BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan jaman yang semakin pesat mendorong pemilik/manajemen perusahaan untuk mengembangkan usahanya dengan strategi bisnis baik jangka pendek maupun jangka panjang. Salah satu caranya adalah dengan penggabungan beberapa usaha. Masalah penggabungan usaha selalu menarik perhatian karena banyak aspek dan kepentingan yang terkait. Dengan penggabungan beberapa usaha, diharapkan perusahaanperusahaan itu dapat meningkatkan pangsa pasar, diversifikasi usaha, atau meningkatkan integrasi vertikal dari aktivitas operasional yang ada dan sebagainya. Penggabungan beberapa usaha juga dianggap sebagai wacana untuk mencapai tujuan dan kepentingan usaha yang memberikan pertumbuhan yang relatif cepat atau memenangkan pangsa pasar baru sehingga lebih menarik di bandingkan pengembangan usaha secara normal. Pengembangan perusahaan terus dilakukan oleh manajer perusahaan dalam rangka menghadapi persaingan dan kelangsungan usahanya. Pengembangan usaha ini dapat dilakukan melalui restrukturisasi perusahaan. “Terdapat beberapa bentuk restrukturisasi perusahaan, yaitu dengan melakukan merger, akuisisi, konsolidasi, divestasi, going private, leveraged buyout (LBO), dan spin-off. Terdapat dua perspektif utama mengapa perusahaan melakukan restrukturisasi, yaitu untuk memaksimalkan nilai pasar yang dimiliki oleh pemegang saham yang ada dan kesejahteraan manajemen” (Foster,1986 Hlm. 461 dalam Anisa Meta, 2009) Dari beberapa bentuk restrukturisasi di Indonesia mergerdan akuisisi yang paling banyak dipilih. Oleh perusahaan penggabungan usaha dapat dilakukan dengan berbagai cara yang didasarkan pada pertimbangan hukum, perpajakan, atau alasan lainnya. Di Indonesia didorong oleh semakin besarnya pasar modal, transaksi merger dan akuisisi semakin banyak dilakukan. Di Indonesia praktek merger dan akuisisi umumnya dilakukan oleh satu grup (Internal Acquition) khusus pada perusahaan yang Go Public. Merger dan akuisisi ini telah berkembang menjadi tren banyak perusahaan. Berikut adalah data tabel merger dan akuisisi di Indonesia periode 2010-2014. Litaniar Qonakis Iskandar, 2014 Analisis Perbandingan Abnormal Return Dan Risiko Sebelum Dan Sesudah Merger Dan Akuisisi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tabel 1.1 Data Aktivitas Merger dan Akuisisi dari Tahun 2010-2014 (dalam aktivitas) Tahun 2010 2011 2012 2013 2014 Merger 6 99 74 110 35 Akuisisi 3 5 6 4 - Kegiatan Sumber: KPPU, diolah kembali Secara kuantitas, aktivitas merger atau akuisisi mengalami kenaikan yang cukup signifikan seiring dengan semakin populernya istilah merger atau akuisisi itu sendiri dikalangan pelaku usaha. Merger atau akuisisi merupakan suatu langkah restrukturisasi perusahaan yang dipercaya mampu mendatangkan keuntungan dalam waktu yang relatif singkat. Namun, dilihat dari sisi persaingan, merger/akuisisi merupakan aktivitas yang perlu mendapat perhatian khusus karena berpotensi mengurangi tingkat persaingan di pasar. “Dengan mempertimbangkan kekhawatiran adanya praktik monopoli dan atau persaingan usaha tidak sehat yang diakibatkan oleh aktivitas merger atau akuisisi, pada tahun 2009 Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) mengeluarkan Peraturan Nomor 1 Tahun 2009 tentang Pra-Notifikasi Penggabungan, Peleburan, dan Pengambilalihan” (Pemkom 1/2009). Walaupun perbandingan perusahaan akuisitor lebih sedikit daripada merger karena prosesnya yang memakan waktu cukup lama, tetapi perusahaan yang melakukan akuisisi cukup marak dilakukan. “Perusahaan yang tertarik untuk melakukan merger dan akuisisi sebagai strategi pertumbuhan dikarenakan biaya dalam usaha penggabungan ini lebih rendah jika dibandingkan dengan usaha penggabungan lainnya. Selain itu strategi merger perusahaan tidak perlu memulai awal bisnis yang baru karena bisnis share perusahaan telah terbentuk sebelumnya, sehingga tujuan perusahaan akan dapat dengan cepat terwujud. Keputusan merger dan akuisisi juga membawa dampak positif dan negatif”. (http://www.kppu.go.id/id/2014/02/merger-akuisisi-perusahaan-tren-indonesia/). “Dampak positif yang mendorong perusahaan yang melakukan merger adalah untuk menciptakan suatu sinergi, yaitu nilai keseluruhan perusahaan setelah merger yang lebih besar daripada penjumlahan nilai masing-masing perusahaan sebelum merger. Selain itu Litaniar Qonakis Iskandar, 2014 Analisis Perbandingan Abnormal Return Dan Risiko Sebelum Dan Sesudah Merger Dan Akuisisi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu keuntungan lebih banyak diberikan melalui merger kepada perusahaan antara lain peningkatan kemampuan dalam pemasaran, riset, skill, manajerial, transfer teknologi, finansial dan efesiensi berupa penurunan biaya produksi. Sedangkan dampak negatif yang timbul akibat keputusan merger biasanya diikuti dengan benturan budaya yang tidak dapat dielakan sehingga perusahaan hasil merger akan mengalami penurunan dalam jangka pendek” (Hitt, 2002). Keputusan akuisisi dilakukan oleh perusahaan dengan tujuan untuk dapat memperluas usahanya. Akuisisi biasanya dilakukan oleh perusahaan yang mempunyai modal yang besar, karena untuk melakukan akuisisi pun dibutuhkan biaya yang tidak sedikit dibandingkan dengan jenis penggabungan usaha lainnya. “Akuisisi sendiri diartikan sebagai perbuatan hukum yang dilakukan oleh badan hukum atau orang perseorangan untuk mengambil alih baik seluruh atau sebagian besar saham perusahaan yang dapat mengakibatkan beralihnya pengendalian terhadap perusahaan tersebut. Dimana perusahaan itu sendiri masih tetap ada “ (Suad Husnan, 2002). “Merger dan akuisisi menjadi tren bisnis ditahun 1990-an di Amerika Serikat yang di mulai di tahun 1992. Sejak tahun 1992 perusahaan yang melakukan merger dan akuisisi terus meningkat, bahkan jika dibandingkan antara tahun 1996 dan 1995 peningkatan merger dan akuisisi meningkat hingga 67%” (Sotensen,2000). Demikian pula “di Indonesia dengan adanya peraturan perundang-undangan yang mempermudah masuknya investor asing, merger dan akuisisi, maka pelaksanaan merger dan akuisisi meningkat” (Saiful,2003). Merger adalah salah satu bentuk absorsi/penyerapan yang dilakukan oleh satu perusahaan terhadap perusahaan yang lain. “Jika terjadi merger antara perusahaan A dan perusahaan B, maka pada akhirnya hanya akan ada satu perusahaan saja, yaitu perusahaan A atau B. Pada sebagian besar kasus merger, perusahaan yang memilki ukuran yang lebih besar yang dipertahankan hidup dan tetap mempertahankan nama dan status hukumnya, sedangkan perusahaan yang berukuran lebih kecil atau perusahaan yang demerger akan menghentikan aktivitas atau dibubarkan sebagai badan hukum. Bentuk lain dari penyatuan perusahaan adalah pengambilalihan perusahaan, yang sering disebut dengan akuisisi. Pada akuisisi, masing-masing perusahaan, baik perusahaan yang mengambil alih maupun perusahaan yang diambilalih tetap mempertahankan aktivitasnya, identitasnya,dan kedudukannya sebagai perusahaan yang mandiri. Praktik akuisisi melahirkan hubungan induk Litaniar Qonakis Iskandar, 2014 Analisis Perbandingan Abnormal Return Dan Risiko Sebelum Dan Sesudah Merger Dan Akuisisi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu perusahaan (perusahaan yang mengambilalih) dan anak perusahaan (perusahaan yang diambil alih)” (Lani Dharmasetya dan Vonny Sulaimin,2009 Hlm. 11 dalam Anisa Meta, 2009). Aktivitas merger bukan hanya dapat dilakukan pada saat kondisi perusahaan memburuk tetapi juga dapat dilakukan pada saat kondisi perusahaan sedang baik. Sehingga keputusan merger disini diharapkan dapat memberikan pengaruh besar dalam memperbaiki kondisi perusahaan, peningkatan kinerja, khususnya peningkatan kondisi dan posisi keuangan. Perusahaan melakukan merger dan akuisisi dengan alasan untuk dapat meningkatkan pertumbuhan usaha, kinerja perusahaan, dan memperoleh nilai tambah. Strategi perusahaan yang dapat memberikan dampak bagi perkembangan perusahaan dapat mempengaruhi keputusan investor dalam menanamkan sahamnya pada suatu perusahaan. Hal ini berkaitan dengan tingkat keuntungan yang dapat diperoleh investor apabila menanamkan saham pada suatu perusahaan, berupa return serta risiko dari berinvestasi akibat dari tindakan merger dan akuisisi, karena hal tersebut peneliti ingin melihat perubahan return (abnormal return) yang ditimbulkan akibat dari tindakan mergerdan akuisisi begitu pula dengan risiko (beta) yang ditimbulkan, sebab hal tersebut berpengaruh pada kesejahteraan para investor. Reaksi yang timbul di pasar modal terhadap keputusan merger dan akuisisi ini dapat ditangkap positif dan negatif oleh para investor. Bunga Rampai, (2002) dalam Sri Dwi A Ambarwati, (2010 Hlm. 285). “Pengumuman merger dan akuisisi adalah informasi yang penting bagi suatu industri, artinya informasi tersebut tidak hanya berpengaruh bagi perusahaan baru dalam aktivitas merger serta perusahaan pengakuisisi (akuisitor) dan perusahaan yang diakuisisi (target) tetapi juga bagi perusahaan lain dalam industri yang sama dengan akuisitor dan perusahaan target. Dalam penelitian ini dipilih perusahaan baru pada aktivitas merger dan perusahaan induk (akuisitor) pada aktivitas akuisisi”. “Dalam signalling theory yang menyatakan bahwa sinyal adalah suatu tindakan manajemen perusahaan yang memberi petunjuk bagi investor tentang bagaimana manajemen memandang prospek perusahaan” (Agnes Sawir, 2004 Hlm.118).Prinsip dari signalling theory adalah bahwa setiap tindakan mengandung informasi. Maka pengumuman Merger dan Akuisisi yang dilakukan oleh perusahaan merupakan salah satu contoh penyampaian informasi melalui signalling. Berdasarkan signalling theory, perusahaan melakukan merger dan akuisisi untuk memberikan sinyal yang positif atau ekspektasi optimis kepada publik. Litaniar Qonakis Iskandar, 2014 Analisis Perbandingan Abnormal Return Dan Risiko Sebelum Dan Sesudah Merger Dan Akuisisi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Sinyal positif ini menginterpretasikan bahwa perusahaan akan memberikan prospek yang baik bagi para investor. Adanya aktivitas merger dan akuisisi yang diharapkan perkembangan sahamnya pada perusahaan, memberikan sinyal perusahaan tersebut dengan bagi harapan investor dapat meningkatkan untuk investor dapat menanamkan memperoleh keuntungan yang diinginkan. Alasan utama orang berinvestasi adalah untuk memperoleh keuntungan. Dalam konteks manajemen investasi, tingkat keuntungan investasi disebut sebagai return. Return yang diharapkan investor dalam investasi yang dilakukannya merupakan kompensasi atas biaya kesempatan (opportunity cost) dan risiko penurunan daya beli akibat adanya pengaruh inflasi. Keuntungan yang diperoleh investor dalam menanamkan saham dapat diukur dengan menggunakan Abnormal Return. Menurut Halil Kiymaz dan H. Kent Baker (2008) “Abnormal Return yang diperoleh investor merupakan kompensasi atas waktu dan risiko yang terkait dengan investasi yang dilakukan”. Dengan demikian hal ini menimbulkan pernyataan bahwa tidak semua pihak memperoleh keuntungan dari kegiatan mergerdan akuisisi. Halil Kiymaz dan H. Kent Baker (2008) juga menyatakan bahwa “terdapat pengaruh antara keterkaitan industria dan abnormal return”. Untuk mengukur reaksi pasar digunakan abnormal return. Abnormal return adalah Selisih antara tingkat keuntungan yang sebenarnya dengan tingkat keuntungan yang diharapkan. Adanya selisih antara return sesungguhnya dengan return yang diharapkan disebut abnormal return. Reaksi pasar merupakan faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya abnormal return dan ditunjukan dengan adanya perubahan harga atas sekuritas perusahaan. Abnormal return dapat dipicu dengan adanya kejadian atau peristiwa tertentu, salah satunya adalah pengumuman merger dan akuisisi. Pengumuman merger dan akuisisi bisa dijadikan informasi bagi para investor untuk melakukan keputusan investasinya. Maka adanya pengumuman merger dan akuisisi yang dilakukan perusahaan dapat menyebabkan beberapa pelaku pasar dapat menikmati return. Abnormal Return dapat digunakan untuk menguji kandungan informasi dari suatu pengumuman” (Hartono, dalam Aritonang S H, dkk, 2009). Perbedaan tingkat return yang diharapkan dengan return yang benar-benar diterima merupakan risiko yang harus selalu dipertimbangkan dalam proses investasi. Seorang investor tergantung dari sifat atau karakteristiknya, ada yang pengambil risiko (risk taker) dan penghindar risiko/takut risiko (risk averse) Suatu investasi yang mempunyai risiko yang yang Litaniar Qonakis Iskandar, 2014 Analisis Perbandingan Abnormal Return Dan Risiko Sebelum Dan Sesudah Merger Dan Akuisisi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu lebih tinggi, tentunya keuntungan yang diperoleh harus lebih tinggi. Inilah yang disebut dengan investasi yang efisien. Disamping memperhitungkan return, investor juga perlu memperhitungkan tingkat risiko suatu investasi sebagai dasar pertimbangan investasi. Menurut Tendelilin (2001) “ risiko merupakan kemungkinan perbedaan antara return aktual yang diterima dengan return yang diharapkan”. Semakin besar kemungkinan perbedaannya, maka semakin besar risiko invetasi tersebut. “Risiko yang diukur dengan beta merupakan kepekaan tingkat keuntungan terhadap perubahan-perubahan pasar” (Husnan, 1985 dalam Ira Wisyastuti 2010) Beberapa studi telah meneliti mengenai tingkat return yang diperoleh investor setelah merger dan akuisisi. Beberapa penelitian mengatakan bahwa terjadi peningkatan return yang diperoleh investor sebelum dan sesudah merger dan akuisisi. Akan tetapi ada pula penelitian yang menyatakan bahwa terjadi penurunan return yang diperoleh investor sebelum dan sesudah mergerdan akuisisi. Risiko mungkin saja menjadi faktor yang dapat mempengaruhi penurunan return yang diperoleh pemegang saham. Menurut Ayu Apriyeni Berdasarkan pengujian jurnalnya diperoleh hasil yaitu terdapat perbedaan abnormal return sebelum, saat, dan sesudah pengumuman merger dan akuisisi, dengan kata lain pengumuman merger dan akuisisi berpengaruh terhadap abnormal return saham. “Varians maupun standar deviasi, merupakan ukuran besarnya seberapa besar penyebaran penyebaran variabel distribusi random probabilitas, diantara yang menunjukkan rata-ratanya semakin besar penyebarannya, semakin besar varians atau standar investasi tersebut” (Tendelilin, 2007). Pada penjelasan tersebut dimana di Indonesia saat ini telah banyak perusahaan yang melakukan aktivitas merger dan akuisisi, serta adanya penelitian sebelumnya mengenai aktivitas merger dan akuisisi. Yang membedakan penulis dengan penelitian sebelumnya dalam penelitian ini ingin mengetahui apakah terdapat perbedaan abnormal return dan risiko investasi sebelum dan sesudah mergerdan akuisisi yang dihadapi oleh investor yang melakukan keputusan investasi pada perusahaan merger atau akuisisi, dengan penelitian pada periode yang lebih terkini yakni tahun 2012, selain itu dikarenakan pada tahun 2012 tercatat aktivitas merger dan akuisisi dengan rata-rata terbanyak diantara tahun 2010-2014. Penelitian ini mengukur seberapa besar pengaruh merger dan akuisisi terhadap reaksi pasar, seperti risiko dan abnormal return. Penelitian ini akan dilakukan dengan periode jendela 20 hari, yaitu 10 hari sebelum dan 10 hari setelah merger dan akuisisi. Periode Litaniar Qonakis Iskandar, 2014 Analisis Perbandingan Abnormal Return Dan Risiko Sebelum Dan Sesudah Merger Dan Akuisisi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu jendela dipilih 20 hari karena diharapkan pergerakan harga saham peristiwa yang terjadi tidak dipengaruhi peristiwa lain, sehingga dapat menghindari terjadinya bias. Berdasarkan uraian dan data di atas, ternyata ditemukan perbedaan antara hasil penelitian satu dengan yang lainnya. Untuk itu, penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul “ANALISIS PERBANDINGAN ABNORMAL RETURN DAN RISIKO SEBELUM DAN SESUDAH MERGER DAN AKUISISI ( Studi Pada Perusahaan Merger dan Akuisitor yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2012)”. 1.2 Identifikasi Masalah “Merger adalah penggabungan dua perusahaan atau lebih, dan kemudian tinggal nama salah satu perusahaan yang bergabung” (Suad Husnan dan Enni Pudjiastuti, 2006 Hlm. 395). Merger menurut Lawrence J Gitman dalam Dijkgraaf (2012) yaitu, “The combination of two or more firm, in which the resulting firm maintains the identity of one of the firms, usually the larger”. Artinya, Kombinasi dari dua atau lebih perusahaan, di mana perusahaan yang dihasilkan mempertahankan identitas dari salah satu perusahaan, biasanya perusahaan yang paling besar. Moin 2007, menyatakan “akuisisi adalah pengambilalihan kepemilikan atau pengendalian (control) atas aset atau saham suatu perusahaan oleh perusahaan lainnya, namun perusahaan pengambilalih dan yang diambil alih masih ada sebagian badan hukum yang terpisah”. Strategi perusahaan yang dapat memberikan dampak bagi perkembangan perusahaan dapat mempengaruhi keputusan investor dalam menanamkan sahamnya pada suatu perusahaan. Hal ini berkaitan dengan tingkat keuntungan yang dapat diperoleh investor apabila menanamkan saham pada suatu perusahaan. Adanya aktivitas merger dan akuisisi yang diharapkan dapat meningkatkan perkembangan sahamnya pada perusahaan, memberikan sinyal perusahaan tersebut dengan bagi harapan investor investor untuk dapat menanamkan memperoleh keuntungan yang diinginkan. Keuntungan yang diperoleh investor dalam menanamkan saham dapat diukur dengan menggunakan abnormal return, secara keseluruhan abnormal return bagi pengakuisisi adalah negatif. Sedangkan abnormal return bagi perusahaan target menunjukkan angka positif. Dengan demikian hal ini menimbulkan pernyataan bahwa tidak semua pihak memperoleh keuntungan dari kegiatan merger dan akuisisi. Selain mempertimbangkan return yang Litaniar Qonakis Iskandar, 2014 Analisis Perbandingan Abnormal Return Dan Risiko Sebelum Dan Sesudah Merger Dan Akuisisi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu diperoleh dalam satu investasi, investor juga perlu mempertimbangkan risiko yang mungkin dihadapi dari investasi yang dilakukannya. Risiko merupakan kemungkinan perbedaan antara return yang diharapkan. Semakin besar kemungkinan perbedaannya, berarti semakin besar risiko investasi tersebut. Beberapa studi telah banyak yang meneliti mengenai tingkat abnormal return yang diperoleh investor setelah merger dan akuisisi. Beberapa penelitian mengatakan bahwa terjadi peningkatan abnormal return yang diperoleh investor sebelum dan sesudah merger dan akuisisi. Akan tetapi ada pula penelitian yang menyatakan bahwa terjadi penurunan abnormal return yang diperoleh investor sebelum dan sesudah merger dan akuisisi yang dihadapi investor yang melakukan keputusan investasi pada perusahaan merger dan akuisitor. Oleh karena itu penulis tertarik untuk kembali mengangkat topik ini sebagai bahan penelitian. 1.3 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian diatas, maka penulis merumuskan masalah penelitian ini sebagai berikut: 1. Bagaimana gambaran abnormal return sebelum dan sesudah merger ? 2. Bagaimana gambaran abnormal return sebelum dan sesudah akuisisi ? 3. Bagaimana gambaran risiko sebelum dan sesudah merger? 4. Bagaimana gambaran risiko sebelum dan sesudah akuisisi ? 5. Bagaimana perbedaan abnormal return sebelum dan sesudah merger ? 6. Bagaimana perbedaan abnormal return sebelum dan sesudah akuisisi? 7. Bagaimana perbedaan risiko sebelum dan sesudah merger ? 8. Bagaimana perbedaan risiko sebelum dan sesudah akuisisi ? 9. Bagaimana investor menentukan pilihan investasi berdasarkan abnormal return dan risiko dari adanya merger dan akuisisi ? 1.4 Tujuan Penelitian Sesuai dengan rumusan masalah diatas, maka tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Mengetahui gambaran abnormal return sebelum dan sesudah merger 2. Mengetahui gambaran abnormal return sebelum dan sesudah akuisisi 3. Mengetahui gambaran risiko sebelum dan sesudah merger 4. Mengetahui gambaran risiko sebelum dan sesudah akuisisi Litaniar Qonakis Iskandar, 2014 Analisis Perbandingan Abnormal Return Dan Risiko Sebelum Dan Sesudah Merger Dan Akuisisi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 5. Mengetahui perbedaan abnormal return sebelum dan sesudah merger 6. Mengetahui perbedaan abnormal return sebelum dan sesudah akuisisi 7. Mengetahui perbedaan risiko sebelum dan sesudah merger 8. Mengetahui perbedaan risiko sebelum dan sesudah akuisisi 9. Mengetahui investor menentukan pilihan investasi berdasarkan abnormal return dan risiko dari adanya merger dan akuisisi 1.5 Manfaat Penelitian Dari hasil penelitian ini, penulis mengharapkan kegunaan dan manfaat, di antaranya adalah: 1. Bagi Investor a. Untuk memberikan sumbangan pemikiran bagi investor dalam melakukan penilaian investasi pada perusahaan yang melakukan aktivitas merger dan akuisisi. b. Memberikan informasi kepada investor mengenai perbedaan return dan risiko yang mungkin diterima investor dalam melakukan investasi pada perusahaan yang melakukan merger dan akuisisi. 2. Bagi Emiten Untuk memberikan sumbangan pemikiran, kontribusi, dan informasi bagi emiten dalam mengambil kebijakan merger dan akuisisi. 3. Bagi Akademisi dan Peneliti Dapat digunakan sebagai referensi dan memperluas informasi atau wawasan dalam mengembangkan penelitian pada bidang manajemen keuangan khususnya merger dan akuisisi. Litaniar Qonakis Iskandar, 2014 Analisis Perbandingan Abnormal Return Dan Risiko Sebelum Dan Sesudah Merger Dan Akuisisi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu