BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah
Perkembangan
jaman
yang
semakin
pesat
mendorong
pemilik/manajemen
perusahaan untuk mengembangkan usahanya dengan strategi bisnis baik jangka pendek
maupun jangka panjang. Salah satu caranya adalah dengan penggabungan beberapa usaha.
Masalah penggabungan usaha selalu menarik perhatian karena banyak aspek dan
kepentingan yang terkait. Dengan penggabungan beberapa usaha, diharapkan perusahaanperusahaan itu dapat meningkatkan pangsa pasar, diversifikasi usaha, atau meningkatkan
integrasi vertikal dari aktivitas operasional yang ada dan sebagainya.
Penggabungan beberapa usaha juga dianggap sebagai wacana untuk mencapai tujuan
dan kepentingan usaha yang memberikan pertumbuhan yang relatif cepat atau
memenangkan pangsa pasar baru sehingga lebih menarik di bandingkan pengembangan
usaha secara normal.
Pengembangan perusahaan terus dilakukan oleh manajer perusahaan dalam rangka
menghadapi persaingan dan kelangsungan usahanya. Pengembangan usaha ini dapat
dilakukan melalui restrukturisasi perusahaan. “Terdapat beberapa bentuk restrukturisasi
perusahaan, yaitu dengan melakukan merger, akuisisi, konsolidasi, divestasi, going private,
leveraged buyout (LBO), dan spin-off. Terdapat dua perspektif utama mengapa perusahaan
melakukan restrukturisasi, yaitu untuk memaksimalkan nilai pasar yang dimiliki oleh
pemegang saham yang ada dan kesejahteraan manajemen” (Foster,1986 Hlm. 461 dalam
Anisa Meta, 2009)
Dari beberapa bentuk restrukturisasi di Indonesia mergerdan akuisisi yang paling
banyak dipilih. Oleh perusahaan penggabungan usaha dapat dilakukan dengan berbagai cara
yang didasarkan pada pertimbangan hukum, perpajakan, atau alasan lainnya. Di Indonesia
didorong oleh semakin besarnya pasar modal, transaksi merger dan akuisisi semakin banyak
dilakukan. Di Indonesia praktek merger dan akuisisi umumnya dilakukan oleh satu grup
(Internal Acquition) khusus pada perusahaan yang Go Public. Merger dan akuisisi ini telah
berkembang menjadi tren banyak perusahaan. Berikut adalah data tabel merger dan akuisisi
di Indonesia periode 2010-2014.
Litaniar Qonakis Iskandar, 2014
Analisis Perbandingan Abnormal Return Dan Risiko Sebelum Dan Sesudah Merger Dan Akuisisi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 1.1
Data Aktivitas Merger dan Akuisisi dari Tahun 2010-2014
(dalam aktivitas)
Tahun
2010
2011
2012
2013
2014
Merger
6
99
74
110
35
Akuisisi
3
5
6
4
-
Kegiatan
Sumber: KPPU, diolah kembali
Secara kuantitas, aktivitas merger atau akuisisi mengalami kenaikan yang cukup
signifikan seiring dengan semakin populernya istilah merger atau akuisisi itu sendiri
dikalangan pelaku usaha. Merger atau akuisisi merupakan suatu langkah restrukturisasi
perusahaan yang dipercaya mampu mendatangkan keuntungan dalam waktu yang relatif
singkat. Namun, dilihat dari sisi persaingan, merger/akuisisi merupakan aktivitas yang perlu
mendapat perhatian khusus karena berpotensi mengurangi tingkat persaingan di pasar.
“Dengan mempertimbangkan kekhawatiran adanya praktik monopoli dan atau persaingan
usaha tidak sehat yang diakibatkan oleh aktivitas merger atau akuisisi, pada tahun 2009
Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) mengeluarkan Peraturan Nomor 1 Tahun 2009
tentang Pra-Notifikasi Penggabungan, Peleburan, dan Pengambilalihan” (Pemkom 1/2009).
Walaupun perbandingan perusahaan akuisitor lebih sedikit daripada merger karena
prosesnya yang memakan waktu cukup lama, tetapi perusahaan yang melakukan akuisisi
cukup marak dilakukan. “Perusahaan yang tertarik untuk melakukan merger dan akuisisi
sebagai strategi pertumbuhan dikarenakan biaya dalam usaha penggabungan ini lebih rendah
jika dibandingkan dengan usaha penggabungan lainnya. Selain itu strategi merger perusahaan
tidak perlu memulai awal bisnis yang baru karena bisnis share perusahaan telah terbentuk
sebelumnya, sehingga tujuan perusahaan akan dapat dengan cepat terwujud. Keputusan
merger
dan
akuisisi
juga
membawa
dampak
positif
dan
negatif”.
(http://www.kppu.go.id/id/2014/02/merger-akuisisi-perusahaan-tren-indonesia/).
“Dampak positif yang mendorong perusahaan yang melakukan merger adalah untuk
menciptakan suatu sinergi, yaitu nilai keseluruhan perusahaan setelah merger yang lebih
besar daripada penjumlahan nilai masing-masing perusahaan sebelum merger. Selain itu
Litaniar Qonakis Iskandar, 2014
Analisis Perbandingan Abnormal Return Dan Risiko Sebelum Dan Sesudah Merger Dan Akuisisi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
keuntungan lebih banyak diberikan melalui merger kepada perusahaan antara lain
peningkatan kemampuan dalam pemasaran,
riset, skill, manajerial, transfer teknologi,
finansial dan efesiensi berupa penurunan biaya produksi. Sedangkan dampak negatif yang
timbul akibat keputusan merger biasanya diikuti dengan benturan budaya yang tidak dapat
dielakan sehingga perusahaan hasil merger akan mengalami penurunan dalam jangka
pendek” (Hitt, 2002).
Keputusan akuisisi dilakukan oleh perusahaan dengan tujuan untuk dapat memperluas
usahanya. Akuisisi biasanya dilakukan oleh perusahaan yang mempunyai modal yang besar,
karena untuk melakukan akuisisi pun dibutuhkan biaya yang tidak sedikit dibandingkan
dengan jenis penggabungan usaha lainnya. “Akuisisi sendiri diartikan sebagai perbuatan
hukum yang dilakukan oleh badan hukum atau orang perseorangan untuk mengambil alih
baik seluruh atau sebagian besar saham perusahaan yang dapat mengakibatkan beralihnya
pengendalian terhadap perusahaan tersebut. Dimana perusahaan itu sendiri masih tetap ada “
(Suad Husnan, 2002).
“Merger dan akuisisi menjadi tren bisnis ditahun 1990-an di Amerika Serikat yang di
mulai di tahun 1992. Sejak tahun 1992 perusahaan yang melakukan merger dan akuisisi terus
meningkat, bahkan jika dibandingkan antara tahun 1996 dan 1995 peningkatan merger dan
akuisisi meningkat hingga 67%” (Sotensen,2000). Demikian pula “di Indonesia dengan
adanya peraturan perundang-undangan yang mempermudah
masuknya investor asing,
merger dan akuisisi, maka pelaksanaan merger dan akuisisi meningkat” (Saiful,2003).
Merger adalah salah satu bentuk absorsi/penyerapan yang dilakukan oleh satu
perusahaan terhadap perusahaan yang lain. “Jika terjadi merger antara perusahaan A dan
perusahaan B, maka pada akhirnya hanya akan ada satu perusahaan saja, yaitu perusahaan A
atau B. Pada sebagian besar kasus merger, perusahaan yang memilki ukuran yang lebih besar
yang dipertahankan hidup dan tetap mempertahankan nama dan status hukumnya, sedangkan
perusahaan yang berukuran lebih kecil atau perusahaan yang demerger akan menghentikan
aktivitas atau dibubarkan sebagai badan hukum. Bentuk lain dari penyatuan perusahaan
adalah pengambilalihan perusahaan, yang sering disebut dengan akuisisi. Pada akuisisi,
masing-masing perusahaan, baik perusahaan yang mengambil alih maupun perusahaan yang
diambilalih tetap mempertahankan aktivitasnya, identitasnya,dan kedudukannya sebagai
perusahaan yang mandiri.
Praktik akuisisi melahirkan hubungan induk
Litaniar Qonakis Iskandar, 2014
Analisis Perbandingan Abnormal Return Dan Risiko Sebelum Dan Sesudah Merger Dan Akuisisi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
perusahaan
(perusahaan yang mengambilalih) dan anak perusahaan (perusahaan yang diambil alih)”
(Lani Dharmasetya dan Vonny Sulaimin,2009 Hlm. 11 dalam Anisa Meta, 2009).
Aktivitas merger bukan hanya dapat dilakukan pada saat kondisi perusahaan
memburuk tetapi juga dapat dilakukan pada saat kondisi perusahaan sedang baik.
Sehingga keputusan merger disini diharapkan dapat memberikan pengaruh besar dalam
memperbaiki kondisi perusahaan, peningkatan kinerja, khususnya peningkatan kondisi dan
posisi keuangan. Perusahaan melakukan merger dan akuisisi dengan alasan untuk dapat
meningkatkan pertumbuhan usaha, kinerja perusahaan, dan memperoleh nilai tambah.
Strategi
perusahaan
yang
dapat
memberikan
dampak
bagi perkembangan
perusahaan dapat mempengaruhi keputusan investor dalam menanamkan sahamnya pada
suatu perusahaan. Hal ini berkaitan dengan tingkat
keuntungan
yang dapat diperoleh
investor apabila menanamkan saham pada suatu perusahaan, berupa return serta risiko dari
berinvestasi akibat dari tindakan merger dan akuisisi, karena hal tersebut peneliti ingin melihat
perubahan return (abnormal return) yang ditimbulkan akibat dari tindakan mergerdan akuisisi
begitu pula dengan risiko (beta) yang ditimbulkan, sebab hal tersebut berpengaruh pada
kesejahteraan para investor. Reaksi yang timbul di pasar modal terhadap keputusan merger
dan akuisisi ini dapat ditangkap positif dan negatif oleh para investor.
Bunga Rampai, (2002) dalam Sri Dwi A Ambarwati, (2010 Hlm. 285). “Pengumuman
merger dan akuisisi adalah informasi yang penting bagi suatu industri, artinya informasi
tersebut tidak hanya berpengaruh bagi perusahaan baru dalam aktivitas merger serta
perusahaan pengakuisisi (akuisitor) dan perusahaan yang diakuisisi (target) tetapi juga bagi
perusahaan lain dalam industri yang sama dengan akuisitor dan perusahaan target. Dalam
penelitian ini dipilih perusahaan baru pada aktivitas merger dan perusahaan induk (akuisitor)
pada aktivitas akuisisi”.
“Dalam signalling theory yang menyatakan bahwa sinyal adalah suatu tindakan
manajemen perusahaan yang memberi petunjuk bagi investor tentang bagaimana manajemen
memandang prospek perusahaan” (Agnes Sawir, 2004 Hlm.118).Prinsip dari signalling
theory adalah bahwa setiap tindakan mengandung informasi. Maka pengumuman Merger dan
Akuisisi yang dilakukan oleh perusahaan merupakan salah satu contoh penyampaian
informasi melalui signalling. Berdasarkan signalling theory, perusahaan melakukan merger
dan akuisisi untuk memberikan sinyal yang positif atau ekspektasi optimis kepada publik.
Litaniar Qonakis Iskandar, 2014
Analisis Perbandingan Abnormal Return Dan Risiko Sebelum Dan Sesudah Merger Dan Akuisisi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Sinyal positif ini menginterpretasikan bahwa perusahaan akan memberikan prospek yang
baik bagi para investor.
Adanya aktivitas merger dan akuisisi yang diharapkan
perkembangan
sahamnya
pada
perusahaan,
memberikan sinyal
perusahaan tersebut
dengan
bagi
harapan
investor
dapat
meningkatkan
untuk
investor
dapat
menanamkan
memperoleh
keuntungan yang diinginkan. Alasan utama orang berinvestasi adalah untuk memperoleh
keuntungan. Dalam konteks manajemen investasi, tingkat keuntungan investasi disebut
sebagai return. Return yang diharapkan investor dalam investasi yang dilakukannya
merupakan kompensasi atas biaya kesempatan (opportunity cost) dan risiko penurunan daya
beli akibat adanya pengaruh inflasi. Keuntungan
yang
diperoleh
investor
dalam
menanamkan saham dapat diukur dengan menggunakan Abnormal Return.
Menurut Halil Kiymaz dan H. Kent Baker (2008) “Abnormal Return yang diperoleh
investor merupakan kompensasi atas waktu dan risiko yang terkait dengan investasi yang
dilakukan”. Dengan demikian hal ini menimbulkan pernyataan bahwa tidak semua pihak
memperoleh keuntungan dari kegiatan mergerdan akuisisi. Halil Kiymaz dan H. Kent Baker
(2008) juga menyatakan bahwa “terdapat pengaruh antara keterkaitan industria dan abnormal
return”. Untuk mengukur reaksi pasar digunakan abnormal return. Abnormal return adalah
Selisih antara tingkat keuntungan yang sebenarnya dengan tingkat keuntungan yang
diharapkan. Adanya selisih antara return sesungguhnya dengan return yang diharapkan
disebut abnormal return. Reaksi pasar merupakan faktor yang dapat mempengaruhi
terjadinya abnormal return dan ditunjukan dengan adanya perubahan harga atas sekuritas
perusahaan. Abnormal return dapat dipicu dengan adanya kejadian atau peristiwa tertentu,
salah satunya adalah pengumuman merger dan akuisisi. Pengumuman merger dan akuisisi
bisa dijadikan informasi bagi para investor untuk melakukan keputusan investasinya. Maka
adanya pengumuman merger dan akuisisi yang dilakukan perusahaan dapat menyebabkan
beberapa pelaku pasar dapat menikmati return. Abnormal Return dapat digunakan untuk
menguji kandungan informasi dari suatu pengumuman” (Hartono, dalam Aritonang S H, dkk,
2009).
Perbedaan tingkat return yang diharapkan dengan return yang benar-benar diterima
merupakan risiko yang harus selalu dipertimbangkan dalam proses investasi. Seorang
investor tergantung dari sifat atau karakteristiknya, ada yang pengambil risiko (risk taker) dan
penghindar risiko/takut risiko (risk averse) Suatu investasi yang mempunyai risiko yang yang
Litaniar Qonakis Iskandar, 2014
Analisis Perbandingan Abnormal Return Dan Risiko Sebelum Dan Sesudah Merger Dan Akuisisi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
lebih tinggi, tentunya keuntungan yang diperoleh harus lebih tinggi. Inilah yang disebut
dengan investasi yang efisien.
Disamping memperhitungkan return, investor juga perlu memperhitungkan tingkat
risiko suatu investasi sebagai dasar pertimbangan investasi. Menurut Tendelilin (2001) “
risiko merupakan kemungkinan perbedaan antara return aktual yang diterima dengan return
yang diharapkan”. Semakin besar kemungkinan perbedaannya, maka semakin besar risiko
invetasi tersebut. “Risiko yang diukur dengan beta merupakan kepekaan tingkat keuntungan
terhadap perubahan-perubahan pasar” (Husnan, 1985 dalam Ira Wisyastuti 2010)
Beberapa studi telah meneliti mengenai tingkat return yang diperoleh investor setelah
merger dan akuisisi. Beberapa penelitian mengatakan bahwa terjadi peningkatan return yang
diperoleh investor sebelum dan sesudah merger dan akuisisi. Akan tetapi ada pula penelitian
yang menyatakan bahwa terjadi penurunan return yang diperoleh investor sebelum dan
sesudah mergerdan akuisisi. Risiko mungkin saja menjadi faktor yang dapat mempengaruhi
penurunan return yang diperoleh pemegang saham. Menurut Ayu Apriyeni Berdasarkan
pengujian jurnalnya diperoleh hasil yaitu terdapat perbedaan abnormal return sebelum, saat,
dan sesudah pengumuman merger dan akuisisi, dengan kata lain pengumuman merger dan
akuisisi berpengaruh terhadap abnormal return saham. “Varians maupun standar deviasi,
merupakan ukuran besarnya
seberapa
besar
penyebaran
penyebaran
variabel
distribusi
random
probabilitas,
diantara
yang
menunjukkan
rata-ratanya semakin besar
penyebarannya, semakin besar varians atau standar investasi tersebut” (Tendelilin, 2007).
Pada penjelasan tersebut dimana di Indonesia saat ini telah banyak perusahaan yang
melakukan aktivitas merger dan akuisisi, serta adanya penelitian sebelumnya mengenai
aktivitas merger dan akuisisi. Yang membedakan penulis dengan penelitian sebelumnya dalam
penelitian ini ingin mengetahui apakah terdapat perbedaan abnormal return dan risiko
investasi sebelum dan sesudah mergerdan akuisisi yang dihadapi oleh investor yang
melakukan keputusan investasi pada perusahaan merger atau akuisisi, dengan penelitian pada
periode yang lebih terkini yakni tahun 2012, selain itu dikarenakan pada tahun 2012 tercatat
aktivitas merger dan akuisisi dengan rata-rata terbanyak diantara tahun 2010-2014.
Penelitian ini mengukur seberapa besar pengaruh merger dan akuisisi terhadap reaksi
pasar, seperti risiko dan abnormal return. Penelitian ini akan dilakukan dengan periode
jendela 20 hari, yaitu 10 hari sebelum dan 10 hari setelah merger dan akuisisi. Periode
Litaniar Qonakis Iskandar, 2014
Analisis Perbandingan Abnormal Return Dan Risiko Sebelum Dan Sesudah Merger Dan Akuisisi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
jendela dipilih 20 hari karena diharapkan pergerakan harga saham peristiwa yang terjadi tidak
dipengaruhi peristiwa lain, sehingga dapat menghindari terjadinya bias.
Berdasarkan uraian dan data di atas, ternyata ditemukan perbedaan antara hasil
penelitian satu dengan yang lainnya. Untuk itu, penulis tertarik untuk mengadakan penelitian
dengan judul “ANALISIS PERBANDINGAN ABNORMAL RETURN DAN RISIKO
SEBELUM DAN SESUDAH MERGER DAN AKUISISI ( Studi Pada Perusahaan
Merger dan Akuisitor yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2012)”.
1.2
Identifikasi Masalah
“Merger adalah penggabungan dua perusahaan atau lebih, dan kemudian tinggal nama
salah satu perusahaan yang bergabung” (Suad Husnan dan Enni Pudjiastuti, 2006 Hlm. 395).
Merger menurut Lawrence J Gitman dalam Dijkgraaf (2012) yaitu, “The combination of two
or more firm, in which the resulting firm maintains the identity of one of the firms, usually the
larger”. Artinya, Kombinasi dari dua atau lebih perusahaan, di mana perusahaan yang
dihasilkan mempertahankan identitas dari salah satu perusahaan, biasanya perusahaan yang
paling besar.
Moin 2007, menyatakan “akuisisi adalah pengambilalihan kepemilikan atau
pengendalian (control) atas aset atau saham suatu perusahaan oleh perusahaan lainnya,
namun perusahaan pengambilalih dan yang diambil alih masih ada sebagian badan hukum
yang terpisah”.
Strategi perusahaan yang dapat
memberikan dampak bagi perkembangan perusahaan dapat mempengaruhi keputusan
investor dalam menanamkan sahamnya pada suatu perusahaan. Hal ini berkaitan dengan
tingkat keuntungan yang dapat diperoleh investor apabila menanamkan saham pada suatu
perusahaan. Adanya aktivitas merger dan akuisisi yang diharapkan dapat meningkatkan
perkembangan
sahamnya
pada
perusahaan,
memberikan sinyal
perusahaan tersebut
dengan
bagi
harapan
investor
investor
untuk
dapat
menanamkan
memperoleh
keuntungan yang diinginkan. Keuntungan yang diperoleh investor dalam menanamkan
saham dapat diukur dengan menggunakan abnormal return, secara keseluruhan abnormal
return bagi pengakuisisi adalah negatif.
Sedangkan abnormal return bagi perusahaan target menunjukkan angka positif.
Dengan demikian hal ini menimbulkan pernyataan bahwa tidak semua pihak memperoleh
keuntungan dari kegiatan merger dan akuisisi. Selain mempertimbangkan return yang
Litaniar Qonakis Iskandar, 2014
Analisis Perbandingan Abnormal Return Dan Risiko Sebelum Dan Sesudah Merger Dan Akuisisi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
diperoleh dalam satu investasi, investor juga perlu mempertimbangkan risiko yang mungkin
dihadapi dari investasi yang dilakukannya. Risiko merupakan kemungkinan perbedaan antara
return yang diharapkan. Semakin besar kemungkinan perbedaannya, berarti semakin besar
risiko investasi tersebut. Beberapa studi telah banyak yang meneliti mengenai tingkat
abnormal return yang diperoleh investor setelah merger dan akuisisi. Beberapa penelitian
mengatakan bahwa terjadi peningkatan abnormal return yang diperoleh investor sebelum dan
sesudah merger dan akuisisi.
Akan tetapi ada pula penelitian yang menyatakan bahwa terjadi penurunan abnormal
return yang diperoleh investor sebelum dan sesudah merger dan akuisisi yang dihadapi
investor yang melakukan keputusan investasi pada perusahaan merger dan akuisitor. Oleh
karena itu penulis tertarik untuk kembali mengangkat topik ini sebagai bahan penelitian.
1.3
Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas, maka penulis merumuskan masalah penelitian ini sebagai
berikut:
1. Bagaimana gambaran abnormal return sebelum dan sesudah merger ?
2. Bagaimana gambaran abnormal return sebelum dan sesudah akuisisi ?
3. Bagaimana gambaran risiko sebelum dan sesudah merger?
4. Bagaimana gambaran risiko sebelum dan sesudah akuisisi ?
5. Bagaimana perbedaan abnormal return sebelum dan sesudah merger ?
6. Bagaimana perbedaan abnormal return sebelum dan sesudah akuisisi?
7. Bagaimana perbedaan risiko sebelum dan sesudah merger ?
8. Bagaimana perbedaan risiko sebelum dan sesudah akuisisi ?
9. Bagaimana investor menentukan pilihan investasi berdasarkan abnormal return
dan risiko dari adanya merger dan akuisisi ?
1.4
Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah diatas, maka tujuan dari penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Mengetahui gambaran abnormal return sebelum dan sesudah merger
2. Mengetahui gambaran abnormal return sebelum dan sesudah akuisisi
3. Mengetahui gambaran risiko sebelum dan sesudah merger
4. Mengetahui gambaran risiko sebelum dan sesudah akuisisi
Litaniar Qonakis Iskandar, 2014
Analisis Perbandingan Abnormal Return Dan Risiko Sebelum Dan Sesudah Merger Dan Akuisisi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
5. Mengetahui perbedaan abnormal return sebelum dan sesudah merger
6. Mengetahui perbedaan abnormal return sebelum dan sesudah akuisisi
7. Mengetahui perbedaan risiko sebelum dan sesudah merger
8. Mengetahui perbedaan risiko sebelum dan sesudah akuisisi
9. Mengetahui investor menentukan pilihan investasi berdasarkan abnormal return
dan risiko dari adanya merger dan akuisisi
1.5
Manfaat Penelitian
Dari hasil penelitian ini, penulis mengharapkan kegunaan dan manfaat, di antaranya
adalah:
1. Bagi Investor
a. Untuk memberikan sumbangan pemikiran bagi investor dalam melakukan
penilaian investasi pada perusahaan yang melakukan aktivitas merger dan akuisisi.
b. Memberikan informasi kepada investor mengenai perbedaan return dan risiko
yang mungkin diterima investor dalam melakukan investasi pada perusahaan yang
melakukan merger dan akuisisi.
2. Bagi Emiten
Untuk memberikan sumbangan pemikiran, kontribusi, dan informasi bagi emiten
dalam mengambil kebijakan merger dan akuisisi.
3. Bagi Akademisi dan Peneliti
Dapat digunakan sebagai referensi dan memperluas informasi atau wawasan dalam
mengembangkan penelitian pada bidang manajemen keuangan khususnya merger dan
akuisisi.
Litaniar Qonakis Iskandar, 2014
Analisis Perbandingan Abnormal Return Dan Risiko Sebelum Dan Sesudah Merger Dan Akuisisi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Download