bahan organik tanah

advertisement
ACARA IV
BAHAN ORGANIK TANAH
Oleh :
Nama
: Siti Hudaiyah
NIM
: 15/382926/KT/08128
Shift
: Selasa 15:00 WIB
Co Ass
: Anandya Sarviyana Putri
LABORATORIUM FISIOLOGI DAN TANAH HUTAN
BAGIAN SILVIKULTUR
FAKULTAS KEHUTANAN
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2015
ACARA IV
BAHAN ORGANIK TANAH
A.
TUJUAN
1.
Membandingkan masing-masing metode penentuan bahan organik.
2.
Membandingkan kadar bahan organik pada 4 contoh tanah yang
digunakan.
3.
Menjelaskan faktor-faktor penyebab perbedaan kadar bahan organik
pada 4 contoh tanah yang tersebut.
4.
Menjelaskan kondisi kesuburan tanah dengan kadar bahan organik pada
4 contoh tanah tersebut.
B.
TINJAUAN PUSTAKA
Tanah merupakan penyusun sebagian besar bumi ini disamping air.
Sebagai tempat hidup seluruh organisme di bumi ini, tanah memiliki beberapa
fungsi yaitu tanah sebagai dasar rumah kita, pembutan kerajinan dari tanah,
sebagai sumber kehidupan dan media tumbuh bagi tanaman. Peranan tanah
sebagai media tumbuhnya tanaman, tanah harus dapat menyediakan unsurunsur yang dibutuhkan oleh tanaman untuk tumbuh. Salah satu faktor yang
harus ada adalah bahan organik tanah (Tyas, 2006).
Bahan organik adalah kumpulan senyawa-senyawa organik
kompleks yang sedang atau telah mengalami proses dekomposisi baik berupa
humus hasil humifikasi maupun senyawa anorganik hasil mineralisasi
(disebut biontik) termasuk mikroba heterotrofik dan autotrofik yang terlibat
(biotic). Bahan organik sangat penting bagi tumbuhan. Bahan organik tanah
memiliki ukuran partikel 1% biomassa terdapat dipermukaan horizon. Tanah
yang kehilangan bahan organik dapat merugian bagi tumbuhan. Bahan
organik tanah merupakan indikator kesuburan tanah (Tyas, 2006).
Bahan organik tanah dapat dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu : Bahan
yang telah terhumifikasi
yang disebut bahan humik, dan yang tidak
terhumifikasi yaitu bahan bukan humik. Pada kelompok yang pertama dikenal
sebagai humus yang merupakan hasil akhir dari proses dekomposisi bahan
organik bersifat stabil dan tahan terhadap proses bio-degradasi. Fraksi ini
terdiri dari asam humat, asam sulfat, dan humin. Humus menyusun 90 %
bagian bahan organik tanah. Kelompok kedua meliputi senyawa – senyawa
organik seperti karbohidrat, asam amino, peptide, lemak, lignin, asam
nukleat. Bahan organik tanah berada pada kondisi sebagai akibat adanya
mikroorganisme tanah yang memanfaatkan sebagaisumber energi dan karbon
(Notohadiprawiro, 2006).
Bahan organik tanah terdiri dari dua komponen utama (1) komponen
inert atau yang tahan terhadap mineralisasi, tergantung pada tipe tanah, iklim,
riwayat penggunaan lahan dan posisi bentang lahan; (2) fraksi labil atau aktif
yang tergantung pada pengelolaan tanah. Ada korelasi erat antara konsentrasi
fraksi labil dan kualitas tanah (Supriyadi, 2008).
Kandungan bahan organik dalam tanah tercermin dalam kandungan
karbon yang merupakan tolak ukur yang penting untuk pengelolaan tanah
(Bot and Banites, 2005).
Bahan organik memiliki pengaruh terhadap sifat tanah. Pertama,
bahan organik dapat menurunkan plastisitas. Kedua, bahan organik dapat
memperbaiki struktur tanah sehingga menjadi lebih remah. Ketiga, bahan
organik dapat meningkatkan daya menahan air sehingga drainase tidak
berlebihan, kelembapan dan temperatur tanah menjadi stabil. Keempat,
terhadap fisik tanah bahan organik tanah membentuk struktur yang baik,
terhadap kimia tanah bahan organik sebagai sumber nutrisi tanah atau sumber
unsur hara dan terjadi kapasitas pertukaran kation yang tinggi dan terhadap
biologi tanah sebagai suplai energi untuk bahan organisme tanah (Supriyadi,
2008).
C.
D.
ALAT DAN BAHAN
1.
Contoh tanah Grumusol, Regosol, Mediteran, dan Rendzina
2.
H2O2 10%.
3.
Alas kertas.
4.
Gelas arloji
5.
Spritus
6.
Timbangan analitik
CARA KERJA
a.
Metode Selidik Cepat Kualitatif
1.
Diambil sebongkah tanah kira-kira 5 gram.
2.
Tanah diratakan pada alas kertas (saring).
3.
Tanah ditetesi dengan kemikalia H2O2 10%.
4.
Diamati pembuihan pada tanah.
5.
Dicatat perbandingan banyaknya buih antara contoh tanah yang satu
dengan yang lain. Yang berbuih diberi tanda (+) sesuai dengan
banyaknya buih, dan yang tidak berbuih diberi tanda (-).
b.
Metode Pembakaran.
1.
Ditimbang cupu yang bersih dengan timbangan analitik (misal a
gram).
2.
Diambil contoh tanah kering angin kira-kira seberat 5 gram,
kemudian ratakan diatas cupu
3.
Ditimbang cupu bersama contoh tanahnya (misal b gram)
4.
Contoh tanah dituangi dengan spritus hingga basah dan dibakar
dengan segera. Pembakaran ini diulangi 2-3 kali untuk memperoleh
kesudahan yang sempurna (semua bahan organik habis terbakar).
5.
Dengan hati-hati abu bakaran ditiup hingga hilang. Peniupan yang
terlalu kuat akan mengikutkan tanahnya, sehingga pengamatan akan
bias.
6.
Sisa yang tidak terbakar berupa bahan mineral yang semula sudah
ada, ditimbang beratnya ( misal c gram ).
7.
Perhitungan kadar bahan organik adalah :
Kadar B.O = (b-c) : (b-a) x 100 %
Download