7 PEMBAHASAN Gen UVop A. mellifera memiliki delapan ekson (Bellingham et al. 1997). Berdasarkan homologi desain primer, penamaan ekson dan intron pada A. cerana mengikuti penamaan pada A. mellifera. Alignment ekson tiga hingga ekson tujuh UVop A. cerana dengan cDNA A. mellifera menunjukkan adanya 21 mutasi DNA yang didominasi oleh transisi antara purin ↔ purin atau pirimidin ↔ pirimidin daripada transversi, purin ↔ pirimidin. Transisi yang terjadi sebanyak 17 (10 T↔C, 7 G↔A) dan transversi sebanyak 4 (1 C↔A, 2 G↔T, 1 C↔G). Mutasi DNA yang terjadi pada no. 3, 4, 6 dan 8 (Gambar 3) menyebabkan terjadinya mutasi asam amino pada no. 1-4 (Gambar 5). Hal ini berarti terjadi perubahan empat asam amino dari 21 mutasi DNA. Dengan demikian, 17 mutasi DNA yang lain tidak menyebabkan mutasi asam amino (silent mutation). Asam amino dapat digolongkan menjadi beberapa golongan berdasarkan sifat polaritasnya, yaitu kecenderungan molekul untuk berinteraksi dengan air. Sifat polaritas bervariasi mulai dari yang sama sekali tidak polar atau hidrofobik (tidak menyukai air) sampai bersifat amat polar atau hidrofilik (menyukai air) (Lehninger 1988). Sifat polaritas asam amino mempengaruhi struktur polipeptida yang dihasilkan. Mutasi asam amino yang terjadi yaitu perubahan serin (polar) menjadi asparagin (polar), metionin (non-polar) menjadi isoleusin (non-polar), dan valin (non-polar) menjadi isoleusin (nonpolar). Mutasi asam amino tersebut terjadi dalam kelompok yang sama, sehingga tidak mengakibatkan terjadinya perubahan sifat hidrofobisitasnya, akibatnya tidak terjadi perubahan struktur protein. Homologi UVop antara A. cerana dengan A. mellifera pada ekson tiga hingga ekson lima adalah sebesar 96% dan homologi ekson enam sampai tujuh sebesar 97 %. Sedangkan homologi asam amino ekson tiga hingga tujuh sebesar 84%. Hasil alignment DNA UVop A. cerana dengan cDNA A. mellifera menunjukkan adanya lima intron pada posisi basa ke- 467, 598, 771, 929, 1025. Berdasarkan Bellingham et al. (1997), UVop A. mellifera memiliki tujuh intron pada posisi basa ke- 59, 252, 467, 598, 771, 929 dan 1025. Hal ini berarti semua intron UVop A. cerana memiliki posisi yang sama dengan intron pada UVop A. mellifera. Ukuran intron satu hingga intron tujuh pada UVop A. mellifera adalah sebesar 269, 199, 68, 80, 99, 73 dan 73 pb (Bellingham et al. 1997). Intron tiga hingga intron tujuh UVop A. cerana berukuran 72, 77, 84, 70 dan 51 pb. Dengan demikian, ukuran semua intron UVop A. cerana berbeda dengan ukuran intron UVop A. mellifera. Intron adalah bagian utas DNA yang tidak ditranskripsi menjadi mRNA karena telah dipotong dan dikeluarkan dari utas DNA sebelum proses transkripsi berlangsung (Page & Holmes 1998). Walaupun intron tidak menyandikan protein tetapi informasi urutan intron dapat berguna sebagai karakteristik dari gen tersebut. Panjang intron yang didapatkan pada penelitian ini sebesar 354 pb dan didominasi oleh basa AT (63.01%). Hal ini sesuai dengan intron pada lebah yang didominasi oleh basa AT (Raffiudin & Crozier 2007). Situs penyambung intron pada inti dikenali oleh spliceosome pada dinukleotida yang conserve yaitu GT pada ujung 5’ intron dan AG pada ujung 3’ intron. Pengenalan situs penyambung ini terjadi sekitar 99% dari daerah sambungan intron pada sebagian besar organisme (Deutsch & Long 1999). Intron tiga, empat, dan enam pada UVop A. cerana diawali dengan basa GT dan diakhiri dengan basa AG. Dua buah intron di dalam eksplorasi ini belum lengkap yaitu intron lima tidak diawali oleh GT dan intron tujuh tidak diakhiri dengan AG. Pada A. mellifera, tingkat mRNA gen opsin sensitif hijau di dalam lebah pekerja berfluktuasi dalam siklus harian yang bergantung pada cahaya. Tingkat mRNA lebih tinggi pada lebah pekerja daripada lebah yang tinggal di dalam sarang. Hal ini menunjukkan bahwa ekspresi gen yang menyandikan komponen penglihatan diregulasi oleh kebutuhan penglihatan lebah sepanjang hari dan selama hidupnya. Dengan demikian ada hubungan antara komponen fototransduksi dan tingkah laku yang berhubungan dengan penglihatan pada hewan (Sasagawa et al. 2003). SIMPULAN Panjang DNA UVop A cerana yang berhasil dikarakterisasi dari ekson tiga sampai tujuh sebesar 959 pb dengan 200 asam amino. Homologi UVop antara A. cerana dengan A. mellifera pada ekson tiga hingga ekson lima sebesar 96% dan homologi ekson enam 8 sampai tujuh sebesar 97 %. Sedangkan homologi asam amino ekson tiga hingga tujuh sebesar 84%. Mutasi DNA yang terjadi sebanyak 21 mutasi, empat mutasi menyebabkan perubahan asam amino dan 17 mutasi yang lain merupakan silent mutation. Intron yang terdapat diantara ekson tiga sampai dengan ekson tujuh UVop A. cerana sebanyak lima intron. Semua intron memiliki posisi yang sama dengan UVop A. mellifera. Ukuran dari masing-masing intron berbeda. Intron tersebut diawali dengan GT dan diakhiri dengan AG. Komposisi basa intron didominasi oleh basa AT (63.01%). SARAN Penelitian lanjutan perlu dilakukan mulai dari ekson satu serta pada bagian yang belum berhasil tereksplorasi pada penelitian ini, sehingga seluruh sekuen dari UVop A. cerana dapat terkarakterisasi dengan lengkap. DAFTAR PUSTAKA Bellingham J, Wilkie SE, Morris AG, Bowmaker JK, Hunt DM. 1997. Characterisation of the ultraviolet sensitive opsin gene in the honey bee. Apis mellifera. Eur J Biochem 243:775781. Borror DJ, Triplehorn CA, dan Johnson NF. 1982. An Introduction to the Study of Insect. Ohio: Saunders College Pub. Dethier VG, Stellar E. 1964. Animal Behaviour: Its Evolutionary and Neurogical Basis. Second edition. Prentice Hall, Inc. Deutsch M, Long M. 1999. Association of intron phases with conservation at splice site sequences and evolution of spliceosomal introns. Mol Biol Evol 16:1528-1534. Kumar S, Tamura K, Nei M. 2004. MEGA3: Integrated software for molecular evolutionary genetics analysis and sequence alignment. Briefings in Bionformatics 5:150-163. Lehninger AL. 1988. Principles of Biochemistry. New York: Worth. Michener CD. 1974. The Social Behaviour of the Bees. Cambridge : The Belknap Pr of Harvard Univ Pr. Page RDM, Holmes EC. 1998. Molecular Evolution: A Phylogenetic Approach. Cambridge: Blackwell Science. Raffiudin R, Crozier R. 2007. Phylogenetic analysis of honeybee behavioural evolution. Mol Phylogen Evol 43:543552. Salcedo E et al. 2003. Molecular basis for ultraviolet vision in invertebrates. J Neurosci 23:10873-10878. Sambrooks J, Fritsch EF, Maniatis T. 1989. Molecular Cloning a Laboratory Manual. Ed ke-2. New York: Cold Spring Harbor Laboratory Pr. Sasagawa H, Narita R, Kitagawa Y, Kadowaki T. 2003. The expression of genes encoding visual component is regulated by a circadian clock, light environment and age in the honeybee (Apis mellifera). Europ J Neurosci 17:963-970. Spaethe J, Briscoe AD. 2005. Molecular characterization and expression of the UV opsin in bumblebees: three ommatidial subtypes in the retina and a new photoreceptor organ in lamina. J Exp Biol 208:2347-2361. Tegelstrom H. 1986. Mitochondrial DNA in natural population: an improved routine for screening of genetic variation based on sensitive silver staining. Electrophoresis 7:226-229. Thompson JD et al. 1997. The Clustal X Windows Interface: flexible strategies for multiple sequence alignment aided by quality analisis tools. Nucl Acid Res 24:4876-4882. Winston ML. 1987. The Biology of the Honey Bee. Cambridge: Harvard Univ Pr.