BAB III KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 3.1. Kajian Teori 3.1.1. Pengertian Harga Harga adalah suatu nilai tukar dari produk barang maupun jasa yang dinyatakan dalam satuan moneter. Menurut Kotler dan Armstrong (2008:345), harga (price) adalah jumlah yang ditagihkan atas suatu produk dan jasa. Strategi harga (Lovelock et al 2011:26) adalah mekanisme finansial dimana pendapatan dihasilkan untuk mengimbangi biaya yang dikeluarkan untuk menyediakan layanan serta menciptakan surplus untuk laba. Dalam konsep new wave mareketing yang dikembangkan oleh Mark plus menjelaskan bahwa harga (price) sudah bersifat currency yang terus berubah menyesuaikan dengan berbagai faktor termasuk juga tingkat kustomisasi yang diinginkan oleh para pelanggan. Nilai yang dipersepsikan pelanggan (CPV - Customer Perceived Value) adalah selisih antara penilaian pelanggan prospektif atas semua manfaat dan biaya dari suatu penawaran terhadap alternatifnya (Kotler 2006:136). Persepsi (perception) adalah proses dimana kita memilih, mengatur, dan menerjemahkan masukan informasi untuk menciptakan gambaran dunia yang berarti. Dalam pemasaran, persepsi lebih penting dari pada realitas, karena persepsi yang mempengaruhi perilaku aktual konsumen. Orang bisa mempunyai persepsi berbeda tentang obyek yang sama karena tiga proses pemahaman: atensi selektif, distorsi selektif, dan retensi selektif (Kotler 2006:180). 14 15 Harga sangat berpengaruh terhadap keputusan pembelian seseorang, terutama untuk kalangan menengah ke bawah harga merupakan adalah sesuatu yang sangat sensitif dan utama. Strategi penentuan harga sangat signifikan dalam pemberian nilai kepada konsumen dan mempengaruhi citra produk, serta keputusan konsumen untuk membeli. Penentuan harga juga berhubungan dengan pendapatan dan turut mempengaruhi penawaran atau saluran pemasaran. Akan tetapi hal terpenting adalah keputusan dalam penentuan harga harus konsisten dengan strategi pemasaran secara keseluruhan. Strategi harga (Lovelock 2011 : 26 ) sering kali sangat dinamis dengan tingkat harga disesuaikan dari waktu ke waktu dengan faktor-faktor seperti tipe pelanggan, waktu dan tempat penghantaran, tingkat permintaan, dan kapasitas yang bisa disediakan. Dalam persaingan merebutkan konsumen, sebuah perusahaan harus dapat memahami konsumen dengan lebih baik dibanding pesaingnya. Salah satu aspek yang mempengaruhi perilaku konsumen adalah harga. Pergeseran-pergeseran paradigma, dinamika gaya hidup, serta berbagai perubahan lingkungan lain telah memberi dampak pada bagaiman konsumen memandang harga produk/jasa yang akan dikonsumsinya (Budiadi,2009). Pelanggan (Lovelock et al 2011:26 ) melihat harga sebagai bagian kunci dari biaya yang harus mereka keluarkan untuk mendapatkan manfaat yang diinginkan, untuk memperhitungkan apakah suatu layanan dirasakan layak atau bernilai (“worth it”). Mereka mungkin akan melihat tidak sebatas nilai uang belaka, namun juga menilai pengeluaran waktu dan upaya mereka. 16 Lovelock et all (2011:28) strategi harga adalah mekanisme finansial dimana pendapatan dihasilkan untuk mengimbangi biaya yang dikeluarkan untuk meneyediakan layanan serta menciptakan surplus untuk laba. Strategi harga seringkali sangat dinamis, dengan tingkat harga disesuaikan dari waktu ke waktu dengan faktor-faktor seperti pelanggan, waktu dan tempat penghantaran, tingkat permintaan, dan kapasitas yang disediakan. Lovelock et all (2011:164) strategi penetapan harga jasa sering kali tidak berhasil karena kurangnya asosiasi yang jelas antara harga dan nilai. Nilai bersifat subjektif dan tidak semua pelanggan memiliki keahlian untuk mengukur kualitas dan nilai yang mereka terima. 3.1.1.1. Tujuan Penetapan Harga Dalam memutuskan stategi penentuan harga harus diperhitungkan tujuan dari penentuan harga itu sendiri, antara lain: 1. Bertahan 2. Memaksimalkan laba 3. Memaksimalkan penjualan 4. Prestis 5. Pengembalain atas investasi (returns of investment –ROI) Sedangkan faktor faktor yang mempengaruhi penentuan harga adalah: 1. Positioning (pemosisian) jasa. 2. Sasaran perusahaan 3. Tingkat persaingan 4. Siklus hidup jasa 17 5. Elastisitas permintaan 6. Struktur biaya 7. Sumber daya yang digunakan 8. Kondisi ekonomi secara umum 9. Kapasitas jasa 3.1.1.2. Strategi Penetapan Harga Dasar-dasar strategi penetapan harga suatu perusahaan dapat digambarkan sebagai sebuah tripod dengan biaya bagi penyedia, persaingan, dan nilai bagi pelanggan sebagai ketiga kakinya (Lovelock dan Wright 2007:247). 3.1.1.3. Dimensi Persepsi Harga Menurut Schiffman dan Kanuk (2008:163), dimensi persepsi harga meliputi: 1) Konsumen mengetahui harga pasar jasa layanan yang ditawarkan 2) Harga jual sesuai kualitas yang diterima konsumen 3) Kualitas yang didapatkan konsumen sesuai dengan pengorbanan harga yang dikeluarkan Menurut Lichtenstein, Ridgway, dan Netemeyer dalam Budiadi (2009), terdapat tujuh konsep yang berhubungan dengan interprestasi dan persepsi harga. Lima diantara tujuh konsep tersebut mempengaruhi secara negatif probabilitas pembelian dengan semakin tingginya harga dan disebut sebagai peran negatif. Kelima konsep yang memiliki peran negatif tersebut adalah: 1) Price Consciousness ( Kesadaran Harga) 18 Kesadaran konsumen akan pentingnya harga yang rendah dalam membeli produk. Semakin rendah semakin dipilih sesuai dengan prefernsi harga. 2) Value Conciousness (Kesadaran Nilai Fisik Produk) Merupakan kesadaran konsumen akan pentingnya nilai produk yang diukur dari harga terhadap wujud/fisiknya. Semakin rendah harga dianggap semakin tinggi nilai produk tersebut, sehingga lebih dipilih. 3) Coupon Proneness Peningkatan kecenderungan untuk menanggapi tawaran pembelian karena bentuk kupon dari penawaran pembelian secara positif mempengaruhi evaluasi pembelian. 4) Sale Pronsness (Potongan Harga) Merupakan peningkatan kecenderungan untuk menanggapi penawaran pembelian karena bentuk penjualan di mana harga tersebut disajikan secara positif mempengaruhi evaluasi pembelian. Variabel ini berkaitan dengan persepsi konsumen mengenai produk-produk yang ditawarkan dalam potongan harga. Potongan harga dianggap menguntungkan karena harganya lebih rendah dari harga semestinya. 5) Price mavenism Sejauh mana seseorang menjadi sumber untuk informasi harga untuk berbagai jenis produk dan tempat untuk berbelanja untuk harga terendah, memulai diskusi dengan konsumen dan menanggapi permintaan dari konsumen untuk informasi harga pasar. 19 Sedangkan dua konsep yang lainnya memiliki peran positif tersebut yaitu: 6) Price quality scheme (Skema Harga - Kualitas) Hubungan harga – kualitas berkaitan dengan anggapan bahwa harga produk sebanding dengan kualitasnya. 7) Prestige sensitivity (Harga Prestis) Hubungan harga dan prestis berkaitan dengan anggapan bahwa produk yang dibeli menunjukkan status atau gengsi. Persepsi Harga Kesadaran Harga Kesadaran Nilai Informasi harga Skema harga Prestise Keputusan Pembelian Pengenalan Kebutuhan Pencarian evaluasi Keputusan Perilaku Gambar 3.1. Korelasi Antar Dimensi Persepsi Harga dengan Keputusan Pembelian Sumber : Berbagai literatur (2013) 3.1.2. Tempat Menurut Kotler dan Armstrong (2006:63) tempat adalah “kegiatan perusahaan yang membuat produk tersedia bagi sasaran”. Tempat merupakan saluran distribusi yaitu serangkaian organisasi yang saling tergantung yang saling terlihat dalam proses untuk menjadikan produk atau jasa siap untuk digunakan atau dikonsumsi. Menurut Lupiya - Hamdani (2008:73) tempat dalam jasa merupakan gabungan antara lokasi dan keputusan atas saluran distribusi, dalam hal ini 20 berhubungan dengan bagaimana cara penyampaian jasa kepada konsumen dan dimana lokasi yang strategis. Tempat Letak Distribusi Keputusan Pembelian Pengenalan Kebutuhan Pencarian evaluasi Keputusan Perilaku Gambar 3.2. Korelasi Antar Dimensi Tempat dengan Keputusan Pembelian Sumber : Berbagai literatur (2013) Lokasi berhubungan dengan di mana perusahaan harus bermarkas dan melakukan operasi atau kegiatannya. Dalam hal ini ada tiga Jenis interaksi yang mempengaruhi lokasi yaitu : 1. Konsumen mendatangani pemberi jasa (perusahaan) Apabila keadannya seperti ini maka lokasi menjadi sangat penting. Perusahaan sebaiknya memilih tempat dekat dengan konsumen sehingga mudah dijangkau, dengan kata lain harus strategis. 2. Pemberi Jasa mendatangi konsumen Dalam hal ini lokasi tidak terlalu penting, tetapi yang harus diperhatikan adalah penyampaian jasa harus tetap berkualitas 3. Pemberi jasa dan konsumen tidak bertemu secara langsung Berarti penyedia jasa dan konsumen berinteraksi melalui sarana tertentu telepon, komputer atau surat. Dalam hal ini lokasi menjadi sangat tidak penting selama komunikasi antara kedua pihak terlaksana dengan baik 21 Saluran distribusi juga dapat melalui organisasi maupun orang lain. Dalam penyampaian jasa ada tiga pihak yang terlibat yaitu : 1. Penyedia jasa. 2. Perantara. 3. Konsumen. Sehubungan dengan saluran distribusi maka perusahaan harus dapat memilih saluran yang tepat untuk penyampaian jasanya, sebab akan sangat mempengaruhi kualitas jasa yang diberikan. Saluran distribusi yang dapat dipilih antara lain : 1. Penjual lagsung (direct sales) 2. Agen (agent) atau broker 3. Agen/broker penjual atau pembeli 4. Waralaba (franchise) dan pengantar jasa terkontrak (contracted service deliverres) 3.1.3. Promosi 3.1.3.1. Pengertian promosi Menurut Lupiyadi – Hamdani (2008:120) promosi merupakan salah satu variabel dalam bauran pemasaran yang sangat penting dilaksanakan oleh perusahaan oleh perusahaan dalam memasarkan produk jasa. Kegiatan promosi bukan saja berfungsi sebagai alat komunikasi antara perusahaan dengan konsumen melainkan juga sebagai alat untuk mempengaruhi konsumen dalam kegiatan pembelian atau penggunaan jasa sesuai dengan keinginan dan kebutuhannya. 22 Lovelock dan Wright (2007:27) tidak ada program pemasaran yang dapat sukses tanpa komunikasi yang efektif. Komponen ini memiliki tiga peran penting : 1. Menyediakan informasi dan saran yang dibutuhkan 2. Meyakinkan target pelanggan akan kebaikan dari sebuah merek atau produk 3. Dan mendorong mereka untuk mengambil tindakan dalam satu waktu tertentu 3.1.3.2. Dimensi Promosi Perangkat promosi menurut Lupiyadi – Hamdani (2008 :120) 1. Periklanan Terdapat beberapa tujuan periklanan 1) Iklan yang bersifat member informasi (informative advertising) Iklan yang secara panjang lebar menerangkan produk jasa dalam tahap rintisan (perkenalan) guna menciptakan permintaan atas produk tersebut 2) Iklan membujuk (persuasive advertising) Iklan menjadi penting dalam situasi persaingan dimana sasaran perusahaan adalah menciptakan permintaan yang selektif akan merek tertentu. 23 3) Iklan Pengingat (reminder advertising) Iklan ini akan sangat penting dalam tahap kedewasaan (maturity) suatu produk untuk menjaga agar konsumen selalu ingat akan produk tersebut. 4) Iklan pemantapan (reinforcement advertising) Iklan yang berusaha meyakinkan para pembeli bahwa mereka telah mengambil pilihan yang tepat. 2. Penjualan Perorangan (personal selling) Sifat penjualan perorangan dapat dikatakan lebih luwes karena tenaga penjualan dapat secara langsung menyesuaikan penawaran penjualan dengan kebutuhan dan perilaku masing masing calon pembeli (Lupiyoadi – Hamdani 2008: 120). Penjualan perseorangan mempunyai peranannn yang penting dalam pemasaran jasa karena : 1) Interaksi secara personal antara penyedia jasa dan konsumen sangat penting. 2) Jasa tersebut disediakan oleh orang bukan oleh mesin. 3) Orang merupakan bagin dari produk jasa. 3. Promosi penjualan Definisi promosi penjualan menurut Kennedy dan Soemanagara (2006) adalah sebagai arahan langsung dimana terjadinya pengoperan nilai atau insentif terhadap produk kepada kekuatan penjualan, distribusikan dengan tujuan utama terjadinya penjualan penjualan secara langsung. Menurut Kotler dan Armstrong (2008:204) promosi penjualan adalah 24 insentif jangka pendek untuk mendorong pembelian atau penjualan sebuah produk atau jasa. Promosi penjualan menurut Lupiyoadi – Hamdani (2008) adalah semua kegiatan untuk meningkatkan arus barang atau jasa dari produsen sampai pada penjualan. Promosi penjualan dapat diberikan kepada : 1) Konsumen berupa penawaran cuma-cuma, sampel, demo produk. 2) Perantara berupa diskon,barang cuma-cuma,penghargaan. 3) Tenaga penjualan berupa bonus, penghargaan dan hadiah untuk tenaga penjulan terbaik 4. Hubungan Masyarakat (public relation - PR) Hubungan masyarakat sangat peduli terhadap beberapa tugas pemasaran antara lain: 1) Membangun citra 2) Mendukung aktivitas komunikasi lainnya 3) Mengatasi permasalahan dan isu yang ada 4) Memperkuat positioning perusahaan 5) Mempengaruhi publik yang spesifik 6) Mengadakan peluncuran untuk produk/jasa baru. Program hubungan masyarakat 1) Publikasi 2) Acara-acara penting 3) Hubungan dengan investor 4) Pameran 25 5) Mensponsori beberapa acara 5. Informasi dari mulut ke mulut (words of mouth) Jenis promosi ini merupakan jenis promosi yang paling efektif dan effisen karena pelanggan dengan suka rela mempromosikan tanpa harus dibayar, pelanggan akan menceritakan pengalamannya dan mempengaruhi orang yang mendengarnya. 6. Pemasaran Langsung (direct Marketing) Terdapat enam area pemasaran langsung yaitu: 1) Direct mail 2) Mail order 3) Direct response 4) Direct selling 5) Telemarketing 6) Digital Marketing Sedangkan menurut Lovelock et al (2011:203) dimensi promosi terdiri atas : 1. Komunikasi personal Hubungan interpersonal di mana berbagai upaya dikerahkan untuk mendidik pelanggan dan mendorong pemilihin merek atau produk tertentu disebut juga penjualan personal (Lovelock et al 2011:207). Contohnya : Layanan pelanggan, pelatihan, telemarketing dan mulut ke mulut 2. Periklanan 26 Sebagai bentuk komunikasi yang paling dominan dalam consumer marketing (pemasaran yang ditujukan pada pelanggan secara massal), iklan sering kali menjadi titik awal kontak antara pemasar jasa dan pelanggan mereka, yang berfungsi untuk membangun kesadaran, menginformasikan, membujuk dan mendidik Pelanggan mengenai fitur produk dan kapabilitasnya (lovelock et al 2011:204). Contohnya : penyiaran, cetak, internet dan surat menyurat 3. Promosi Penjualan Promosi penjualan biasanya terbatas pada periode waktu tertentu, harga atau kelompok pelanggan terkadang ketiganya. Biasanya tujuannya adalah untuk mempercepat keputusan membeli atau memotivasi pelanggan untuk menggunakan jasa tertentu dengan segera dalam volume yang lebih besar pada setiap pembelian atau lebih sering membeli. Promosi penjualan pada perusahaan jasa mungkin dapat berupa sampel, kupon dan diskon (Lovelock et al 2011:207).. 4. Publisitas dan Hubungan masyarakat Hubungan masyarakat melibatkan upaya untuk menstimulasi minat positif dalam organisasi dan produknya dengan memberikan siaran berita, konferensi pers, menyelengarakan event khusus, sponsorship yang bisa diliput media yang dilakukan oleh pihak ketiga (Lovelock et al 2011:205). 5. Materi Pembelajaran Kategori ini mencakup sarana seperti surat email dan pesan teks. Saluran ini memberikan potensi pesan personal yang dikirimkan kepada segmen 27 terbatas yang disasar secara khusus. Strategi langsung seperti ini cenderung berhasil saat pemasar memiliki basis data informasi yang rinci mengenai pelanggan dan calon pelanggan (Lovelock et al 2011:205). Contohnya : situs web, brosur, perangkat lunak cd-room dan buku petunjuk 6. Rancangan Korporat Rancangan korporat menjadi kunci dalam menjamin konsistensi gaya dan pesan yang dikomunikasikan melalui saluran saluran bauran komunikasi perusahaan. Tujuannya adalah untuk memberikan tema yang seragam dan mudah dikenal yang menghubungkan seluruh sistem operasional perusahaan dalam memberikan pengalaman layanan khas merek melalui pengunaan bukti fisik yang strategis (Lovelock et al 2011:221). Contohnya papan nama, dekorasi interior, kendaraan, peralatan, alat tulis, seragam. Promosi Komunikasi personal Periklanan Promosi penjualan Materi Rancangankorporat Keputusan Pembelian Pengenalan Kebutuhan Pencarian Evaluasi Keputusan Perilaku Gambar 3.3. Korelasi Antar Dimensi Promosi dengan Keputusan Pembelian Sumber : Berbagai literatur (2013) 3.1.3.3. Tujuan Promosi Ada beberapa tujuan yang terdapat dalam promosi yaitu: 28 1. Menginformasikan, maksudnya adalah menginformasikan pasar tentang produk baru, mengemukakan manfaat baru sebuah produk, menginformasikan pasar tentang perubahan harga, menjelaskan bagaimana produk bekerja, menggambarkan jasa yang tersedia, memperbaiki kesan yang salah, mengurangi ketakutan pembeli, membangun citra perusahaan. 2. Membujuk, maksudnya mengubah persepsi mengenai atribut produk agar diterima pembeli. 3. Mengingatkan, maksudnya agar produk tetap diingat pembeli sepanjang masa, mempertahankan kesadaran akan produk yang paling mendapat perhatian. Setelah diadakan Promosi diharapkan audiens, yaitu adanya pembelian dan kepuasan yang tinggi. Pembelian adalah akhir dari proses komunikasi. Pembeli juga memiliki keterikatan yang tinggi dengan produk yang dikonsumsinya 3.1.4. Keputusan pembelian Keputusan pembelian konsumen adalah tindakan yang langsung terlibat dalam mendapatkan, mengkomsumsi dan menghabiskan produk dan jasa termasuk proses keputusan yang mendahului dan menyusuli ini. Pada tingkat pembuat keputusan individu konsumen memiliki tiga peran yaitu 1. Pembayar 2. Pengguna 3. Pembeli Ketiga peran tersebut bisa jadi dilakukan oleh individu sendirian atau bahkan masing-masing peran di atas diperankan oleh individu-individu yang 29 saling berbeda. Dalam proses keputusan pembelian dari konsumen mencakup 5 hal dimana konsumen harus memutuskan yaitu : 1. Where to buy 2. When to buy 3. What to Buy 4. Where to Buy 5. How to Pay Demikian Pula dalam melaksanakan niat pembelian konsumen tersebut dapat membuat 5 sub keputusan yaitu : 1. Keputusan terhadap merk (brand decision) 2. Keputusan terhadap penyalur (vendor decision) 3. Keputusan terhadap jumlah produk (quantity decision) 4. Keputusan terhadap waktu pembelian (timming decision) 5. Keputusan metode pembayaran Menurut Kotler & Keller (2006:215) faktor faktor yang mempengaruhi perilaku pembelian konsumen adalah 1. Faktor Budaya Menurut Kotler (2005) kebudayaan adalah nilai-nilai dasar persepsi keinginan dan perilaku yang dipelajari oleh anggota suatu masyarakat 2. Faktor Sosial Faktor faktor sosial seperti Kelompok acuan 30 Keluarga Peran dan status 3. Faktor Pribadi Karakteristik pribadi meliputi Usia dan tahap siklus hidup Pekerjaan dan lingkungan ekonomi Kepribadian dan konsep diri Nilai dan gaya hidup 4. Faktor Psikologis Ada empat proses proses psikologis yang secara fundamental mempengaruhi tanggapan konsumen terhadap berbagai rangsangan pemasaran Motivasi Persepsi Pembelajaran Memori Kotler dan Armstrong (2008:179) Menyatakan ada lima tahap dalam proses pengambilan keputusan pembelian yaitu : Pengenalan Kebutuhan Pencarian Informasi Evaluasi Alternatif Keputusan Pembelian Perilaku pasca pembelian 31 Pengenalan Kebutuhan Pencarian informasi Evaluas i altenatif Keputusan Pembelian Perilaku pascapem belian Gambar 3.4. Tahap Dalam Proses Pengambilan Keputusan Pembelian Sumber : Kotler (2008) 1. Tahap pengenalan kebutuhan Proses pembelian dimulai dengan pengenalan kebutuhan (need recognition) pembeli menyadari suatu masalah atau kebutuhan. Kebutuhan dapat dipicu oleh rangsangan internal (rasa lapar, haus) timbul pada tinggat yang cukup tinggi dan juga rangsangn eksternal ( Iklan ) 2. Tahap pencarian informasi. Konsumen dapat memperoleh informasi dari beberapa sumber, sumber ini meliputi sumber pribadi (keluarga, teman, tetangga), sumber komersial (iklan wiraniaga, web), sumber publik ( media massa, pencarian internet ) dan sumber pengalaman (penanganan, pemeriksaan, pemakaian produk) 3. Tahap Evaluasi Alternatif Evaluasi alternatif yaitu tahap proses pembelian di mana konsumen mengunakan informasi untuk mengevaluasi merek alternatif dalam sekelompok pilihan. 4. Keputusan Pembelian Keputusan pembelian adalah membeli merek yang paling disukai, tetapi dua faktor bisa berada antara niat pembelian dan keputusan 32 pembelian. Faktor pertama adalah sikap orang lain dan faktor yang kedua adalah faktor situasional yang tidak diharapkan. 5. Perilaku Pascapembelian Setelah membeli produk konsumen akan merasa puas atau tidak puas dan terlibat dalam perilaku pasca pembelian yang harus diperhatikan oleh pemasar. Jika produk tidak memenuhi ekspektasi, konsumen kecewa; jika produk memenuhi ekspektasi, konsumen puas; Jika produk melebihi ekspektasi, konsumen puas. 3.1.5. Penelitian terdahulu Tabel 3.1. Penelitian Terdahulu Nama Peneliti Judul Penelitian Variabel yang diteliti DR. Rudy Jacub dan Aripin (2008) Jurnal Pengaruh Harga dan Promosi terhadap Tingkat Penjualan (studi kasus pelumas prima XP PT Pertamina) Harga dan promosi terhadap tingkat penjualan DR. Senen Machmud dan Trisnaningsi h (2009) Jurnal Pengaruh Promosi danAgen Penjualan Terhadap Tingkat Penjualan Tiket Penumpang Kapal Laut (studi kausal PT Pelni – Jakarta) Promosi dan agen penjualan terhadap tingkat penjualan Teknis Analisis yang Digunakan Regresi Berganda Regresi Linier Hasil Penelitian Harga jual dan promosi secara bersama sama mempengar uhi tingkat penjualan Promosi dan agen penjualan berhubunga n dengan tingkat penjualan 33 Prof. Sabinen Ada & Mahdalena (2010) Jurnal Dr. Senen Mahmud & Markahasa Timbul (2009) Jurnal Bakri Hutajulu Pengaruh Harga dan Promosi terhadap PEnjualan Kartu AS (Studi kausal PT Telkomsel Kota Administrasi Mataram – NTB) Pengaruh karakteristik produk dan Harga Terhadap keputusam Membeli (Studi kausal pelanggan Toyota Kijang Innova di Bandung) Pengaruh Kualitas Produk dan Promosi terhadap tingkat penjualan (Studi kusal The Dua Tang PT Dua Serpack Inti) Pengaruh Harga dan promosi terhadap penjulan kartu as Regresi Linier Harga dan Promosi memiliki pengaruh terhadap penjualan katuy AS Karekteristik Produk dan Harga terhadap keputusan membeli. Analisis Regresi Karakteristi k produk dan Harga berpengaruh terhadap keputusan pelanggan untuk membeli Kualitas Produk dan Promosi terhadap tingkat penjualan Regresi Berganda Produk dan promosi masing masing berpengaruh signifikan terhadap tingkat penjulan Sumber : Berbagai jurnal dan tesis 3.2. Kerangka Pemikiran Suriasumantri, 1986 dalam (Sugiyono, 2010:92) mengemukakan bahwa seorang peneliti harus menguasai teori-teori ilmiah sebagai dasar menyusun kerangka pemikiran yang membuahkan merupakan penjelasan sementara terhadap hipotesis. gejala Kerangka pemikiran yang menjadi objek permasalahan. Kriteria utama agar suatu kerangka pemikiran adalah alur-alur pemikiran yang logis dalam membangun suatu berpikir yang membuahkan kesimpulan yang berupa hipotesis. Jadi kerangka berpikir merupakan sintesa 34 tentang hubungan antara variabel yang disusun dari berbagai teori yang telah dideskripsikan. Selanjutnya dianalisis secara kritis dan sistematis, sehingga menghasilkan sintesa tentang hubungan antara variabel penelitian. Sintesa tentang hubungan variabel tersebut, selanjutnya digunakan untuk merumuskan hipotesis. Berdasarkan atas pengamatan atas fenomena - fenomena yang terjadi dan studi atas literatur maka peneliti mengembangkan kerangka berpikir untuk penelitian ini. Berikut kerangka berpikir yang dikembangkan penulis : PERSEPSI HARGA (X1) H1 TEMPAT (X2) H2 PROMOSI (X3) H3 KEPUTUSAN PEMBELIAN H4 Gambar 3.5. Model Penelitian Sumber : Berbagai literatur (2013) 3.3. Hipotesis Hipotesis adalah dugaan sementara terhadap masalah penelitian yang masih harus dibuktikan sehingga harus diuji secara empiris. Berdasarkan rumusan masalah maka hipotesis yang akan di uji: 35 H1 : Persepsi harga berpengaruh terhadap keputusan pembelian H2 : Tempat berpengaruh terhadap keputusan pembelian H3 : Promosi berpengaruh terhadap keputusan pembelian H4 : Persepsi harga, tempat dan promosi berpengaruh terhadap keputusan pembelian secara bersama.