BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Negara Indonesia merupakan salah satu sedang berkembang dan swasembada pangan. berswasembada gi zi sejak Meskipun pangan, namun tahun negara 1983 Indonesia masih yang sudah ber- sudah dapat mengalami masalah . Masalah gizi yang dihadapi bangsa Indonesia ini antara lain adalah masih rendahnya konsumsi baik ditinjau dari segi kuantitas dewasa protein maupun kualitasnya dapat mengurangi (Winarno, 1984). Masalah aktivitas kekurangan tubuh, yang gizi ini dapat mengakibatkan penurunan efisiensi kerja dan mempengaruhi keadaan sosial masyarakat serta perkembangan budaya bangsa. Oleh ekonomi sebab itu diperlukan pengadaan, memperbanyak atau mempertinggi serta mempertahankan berprotein tinggi kualitas (Winarno bah an makanan dan Rahman, 1974). yang 2 Alternatif untuk mengatasi masalah tersebut diupayakan suatu usaha untuk pemanfaatan dan peningkatan mutu sumber-sumber kalori dan protein. sumber kalori dan protein tersebut dapat berasal dari bahan pangan nabati atau hewani, dalam hal ini yaitu pemanfaatan air susu. Air susu merupakan bahan pangan yang tersusun zat-zat makanan dengan proporsi yang seimbang. utamanya adalah air, protein, lemak, oleh Penyusun hidrat arang, mineral, dan vitamin-vitamin (Adnan, 1984). Dilihat dari komponen air susu di atas, maka air susu merupakan komoditi dengan nilai nutrisi yang tinggi tetapi mempunyai sifat mudah rusak yang disebabkan mikroba. Oleh karena dikonsumsi dengan itu baik susu segar menjadi produk penang~nannya dan tinggi produk olahan dari agar air perlu susu adanya lain yang nilai masih pengolahan potensial, gizinya. Salah oleh dapat air mudah satu air susu tersebut yaitu tahu susu. Pengolahan air susu menjadi tahu susu dapat menjadi alternatif untuk menyelesaikan masalah penanganan dan 3 pengembangan industri air susu serta peningkatan gizi masyarakat. Tahu susu sebenarnya sudah mulai pembuatannya sudah mulai dirintis seperti di Sumatra Utara misalnya, dengan menggunakan penggumpal protein tangkai susu dikenal dibeberapa tahu buah (kasein) tempat, susu garam, data ilmiah mengenai tahu susu dibuat sebagai nenas dan diberi sampai dan sedikit saat ini masih belum ada (Nugraheni, 1989). Pada proses pembuatan tahu susu diperlukan penggumpal, diantaranya dapat berupa asam bahan (asam cuka) dan enzim (enzim bromelin) yang diperoleh dari ekstraksi buah nenas. Ditinjau dari tinggi yaitu 5,97 digunakan air kandungan persen, perasan penggumpal. Di samping perasan jeruk nipis asam maka jeruk itu dapat sitrat yang pada penelitian nipis sebagai diharapkan cukup ini bah an penggunaan air penerimaan meningkatkan konsumen terhadap tahu susu yang dihasilkan. Alasan penggunaan air perasan kandungan asam sitrat yang cukup jeruk tinggi, nipis selain juga karena 4 ketersediaannya (produksi) yang cukup tinggi pula. Selain itu diharapkan penggunaan air perasan jeruk nipis juga akan meningkatkan kegunaan jeruk nipis itu sendiri. Dalam pembuatan tahu susu dengan menggunakan penggumpal air perasan jeruk nipis dipengaruhi kualitas air susu, pH jeruk nipis, dan konsentrasi jeruk nipis yang digunakan, untuk perlu penelitian lebih lanjut guna itu mengetahui bahan oleh air dilakukan peranan air perasan jeruk nipis terhadap kualitas tahu susu. 1.2. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh konsentrasi air perasan jeruk nipis terhadap kadar kadar protein, serta terhadap tahu susu. tingkat penerimaan air, konsumen