November 2014 Infinity Sysmex Updates Fungsi Crosscheck pada UX-2000 In this issue… Fungsi Crosscheck pada UX-2000 Tips Memilih Tabung untuk Pemeriksaan Kimia Klinik PIT XIII PDS PatKLIn: “Enhancing the Role of Research and Technology in Laboratory Medicine for Society” Pengumuman Pemenang POP Quiz 1. Rina Triana 2. dr. Juliani Dewi, SpPK Selamat kepada para pemenang! Hadiah menarik akan dikirim ke alamat Anda. The Fully Automated Integrated Integrated standardization with urinalysis results consolidation and efficiency of urinalysis workflow quality result proven technology with Clinical values for diagnosis support Urinalisis yang akurat dengan presisi yang baik telah mampu dicapai karena adanya perkembangan teknologi yang baru dalam urinalisis. Dengan adanya teknologi yang baru ini, reduksi hasil pemeriksaan manual menjadi sekitar 20-30%. Salah satu fitur yang ditawarkan UX-2000 yang merupakan generasi instrumen urinalisis terbaru Sysmex adalah melakukan fungsi terintegrasi antara pemeriksaan dipstick dengan sedimen dalam satu instrument, yang disebut crosscheck urinalysis. Fitur ini digunakan untuk melaporkan hasil yang sesuai maupun yang tidak sesuai antara pemeriksaan dipstick dengan sedimen sehingga dengan demikian hasil pemeriksaan urin yang normal maupun patologis bisa dilaporkan dengan akurat. Adanya fungsi crosscheck sebagai bagian terintegrasi ini memberikan beberapa maanfaat, di antaranya penurunan yang bermakna dari TAT (turn around time) pemeriksaan urin, review yang lebih efektif terhadap sampel urin patologis, dan peningkatan efisiensi serta rasa percaya diri analis laboratorium dalam melaporkan hasil pemeriksaan urin.2 UX-2000 High Urin merupakan hasil metabolik yang mengandung berbagai informasi penting. Namun, dalam pemeriksaannya perlu suatu prosedur terstandarisasi dalam pra-analitik pemeriksaan urin baik dari sisi pengumpulan, transport, persiapan, maupun analisis sebagai satu kesatuan strategi dalam membantu menegakkan diagnosis urinalisis.1,2 Pada bulan Juni hingga Juli 2011 di Meijo Hospital telah dilakukan penelitian oleh Miura dkk dalam menilai crosscheck UX-2000, namun hanya terbatas pada membandingkan blood pada dipstick dengan RBC pada sedimen dan leukosit esterase pada dipstick dengan WBC sedimen yang disetting dengan kriteria cut-off tertentu, hasilnya menunjukkan data sebagai berikut: 1. Fungsi crosscheck yang disetting antara blood (kimia) dengan RBC (sedimen) menunjukkan hasil yang sesuai sekitar 88,1% 2. Fungsi crosscheck yang disetting antara leukosit esterase (kimia) dengan WBC (sedimen) menunjukkan hasil yang sesuai sekitar 92,8%.1 Penelitian juga dilakukan oleh Miyazaki dkk di Meijo Hospital Jepang, pada Juni hingga Juli 2011 dengan total subyek sebanyak 1.836 pasien. Dalam penelitian ini dilakukan pemeriksaan sedimen dan dipstick, baik dengan UX-2000 terintegrasi maupun dengan 2 instrumen terpisah (sedimen urin dengan Hitachi 6800 dan dipstick Arkray AX-4280).2 Hasil penelitian yang dilakukan oleh Miyazaki dkk. dalam menilai crosscheck UX-2000 yang disetting dengan kriteria cut off tertentu menunjukkan data sebagai berikut: 1. Fungsi crosscheck yang disetting antara protein (kimia) dengan silinder (sedimen) menunjukkan hasil yang sesuai sekitar 93,4% 2. Fungsi crosscheck yang disetting antara nitrit dengan bakteri mencapai 100% 3. Fungsi crosscheck yang disetting antara leukosit esterase dengan WBC menunjukkan hasil 96,1% dan 4. Fungsi crosscheck yang disetting antara blood dengan RBC menunjukkan hasil sekitar 93,3%. Sedangkan hasil perbandingan STAT dari UX2000 dengan H6800 dan AX-4280 menunjukkan bahwa UX-2000 lebih singkat (5,8 menit) dalam melakukan pemeriksaan urin dibandingkan dengan 2 instrumen terpisah (7 menit).2 Referensi: 1. Miura M, Kondo T, Mizuno M, Morikawa T. The basic analytical performance of the fully automated integrated urine analyzer UX-2000 CHM unit. Sysmex Journal International 2013;23(1) : 1-8 2. Miyazaki Y. Effects of introducing the fully automated integrated urine analyzer UX-2000 and basic evaluation of its performance. Sysmex Journal International 2014; 24(1) :1-7 Tips Memilih Tabung untuk Pemeriksaan Kimia Klinik Proses penampungan yang benar serta waktu pengambilan darah yang tepat merupakan kondisi kritis yang penting untuk diperhatikan pada pemeriksaan kimia darah di suatu laboratorium, meskipun pada kenyataannya banyak sekali laboratorium yang tidak memperhatikan langkahlangkah tersebut. Oleh karena itu, kadang kala hasil yang dilaporkan tidak tepat.1,3 Berikut adalah ringkasan berbagai hal yang perlu diperhatikan pada tabung penampung darah ketika melakukan pemeriksaan kimia darah. 1. Tabung Penampung Darah1 Tabung penampung darah yang baik harus memiliki kriteria sebagai berikut: Berbentuk silindris Memiliki panjang 50-150 mm Berdiameter sekitar 10-20 mm Umumnya tabung penampung darah dewasa memiliki ukuran panjang 75-100 mm dengan diameter 13 mm dan mampu menampung 2-10 mL darah, sedangkan tabung mikro untuk pediatric berukuran panjang sekitar 40-50 mm dengan diameter 5-10 mm. Tabung plastik ataupun dari polyester, poliakrilik, maupun polivinil lebih baik dibandingkan tabung gelas. Beberapa keunggulan tabung plastik ini adalah: Meminimalisir pajanan terhadap bahan toksik karena tidak mudah retak Memiliki tahanan yang baik terhadap goncangan kuat Mampu digunakan pada pemakaian sentrifugasi kecepatan tinggi Ringan Lebih murah Sifat permukaan dindingnya yang hidrofobik membuat tabung ini cocok digunakan sebagai penampung darah pada pemeriksaan koagulasi karena mampu mencegah proses koagulasi secara efisiensi. 2. Antikoagulan Serum merupakan sampel yang paling umum digunakan dalam pemeriksaan kimia darah. Plasma juga bisa digunakan sebagai alternatif, tetapi memiliki berbagai kelemahan. Oleh karena itu, perlu dipertimbangkan pemakaian plasma untuk pemeriksaan kimia klinik. Karena seperti yang telah diketahui bahwa darah plasma mengan- dung kadar fibrinogen dan faktor-faktor koagulasi sehingga viskositas dan protein yang terkandung di dalamnya lebih tinggi dibandingkan serum. Beberapa tabung dengan antikoagulan yang mempengaruhi pemeriksaan kimia darah di antaranya : EDTA, sitrat, dan heparin. Plasma EDTA menyebabkan EDTA yang ada akan mengikat ion metalik, misalnya europium untuk pemeriksaan imunologi, ion Zn dan Mg (misalnya pada pemeriksaan fosfatase alkali) selain Ca. Jika jumlah EDTA yang berlebihan dalam sampel darah dapat mengganggu pemeriksaan imunologi dan alkali fosfatase sehingga hasilnya rendah. Heparin mampu memperlambat reaksi ikatan beberapa antigen dengan antibody, terutama pada reaksi presipitasi kedua, mampu melakukan prespitasi cryofibrinogen, serta mampu menghambat ikatan bromcresol green dalam pemeriksaan albumin sehingga menyebabkan kompleks kolorimetri yang lambat. 3. Gel pemisah1 Gel pemisah digunakan untuk memisahkan serum dari bekuan darah. Untuk pemisahan yang cepat ini diperlukan suatu tabung yang mengandung gel ini. Tabung dengan gel pemisah diperlukan untuk memisahkan serum dengan bekuan darah lebih cepat, mengurangi risiko aerosol toksik, hanya perlu proses sentrifugasi singkat. Beberapa laporan menunjukkan bahwa gel pemisah mempengaruhi pemeriksaan analit, contohnya obat hidrofobik seperti fenitoin, fenobarbital, dll. Gel pemisah kadang bisa melepaskan material (misalnya sejumlah gel ataupun minyak silicon) ke dalam specimen sehingga mempengaruhi beberapa pemeriksaan, menghambat probing sampel, serta fase padat pemeriksaan imunologi. 4. Clot activator1 Beberapa laporan menunjukkan bahwa tabung plastik dengan clot activator baik digunakan untuk pemeriksaan koagulasi jalur intrinsik maupun ekstrinsik. Namun, terdapat beberapa kelemahan dari jenis activator ini, yaitu perlu homogenisasi yang menyeluruh. Jika muncul mikro clot saja yang disebabkan oleh homogenisasi yang tidak sesuai, maka clot akan menyumbat probe alat dan memberikan analisis yang tidak akurat. Selain itu, clot yang terbentuk bisa mengganggu fase padat pada pemeriksaan imunologi. 5.Pemilihan tabung penampung darah1 Berdasarkan kriteria CLSI pemeriksaan dan pemilihan tabung penampung darah Gambar Tabung Penampung Darah juga perlu diperhatikan, sebaiknya tabung penampung dipersiapkan dengan urutan sebagai berikut: tabung kultur darah, tabung dengan antikoagulan sitrat, tabung tanpa antikoagulan dengan atau tanpa activator clot maupun gel pemisah, tabung heparin, tabung EDTA, dan terakhir tabung dengan ACD dan fluorida. Jadi bisa disimpulkan bahwa pemilihan tabung pemeriksaan kimia klinik meskipun tampaknya mudah namun jika tidak diperhatikan, dapat menyebabkan analisis yang tidak tepat yang berakibat memperlambat hasil analisis ke klinisi karena pengulangan sampel yang tidak perlu, serta pemborosan waktu dan biaya. Referensi: 1. Bowen RAR, Remaley AT. Interferences from blood collection tube components on clinical chemistry assays. Biochemia Medica 2014 ;24(1) :31-44 2. Narayanan S. The preanalytic phase : An important component of laboratory medicine. Am J Clin Pathol 2000;113:429-452 3. Plebani M. Errors in clinical laboratories or errors in laboratory medicine? Clin Chem Lab Med 2006;44(6):750–759 Pertemuan Ilmiah Tahunan XIII (PIT XIII) PDS PatKLIn “Enhancing the Role of Research and Technology in Laboratory Medicine for Society” 22 - 24 Oktober 2014, Trans Luxury Hotel - Bandung Perhimpunan Dokter Spesialis Patologi Klinik dan Kedokteran Laboratorium Indonesia (PDS PatKLIn) menyelenggarakan Pertemuan Ilmiah Tahunan XIII ( PIT XIII) pada tanggal 22 - 24 Oktober 2014 di Trans Luxury Hotel, Bandung dengan tema “ Enhancing the Role of Research and Technology in Laboratory Medicine for Society ”. Pertemuan Ilmiah Tahunan (PIT) merupakan program rutin PDS PatKLIn yang diselenggarakan setiap satu tahun sekali dengan isi acara, meliputi symposium ilmiah, workshop, presentasi makalah bebas, serta pameran alat laboratorium. Lunch Symposium Pada event ini PT Sysmex Indonesia mendapat kesempatan untuk mengisi Lunch Symposium pada tanggal 23 Oktober 2014. acara ini dimoderatori oleh Prof. Dr. Ida Parwati, SpPK(K) mengangkat tema “ Cross check Function: An Optimal Strategy for Urinalysis Screening ” yang dibawakan oleh Dr. Hani Susanti, SpPK kemudian dilanjutkan dengan presentasi produk “ UX-2000: Urinalysis is Awesome ” dengan pembicara dari PT Sysmex Indonesia. Symposium Pada tanggal 24 Oktober 2014 pada Symposium 4: “ The Role of Hematology Analyzer and Molecular Diagnostic in Leukemia ” dengan moderator dr. Ninik Sukartini, SpPK(K), DMM dan beberapa pembicara, antara lain dr. Panji Iriani., SpPD KHOM, M.Kes, dr. Agus Kosasih, SpPK., MARS dan dr. Delita Prihatni, SpPK., M.Kes. dr. Agus Kosasih, SpPK., MARS memaparkan penggunaan alat hematologi otomatis dalam melakukan screening leukemia. Selain memaparkan etiologi dari leukemia berdasarkan WHO, beliau juga menyampaikan pengalaman beliau menggunakan Sysmex XN-Series dalam mendeteksi leukemia berikut informasi dari beberapa jurnal yang beliau temukan. Pada sesi akhir, pembicara dari PT Sysmex Indonesia membawakan presentasi “XN-Series: Shaping Hematology”. Pameran Alat Kesehatan PT Sysmex Indonesia juga berpartisipasi pada pameran booth yang mempromosikan alat CS-2100i dengan tema “Before you report, check the quality of your samples” untuk meningkatkan awareness dari benefit sample quality check pada CS-2100i. Kegiatan promosi CS-2100i di booth dilakukan dengan cara memperkenalkan pengunjung booth dengan 4 benefit utama, yaitu: Reliable and accurate result, confirm the sample quality through automated sample check, fast throughput, excellent and efficient reagent storage system. Setelah diberikan penjelasan perihal benefit ini pengunjung diminta memilih salah satu benefit yang paling disukai dengan cara menempelkan stiker “Like”. Acara Hardjuno Award Hardjuno Scientific Award (HSA) adalah suatu penghargaan yang diberikan terkait bidang hematologi hemostasis untuk meningkatkan kualitas penelitian dan mendorong dokter Indonesia untuk tampil ke acara internasional. Meskipun pertama kali diadakan tahun ini (dibandingkan Ganda Subrata Award), HSA mendapatkan kesempatan pertama untuk diumumkan pada penutupan PIT, Andry Gunawan selaku Presiden Direktur PT Sysmex Indonesia memberikan Award kepada 4 orang pemenang dari kategori PPDS dan Dokter PK non institusi pendidikan. Berikut adalah nama-nama pemenang Hardjuno Award: Kategori PPDS Nama Pemenang Judul Juara I dr. Suryarini Trisa Pengaruh Reaction Time, Kinetic Clot, Angle dan Maximum Amplitude terhadap Coagulation Index pada Hasil Trombelastografi yang Menunjukkan Hiperkoagulasi Juara II dr. Lusiana Perbedaan Jumlah Trombosit Berdasarkan Serotype pada Infeksi Virus Dengue Kategori Non PPDS Nama Pemenang Judul Juara I dr. Amelia Rachmawatie, SpPK Validitas Reticulocyte Hemoglobin sebagai Penanda Anemia Defisiensi Besi Absolute pada Penderita Gagal Ginjal Terminal dengan Hemodialisis Rutin Juara II dr. Tena Rosmiati Iskandar, SpPK Validitas Pemeriksaan Sistem Skoring Hematologi Rodwell sebagai Alat Bantu untuk Deteksi Dini Sepsis Neonatorum Awitan Dini Pengumuman HSA ini merupakan penutup yang lengkap dari semua aktivitas Sysmex di PIT XIII PDS PatKLIn. Selamat kepada para pemenang dan sampai jumpa pada acara berikutnya!