ANALISIS PENGARUH TINGKAT INFLASI, HARGA MINYAK DUNIA, HARGA EMAS DUNIA, DAN KURS RUPIAH TERHADAP JAKARTA ISLAMIC INDEX DI BURSA EFEK INDONESIA (PERIODE JANUARI 2005 – MARET 2012) Septian Prima Rusbariandi Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma ABSTRAK Jakarta Islamic Index (JII) merupakan salah satu indeks saham di Indonesia yang menghitung indeks harga rata-rata saham untuk jenis kegiatan usaha yang memenuhi kriteria syariah. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh antara Tingkat Inflasi, Harga Minyak Dunia, Harga Emas Dunia, dan Kurs Rupiah terhadap Jakarta Islamic Index Di Bursa Efek Indonesia, dengan periode pengamatan selama Januari 2005 – Maret 2012. Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang bersifat kuantitatif yang terdiri dari data bulanan variabel JII dan variabel ekonomi makro yang meliputi Tingkat Inflasi, Harga Minyak Dunia, Harga Emas Dunia, dan Kurs Rupiah. Metode analisis yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda, Uji asumsi klasik dan Uji koefisien determinasi. Pengolahan data tersebut dilakukan dengan menggunakan aplikasi PASW Statistics 18 for Windows. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara parsial Tingkat Inflasi dan Kurs Rupiah berpengaruh negatif dan signifikan terhadap JII. Harga Emas Dunia tidak berpengaruh signifikan terhadap JII. Sedangkan Harga Minyak Dunia mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap JII. Hasil uji koefisien determinasi menunjukkan bahwa nilai Adjusted R Square = 43,5%, yang berarti pergerakan perubahan variabel terikat (JII) dapat dijelaskan atau dipengaruhi oleh pergerakan perubahan variabel bebas (Tingkat Inflasi, Harga Minyak Dunia, Harga Emas Dunia, dan Kurs Rupiah) sebesar 43,5%, sedangkan sisanya 56,5% dijelaskan atau dipengaruhi oleh variabelvariabel lainnya yang tidak diikutsertakan dalam penelitian ini. Kata Kunci: Saham Syariah, Jakarta Islamic Index, Indikator Makroekonomi, Risiko Sistematis, Regresi Linier Berganda. PENDAHULUAN Latar Belakang Perkembangan kegiatan investasi dewasa ini telah mengalami kemajuan yang sangat pesat. Hal itu seiring dengan meningkatnya pengetahuan masyarakat tentang bagaimana praktek berinvestasi secara optimal serta didukung dengan kondisi perekonomian dalam negeri yang cukup stabil. Bentuk investasi yang juga menarik perhatian para investor saat iniialah investasi pada aset finansial menurut syariah Islam. Banyak cara yang dapat ditempuh untuk melakukan investasi keuangan yang sesuai dengan syariah Islam. Salah satunya ialah investasi dengan pemilikan efek syariah dalam bentuk pembelian saham yang dapat dilakukan di pasar modal syariah. Langkah awal perkembangan transaksi saham syariah pada pasar modal Indonesia tercatat dengan hadirnya Indeks Syariah atau Jakarta Islamic Index (JII) pada bulan Juli tahun 2000. Jakarta Analisis Pengaruh Tingkat Inflasi, Harga Minyak Dunia, Harga Emas Dunia, dan Kurs Rupiah terhadap Jakarta Islamic Index di Bursa Efek Indonesia (Periode Januari 2005 – Maret 2012) 1 Islamic Index (JII) sendiri merupakan kelompok saham yang memenuhi kriteria investasi syariah Islam dalam pasar modal Indonesia. Saham syariah yang menjadi konstituen JII terdiri dari 30 saham yang merupakan saham-saham syariah paling likuid dan memiliki kapitalisasi pasar yang besar. Walaupun masih terbilang baru dalam industri pasar modal Indonesia, namun sampai pada tahun 2011 kemarin kinerja Jakarta Islamic Index cukup menjanjikan, hal tersebut dapat diterlihat dari pergerakan indeks saham syariah dan juga pertumbuhan kapitalisasi pasar JII yang pada kurun waktu 4 tahun terakhir cenderung terus mengalami peningkatan. Berfluktuasinya pergerakan indeks dalam industri pasar modal memang sudah seharusnya ditanggapi dengan serius olah para investor. Dalam prakteknya di lapangan, sudah menjadi kewajiban bagi para investor untuk memperhatikan segala situasi yang akan terjadi, baik itu situasi yang pasti maupun situasi tidak pasti. Khusus dalam keadaan tidak pasti, seorang investor dituntut untuk lebih berhati-hati. Jika tidak berhati-hati, kemungkinan keuntungan yang diharapkan untuk diperoleh akan berubah menjadi kerugian atau jauh lebih kecil daripada yang diharapkan. Berbagai risiko dapat menghadang serta menghancurkan investasi yang telah dengan susah payah dilakukan (Khalwaty, 2000). Secara umum risiko dikelompokkan menjadi dua jenis, yaitu risiko sistematis dan risiko tidak sistematis. Risiko yang dapat dieliminasi dengan diversifikasi disebut dengan risiko tidak sistematis (unsystematic risk), dan risiko yang tidak dapat dikendalikan dengan diversifikasi disebut dengan risiko sistematis (systematic risk) atau disebut juga risiko pasar. Risiko sistematis (systematic risk) atau risiko pasar merupakan risiko yang ditimbulkan dari faktor-faktor fundamental makroekonomi, seperti tingkat inflasi, kurs valuta asing, kebijakan pemerintah dan sebagainya. Kondisi makroekonomi merupakan faktor penting yang harus dipertimbangkan, karena faktor ini merupakan bagian dari kondisi yang disebabkan oleh faktor-faktor eksternal seperti stabilitas politik dan keamanan, hukum, sosial, budaya, pendidikan serta ketidakpastian lingkungan. Adanya ketidakstabilan faktor-faktor eksternal akan menyebabkan investasi menjadi lebih berisiko, dan hal ini akan berdampak pada penurunan kinerja pasar modal (Sudiyatno dan Nuswandhari, 2009). Sehubungan dengan pentingnya perhatian terhadap kondisi ekonomi makro yang menjadi bagian dari risiko sistematis, pasar modal syariah Indonesia yang kinerjanya tercermin pada indeks syariah JII pun tidak bisa menampik akan hadirnya risiko-risiko tersebut. Sebagaimana diketahui, variabel-variabel indikator ekonomi makro seperti harga minyak dunia, harga emas dunia, laju inflasi sampai pada tingkat kurs rupiah terhadap mata uang asing terus senantiasa berfluktuasi di setiap periodenya sehingga terindikasi berpengaruh terhadap kegiatan investasi di pasar modal. ketika kondisi perekonomian sedang mengalami kelesuan serta diperparah dengan tingkat inflasi pada skala yang tinggi, maka tentunya akan sulit untuk mengharapkan gairah di pasar modal menjadi lebih berkembang. Fenomena seperti ini justru akan menjadikan gairah investasi tidak lagi menjadi menarik di mata investor, sehingga membuat para investor mengalihkan dana yang sudah diinvestasikannya dalam bentuk saham ke dalam bentuk investasi lainnya. Akibatnya hal ini akan memicu menurunnya kinerja perusahaan yang kemudian berdampak terhadap harga pasar saham (Adib, 2009). Pergerakan harga minyak mentah dunia yang berfluktuasi juga merupakan suatu indikasi yang mempengaruhi pasar modal suatu negara. Kenaikan harga minyak mentah dunia secara tidak langsung akan berimbas pada sektor ekspor dan impor suatu negara. Bagi [Type text] Analisis Pengaruh Tingkat Inflasi, Harga Minyak Dunia, Harga Emas Dunia, dan Kurs Rupiah terhadap Jakarta Islamic Index di Bursa Efek Indonesia (Periode Januari 2005 – Maret 2012) 2 negara pengekspor minyak, kenaikan harga minyak mentah dunia merupakan keuntungan tersendiri bagi perusahaan. Karena harga minyak yang melonjak tinggi membuat para investor cenderung menginvestasikan dananya ke berbagai sektor komoditi minyak dan pertambangannya. Namun jika harga minyak sedang turun para investor cenderung mencari keuntungan dengan cara menjual sahamnya. Investasi dalam bentuk emas dipercaya sebagai salah satu komoditi yang menguntungkan disebabkan selain harganya yang cenderung mengalami peningkatan, emas juga merupakan bentuk investasi yang sangat liquid, karena dapat diterima di wilayah atau di negara mana pun. Ketika potensi imbalan (return) berinvestasi dalam saham atau obligasi tidak lagi menarik dan dianggap tidak mampu mengompensasi risiko yang ada, maka investor akan mengalihkan dananya ke dalam aset riil seperti logam mulia atau properti yang dianggap lebih layak dan aman (Iman, 2009). Sementara itu, nilai kurs rupiah terhadap dollar AS menjadi salah satu faktor yang turut mempengaruhi pergerakan indeks saham di pasar modal Indonesia. Kestabilan pergerakan nilai kurs menjadi sangat penting, terlebih bagi perusahaan yang aktif dalam kegiatan ekspor impor yang tidak dapat terlepas dari penggunaan mata uang asing yaitu dollar Amerika Serikat sebagai alat transaksi atau mata uang yang sering digunakan dalam perdagangan. Fluktuasi nilai kurs yang tidak terkendali dapat mempengaruhi kinerja perusahaanperusahaan yang terdaftar di pasar modal. Pada saat nilai rupiah terdespresiasi dengan dollar Amerika Serikat, harga barang-barang impor menjadi lebih mahal, khususnya bagi perusahaan yang sebagaian besar bahan bakunya menggunakan produk-produk impor. Peningkatan bahan-bahan impor tersebut secara otomatis akan meningkatkan biaya produksi dan pada akhirnya terindikasi berpengaruh pada penurunan tingkat keuntungan perusahaan, sehingga hal ini akan berdampak pula pada pergerakan harga saham perusahaan yang kemudian memacu melemahnya pergerakan indeks harga saham (Witcaksono, 2010). Berangkat pentingnya perhatian indikator makroekonomi terhadap Indeks Harga Saham serta mengingat perkembangan investasi saham syariah dalam industri pasar modal syariah di Indonesia yang sekarang ini sedang berkembang cukup pesat, maka peneliti termotivasi memfokuskan penelitian untuk mengetahui apakah variabelvariabel indiktor ekonomi makro tersebut juga dapat mempengaruhi pergerakan indeks saham syariah Jakarta Islamic Index (JII) di Bursa Efek Indonesia. Berdasarkan latar belakang yang tersebut, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang dikemas dengan judul: “Analisis Pengaruh Tingkat Inflasi, Harga Minyak Dunia, Harga Emas Dunia, dan Kurs Rupiah terhadap Jakarta Islamic Index di Bursa Efek Indonesia (Periode Januari 2005 – Maret 2012)”. Rumusan Masalah Adapun perumusan masalah yang dikemukakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Apakah terdapat pengaruh antara tingkat inflasi, harga minyak dunia, harga emas dunia dan kurs rupiah secara parsial terhadap Jakarta Islamic Index (JII) di Bursa Efek Indonesia? 2. Seberapa besar pengaruh tingkat inflasi, harga minyak dunia, harga emas dunia dan kurs rupiah terhadap Jakarta Islamic Index (JII) di Bursa Efek Indonesia? Batasan Masalah 1. Objek penelitian adalah indeks saham syariah Jakarta Islamic Index (JII) yang terdapat pada BEI selama periode Januari 2005 sampai Maret 2012. [Type text] Analisis Pengaruh Tingkat Inflasi, Harga Minyak Dunia, Harga Emas Dunia, dan Kurs Rupiah terhadap Jakarta Islamic Index di Bursa Efek Indonesia (Periode Januari 2005 – Maret 2012) 3 2. Variabel-variabel yang diujikan dalam penelitian ini terbagi menjadi 2 bagian, yaitu: (a) Variabel Bebas (Independent variable) yang terdiri dari tingkat inflasi, harga minyak dunia, harga emas dunia dan kurs rupiah per dollar AS selama periode Januari 2005 sampai Maret 2012. (b) Variabel Terikat (Dependent variable) yaitu indeks saham syariah Jakarta Islamic Index (JII) selama periode Januari 2005 sampai Maret 2012. 3. Alat analisis dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan Analisis Regresi Linier Berganda, Uji Asumsi Klasik serta pengujian hipotesis dengan Uji statistik parsial (Uji t). Tujuan Penelitian Secara rinci tujuan dilakukannya penelitian ini adalah: 1. Menganalisis pengaruh antara inflasi, harga minyak dunia, harga emas dunia dan kurs rupiah secara parsial terhadap Jakarta Islamic Index (JII) di Bursa Efek Indonesia. 2. Menganalisis Seberapa besar pengaruh tingkat inflasi, harga minyak dunia, harga emas dunia dan kurs rupiah terhadap Jakarta Islamic Index (JII) di Bursa Efek Indonesia. Kerangka Pemikiran 1) Pengaruh tingkat inflasi terhadap indeks harga saham. Inflasi yang semakin tinggi menjadi sinyal negatif bagi para investor yang berinvestasi di pasar modal. Investor akan cenderung melepas sahamnya jika terjadi peningkatan inflasi, terlebih pada saat terjadi inflasi yang tidak terkendali (hiperinflasi). Hal ini karena peningkatan inflasi yang tinggi menyebabkan kenaikan risiko investasi pada saham. Di samping itu, juga diiringi oleh pesimisme investor tentang kemampuan dari modal dalam menghasilkan laba di masa kini dan masa mendatang (Mankiw, 2000:434). Kecendrungan para investor untuk melepas sahamnya akan menyebabkan harga saham tersebut menjadi turun. Terjadinya penuruan harga saham ini akan tercermin pada indeks harga saham. 2) Pengaruh harga minyak dunia terhadap indeks harga saham. Minyak mentah atau yang juga dikenal sebagai Crude Oil merupakan komoditas dan kebutuhan utama dunia saat ini. Semenjak peristiwa bersejarah bangkrutnya Lehman Brothers yang mempercepat terjadinya krisis ekonomi global pada musim semi 2008, korelasi positif yang kuat terus tampak antara harga minyak dan bursa saham secara global termasuk bursa saham di Indonesia (Sidarta, 2010). Hal ini terjadi karena Investor pasar modal menganggap bahwa naiknya hargaharga energi merupakan pertanda meningkatnya permintaan global, yang berarti membaiknya pemulihan ekonomi global pasca krisis. Sebaliknya, harga energi yang turun mencerminkan melemahnya pemulihan ekonomi global. Dengan begitu, jika harga minyak mentah meningkat, ekspektasi terhadap membaiknya kinerja perusahaan-perusahaan juga akan meningkat dan otomatis harga sahamnya akan ikut terkerek naik. 3)Pengaruh harga emas dunia terhadap indeks harga saham. Kenaikan harga emas akan mendorong investor untuk memilih berinvestasi di emas dari pada pasar modal. Sebab dengan resiko yang relatif lebih rendah, emas dapat memberikan hasil imbal balik yang baik dengan kenaikan harganya. Ketika banyak investor yang mengalihkan investasinya kedalam bentuk emas batangan, hal ini mengakibatkan turunnya indeks saham di negara bersangkutan karena aksi jual yang dilakukan investor (Witcaksono, 2010). Namun, di Indonesia dengan penduduk mayoritas beragama muslim [Type text] Analisis Pengaruh Tingkat Inflasi, Harga Minyak Dunia, Harga Emas Dunia, dan Kurs Rupiah terhadap Jakarta Islamic Index di Bursa Efek Indonesia (Periode Januari 2005 – Maret 2012) 4 berinvestasi dalam bentuk emas mempunyai keyakinan dan ketertarikan tersendiri, apalagi bila didukung dengan kondisi perekonomian yang baik dan tingkat kesejahteraan masyarakat yang meningkat. Tingkat permintaan emas tentunya akan mengalami peningkatan, yang kemudian berdampak pada meningkatnya harga emas. Peningkatan harga emas ini juga disinyalir akan meningkatkan laba bagi perusahaan tambang emas sehingga hal ini memotivasi para investor untuk berinvestasi pada saham-saham perusahaan tambang emas. Kejadian ini akan memacu peningkatan harga saham perusahaan yang nantinya juga akan tercemin dalam indeks harga saham. 4. Pengaruh kurs rupiah terhadap indeks harga saham. Hubungan antara nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing dengan harga saham diantaranya dapat dilihat melalui pendekatan pasar barang (good market approach), di mana perubahan pada kurs akan mempengaruhi suatu perusahaan, kemudian akan mempengaruhi pendapatan perusahaan atau struktur cost of fund-nya. Hal tersebut akan berpengaruh pada harga saham suatu perusahaan. Pada saat kurs rupiah terdepresiasi, maka biaya bahan baku impor atau produk yang memiliki kaitan dengan produk impor akan mengalami kenaikan (Boediono, 2005:130). Kejadian ini menyebabkan biaya produksi meningkat dan laba perusahaan menjadi turun sehingga tingkat dividen yang dapat dibagikan dan return yang ditawarkan akan menurun pula. Penurunan return yang ditawarkan akan mengakibatkan permintaan terhadap saham tersebut berkurang sehingga harga saham menjadi turun. Kondisi seperti ini akan mendorong investor untuk melepas sahamnya sehingga berdampak pada menurunya harga saham yang kemudian penurunan tersebut akan tercermin pada indeks harga saham, begitu pun sebaliknya. Hipotesis Mengacu pada pembahasan latar belakang masalah dan kerangka pemikiran yang telah dipaparkan sebelumnya, maka hipotesis yang disusun dalam penelitian ini adalah: H1: Diduga tingkat inflasi berpengaruh terhadap Jakarta Islamic Index (JII). H2: Diduga harga minyak dunia berpengaruh terhadap Jakarta Islamic Index (JII). H3: Diduga harga emas dunia berpengaruh terhadap Jakarta Islamic Index (JII). H4: Diduga kurs rupiah berpengaruh terhadap Jakarta Islamic Index (JII). TELAAH PUSTAKA Jakarta Islamic Index (JII) Di bursa Efek Indonesia (BEI) terdapat beberapa indeks. Namun diantara indeks tersebut, salah satu yang beroperasi berdasarkan prinsip syariah adalah Jakarta Islamic Index (JII). JII merupakan salah satu indeks saham di Indonesia yang menghitung indeks harga rata-rata saham untuk jenis kegiatan usaha yang memenuhi kriteria syariah. Dikatakan demikian karena saham-saham yang masuk dalam indeks syariah adalah emiten yang kegiatan usahanya tidak bertentangan dengan prinsip syariah. JII dibentuk dari hasil kerjasama antara PT BEI (saat itu Bursa Efek Jakarta) dengan PT Danareksa Investment Management (PT DIM). JII beroperasi sejak tanggal 3 Juli 2000 dan menggunakan tahun 1 januari sebagai base date (dengan nilai 100). Tujuan pembentukan JII adalah untuk meningkatkan kepercayaan investor agar melakukan investasi pada saham berbasis syariah dan memberikan manfaat keuntungan bagi pemodal yang berinvestasi di bursa efek (Susanto, 2008:128). [Type text] Analisis Pengaruh Tingkat Inflasi, Harga Minyak Dunia, Harga Emas Dunia, dan Kurs Rupiah terhadap Jakarta Islamic Index di Bursa Efek Indonesia (Periode Januari 2005 – Maret 2012) 5 Berdasarkan fatwa No.40/DSNMUI/X/2003 tentang pasar modal dan pedoman umum penerapan prinsip syariah di bidang pasar modal, menetapkan bahwa kriteria kegiatan usaha yang bertentangan dengan prinsip syariah ialah: a. Usaha perjudian dan dan permainan yang tergolong judi atau perdagangan yang dilarang. b. Lembaga keuangan konvensional (ribawi), termasuk perbankan dan asuransi konvensional. c. Produsen, distributor serta pedagang makanan dan minuman haram. d. Produsen, distributor, atau penyedia barang-barang ataupun jasa yang merusak moral dan bersifat mudarat. e. Melakukan investasi pada emiten (perusahaan) yang pada saat transaksi tingkat (nisbah) hutang perusahaan kepada lembaga keuangan ribawi lebih dominan dari modalnya Kemudian selain dari segi kegiatan usaha, kriteria perusahaan juga ditentukan oleh indeks: (a) kapitalisasi pasar (market capitalization) dari saham di mana JII menggunakan kapitalisasi harian rata-rata selama satu tahun; (b) perdagangan saham di bursa, JII menggunakan rata-rata harian perdagangan reguler saham di bursa selama satu tahun. Dari kriteria tersebut, sahamsaham yang dipilih untuk dapat masuk ke dalam indeks. Berikut digambarkan skema proses penyaringan saham JII: Seleksi Saham Syariah Memilih kumpulan saham dengan jenis usaha utama yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah dan sudah tercatat lebih dari 3 bulan, kecuali termasuk dalam 10 kapitalisasi besar. Seleksi Kapitalisasi Memilih 60 saham dari susunan saham di atas berdasarkan urutan rata-rata kapitalisasi pasar (market capitalization) terbesar selama satu tahun terakhir. Seleksi Nilai Volume Transaksi Memilih 30 saham dengan urutan berdasarkan tingkat likuiditas rata-rata nilai perdagangan reguler selama (satu) tahun terakhir. PROSES EVALUASI EMITEN SETIAP 6 BULAN SEKALI Gambar 1 : Skema Proses Penyaringan Emiten JII Sumber : Manan (2009:116) Perubahan pada jenis usaha utama emiten akan dimonitor secara terus menerus berdasarkan data publik yang tersedia. Perusahaan yang mengubah lini bisnisnya sehingga menjadi tidak konsisten dengan prinsip syariah akan dikeluarkan dari indeks JII. Sedangkan saham emiten yang dikeluarkan akan diganti oleh saham emiten lain. Tingkat Inflasi Menurut Rahardja dan Manurung (2008:165-166) inflasi merupakan kenaikan harga barang-barang yang bersifat umum dan terus-menerus. Dari definisi tersebut maka terdapat tiga kriteria agar dapat dikatakan terjadinya inflasi, (1) Kenaikan harga, harga suatu komoditas dikatakan naik jika menjadi lebih tinggi daripada harga periode sebelumnya; (2) Bersifat umum, kenaikan harga suatu komoditas belum dapat dikatakan inflasi apabila kenaikan tersebut tidak berdampak pada kenaikan hargaharga secara umum; (3) Berlangsung terus menerus, artinya proses kenaikan hargaharga tersebut tidaklah terjadi hanya sesaat melainkan secara terus-menerus sampai pada periode tertentu. Ditinjau dari faktor-faktor penyebab timbulnya. Inflasi dibedakan menjadi 3 macam (Nanga, 2005), yaitu: a) Inflasi taikan permintaan (demand – pull inflation). b) Inflasi dorongan biaya (cosh – push inflation). c) Inflasi struktural (structural inflation). [Type text] Analisis Pengaruh Tingkat Inflasi, Harga Minyak Dunia, Harga Emas Dunia, dan Kurs Rupiah terhadap Jakarta Islamic Index di Bursa Efek Indonesia (Periode Januari 2005 – Maret 2012) 6 Harga Minyak Dunia Harga minyak bumi seperti yang disebutkan dalam berita pada umumnya mengacu pada harga spot minyak per barel (159 liter) jenis WTI (West Texas Intermediate) yang diperdagangkan pada New York Mercantile Exchange (NYMEX) atau jenis minyak Brent yang diperdagangkan pada Intercontinental Exchange (ICE). Harga satu barel minyak mentah dunia sangat tergantung pada kedua kelas tersebut, yang ditentukan oleh faktor-faktor seperti berat jenis atau API dan kandungan sulfur, serta lokasinya. Tolok ukur minyak mentah dunia lainnya yang cukup penting antara lain harga minyak OPEC, Dubai Crude, serta Tapis Crude (Singapura) (http://en.wiki pedia.org/wiki/Price_of_petroleum). Industri minyak bumi pada umumnya mengklasifikasi minyak mentah berdasarkan lokasi geografis dimana minyak tersebut diproduksi (misalnya West Texas Intermediate, Brent, atau Oman), Gravitasi API (sebuah ukuran pada industri minyak mentah untuk mengklasifikasi minyak berdasarkan massa jenisnya, dan kandungan sulfurnya. Minyak bumi digolongkan ringan apabila massa jenisnya kecil dan berat apabila massa jenisnya besar. Minyak bumi juga digolongkan manis apabila kandungan sulfurnya sedikit dan digolongkan asam apabila kandunga sulfurnya tinggi. Minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) merupakan minyak mentah yang berkualitas sangat tinggi, karena ringan (light) dan memiliki kandungan sulfur yang rendah (sweet). Oleh karenanya minyak jenis WTI ini sering pula di sebut minyak mentah “light sweet”. Kandungan yang ada pada minyak WTI ini membuatnya sangat baik untuk dijadikan bahan bakar, hal ini menjadikan minyak jenis WTI sebagai patokan utama minyak metah di Amerika dan di dunia. Harga minyak mentah WTI umumnya lebih tinggi sekitar 5 sampai 6 dollar AS per barel dari harga minyak OPEC (http://useconomy.about.com/od/economic indicators/p/Crude_Oil.htm). Harga Emas Dunia Emas mempunyai standar nilai internasional yang mudah dipantau, emas sangat liquid (mudah diuangkan). Emas sebagai salah satu bentuk investasi yang tidak terpengaruh oleh inflasi dan aman terhadap depresiasi nilai tukar. Emas di dunia berasal dari dalam bumi berupa bongkahan campuran batu dan emas, yang harus melalui proses pemurnian atau refinery untuk dijadikan emas murni 24 karat atau 99,9 %. Emas murni 24 K umumnya berwujud dalam bentuk batangan (gold bar), koin emas dan perhiasan (Susilo, 2011). Harga emas di negara manapun mengikuti harga emas dunia yang ditentukan di London (pasar emas london) setiap hari. Harga emas dunia ditentukan berdasarkan supply and demand emas dari seluruh penjuru dunia, bukan ditentukan dari satu daerah saja. Standar internasional emas dalam US$ per troy ounce/oz (1 troy oz = 31.1 gr). Pasar emas london menjadi rujukan pasar emas global dalam menentukan patokan harga emas hampir di setiap negara (termasuk dengan harga Dinar Dirham Islam). Selain di London, pusat perdagangan emas lainnya adalah New York, Zurich, Tokyo, Sydney dan Hongkong, dimana Hongkong menjadi pusat perdagangan di Asia (Firman, 2012). Nilai Tukar (Kurs) Mata Uang Menurut Faisal (2001:20) kurs (exchange rate) adalah harga satu mata uang (yang diekspresikan) terhadap mata uang lainnya. Kurs dapat diekspresikan sebagai sejumlah mata uang lokal yang dibutuhkan untuk membeli satu unit mata uang asing (disebut juga direct quote) atau sebaliknya sejumlah mata uang asing yang dibutuhkan untuk membeli satu unit mata uang lokal (disebut juga indirect quote). [Type text] Analisis Pengaruh Tingkat Inflasi, Harga Minyak Dunia, Harga Emas Dunia, dan Kurs Rupiah terhadap Jakarta Islamic Index di Bursa Efek Indonesia (Periode Januari 2005 – Maret 2012) 7 Nilai tukar menurut Mankiw (2000) dibagi menjadi dua, yaitu nilai tukar nominal dan nilai tukar riil. Nilai tukar nominal adalah harga mata uang suatu negara dengan negara lainnya, sedangkan nilai tukar riil adalah nilai tukar nominal dibagi harga relatif dalam negeri dan luar negeri (negara mitra dagang) kurs riil dijadikan sebagai acuan untuk mengukur daya saing suatu negara dengan negara lainnya. Pergerakan suatu nilai tukar/kurs dapat berubah sepanjang waktu karena adanya perubahan kurva permintaan dan penawaran. Menurut Madura (2006:128135) faktor-faktor yang menyebabkan perubahan kurva permintaan dan penawaran tersebut yaitu: 1) Perubahan Tingkat Inflasi Relatif, 2) Perubahan Suku Bunga Relatif, 3) Tingkat Pendapatan Relatif, 4) Pengendalian Pemerintah, 5) Prediksi pasar akan kurs mata uang di masa depan, 6) Interaksi faktor. METODE PENELITIAN Penelitian ini bersifat penelitian penjelasan (explanatory atau confirmation research) yang bertujuan untuk menjelaskan hubungan kausal antar variabel melalui pengujian hipotesis. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini meliputi metode statistika deskriptif dengan menggunakan tabel dan grafik, dan juga metode statistika inferensial menggunakan aplikasi PASW Statistic 18 for windows dengan alat analisis regresi linier berganda. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif serta berupa data sekunder yang meliputi tingkat inflasi, harga minyak dunia, harga emas dunia, kurs rupiah dan Jakarta Islamic Index (JII). Data tersebut merupakan data time series penutupan tiap akhir bulan yang diambil mulai dari bulan Januari 2005 sampai dengan bulan Maret 2012. Sumber data diperoleh dari website yang berkaitan dengan topik penelitian, antara lain yaitu www.bi.go.id , www.economagic.com, www.indexmundi.com, www.kemendag.go.id, dan www.finance.yahoo. com. Variabel-variabel yang diteliti a) Jakarta Islamic Index (JII) mencakup saham-saham dengan nilai pasar dan likuiditas yang tertinggi dari 30 saham terpilih yang dapat mewakili pasar. b) Tingkat inflasi merupakan tingkat prosentase kenaikan harga barangbarang yang bersifat umum dan terusmenerus. Tingkat inflasi diukur berdasarkan indeks harga konsumen (IHK). c) Harga Minyak dunia merupakan harga spot pasar minyak dunia dengan berdasar pada jenis minyak West Texas Intermediate. Harga minyak dunia ini diukur melalui akumulasi permintaan dan penawaran minyak WTI atau light sweet yang diperdagangkan pada New York Mercantile Exchange (NYMEX). d) Harga Emas Dunia merupakan harga spot yang terbentuk berdasarkan akumulasi supply and demand emas di London (pasar emas london). Harga emas yang digunakan dalam penelitian ini adalah harga emas untuk penutupan sore hari (harga emas Gold P.M). e) Kurs Rupiah di sini merupakan kurs/ nilai tukar rupiah terhadap mata uang dollar Amerika serikat. Data kurs yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kurs tengah mata uang rupiah terhadap mata uang dollar AS yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia. Analisis regresi linier berganda Analisis ini digunakan untuk mengetahui pengaruh antara tingkat inflasi, harga minyak dunia, harga emas dunia, dan kurs rupiah terhadap Jakarta Islamic Index (JII). Perumusan model regresi linier berganda dalam penelitian ini dapat dijabarkan sebagai berikut: [Type text] Analisis Pengaruh Tingkat Inflasi, Harga Minyak Dunia, Harga Emas Dunia, dan Kurs Rupiah terhadap Jakarta Islamic Index di Bursa Efek Indonesia (Periode Januari 2005 – Maret 2012) 8 JII = β0 + β1INF + β2MYK + β3EMS + β4KRS + ε Di mana: JII JII ==βJakarta Islamic Index 0 - β1INF + β2MYK + INF = tingkat inflasi MYK = harga minyak+dunia β3EMAS - β4KURS ε EMS = harga emas dunia KRS = kurs rupiah terhadap dolar AS β0 = konstanta β1,..β4 = koefisien regresi parsial untuk masing-masing variabel INF, JII = β0MYK, - β1INF + β2KRS. MYK + EMS, ε = variabel pengganggu β3EMAS - β4KURS + ε Analisis Koefisien Determinasi Koefsien determinasi digunakan untuk menunjukkan seberapa besar persentase variasi variabel independen yang digunakan dalam model mampu menjelaskan variansi variabel dependen. R2 sama dengan 0, berarti tidak ada sedikitpun persentase sumbangan pengaruh yang diberikan varibel independen terhadap variabel dependen. Sebaliknya, R2 sama dengan 1, berarti persentase sumbangan pengaruh yang diberikan variabel independen terhadap variabel dependen adalah sempurna, atau variasi variabel independen yang digunakan dalam model menjelaskan 100% variabel dependen (Priyatno, 2008:79). Uji Statistik t (Uji t) Uji t digunakan untuk mengetahui apakah dalam model regresi variabel independen (INF, MYK, EMS, KRS) secara parsial berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen (JII). Uji t dilakukan pada tingkat kepercayaan 90%, alasan digunakannya tingkat kepercayaan 90% adalah dikarenakan pengambilan data sampel masing-masing variabel terbatas pada periode penelitian yang dilakukan sehingga hal ini kurang dapat mewakili gambaran pergerakan variabelvariabel secara menyeluruh. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil perhitungan statistik deskriptif dapat terlihat pada Tabel 1. sebagai berikut: Tabel 1. Deskripsi Statistik JII INF MYK INF KRS Descriptive Statistic N Mean Std. Deviation 87 ,017739 ,0760953 87 ,006967 ,1626006 87 ,014603 ,0901829 87 ,016425 ,0452249 87 ,000359 ,0321816 Sumber : Data sekunder diolah Berdasar hasil Tabel 1. tersebut diperoleh nilai rata-rata untuk pergerakan perubahan variabel-variabel antara lain: JII, tingkat inflasi, harga minyak dunia, harga emas dunia, dan kurs rupiah masing-masing adalah sebesar 0,017739 (1,774%), 0,006967 (0,697%), 0,014603 (1,460%), 0,16425 (1,643%), dan 0,000359 (0,036%). Sedangkan untuk nilai standar deviasinya untuk JII, tingkat inflasi, harga minyak dunia, harga emas dunia, dan kurs rupiah masing-masing adalah 0,076 (7,6%), 0,163 (16,3%), Analisis Regresi Linier Berganda Data-data yang akan diuji dalam penelitian ini sebelumnya telah diubah dalam bentuk model difference. Sehingga model regresi antara X terhadap Y tidak pada aslinya melainkan pada selisih (difference) antar satu pengamatan dengan pengamatan sebelumnya dalam satu variabel. Dengan kata lain data yang digunakan adalah data hasil pengurangan nilai variabel yang bersangkutan dengan nilai variabel sebelumnya. Selanjutnya data penelitian yang telah lulus proses pengujian data tersebut, diolah menggunakan aplikasi PASW (Predictive Analytics SoftWare) Statistics 18 for windows dan diperoleh hasil perhitungan regresi linier berganda yang terlihat pada Tabel 2. sebagai berikut: [Type text] Analisis Pengaruh Tingkat Inflasi, Harga Minyak Dunia, Harga Emas Dunia, dan Kurs Rupiah terhadap Jakarta Islamic Index di Bursa Efek Indonesia (Periode Januari 2005 – Maret 2012) 9 Tabel 2. Hasil Perhitungan Regresi Linier Berganda Sumber : Data sekunder diolah Dengan demikian, maka model persamaan regresi linier berganda yang dihasilkan setelah mengalami tahap difference dapat dijabarkan sebagai berikut: (JIIt - JIIt-1) = 0,018 - 0,077 (INFt - INFt-1) + 0,126 (MYKt MYK t-1) - 0,018 (EMSt - EMS t-1 ) - 1,438 (KRSt - KRSt-1)+ (εt - ε t-1) 1) Nilai konstanta = 0,018 menandakan apabila tidak terdapat variabel-variabel independen yang mencakup tingkat inflasi, harga minyak dunia, harga emas dunia dan kurs rupiah maka pergerakan perubahan indeks syariah JII adalah tetap sebesar 0,018. 2) Perubahan laju inflasi memperoleh nilai sebesar -0,077 yang berarti bahwa perubahan peningkatan inflasi sebesar 1%, maka akan menyebabkan JII akan turun sebesar 0,077. Dan sebaliknya apabila tingkat inflasi mengalami penurunan sebesar 1%, maka JII akan naik sebesar 0,077. 3) Perubahan harga minyak dunia memperoleh nilai = 0,126 yang berarti bahwa perubahan peningkatan harga minyak dunia sebesar 1%, maka akan menyebabkan JII naik sebesar 0,126 dan sebaliknya apabila perubahan harga minyak dunia turun sebesar 1%, maka JII pun akan turun sebesar 0,126. 4) Perubahan harga emas dunia memperoleh nilai -0,018 yang berarti bahwa perubahan peningkatan harga emas dunia sebesar 1%, maka JII akan turun sebesar 0,018 dan sebaliknya apabila perubahan harga emas dunia mengalami kenaikan sebesar 1% maka JII akan turun sebesar 0,018. 5) Perubahan kurs rupiah terhadap dollar AS memperoleh nilai -1,438 yang berarti bahwa perubahan penurunan kurs rupiah sebesar 1% maka JII akan mengalami kenaikan sebesar 1,438. Begitupun sebaliknya apabila perubahan kurs rupiah terhadap dollar AS mengalami kenaikan sebesar 1% maka JII akan mengalami penurunan sebesar 1,438. Analisis Koefisien Determinasi Koefsien determinasi digunakan untuk menunjukkan seberapa besar persentase variasi variabel independen yang digunakan dalam model regresi mampu menjelaskan variansi variabel dependen. Dalam penelitian ini nilai koefisien determinasi yang dipakai adalah adjusted R square yang merupakan suatu indikator yang digunakan untuk mengetahui pengaruh penambahan suatu variabel independen ke dalam suatu model regresi. Berdasarkan hasil pengolahan data menggunakan PASW Statistics 18 diperoleh nilai koefisien determinasi seperti yang terlihat pada Tabel 3. sebagai berikut. Tabel 3. Hasil Perhitungan Koefisien Determinasi Model Summaryb Std. Error Model R Adjusted Square R Square R a ,462 Sumber : Data sekunder diolah dimension0 1 ,679 ,435 of the Estimate ,0571831 Dari hasil perhitungan pada Tabel 3. diperoleh nilai koefisien determinasi (adjusted R square) sebesar 0,435 yang menunjukkan bahwa variasi variabel independen mampu menjelaskan variabel dependen sebesar 43,5% atau dengan kata lain variabel independen memberikan [Type text] Analisis Pengaruh Tingkat Inflasi, Harga Minyak Dunia, Harga Emas Dunia, dan Kurs Rupiah terhadap Jakarta Islamic Index di Bursa Efek Indonesia (Periode Januari 2005 – Maret 2012) 10 pengaruh terhadap variabel dependen sebesar 43,5%. Pengujian Hipotesa Penelitian Hipotesis yang akan diuji mencakup pengaruh antara variabel-variabel independen terhadap variabel dependen secara parsial. Uji pengaruh parsial dilakukan dengan Uji statistik t (Uji t) digunakan untuk mengetahui pengaruh dari masing-masing variabel independen (INF, MYK, EMS, KRS) secara parsial atau terpisah terhadap variabel dependen (JII). Uji pengaruh parsial dapat dilakukan dengan membandingkan nilai thitung dengan ttabel pada tingkat kepercayaan = 90%, di mana nilai ttabel pada a = 10% : 2 = 5%, n=87 dan k=4 (n adalah jumlah periode penelitian dan k adalah jumlah variabel independen) adalah sebesar 1,66. Berdasar hasil nilai thitung pada Tabel 2., maka Uji t untuk masing-masing variabel independen dapat dijabarkan sebagai berikut: 1) Pengujian hipotesis untuk melihat pengaruh tingkat inflasi terhadap Jakarta Islamic Index (JII) Hipotesis 1: H10 = tidak terdapat pengaruh antara inflasi terhadap Jakarta Islamic Index (JII). H1a = terdapat pengaruh antara inflasi terhadap Jakarta Islamic Index (JII). Nilai thitung dari inflasi adalah sebesar 2,027 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,046. Karena nilai -thitung (-2,027) < -ttabel (-1,66) dan nilai signifikansinya lebih kecil dari 0,1 maka dapat disimpulkan terdapat pengaruh signifikan antara tingkat inflasi dengan JII. 2) Pengujian hipotesis untuk melihat pengaruh harga minyak dunia terhadap Jakarta Islamic Index (JII) Hipotesis 2: H20 = tidak terdapat pengaruh antara harga minyak dunia terhadap Jakarta Islamic Index (JII). H2a = terdapat pengaruh antara harga minyak dunia terhadap Jakarta Islamic Index (JII). Nilai thitung dari harga minyak dunia adalah sebesar 1,755 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,083. Karena nilai thitung (1,755) > ttabel (1,66) dan nilai signifikansinya lebih kecil dari 0,1 maka dapat disimpulkan terdapat pengaruh signifikan antara harga minyak dunia dengan JII. 3) Pengujian hipotesis untuk melihat pengaruh harga emas dunia terhadap Jakarta Islamic Index (JII) Hipotesis 3: H30 = tidak terdapat pengaruh antara harga emas dunia terhadap Jakarta Islamic Index (JII). H3a = terdapat pengaruh antara harga emas dunia terhadap Jakarta Islamic Index (JII). Nilai thitung dari harga emas dunia adalah sebesar -0,582 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,562. Karena nilai -thitung (-0,582) > -ttabel (-1,66) dan nilai signifikansinya lebih besar dari 0,1 maka dapat disimpulkan tidak terdapat pengaruh signifikan antara harga emas dengan JII. 4) Pengujian hipotesis untuk melihat pengaruh harga minyak dunia terhadap Jakarta Islamic Index (JII) Hipotesis 4: H40 = tidak terdapat pengaruh antara kurs rupiah terhadap Jakarta Islamic Index (JII). H4a = terdapat pengaruh antara kurs rupiah terhadap Jakarta Islamic Index (JII). Nilai thitung dari kurs rupiah adalah sebesar -7,184 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,000. Karena nilai -thitung (-7,184) < -ttabel (-1,66) dan nilai signifikansinya lebih kecil dari 0,1 maka dapat disimpulkan terdapat pengaruh signifikan antara kurs rupiah dengan JII. [Type text] Analisis Pengaruh Tingkat Inflasi, Harga Minyak Dunia, Harga Emas Dunia, dan Kurs Rupiah terhadap Jakarta Islamic Index di Bursa Efek Indonesia (Periode Januari 2005 – Maret 2012) 11 PENUTUP Kesimpulan 1) Secara parsial masing-masing variabel independen yang meliputi tingkat inflasi, harga minyak dunia, harga emas dunia dan kurs rupiah mempunyai pengaruh sebagai berikut: a. Tingkat inflasi berpengaruh negatif dan signifikan secara statistik terhadap JII di Bursa Efek Indonesia selama periode Januari 2005-Maret 2012, yang ditunjukkan dengan arah nilai koefisien regresi pada variabel inflasi (INF) yang bernilai negatif (-0,077) dengan perolehan nilai signifikan sebesar 0,046. Hal ini searah dengan hipotesis 1 yang menyatakan bahwa tingkat inflasi memiliki pengaruh negatif terhadap JII. b. Harga minyak dunia berpengaruh positif dan signifikan secara statistik terhadap JII di Bursa Efek Indonesia selama periode Januari 2005-Maret 2012, ditunjukkan dengan arah nilai koefisien regresi pada variabel harga minyak dunia (MYK) yang bernilai positif (0,126) dengan perolehan nilai signifikan sebesar 0,083. Hal ini searah dengan hipotesis 2 yang menunjukkan bahwa harga minyak dunia memiliki pengaruh positif terhadap JII. c. Harga Emas dunia tidak berpengaruh signifikan secara statistik terhadap JII di Bursa Efek Indonesia selama periode Januari 2005-Maret 2012, ditunjukkan dengan perolehan nilai signifikan sebesar 0,562 dan arah nilai koefisien regresi variabel harga emas dunia (EMS) yang bernilai negatif (-0,081). Hal ini berlawanan dengan hipotesis 3 yang menyatakan bahwa harga emas dunia berpengaruh terhadap JII. d. Kurs rupiah berpengaruh negatif dan signifikan secara statistik JII di Bursa Efek Indonesia selama periode Januari 2005-Maret 2012, ditunjukkan dengan arah nilai koefisien regresi pada variabel kurs (KRS) yang bernilai negatif (-1,438) dengan perolehan nilai signifikan sebesar 0,000. Hal ini searah dengan hipotesis 4 yang menyatakan bahwa kurs rupiah mempunyai pengaruh terhadap JII. 2) Perubahan pergerakan yang terjadi pada JII dapat dijelaskan atau dipengaruhi oleh perubahan pergerakan tingkat inflasi, harga minyak dunia, harga emas dunia dan kurs rupiah berdasar perhitungan koefisien determinasi (adjusted R square) adalah sebesar 43,5%. Sedangkan sisanya 56,5% dijelaskan atau dipengaruhi oleh variabel-variabel lainnya yang tidak diikutsertakan dalam penelitian ini. Saran 1) Bagi penelitian selanjutnya diharapkan mengikutsertakan variabel-variabel lain di luar tingkat inflasi, harga minyak dunia, harga emas dunia dan kurs rupiah, baik itu variabel-variabel makro ekonomi maupun variabel-variabel internal emiten yang terdaftar di JII. Hal ini penting untuk mengetahui variabel-variabel apa yang sebenarnya memberikan pengaruh signifikan terhadap pergerakan JII. 2) Pihak-pihak yang terkait dengan perdagangan saham syariah baik itu broker dan investor diharapkan agar lebih teliti dan cerdas dalam melihat perubahan variabel ekonomi makro yang senantiasa berfluktuasi dengan mengikuti informasi up to date yang tersedia, sehingga pengambilan keputusan berinvestasi dapat dilakukan secara tepat. 3) Lembaga-lembaga yang terkait dengan pasar modal seperti PT. BEI dan BAPEPAM hendaknya lebih gencar lagi dalam memberikan edukasi kepada masyarakat umum tentang bagaimana berinvestasi secara syariah di pasar modal serta mengenalkan instrumeninstrumen pasar modal syariah yang ditawarkan guna menambah wawasan pengetahun tentang industri pasar modal syariah di kalangan masyarakat. 4) Dalam praktek nyata di lapangan, indeks JII (Jakarta Islamic Index) yang [Type text] Analisis Pengaruh Tingkat Inflasi, Harga Minyak Dunia, Harga Emas Dunia, dan Kurs Rupiah terhadap Jakarta Islamic Index di Bursa Efek Indonesia (Periode Januari 2005 – Maret 2012) 12 merupakan indeks sektoral dengan mengelompokkan saham perusahaanperusahaan yang sesuai dengan kriteria syariah, diharapkan secara operasional dapat terpisah dari pasar modal konvensional, sehingga terbentuk pasar modal syariah yang sesungguhnya murni tidak bercampur dengan pasar modal konvensional. Serta terobosan kebijakan pemerintah sangat diharapkan untuk terus mengembangkan pasar modal syariah kedepannya, seperti misalnya dengan diluncurkannya Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) dan diterbitkannya fatwa-fatwa baru Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI) terkait pasar modal syariah. DAFTAR PUSTAKA Adib, Ahmad M. 2009, Pengaruh Inflasi, Suku Bunga Domestik, Suku Bunga Luar Negeri dan Kurs Rupiah Terhadap Indeks Harga Saham (Studi Pada JII dan IHSG Tahun 2005-2007), Skripsi, Jurusan Muamalah, Fakultas Syariah, UIN Sunan Kalijaga. Budiono, 2005, Seri Sinopsis Pengantar Ilmu Ekonomi No.3: Ekonomi Internasional, Edisi Ke-1, BPFE, Yogyakarta. Faisal, M., 2001, Manajemen Keuangan Internasional, Edisi Pertama, Penerbit Salemba Empat, Jakarta. Firman, Abbas, 2012, Mengenal Sejarah Pasar Emas London, diakses dari http://www.dinarfirst.org pada tanggal 21 Juni 2012. Iman, Nofie, 2009, Investasi Emas, Daras Books, Jakarta. Khalwati, Tajul, 2000, Inflasi dan Solusinya, PT Raja Persada Grafindo, Jakarta. Madura, Jeff, 2006, Keuangan Perusahaan Internasional, Edisi kedelapan, Penerbit Salemba Empat, Jakarta. Manan, Abdul, 2009, Aspek Hukum dalam Penyelenggaraan Investasi di Pasar Modal Syariah di Indonesia, Edisi Pertama, PT Kencana, Jakarta. Mankiw, N. Gregory, 2000, Teori Makroekonomi, Edisi ke-4, Penerbit Erlangga, Jakarta. Nanga, Muana, 2005, Teori, Masalah & Kebijakan, Edisi Kedua, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta. Priyatno, dwi, 2008, Mandiri Belajar SPSS, PT Buku Kita, Jakarta. Raharja, Prathama dan Mandala Manurung, 2008, Teori Ekonomi Makro; Suatu Pengantar, Edisi keempat, Lembaga Penerbit FE UI, Jakarta. Sidarta, Wahyu, 2010, Pengaruh gejolak harga minyak mentah terhadap IHSG, Vibiznews. Sudiyatno, Bambang dan Cahyani Nuswandhari, 2009, “Peran Beberapa Indikator Ekonomi Dalam Mempengaruhi Risiko Sistematis Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia Jakarta”, Dinamika Keuangan dan Perbankan, Vol. 1 No.2, hal. 66-81. Susanto, Burhanudin, 2008, Pasar Modal Syariah: Tinjauan Hukum, UII Press, Yogyakarta. Susilo, 2011, Sosialisasi Gemar Menabung Emas. Gadai Emas Bank Mega Syariah Indonesia. Purwokerto (tidak dipublikasikan). Witjaksono, Ardian A., 2010, Analisis Pengaruh Tingkat Suku Bunga SBI, Harga Minyak Dunia, Harga Emas Dunia, Kurs Rupiah, Indeks Nikkei 225, dan Indeks Dow Jones terhadap IHSG (studi kasus pada IHSG di BEI selama periode 20002009), Tesis, Program Studi Magister Manajemen, Universitas Diponegoro. ,Crude Oil Prices Definition, diakses dari http://useconomy. about.com/od/economicindicators/ p/Crude_Oil.htm, pada tanggal 21 Juni 2012. [Type text] Analisis Pengaruh Tingkat Inflasi, Harga Minyak Dunia, Harga Emas Dunia, dan Kurs Rupiah terhadap Jakarta Islamic Index di Bursa Efek Indonesia (Periode Januari 2005 – Maret 2012) 13 , Gold Monthly Price - US Dollars per Troy Ounce, diakses dari http://www.indexmundi.com/com modities/?commodity=gold&mont hs=120 pada tanggal 21 Juni 2012. , JKII Historical Prices, diakses dari http://finance.yahoo.com /q/hp?s=^JKII+Historical+Prices pada tanggal 19 Juli 2012. , Laporan Inflasi (Indeks Harga Konsumen), diakses dari http://www.bi.go.id/web/id/Monet er/Inflasi/Data+Inflasi/ pada tanggal 10 Juni 2012 , Price of petroleum, diakses dari http://en.wikipedia.org/wiki/Price_ of_ petroleum pada tanggal 21 Juni 2012. , Price of West Texas Intermediate Crude, diakses dari http://www.economagic.com/emcgi/data.exe/var/west-texas-crudelong pada tanggal 17 Mei 2012. , Statistik Nilai Tukar Mata Uang Asing Terhadap Rupiah, diakses dari http://www.kemendag.go.id /statistik_nilai_tukar_mata_uang_a sing_terhadap_rupiah/ pada tanggal 24 Juli 2012. [Type text] Analisis Pengaruh Tingkat Inflasi, Harga Minyak Dunia, Harga Emas Dunia, dan Kurs Rupiah terhadap Jakarta Islamic Index di Bursa Efek Indonesia (Periode Januari 2005 – Maret 2012) 14