BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi Massa Komunikasi massa hanya merupakan salah satu proses komunikasi yang berlangsung pada peringkat masyarakat luas, yang identifikasinya ditentukan oleh ciri khas institusionalnya ( gabungan antara tujuan, organisasi, dan kegiatan yang sebenarnya ). Proses lain yang kedudukannya hampir sama dalam pengertian ruang lingkup dan keberdaannya yang muncul di mana – mana adalah pemerintahan, pendidikan, dan agama. Masing – masing memiliki jaringan institusional tersendiri yang kadangkala sangat banyak berkaitan dalam proses transmisi atau tukar – menukar informasi dan gagasan. Terlepas dari hal itu, dewasa ini komunikasi massa mungkin lebih banyak melibatkan orang untuk waktu yang lebih banyak pula meskipun intensitasnya lebih rendah. Karena permasalahan komunikasi massa bersifat komprehensif, maka komunikasi massa pun melibatkan gagasan yang berkenaan dengan setiap proses. Para individu menerima dan menangani banyak informasi secara langsung dari media massa. Banyak percakapan orang dewasa ini menyangkut media dan isinya. Hubungan, kelompok, dan institusi sosial lainnya acapkali dipaparkan dalam media dan ditanggapi serta dipelajari dengan cara kurang lebih sama dengan kenyataan sebenarnya. Produksi dan distribusi media dilakukan oleh tim kerja dengan saluran komunikasinya sendiri. Banyak organisasi lainnya ( misalnya perusahaan dan partai politik membayangkan apa yang akan terjadi pada kebanyakan proses komunikasi masyarakat luas lainya tanpa adanya media massa. 1 Definisi komunikasi massa yang lebih perinci dikemukakan oleh ahli komunikasi lain, yaitu Gerbner. Menurut Gerbner (1967 ) “ Mass 9 communication is the tehnologically and institutionally based production and distribution of the most broadly shared continuous flow of messages in 1 Denis McQuail, Teori komunikasi Massa Suatu Pengantar Erlangga,Jakarta,1987 hal 7 9 10 industrial societies “. (Komunikasi massa adalah produksi dan distribusi yang berlandaskan teknologi dan lembaga dari arus pesan yang kontinyu serta paling luas dimiliki orang dalam masyarakat industry ( Rakhmat, 2003: 188). Dari definisi Gerbner tergambar bahwa komunikasi massa itu menghasilkan suatu produk berupa pesan – pesan komunikasi. Produk tersebut disebarkan, didistribusikan kepada khalayak luas secara terus menerus dalam jarak waktu yang tetap, misalnya harian, mingguan, dua mingguan atau bulanan. Proses memproduksi pesan tidak dapat dilakukan oleh perorangan , melainkan harus oleh lembaga, dan membutuhkan suatu teknologi tertentu, sehingga komunikasi massa akan banyak dilakukan oleh masyarakat industry. 2 2.1.1 Karakteristik Komunikasi Massa Mengetahui bahwa definisi – definisi komunikasi massa itu secara prinsip mengandung suatu makna yang sama, bahkan antara satu definisi dengan definisi lainnya dapat dianggap saling melengkapi. Melalui definisi itu pula kita dapat mengetahui karakteristik komunikasi massa. Komunikasi massa berbeda dengan komunikasi antarpersona dan komunikasi kelompok. Perbedaannya terdapat dalam komponen – komponen yang terlibat di dalamnya, dan proses berlangsungnya komunikasi tersebut. Namun, agar karakteristik komunikasi massa itu tampak jelas, maka pembahasannya perlu dibandingkan dengan komunikasi antarpersona. 3 Karakteristik komunikasi massa adalah sebagai berikut : 1. Komunikator Terlembagakan Ciri komunikasi massa yang pertama adalah komunikatornya. Komunikasi massa itu menggunakan media massa, baik media cetak 2 3 Elvinaro Ardianto, Komunikasi Massa Simbiosa Rekatama Media, Bandung, 2007 hal 3 ibid hal 6 11 maupun elektromik. Dengan mengingat kembali pendapat Wright, bahwa komunikasi massa itu melibatkan lembaga, dan komunikatotnya bergerak dalam organisasi yang kompleks. Apabila pesan itu akan disampaikan melalui surat kabar, maka prosesnya adalah sebagai berikut: komunikator menyusun pesan dalam bentuk artikel, apakah atas keinginannya atau atas permintaan media massa yang bersangkutan. Apabila media komunikasi yang digunakan adalah televisi, tentu akan lebih banyak lagi orang yang terlibat, seperti juru kamera ( lebih dari satu ), juru lampu, pengarah acara, bagian make up. Floor manager, dan lain – lain. Selain itu, peralatan yang digunakan lebih banyak serta dana yang diperlukan lebih besar. 2. Pesan Bersifat Umum Komunikasi massa itu bersifat terbuka, artinya komunikasi massa itu ditunjukan untuk semua orang dan tidak ditunjukan unuk sekelompok orang tertentu. Oleh karenannya, pesan komunikasi massa bersifat umum. Pesan komunikasi massa dapat berupa fakta, peristiwa atau opini. Pesan komunikasi massa yang dikemas dalam bentuk apapun harus memenuhi kriteria penting atau menarik, atau penting sekaligus menarik, bagi sebagian besar komunikasi. Dengan demikian, kriteria pesan yang penting dan menarik itu mempunyai ukuran tersendiri, yakni bagi sebagian besar komunikan. 3. Komunikannya Anonim dan Heterogen Komunikan pada komunikasi massa bersifat anonim dan heterogen. Pada komunikasi antar personal, komunikator akan mengenal komunikannya, mengetahui identitasnya, seperti: nama, pendidikan, pekerjaan, tempat tinggal, bahkan mungkin mengenal sikap dan perilakunya. Sedangkan dalam komunikasi massa, komunikator tidak mengenal komunikan ( anonim ), karena komunikasinya menggunakan 12 media dan tidak tatap muka. Di samping anonim, komunikan komunikasi massa adalah heterogen, karena terdiri dari berbagai lapisan masyarakat yang berbeda, yang dapat dikelompokkan berdasarkan faktor: usia, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, latar belakang budaya, agama dan tingkat ekonomi. 4. Media Massa Menimbulkan Keserempakan Kelebihan komunikasi massa dibandingkan dengan komunikasi lainnya, adalah jumlah sasaran khlayak atau komunikan yang dicapainya relative banyak dan tidak terbatas. Bahkan lebih dari itu komunikan yang lebih banyak tersebut secara serempak pada waktu yang bersamaan memperoleh pesan yang sama pula. Effendy (1981) mengartikan keserempakan media massa itu sebagai keserempakan kontak dengan sejumlah besar penduduk dalam jarak yang jauh dari komunikator, dan penduduk tersebutsatu sama lainnya berada dalam keadaan terpisah. 5. Komunikasi Mengutamakan Isi Ketimbang Hubungan Salah satu prinsip komunikasi adalah bahwa komunikasi mempunyai dimensi isi dan dimensi hubungan (Mulyana, 2000:99). Dimensi isi menunjukkan muatan atau isi komunikasi, yaitu apa yang dikatakan, sedangkan dimensi hubungan menunjukan bagaimana cara mengatakannya, yang juga mengisyaratkan bagaimana hubungan para peserta komunikasi itu. Dalam komunikasi antarpesonal yang diutamakan adalah unsur hubungan. Semakin saling mengenal antar pelaku komunikasi, maka komunikasinya semakin efektif. 6. Komunikasi Massa Bersifat Satu Arah Selain ada ciri yang merupakan keunggulan komunikasi massa dibandingkan dengan komunikasi lainnya, ada juga ciri komunikasi massa yang merupakan kelemahannya. Karena komunikasinya melalui 13 media massa, maka komunikator dan komunikannya tidak dapat melakukan kontak langsung. Komunikator aktif menyampaikan pesan, komunikan pun aktif menerima pesan, namun diantara keduanya tidak dapat melakukan dialog sebagaimana halnya terjadi dalam komunikasi antarpesonal. Dengan kata lain, komunikasi massa itu bersifat satu arah. 7. Stimulasi Alat Indra Terbatas Pada komunikasi antarpesona yang bersifat tatap muka, maka seluruh alat indra pelaku komunikasi, komunikator dan komunikan, dapat digunakan secara maksimal. Kedua belah pihak dapat melihat, mendengar secara langsung, bahkan mungkin merasa. Dalam komunikasai massa, stimulasi alat indra bergantung pada jenis media massa. Pada surat kabar dan majalah, pembaca hanya melihat. Pada radio siaran dan rekaman auditif, khalayak hanya mendengar, sedangkan pada media televisi dan film, kita menggunakan indra penglihatan dan pendengaran. 8. Umpan Balik Tertunda ( Delayed ) dan Tidak Langsung ( Indirect ) Komponen umpan balik atau yang lebih populer dengan sebutan feedback merupakan faktor penting dalam proses komunikasi antarpesona, komunikasi kelompok, dan komunikasi massa. Sedangkan dalam proses komunikasi massa, umpan balik bersifat tidak langsung ( indirect ) dan tertunda ( delayed ). Artinya, komunikator komunikasi massa tidak dapat dengan segera mengetahui bagaimana reaksi khalayak terhadap pesan yang disampaikannya. 2.1.2 Proses Komunikasi Massa Gejala umum yang dapat dilihat dari suatu proses adalah bahwa proses merupakan suatu peristiwa yang berlangsung secara kontinyu, proses memerlukan berbagai komponen ( elemen ) penunjang. Pengertian 14 komponen adalah bagian – bagian yang terpenting dan mutlak harus ada pada suatu keseluruhan atau kesatuan. 4 Pengertian proses komunikasinya dikenal dengan media cetak (press ), media auditif ( radio ), media visual ( gambar, lukisan ) atau media audio visual ( televisi dan film ). Yang dimaksud dengan media disini adalah alat yang dapat digunakan untuk mencapai massa ( sejumlah orang yang tidak terbatas ). Dari uraian tersebut dapat dijelaskan bahwa komunikasi massa merupakan suatu proses yang melukiskan menggunakan teknologi media massa bagaimana komunikator secara proporsional guna menyebarluaskan pesannya melampaui jarak untuk mempengaruhi khalayak dalam jumlah yang banyak. Harold D. Lasswell, seorang ahli politik di Amerika Serikat mengemukakan suatu ungkapan yanga sangat terkenal dalam teori dan penelitian komunikasi massa. Ungkapan tersebut merupakan suatu formula dalan menentukan scientific study dari suatu proses komunikasi massa dengan menjawab pertanyaan – pertanyaan sebagai berikut : who (siapa), says what (berkata apa), in which channel (melalui saluran apa), to whom (kepada siapa)dan with what effect (dengan efek apa)? 5 Masing – masing unsur dalam formula Lasswell mengandung problem tertentu. Formula tersebut, meskipun sangat sederhana telah membantu mengorganisasikan dan memberikan struktur kajian bidang komunikasi massa. Selain dapat menggambarkan komponen dalam proses komunikasi massa, Lasswell sendiri menggunakan formula ini dengan tujuan untuk membedakan berbagai jenis penelitian komunikasi. Sebagaimana telah dijelaskan sebelumya bahwa pada umumnya kita lebih tertarik kepada apa yang dilakukan media pada kita dari pada apa yang kita lakukan pada media massa. Sebagaiman contoh, kita ingin mengetahui untuk apa kita membaca surat kabar, mendengarkan radio siaran, menonton televisi dan seterusnya, tetapi 4 5 Elvinaro Ardianto, Komunikasi Massa Simbiosa Rekatama Media, Bandung, 2007 hal27 Elvinaro Ardianto, Komunikasi Massa Simbiosa Rekatama Media, Bandung, 2007 hal 28 15 kita tidak mautahu bagaimana surat kabar, radio siaran dan televisi dapat menambah pengetahuan, mengubah sikap atau menggerakkan perilaku kita. Menurut Steven M. Chaffee, efek terpaan media massa dapat dilihat dari tiga pendekatan. Pendekataan pertama adalah efek dari media massa yang berkaitan dengan pesan ataupun media itu sendiri. Pendekatan kedua adalah dengan melihat jenis perubahan yang terjadi pada diri khalayak komunikasi massa yang berupa perubahan sikap, perasaan dan perilaku atau dengan istilah lain dikenal sebagai perubahan kognitif, afektif dan behavioral. Pendekatan ketiga yaitu observasi terhadap khalayak (individu, kelompok, organisasi, masyarakat atau bangsa) yang dikenai efek komunikasi massa. 2.1.3 Model Komunikasi Massa Model adalah representasi suatu fenomena, baik nyata ataupun abstrak, dengan menonjolkan unsur– unsur terpenting fenomena tersebut. Hanya saja model tersebut sekaligus mereduksi fenomena komunikasi ; artinya, ada nuansa komunikasi lainnnya yang mungkin terabaikan dan tidak terjelaskan oleh model tersebut. Akibatnya jika kita kurang hati – hati menggunakan model, model dapat menyesatkan kita. 6 Menurut Sereno dan Mortensen, model komunikasi merupakan deskripsi ideal mengenai apa yang dibutuhkan untuk terjadinya komunikasi. Model komunikasi merepresentasikan secara abstrak cirri – cirri penting dan menghilangkan rincian komunikasi yang tidak perlu dalam dunia nyata. 7 Sedangkan B. Aubrey Fisher mengatakan, model adalah analogi yang mengabstraksikan dan memilih bagian dari keseluruhan, unsur, sifat, komponen yang penting dari fenomena yang dijadikan model. Model adalah 6 7 Deddy Mulyana, Ilmu Komunikasi PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2007 hal 131 Deddy Mulyana, Ilmu Komunikasi PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2007 hal 132 16 gambaran informal untuk menjelaskan atau menerapkan teori. Dengan kata lain, model adalah teori yang lebih disederhanakan. 8 Dengan mempelajari model komunikasi, menurut DeVito (1996) ada beberapa keuntungan yang dapat diperoleh, yaitu: 1. Model memiliki fungsi mengorganisasikan, artinya model dapat mengurutkan dan menghubungkan satu system dengan system yang lainnya serta dapat memberikan gambaran yang menyeluruh. 2. Model membantu menjelaskan sesuatu dengan menyajikan informasi secara sederhana, artinya tanpa model, informasi tersebut dapat menjadi sangat rumit. 3. Dengan model dimungkinkan adanya perkiraan hasil atau jalannya suatu kejadian. Model dapat dijadikan sebagai suatu dasar bagi pernyataan kemungkinan terhadap berbagai alternative dan karenanya dapat membantu membuat hipotesis suatu penelitian. 9 2.1.4 Media Komunikasi Massa Dekade – dekade antara dua perang dunia menjadi saksi keprihatinan dan ketakutan yang meningkat dari sifat media massa yang sangat kuat. Dengan kondisi ini, tidaklah mengejutkan bahwasanya citra yang lazim bagi media massa adalah jarum suntik atau peluru. Ini adalah konsep media dengan dampak yang langsung, segera, dan sangat kuat pada individu yang dijangkaunya. Hal ini parallel dengan prinsip stimulus – respons yang menjadi ciri kebanyakan riset psikologi pada tahun 1930-an dan 1940-an. 10 Menurut Harold Lasswell dan Charles Wright merupakan sebagian dari pakar yang benar – benar serius mempertimbangkan fungsi dan peran media massa dalam masyarakat. Wright (1959) membagi media komunikasi berdasarkan sifat dasar pemirsa, sifat dasar pengalaman komunikasi dan sifat dasar pemberi informasi. Lasswell ( 1948/1960), pakar komunikasi dan 8 Ibid hal 132 Elvinaro Ardianto, Komunikasi Massa Simbiosa Rekatama Media, Bandung, 2007 hal 68 10 Werner J. Severin & James W. Tankard, Jr. Teori Komunikasi Sejarah, Metode, dan Terapan di Dalam Media Massa Kencana Prenada Media Group, Jakarta, 2005 hal 239 9 17 professor hukum di yale, mencatat ada 3 fungsi media massa : pengamatan lingkungan, korelasi bagian – bagian dalam masyarakat untuk merespons lingkungan, dan penyampaian warisan masyarakat dari satu generasi ke generasi selanjutnya. 11 Media massa- pers, televisi, radio, dan lain – lain, serta proses komunikasi massa (peran yang dimainkannya) semakin banyak dijadikan sebagai objek studi. Gejala in seiring dengan kian meningkatnya peran meda massa itu sendiri sebagai suatu institusi penting dalam masyarakat. Media telah menjadi sumber dominan bukan saja bagi individu untuk memperoleh gambaran dan citra realitas sosial, tetapi juga bagi masyarakat dan kelompok secara kolektif, media menyuguhkan nilai – nilai dan penilaian normativi yang dibaurkan dengan berita dan hiburan. 12 2.2 Televisi Sebagai Media Massa Dari semua media komunikasi yang ada, televisilah yang paling banyak berpengaruh pada kehidupan manusia. Televisi mengalami perkembangan secara dramatis, terutama melalui pertumbuhan televisi kabel. Transmisi program televisi kabel menjangkau seluruh pelosok negeri dengan bantuan satelit dan diterima langsung pada layar televisi dirumah dengan menggunakan wire atau microwave (wireless cables) yang membuka tambahan saluran televise bagi pemirsa. Televisi tambah marak lagi setelah dikembangkannya Direct Broadcsat Satellite (DBS) . Fungsi televisi sama dengan fungsi media massa lainnya ( surat kabar dan radio siaran ), yakni member informasi , mendidik, menghibur, dan membujuk. Tetapi fungsi menghibur lebih domain pada media televisi sebagaimana hasil penelitian – penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa Fakultas Ilmu Komunikasi UNPAD, yang menyatakan bahwa pada 11 12 ibid hal 386 Denis McQuail, Teori Komunikasi Massa Suatu Pengantar Erlangga, Jakarta. 1987 hal 3 18 umumnya tujuan utama khalayak menonton televisi adalah untuk memperoleh hiburan, selanjutnya untuk memperoleh informasi. Telah kita ketahui bahwa fungsi utama televisi menurut khalayak pada umumnya adalah untuk menghibur, selanjutnya adalah informasi. Tetapi tidak berarti fungsi mendidik dan membujuk dapat diabaikan. Fungsi nonhiburan dan noninformasi harus tetap ada karena sama pentingnya bagi keperluan kedua pihak, komunikator dan komunikan. Masalahnya sekarang adalah bagaimana caranya agar fungsi mendidik dan membujuk tetap ada, namun tetap diminati pemirsa. Caranya adalah dengan mengemas pesan sedemikian rupa, menggunakan metode penyiaran tertentu dimana pesan nonhiburan dapat mengundang unsur hiburan. 13 Dalam ilmu komunikasi dikenal sejumlah saluran komunikasi yaitu bagaimana orang berkomunikasi untuk menyampaikan pesan kepada orang lain. Upaya manusia untuk menyampaikan pesan ini secara garis besar terbagi atas dua yaitu komunikasi tanpa media yaitu secara langsung (tatap muka) dan komunikasi dengan media. Penyampaian informasi dengan menggunakan media ini terbagi lagi atas dua yaitu : melalui media massa dan nonmedia massa. Saluran komunikasi melalui media massa terbagi lagi atas dua yaitu media massa periodik (surat kabar, majalah, televisi, radio dll) dan media massa non periodic (rapat, seminar dll). Periodic berarti terbit secara teratur pada waktu – waktu yang telah ditentukan sebelumnya. Media massa non periodic dimaksudkan media massa yang bersifat sementara (eventual) tergantung pada peristiwa yang diselenggarakan. 14 13 Elvinaro Ardianto, Komunikasi Massa Simbiosa Rekatama Media, Bandung, 2007 hal134 Morissan, Manajemen Media Penyiaran Strategi Mengelola Radio dan Televisi, Ramdina Prakarsa, Jakarta, 2007 hal 12 14 19 2.3 Program Televisi 2.3.1 Pengertian Program Televisi Sadar atau tidak, setiap orang selaku penonton televisi mengetahui yang disebut program televisi. Menurut kamus WJS Purwodarminto, pengertian program adalah acara, sementara kamus Webster International volume 2 lebih merinci lagi, yakni : program adalah suatu jadwal (schedule) atau perencanaan untuk ditindaklanjuti dengan penyusunan “butir” siaran yang berlangsung sepanjang siaran itu berada di udara. Secara teknis penyiaran televisi, program televisi (television programming) diartikan sebagai penjadwalan atau perencanaan siaran televisi dari hari ke hari (horizontal programming) dan dari jam ke jam (vertical programming) setiap harinya. Menjadwalkan program siaran tidak semudah yang dibayangkan, mengingat piñata program harus jeli memperhatikan apa yang disenangi penonton, selain kapan penonton biasa duduk di depan pesawat televisi. Karena itu, untuk menyusun program siaran diperlukan system pemprograman siaran. Dengan system itu diharapkan acara-acara yang hadir di layar televisi dapat membuat asik penonton, dapat disenangi penonton, bahkan syukur-syukur bisa menjadi panutan penonton. Maju mundurnya perusahaan jasa penyiaran televisi ada pada pemrograman acara. Secara bisnis program itu bisa dijual. Bagi perusahaan televise swasta, hasil penjualan program dapat menghasilkan pemasukan keuntungan. Sedangkan bagi televisi nonkomersial seperti televisi pendidikan, televisi komunitas, televise public mendapatkan keuntungan berupa investasi peradaban masyarakat, tambahan wawasan berbagai hal, dan lebih dari itu dapat mempercepat kepandaian seseorang karena program-programnya sama sekali tidak mengutamakan promosi pihak lain. 15 15 RM Soenarto, Program Televisi Dari Penyusunan Sampai Pengaruh Siaran , Fakultas film dan televisi – institute kesenian, Jakarta, 2007 hal 1 20 Program atau acara yang disajikan adalah faktor yang membuat audien tertarik untuk mengikuti siaran yang dipancarkan stasiun penyiaran apakah itu radio atau televisi. Program dapat disamakan atau dianalogikan dengan produk atau barang (goods) atau pelayanan (services) yang dijual kepada pihak lain, dalma hal ini audien dan pemasang iklan. Dengan demikian program adalah produk yang dibutuhkan orang sehingga mereka bersedia mengikutinya. 16 2.3.2 Jenis – Jenis Program Televisi Berbagai jenis program itu dapat di kelompokan menjadi dua bagian besar berdasarkan jenisnya : 1. Program informasi Program informasi tidak hanya melulu program berita dimana presenter atau penyiar membacakan berita tetapi segala bentuk penyajian informasi termasuk juga talk show (perbincangan). Program informasi dapat dibagi menjadi dua bagianbesar yaitu berita keras (hard news) dan berita lunak (soft news) Berita keras atau hard news adalah segala informasi penting dan atau menarik yang harus segera disiarkan oleh media penyiaran karena sifatnya yang harus segera ditayangkan agar dapat diketahui khalayak audien secepatnya. Dalam hal ini berita keras dapat dibagi ke dalam beberapa bentuk berita yaitu : straight news, features, dan infotainment. Straight News berarti berita ‘ langsung ‘ maksudnya suatu berita yang singkat (tidak detail) dengan hanya menyajikan informasi terpenting saja yang mencakup 5W + 1 H (who, what,where, when, why, dan how ) terhadap suatu peristiwa yang diberitakan. 16 Morissan, Manajemen Media Penyiaran Strategi Mengelola Radio dan Televisi, Ramdina Prakarsa, Jakarta, 2007 hal 202 21 Feature adalah berita ringan namun menari. Pengertian ‘ menarik ‘ disini adalah informasi yang lucu, unik, aneh, menimbulkan kekaguman dan sebagainya. Infotainment adalah berita yang menyajikan informasi mengenai kehidupan oang-orang yang dikenal masyarakat (celebrity), dank arena sebagian besar dari mereka bekerja pada industry hiburan seperti pemain film/sinetron, penyanyi dan sebagainya maka berita mengenai mereka. Berita Lunak atau soft news adalah segala informasi yang penting dan menarik yang disampaikan secara mendalam (indepth) namun tidak bersifat harus segera ditayangkan. Program yang masuk ke dalam kategori berita lunak ini adalah : current affair, magazine, documenter dan talk show. Current Affair adalah program yang menyajikan informasi yang terkait dengan suatu berita penting yang muncul sebelumnya namun dibuat secara lengkap dan mendalam. Magazine adalah program yang menampilkan informasi ringan namun mendalam atau dengan kata lain magazine adalah feature dengan durasi yang lebih panjang. Magazine ditaynagkan pada program tersendiri yang terpisah dari program berita. Dokumenter adalah program informasi yang bertujuan untuk pembelajaran dan pendidikan namun disajikan dengan menarik. Talk Show adalah program yang menampilkan satu atau beberapa orang untuk membahas suatu topik tertentu yang dipandu oleh seorang pembawa acara (host) 2. Program Hiburan Program hiburan adalah segala bentuk siaran yang bertujuan untuk menghibur audien dalam bentuk music, lagu, cerita dan pemainan. Program yang termasuk dalam kategori hiburan adalah drama, music, dan pemainan (game) 22 Drama adalah pertunjukan (show) yang menyajikan cerita mengenai kehidupan atau karakter seseorang atau beberapa orang (tokoh) yang diperankan oleh pemain (artis) yang melibatkan konflik dan emosi. Musik program musik berupa konser dapat dilakukan di lapangan (outdoor) ataupun di dalam studio (indoor). Program musik di televisi saat ini sangat ditentukan dengamn kemampuan artis menarik audien. Pertunjukan adalh program yang menampilkan kemampuan (performance) seseorang atau beberapa orang pada suatu lokasi baik di studio ataupun di luar studio, di dalam ruangan (in door) ataupun di luar ruangan ( out door). 17 2.4 Program Tayangan Televisi Stasiun televisi setiap harinya menyajikan berbagai jenis program yang jumlahnya sangat banyak dan jenisnya sangat beragam. Pada dasarnya apa saja bisa dijadikan program untuk ditayangkan di televisi selama program itu menarik dan disukai audien, dan selam tidak bertentangan dengan kesusilaan, hukum dan peraturan yang berlaku. Pengelola stasiun penyiaran dituntut untuk memiliki kreativitas seluas mungkin untuk menghasilkan berbagai program yang menarik. Berbagai jenis program itu dapat dikelompokkan menjadi dua bagian besar berdasarkan jenisnya yaitu : 1) program informasi (berita) dan 2) program hiburan (entertainment). Program informasi kemudian dibagi lagi menjadi dua jenis yaitu berita keras (hard news) yang merupakan laporan berita terkini yang harus segera disiarkan dan berita lunak (soft news) yang merupakan kombinasi dari fakta, gossip, dan opini. Sementara program hiburan terbagi atas tiga kelompok besar yaitu music, drama permainan (game show) dan pertunjukan. 18 17 18 Ibid hal 21 ibid hal 210 23 2.4.1 Pengertian Reality Show Pengertian Reality Show adalah suatu acara yang menampilkan realites kehidupan seseorang yang bukan selebriti (orang awam ), lalu disiarkan melalui jaringan TV, sehingga bisa dilihat masyarakat. Reality show secara istilah bebarti petunjukan yang asli ( real ), tidak direkayasa dan tidak dibuat – buat. Kejadian diambil dari keseharian, kehidupan masyarakat apa adanya yaitu realita dari masyarakat. Pernahkan anda mellihat acara Bedah Rumah, atau, Rejeki Nomplok, atau Pulang Kampung? Nah, itulah yang disebut program reality show. Penampilan acara ini mengetengahkan perasaan tertentu seseorang yang semula tidak mempunyai harapan memperbaiki hidupnya, kemudian ada yang membantunya. Jangankan rumah, hidup sehari – hari saja sudah sangat susah mereka alami. Yang diharapkan dari acara ini adalah pengungkapan perasaan nyata seseorang, yang tidak dibuat-buat dalam menghadapi suatu peristiwa. 19 Sesuai dengan namanya maka program ini mencoba menyajikan suatu situasi seperti konflik, persaingan atau hubungan berdasarkan realitas yang sebenarnya. Jadi menyajikan situasi sebagaimana apa adanya. Dengan kata lain program ini mencoba menyajikan suatu keadaan yang nyata (ril) dengan cara yang sealamiah mungkin tanpa rekayasa. Namun pada dasarnya reality show tetap merupakan permainan (game). Popularitas program reality show sangat menonjol belakangan ini, bahkan beberapa program yang sebenarnya tidak realistis pun ikut-ikutan menggunakan nama atau jargon reality show untuk mendongkrak daya jualnya. 20 19 RM Soenarto, Program Televisi , Dari Penyusunan Sampai Pengaruh Siaran Fakultas film dan televisi – institute kesenian, Jakarta, 2007 hal 65 20 Morissan, Manajemen Media Penyiaran Strategi Mengelola Radio dan Televisi, Ramdina Prakarsa, Jakarta, 2007 hal 220 24 2.5 Efek Media Massa McLuhan mengemukakan the medium is the message, media adalah pesan itu sendiri. Oleh karena itu, bentuk media saja sudah mempengaruhi khalayak. Seperti telah dijelaskan di muka bahwa yang mempengaruhi khalayak bukan apa yang disampaikan oleh media,tetapi jenis media komunikasi yang digunakan oleh khalayak tersebut, baik tatap muka maupun melalui media cetak atau elektronik. Menurut Steven M. Chaffee, ada lima jenis efek kehadiran media massa sebagai benda fisik, yaitu : efek ekonomi, efek sosial, efek pada penjadwalan kegiatan, efek penyaluran / penghilangan perasaan tertentu, dan efek pada perasaan orang terhadap media. 21 a) Efek Ekonomi Kehadiran media massa di tengah kehidupan manusia dapat menumbuhkan berbagai usaha produksi, distribusi dan konsumsi jasa media massa. Keberadaan televisi baik televisi pemerintah maupun televisi swasta dapat member lapangan kerja kepada sarjana ilmu komunikasi, para juru kamera, pengarah acara, juru rias, dan profesi lainnya. b) Efek Sosial Efek sosial berkaitan dengan perubahan pada struktur atau interaksi sosial sebagai akibat dari kehadiran media massa. Sebagai contoh, misalnya kehadiran televisi dapat meningkatkan status sosial dari pemiliknya. c) Penjadwalan Kegiatan Sehari – hari Sebelum pergi ke kantor, masyarakat kota pada umumnya menbaca Koran dahulu. Anan- anak sekolah dasar yang biasanya selalu mandi pada hari minggu, setelah hadirnya acara televisi untuk anak – anak 21 Elvinaro Ardianto, Komunikasi Massa Simbiosa Rekatama Media, Bandung, 2007 hal 50 25 pada pagi hari, mengubah jadwal mandi pagi menjadi jadwal menonton televisi. d) Efek Hilangnya Perasaan Tidak Nyaman Orang menggunakan media untuk memuaskan kebutuhan psikologisnya dengan tujuan untuk menghilangkan perasaan tidak nyaman, misalnya untuk menghilangkan perasaan kesepian, marah, kesal, kecewa dan sebagainya. Seorang gadis yang sedang dimabuk cinta akan mendengarkan lagu-lagu yang bertema cinta atau melankolis dari radio siaran maupun taperecorder. e) Efek Menumbuhkan Perasaan Tertentu Kehadiran media massa bukan saja dapat menghilangkan perasaan tidak nyaman pada diri seseorang, tetapi dapat juga menumbuhkan perasaan tertentu. Terkadang, seseorang akan mempunyai perasaan positif atau negative terhadap media tertentu. Misalnya, seseorang akan mempunyai perasaan positif terhadap harian Kompas dari pada Media Indonesia. 2.5.1 Uses and Gratifications Salah satu dari manfaat media massa yang serimg kali dimasukkan dalam daftar oleh para peneliti adalah manajemen suasana hati ( mood ). Menurut Zilmann dan Bryant (1985) telah mengembangkan gagasan ini lebih jauh lagi dalam teori manajemen suasana hati mereka, yang menyatakan bahwa orang secara selektif memajankan diri mereka terhadap isi media masa, termasuk acara music dan televise, sedemikian rupa sehingga hal itu membantu mengatur suasana hati mereka. Dalam sebuah penelitian eksperimental ( Bryant dan menyebabkan Zilmann, sejumlah 1984 ), subjek kedua penelitian penulis tersebut mengalami stres telah dan 26 sebagian yang lain mengalami kejenuhan 22 . Mereka menemukan bahwa subjek – subjek yang bosan, sedangkan subjek –subjek yang bosan menonton acara yang menyenangkan nyaris dua kali lebih banyak dari subjek – subjek yang stress. Salah satu kelebihan peneliti ini adalah bahwa penelitian ini merupakan eksperimen terkendali dan tidak tergantung pada laporan pribadi. 2.6 Sikap Sikap pada dasarnya adalah tendensi kita terhadap sesuatu.sikap adalah rasa suka/ tidak suka kita atas sesuatu. Konsep lain yang terkait erat dengan sikap adalh keyakinan, atau pernyataan – pernyataan yang dianggap benar oleh seseorang. Seseorang pria yang yakin bahwa rokok bisa menyebabkan kanker paru-paru mungkin akan menolak untuk merokok. Seseorang yang yakin bahwa anggota kelompok ras tertentu kurang cerdas mungkin akan memperlakukan orang-orang tersebut dengan cara berbeda. Sikap penting sekali dalam berbagai bidang yang sangat diperhatikan banyak orang diantaranya praktik-praktik kesehatan ( misalnya, pencegahan AIDS, pencegahan serangan jantung, penghentian atau pencegahan merokok, dan mempromosikan pemakaian alcohol yang bertanggung jawab ) prasangka dan stereotip, serta sikap politik. Sikap sering dianggap memiliki tiga komponen : komponen kognitif- keyakinan terhadap sebuah objek; komponen afektif- kesukaan atau perasaan terhadap sebuah objek; komponen behavioral- tindakan terhadap objek. Intinya sikap adalah rangkuman evaluasi terhadap objek sikap kita. Struktur sikap juga penting. Perlu sekali kita melihat dua jenis struktur sikap : antarsikap ( interattitudinal ) dan intrasikap ( intraattitudinal ). Struktur interattitudinal merujuk pada pengelompokkan 22 Werner J. Severin & James W. Tankard, Jr. Teori Komunikasi Sejarah, Metode, dan Terapan di Dalam Media Massa Kencana Prenada Media Group, Jakarta, 2005 hal 360 27 sikap ke dalam grup-grup atau rangkaian. Misalnya, sebuah grup sikap bias berkelompok membentuk sebuah ideologi. Bagi yang konservatif, pengelompokkan semacam itu bias terdiri dari sikap tidak suka terhadap pemerintah besar, menentang anggaran kesejahteraan, yakin bahwa seseorang berhasil karena usaha-usaha dia sendiri. Structural intra-attitudinal merujuk pada cara komponen-komponen sikap saling berkaitan. Misalnya, apakah ketiga komponen sikapkognitif, afektif, dan behavioral- konsisten satu dengan lainnya? Kadang, apabila komponen sikap tersebut tidak konsisten satu dengan lainnya. Tekanan untuk berubah dirasakan oleh satu dari ketiganya. Tetapi dalam beberapa kasus seseorang dapat bersikap ambivalen yang terdiri dari komponen suka dan tidak suka terhadap objek yang sama. Banyak sikap yang sulit untuk berubah. Sikap biasanya memiliki nilai dan manfaat bagi orang lain yang memegang sikap itu, dan biasanya sikap tersebut melekat erat pada ego atau jati diri seseorang. Sering usaha-usaha untuk mengubah sikap seseorang dipandang sebagai sebuah ancaman dan ditolak. 23 Konsep sikap yang telah dideskripsikan oleh Gordon Allport (1954) dalam buku Werner J severin “mungkin adalah yang paling istimewa atau penting dalam psikologi social Amerika kontemporer”. Allport menyebutkan bahwa istilah itu muncul untuk menggantikan istilah-istilah samar dalam psikologi seperti naluri, adat-istiadat, tekanan social, dan sentiment. Beberapa definisi penting sikap adalah sebagai berikut : 1. Sikap pada dasarnya adalah suatu cara “pandang” terhadap sesuatu (Murphy, Murphy, dan Newcomb, 1937, hal 889 ). 2. Kesiapan melalui mental dan pengalaman, system syaraf, menimbulkan yang pengaruh diorganisasikan langsung atau 23 Werner J. Severin & James W. Tankard, Jr. Teori Komunikasi Sejarah, Metode, dan Terapan di Dalam Media Massa Kencana Prenada Media Group, Jakarta, 2005 hal 177 28 dinamis pada respon-respon seseorang terhadap semua objek dan situasi terkait (Allport, 1954, hal 45 ). 3. Sebuah kecendrungan yang bertahan lama, dipelajari untuk berprilaku dengan konsisten terhadap sekelompok objek (English dan English, 1958, hal 50 ). 4. Sebuah system evaluasi positif atau negatif yang awet, perasaanperasaan emosional, dan tendensi tindakan pro dan kontra terhadap sebuah objek social ( Krech, Crutchfield, dan Ballachey, 1962, hal 177 ). 2.7 Khalayak 2.7.1 Pengertian Khalayak Berbagai bentuk khalayak baru itu cenderung memiliki ciri penerima baru yang semakin terpisah dan ‘mempribadi’ (individualizing). Berbagai perubahan yang cenderung disebabkan oleh semakin mudahnya perolehan isi itu disertai pula dengan kemungkinan perubahan dalam segi hubungan antara penerima dengan pengirim. Sampai pada batas – bataas tertentu perkembangan seperti itu masih dapat dipahami dengan menggunakan sejumlah konsep menyangkut kadar dan bentuk hubungan dengan sumber, serta menyangkut berbagai tipe arus lalu – lintasinformasi. Bercerai – berainya ‘khalayak’, yang dahulu secara sosial dan budaya lebih bersifat homogeny, tampaknya akan membuka kemungkinan lebih besar bagi berbagai bentuk analisis penerimaan yang semakin dipergunakan untuk dapat memberi gambaran tentang manfaat yang diperoleh, dan untuk berperan lebih banyak dalam penelitian menyangkut kepuasaan dan pengalihan informasi (information transfer). 24 Menurut Marshall McLuhan menjabarkan khalayak sebagai sentral komunikasi massa yang secara konstan dibombardir oleh media. Media mendistribusikan informasi yang merasuk pada masing – masing individu. Khalayak hampir tidak bisa menghindari dari media massa, sehingga 24 Denis McQuail, Teori Komunikasi Massa Suatu Pengantar Erlangga. Jakarta. 1987 hal 280 29 beberapa individu menjadi anggota audiences yang besar, yang menerima ribuan pesan media massa. 25 Konsep Remaja Dibandingkan dengan sejarah umat manusia, pengakuan terhadap adanya kurun usia tertentu yang disebut “ remaja “ relative masih sangat baru. Menurut Adam, G.R dan Gullotta T. menyatakan bahwa di Negaranegara Barat bahkan konsep tentang anak sebagai suatu hal yang berbeda dari orang dewasa, belum dikenal sampai dengan abad pertengahan. Begitu anak dapat berfungsi sendiri tanpa bantuan orang tua, sering dijadikan objek saja. Menurut Adam & Gullotta, di Eropa konsep tentang anak mulai dikenal pada abad ke-13. Hanya saja sampai abad ke-19, anak masih dianggap sebagai “tanah liat” yang dapat dibentuk sesuka hati orang tua. Misalnya dalam tahun 1847 seorang ahli pendidikan bernama Thomas Dick menulis bahwa sejak umur sepuluh atau dua belas orang tua harus menunjukkan otoritasnya. Bukan dengan cara memukulnya, tetapi dengan cara menunjukkan bahwa kemauan anak sendiri. Kalau anak ingin sesuatu dan orang tua bilang “jangan”, orang tua harus mencegah keinginan anak itu, setidaknya untuk jangka waktu tertentu. Walaupun konsep tentang anak sudah dikenal sejak abad ke-13, konsep tentang remaja sendiri baru dikenal secara meluas dan mendalam pada awal abad ke-20. Konsep ini berkembang sesuai dengan kondisi kebudayaan. berkepanjangan, Misalnya karena adanya karena adanya kehidupan pendidikan kota besar, formal yang terbentuknya “keluarga-keluarga” batih sebagai pengganti keluarga-keluarga besar, dan sebagainya. Factor-faktor tersebut mendorong timbulnya perubahan peran anak dalam kurun usia tertentu. Sejak itulah konsep tentang remaja mulai 25 Elvinaro Ardianto, Komunikasi Massa Simbiosa Rekatama Media, Bandung, 2007 hal 40 30 diakui, diterima, diterapkan dalam kehidupan sehari-hari dan dijadikan bahan studi untuk pengembangan berbagai teori. 26 2.7.2 Krakteristik Khalayak Komunikasi Massa Dalam peruses komunikasi antarpersona, penerima pesan adalah individu. Dalam komunikasi massa, penerimanya adalah khalayak pendengar (listeners), khalayak pembaca ( readers ), dan khalayak pemirsa ( viewers ). Audiens komunikasi massa memiliki karakteristik sebagai berikut: 27 • Audiens biasanya terdiri atas individu – individu yang memiliki pengalaman yang sama dan terpengaruh oleh hubungan sosial dan interpersonal yang sama. Individu – individu ini memilih produk media yang mereka gunakan berdasarkan kebiasaan dan atas kesadaran sendiri. • Audiens berjumlah besar. Menurut Charles Wright, besar di sini dalam artian sejumlah besar khalayak yang dalam waktu singkat dapat dijangkau oleh komunikator komunikasi massa, dimana jumlah khalayak tersebut tidak dapat diraih bila komunikasi dilakukan secara tatap muka (face to face). • Audiens bersifat heterogen, bukan homogeny. Individu – individu dalam audiens mewakili berbagai kategori sosial. Meskipun beberapa media membidik audiens dengan karakteristik tertentu, masing – masing individu itu pun akan heterogen. • Audiens bersifat khalayaknya, anonim. komunikakator Meslipun biasanya bersifat tidak karakteristik mengetahui identitas komunikannya dan pada siapa ia berkomunikasi. • Audiens biasanya tersebar, baik dalam konteks ruang dan waktu. 26 27 Sarlito Wirawan Ardianto, Psikologi Komunikasi , Jakarta, 2005 hal 19-20 Ibid hal. 43 umum 31 2.8 Teori Uses and Gratifications Dalam penelitian ini peneliti menggunakan Teori Uses and Gratifications Model (model kegunaan dan kepuasan) merupakan pengembangan dari model jarum hipodermik. Model ini tidak tertarik pada apa yang dilakukan media pada diri seseorang, tetapi ia tertarik pada apa yang dilakukan orang terhadap media. Khalayak dianggap secara aktif menggunakan media untuk memenuhi kebutuhannya. Studi dalam bidang ini memusatkan perhatian pada penggunaan ( uses ) media untuk mendapatkan kepuasan ( gratifications ) atas kebutuhan seseorang. Uses and gratifications model meneliti asal mula kebutuhan manusia secara psikologis dan sosial, yang menimbulkan harapan tertentu dari media massa atau sumber – sumber lain ( atau keterlibatan pada kegiatan lain ) dan menimbulkan pemenuhan kebutuhan. 28 Menurut Katz, Blumler & Gurevitch menjelaskan mengenai asumsi dasar dari teori uses and gratifications, yaitu : a. Khalayak bagian dianggap penting aktif, dari artinya penggunaan khalayak sebagai media massa inisiatif untuk diasumsikan mempunyai tujuan. b. Dalam proses mengaitkan komunikasi pemuasan massa, kebutuhan dengan pemilihan media terletak pada khalayak. c. Media massa harus bersaing dengan sumber – sumber lain untuk memuaskan kebutuhannya. Kebutuhan yang dipenuhi media lebih luas. Bagaimana kebutuhan ini terpenuhi melalui konsumsi media amat bergantung pada perilaku khalayak yang bersangkutan. d. Tujuan pemilih media massa disimpulkan dari data yang diberikan anggota khalayak artinya, 28 Elvinaro Ardianto, Komunikasi Massa Simbiosa Rekatama Media, Bandung, 2007 hal 74 orang 32 dianggap cukup mengerti untuk melaporkan kepentingan dan motif pada situasi – situasi tertentu. e. Penilaian tentang arti cultural dari media massa harus ditangguhkan sebelum diteliti lebih dahulu orientasi khalayak. Model – model untuk kegunaan menggambarkan dan gratifikasi proses dirancang penerimaan dalam komunikasi massa dan menjelaskan penggunaan media oleh individu atau kelompok – kelompok individu. Model – model ini menyajikan kerangka bagi sejumlah studi yang berbeda – beda termasuk menurut Katz dan Gurevitch ( 1994 ), yang menggunakan riset kegunaan dan gratifikasi perbedaan untuk berbagai menjelaskan media dilihat persamaan dari fungsi dan dan karakteristik lainnya. Peneliti ini menghasilkan sebuah model sederhana yang memperlihatkan bagaimana sebagian besar media itu memiliki kesamaan. 2.9 Remaja Masa remaja, menurut Stanley Hall, seorang bapak pelopor psikologi perkembangan remaja, dianggap sebagai masa topan-badai dan stre (strom and stress), karena mereka telah memiliki keinginan bebas untuk menentukan nasib diri sendiri. Kalau terarah dengan baik, maka ia akan menjadi seorang individu yang memiliki rasa tanggung jawab, tetapi kalu tidak terbimbing, maka bisa menjadi seorang yang tak memiliki masa depan dengan baik. Remaja adalah masa transisi / peralihan dari masa kanak – kanak menuju masa dewasa yang ditandai dengan adanya perubahan aspek fisik, psikis, dan psikososial. Menurut Aristoteles tahap masa remaja sekitar usia 33 14 – 21 tahun. 29 Remaja bersikap kritis dalam sosial masyarakat, remaja seringkali menanyakan hal – hal dianggapnya terasa janggal dan tidak masuk akal. Ia berusaha mencari penjelasan logis dari pihak – pihak yang bertanggung jawab, karena itu bila apa yang menjadi kecurigaan pertanyaannya tidak terjawabsecara tuntas, maka ia biasanya bersikap memberontak. 30 2.10 Perkembangan Hubungan dengan Orang Tua Bimbingan orang tua adalah komponen keluarga yang terdiri dari ayah dan ibu, dan merupakan hasil dari sebuah ikatan perkawinan yang sah yang dapat membentuk sebuah keluarga. Orang tua memiliki tanggung jawab untuk mendidik, mengasuh dan membimbing anak-anaknya untuk mencapai tahapan tertentu yang menghantarkan anak untuk siap dalam kehidupan bermasyarakat. Sedangkan pengertian orang tua diatas, tidak terlepas dari pengertian keluarga, karena orang tua merupakan bagian keluarga besar yang sebagian besar telah tergantikan oleh keluarga inti yang terdiri dari ayah, ibu dan anak-anak. Orang tua merupakan orang yang lebih tua atau orang yang dituakan namun umumnya di masyarakat pengertian orang tua itu adalah orang yang telah melahirkan kita yaitu ibu dan bapak. Ibu dan bapak selain telah melahirkan kita ke dunia ini, ibu dan bapak juga mengasuh dan yang telah membimbing anaknya dengan cara memberikan contoh yang baik dalam menjalani kehidupan seharihari, selai itu orang tua juga telah memperkenalkan anaknya kedalam hal-hal yang terdapat di dunia ini dan menjawab secara 29 30 Sarlito Wirawan Sarwono, Psikologi Remaja , Grafindo Persada, Jakarta, 2005 hal. 21 Agoes Dariyo, Psikologi Perkembangan Remaja,Ghalia Indonesia, Jakarta, 2002 hal14 34 jelas tentang sesuatu yang tidak dimengerti oleh anak. Maka pengetahuan yang diterima oleh anak adalah dari orang tuanya. Karena orang tua adalah pusat kehidupan rohani si anak dan sebagai penyebab berkenalnya dengan alam luar, maka setiap reaksi emosi anak dan pemikirannya di kemudian hari terpengaruh oleh sikapnya terhadap orang tuanya di permulaan hidupnya dahulu. Jadi orang tua atau ibu dan bapak memegang peranan yang penting dan amat berpengaruh atas pendidikan anak-anak. 31 2.11 Hipotesis Penelitian Dalam hubungannya dengan penelitian antara pengaruh tayangan reality show Termehek – mehek terhadap sikap ibu dalam mendampingi anak remaja di Jakarta, maka dapat dirumuskan suatu hipotesis yang dapat memberikan jawaban sementara bagi permasalahan. Rumus Hipotesis Penelitian adalah : “ Ada pengaruh Tayangan Termehek – mehek Trans tv terhadap sikap ibu dalam mendampingi remaja ( di Jakarta ) “ Prosedur pengujian hipotesis dapat dinyatakan dalam beberapa ketentuan namun peneliti menggunakan teknologi komputerisasi dengan pogram SPSS 17 sehingga peneliti hanya memasukkan data mentah yang diperoleh dari lapangan, kemudian dikomputerisasikan dengan rumus yang telah ditentukan diatas sehingga akan terlihat korelasi antara pengaruh tayangan Termehek – mehek Trans tv terhadap sikap ibu dalam mendampingi remaja ( Di Jakarta ). 31 Desmita , Psikologi Perkembangan, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2005 hal 217