BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen 2.1.1 Pengertian Manajemen Yang paling mendasar dalam setiap pekerjaan manajer adalah berhasil dalam membantu suatu organisasi mencapai kinerja yang tinggi melalui pemanfaatan terbaik sumber daya material dan manusianya. Jika produktivitas dalam bentuk meningkatkan kinerja yang efektif dan efisien adalah suatu ukuran dari tercapainya kesuksesan organisasi, para manajer adalah orang yang bertanggung jawab atas hasil kerjanya. Itu pekerjaan mereka untuk mengerahkan bakat dan teknologi oleh lingkungan kreatif dimana orang-orang bekerja keras dan melaksanakannya sejauh kemampuan mereka. Semua akan tercapai melalui proses manajemen, yang secara formal menurut Schermerhorn (2005:19) diartikan sebagai berikut: Management is the process of planning, organizing, leading and controlling the use of resources to accomplish performance goals Artinya: Manajemen adalah suatu proses perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan dan pengendalian menggunakan sumber-sumber daya untuk mencapai tujuan organisasi. Sedangkan menurut Kreitner (2007:5) mendefinisikan manajemen yaitu sebagai berikut: Management is the process of working with and through other to achieve organizational objective in a changing environment . Artinya: Manajemen adalah suatu proses bekerjasama dengan dan melalui pihak lain untuk mencapai tujuan organisasi dalam perubahan lingkungan. Dan menurut Terry dan Rue ( 2003:1 ) mengemukakan bahwa: Manajemen adalah suatu proses atau kerangka kerja, yang melibatkan bimbingan atau pengarahan suatu kelompok orang-orang kearah tujuan-tujuan organisasional atau maksud-maksud nyata . Dari berbagai definisi diatas dapat dibuat kesimpulan bahwa dalam mencapai tujuan perusahaan, maka perusahaan harus dapat menyatukan berbagai macam fungsi-fungsi manajemen seperti perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan dan pengendalian. Menurut Schermerhorn (2005:19) empat fungsi manajemen dan hubungan timbal balik mereka ditunjukkan pada gambar 2.1 Planning Setting performance objective and desiding how to achieve them Controlling Measuring performance and taking action to ensure desired results The Management Process Organizing Arranging tasks, people, and other resources to accomplish the word Leading Inspiring people to work hard to achieve high performance Planning Dalam manajemen, perencanaan adalah suatu proses menetapkan tujuan dan menentukan tindakan apa yang harus diambil untuk mencapainya. Lewat perencanaan, seorang manajer mengidentifikasi hasil yang diinginkan dan cara untuk mencapainya. Organizing Bahkan rencana yang terbaik akan gagal tanpa implementasi yang kuat. Sukses mulai dengan pengorganisasian, proses dalam menugaskan tugas, pengalokasian sumber daya, dan mengkoordinir aktivitas individu dan kelompok untuk menerapkan rencana. Melalui pengorganisasian, para manajer mewujudkan rencana menjadi tindakan nyata melalui penentuan tugas, menugaskan personil, dan melengkapi mereka dengan teknologi dan sumber daya yang lain. Leading Dalam manajemen, kepemimpinan yaitu proses dalam membangkitkan orang-orang untuk bekerja keras serta membangkitkan semangat usaha mereka untuk melaksanakan rencana dan mencapai tujuan. Melalui kepemimpinan, para manajer membangun kesanggupan untuk suatu visi umum; mendorong aktivitas yang mendukung tujuan, dan mempengaruhi karyawan untuk berbuat yang terbaik untuk kepentingan organisasi Controlling Pengendalian merupakan proses pengukuran kinerja, membandingkan antara hasil sesungguhnya dengan rencana serta mengambil tindakan pembetulan yang diperlukan. Melalui pengendalian, manajer melakukan kontak secara aktif dengan apa yang dilakukan oleh karyawan, mendapatkan serta menginterprestasikan laporan tentang kinerja serta menggunakan informasi tersebut untuk merencanakan tindakan yang bersifat membangun serta perubahan. 2.1.2 Pengertian Pemasaran Pemasaran merupakan bagian dari kegiatan yang dilakukan oleh suatu perusahaan dalam usaha untuk mempertahankan kelangsungan hidup, untuk berkembang, serta untuk memperoleh keuntungan yang lebih baik. Perusahaan tidak cukup hanya dengan menghasilkan produk tetapi juga harus memperhatikan pemasaran produk yang dihasilkan perusahaan tersebut. Dan pemasaran berhubungan dengan mengidentifikasi dan memenuhi kebutuhan manusia dan masyarakat. Menurut Asosiasi Pemasaran Amerika, yang dikutip oleh Kotler dan Keller yang dialih bahasakan oleh Benyamin Molan (2007:6), mendefinisikan pemasaran sebagai berikut: Pemasaran adalah satu fungsi organisasi dan seperangkat proses untuk menciptakan, mengkomunikasikan, dan menyerahkan nilai kepada pelanggan dan mengelola hubungan pelanggan dengan cara yang menguntungkan organisasi dan para pemilik sahamnya . Definisi lain mengenai Pemasaran menurut Stanton yang dikutip oleh Mursid (2003:26) adalah : Pemasaran meliputi keseluruhan sistem yang berhubungan dengan kegiatan-kegiatan usaha, yang bertujuan merencanakan, menentukan harga, hingga mempromosikan dan mendistribusikan barang-barang atau jasa yang memuaskan kebutuhan pembeli, baik yang actual maupun yang potensial . Berdasarkan definisi-definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa pemasaran merupakan suatu proses untuk memenuhi kebutuhan dan keinginannya dengan membuat, menawarkan, dan secara bebas menukarkan produk atau jasa yang mempunyai nilai untuk memuaskan konsumen dan berhubungan dengan kegiatan-kegiatan usaha yang menggunakan prinsip pemberian harga, promosi hingga mendistribusikan barang atau jasa kepada konsumen untuk mencapai sasaran serta tujuan organisasi.. 2.1.3 Pengertian Manajemen Pemasaran Agar dapat tercapai tujuan perusahaan yaitu memberikan kepuasan kepada konsumen, maka setiap perusahaan harus menganalisa, merencanakan, mengimplementasikan dan mengontrol aktifitas pemasarannya. Hal ini dapat dilaksanakan dengan melaksanakan manajemen pemasaran. Definisi Manajemen Pemasaran menurut Kotler & Keller yang dialih bahasakan oleh Benyamin Molan (2007:6) adalah: Seni atau ilmu memilih pasar sasaran dan mendapatkan, menjaga dan menumbuhkan pelanggan dengan menciptakan, menyerahkan dan mengkomunikasikan nilai pelanggan yang unggul . Menurut Buchari Alma dalam bukunya Manajemen Pemasaran Jasa (2004:130), definisi manajemen pemasaran diuraikan sebagai berikut: Manajemen Pemasaran adalah kegiatan menganalisa, merencanakan, mengimplementasi, dan mengawasi segala kegiatan (program), guna memperoleh tingkat pertukaran yang menguntungkan dengan pembeli sasaran dalam rangka tujuan organisasi. Jadi dari definisi-definisi diatas dapat disimpulkan bahwa manajemen pemasaran adalah suatu proses dimana perusahaan memilih pasar sasaran dengan melaksanakan program-program yang diterapkan agar tercapai tujuannya. 2.1.4 Bauran Pemasaran Setelah menentukan pasar sasaran serta posisi produk yang diinginkan dalam benak konsumen, perusahaan perlu mendesain program agar produk dapat memperoleh respon dari pasar sasaran. Dalam pemasaran diperlukan suatu alat, alat disini adalah program yang dapat dikontrol oleh perusahaan. Alat tersebut lazim disebut bauran pemasaran (marketing mix). Menurut Kotler dan Keller yang dialihbahasakan oleh Benyamin Molan (2007:23) mengemukakan pendapatnya mengenai bauran pemasaran sebagai berikut : Bauran pemasaran adalah perangkat alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk mengejar tujuan pemasarannya. Bauran pemasaran merupakan suatu set variabel-variabel yang terdiri atas peralatan taktis pemasaran, yaitu product, price, place, dan promotion, yang dibaur oleh perusahaan sebagai sarana untuk memenuhi atau melayani kebutuhan dan keinginan konsumen serta menciptakan respon yang diinginkan dari target pasar. Gambar 2.2 Empat Komponen P Dalam Bauran Pemasaran Bauran Pemasaran Produk Tempat Keragaman produk 2.2 Pasar sasaran Saluran pemasaran Kualitas desain Cakupan pasar Ciri Pengelompokan Nama merek Persediaan Kemasan Harga Promosi Transportasi Ukuran Daftar harga Promosi penjualan Pelayanan Rabat/diskon Periklanan Garansi Potongan Harga Khusus Tenaga Penjualan Imbalan Periode pembayaran Kehumasan/Public relation Syarat kredit Pemasaran langsung Promosi Menurut Saladin (2003:123), mendefinisikan promosi sebagai berikut: Promosi adalah suatu komunikasi informasi penjual dan pembeli yang bertujuan untuk merubah sikap dan tingkah laku pembeli dimana yang tadinya tidak mengenal menjadi mengenal sehingga menjadi pembeli dan tetap mengingat produk tersebut . Dan menurut Kotler dan Keller yang dialihbahasakan oleh Benyamin Molan (2007:204), mengemukakan komunikasi pemasaran sebagai berikut: Komunikasi pemasaran adalah sarana yang digunakan perusahaan dalam upaya untuk menginformasikan, membujuk, dan mengingatkan konsumen langsung atau tidak langsung tentang produk dan merek yang mereka jual . Berdasarkan definisi-definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa promosi merupakan aktivitas pemasaran yang digunakan untuk mengkomunikasikan informasi tentang perusahaan dan produknya kepada konsumen, sehingga menciptakan permintaan. Agar mampu mengkomunikasikan secara efektif, perusahaan harus menentukan target marketnya lalu mengkombinasikan promotional tools (alat-alat promosi), yang terdiri dari periklanan, promosi penjualan, penjualan personal, pemasaran langsung, hubungan masyarakat dan publisitas, acara khusus, dan pengalaman; sedemikian rupa sehingga konsumen dapat mengenal produk perusahaan dan berminat untuk membeli produk tersebut. Menurut Kotler & Keller (2007:204), bauran komunikasi pemasaran terdiri atas enam cara komunikasi utama: 1. Iklan Semua bentuk presentasi yang bukan dilakukan orang dan berupa promosi, gagasan, barang, atau jasa oleh sponsor yang telah ditentukan. 2. Promosi penjualan Berbagai jenis insentif jangka pendek untuk mendorong orang mencoba atau membeli suatu produk atau jasa. 3. Acara khusus dan pengalaman Perusahaan mensponsori kegiatan dan program-program yang dirancang untuk menciptakan interaksi setiap hari atau interaksi yang berkaitan dengan merek. 4. Hubungan masyarakat dan pemberitaan Berbagai program yang dirancang untuk mempromosikan atau melindungi citra perusahaan atau masing-masing produknya. 5. Pemasaran langsung Penggunaan surat, telepon, faksimili, e-mail, dan internet untuk berkomunikasi langsung atau meminta tanggapan atau berdialog dengan pelanggan dan calon pelanggan. 6. Penjualan pribadi Interaksi tatap muka dengan satu atau beberapa calon pembeli dengan maksud untuk melakukan presentasi, menjawab pertanyaan, dan memperoleh pemesanan. Tabel 2.1 Alat-Alat Bauran Komunikasi Pemasaran PERIKLANAN PROMOSI ACARA KHUSUS PENJUALAN DAN PENGALAMAN Iklan cetak dan HUBUNGAN PENJUALAN PEMASARAN MASYARAKAT PRIBADI LANGSUNG Kontes, Olahraga Peralatan pers Presentasi Katalog siaran permainan, Hiburan Ceramah pemasaran Surat Kemasan-luar undian, lotere. Festival Seminar Pertemuan Telemarketing Sisipan kemasan Cindera Seni Laporan tahunan. penjualan Belanja Film dan hadiah Kegiatan amal Sumbangan amal Program insentif elektronik Brosur dan buklet Contoh produk Wisata perusahaan Pemberitaan Contoh produk Belanja TV Poster dan liflet Pekan raya dan Museum Hubungan Pekan raya dan Surat fax Direktori pameran dagang perusahaan lingkungan pameran dagang E-mail Cetak ulang iklan Pameran Kegiatan jalanan. tetangga Reklame Peragaan Lobi Tanda pajangan Kupon Media identitas Pajangan Rabat Majalah pembelian Pembiayaan perusahaan. Bahan audiovisual bunga rendah Simbol dan logo Hiburan Videotape Potongan harga ditempat mata Voice mail tukar tambah Program berkelanjutan Tie-in Kotler dan Keller yang dialihbahasakan oleh Benyamin Molan ( 2007 : 205 ) 2.2.1 Iklan 2.2.1.1 Pengertian Iklan Iklan menurut Kotler dan Keller yang dialihbahasakan oleh Benyamin Molan (2007:244), mendefinisikan iklan sebagai berikut: Iklan adalah segala bentuk presentasi nonpribadi dan promosi gagasan, barang, atau jasa oleh sponsor tertentu yang harus dibayar . Sedangkan menurut Kasali (2007:9) secara sederhana iklan didefinisikan sebagai berikut: Pesan yang menawarkan suatu produk yang ditujukan kepada masyarakat lewat suatu media . Iklan harus dibuat dan didesain sedemikian rupa agar dapat menarik minat khalayak, orisinal, serta memiliki karateristik tertentu dan persuasif sehingga para konsumen atau khalayak secara sukarela terdorong untuk melakukan sesuatu tindakan sesuai dengan yang diinginkan pengiklan. Iklan memberikan informasi, membujuk, mengingatkan, mempengaruhi, merubah opini, bahkan juga bisa mengubah emosi dan perilaku. Peran iklan bukan satu-satunya elemen dalam bauran pemasaran secara keseluruhan, maka perannya dalam strategi pemasaran pun hanya sebagian. Bisa berupa mengingatkan brand awareness sampai mengembangkan aspek-aspek yang spesifik dari brand image. 1. Jenis Iklan Menurut Kotler yang dikutip oleh Saladin (2003:133-134) jenis periklanan berdasarkan manfaat yaitu: a. Institutional Advertising, yaitu periklanan untuk pembentukan citra organisasi atau perusahaan dalam jangka panjang. b. Brand Advertising, yaitu periklanan untuk pemantapan pada merk tertentu dalam jangka panjang. c. Classified Advertising, yaitu periklanan untuk penyebaran informasi tentang penjualan, jasa dan peristiwa. d. Sales Advertising, yaitu periklanan untuk pengumuman penjualan khusus. 2. Tujuan Iklan Sedangkan menurut Kasali (2007:45), mengatakan bahwa tujuan iklan adalah; a. Sebagai alat bagi komunikasi dan koordinasi Tujuan memberikan tuntunan bagi pihak-pihak yang terlibat, yakni pengiklan (klien), account executive dari pihak biro, dan tim kreatif untuk saling berkomunikasi. Tujuannya juga membantu koordinasi bagi setiap kelompok kerja, seperti suatu tim yang terdiri dari copywriter, spesialis radio, pembeli media, dan spesialis riset. b. Memberikan kriteria dalam pengambilan keputusan Jika ada dua alternatif dalam kampanye iklan, salah satu daripadanya harus dipilih. Berbeda dengan keputusan yang dilakukan berdasarkan selera eksekutif, mereka semua harus kembali pada tujuan dan memutuskan mana yang lebih cocok. c. Sebagai alat bagi evaluasi Tujuan juga digunakan untuk melakukan evaluasi terhadap hasil suatu kampanye periklanan. Oleh karena itu timbul kebutuhan untuk mengaitkan beberapa ukuran seperti pangsa pasar atau kesadaran merek dengan tujuan kampanye iklan. 2.2.1.2 Langkah-langkah dalam keputusan iklan Menurut Kotler dan Keller yang dialihbahasakan oleh Benyamin Molan (2007:244) dalam mengembangkan program iklan, manajer-manajer pemasaran harus selalu mulai dengan mengidentifikasi pasar sasaran dan motif pembeli. Kemudian mereka dapat mengambil kelima keputusan utama dalam mengembangkan program iklan yang dikenal dengan istilah Lima M , yaitu : 1. Menetapkan tujuan iklan (mission) 2. Memutuskan anggaran iklan (money) 3. Mengembangkan kampanye iklan (message) 4. Menetapkan media dan mengukur efektifitas (media) 5. Mengevaluasi efektivitas iklan (measurement) Dengan melakukan lima langkah tersebut diharapkan pelaksanaan iklan dapat berjalan dengan baik. 1. Menetapkan Tujuan periklanan Kotler dan Keller yang dialihbahasakan oleh Benyamin Molan (2007:244-245) mengemukakan bahwa tujuan-tujuan iklan harus mengalir dari keputusan-keputusan sebelumnya mengenai pasar sasaran, pemosisian pasar, dan program pemasaran. Tujuan (atau sasaran) iklan merupakan suatu tugas komunikasi tertentu dan tingkat pencapaiannya harus diperoleh pada audiens tertentu dalam kurun waktu tertentu. Tujuan iklan dapat digolongkan menurut apakah sasarannya untuk menginformasikan, membujuk, mengingatkan, atau memperkuat. a. Iklan informatif dimaksudkan untuk menciptakan kesadaran dan pengetahuan tentang produk baru atau ciri baru produk yang sudah ada; b. Iklan persuasif dimaksudkan untuk menciptakan kesukaan, preferensi, keyakinan, dan pembelian suatu produk atau jasa; c. Iklan pengingat dimaksudkan untuk merangsang pembelian produk dan jasa kembali; d. Iklan penguatan dimaksudkan untuk meyakinkan pembeli sekarang bahwa mereka telah melakukan pilihan yang tepat. 2. Menetapkan Anggaran Iklan Di sini ada lima faktor khusus yang harus dipertimbangkan pada saat menetapkan anggaran iklan menurut Kotler dan Keller yang dialihbahasakan oleh Benyamin Molan (2007:246) , yaitu: a. Tahap dalam siklus hidup produk Produk baru biasanya mendapat anggaran iklan yang besar guna membangun kesadaran dan mengupayakan pelanggan mencobanya. Merek-merek yang sudah mapan biasanya didukung anggaran iklan yang lebih rendah, sebanding dengan penjualannya. b. Pangsa pasar dan basis konsumen Merek berpangsa pasar tinggi biasanya membutuhkan lebih sedikit pengeluaran iklan, dengan hanya sekian persen dari penjualan, guna mempertahankan pangsannya. Untuk memperbesar pangsa dengan meningkatkan ukuran pasar, diperlukan pengeluaran yang lebih besar. Berdasarkan biaya per impresi, akan lebih mudah menjangkau konsumen suatu merek yang sudah digunakan secara luas daripada untuk menjangkau konsumen merek berpangsa kecil. c. Persaingan dan gangguan Dalam pasar yang memiliki sejumlah besar pesaing dan pengeluaran iklan yang tinggi, suatu merek harus diiklankan secara besar-besaran untuk didengar. Bahkan, gangguan yang sederhana pun dari iklan yang tidak langsung bersaing dengan merek tersebut akan menyebabkan kebutuhan iklan yang lebih besar. d. Frekuensi iklan Jumlah pengeluaran yang diperlukan untuk menyampaikan pesan merek tersebut kepada konsumen mempunyai dampak penting terhadap anggaran iklan. e. Daya substitusi produk Merek-merek dalam kelas komoditas (rokok, bir, minuman ringan) memerlukan iklan besar-besaran untuk membangun citra yang berbeda. Iklan juga berperan penting jika suatu merek dapat menawarkan manfaat atau ciri fisik yang unik. 3. Mengembangkan Kampanye Iklan Dalam merancang dan mengevaluasi sebuah kampanye iklan, penting untuk membedakan strategi pesan atau menentukan posisi dari sebuah iklan (apa yang diupayakan untuk disampaikan oleh iklan tentang merek) dari strategi kreatifnya (bagaimana iklan mengekspresikan tuntutan merek). Dengan demikian merancang kampanye iklan yang efektif merupakan ilmu sekaligus seni. Menurut Kotler dan Keller yang dialihbahasakan oleh Benyamin Molan (2007:246-251), untuk mengembangkan satu strategi pesan para pengiklan menempuh tiga langkah, yaitu: a. Melahirkan dan mengevaluasi pesan Penting untuk melahirkan pengertian segar dan mencegah menggunakan daya tarik dan posisi yang sama seperti yang lain. Banyak iklan dewasa ini memiliki kesamaan. Akibatnya adalah bahwa hanya ada satu tautan lemah yang dibangun antara merek dan pesan. b. Pengembangan dan pelaksanaan yang kreatif Dampak iklan tergantung tidak hanya pada apa yang dikatakan, namun sering lebih penting tentang bagaimana dikatakan. Pelaksanaan pesan bisa menentukan. Dalam mempersiapkan suatu kampanye iklan, biasanya pengiklan menyiapkan pertanyaan strategi teks (copy strategy statement) yang menjelaskan tujuan, isi, dukungan, dan nada iklan yang diinginkan. Setiap medium iklan memiliki keuntungan dan kerugian khusus. Di sini, kita tinjau media iklan televisi, radio, dan iklan cetak. Iklan Televisi Pada umumnya televisi diakui sebagai media iklan paling berpengaruh dan menjangkau spektrum konsumen. Dari perspektif pembangunan merek, iklan TV memiliki dua kekuatan sangat penting. Pertama, ia dapat menjadi sarana efektif yang menunjukan secara langsung atribut-atribut produk dan menjelaskan secara persuasif manfaat-manfaat produk yang berhubungan dengan konsumen. Kedua, iklan TV dapat menjadi sarana yang mendorong untuk secara dramatis memotret pengguna dan gambaran penggunaan, kepribadian merek, dan hal-hal tak berwujud lainnya dari merek tersebut. Iklan televisi juga memiliki kekurangannya. Karena sifat pesannya yang cepat berlalu dan unsur-unsur kreatif yang berpotensi mengacaukan sering ditemukan dalam iklan TV, maka pesan yang berhubungan dengan produk dan merek itu sendiri dapat diabaikan. Kerugian lainnya adalah biaya produksi dan biaya tempat yang tinggi. Iklan Cetak Media cetak menawarkan kontras yang sesungguhnya dengan media siar. Karena sifat mereka sendiri yang berjarak, majalah dan surat dapat memberikan banyak informasi produk yang sangat rinci dan dapat juga secara efektif mengkomunikasikan pengguna dan gambaran penggunaan. Pada saat yang sama, sifat yang statis dari gambaran visual dalam media cetak membuatnya sulit untuk memberikan presentasi atau demonstrasi yang dinamis. Kerugian lainnya adalah bahwa media cetak dapat menjadi sangat pasif. Elemen-elemen format seperti ukuran, warna, dan ilustrasi akan memengaruhi dampak iklan dan juga biayanya. Sejumlah peneliti iklan cetak melaporkan bahwa secara berturut-turut gambar, judul, dan kata-kata berperan penting. Iklan Radio Keuntungan utama dari radio adalah kelenturan, station-station sangat ditargetkan, iklannya relatif murah untuk diproduksi dan dipasang, dan penutupnya yang singkat memungkinkan tanggapan yang cepat. Dan kerugian yang jelas dari radio adalah tidak adanya gambar visual dan sifat konsumen yang relatif pasif dalam mengelola hasilnya. c. Kajian tanggung jawab sosial Pengiklan dan agen-agen iklannya harus memastikan bahwa iklan tidak melampaui norma sosial dan hukum. Perusahaan-perusahaan harus menghindari iklan yang tidak benar atau menyesatkan. 4. Menetapkan Media dan Mengukur Efektivitas Setelah memilih pesannya, tugas pengiklan berikutnya adalah memilih media untuk menyampaikannya. Adapun tahap-tahap dalam menentukan media, yaitu : a. Memutuskan jangkauan, frekuensi, dan dampak b. Memilih di antara jenis-jenis media utama c. Memilih sarana media khusus d. Memutuskan waktu media yang tepat e. Memutuskan alokasi media secara geografis 5. Mengevaluasi Efektivitas Iklan Perencanaan dan pengendalian iklan yang baik tergantung pada pengukuran efektivitas iklan. Kebanyakan pengiklan mencoba mengukur efek komunikasi suatu iklan maksudnya, dampak potensialnya terhadap kesadaran, pengetahuan, atau preferensi. Mereka juga ingin mengukur efek penjualan iklan tersebut. a. Riset dampak komunikasi Riset dampak komunikasi berupaya menentukan apakah suatu iklan berkomunikasi efektif. Dengan disebut juga pengujian naskah (copy testing), riset tersebut dapat dilakukan sebelum iklan dimasukan ke media dan setelah dicetak atau disiarkan. b. Riset dampak penjualan Dampak iklan pada penjualan umumnya lebih sulit diukur daripada dampak iklan pada komunikasinya. Penjualan dipengaruhi banyak faktor, seperti fitur produk, harga, ketersediaan, dan juga tindakan pesaing. Dampak penjualan paling mudah diukur dalam situasi pemasaran langsung dan paling sulit diukur untuk iklan membentuk citra merek atau perusahaan. 2.2.1.3 Media Iklan Menurut Saladin (2003:134) ada 6 (enam) media iklan, diantaranya sebagai berikut : a. Surat Kabar, merupakan media luwes dan tepat waktu, dapat digunakan untuk meliput satu atau beberapa pusat kota sekaligus bahkan sampai ke desa-desa. b. Majalah, dapat mencapai pasar nasional dengan biaya per calon pelanggan yang relatif murah, dan dapat disajikan dalam berbagai warna dan bentuk. Majalah dibaca pada waktu santai, sehingga penyampaian pesan panjang. c. Surat Pos Langsung, merupakan media yang paling personal dan selektif. Surat pos langsung kebanyakan merupakan periklanan murni, karena menciptakan peredaran sendiri dan menarik pembacanya sendiri. d. Radio, merupakan media dimana pengiklan radio harus menciptakan sendiri keinginan pendengar, dan hanya berkesan kepada pendengarnya. e. Televisi, merupakan media yang paling serba guna, karena dapat melakukan himbauannya secara audio visual. Sangat luwes dalam hal meliputi pasaran geografis serta waktu penyajian pesan, namun memerlukan biaya yang sangat mahal. f. Papan Reklame, merupakan media yang fleksibel dan murah, dapat mencapai hampir semua penduduk. Cocok sekali untuk produk konsumen yang banyak dipakai di masyarakat. 2.2.1.4 Iklan Media Cetak Menurut Kasali (2007:99) Media cetak adalah suatu media yang statis dan mengutamakan pesan-pesan visual . Media ini terdiri dari lembaran dengan sejumlah kata, gambar, atau foto, dalam tata warna dan halaman putih. Seperti televisi dan radio dalam jajaran medium penyiaran, fungsi utama media cetak adalah memberi informasi dan menghibur. Media cetak menawarkan kontras yang sesungguhnya dengan media siar. Karena sifat mereka yang berjarak, majalah dan surat dapat memberikan banyak informasi produk yang sangat rinci dan dapat juga secara efektif mengkomunikasikan pengguna dan gambaran penggunaan. Pada saat yang sama, sifat yang statis dari gambaran visual dalam media cetak membuatnya sulit memberikan presentasi atau demonstrasi yang dinamis. Kerugian lainnya adalah bahwa media cetak dapat menjadi cukup pasif. 2.2.1.5 Majalah Berbeda dengan surat kabar, majalah telah jauh lebih menspesialisasikan produknya untuk menjangkau konsumen tertentu. Setiap majalah umumnya mempunyai pembaca jauh lebih sedikit daripada pembaca surat kabar, namun memiliki pasar yang lebih mengelompok. Usia majalah juga jauh lebih panjang dari usia surat kabar. Majalah memiliki kedalaman isi yang jauh berbeda dengan surat kabar yang hanya menyajikan berita. Di samping itu, majalah menemani pembaca dengan menyajikan cerita atas berbagai kejadian dengan tekanan pada unsur menghibur atau mendidik. Minat untuk membaca majalah di kalangan investor juga cukup tinggi. Beberapa grup penerbitan besar terus melakukan diversifikasi dengan mengeluarkan sejumlah majalah baru. Dan beberapa investor di bidang lain pun tidak mau tinggal diam. Mereka mencoba memasuki bidang baru ini untuk menyaingi produk yang sudah lebih dahulu ada di pasar. Majalah-majalah ini umumnya memuat iklan berlingkup nasional dengan produk bermutu tinggi untuk mencapai sasaran konsumen menengah ke atas. Umumnya majalah yang ada diterbitkan oleh penerbit-penerbit dari ibu kota. Sedikit sekali, kalau tidak dapat dikatakan hampir tidak ada, majalah dari daerah yang bertujuan untuk menjaring pengiklan lokal. 2.2.1.6 Kekuatan dan Kelemahan Majalah Menurut Kasali (2007:112) mengungkapkan beberapa kekuatan dan kelemahan iklan melalui majalah yaitu : 1. Kekuatan : Khalayak sasaran Salah satu keunggulan majalah jika dibandingkan dengan media lainnya adalah kemampuannya menjangkau segmen pasar tertentu yang terspesialisasi. Pada masa mendatang majalah-majalah special interest akan mempunyai peranan yang penting dan akan sangat disukai sebagai media periklanan karena dianggap memiliki captive market. Penerimaan khalayak Keungggulan kedua adalah kemampuannya mengangkat produkproduk yang diiklankan sejajar dengan persepsi khalayak sasaran terhadap prestise majalah yang bersangkutan. Long life span Majalah adalah media yang memiliki usia edar paling panjang dari seluruh media yang ada. Selain itu, majalah yang dimiliki oleh khalayak umumnya disimpan hingga bertahun-tahun sebagai referensi. Misalnya majalah femina, disimpan oleh banyak pembacanya yang senang memasak dan menjahit, dan majalah Management & Usahawan Indonesia disimpan oleh mereka yang terlibat dalam kegiatan manajemen dan para konsultan manajemen. Majalah juga mampu menjangkau khalayak sasaran sebanyak-banyaknya dari satu pembeli karena dibaca oleh seluruh anggota keluarga, teman, relasi, pelanggan, atau kolega si pembeli. Kualitas visual Kualitas visual majalah sangat prima karena umumnya dicetak di atas kertas berkualitas tinggi. Dengan demikian kebanyakan majalah dapat menyajikan tata warna, reproduksi foto berwarna baik hitam-putih maupun dengan sangat baik. Kualitas produksi seperti ini mencerminkan kehebatan isi editorialnya. Cerita-cerita fiksi dan features selalu ditulis oleh penulis kenamaan yang mampu menggugah emosi pembaca. Promosi penjualan. Majalah adalah media yang efektif untuk menyiarkan pesan iklan yang berbau promosi penjualan seperti kupon-kupon yang akan diundi, percontohan produk, dan kartu-kartu petunjuk. 2. Kelemahan : 1. Fleksibilitas terbatas. Meskipun majalah memberikan keuntungan berupa waktu edar yang panjang, para pengiklan harus menyerahkan final artwork iklan jauhjauh hari. Dari segi ini majalah dianggap tidak fleksibel. Demikian pula halaman-halaman utama, seperti back cover, inside front/back cover, tidak senantiasa tersedia. Pada beberapa media utama, pesanan atas halaman utama tersebut harus dilakukan enam bulan atau bahkan setahun sebelumnya. Tidak jarang halaman ini sudah dikontrak satu tahun penuh oleh pengiklan besar, seperti rokok, mobil, sampo, dan lain-lain. 2. Biaya tinggi Kelemahan kedua adalah biaya yang relatif mahal. Biaya untuk menjangkau setiap khalayak sasaran menjadi lebih mahal lagi bila diiklankan pada media-media umum dengan khalayak sasaran yang tidak terseleksi, karena majalah-majalah seperti itu banyak beredar di lingkungan yang bukan menjadi sasaran pasar produk yang diiklankan. 3. Distribusi Banyak majalah yang peredarannya lambat sehingga menumpuk di rak-rak toko buku. Beberapa majalah tidak memiliki jaringan distribusi yang tepat. Di beberapa daerah tertentu yang daya belinya tinggi namun sulit dijangkau, majalah sering tidak ada. Misalnya, perumahan karyawan mobil oil di Arun, atau kawasan lingkungan para pekerja tambang minyak di Bontang, atau kawasan industri penggergajian kayu di Sumatra. Biaya pengiriman yang tinggi ke daerah-daerah tersebut menyebabkan pihak media enggan memasuki pasar ini. 2.3 Pengertian Perilaku Konsumen Perusahaan yang ingin berhasil memasarkan produknya harus juga memperhatikan perilaku konsumennya. Menurut Setiadi dalam bukunya Perilaku Konsumen Konsep dan Implikasi (2003;2) : Perilaku konsumen adalah proses pengambilan keputusan dan aktifitas masing-masing individu yang dilakukan dalam rangka evaluasi, mendapatkan, penggunaan, atau mengatur barang-barang dan jasa . Sedangkan pengertian perilaku konsumen menurut Sciffman dan Kanuk yang diterjemaahkan oleh Sumarwan (2004;13) : Perilaku konsumen adalah perilaku yang ditujukan dalam membeli, menggunakan, menilai, dan menentukan produk, jasa, dan gagasan . Dari definisi diatas menjelaskan, bahwa perilaku konsumen merupakan proses pengambilan keputusan yang dilakukan oleh konsumen dalam mencari, membeli, menggunakan, menilai serta menentukan produk, jasa, dan gagasan mana yang akan digunakan. 2.4 Pengambilan Keputusan Konsumen Sebelum mengkonsumsi produk bahkan sebelum konsumen membeli produk yang akan dikonsumsi, konsumen terlebih dahulu perlu untuk mengambil keputusan mengenai produk yang akan dibeli atau dikonsumsinya. Kemudian keputusan yang telah dipilih oleh seorang konsumen akan dilanjutkan dengan aksi. 2.4.1 Pengertian Pengambilan Keputusan Konsumen Menurut Setiadi dalam bukunya Perilaku Konsumen Konsep dan Implikasi (2003;16) menyatakan bahwa : Pengambilan keputusan konsumen (consumer decision making) adalah proses pengitegrasian yang mengkombinasikan pengetahuan untuk mengevaluasi dua atau lebih perilaku alternatif, dan memilih salah satu diantaranya. Proses psikologis dasar ini memainkan peran penting dalam memahami bagaimana konsumen secara aktual mengambil keputusan. Para pemasar harus memahami setiap sisi perilaku konsumen. Perusahaan yang cerdas akan mencoba memahami sepenuhnya proses pengambilan keputusan konsumen, semua pengalaman mereka dalam belajar, memilih, menggunakan, bahkan dalam memposisikan produk. 2.4.2 Model Rangsangan Tanggapan Keputusan Pembelian Menurut Kotler dan Keller yang dialihbahasakan oleh Benyamin Molan (2007:226), titik tolak model rangsangan tanggapan keputusan pembelian diperlihatkan dalam gambar 2.3 berikut. Keputusan konsumen juga dipengaruhi oleh nilai inti, yaitu sistem kepercayaan yang melandasi sikap dan perilaku konsumen. Nilai inti itu jauh lebih dalam daripada perilaku atau sikap, dan pada dasarnya menentukan pilihan dan keinginan orang dalam jangka panjang. Pemasar yang menargetkan konsumen berdasarkan pada keyakinan nilai mereka dengan menarik bagi inner-selves orang sendiri, adalah mungkin untuk memengaruhi outer-selver perilaku pembelian mereka. Gambar 2.3 Model Perilaku Konsumen Psikologi Konsumen Rangsangan Pemasaran Produk & jasa Harga Distribusi Komunikator Rangsangan Lain Motivasi Persepsi Pembelajaran Memori Ekonomi Teknologi Politik Budaya Karakteristik Konsumen Proses Keputusan Pembeli Keputusan Pembeli Pengenalan masalah Pencarian informasi Pemilihan alternatif Keputusan pembelian Perilaku Pasca Pembelian Pilihan produk Pilihan merek Pilihan dealer Jumlah pembelian Saat yang tepat melakukan pembelian Metode pembayaran Budaya Sosial Personal Sumber : Kotler dan Keller yang dialihbahasakan oleh Benyamin Molan (2007:226) 2.4.3 Tahap-tahap Proses Keputusan Pembelian Ada lima tahap yang dilalui konsumen dalam proses pembelian, yaitu pengenalan masalah, pencarian informasi, evaluasi alternatif, keputusan pembelian, dan perilaku pasca pembelian. Jelaslah bahwa proses pembelian dimulai jauh sebelum pembelian aktual dilakukan dan memiliki dampak yang lama setelah itu. Namun, para konsumen tidak selalu melewati seluruh lima urutan tahap ketika membeli produk. Mereka bisa melewati atau membalik beberapa tahap. Akan tetapi, model dalam gambar 2.4 menyajikan satu kerangka acuan, karena ia merebut kisaran perimbangan sepenuhnya yang muncul ketika seorang konsumen menghadapi pembelian baru dengan keterlibatan yang tinggi. Gambar 2.4 Tahap-tahap Proses Keputusan Pembelian Pengenalan Masalah Pencarian Informasi Evaluasi Alternatif Keputusan Pembelian Sumber : Kotler dan Keller yang dialihbahasakan oleh Benyamin Molan (2007:235) Perilaku Pasca Pembelian Menurut Kotler dan Keller yang dialihbahasakan oleh Benyamin Molan (2007:235), proses keputusan konsumen diuraikan sebagai berikut: 1) Pengenalan masalah Proses dimulai ketika pembeli mengenali masalah atau kebutuhan. Kebutuhan tersebut dapat dicetuskan oleh rangsangan internal (lapar, haus, dsb) dan eksternal (menonton iklan televisi). Para pemasar perlu mengidentifikasi keadaan yang memicu kebutuhan tertentu, dengan mengumpulkan informasi dari sejumlah konsumen. Mereka kemudian dapat menyusun strategi pemasaran yang mampu memicu minat konsumen. Ini sangat penting pada pembelian dengan kebebasan memilih (discretionary), misalnya pada barang-barang mewah, paket liburan, dan opsi hiburan. Motivasi konsumen perlu ditingkatkan sehingga pembeli potensial memberikan pertimbangan yang serius. 2) Pencarian informasi Konsumen yang terangsang kebutuhannya akan terdorong untuk mencari informasi yang lebih banyak. Kita dapat membaginya ke dalam dua level rangsangan. Situasi pencarian informasi yang lebih ringan dinamakan penguatan perhatian. Pada level ini, orang hanya sekedar lebih peka terhadap informasi produk. Pada level selanjutnya, orang itu mungkin mulai aktif mencari informasi: mencari bahan bacaan, menelepon teman, dan mengunjungi toko untuk mempelajari produk tertentu. Yang menjadi perhatian utama pemasar adalah sumber-sumber informasi utama yang menjadi acuan konsumen dan pengaruh relatif tiap sumber tersebut terhadap keputusan pembelian selanjutnya. Sumber informasi konsumen digolongkan ke dalam empat kelompok: 1. Sumber pribadi : keluarga, teman, tetangga, kenalan. 2. Sumber komersil : iklan, wiraniaga, penyalur, kemasan, pajangan di toko. 3. Sumber publik : media massa, organisasi penentu peringkat konsumen. 4. Sumber pengalaman : penanganan, pengkajian, dan pemakaian produk. 3) Evaluasi alternatif Terdapat beberapa proses evaluasi keputusan, dan model-model terbaru yang memandang proses evaluasi konsumen sebagai proses yang berorientasi kognitif. Yaitu, model tersebut menganggap konsumen membentuk penilaian atas produk dengan sangat sadar dan rasional. Beberapa konsep dasar akan membantu kita memahami proses evaluasi konsumen. Pertama, konsumen berusaha memenuhi kebutuhan. Kedua, konsumen mencari manfaat tertentu dari solusi produk. Ketiga, konsumen memandang masing-masing produk sebagai sekumpulan atribut dengan kemampuan yang berbeda-beda dalam memberi manfaat yang digunakan untuk memuaskan kebutuhan itu. 4) Keputusan pembelian Dalam tahap evaluasi, para konsumen membentuk preferensi atas merek-merek yang ada di dalam kumpulan pilihan. Konsumen juga dapat membentuk niat untuk membeli merek yang paling disukai. Dalam melaksanakan maksud pembelian, konsumen bisa mengambil lima subkeputusan: merek, dealer, kualitas, waktu, dan metode pembayaran. 5) Perilaku pasca pembelian Setelah pembelian, konsumen mungkin mengalami ketidaksesuian karena memerhatikan fitur-fitur tertentu yang mengganggu atau mendengar hal-hal yang menyenangkan tentang merek lain, dan akan selalu siaga terhadap informasi yang mendukung keputusannya. Komunikasi pemasaran harus memasok keyakinan dan evaluasi yang mengukuhkan pilihan konsumen dan membantu dia merasa nyaman dengan merek. Tugas pemasar tidak berakhir begitu saja ketika produk dibeli. Para pemasar harus memantau kepuasan pasca pembelian, tindakan pasca pembelian, dan pemakaian produk pasca pembelian. Kepuasan pasca pembelian Kepuasan pembeli adalah fungsi dari seberapa sesuainya harapan pembeli produk dengan kinerja yang dipikirkan pembeli atas produk tersebut. Jika kinerja produk lebih rendah daripada harapan, pelanggan akan kecewa; jika ternyata sesuai dengan harapan, pelanggan akan puas; jika melebihi harapan, pembeli akan sangat puas. Perasaan-perasaan itu akan membedakan apakah pembeli akan membeli kembali produk tersebut dan membicarakan hal-hal yang menguntungkan atau tidak menguntungkan tentang produk tersebut dengan orang lain. Tindakan pasca pembelian Kepuasan dan ketidakpuasan terhadap produk akan mempengaruhi perilaku konsumen selanjutnya. Jika konsumen puas, ia akan menunjukan kemungkinan yang lebih tinggi untuk membeli kembali produk tersebut. Para pelanggan yang tidak puas mungkin membuang atau mengembalikan produk tersebut. Mereka mungkin mengambil tindakan publik seperti mengajukan keluhan ke perusahaan tersebut. Komunikasi pasca pembelian dengan pembeli ternyata menghasilkan berkurangnya pengembalian produk dan pembatalan lainnya. Pemakaian dan pembuangan pasca pembelian Para pemasar juga harus memantau cara pembeli memakai dan membuang produk tertentu. Dalam kasus ini, konsumen harus diyakinkan tentang keuntungan penggunaan secara lebih teratur, dan rintangan potensial terhadap penggunaan yang ditingkatkan harus diatasi. Jika para konsumen membuang produk tertentu, pemasar harus mengetahui cara mereka membuangnya, terutama jika produk tersebut dapat merusak lingkungan. 2.4.4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Proses Keputusan Pembelian Memahami konsumen sasaran dan tipe dari proses keputusan yang akan mereka lalui merupakan tugas penting bagi seorang pemasar. Disamping itu, pemasar juga perlu mengenal pelaku-pelaku lain yang mempengaruhi keputusan membeli, memahami tingkah laku pembeli pada setiap tahap pembelian dan faktor-faktor yang mempengaruhi tingkah laku mereka. Menurut Kotler dan Keller yang dialihbahasakan oleh Benyamin Molan (2007:214), perilaku pembelian konsumen dipengaruhi oleh faktor-faktor berikut ini : 1. Faktor Budaya Budaya, sub-budaya, dan kelas sosial sangat penting bagi perilaku pembelian. Budaya merupakan penentu keinginan dan perilaku yang paling dasar. Anakanak yang sedang tumbuh mendapatkan seperangkat nilai, persepsi, preferensi, dan perilaku dari keluarga dan lembaga-lembaga penting lain. Masing-masing budaya terdiri dari sejumlah sub-budaya yang lebih menampakkan identifikasi dan sosialisasi khusus bagi para anggotanya. Sub-budaya mencakup kebangsaaan, agama, kelompok ras, dan wilayah geografis. 2. Faktor Sosial Selain faktor budaya, perilaku konsumen juga dipengaruhi oleh faktor-faktor sosial seperti kelompok acuan, keluarga, serta peran dan status sosial. Kelompok acuan seseorang terdiri dari semua kelompok yang memiliki pengaruh langsung (tatap muka) atau tidak langsung terhadap sikap atau perilaku seseorang tersebut. Kelompok yang mempunyai pengaruh langsung terhadap seseorang dinamakan kelompok keanggotaan. Beberapa kelompok keanggotaan merupakan kelompok primer, seperti keluarga, teman, tetangga, dan rekan kerja yang berinteraksi dengan seseorang secara terus-menerus dan informal. Orang juga menjadi anggota kelompok sekunder, seperti kelompok keagamaan, profesi, dan asosiasi perdagangan, yang cenderung lebih formal dan membutuhkan interaksi yang tidak begitu rutin. 3. Faktor Pribadi Keputusan pembeli juga dipengaruhi oleh karakteristik pribadi. Karakteristik tersebut meliputi usia dan tahap dalam siklus hidup; pekerjaan, keadaan ekonomi; kepribadian dan konsep-diri; serta nilai dan gaya hidup pembeli. Orang membeli barang dan jasa yang berbeda-beda sepanjang hidupnya. Konsumsi juga dibentuk oleh siklus hidup keluarga dan jumlah, usia, dan gender orang dalam rumah tangga pada satu saat. Pilihan produk sangat dipengaruhi oleh keadaan ekonomi dan pekerjaan seseorang: penghasilan yang dapat dibelanjakan (level, kestabilan, pola waktunya), tabungan dan aktiva (termasuk persentase yang lancar/liquid), utang, kemampuan untuk meminjam, dan sikap terhadap kegiatan berbelanja atau menabung. Pemasar barang yang peka terhadap harga terus-menerus memperhatikan kecenderungan penghasilan pribadi, tabungan, dan tingkat suku bunga. Orangorang yang berasal dari sub-budaya, kelas sosial, dan pekerjaan yang sama dapat memiliki gaya hidup dan kepribadian serta konsep-diri yang berbeda. 4. Faktor Psikologis Satu perangkat proses psikologis berkombinasi dengan karakteristik konsumen tertentu untuk menghasilkan proses keputusan dan keputusan pembelian. Tugas pemasar adalah memahami apa yang terjadi dalam kesadaran konsumen antara datangnya rangsangan pemasaran luar dan keputusan pembelian akhir. Empat proses psikologis penting persepsi, pembelajaran, dan memori motivasi, secara fundamental memengaruhi tanggapan konsumen terhadap berbagai rangsangan pemasaran. 2.5 Pengaruh Periklanan terhadap Keputusan Pembelian Konsumen Suatu presentasi penjualan yang baik, mendemonstrasikan, atau iklan menciptakan minat terhadap produk dan kemudian, dengan menggunakan ilustrasi bagaimana fitur produk akan memuaskan kebutuhan konsumen, maka akan tercipta tindakan pembelian (Lamb, Hair, dan McDaniel, 2001;159). Dan iklan dinilai berkualitas apabila pesan-pesan yang disampaikan mampu mendapat perhatian, menarik minat, membangkitkan keinginan, dan menghasilkan tindakan. Tujuan akhir dari periklanan adalah mendapatkan seseorang untuk membeli suatu produk atau jasa yang ditawarkan, dengan menciptakan keputusan pembelian konsumen. Melalui media iklan baik koran maupun brosur dapat memberikan banyak informasi produk yang sangat rinci dan dapat juga secara efektif mengkomunikasikan pengguna dan gambaran penggunaan. Dimana keinginan untuk membaca iklan ataupun brosur juga cukup tinggi. Sehingga promosi yang dilakukan perusahaan melalui media cetak akan lebih efektif.