analisis pengaruh tingkat inflasi, harga minyak dunia, harga emas

advertisement
ANALISIS PENGARUH TINGKAT INFLASI, HARGA MINYAK DUNIA,
HARGA EMAS DUNIA, DAN KURS RUPIAH TERHADAP
JAKARTA ISLAMIC INDEX DI BURSA EFEK INDONESIA
(PERIODE JANUARI 2005 – MARET 2012)
Septian Prima Rusbariandi
Program Studi Manajemen
Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma
ABSTRAK
Jakarta Islamic Index (JII) merupakan salah satu indeks saham di Indonesia yang
menghitung indeks harga rata-rata saham untuk jenis kegiatan usaha yang memenuhi
kriteria syariah. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh antara Tingkat
Inflasi, Harga Minyak Dunia, Harga Emas Dunia, dan Kurs Rupiah terhadap Jakarta
Islamic Index Di Bursa Efek Indonesia, dengan periode pengamatan selama Januari 2005 –
Maret 2012.
Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang bersifat
kuantitatif yang terdiri dari data bulanan variabel JII dan variabel ekonomi makro yang
meliputi Tingkat Inflasi, Harga Minyak Dunia, Harga Emas Dunia, dan Kurs Rupiah.
Metode analisis yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda, Uji asumsi klasik
dan Uji koefisien determinasi. Pengolahan data tersebut dilakukan dengan menggunakan
aplikasi PASW Statistics 18 for Windows.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara parsial Tingkat Inflasi dan Kurs
Rupiah berpengaruh negatif dan signifikan terhadap JII. Harga Emas Dunia tidak
berpengaruh signifikan terhadap JII. Sedangkan Harga Minyak Dunia mempunyai
pengaruh yang positif dan signifikan terhadap JII. Hasil uji koefisien determinasi
menunjukkan bahwa nilai Adjusted R Square = 43,5%, yang berarti pergerakan perubahan
variabel terikat (JII) dapat dijelaskan atau dipengaruhi oleh pergerakan perubahan variabel
bebas (Tingkat Inflasi, Harga Minyak Dunia, Harga Emas Dunia, dan Kurs Rupiah)
sebesar 43,5%, sedangkan sisanya 56,5% dijelaskan atau dipengaruhi oleh variabelvariabel lainnya yang tidak diikutsertakan dalam penelitian ini.
Kata Kunci: Saham Syariah, Jakarta Islamic Index, Indikator Makroekonomi, Risiko
Sistematis, Regresi Linier Berganda.
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Perkembangan kegiatan investasi
dewasa ini telah mengalami kemajuan
yang sangat pesat. Hal itu seiring dengan
meningkatnya pengetahuan masyarakat
tentang bagaimana praktek berinvestasi
secara optimal serta didukung dengan
kondisi perekonomian dalam negeri yang
cukup stabil. Bentuk investasi yang juga
menarik perhatian para investor saat
iniialah investasi pada aset finansial
menurut syariah Islam. Banyak cara yang
dapat ditempuh untuk melakukan investasi
keuangan yang sesuai dengan syariah
Islam. Salah satunya ialah investasi
dengan pemilikan efek syariah dalam
bentuk pembelian saham yang dapat
dilakukan di pasar modal syariah.
Langkah awal perkembangan
transaksi saham syariah pada pasar modal
Indonesia tercatat dengan hadirnya Indeks
Syariah atau Jakarta Islamic Index (JII)
pada bulan Juli tahun 2000. Jakarta
Analisis Pengaruh Tingkat Inflasi, Harga Minyak Dunia, Harga Emas Dunia,
dan Kurs Rupiah terhadap Jakarta Islamic Index di Bursa Efek Indonesia
(Periode Januari 2005 – Maret 2012)
1
Islamic Index (JII) sendiri merupakan
kelompok saham yang memenuhi kriteria
investasi syariah Islam dalam pasar modal
Indonesia. Saham syariah yang menjadi
konstituen JII terdiri dari 30 saham yang
merupakan saham-saham syariah paling
likuid dan memiliki kapitalisasi pasar
yang besar. Walaupun masih terbilang
baru dalam industri pasar modal
Indonesia, namun sampai pada tahun 2011
kemarin kinerja Jakarta Islamic Index
cukup menjanjikan, hal tersebut dapat
diterlihat dari pergerakan indeks saham
syariah dan juga pertumbuhan kapitalisasi
pasar JII yang pada kurun waktu 4 tahun
terakhir cenderung terus mengalami
peningkatan.
Berfluktuasinya pergerakan indeks
dalam industri pasar modal memang
sudah seharusnya ditanggapi dengan
serius olah para investor. Dalam
prakteknya di lapangan, sudah menjadi
kewajiban bagi para investor untuk
memperhatikan segala situasi yang akan
terjadi, baik itu situasi yang pasti maupun
situasi tidak pasti. Khusus dalam keadaan
tidak pasti, seorang investor dituntut untuk
lebih berhati-hati. Jika tidak berhati-hati,
kemungkinan
keuntungan
yang
diharapkan untuk diperoleh akan berubah
menjadi kerugian atau jauh lebih kecil
daripada yang diharapkan. Berbagai risiko
dapat menghadang serta menghancurkan
investasi yang telah dengan susah payah
dilakukan (Khalwaty, 2000).
Secara umum risiko dikelompokkan
menjadi dua jenis, yaitu risiko sistematis
dan risiko tidak sistematis. Risiko yang
dapat dieliminasi dengan diversifikasi
disebut dengan risiko tidak sistematis
(unsystematic risk), dan risiko yang tidak
dapat dikendalikan dengan diversifikasi
disebut
dengan
risiko
sistematis
(systematic risk) atau disebut juga risiko
pasar. Risiko sistematis (systematic risk)
atau risiko pasar merupakan risiko yang
ditimbulkan dari faktor-faktor fundamental
makroekonomi, seperti tingkat inflasi,
kurs valuta asing, kebijakan pemerintah
dan sebagainya. Kondisi makroekonomi
merupakan faktor penting yang harus
dipertimbangkan, karena faktor ini
merupakan bagian dari kondisi yang
disebabkan oleh faktor-faktor eksternal
seperti stabilitas politik dan keamanan,
hukum, sosial, budaya, pendidikan serta
ketidakpastian
lingkungan.
Adanya
ketidakstabilan faktor-faktor eksternal
akan menyebabkan investasi menjadi
lebih berisiko, dan hal ini akan berdampak
pada penurunan kinerja pasar modal
(Sudiyatno dan Nuswandhari, 2009).
Sehubungan dengan pentingnya
perhatian terhadap kondisi ekonomi
makro yang menjadi bagian dari risiko
sistematis, pasar modal syariah Indonesia
yang kinerjanya tercermin pada indeks
syariah JII pun tidak bisa menampik akan
hadirnya risiko-risiko tersebut. Sebagaimana
diketahui, variabel-variabel indikator
ekonomi makro seperti harga minyak
dunia, harga emas dunia, laju inflasi
sampai pada tingkat kurs rupiah terhadap
mata uang asing terus senantiasa
berfluktuasi di setiap periodenya sehingga
terindikasi berpengaruh terhadap kegiatan
investasi di pasar modal.
ketika
kondisi
perekonomian
sedang mengalami
kelesuan
serta
diperparah dengan tingkat inflasi pada
skala yang tinggi, maka tentunya akan
sulit untuk mengharapkan gairah di pasar
modal menjadi lebih berkembang.
Fenomena seperti ini justru akan
menjadikan gairah investasi tidak lagi
menjadi menarik di mata investor,
sehingga
membuat
para
investor
mengalihkan
dana
yang
sudah
diinvestasikannya dalam bentuk saham ke
dalam bentuk investasi lainnya. Akibatnya
hal ini akan memicu menurunnya kinerja
perusahaan yang kemudian berdampak
terhadap harga pasar saham (Adib, 2009).
Pergerakan harga minyak mentah
dunia yang berfluktuasi juga merupakan
suatu indikasi yang mempengaruhi pasar
modal suatu negara. Kenaikan harga
minyak mentah dunia secara tidak
langsung akan berimbas pada sektor
ekspor dan impor suatu negara. Bagi
[Type text]
Analisis
Pengaruh Tingkat Inflasi, Harga Minyak Dunia, Harga Emas Dunia,
dan Kurs Rupiah terhadap Jakarta Islamic Index di Bursa Efek Indonesia
(Periode Januari 2005 – Maret 2012)
2
negara pengekspor minyak, kenaikan
harga minyak mentah dunia merupakan
keuntungan tersendiri bagi perusahaan.
Karena harga minyak yang melonjak
tinggi membuat para investor cenderung
menginvestasikan dananya ke berbagai
sektor
komoditi
minyak
dan
pertambangannya. Namun jika harga
minyak sedang turun para investor
cenderung mencari keuntungan dengan
cara menjual sahamnya.
Investasi dalam bentuk emas
dipercaya sebagai salah satu komoditi
yang menguntungkan disebabkan selain
harganya yang cenderung mengalami
peningkatan, emas juga merupakan bentuk
investasi yang sangat liquid, karena dapat
diterima di wilayah atau di negara mana
pun. Ketika potensi imbalan (return)
berinvestasi dalam saham atau obligasi
tidak lagi menarik dan dianggap tidak
mampu mengompensasi risiko yang ada,
maka investor akan mengalihkan dananya
ke dalam aset riil seperti logam mulia atau
properti yang dianggap lebih layak dan
aman (Iman, 2009).
Sementara itu, nilai kurs rupiah
terhadap dollar AS menjadi salah satu
faktor
yang
turut
mempengaruhi
pergerakan indeks saham di pasar modal
Indonesia. Kestabilan pergerakan nilai
kurs menjadi sangat penting, terlebih bagi
perusahaan yang aktif dalam kegiatan
ekspor impor yang tidak dapat terlepas
dari penggunaan mata uang asing yaitu
dollar Amerika Serikat sebagai alat
transaksi atau mata uang yang sering
digunakan dalam perdagangan. Fluktuasi
nilai kurs yang tidak terkendali dapat
mempengaruhi
kinerja
perusahaanperusahaan yang terdaftar di pasar modal.
Pada saat nilai rupiah terdespresiasi
dengan dollar Amerika Serikat, harga
barang-barang impor menjadi lebih mahal,
khususnya
bagi
perusahaan
yang
sebagaian
besar
bahan
bakunya
menggunakan produk-produk impor.
Peningkatan bahan-bahan impor tersebut
secara otomatis akan meningkatkan biaya
produksi dan pada akhirnya terindikasi
berpengaruh pada penurunan tingkat
keuntungan perusahaan, sehingga hal ini
akan berdampak pula pada pergerakan
harga saham perusahaan yang kemudian
memacu melemahnya pergerakan indeks
harga saham (Witcaksono, 2010).
Berangkat pentingnya perhatian
indikator makroekonomi terhadap Indeks
Harga
Saham
serta
mengingat
perkembangan investasi saham syariah
dalam industri pasar modal syariah di
Indonesia yang sekarang ini sedang
berkembang cukup pesat, maka peneliti
termotivasi
memfokuskan
penelitian
untuk mengetahui apakah variabelvariabel indiktor ekonomi makro tersebut
juga dapat mempengaruhi pergerakan
indeks saham syariah Jakarta Islamic
Index (JII) di Bursa Efek Indonesia.
Berdasarkan latar belakang yang tersebut,
maka penulis tertarik untuk melakukan
penelitian yang dikemas dengan judul:
“Analisis Pengaruh Tingkat Inflasi,
Harga Minyak Dunia, Harga Emas
Dunia, dan Kurs Rupiah terhadap
Jakarta Islamic Index di Bursa Efek
Indonesia (Periode Januari 2005 –
Maret 2012)”.
Rumusan Masalah
Adapun perumusan masalah yang
dikemukakan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Apakah terdapat pengaruh antara
tingkat inflasi, harga minyak dunia,
harga emas dunia dan kurs rupiah
secara parsial terhadap Jakarta Islamic
Index (JII) di Bursa Efek Indonesia?
2. Seberapa besar pengaruh tingkat
inflasi, harga minyak dunia, harga
emas dunia dan kurs rupiah terhadap
Jakarta Islamic Index (JII) di Bursa
Efek Indonesia?
Batasan Masalah
1. Objek penelitian adalah indeks saham
syariah Jakarta Islamic Index (JII)
yang terdapat pada BEI selama periode
Januari 2005 sampai Maret 2012.
[Type text]
Analisis
Pengaruh Tingkat Inflasi, Harga Minyak Dunia, Harga Emas Dunia,
dan Kurs Rupiah terhadap Jakarta Islamic Index di Bursa Efek Indonesia
(Periode Januari 2005 – Maret 2012)
3
2. Variabel-variabel yang diujikan dalam
penelitian ini terbagi menjadi 2 bagian,
yaitu: (a) Variabel Bebas (Independent
variable) yang terdiri dari tingkat
inflasi, harga minyak dunia, harga
emas dunia dan kurs rupiah per dollar
AS selama periode Januari 2005
sampai Maret 2012. (b) Variabel
Terikat (Dependent variable) yaitu
indeks saham syariah Jakarta Islamic
Index (JII) selama periode Januari 2005
sampai Maret 2012.
3. Alat analisis dalam penelitian ini
adalah dengan menggunakan Analisis
Regresi Linier Berganda, Uji Asumsi
Klasik serta pengujian hipotesis dengan
Uji statistik parsial (Uji t).
Tujuan Penelitian
Secara rinci tujuan dilakukannya
penelitian ini adalah:
1. Menganalisis pengaruh antara inflasi,
harga minyak dunia, harga emas dunia
dan kurs rupiah secara parsial terhadap
Jakarta Islamic Index (JII) di Bursa
Efek Indonesia.
2. Menganalisis Seberapa besar pengaruh
tingkat inflasi, harga minyak dunia,
harga emas dunia dan kurs rupiah
terhadap Jakarta Islamic Index (JII) di
Bursa Efek Indonesia.
Kerangka Pemikiran
1) Pengaruh tingkat inflasi terhadap
indeks harga saham.
Inflasi yang semakin tinggi
menjadi sinyal negatif bagi para
investor yang berinvestasi di pasar
modal. Investor akan cenderung
melepas
sahamnya
jika
terjadi
peningkatan inflasi, terlebih pada saat
terjadi inflasi yang tidak terkendali
(hiperinflasi).
Hal
ini
karena
peningkatan inflasi yang tinggi
menyebabkan kenaikan risiko investasi
pada saham. Di samping itu, juga
diiringi oleh pesimisme investor
tentang kemampuan dari modal dalam
menghasilkan laba di masa kini dan
masa mendatang (Mankiw, 2000:434).
Kecendrungan para investor untuk
melepas sahamnya akan menyebabkan
harga saham tersebut menjadi turun.
Terjadinya penuruan harga saham ini
akan tercermin pada indeks harga
saham.
2) Pengaruh harga minyak dunia terhadap
indeks harga saham.
Minyak mentah atau yang juga
dikenal sebagai Crude Oil merupakan
komoditas dan kebutuhan utama dunia
saat ini. Semenjak peristiwa bersejarah
bangkrutnya Lehman Brothers yang
mempercepat terjadinya krisis ekonomi
global pada musim semi 2008, korelasi
positif yang kuat terus tampak antara
harga minyak dan bursa saham secara
global termasuk bursa saham di
Indonesia (Sidarta, 2010). Hal ini
terjadi karena Investor pasar modal
menganggap bahwa naiknya hargaharga energi merupakan pertanda
meningkatnya permintaan global, yang
berarti
membaiknya
pemulihan
ekonomi
global
pasca
krisis.
Sebaliknya, harga energi yang turun
mencerminkan melemahnya pemulihan
ekonomi global. Dengan begitu, jika
harga minyak mentah meningkat,
ekspektasi
terhadap
membaiknya
kinerja perusahaan-perusahaan juga
akan meningkat dan otomatis harga
sahamnya akan ikut terkerek naik.
3)Pengaruh harga emas dunia terhadap
indeks harga saham.
Kenaikan harga emas akan
mendorong investor untuk memilih
berinvestasi di emas dari pada pasar
modal. Sebab dengan resiko yang
relatif lebih rendah, emas dapat
memberikan hasil imbal balik yang
baik dengan kenaikan harganya. Ketika
banyak investor yang mengalihkan
investasinya kedalam bentuk emas
batangan, hal ini mengakibatkan
turunnya indeks saham di negara
bersangkutan karena aksi jual yang
dilakukan investor (Witcaksono, 2010).
Namun, di Indonesia dengan
penduduk mayoritas beragama muslim
[Type text]
Analisis
Pengaruh Tingkat Inflasi, Harga Minyak Dunia, Harga Emas Dunia,
dan Kurs Rupiah terhadap Jakarta Islamic Index di Bursa Efek Indonesia
(Periode Januari 2005 – Maret 2012)
4
berinvestasi dalam bentuk emas
mempunyai keyakinan dan ketertarikan
tersendiri, apalagi bila didukung
dengan kondisi perekonomian yang
baik
dan
tingkat
kesejahteraan
masyarakat yang meningkat. Tingkat
permintaan emas tentunya akan
mengalami
peningkatan,
yang
kemudian
berdampak
pada
meningkatnya harga emas. Peningkatan
harga emas ini juga disinyalir akan
meningkatkan laba bagi perusahaan
tambang emas sehingga hal ini
memotivasi para investor untuk
berinvestasi
pada
saham-saham
perusahaan tambang emas. Kejadian ini
akan memacu peningkatan harga saham
perusahaan yang nantinya juga akan
tercemin dalam indeks harga saham.
4. Pengaruh kurs rupiah terhadap indeks
harga saham.
Hubungan antara nilai tukar rupiah
terhadap mata uang asing dengan harga
saham diantaranya dapat dilihat melalui
pendekatan pasar barang (good market
approach), di mana perubahan pada
kurs akan mempengaruhi suatu
perusahaan,
kemudian
akan
mempengaruhi pendapatan perusahaan
atau struktur cost of fund-nya. Hal
tersebut akan berpengaruh pada harga
saham suatu perusahaan. Pada saat kurs
rupiah terdepresiasi, maka biaya bahan
baku impor atau produk yang memiliki
kaitan dengan produk impor akan
mengalami
kenaikan
(Boediono,
2005:130). Kejadian ini menyebabkan
biaya produksi meningkat dan laba
perusahaan menjadi turun sehingga
tingkat dividen yang dapat dibagikan
dan return yang ditawarkan akan
menurun pula. Penurunan return yang
ditawarkan
akan
mengakibatkan
permintaan terhadap saham tersebut
berkurang sehingga harga saham
menjadi turun. Kondisi seperti ini akan
mendorong investor untuk melepas
sahamnya sehingga berdampak pada
menurunya
harga
saham
yang
kemudian penurunan tersebut akan
tercermin pada indeks harga saham,
begitu pun sebaliknya.
Hipotesis
Mengacu pada pembahasan latar
belakang masalah dan kerangka pemikiran
yang telah dipaparkan sebelumnya, maka
hipotesis yang disusun dalam penelitian
ini adalah:
H1: Diduga tingkat inflasi berpengaruh
terhadap Jakarta Islamic Index (JII).
H2: Diduga harga minyak dunia
berpengaruh
terhadap
Jakarta
Islamic Index (JII).
H3: Diduga
harga
emas
dunia
berpengaruh
terhadap
Jakarta
Islamic Index (JII).
H4: Diduga kurs rupiah berpengaruh
terhadap Jakarta Islamic Index (JII).
TELAAH PUSTAKA
Jakarta Islamic Index (JII)
Di bursa Efek Indonesia (BEI)
terdapat beberapa indeks. Namun diantara
indeks tersebut, salah satu yang beroperasi
berdasarkan prinsip syariah adalah
Jakarta Islamic Index (JII). JII merupakan
salah satu indeks saham di Indonesia yang
menghitung indeks harga rata-rata saham
untuk jenis kegiatan usaha yang
memenuhi kriteria syariah. Dikatakan
demikian karena saham-saham yang
masuk dalam indeks syariah adalah
emiten yang kegiatan usahanya tidak
bertentangan dengan prinsip syariah. JII
dibentuk dari hasil kerjasama antara PT
BEI (saat itu Bursa Efek Jakarta) dengan
PT Danareksa Investment Management
(PT DIM). JII beroperasi sejak tanggal 3
Juli 2000 dan menggunakan tahun 1
januari sebagai base date (dengan nilai
100). Tujuan pembentukan JII adalah
untuk meningkatkan kepercayaan investor
agar melakukan investasi pada saham
berbasis syariah dan memberikan manfaat
keuntungan
bagi
pemodal
yang
berinvestasi di bursa efek (Susanto,
2008:128).
[Type text]
Analisis
Pengaruh Tingkat Inflasi, Harga Minyak Dunia, Harga Emas Dunia,
dan Kurs Rupiah terhadap Jakarta Islamic Index di Bursa Efek Indonesia
(Periode Januari 2005 – Maret 2012)
5
Berdasarkan fatwa No.40/DSNMUI/X/2003 tentang pasar modal dan
pedoman umum penerapan prinsip syariah
di bidang pasar modal, menetapkan bahwa
kriteria kegiatan usaha yang bertentangan
dengan prinsip syariah ialah:
a. Usaha perjudian dan dan permainan
yang tergolong judi atau perdagangan
yang dilarang.
b. Lembaga
keuangan
konvensional
(ribawi), termasuk perbankan dan
asuransi konvensional.
c. Produsen, distributor serta pedagang
makanan dan minuman haram.
d. Produsen, distributor, atau penyedia
barang-barang ataupun jasa yang
merusak moral dan bersifat mudarat.
e. Melakukan investasi pada emiten
(perusahaan) yang pada saat transaksi
tingkat (nisbah) hutang perusahaan
kepada lembaga keuangan ribawi lebih
dominan dari modalnya
Kemudian selain dari segi kegiatan
usaha, kriteria perusahaan juga ditentukan
oleh indeks: (a) kapitalisasi pasar (market
capitalization) dari saham di mana JII
menggunakan kapitalisasi harian rata-rata
selama satu tahun; (b) perdagangan saham
di bursa, JII menggunakan rata-rata harian
perdagangan reguler saham di bursa
selama satu tahun.
Dari kriteria tersebut, sahamsaham yang dipilih untuk dapat masuk ke
dalam indeks.
Berikut digambarkan
skema proses penyaringan saham JII:
Seleksi Saham Syariah
Memilih kumpulan saham dengan jenis usaha
utama yang tidak bertentangan dengan prinsip
syariah dan sudah tercatat lebih dari 3 bulan,
kecuali termasuk dalam 10 kapitalisasi besar.
Seleksi Kapitalisasi
Memilih 60 saham dari susunan saham di atas
berdasarkan urutan rata-rata kapitalisasi pasar
(market capitalization) terbesar selama satu
tahun terakhir.
Seleksi Nilai Volume Transaksi
Memilih 30 saham dengan urutan berdasarkan
tingkat likuiditas rata-rata nilai perdagangan
reguler selama (satu) tahun terakhir.
PROSES EVALUASI EMITEN SETIAP 6
BULAN SEKALI
Gambar 1 : Skema Proses Penyaringan
Emiten JII
Sumber : Manan (2009:116)
Perubahan pada jenis usaha utama
emiten akan dimonitor secara terus
menerus berdasarkan data publik yang
tersedia. Perusahaan yang mengubah lini
bisnisnya
sehingga
menjadi
tidak
konsisten dengan prinsip syariah akan
dikeluarkan dari indeks JII. Sedangkan
saham emiten yang dikeluarkan akan
diganti oleh saham emiten lain.
Tingkat Inflasi
Menurut Rahardja dan Manurung
(2008:165-166)
inflasi
merupakan
kenaikan harga barang-barang yang
bersifat umum dan terus-menerus. Dari
definisi tersebut maka terdapat tiga
kriteria agar dapat dikatakan terjadinya
inflasi, (1) Kenaikan harga, harga suatu
komoditas dikatakan naik jika menjadi
lebih tinggi daripada harga periode
sebelumnya; (2) Bersifat umum, kenaikan
harga suatu komoditas belum dapat
dikatakan inflasi apabila kenaikan tersebut
tidak berdampak pada kenaikan hargaharga secara umum; (3) Berlangsung terus
menerus, artinya proses kenaikan hargaharga tersebut tidaklah terjadi hanya
sesaat melainkan secara terus-menerus
sampai pada periode tertentu.
Ditinjau
dari
faktor-faktor
penyebab timbulnya. Inflasi dibedakan
menjadi 3 macam (Nanga, 2005), yaitu:
a) Inflasi taikan permintaan (demand –
pull inflation).
b) Inflasi dorongan biaya (cosh – push
inflation).
c) Inflasi struktural (structural inflation).
[Type text]
Analisis
Pengaruh Tingkat Inflasi, Harga Minyak Dunia, Harga Emas Dunia,
dan Kurs Rupiah terhadap Jakarta Islamic Index di Bursa Efek Indonesia
(Periode Januari 2005 – Maret 2012)
6
Harga Minyak Dunia
Harga minyak bumi seperti yang
disebutkan dalam berita pada umumnya
mengacu pada harga spot minyak per
barel (159 liter) jenis WTI (West Texas
Intermediate) yang diperdagangkan pada
New
York
Mercantile
Exchange
(NYMEX) atau jenis minyak Brent yang
diperdagangkan pada Intercontinental
Exchange (ICE). Harga satu barel minyak
mentah dunia sangat tergantung pada
kedua kelas tersebut, yang ditentukan oleh
faktor-faktor seperti berat jenis atau API
dan kandungan sulfur, serta lokasinya.
Tolok ukur minyak mentah dunia lainnya
yang cukup penting antara lain harga
minyak OPEC, Dubai Crude, serta Tapis
Crude
(Singapura)
(http://en.wiki
pedia.org/wiki/Price_of_petroleum).
Industri minyak bumi pada
umumnya mengklasifikasi minyak mentah
berdasarkan lokasi geografis dimana
minyak tersebut diproduksi (misalnya
West Texas Intermediate, Brent, atau
Oman), Gravitasi API (sebuah ukuran
pada industri minyak mentah untuk
mengklasifikasi minyak berdasarkan
massa jenisnya, dan kandungan sulfurnya.
Minyak bumi digolongkan ringan apabila
massa jenisnya kecil dan berat apabila
massa jenisnya besar. Minyak bumi juga
digolongkan manis apabila kandungan
sulfurnya sedikit dan digolongkan asam
apabila kandunga sulfurnya tinggi.
Minyak mentah West Texas
Intermediate (WTI) merupakan minyak
mentah yang berkualitas sangat tinggi,
karena ringan (light) dan memiliki
kandungan sulfur yang rendah (sweet).
Oleh karenanya minyak jenis WTI ini
sering pula di sebut minyak mentah “light
sweet”. Kandungan yang ada pada minyak
WTI ini membuatnya sangat baik untuk
dijadikan bahan bakar, hal ini menjadikan
minyak jenis WTI sebagai patokan utama
minyak metah di Amerika dan di dunia.
Harga minyak mentah WTI umumnya
lebih tinggi sekitar 5 sampai 6 dollar AS
per barel dari harga minyak OPEC
(http://useconomy.about.com/od/economic
indicators/p/Crude_Oil.htm).
Harga Emas Dunia
Emas mempunyai standar nilai
internasional yang mudah dipantau, emas
sangat liquid (mudah diuangkan). Emas
sebagai salah satu bentuk investasi yang
tidak terpengaruh oleh inflasi dan aman
terhadap depresiasi nilai tukar. Emas di
dunia berasal dari dalam bumi berupa
bongkahan campuran batu dan emas, yang
harus melalui proses pemurnian atau
refinery untuk dijadikan emas murni 24
karat atau 99,9 %. Emas murni 24 K
umumnya berwujud dalam bentuk
batangan (gold bar), koin emas dan
perhiasan (Susilo, 2011).
Harga emas di negara manapun
mengikuti harga emas dunia yang
ditentukan di London (pasar emas london)
setiap hari. Harga emas dunia ditentukan
berdasarkan supply and demand emas dari
seluruh penjuru dunia, bukan ditentukan
dari satu daerah saja. Standar internasional
emas dalam US$ per troy ounce/oz (1 troy
oz = 31.1 gr). Pasar emas london menjadi
rujukan pasar emas global dalam
menentukan patokan harga emas hampir
di setiap negara (termasuk dengan harga
Dinar Dirham Islam). Selain di London,
pusat perdagangan emas lainnya adalah
New York, Zurich, Tokyo, Sydney dan
Hongkong, dimana Hongkong menjadi
pusat perdagangan di Asia (Firman,
2012).
Nilai Tukar (Kurs) Mata Uang
Menurut Faisal (2001:20) kurs
(exchange rate) adalah harga satu mata
uang (yang diekspresikan) terhadap mata
uang lainnya. Kurs dapat diekspresikan
sebagai sejumlah mata uang lokal yang
dibutuhkan untuk membeli satu unit mata
uang asing (disebut juga direct quote)
atau sebaliknya sejumlah mata uang asing
yang dibutuhkan untuk membeli satu unit
mata uang lokal (disebut juga indirect
quote).
[Type text]
Analisis
Pengaruh Tingkat Inflasi, Harga Minyak Dunia, Harga Emas Dunia,
dan Kurs Rupiah terhadap Jakarta Islamic Index di Bursa Efek Indonesia
(Periode Januari 2005 – Maret 2012)
7
Nilai tukar menurut Mankiw
(2000) dibagi menjadi dua, yaitu nilai
tukar nominal dan nilai tukar riil. Nilai
tukar nominal adalah harga mata uang
suatu negara dengan negara lainnya,
sedangkan nilai tukar riil adalah nilai
tukar nominal dibagi harga relatif dalam
negeri dan luar negeri (negara mitra
dagang) kurs riil dijadikan sebagai acuan
untuk mengukur daya saing suatu negara
dengan negara lainnya.
Pergerakan suatu nilai tukar/kurs
dapat berubah sepanjang waktu karena
adanya perubahan kurva permintaan dan
penawaran. Menurut Madura (2006:128135) faktor-faktor yang menyebabkan
perubahan
kurva
permintaan
dan
penawaran tersebut yaitu:
1) Perubahan Tingkat Inflasi Relatif,
2) Perubahan Suku Bunga Relatif,
3) Tingkat Pendapatan Relatif,
4) Pengendalian Pemerintah,
5) Prediksi pasar akan kurs mata uang di
masa depan,
6) Interaksi faktor.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini bersifat penelitian
penjelasan (explanatory atau confirmation
research)
yang
bertujuan
untuk
menjelaskan hubungan kausal antar
variabel melalui pengujian hipotesis.
Metode analisis yang digunakan dalam
penelitian ini meliputi metode statistika
deskriptif dengan menggunakan tabel dan
grafik, dan juga metode statistika
inferensial menggunakan aplikasi PASW
Statistic 18 for windows dengan alat
analisis regresi linier berganda.
Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah data kuantitatif serta
berupa data sekunder yang meliputi
tingkat inflasi, harga minyak dunia, harga
emas dunia, kurs rupiah dan Jakarta
Islamic Index (JII). Data tersebut
merupakan data time series penutupan tiap
akhir bulan yang diambil mulai dari bulan
Januari 2005 sampai dengan bulan Maret
2012. Sumber data diperoleh dari website
yang berkaitan dengan topik penelitian,
antara lain yaitu www.bi.go.id ,
www.economagic.com,
www.indexmundi.com,
www.kemendag.go.id, dan www.finance.yahoo.
com.
Variabel-variabel yang diteliti
a) Jakarta Islamic Index (JII) mencakup
saham-saham dengan nilai pasar dan
likuiditas yang tertinggi dari 30 saham
terpilih yang dapat mewakili pasar.
b) Tingkat inflasi merupakan tingkat
prosentase kenaikan harga barangbarang yang bersifat umum dan terusmenerus. Tingkat inflasi diukur
berdasarkan indeks harga konsumen
(IHK).
c) Harga Minyak dunia merupakan harga
spot pasar minyak dunia dengan
berdasar pada jenis minyak West Texas
Intermediate. Harga minyak dunia ini
diukur melalui akumulasi permintaan
dan penawaran minyak WTI atau light
sweet yang diperdagangkan pada New
York Mercantile Exchange (NYMEX).
d) Harga Emas Dunia merupakan harga
spot yang terbentuk berdasarkan
akumulasi supply and demand emas di
London (pasar emas london). Harga
emas yang digunakan dalam penelitian
ini adalah harga emas untuk penutupan
sore hari (harga emas Gold P.M).
e) Kurs Rupiah di sini merupakan kurs/
nilai tukar rupiah terhadap mata uang
dollar Amerika serikat. Data kurs yang
digunakan dalam penelitian ini adalah
data kurs tengah mata uang rupiah
terhadap mata uang dollar AS yang
dikeluarkan oleh Bank Indonesia.
Analisis regresi linier berganda
Analisis ini digunakan untuk
mengetahui pengaruh antara tingkat
inflasi, harga minyak dunia, harga emas
dunia, dan kurs rupiah terhadap Jakarta
Islamic Index (JII). Perumusan model
regresi linier berganda dalam penelitian
ini dapat dijabarkan sebagai berikut:
[Type text]
Analisis
Pengaruh Tingkat Inflasi, Harga Minyak Dunia, Harga Emas Dunia,
dan Kurs Rupiah terhadap Jakarta Islamic Index di Bursa Efek Indonesia
(Periode Januari 2005 – Maret 2012)
8
JII = β0 + β1INF + β2MYK + β3EMS +
β4KRS + ε
Di mana:
JII JII ==βJakarta
Islamic Index
0 - β1INF + β2MYK +
INF = tingkat inflasi
MYK
= harga
minyak+dunia
β3EMAS
- β4KURS
ε
EMS = harga emas dunia
KRS = kurs rupiah terhadap dolar AS
β0
= konstanta
β1,..β4 = koefisien regresi parsial untuk
masing-masing variabel INF,
JII = β0MYK,
- β1INF
+ β2KRS.
MYK +
EMS,
ε
= variabel pengganggu
β3EMAS - β4KURS + ε
Analisis Koefisien Determinasi
Koefsien determinasi digunakan
untuk menunjukkan seberapa besar
persentase variasi variabel independen
yang digunakan dalam model mampu
menjelaskan variansi variabel dependen.
R2 sama dengan 0, berarti tidak ada
sedikitpun persentase sumbangan pengaruh yang
diberikan varibel independen terhadap
variabel dependen. Sebaliknya, R2 sama
dengan 1, berarti persentase sumbangan
pengaruh
yang diberikan variabel
independen terhadap variabel dependen
adalah sempurna, atau variasi variabel
independen yang digunakan dalam model
menjelaskan 100% variabel dependen
(Priyatno, 2008:79).
Uji Statistik t (Uji t)
Uji t digunakan untuk mengetahui
apakah dalam model regresi variabel
independen (INF, MYK, EMS, KRS)
secara parsial berpengaruh signifikan
terhadap variabel dependen (JII). Uji t
dilakukan pada tingkat kepercayaan 90%,
alasan digunakannya tingkat kepercayaan
90% adalah dikarenakan pengambilan
data sampel masing-masing variabel
terbatas pada periode penelitian yang
dilakukan sehingga hal ini kurang dapat
mewakili gambaran pergerakan variabelvariabel secara menyeluruh.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil perhitungan statistik deskriptif
dapat terlihat pada Tabel 1. sebagai
berikut:
Tabel 1.
Deskripsi Statistik
JII
INF
MYK
INF
KRS
Descriptive Statistic
N
Mean
Std. Deviation
87
,017739
,0760953
87
,006967
,1626006
87
,014603
,0901829
87
,016425
,0452249
87
,000359
,0321816
Sumber : Data sekunder diolah
Berdasar hasil Tabel 1. tersebut
diperoleh nilai rata-rata untuk pergerakan
perubahan variabel-variabel antara lain:
JII, tingkat inflasi, harga minyak dunia,
harga emas dunia, dan kurs rupiah
masing-masing adalah sebesar 0,017739
(1,774%), 0,006967 (0,697%), 0,014603
(1,460%), 0,16425 (1,643%), dan
0,000359 (0,036%). Sedangkan untuk
nilai standar deviasinya untuk JII, tingkat
inflasi, harga minyak dunia, harga emas
dunia, dan kurs rupiah masing-masing
adalah 0,076 (7,6%), 0,163 (16,3%),
Analisis Regresi Linier Berganda
Data-data yang akan diuji dalam
penelitian ini sebelumnya telah diubah
dalam bentuk model difference. Sehingga
model regresi antara X terhadap Y tidak
pada aslinya melainkan pada selisih
(difference) antar satu pengamatan dengan
pengamatan sebelumnya dalam satu
variabel. Dengan kata lain data yang
digunakan adalah data hasil pengurangan
nilai variabel yang bersangkutan dengan
nilai variabel sebelumnya. Selanjutnya
data penelitian yang telah lulus proses
pengujian
data
tersebut,
diolah
menggunakan aplikasi PASW (Predictive
Analytics SoftWare) Statistics 18 for
windows dan diperoleh hasil perhitungan
regresi linier berganda yang terlihat pada
Tabel 2. sebagai berikut:
[Type text]
Analisis
Pengaruh Tingkat Inflasi, Harga Minyak Dunia, Harga Emas Dunia,
dan Kurs Rupiah terhadap Jakarta Islamic Index di Bursa Efek Indonesia
(Periode Januari 2005 – Maret 2012)
9
Tabel 2.
Hasil Perhitungan Regresi Linier Berganda
Sumber : Data sekunder diolah
Dengan demikian, maka model persamaan
regresi linier berganda yang dihasilkan
setelah mengalami tahap difference dapat
dijabarkan sebagai berikut:
(JIIt - JIIt-1) = 0,018 - 0,077 (INFt - INFt-1) + 0,126 (MYKt MYK t-1) - 0,018 (EMSt - EMS t-1 ) - 1,438
(KRSt - KRSt-1)+ (εt - ε t-1)
1) Nilai konstanta = 0,018 menandakan
apabila tidak terdapat variabel-variabel
independen yang mencakup tingkat
inflasi, harga minyak dunia, harga
emas dunia dan kurs rupiah maka
pergerakan perubahan indeks syariah
JII adalah tetap sebesar 0,018.
2) Perubahan laju inflasi memperoleh
nilai sebesar -0,077 yang berarti bahwa
perubahan peningkatan inflasi sebesar
1%, maka akan menyebabkan JII akan
turun sebesar 0,077. Dan sebaliknya
apabila tingkat inflasi mengalami
penurunan sebesar 1%, maka JII akan
naik sebesar 0,077.
3) Perubahan harga minyak dunia
memperoleh nilai = 0,126 yang berarti
bahwa perubahan peningkatan harga
minyak dunia sebesar 1%, maka akan
menyebabkan JII naik sebesar 0,126
dan sebaliknya apabila perubahan
harga minyak dunia turun sebesar 1%,
maka JII pun akan turun sebesar 0,126.
4) Perubahan
harga
emas
dunia
memperoleh nilai -0,018 yang berarti
bahwa perubahan peningkatan harga
emas dunia sebesar 1%, maka JII akan
turun sebesar 0,018 dan sebaliknya
apabila perubahan harga emas dunia
mengalami kenaikan sebesar 1% maka
JII akan turun sebesar 0,018.
5) Perubahan kurs rupiah terhadap dollar
AS memperoleh nilai -1,438 yang
berarti bahwa perubahan penurunan
kurs rupiah sebesar 1% maka JII akan
mengalami kenaikan sebesar 1,438.
Begitupun
sebaliknya
apabila
perubahan kurs rupiah terhadap dollar
AS mengalami kenaikan sebesar 1%
maka JII akan mengalami penurunan
sebesar 1,438.
Analisis Koefisien Determinasi
Koefsien determinasi digunakan
untuk menunjukkan seberapa besar
persentase variasi variabel independen
yang digunakan dalam model regresi
mampu menjelaskan variansi variabel
dependen. Dalam penelitian ini nilai
koefisien determinasi yang dipakai adalah
adjusted R square yang merupakan suatu
indikator
yang
digunakan
untuk
mengetahui pengaruh penambahan suatu
variabel independen ke dalam suatu model
regresi. Berdasarkan hasil pengolahan
data menggunakan PASW Statistics 18
diperoleh nilai koefisien determinasi
seperti yang terlihat pada Tabel 3. sebagai
berikut.
Tabel 3.
Hasil Perhitungan Koefisien Determinasi
Model Summaryb
Std. Error
Model
R
Adjusted
Square R Square
R
a
,462
Sumber : Data sekunder diolah
dimension0
1
,679
,435
of the
Estimate
,0571831
Dari hasil perhitungan pada Tabel 3.
diperoleh nilai koefisien determinasi
(adjusted R square) sebesar 0,435 yang
menunjukkan bahwa variasi variabel
independen mampu menjelaskan variabel
dependen sebesar 43,5% atau dengan kata
lain variabel independen memberikan
[Type text]
Analisis
Pengaruh Tingkat Inflasi, Harga Minyak Dunia, Harga Emas Dunia,
dan Kurs Rupiah terhadap Jakarta Islamic Index di Bursa Efek Indonesia
(Periode Januari 2005 – Maret 2012)
10
pengaruh terhadap variabel dependen
sebesar 43,5%.
Pengujian Hipotesa Penelitian
Hipotesis yang akan diuji mencakup
pengaruh
antara
variabel-variabel
independen terhadap variabel dependen
secara parsial. Uji pengaruh parsial
dilakukan dengan Uji statistik t (Uji t)
digunakan untuk mengetahui pengaruh
dari masing-masing variabel independen
(INF, MYK, EMS, KRS) secara parsial
atau terpisah terhadap variabel dependen
(JII). Uji pengaruh parsial dapat dilakukan
dengan membandingkan nilai thitung
dengan ttabel pada tingkat kepercayaan =
90%, di mana nilai ttabel pada a = 10% : 2 =
5%, n=87 dan k=4 (n adalah jumlah
periode penelitian dan k adalah jumlah
variabel independen) adalah sebesar 1,66.
Berdasar hasil nilai thitung pada Tabel 2.,
maka Uji t untuk masing-masing variabel
independen dapat dijabarkan sebagai
berikut:
1) Pengujian hipotesis untuk melihat
pengaruh tingkat inflasi terhadap
Jakarta Islamic Index (JII)
Hipotesis 1:
H10 = tidak terdapat pengaruh antara
inflasi terhadap Jakarta Islamic Index
(JII).
H1a = terdapat pengaruh antara inflasi
terhadap Jakarta Islamic Index (JII).
Nilai thitung dari inflasi adalah sebesar 2,027 dengan tingkat signifikansi sebesar
0,046. Karena nilai -thitung (-2,027) < -ttabel
(-1,66) dan nilai signifikansinya lebih
kecil dari 0,1 maka dapat disimpulkan
terdapat pengaruh signifikan antara
tingkat inflasi dengan JII.
2) Pengujian hipotesis untuk melihat
pengaruh
harga
minyak
dunia
terhadap Jakarta Islamic Index (JII)
Hipotesis 2:
H20 = tidak terdapat pengaruh antara
harga minyak dunia terhadap Jakarta
Islamic Index (JII).
H2a = terdapat pengaruh antara harga
minyak dunia terhadap Jakarta Islamic
Index (JII).
Nilai thitung dari harga minyak dunia adalah
sebesar 1,755 dengan tingkat signifikansi
sebesar 0,083. Karena nilai thitung (1,755) >
ttabel (1,66) dan nilai signifikansinya lebih
kecil dari 0,1 maka dapat disimpulkan
terdapat pengaruh signifikan antara harga
minyak dunia dengan JII.
3) Pengujian hipotesis untuk melihat
pengaruh harga emas dunia terhadap
Jakarta Islamic Index (JII)
Hipotesis 3:
H30 = tidak terdapat pengaruh antara
harga emas dunia terhadap Jakarta
Islamic Index (JII).
H3a = terdapat pengaruh antara harga
emas dunia terhadap Jakarta Islamic
Index (JII).
Nilai thitung dari harga emas dunia adalah
sebesar -0,582 dengan tingkat signifikansi
sebesar 0,562. Karena nilai -thitung (-0,582)
> -ttabel (-1,66) dan nilai signifikansinya
lebih besar dari 0,1 maka dapat
disimpulkan tidak terdapat pengaruh
signifikan antara harga emas dengan JII.
4) Pengujian hipotesis untuk melihat
pengaruh
harga
minyak
dunia
terhadap Jakarta Islamic Index (JII)
Hipotesis 4:
H40 = tidak terdapat pengaruh antara
kurs rupiah terhadap Jakarta Islamic
Index (JII).
H4a = terdapat pengaruh antara kurs
rupiah terhadap Jakarta Islamic Index
(JII).
Nilai thitung dari kurs rupiah adalah sebesar
-7,184 dengan tingkat signifikansi sebesar
0,000. Karena nilai -thitung (-7,184) < -ttabel
(-1,66) dan nilai signifikansinya lebih
kecil dari 0,1 maka dapat disimpulkan
terdapat pengaruh signifikan antara kurs
rupiah dengan JII.
[Type text]
Analisis
Pengaruh Tingkat Inflasi, Harga Minyak Dunia, Harga Emas Dunia,
dan Kurs Rupiah terhadap Jakarta Islamic Index di Bursa Efek Indonesia
(Periode Januari 2005 – Maret 2012)
11
PENUTUP
Kesimpulan
1) Secara parsial masing-masing variabel
independen yang meliputi tingkat
inflasi, harga minyak dunia, harga
emas dunia dan kurs rupiah
mempunyai pengaruh sebagai berikut:
a. Tingkat inflasi berpengaruh negatif dan
signifikan secara statistik terhadap JII
di Bursa Efek Indonesia selama periode
Januari 2005-Maret 2012, yang
ditunjukkan dengan arah nilai koefisien
regresi pada variabel inflasi (INF) yang
bernilai negatif (-0,077) dengan
perolehan nilai signifikan sebesar
0,046. Hal ini searah dengan hipotesis
1 yang menyatakan bahwa tingkat
inflasi memiliki pengaruh negatif
terhadap JII.
b. Harga minyak dunia berpengaruh
positif dan signifikan secara statistik
terhadap JII di Bursa Efek Indonesia
selama periode Januari 2005-Maret
2012, ditunjukkan dengan arah nilai
koefisien regresi pada variabel harga
minyak dunia (MYK) yang bernilai
positif (0,126) dengan perolehan nilai
signifikan sebesar 0,083. Hal ini searah
dengan hipotesis 2 yang menunjukkan
bahwa harga minyak dunia memiliki
pengaruh positif terhadap JII.
c. Harga Emas dunia tidak berpengaruh
signifikan secara statistik terhadap JII
di Bursa Efek Indonesia selama periode
Januari 2005-Maret 2012, ditunjukkan
dengan perolehan nilai signifikan
sebesar 0,562 dan arah nilai koefisien
regresi variabel harga emas dunia
(EMS) yang bernilai negatif (-0,081).
Hal ini berlawanan dengan hipotesis 3
yang menyatakan bahwa harga emas
dunia berpengaruh terhadap JII.
d. Kurs rupiah berpengaruh negatif dan
signifikan secara statistik JII di Bursa
Efek Indonesia selama periode Januari
2005-Maret 2012, ditunjukkan dengan
arah nilai koefisien regresi pada
variabel kurs (KRS) yang bernilai
negatif (-1,438) dengan perolehan nilai
signifikan sebesar 0,000. Hal ini searah
dengan hipotesis 4 yang menyatakan
bahwa kurs rupiah mempunyai
pengaruh terhadap JII.
2) Perubahan pergerakan yang terjadi
pada JII dapat dijelaskan atau
dipengaruhi oleh perubahan pergerakan
tingkat inflasi, harga minyak dunia,
harga emas dunia dan kurs rupiah
berdasar
perhitungan
koefisien
determinasi (adjusted R square) adalah
sebesar 43,5%. Sedangkan sisanya
56,5% dijelaskan atau dipengaruhi oleh
variabel-variabel lainnya yang tidak
diikutsertakan dalam penelitian ini.
Saran
1) Bagi penelitian selanjutnya diharapkan
mengikutsertakan variabel-variabel lain
di luar tingkat inflasi, harga minyak
dunia, harga emas dunia dan kurs
rupiah, baik itu variabel-variabel makro
ekonomi maupun variabel-variabel
internal emiten yang terdaftar di JII.
Hal ini penting untuk mengetahui
variabel-variabel apa yang sebenarnya
memberikan
pengaruh
signifikan
terhadap pergerakan JII.
2) Pihak-pihak yang terkait dengan
perdagangan saham syariah baik itu
broker dan investor diharapkan agar
lebih teliti dan cerdas dalam melihat
perubahan variabel ekonomi makro
yang senantiasa berfluktuasi dengan
mengikuti informasi up to date yang
tersedia,
sehingga
pengambilan
keputusan berinvestasi dapat dilakukan
secara tepat.
3) Lembaga-lembaga yang terkait dengan
pasar modal seperti PT. BEI dan
BAPEPAM hendaknya lebih gencar
lagi dalam memberikan edukasi kepada
masyarakat umum tentang bagaimana
berinvestasi secara syariah di pasar
modal serta mengenalkan instrumeninstrumen pasar modal syariah yang
ditawarkan guna menambah wawasan
pengetahun tentang industri pasar
modal syariah di kalangan masyarakat.
4) Dalam praktek nyata di lapangan,
indeks JII (Jakarta Islamic Index) yang
[Type text]
Analisis
Pengaruh Tingkat Inflasi, Harga Minyak Dunia, Harga Emas Dunia,
dan Kurs Rupiah terhadap Jakarta Islamic Index di Bursa Efek Indonesia
(Periode Januari 2005 – Maret 2012)
12
merupakan indeks sektoral dengan
mengelompokkan saham perusahaanperusahaan yang sesuai dengan kriteria
syariah, diharapkan secara operasional
dapat terpisah dari pasar modal
konvensional, sehingga terbentuk pasar
modal syariah yang sesungguhnya
murni tidak bercampur dengan pasar
modal konvensional. Serta terobosan
kebijakan
pemerintah
sangat
diharapkan
untuk
terus
mengembangkan pasar modal syariah
kedepannya, seperti misalnya dengan
diluncurkannya Indeks Saham Syariah
Indonesia (ISSI) dan diterbitkannya
fatwa-fatwa baru Dewan Syariah
Nasional Majelis Ulama Indonesia
(DSN-MUI) terkait pasar modal
syariah.
DAFTAR PUSTAKA
Adib, Ahmad M. 2009, Pengaruh Inflasi,
Suku Bunga Domestik, Suku Bunga
Luar Negeri dan Kurs Rupiah
Terhadap Indeks Harga Saham
(Studi Pada JII dan IHSG Tahun
2005-2007),
Skripsi,
Jurusan
Muamalah, Fakultas Syariah, UIN
Sunan Kalijaga.
Budiono, 2005, Seri Sinopsis Pengantar
Ilmu Ekonomi No.3: Ekonomi
Internasional, Edisi Ke-1, BPFE,
Yogyakarta.
Faisal, M., 2001, Manajemen Keuangan
Internasional,
Edisi
Pertama,
Penerbit Salemba Empat, Jakarta.
Firman, Abbas, 2012, Mengenal Sejarah
Pasar Emas London, diakses dari
http://www.dinarfirst.org
pada
tanggal 21 Juni 2012.
Iman, Nofie, 2009, Investasi Emas, Daras
Books, Jakarta.
Khalwati, Tajul, 2000, Inflasi dan
Solusinya, PT Raja
Persada
Grafindo, Jakarta.
Madura,
Jeff,
2006,
Keuangan
Perusahaan Internasional, Edisi
kedelapan, Penerbit Salemba Empat,
Jakarta.
Manan, Abdul, 2009, Aspek Hukum dalam
Penyelenggaraan Investasi di Pasar
Modal Syariah di Indonesia, Edisi
Pertama, PT Kencana, Jakarta.
Mankiw, N. Gregory, 2000, Teori
Makroekonomi, Edisi ke-4, Penerbit
Erlangga, Jakarta.
Nanga, Muana, 2005, Teori, Masalah &
Kebijakan, Edisi Kedua, PT Raja
Grafindo Persada, Jakarta.
Priyatno, dwi, 2008, Mandiri Belajar
SPSS, PT Buku Kita, Jakarta.
Raharja,
Prathama
dan
Mandala
Manurung, 2008, Teori Ekonomi
Makro; Suatu Pengantar, Edisi
keempat, Lembaga Penerbit FE UI,
Jakarta.
Sidarta, Wahyu, 2010, Pengaruh gejolak
harga minyak mentah terhadap
IHSG, Vibiznews.
Sudiyatno, Bambang dan Cahyani
Nuswandhari,
2009,
“Peran
Beberapa Indikator Ekonomi Dalam
Mempengaruhi Risiko Sistematis
Perusahaan Manufaktur Di Bursa
Efek Indonesia Jakarta”, Dinamika
Keuangan dan Perbankan, Vol. 1
No.2, hal. 66-81.
Susanto, Burhanudin, 2008, Pasar Modal
Syariah: Tinjauan Hukum, UII
Press, Yogyakarta.
Susilo,
2011,
Sosialisasi
Gemar
Menabung Emas. Gadai Emas Bank
Mega
Syariah
Indonesia.
Purwokerto (tidak dipublikasikan).
Witjaksono, Ardian A., 2010, Analisis
Pengaruh Tingkat Suku Bunga SBI,
Harga Minyak Dunia, Harga Emas
Dunia, Kurs Rupiah, Indeks Nikkei
225, dan Indeks Dow Jones
terhadap IHSG (studi kasus pada
IHSG di BEI selama periode 20002009), Tesis, Program Studi
Magister Manajemen, Universitas
Diponegoro.
,Crude Oil Prices Definition,
diakses dari
http://useconomy.
about.com/od/economicindicators/
p/Crude_Oil.htm, pada tanggal 21
Juni 2012.
[Type text]
Analisis
Pengaruh Tingkat Inflasi, Harga Minyak Dunia, Harga Emas Dunia,
dan Kurs Rupiah terhadap Jakarta Islamic Index di Bursa Efek Indonesia
(Periode Januari 2005 – Maret 2012)
13
, Gold Monthly Price - US Dollars
per Troy Ounce, diakses dari
http://www.indexmundi.com/com
modities/?commodity=gold&mont
hs=120 pada tanggal 21 Juni 2012.
, JKII Historical Prices, diakses
dari
http://finance.yahoo.com
/q/hp?s=^JKII+Historical+Prices
pada tanggal 19 Juli 2012.
, Laporan Inflasi (Indeks Harga
Konsumen),
diakses
dari
http://www.bi.go.id/web/id/Monet
er/Inflasi/Data+Inflasi/
pada
tanggal 10 Juni 2012
, Price of petroleum, diakses dari
http://en.wikipedia.org/wiki/Price_
of_ petroleum pada tanggal 21 Juni
2012.
, Price of West Texas Intermediate
Crude,
diakses
dari
http://www.economagic.com/emcgi/data.exe/var/west-texas-crudelong pada tanggal 17 Mei 2012.
, Statistik Nilai Tukar Mata Uang
Asing Terhadap Rupiah, diakses
dari http://www.kemendag.go.id
/statistik_nilai_tukar_mata_uang_a
sing_terhadap_rupiah/
pada
tanggal 24 Juli 2012.
[Type text]
Analisis
Pengaruh Tingkat Inflasi, Harga Minyak Dunia, Harga Emas Dunia,
dan Kurs Rupiah terhadap Jakarta Islamic Index di Bursa Efek Indonesia
(Periode Januari 2005 – Maret 2012)
14
Download