I. PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Penganekaragaman pangan adalah salah satu upaya untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat melalui peningkatan mutu gizi makanan dengan pola konsumsi yang lebih beragam. Pengertian penganekaragaman pangan ini dapat dilihat dari dua aspek. Pertama, penganekaragaman horizontal, yaitu upaya untuk menganekaragamkan konsumsi dengan memperbanyak macam komoditas pangan dan yang kedua adalah upaya meningkatkan produksi dari masing-masing komoditas tersebut. Salah satu contoh puffed snack tradisional yang biasa dijual adalah opak. Produk akhir yang dihasilkan dari proses pembuatan opak memiliki kekurangan, yaitu cenderung bergelombang, tidak flat. Selain opak, contoh lainnya adalah kerupuk. Seperti yang kita ketahui, hasil akhir dalam menggoreng kerupuk adalah bentuk yang tidak beraturan dan bergelombang dari kerupuk tersebut. Bentuk yang tidak beraturan berpengaruh besar pada saat proses pengemasan karena dibutuhkan volume pengemasan lebih besar dibanding jika kerupuk dalam keadaan flat. Produsen yang menginginkan agar bentuk kerupuk yang tidak beraturan tadi dapat menjadi lebih flat, maka proses penggorengan kerupuk mentah dilakukan satu per satu dan ditekan dengan alat tertentu pada waktu proses pengembangan berlangsung. Penekanan tersebut dilakukan agar pada saat proses pengembangan berlangsung, ekspansi volume kerupuk dapat dikekang untuk mengarahkan pengembangannya sehingga menghasilkan produk akhir yang lebih beraturan dan flat. Bentuk yang tidak beraturan dan bergelombang dari produk akhirlah yang melatarbelakangi penulis untuk mendesain sebuah cetakan yang akan digunakan dalam proses pembuatan puffed snack agar produk akhir yang dihasilkan memiliki bentuk yang lebih teratur dan flat, sehingga tercipta keseragaman bentuk dan ukuran yang sesuai dengan ukuran pada cetakan. Keseragaman bentuk dan ukuran dari produk akhir tersebut selain akan meningkatkan nilai estetis dari produk, juga dapat membantu produsen dalam pengemasan agar lebih mudah serta dapat mengurangi biaya pengemas yang dikeluarkan. Berkurangnya biaya pengemasan disebabkan karena turunnya biaya yang dikeluarkan untuk membeli bahan pengemas. Penurunan dalam pembelian bahan pengemas disebakan karena volume pengemasan produk akhir akan lebih kecil dari biasanya. Volume pengemasan tersebut berkurang karena produk akhir yang dihasilkan lebih beraturan dan flat sehingga tidak terlalu banyak memakan tempat pada saat pengemasan. Bahan dasar yang akan digunakan dalam pembuatan cetakan tersebut adalah stainless steel dan aluminium. Bahan tersebut dipilih karena termasuk logam anti karat yang biasa digunakan dalam industri pengolahan pangan di dunia. Karena seperti yang kita ketahui, bahwa dalam proses pengolahan pangan, bahan dasar untuk alat dan mesin yang akan digunakan dalam proses pengolahan harus terbuat dari bahan-bahan yang tidak berbahaya dan tidak bereaksi dengan bahan pangan yang diolah. 1.2 TUJUAN Tujuan dari penelitian adalah menghasilkan desain cetakan flat puffed snack dan menguji efektifitas penggunaan cetakan dalam pembuatan puffed snack yang dilihat dari produk akhir yang dihasilkan, meliputi suhu puffing, kadar air adonan dasar dan puffed produk, kehilangan air selama proses puffing, dan tingkat kekerasan.