan minat terhadap produk dan kemudian, dengan menggunakan ilustrasi
bagaimana fitur produk akan memuaskan kebutuhan konsumen, maka akan
tercipta tindakan pembelian (Lamb, Hair, dan McDaniel, 2001;159). Dan iklan
dinilai berkualitas apabila pesan-pesan yang disampaikan mampu mendapat
perhatian, menarik minat, membangkitkan keinginan, dan menghasilkan tindakan.
Tujuan akhir dari periklanan adalah mendapatkan seseorang untuk membeli suatu
produk atau jasa yang ditawarkan, dengan menciptakan keputusan pembelian
konsumen.
Melalui media iklan baik koran maupun brosur dapat memberikan banyak
informasi
produk
yang
sangat
rinci
dan
dapat
juga
secara
efektif
mengkomunikasikan pengguna dan gambaran penggunaan. Dimana keinginan
untuk membaca iklan ataupun brosur juga cukup tinggi. Sehingga promosi yang
dilakukan perusahaan melalui media cetak akan lebih efektif.
Download