BAB II

advertisement
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Komunikasi Massa
Komunikasi massa hanya merupakan salah satu proses komunikasi
yang berlangsung pada peringkat masyarakat luas, yang identifikasinya
ditentukan oleh ciri khas institusionalnya ( gabungan antara tujuan,
organisasi, dan kegiatan yang sebenarnya ). Proses lain yang kedudukannya
hampir sama dalam pengertian ruang lingkup dan keberdaannya yang
muncul di mana – mana adalah pemerintahan, pendidikan, dan agama.
Masing – masing memiliki jaringan institusional tersendiri yang kadangkala
sangat banyak berkaitan dalam proses transmisi atau tukar – menukar
informasi dan gagasan. Terlepas dari hal itu, dewasa ini komunikasi massa
mungkin lebih banyak melibatkan orang untuk waktu yang lebih banyak
pula meskipun intensitasnya lebih rendah.
Karena permasalahan komunikasi massa bersifat komprehensif, maka
komunikasi massa pun melibatkan gagasan yang berkenaan dengan setiap
proses. Para individu menerima dan menangani banyak informasi secara
langsung dari media massa. Banyak percakapan orang dewasa ini
menyangkut media dan isinya. Hubungan, kelompok, dan institusi sosial
lainnya acapkali dipaparkan dalam media dan ditanggapi serta dipelajari
dengan cara kurang lebih sama dengan kenyataan sebenarnya. Produksi dan
distribusi media dilakukan oleh tim kerja dengan saluran komunikasinya
sendiri. Banyak organisasi lainnya ( misalnya perusahaan dan partai politik
membayangkan apa yang akan terjadi pada kebanyakan proses komunikasi
masyarakat luas lainya tanpa adanya media massa. 1
Definisi komunikasi massa yang lebih perinci dikemukakan oleh ahli
komunikasi lain, yaitu Gerbner. Menurut Gerbner (1967 ) “ Mass
9 communication is the tehnologically and institutionally based production
and distribution of the most broadly shared continuous flow of messages in
1
Denis McQuail, Teori komunikasi Massa Suatu Pengantar Erlangga,Jakarta,1987 hal 7 9
10
industrial societies “. (Komunikasi massa adalah produksi dan distribusi
yang berlandaskan teknologi dan lembaga dari arus pesan yang kontinyu
serta paling luas dimiliki orang dalam masyarakat industry ( Rakhmat, 2003:
188).
Dari definisi Gerbner tergambar bahwa komunikasi massa itu
menghasilkan suatu produk berupa pesan – pesan komunikasi. Produk
tersebut disebarkan, didistribusikan kepada khalayak luas secara terus
menerus dalam jarak waktu yang tetap, misalnya harian, mingguan, dua
mingguan atau bulanan. Proses memproduksi pesan tidak dapat dilakukan
oleh perorangan , melainkan harus oleh lembaga, dan membutuhkan suatu
teknologi tertentu, sehingga komunikasi massa akan banyak dilakukan oleh
masyarakat industry. 2
2.1.1 Karakteristik Komunikasi Massa
Mengetahui bahwa definisi – definisi komunikasi massa itu secara
prinsip mengandung suatu makna yang sama, bahkan antara satu definisi
dengan definisi lainnya dapat dianggap saling melengkapi. Melalui definisi
itu pula kita dapat mengetahui karakteristik komunikasi massa. Komunikasi
massa berbeda dengan komunikasi antarpersona dan komunikasi kelompok.
Perbedaannya terdapat dalam komponen – komponen yang terlibat di
dalamnya, dan proses berlangsungnya komunikasi tersebut. Namun, agar
karakteristik komunikasi massa itu tampak jelas, maka pembahasannya perlu
dibandingkan dengan komunikasi antarpersona. 3
Karakteristik komunikasi massa adalah sebagai berikut :
1. Komunikator Terlembagakan
Ciri komunikasi massa yang pertama adalah komunikatornya.
Komunikasi massa itu menggunakan media massa, baik media cetak
2
3
Elvinaro Ardianto, Komunikasi Massa Simbiosa Rekatama Media, Bandung, 2007 hal 3 ibid hal 6 11
maupun elektromik. Dengan mengingat kembali pendapat Wright,
bahwa komunikasi massa itu melibatkan lembaga, dan komunikatotnya
bergerak dalam organisasi yang kompleks. Apabila pesan itu akan
disampaikan melalui surat kabar, maka prosesnya adalah sebagai
berikut: komunikator menyusun pesan dalam bentuk artikel, apakah atas
keinginannya atau atas permintaan media massa yang bersangkutan.
Apabila media komunikasi yang digunakan adalah televisi, tentu akan
lebih banyak lagi orang yang terlibat, seperti juru kamera ( lebih dari
satu ), juru lampu, pengarah acara, bagian make up. Floor manager, dan
lain – lain. Selain itu, peralatan yang digunakan lebih banyak serta dana
yang diperlukan lebih besar.
2. Pesan Bersifat Umum
Komunikasi massa itu bersifat terbuka, artinya komunikasi massa
itu ditunjukan untuk semua orang dan tidak ditunjukan unuk sekelompok
orang tertentu. Oleh karenannya, pesan
komunikasi massa bersifat
umum. Pesan komunikasi massa dapat berupa fakta, peristiwa atau opini.
Pesan komunikasi massa yang dikemas dalam bentuk apapun harus
memenuhi kriteria penting atau menarik, atau penting sekaligus menarik,
bagi sebagian besar komunikasi. Dengan demikian, kriteria pesan yang
penting dan menarik itu mempunyai ukuran tersendiri, yakni bagi
sebagian besar komunikan.
3. Komunikannya Anonim dan Heterogen
Komunikan pada komunikasi massa bersifat anonim dan
heterogen. Pada komunikasi antar personal, komunikator akan mengenal
komunikannya, mengetahui identitasnya, seperti: nama, pendidikan,
pekerjaan, tempat tinggal, bahkan mungkin mengenal sikap dan
perilakunya. Sedangkan dalam komunikasi massa, komunikator tidak
mengenal komunikan ( anonim ), karena komunikasinya menggunakan
12
media dan
tidak tatap muka. Di samping anonim, komunikan
komunikasi massa adalah
heterogen, karena terdiri dari berbagai lapisan masyarakat yang
berbeda, yang dapat dikelompokkan berdasarkan faktor: usia, jenis
kelamin, pendidikan, pekerjaan, latar belakang budaya, agama dan
tingkat ekonomi.
4. Media Massa Menimbulkan Keserempakan
Kelebihan komunikasi massa dibandingkan dengan komunikasi
lainnya, adalah jumlah sasaran khlayak atau komunikan yang dicapainya
relative banyak dan tidak terbatas. Bahkan lebih dari itu komunikan yang
lebih banyak tersebut secara serempak pada waktu yang bersamaan
memperoleh pesan yang sama pula. Effendy (1981) mengartikan
keserempakan media massa itu sebagai keserempakan kontak dengan
sejumlah besar penduduk dalam jarak yang jauh dari komunikator, dan
penduduk tersebutsatu sama lainnya berada dalam keadaan terpisah.
5. Komunikasi Mengutamakan Isi Ketimbang Hubungan
Salah satu prinsip komunikasi adalah bahwa komunikasi
mempunyai dimensi isi dan dimensi hubungan (Mulyana, 2000:99).
Dimensi isi menunjukkan muatan atau isi komunikasi, yaitu apa yang
dikatakan, sedangkan dimensi hubungan menunjukan bagaimana cara
mengatakannya, yang juga mengisyaratkan bagaimana hubungan para
peserta
komunikasi
itu.
Dalam
komunikasi
antarpesonal
yang
diutamakan adalah unsur hubungan. Semakin saling mengenal antar
pelaku komunikasi, maka komunikasinya semakin efektif.
6. Komunikasi Massa Bersifat Satu Arah
Selain ada ciri yang merupakan keunggulan komunikasi massa
dibandingkan dengan komunikasi lainnya, ada juga ciri komunikasi
massa yang merupakan kelemahannya. Karena komunikasinya melalui
13
media massa, maka komunikator dan komunikannya tidak dapat
melakukan kontak langsung. Komunikator aktif menyampaikan pesan,
komunikan pun aktif menerima pesan, namun diantara keduanya tidak
dapat melakukan dialog sebagaimana halnya terjadi dalam komunikasi
antarpesonal. Dengan kata lain, komunikasi massa itu bersifat satu arah.
7. Stimulasi Alat Indra Terbatas
Pada komunikasi antarpesona yang bersifat tatap muka, maka
seluruh alat indra pelaku komunikasi, komunikator dan komunikan,
dapat digunakan secara maksimal. Kedua belah pihak dapat melihat,
mendengar
secara
langsung,
bahkan
mungkin
merasa.
Dalam
komunikasai massa, stimulasi alat indra bergantung pada jenis media
massa. Pada surat kabar dan majalah, pembaca hanya melihat. Pada
radio siaran dan rekaman auditif, khalayak hanya mendengar, sedangkan
pada media televisi dan film, kita menggunakan indra penglihatan dan
pendengaran.
8. Umpan Balik Tertunda ( Delayed ) dan Tidak Langsung ( Indirect )
Komponen umpan balik atau yang lebih populer dengan sebutan
feedback
merupakan
faktor
penting
dalam
proses
komunikasi
antarpesona, komunikasi kelompok, dan komunikasi massa. Sedangkan
dalam proses komunikasi massa, umpan balik bersifat tidak langsung (
indirect ) dan tertunda ( delayed ). Artinya, komunikator komunikasi
massa tidak dapat dengan segera mengetahui bagaimana reaksi khalayak
terhadap pesan yang disampaikannya.
2.1.2 Proses Komunikasi Massa
Gejala umum yang dapat dilihat dari suatu proses adalah bahwa proses
merupakan suatu peristiwa yang berlangsung secara kontinyu, proses
memerlukan berbagai komponen ( elemen ) penunjang. Pengertian
14
komponen adalah bagian – bagian yang terpenting dan mutlak harus ada
pada suatu keseluruhan atau kesatuan. 4
Pengertian proses komunikasinya dikenal dengan media cetak (press ),
media auditif ( radio ), media visual ( gambar, lukisan ) atau media audio
visual ( televisi dan film ). Yang dimaksud dengan media disini adalah alat
yang dapat digunakan untuk mencapai massa ( sejumlah orang yang tidak
terbatas ). Dari uraian tersebut dapat dijelaskan bahwa komunikasi massa
merupakan suatu proses yang melukiskan
menggunakan
teknologi
media
massa
bagaimana komunikator
secara
proporsional
guna
menyebarluaskan pesannya melampaui jarak untuk mempengaruhi khalayak
dalam jumlah yang banyak.
Harold D. Lasswell, seorang ahli politik di Amerika Serikat
mengemukakan suatu ungkapan yanga sangat terkenal dalam teori dan
penelitian komunikasi massa. Ungkapan tersebut merupakan suatu formula
dalan menentukan scientific study dari suatu proses komunikasi massa
dengan menjawab pertanyaan – pertanyaan sebagai berikut : who (siapa),
says what (berkata apa), in which channel (melalui saluran apa), to whom
(kepada siapa)dan with what effect (dengan efek apa)? 5
Masing – masing unsur dalam formula Lasswell mengandung problem
tertentu. Formula tersebut, meskipun sangat sederhana telah membantu
mengorganisasikan dan memberikan struktur kajian bidang komunikasi
massa. Selain dapat menggambarkan komponen dalam proses komunikasi
massa, Lasswell sendiri menggunakan formula ini dengan tujuan untuk
membedakan berbagai jenis penelitian komunikasi.
Sebagaimana telah dijelaskan sebelumya bahwa pada umumnya
kita lebih tertarik kepada apa yang dilakukan media pada kita dari
pada apa yang kita lakukan pada media massa. Sebagaiman contoh,
kita
ingin
mengetahui
untuk
apa
kita
membaca
surat
kabar,
mendengarkan radio siaran, menonton televisi dan seterusnya, tetapi
4
5
Elvinaro Ardianto, Komunikasi Massa Simbiosa Rekatama Media, Bandung, 2007 hal27 Elvinaro Ardianto, Komunikasi Massa Simbiosa Rekatama Media, Bandung, 2007 hal 28 15
kita tidak mautahu bagaimana surat kabar, radio siaran dan televisi
dapat menambah pengetahuan, mengubah sikap atau menggerakkan
perilaku kita.
Menurut Steven M. Chaffee, efek terpaan media massa dapat
dilihat dari tiga pendekatan. Pendekataan pertama adalah efek dari
media massa yang berkaitan dengan pesan ataupun media itu sendiri.
Pendekatan kedua adalah dengan melihat jenis perubahan yang terjadi
pada diri khalayak komunikasi massa yang berupa perubahan sikap,
perasaan
dan
perilaku
atau
dengan
istilah
lain
dikenal
sebagai
perubahan kognitif, afektif dan behavioral. Pendekatan ketiga yaitu
observasi
terhadap
khalayak
(individu,
kelompok,
organisasi,
masyarakat atau bangsa) yang dikenai efek komunikasi massa.
2.1.3 Model Komunikasi Massa
Model adalah representasi suatu fenomena, baik nyata ataupun abstrak,
dengan menonjolkan unsur– unsur terpenting fenomena tersebut. Hanya saja
model tersebut sekaligus mereduksi fenomena komunikasi ; artinya, ada
nuansa komunikasi lainnnya yang mungkin terabaikan dan tidak terjelaskan
oleh model tersebut. Akibatnya jika kita kurang hati – hati menggunakan
model, model dapat menyesatkan kita. 6
Menurut Sereno dan Mortensen, model komunikasi merupakan
deskripsi ideal mengenai apa yang dibutuhkan untuk terjadinya komunikasi.
Model komunikasi merepresentasikan secara abstrak cirri – cirri penting dan
menghilangkan rincian komunikasi yang tidak perlu dalam dunia nyata. 7
Sedangkan B. Aubrey Fisher mengatakan, model adalah analogi yang
mengabstraksikan dan memilih bagian dari keseluruhan, unsur, sifat,
komponen yang penting dari fenomena yang dijadikan model. Model adalah
6
7
Deddy Mulyana, Ilmu Komunikasi PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2007 hal 131 Deddy Mulyana, Ilmu Komunikasi PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2007 hal 132 16
gambaran informal untuk menjelaskan atau menerapkan teori. Dengan kata
lain, model adalah teori yang lebih disederhanakan. 8
Dengan mempelajari model komunikasi, menurut DeVito (1996) ada
beberapa keuntungan yang dapat diperoleh, yaitu:
1. Model memiliki fungsi mengorganisasikan, artinya model dapat
mengurutkan dan menghubungkan satu system
dengan system yang
lainnya serta dapat memberikan gambaran yang menyeluruh.
2. Model membantu menjelaskan sesuatu dengan menyajikan informasi
secara sederhana, artinya tanpa model, informasi tersebut dapat menjadi
sangat rumit.
3. Dengan model dimungkinkan adanya perkiraan hasil atau jalannya suatu
kejadian. Model dapat dijadikan sebagai suatu dasar bagi pernyataan
kemungkinan terhadap berbagai alternative dan karenanya dapat
membantu membuat hipotesis suatu penelitian. 9
2.1.4 Media Komunikasi Massa
Dekade – dekade antara dua perang dunia menjadi saksi keprihatinan
dan ketakutan yang meningkat dari sifat media massa yang sangat kuat.
Dengan kondisi ini, tidaklah mengejutkan bahwasanya citra yang lazim bagi
media massa adalah jarum suntik atau peluru. Ini adalah konsep media
dengan dampak yang langsung, segera, dan sangat kuat pada individu yang
dijangkaunya. Hal ini parallel dengan prinsip stimulus – respons yang
menjadi ciri kebanyakan riset psikologi pada tahun 1930-an dan 1940-an. 10
Menurut Harold Lasswell dan Charles Wright merupakan sebagian
dari pakar yang benar – benar serius mempertimbangkan fungsi dan peran
media massa dalam masyarakat. Wright (1959) membagi media komunikasi
berdasarkan sifat dasar pemirsa, sifat dasar pengalaman komunikasi dan sifat
dasar pemberi informasi. Lasswell ( 1948/1960), pakar komunikasi dan
8
Ibid hal 132 Elvinaro Ardianto, Komunikasi Massa Simbiosa Rekatama Media, Bandung, 2007 hal 68 10
Werner J. Severin & James W. Tankard, Jr. Teori Komunikasi Sejarah, Metode, dan Terapan di
Dalam Media Massa Kencana Prenada Media Group, Jakarta, 2005 hal 239 9
17
professor hukum di yale, mencatat ada 3 fungsi media massa : pengamatan
lingkungan, korelasi bagian – bagian dalam masyarakat untuk merespons
lingkungan, dan penyampaian warisan masyarakat dari satu generasi ke
generasi selanjutnya. 11
Media massa- pers, televisi, radio, dan lain – lain, serta proses
komunikasi massa (peran yang dimainkannya) semakin banyak dijadikan
sebagai objek studi. Gejala in seiring dengan kian meningkatnya peran meda
massa itu sendiri sebagai suatu institusi penting dalam masyarakat. Media
telah menjadi sumber dominan bukan saja bagi individu untuk memperoleh
gambaran dan citra realitas sosial, tetapi juga bagi masyarakat dan kelompok
secara kolektif, media menyuguhkan nilai – nilai dan penilaian normativi
yang dibaurkan dengan berita dan hiburan. 12
2.2 Televisi Sebagai Media Massa
Dari semua media komunikasi yang ada, televisilah yang paling
banyak berpengaruh pada kehidupan manusia. Televisi mengalami
perkembangan secara dramatis, terutama melalui pertumbuhan televisi
kabel. Transmisi program televisi kabel menjangkau seluruh pelosok negeri
dengan bantuan satelit dan diterima langsung pada layar televisi dirumah
dengan menggunakan wire atau microwave
(wireless cables) yang membuka tambahan saluran televise bagi pemirsa.
Televisi tambah marak lagi setelah dikembangkannya Direct Broadcsat
Satellite (DBS) .
Fungsi televisi sama dengan fungsi media massa lainnya ( surat kabar
dan radio siaran ), yakni member informasi , mendidik, menghibur, dan
membujuk. Tetapi fungsi menghibur lebih domain pada media televisi
sebagaimana hasil penelitian – penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa
Fakultas Ilmu Komunikasi UNPAD, yang menyatakan bahwa pada
11
12
ibid hal 386 Denis McQuail, Teori Komunikasi Massa Suatu Pengantar Erlangga, Jakarta. 1987 hal 3 18
umumnya tujuan utama khalayak menonton televisi adalah untuk
memperoleh hiburan, selanjutnya untuk memperoleh informasi.
Telah kita ketahui bahwa fungsi utama televisi menurut khalayak pada
umumnya adalah untuk menghibur, selanjutnya adalah informasi. Tetapi
tidak berarti fungsi mendidik dan membujuk dapat diabaikan. Fungsi
nonhiburan dan noninformasi harus tetap ada karena sama pentingnya bagi
keperluan kedua pihak, komunikator dan komunikan. Masalahnya sekarang
adalah bagaimana caranya agar fungsi mendidik dan membujuk tetap ada,
namun tetap diminati pemirsa. Caranya adalah dengan mengemas pesan
sedemikian rupa, menggunakan metode penyiaran tertentu dimana pesan
nonhiburan dapat mengundang unsur hiburan. 13
Dalam ilmu komunikasi dikenal sejumlah saluran komunikasi yaitu
bagaimana orang berkomunikasi untuk menyampaikan pesan kepada orang
lain. Upaya manusia untuk menyampaikan pesan ini secara garis besar
terbagi atas dua yaitu komunikasi tanpa media yaitu secara langsung (tatap
muka) dan komunikasi dengan media.
Penyampaian informasi dengan menggunakan media ini terbagi lagi
atas dua yaitu : melalui media massa dan nonmedia massa. Saluran
komunikasi melalui media massa terbagi lagi atas dua yaitu media massa
periodik (surat kabar, majalah, televisi, radio dll) dan media massa non
periodic (rapat, seminar dll). Periodic berarti terbit secara teratur pada waktu
– waktu yang telah ditentukan sebelumnya. Media massa non periodic
dimaksudkan media massa yang bersifat sementara (eventual) tergantung
pada peristiwa yang diselenggarakan. 14
13
Elvinaro Ardianto, Komunikasi Massa Simbiosa Rekatama Media, Bandung, 2007 hal134 Morissan, Manajemen Media Penyiaran Strategi Mengelola Radio dan Televisi, Ramdina
Prakarsa, Jakarta, 2007 hal 12 14
19
2.3 Program Televisi
2.3.1 Pengertian Program Televisi
Sadar atau tidak, setiap orang selaku penonton televisi mengetahui
yang disebut program televisi. Menurut kamus WJS Purwodarminto,
pengertian program adalah acara, sementara kamus Webster International
volume 2 lebih merinci lagi, yakni : program adalah suatu jadwal
(schedule) atau perencanaan untuk ditindaklanjuti dengan penyusunan
“butir” siaran yang berlangsung sepanjang siaran itu berada di udara.
Secara teknis penyiaran televisi, program televisi (television
programming) diartikan sebagai penjadwalan atau perencanaan siaran
televisi dari hari ke hari (horizontal programming) dan dari jam ke jam
(vertical programming) setiap harinya.
Menjadwalkan program siaran tidak semudah yang dibayangkan,
mengingat piñata program harus jeli memperhatikan apa yang disenangi
penonton, selain kapan penonton biasa duduk di depan pesawat televisi.
Karena itu, untuk menyusun program siaran diperlukan system
pemprograman siaran. Dengan system itu diharapkan acara-acara yang
hadir di layar televisi dapat membuat asik penonton, dapat disenangi
penonton, bahkan syukur-syukur bisa menjadi panutan penonton.
Maju mundurnya perusahaan jasa penyiaran televisi ada pada
pemrograman acara. Secara bisnis program itu bisa dijual. Bagi
perusahaan televise swasta, hasil penjualan program dapat menghasilkan
pemasukan keuntungan. Sedangkan bagi televisi nonkomersial seperti
televisi pendidikan, televisi komunitas, televise public mendapatkan
keuntungan berupa investasi peradaban masyarakat, tambahan wawasan
berbagai hal, dan lebih dari itu dapat mempercepat kepandaian seseorang
karena program-programnya sama sekali tidak mengutamakan promosi
pihak lain. 15
15
RM Soenarto, Program Televisi Dari Penyusunan Sampai Pengaruh Siaran , Fakultas film dan
televisi – institute kesenian, Jakarta, 2007 hal 1 20
Program atau acara yang disajikan adalah faktor yang membuat
audien tertarik untuk mengikuti siaran yang dipancarkan stasiun penyiaran
apakah itu radio atau televisi. Program dapat disamakan atau dianalogikan
dengan produk atau barang (goods) atau pelayanan (services) yang dijual
kepada pihak lain, dalma hal ini audien dan pemasang iklan. Dengan
demikian program adalah produk yang dibutuhkan orang sehingga mereka
bersedia mengikutinya. 16
2.3.2 Jenis – Jenis Program Televisi
Berbagai jenis program itu dapat di kelompokan menjadi dua
bagian besar berdasarkan jenisnya :
1. Program informasi
Program informasi tidak hanya melulu program berita dimana
presenter atau penyiar membacakan berita tetapi segala bentuk penyajian
informasi termasuk juga talk show (perbincangan). Program informasi
dapat dibagi menjadi dua bagianbesar yaitu berita keras (hard news) dan
berita lunak (soft news)
Berita keras atau hard news adalah segala informasi penting dan
atau menarik yang harus segera disiarkan oleh media penyiaran karena
sifatnya yang harus segera ditayangkan agar dapat diketahui khalayak
audien secepatnya. Dalam hal ini berita keras dapat dibagi ke dalam
beberapa bentuk berita yaitu : straight news, features, dan infotainment.
Straight News berarti berita ‘ langsung ‘ maksudnya suatu berita
yang singkat (tidak detail) dengan hanya menyajikan informasi
terpenting saja yang mencakup 5W + 1 H (who, what,where, when, why,
dan how ) terhadap suatu peristiwa yang diberitakan.
16
Morissan, Manajemen Media Penyiaran Strategi Mengelola Radio dan Televisi, Ramdina
Prakarsa, Jakarta, 2007 hal 202 21
Feature adalah berita ringan namun menari. Pengertian ‘ menarik ‘
disini adalah informasi yang lucu, unik, aneh, menimbulkan kekaguman
dan sebagainya.
Infotainment adalah berita yang menyajikan informasi mengenai
kehidupan oang-orang yang dikenal masyarakat (celebrity), dank arena
sebagian besar dari mereka bekerja pada industry hiburan seperti pemain
film/sinetron, penyanyi dan sebagainya maka berita mengenai mereka.
Berita Lunak atau soft news adalah segala informasi yang penting
dan menarik yang disampaikan secara mendalam (indepth) namun tidak
bersifat harus segera ditayangkan. Program yang masuk ke dalam
kategori berita lunak ini adalah : current affair, magazine, documenter
dan talk show.
Current Affair adalah program yang menyajikan informasi yang
terkait dengan suatu berita penting yang muncul sebelumnya namun
dibuat secara lengkap dan mendalam.
Magazine adalah program yang menampilkan informasi ringan
namun mendalam atau dengan kata lain magazine adalah feature dengan
durasi yang lebih panjang. Magazine ditaynagkan pada program
tersendiri yang terpisah dari program berita.
Dokumenter adalah program informasi yang bertujuan untuk
pembelajaran dan pendidikan namun disajikan dengan menarik.
Talk Show adalah program yang menampilkan satu atau beberapa orang
untuk membahas suatu topik tertentu yang dipandu oleh seorang
pembawa acara (host)
2. Program Hiburan
Program hiburan adalah segala bentuk siaran yang bertujuan untuk
menghibur audien dalam bentuk music, lagu, cerita dan pemainan.
Program yang termasuk dalam kategori hiburan adalah drama, music,
dan pemainan (game)
22
Drama adalah pertunjukan (show) yang menyajikan cerita
mengenai kehidupan atau karakter seseorang atau beberapa orang
(tokoh) yang diperankan oleh pemain (artis) yang melibatkan konflik
dan emosi.
Musik program musik berupa konser dapat dilakukan di lapangan
(outdoor) ataupun di dalam studio (indoor). Program musik di televisi
saat ini sangat ditentukan dengamn kemampuan artis menarik audien.
Pertunjukan adalh program yang menampilkan kemampuan
(performance) seseorang atau beberapa orang pada suatu lokasi baik di
studio ataupun di luar studio, di dalam ruangan (in door) ataupun di luar
ruangan ( out door). 17
2.4
Program Tayangan Televisi
Stasiun televisi setiap harinya menyajikan berbagai jenis program yang
jumlahnya sangat banyak dan jenisnya sangat beragam. Pada dasarnya apa
saja bisa dijadikan program untuk ditayangkan di televisi selama program
itu menarik dan disukai audien, dan selam tidak bertentangan dengan
kesusilaan, hukum dan peraturan yang berlaku. Pengelola stasiun penyiaran
dituntut untuk memiliki kreativitas seluas mungkin untuk menghasilkan
berbagai program yang menarik.
Berbagai jenis program itu dapat dikelompokkan menjadi dua bagian
besar berdasarkan jenisnya yaitu : 1) program informasi (berita) dan 2)
program hiburan (entertainment). Program informasi kemudian dibagi lagi
menjadi dua jenis yaitu berita keras (hard news) yang merupakan laporan
berita terkini yang harus segera disiarkan dan berita lunak (soft news) yang
merupakan kombinasi dari fakta, gossip, dan opini. Sementara program
hiburan terbagi atas tiga kelompok besar yaitu music, drama permainan
(game show) dan pertunjukan. 18
17
18
Ibid hal 21 ibid hal 210 23
2.4.1
Pengertian Reality Show
Pengertian
Reality Show adalah suatu acara yang menampilkan
realites kehidupan seseorang yang bukan selebriti (orang awam ), lalu
disiarkan melalui jaringan TV, sehingga bisa dilihat masyarakat. Reality
show
secara
istilah
bebarti
petunjukan
yang
asli
( real ), tidak
direkayasa dan tidak dibuat – buat. Kejadian diambil dari keseharian,
kehidupan masyarakat apa adanya yaitu realita dari masyarakat.
Pernahkan anda mellihat acara Bedah Rumah, atau, Rejeki
Nomplok, atau Pulang Kampung? Nah, itulah yang disebut program
reality show. Penampilan acara ini mengetengahkan perasaan tertentu
seseorang yang semula tidak mempunyai harapan memperbaiki hidupnya,
kemudian ada yang membantunya. Jangankan rumah, hidup sehari – hari
saja sudah sangat susah mereka alami. Yang diharapkan dari acara ini
adalah pengungkapan perasaan nyata seseorang, yang tidak dibuat-buat
dalam menghadapi suatu peristiwa. 19
Sesuai dengan namanya maka program ini mencoba menyajikan
suatu situasi seperti konflik, persaingan atau hubungan berdasarkan
realitas yang sebenarnya. Jadi menyajikan situasi sebagaimana apa adanya.
Dengan kata lain program ini mencoba menyajikan suatu keadaan yang
nyata (ril) dengan cara yang sealamiah mungkin tanpa rekayasa. Namun
pada dasarnya reality show tetap merupakan permainan (game).
Popularitas program reality show sangat menonjol belakangan ini, bahkan
beberapa program yang sebenarnya tidak realistis pun ikut-ikutan
menggunakan nama atau jargon reality show untuk mendongkrak daya
jualnya. 20
19
RM Soenarto, Program Televisi , Dari Penyusunan Sampai Pengaruh Siaran Fakultas film dan
televisi – institute kesenian, Jakarta, 2007 hal 65 20
Morissan, Manajemen Media Penyiaran Strategi Mengelola Radio dan Televisi, Ramdina
Prakarsa, Jakarta, 2007 hal 220 24
2.5
Efek Media Massa
McLuhan mengemukakan the medium is the message, media adalah
pesan itu sendiri. Oleh karena itu, bentuk media saja sudah mempengaruhi
khalayak. Seperti telah dijelaskan di muka bahwa yang mempengaruhi
khalayak bukan apa yang disampaikan oleh media,tetapi jenis media
komunikasi
yang digunakan
oleh khalayak tersebut, baik tatap muka
maupun melalui media cetak atau elektronik. Menurut Steven M. Chaffee,
ada lima jenis efek kehadiran media massa sebagai benda fisik, yaitu : efek
ekonomi, efek sosial, efek pada penjadwalan kegiatan, efek penyaluran /
penghilangan perasaan tertentu, dan efek pada perasaan orang terhadap
media. 21
a)
Efek Ekonomi
Kehadiran media massa di tengah kehidupan manusia dapat
menumbuhkan berbagai usaha produksi, distribusi dan konsumsi jasa
media massa. Keberadaan televisi baik televisi pemerintah maupun
televisi swasta dapat member lapangan kerja kepada sarjana ilmu
komunikasi, para juru kamera, pengarah acara, juru rias, dan profesi
lainnya.
b)
Efek Sosial
Efek sosial berkaitan dengan perubahan pada struktur atau interaksi
sosial sebagai akibat dari kehadiran media massa. Sebagai contoh,
misalnya kehadiran televisi dapat meningkatkan status sosial dari
pemiliknya.
c)
Penjadwalan Kegiatan Sehari – hari
Sebelum pergi ke kantor, masyarakat kota pada umumnya menbaca
Koran dahulu. Anan- anak sekolah dasar yang biasanya selalu mandi
pada hari minggu, setelah hadirnya acara televisi untuk anak – anak
21
Elvinaro Ardianto, Komunikasi Massa Simbiosa Rekatama Media, Bandung, 2007 hal 50 25
pada pagi hari, mengubah jadwal mandi pagi menjadi jadwal
menonton televisi.
d)
Efek Hilangnya Perasaan Tidak Nyaman
Orang
menggunakan
media
untuk
memuaskan
kebutuhan
psikologisnya dengan tujuan untuk menghilangkan perasaan tidak
nyaman, misalnya untuk menghilangkan perasaan kesepian, marah,
kesal, kecewa dan sebagainya. Seorang gadis yang sedang dimabuk
cinta akan mendengarkan lagu-lagu yang bertema cinta atau
melankolis dari radio siaran maupun taperecorder.
e)
Efek Menumbuhkan Perasaan Tertentu
Kehadiran media massa bukan saja dapat menghilangkan perasaan
tidak nyaman pada diri seseorang, tetapi dapat juga menumbuhkan
perasaan tertentu. Terkadang, seseorang akan mempunyai perasaan
positif atau negative terhadap media tertentu. Misalnya, seseorang
akan mempunyai perasaan positif terhadap harian Kompas dari pada
Media Indonesia.
2.5.1
Uses and Gratifications
Salah satu dari manfaat media massa yang serimg kali
dimasukkan dalam daftar oleh para peneliti adalah manajemen
suasana hati ( mood ). Menurut Zilmann dan Bryant (1985) telah
mengembangkan gagasan ini lebih jauh lagi dalam teori manajemen
suasana hati mereka, yang menyatakan bahwa orang secara selektif
memajankan diri mereka terhadap isi media masa, termasuk acara
music dan televise, sedemikian rupa sehingga hal itu membantu
mengatur suasana hati mereka. Dalam sebuah penelitian eksperimental
( Bryant
dan
menyebabkan
Zilmann,
sejumlah
1984 ),
subjek
kedua
penelitian
penulis
tersebut
mengalami
stres
telah
dan
26
sebagian yang lain mengalami kejenuhan 22 . Mereka menemukan
bahwa subjek – subjek yang bosan, sedangkan subjek –subjek yang
bosan menonton acara yang menyenangkan nyaris dua kali lebih
banyak dari subjek – subjek yang stress. Salah satu kelebihan peneliti
ini adalah bahwa penelitian ini merupakan eksperimen terkendali dan
tidak tergantung pada laporan pribadi.
2.6
Sikap
Sikap pada dasarnya
adalah tendensi kita terhadap sesuatu.sikap
adalah rasa suka/ tidak suka kita atas sesuatu. Konsep lain yang terkait erat
dengan sikap adalh keyakinan, atau pernyataan – pernyataan yang dianggap
benar oleh seseorang. Seseorang pria yang yakin bahwa rokok bisa
menyebabkan kanker paru-paru mungkin akan menolak untuk merokok.
Seseorang yang yakin bahwa anggota kelompok ras tertentu kurang
cerdas mungkin akan memperlakukan orang-orang tersebut dengan cara
berbeda.
Sikap
penting
sekali
dalam
berbagai
bidang
yang
sangat
diperhatikan banyak orang diantaranya praktik-praktik kesehatan (
misalnya, pencegahan AIDS, pencegahan serangan jantung, penghentian
atau pencegahan merokok, dan mempromosikan pemakaian alcohol
yang bertanggung jawab ) prasangka dan stereotip, serta sikap politik.
Sikap sering dianggap memiliki tiga komponen : komponen
kognitif- keyakinan terhadap sebuah objek; komponen afektif- kesukaan
atau perasaan terhadap sebuah objek; komponen behavioral- tindakan
terhadap objek. Intinya sikap adalah rangkuman evaluasi terhadap
objek sikap kita.
Struktur sikap juga penting. Perlu sekali kita melihat dua jenis
struktur sikap : antarsikap ( interattitudinal ) dan intrasikap ( intraattitudinal ). Struktur interattitudinal merujuk pada pengelompokkan
22
Werner J. Severin & James W. Tankard, Jr. Teori Komunikasi Sejarah, Metode, dan Terapan di
Dalam Media Massa Kencana Prenada Media Group, Jakarta, 2005 hal 360 27
sikap ke dalam grup-grup atau rangkaian. Misalnya, sebuah grup sikap
bias berkelompok membentuk sebuah ideologi. Bagi yang konservatif,
pengelompokkan semacam itu bias terdiri dari sikap tidak suka
terhadap pemerintah besar, menentang anggaran kesejahteraan, yakin
bahwa seseorang berhasil karena usaha-usaha dia sendiri.
Structural intra-attitudinal merujuk pada cara komponen-komponen
sikap saling berkaitan. Misalnya, apakah ketiga komponen sikapkognitif, afektif, dan behavioral- konsisten satu dengan lainnya?
Kadang, apabila komponen sikap tersebut tidak konsisten satu dengan
lainnya. Tekanan untuk berubah dirasakan oleh satu dari ketiganya.
Tetapi dalam beberapa kasus seseorang dapat bersikap ambivalen yang
terdiri dari komponen suka dan tidak suka terhadap objek yang sama.
Banyak sikap yang sulit untuk berubah. Sikap biasanya memiliki
nilai dan manfaat bagi orang lain yang memegang sikap itu, dan
biasanya sikap tersebut melekat erat pada ego atau jati diri seseorang.
Sering usaha-usaha untuk mengubah sikap seseorang dipandang sebagai
sebuah ancaman dan ditolak. 23
Konsep sikap yang telah dideskripsikan oleh Gordon Allport
(1954) dalam buku Werner J severin “mungkin adalah yang paling
istimewa atau penting dalam psikologi social Amerika kontemporer”.
Allport menyebutkan bahwa istilah itu muncul untuk menggantikan
istilah-istilah samar dalam psikologi seperti naluri, adat-istiadat, tekanan
social, dan sentiment.
Beberapa definisi penting sikap adalah sebagai berikut :
1. Sikap pada dasarnya adalah suatu cara “pandang” terhadap
sesuatu (Murphy, Murphy, dan Newcomb, 1937, hal 889 ).
2. Kesiapan
melalui
mental
dan
pengalaman,
system
syaraf,
menimbulkan
yang
pengaruh
diorganisasikan
langsung
atau
23
Werner J. Severin & James W. Tankard, Jr. Teori Komunikasi Sejarah, Metode, dan Terapan di
Dalam Media Massa Kencana Prenada Media Group, Jakarta, 2005 hal 177 28
dinamis pada respon-respon seseorang terhadap semua objek dan
situasi terkait (Allport, 1954, hal 45 ).
3. Sebuah kecendrungan yang bertahan lama, dipelajari untuk
berprilaku dengan konsisten terhadap sekelompok objek (English
dan English, 1958, hal 50 ).
4. Sebuah system evaluasi positif atau negatif yang awet, perasaanperasaan emosional, dan tendensi tindakan pro dan kontra
terhadap
sebuah
objek
social
( Krech,
Crutchfield,
dan
Ballachey, 1962, hal 177 ).
2.7
Khalayak
2.7.1 Pengertian Khalayak
Berbagai bentuk khalayak baru itu cenderung memiliki ciri penerima
baru yang semakin terpisah dan ‘mempribadi’ (individualizing). Berbagai
perubahan yang cenderung disebabkan oleh semakin mudahnya perolehan
isi itu disertai pula dengan kemungkinan perubahan dalam segi hubungan
antara penerima dengan pengirim. Sampai pada batas – bataas tertentu
perkembangan seperti itu masih dapat dipahami dengan menggunakan
sejumlah konsep menyangkut kadar dan bentuk hubungan dengan sumber,
serta menyangkut berbagai tipe arus lalu – lintasinformasi.
Bercerai – berainya ‘khalayak’, yang dahulu secara sosial dan budaya
lebih bersifat homogeny, tampaknya akan membuka kemungkinan lebih
besar bagi berbagai bentuk analisis penerimaan yang semakin dipergunakan
untuk dapat memberi gambaran tentang manfaat yang diperoleh, dan untuk
berperan lebih banyak dalam penelitian menyangkut kepuasaan dan
pengalihan informasi (information transfer). 24
Menurut Marshall McLuhan menjabarkan khalayak sebagai sentral
komunikasi massa yang secara konstan dibombardir oleh media. Media
mendistribusikan informasi yang merasuk pada masing – masing individu.
Khalayak hampir tidak bisa menghindari dari media massa, sehingga
24
Denis McQuail, Teori Komunikasi Massa Suatu Pengantar Erlangga. Jakarta. 1987 hal 280 29
beberapa individu menjadi anggota audiences yang besar, yang menerima
ribuan pesan media massa. 25
Konsep Remaja
Dibandingkan dengan sejarah umat manusia, pengakuan terhadap
adanya kurun usia tertentu yang disebut “ remaja “ relative masih sangat
baru. Menurut Adam, G.R dan Gullotta T. menyatakan bahwa di Negaranegara Barat bahkan konsep tentang anak sebagai suatu hal yang berbeda
dari orang dewasa, belum dikenal sampai dengan abad pertengahan. Begitu
anak dapat berfungsi sendiri tanpa bantuan orang tua, sering dijadikan objek
saja.
Menurut Adam & Gullotta, di Eropa konsep tentang anak mulai
dikenal pada abad ke-13. Hanya saja sampai abad ke-19, anak masih
dianggap sebagai “tanah liat” yang dapat dibentuk sesuka hati orang tua.
Misalnya dalam tahun 1847 seorang ahli pendidikan bernama Thomas Dick
menulis bahwa sejak umur sepuluh atau dua belas orang tua harus
menunjukkan otoritasnya. Bukan dengan cara memukulnya, tetapi dengan
cara menunjukkan bahwa kemauan anak sendiri. Kalau anak ingin sesuatu
dan orang tua bilang “jangan”, orang tua harus mencegah keinginan anak
itu, setidaknya untuk jangka waktu tertentu.
Walaupun konsep tentang anak sudah dikenal sejak abad ke-13,
konsep tentang remaja sendiri baru dikenal secara meluas dan mendalam
pada awal abad ke-20. Konsep ini berkembang sesuai dengan kondisi
kebudayaan.
berkepanjangan,
Misalnya
karena
adanya
karena
adanya
kehidupan
pendidikan
kota
besar,
formal
yang
terbentuknya
“keluarga-keluarga” batih sebagai pengganti keluarga-keluarga besar, dan
sebagainya. Factor-faktor tersebut mendorong timbulnya perubahan peran
anak dalam kurun usia tertentu. Sejak itulah konsep tentang remaja mulai
25
Elvinaro Ardianto, Komunikasi Massa Simbiosa Rekatama Media, Bandung, 2007 hal 40 30
diakui, diterima, diterapkan dalam
kehidupan sehari-hari dan dijadikan
bahan studi untuk pengembangan berbagai teori. 26
2.7.2 Krakteristik Khalayak Komunikasi Massa
Dalam peruses komunikasi antarpersona, penerima pesan adalah
individu. Dalam komunikasi massa, penerimanya adalah khalayak
pendengar (listeners), khalayak pembaca ( readers ), dan khalayak pemirsa (
viewers ). Audiens komunikasi massa memiliki karakteristik sebagai
berikut: 27
•
Audiens biasanya terdiri atas individu – individu yang memiliki
pengalaman yang sama dan terpengaruh oleh hubungan sosial dan
interpersonal yang sama. Individu – individu ini memilih produk media
yang mereka gunakan berdasarkan kebiasaan dan atas kesadaran sendiri.
•
Audiens berjumlah besar. Menurut Charles Wright, besar di sini dalam
artian sejumlah besar khalayak yang dalam waktu singkat dapat dijangkau
oleh komunikator komunikasi massa, dimana jumlah khalayak tersebut
tidak dapat diraih bila komunikasi dilakukan secara tatap muka (face to
face).
•
Audiens bersifat heterogen, bukan homogeny. Individu – individu dalam
audiens mewakili berbagai kategori sosial. Meskipun beberapa media
membidik audiens dengan karakteristik tertentu, masing – masing individu
itu pun akan heterogen.
•
Audiens
bersifat
khalayaknya,
anonim.
komunikakator
Meslipun
biasanya
bersifat
tidak
karakteristik
mengetahui
identitas
komunikannya dan pada siapa ia berkomunikasi.
•
Audiens biasanya tersebar, baik dalam konteks ruang dan waktu.
26
27
Sarlito Wirawan Ardianto, Psikologi Komunikasi , Jakarta, 2005 hal 19-20 Ibid hal. 43
umum
31
2.8
Teori Uses and Gratifications
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan Teori Uses and
Gratifications
Model (model
kegunaan
dan
kepuasan) merupakan
pengembangan dari model jarum hipodermik. Model ini tidak tertarik
pada apa yang dilakukan media pada diri seseorang, tetapi ia tertarik
pada apa yang dilakukan orang terhadap media. Khalayak dianggap
secara aktif menggunakan media untuk memenuhi kebutuhannya.
Studi dalam bidang ini memusatkan perhatian pada penggunaan (
uses ) media untuk mendapatkan kepuasan ( gratifications ) atas
kebutuhan seseorang.
Uses and gratifications model meneliti asal mula kebutuhan manusia
secara psikologis dan sosial, yang menimbulkan harapan tertentu dari
media massa atau sumber – sumber lain ( atau keterlibatan pada
kegiatan lain ) dan menimbulkan pemenuhan kebutuhan. 28
Menurut
Katz, Blumler & Gurevitch menjelaskan mengenai
asumsi dasar dari teori uses and gratifications, yaitu :
a. Khalayak
bagian
dianggap
penting
aktif,
dari
artinya
penggunaan
khalayak
sebagai
media
massa
inisiatif
untuk
diasumsikan mempunyai tujuan.
b. Dalam
proses
mengaitkan
komunikasi
pemuasan
massa,
kebutuhan
dengan
pemilihan
media terletak pada khalayak.
c. Media massa harus bersaing dengan sumber – sumber
lain untuk memuaskan kebutuhannya. Kebutuhan yang
dipenuhi media lebih luas. Bagaimana kebutuhan ini
terpenuhi melalui konsumsi media amat bergantung
pada perilaku khalayak yang bersangkutan.
d. Tujuan pemilih media massa disimpulkan dari data
yang
diberikan
anggota
khalayak
artinya,
28
Elvinaro Ardianto, Komunikasi Massa Simbiosa Rekatama Media, Bandung, 2007 hal 74 orang
32
dianggap cukup mengerti untuk melaporkan kepentingan
dan motif pada situasi – situasi tertentu.
e. Penilaian tentang arti cultural dari media massa harus
ditangguhkan sebelum diteliti lebih dahulu orientasi
khalayak.
Model – model
untuk
kegunaan
menggambarkan
dan
gratifikasi
proses
dirancang
penerimaan
dalam
komunikasi massa dan menjelaskan penggunaan media
oleh
individu
atau
kelompok – kelompok
individu.
Model – model ini menyajikan kerangka bagi sejumlah
studi yang berbeda – beda termasuk menurut Katz dan
Gurevitch ( 1994 ), yang menggunakan riset kegunaan
dan
gratifikasi
perbedaan
untuk
berbagai
menjelaskan
media
dilihat
persamaan
dari
fungsi
dan
dan
karakteristik lainnya. Peneliti ini menghasilkan sebuah
model
sederhana
yang
memperlihatkan
bagaimana
sebagian besar media itu memiliki kesamaan.
2.9 Remaja
Masa remaja, menurut Stanley Hall, seorang bapak pelopor psikologi
perkembangan remaja, dianggap sebagai masa topan-badai dan stre (strom
and stress), karena mereka telah memiliki keinginan bebas untuk
menentukan nasib diri sendiri. Kalau terarah dengan baik, maka ia akan
menjadi seorang individu yang memiliki rasa tanggung jawab, tetapi kalu
tidak terbimbing, maka bisa menjadi seorang yang tak memiliki masa depan
dengan baik.
Remaja adalah masa transisi / peralihan dari masa kanak – kanak
menuju masa dewasa yang ditandai dengan adanya perubahan aspek fisik,
psikis, dan psikososial. Menurut Aristoteles tahap masa remaja sekitar usia
33
14 – 21 tahun. 29 Remaja bersikap kritis dalam sosial masyarakat, remaja
seringkali menanyakan hal – hal dianggapnya terasa janggal dan tidak
masuk akal. Ia berusaha mencari penjelasan logis dari pihak – pihak yang
bertanggung jawab, karena itu bila apa yang menjadi kecurigaan
pertanyaannya tidak terjawabsecara tuntas, maka ia biasanya bersikap
memberontak. 30
2.10
Perkembangan Hubungan dengan Orang Tua
Bimbingan orang tua adalah komponen keluarga yang terdiri
dari ayah dan ibu, dan merupakan hasil dari sebuah ikatan
perkawinan yang sah yang dapat membentuk sebuah keluarga.
Orang tua memiliki tanggung jawab untuk mendidik, mengasuh dan
membimbing anak-anaknya untuk mencapai tahapan tertentu yang
menghantarkan anak untuk siap dalam kehidupan bermasyarakat.
Sedangkan pengertian orang tua diatas, tidak terlepas dari pengertian
keluarga, karena orang tua merupakan bagian keluarga besar yang
sebagian besar telah tergantikan oleh keluarga inti yang terdiri dari
ayah, ibu dan anak-anak.
Orang tua merupakan orang yang lebih tua atau orang yang
dituakan namun umumnya di masyarakat pengertian orang tua itu
adalah orang yang telah melahirkan kita yaitu ibu dan bapak. Ibu
dan bapak selain telah melahirkan kita ke dunia ini, ibu dan bapak
juga mengasuh dan yang telah membimbing anaknya dengan cara
memberikan contoh yang baik dalam menjalani kehidupan seharihari, selai itu orang tua juga telah memperkenalkan anaknya
kedalam hal-hal yang terdapat di dunia ini dan menjawab secara
29
30
Sarlito Wirawan Sarwono, Psikologi Remaja , Grafindo Persada, Jakarta, 2005 hal. 21 Agoes Dariyo, Psikologi Perkembangan Remaja,Ghalia Indonesia, Jakarta, 2002 hal14
34
jelas tentang sesuatu yang tidak dimengerti oleh anak. Maka
pengetahuan yang diterima oleh anak adalah dari orang tuanya.
Karena orang tua adalah pusat kehidupan rohani si anak dan
sebagai penyebab berkenalnya dengan alam luar, maka setiap reaksi
emosi anak dan pemikirannya di kemudian hari terpengaruh oleh
sikapnya terhadap orang tuanya di permulaan hidupnya dahulu. Jadi
orang tua atau ibu dan bapak memegang peranan yang penting dan
amat berpengaruh atas pendidikan anak-anak. 31
2.11
Hipotesis Penelitian
Dalam hubungannya dengan penelitian antara pengaruh tayangan
reality
show
Termehek – mehek
terhadap
sikap
ibu
dalam
mendampingi anak remaja di Jakarta, maka dapat dirumuskan suatu
hipotesis
yang
dapat
memberikan
jawaban
sementara
bagi
permasalahan. Rumus Hipotesis Penelitian adalah :
“ Ada pengaruh Tayangan Termehek – mehek Trans tv terhadap
sikap ibu dalam mendampingi remaja ( di Jakarta ) “
Prosedur pengujian hipotesis dapat dinyatakan dalam beberapa
ketentuan
namun
peneliti
menggunakan
teknologi
komputerisasi
dengan pogram SPSS 17 sehingga peneliti hanya memasukkan data
mentah yang diperoleh dari lapangan, kemudian dikomputerisasikan
dengan rumus yang telah ditentukan diatas sehingga akan terlihat
korelasi antara pengaruh tayangan Termehek – mehek Trans tv
terhadap sikap ibu dalam mendampingi remaja ( Di Jakarta ).
31
Desmita , Psikologi Perkembangan, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2005 hal 217 
Download