EFEK WARNA KRAYON PADA RENDERING ANIMASI 3D Sura Andi Nugroho 1), Moch.Hariadi2) 1,2 Pasca Sarjana Jaringan Cerdas Multimedia (Game Teknologi) Teknik Elektro, Teknologi Industri ITS Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Industri ITS Jl. Keputih Sukolilo,Surabaya, 60111 E-mail : [email protected]), [email protected]) Abstrak Dalam menggambar terdapat beragam teknik pewarnaan dalam membuat ilustrasi secara manual, seperti teknik pewarnaan dengan cat air, cat poster, pensil warna, maupun krayon. Sebagai salah satu teknik pewarnaan dalam ilustrasi, efek pewarnaan menggunakan krayon memiliki karakter yang berbeda dengan teknik yang lain. Karakter teknik krayon cenderung tidak merata (tertutup sempurna) pada permukaan kerta, Karater ini akan terlihat lebih artistic bila dipadu dengan menggunakan kertas bertekstur, sehingga efek artistiknya akan muncul pada warna yang tidak datar dan merata namun ada bagian-bagian kecil yang tidak tertutup warna karena pengaruh tekstur kertas. Dalam animasi komputer tiga dimensi, dikenal adanya istilah Non-Photorealistic Rendering (NPR), merupakan suatu sistem rendering obyek 3D yang mampu menjadikan rendering 3D yang realis, menjadi efek interface 2 dimensi. Makalah ini membahas tentang penggunaan NPR untuk memberikan efek warna krayon, sebagai salah satu teknik pewarnaan dalam ilustrasi, pada obyek 3D. Kata kunci : NPR ( Non-Photorealistic Rendering ), Crayon Rendering 1. PENDAHULUAN Perkambangan yang luar biasa telah dicapai oleh computer grafis, terutama dalam hal ini untuk program animasi 3D. Perkembangan tersebut mengarah pada penampilan hasil animasi 3D yang berlomba-lomba untuk mencapai hasil yang serialis mungkin sehingga dapat dikatakan sangat sempurna. Namun pencapaian hasil animasi yang sangat realis, memberikan efek membosankan bagi mata yang melihat. Garis kontur obyek yang begitu halus dan sangat sempuna merupakan salah satu factor yang menyebabkan mata akan melihat konsistensi garis tersebut sebagai hal yang membosankan. Berbeda halnya dengan kontur obyek hasil goresan pena oleh tangan manusia. Kontur garis hasil goresan manual tersebut tampak tidak sempurna, tebal tipis garis yang berulang, atau arsir bayangan yang terlihat acak, memberikan dinamika bagi mata untuk melihat. Ketidak sempurnaan tersebut ternyata membuat efek yang dinamis dan tidak membuat bosan bagi mata. Selain pada garis, pewarnaan yang dihasilkan oleh komputer juga tempak sangat sempurna. Warna yang pekat dan datar, bayangan obyek yang sangat tepat dan presisi, pantulan cahaya yang sempurna, merupakan faktor lain yang membuat mata cepat bosan untuk melihat. Namun teknik pewarnaan manual seperti penggunaan cat air, pensil warna, karyon goresan dan arsiran pena, tampak begitu dinamis dan meberikan efek yang menyenangkan bagi mata. Sehingga mereka betah untuk belamalama melihatnya. Penelitian yang di lakukan untuk dapat menghasilkan efek seperti pada gambargambar hasil goresan tangan manusia, telah banyak dilakukan. Salah satunya adalah Rendering krayon. 2. NON-PHOTOREALISTIC RENDERING Non-Photorealistic Rendering (NPR) adalah salah satu teknik dalam komputer grafis yang fokus pada kemungkinan berbagai gaya ekspresif untuk digital art. Berbeda dengan komputer grafis tradisional, yang fokus pada photorealistik, NPR ini terinspirasi oleh gaya artistik seperti melukis, menggambar, teknik ilustrasi, dan animasi kartun. NPR telah muncul dalam film dan video game dalam bentuk "toon shader," dan juga dalam ilustrasi arsitektur dan animasi eksperimental. NPR memiliki dua tujuan yaitu mengkomunikasikan informasi dengan menggunakan gambar; dan me-render gambar yang menarik dengan gaya visual yang baru, serta bebas dari kendala komputer grafis tradisional untuk menghasilkan gambar yang seperti hidup [1]. NonPhotorealistic Rendering (NPR) telah menjadi topik penelitian yang populer di bidang komputer grafis pada beberapa dekade terakhir ini. Wilayah penerapannya banyak ragamnya antara lain ilustrasi, painterly rendering, dan produksi kartun. NPR algoritma berkisar dari berbasis objek, berbasis gambar, atau hibrid dengan pendekatan menerapkan gaya rendering yang berbeda, misalnya, tambahan pada garis tepi, goresan, atau kartun-style rendering. [2] NPR adalah system rendering didalam program animasi 3D, sehingga obyek 3D tersebut akan terilihat seperti obyek 2D. NPR bekerja atas dasar penyederhanaan warna atau tekstur obyek 3D dari realis, dengan tahapan warna gradasi yang kontinyu menjadi hanya beberapa tahan saja. Sehingga obyek 3D yang di render dengan system tersebut Nampak seperti obyek 2D. Variasi dari system ini berkembang yang diselaraskan dengan teknis pewarnaan menggambar secara manual, yaitu teknik cat air, pensil warna, serta krayon. Dalam penelitian ini yang akan di kaji adalah penggunaan system NPR untuk teknik pewarnaan dengan krayon secara digital. Deteksi tepi metode Sobel Seperti halnya Prewitt, metode Sobel juga merupakan pengembangan dari metode Robert dengan penambahan filter HPF, hanya saja fungsi yang digunakan Sobel mengambil prinsip laplacian dan Gaussian. Kedua fungsi tersebut juga mampu membangkitkan HPF. Kelebihannya adalah mampu mengurangi noise sebelum melakukan perhitungan deteksi tepi. Gambar 2 Model tekstur crayon Gambar 1 Matriks metode Sobel Contoh deteksi tepi dengan metode Sobel : Gambar 3 Hasil render efek crayon KESIMPULAN Gambar 2 Deteksi Tepi metode Sobel Filter Crayon Dalam proses filtering krayon, pada prinsipnya menambahkan semacam tektur yang menyerupai crayon. Untuk itu perlu dipersiapkan beberapa macam tekstur krayon yang sekiranya dapat mewakili serta memberikan efek yang dianggap baik untuk memberikan kesan goresan krayon. Tekstur yang digunakan tersebut dibuat secara manual dengan menggunakan Adobe Photoshop. Eksperimen tekstur yang dilakukan adalah dengan memanfaatkan efek awan digabung dengan efek nois. Selain itu digunakan juga beberapa fasilitas brush dengan berbagai macam bentuk kemudian dicampur sehingga menghasilkan tekstur. Dalam eksperimen tekstur krayon ini juga menggunakan goresan warna crayon yang kemudian diubah dalam bentuk hitam putih. Dibawah ini beberapa contoh tekstur krayon yang digunakan. Berdasarkan ujicoba yang dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa hasil yang dicapai sudah cukup baik. Dimana secara visual pada setiap gambar yang dihasilkan sudah menampakkan efek crayon. Namun demikian hasil yang dicapai untuk level yang lebih tinggi menghasilkan distorsi yang lebih besar. Hasil ujicoba ini belum memenuhi standar yang diharapkan untuk itu akan ada perbaikan. Penggunaan deteksi tepi sobel ternyata lebih baik dibandingkan dengan deteksi tepi canny yang terlalu banyak menampilkan garis, sehingga dirasa cukup mengganggu mata untuk membedakan satu obyek dengan obyek yang lain. Penggunaan berbagai macam tekstur juga berpengaruh dalam tampilan gambar yang dihasilkan. Dengan semakin besar tekstur maka terlihat semakin kasar, sebaliknya semakin kecil tekstur maka semakin lembut dan semakin baik hasil efek crayon yang dihasilkan. Kekurangan dari percobaan yang dilakukan antara lain adalah dengan menggunakan filter tekstur yang diolah melalui program digital imaging, menghasilkan animasi dengan efek tekstur yang statis. Harapannya seperti pada penggunaan tekstur noise yang bergerak dinamis, sehingga hasil yang dicapai menampakkan seolah-olah berada di belakang tabir tekstur. Hasil akan tampak sempurna apabila tekstur juga bergerak dinamis mengukuti pergerakan obyek. Saran yang dapat diberikan pada percobaan ini adalah bahwa dengan menggunakan program matlab, selain dapat menghasilkan rendering obyek dalam efek crayon juga mampu bereksplorasi lebih jauh. Namun demikian percobaan yang dilakukan saat ini belum lah cukup untuk mencerminkan adanya efek crayon pada rendering animasi 3D yang sesungguhnya, karena memerlukan perhitungan yang lebih ditail dan lebih mengharah pada obyek 3D secara murni. DAFTAR REFRENSI Sayeed, Rezwan; Howard, Toby ()State of the Art Non Photorealistic Rendering (NPR) Techniques; School of Computer Science, The University of Manchester. Siljamäki, Lauri ; ()Real-time non-photorealistic rendering; Nienhaus, Marc; Doellner, Juergen ();EdgeEnhancement – An Algorithm for Real-Time NonPhotorealistic Rendering; Hasso-Plattner-Institute for Software Engineering at the University of Potsdam. Feldmar, Jacques; Ayache, Nicholas; Betting, Fabienne (1994); Projective registration of free-form curves and surfaces. Decaudin, Philippe (1996); Rendering of 3D-Scenes Cartoon-Looking Collomosse,J.P; Rowntree,D; Hall, P.M (2003) Cartoon-style Rendering of Motion from Video; Department of Computer Science University of Bath, Bath, England. Shamir, Ariel; Rubinstein, Michael; Levinboim, Tomet () Parametric Comics Creation from 3D Interaction. Efi Arazi School of Computer Science. Yang, Chen; Wang, Zhijin () Constructing 3D from a Single Sketch. Department of Computer Science University of British Colombia. Hanjun, Jin; Shidong, Mei; Zhi, Yang; () A Method Based on Crayon Style of Non-Photorealistic rendering. Cleas, Johan; Di Fiore, Fabian; Vansichem, Gert; Van Reeth, Frank () Fast 3D Cartoon Rendering with Improved Quality by Exploiting Graphics Hardware. Corbo, Anna Regina; de Figueiredo, Luiz Henrique; () Fracture Patterns for Non-Photorealistic Image Rendering. IMPA-Institute Nacional de Matematica Pura e Aplicada, Rio de Janeiro, Brazil