analisis eksposur nilai tukar pada perusahaan ekspor yang tercatat

advertisement
UNIVERSITAS INDONESIA
ANALISIS EKSPOSUR NILAI TUKAR PADA PERUSAHAAN
EKSPOR YANG TERCATAT DI BURSA EFEK INDONESIA
2001-2010
SKRIPSI
AMALIA KUSBINTARI BUDIARDJO
0806349030
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
DEPARTEMEN ILMU ADMINISTRASI
PROGRAM SARJANA REGULER
PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NIAGA
DEPOK
JUNI 2012
UNIVERSITAS INDONESIA
ANALISIS EKSPOSUR NILAI TUKAR PADA PERUSAHAAN
EKSPOR YANG TERCATAT DI BURSA EFEK INDONESIA
2001-2010
SKRIPSI
diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana
AMALIA KUSBINTARI BUDIARDJO
0806349030
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
DEPARTEMEN ILMU ADMINISTRASI
PROGRAM SARJANA REGULER
PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NIAGA
DEPOK
JUNI 2012
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS
Skripsi ini adalah hasil karya saya sendiri,
dan semua sumber baik yang dikutip maupun dirujuk
telah saya nyatakan dengan benar.
Nama
: Amalia Kusbintari B
: 0806349030
NPM
Tanda Tangan :
Tanggal
: 22 juni 2012
iii
Analisis eksposur..., Amalia Kusbintari B, FISIP UI, 2012
HALAMAN PENGESAHAN
Skripsi ini diajukan oleh :
Nama
: Amalia Kusbintari B
NPM
: 0806349030
Program Studi
: Ilmu Administrasi Niaga
Judul Skripsi
: Analisis Eksposur Nilai Tukar pada Perusahaan Ekspor
yang Tercatat di Bursa Efek Indonesia 2001 – 2010
Telah berhasil dipertahankan di hadapan Dewan Penguji dan diterima
sebagai bagian persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar
Sarjana Ilmu Administrasi pada Program Studi Ilmu Administrasi Niaga
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Indonesia
DEWAN PENGUJI
Pembimbing
:
Prof. Dr. Chandra Wijaya M.Si., M.M
(
)
Penguji Ahli
:
Ir. Bernardus Yuliarto Nugroho MSM., PhD
(
)
Ketua Sidang
:
Fibria Indriati D. L. S.Sos., M.Si
(
)
Sekertaris Sidang :
Umanto E. Prasetyo, S.Sos, M.Si
(
)
Ditetapkan di : FISIP Universitas Indonesia, Depok
Tanggal
: 28 Juni 2012
iv
Analisis eksposur..., Amalia Kusbintari B, FISIP UI, 2012
KATA PENGANTAR
Puji syukur panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat
dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulisan skripsi ini
dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana
Ilmu Administras, Jurusan Ilmu Administrasi Niaga pada Fakultas IlmuSosial dan
Ilmu Politik Universitas Indonesia. Penulis menyadari bahwa, tanpa bantuan dan
bimbingan dari berbagai pihak, dari masa perkuliahan sampai pada penyusunan
skripsi ini, sangatlah sulit bagi penulis untuk menyelesaikan skripsi ini. Oleh
karena itu, Penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. Chandra Wijaya M.Si., M.M selaku dosen pembimbing yang
telah menyediakan waktu, tenaga, dan pikiran untuk mengarahkan saya
dalam penyusunan skripsi ini;
2. Drs. Pantius Drahen Soeling M.Si. selaku pembimbing akedemis yang
telah membantu dan memebimbing selama masa perkuliahan berlangsung,
terimakasi atas waktu yang telah diberikan.
3. Ir. Bernardus Yuliarto Nugroho MSM., PhD, Fibria Indriati D. L. S.Sos.,
M.Si dan Umanto E. Prasetyo, S.Sos, M.Si selaku dewan penguji yang
telah memberikan masukan dan perbaikan dalam penulisan skripsi ini,
terimakasih atas masukan yang telah diberikan.
4. Dosen-dosen Ilmu Administrasi yang telah memberikan waktu dan ilmu
nya kepada penulis dalam perkuliahan dari semster satu hingga semester
akhir
5.
Ayah Eko K. Budiardjo, bunda Rina Ekawati, papa Bambang Tribudiman
dan mama Savarina Arismunandar yang telah memberikan dukungan tiada
henti moral maupun material, serta abang upiel, mba gita, mba tika, adek
arum dan fadhil, kakak-adik yang telah mendukung dan menemani penulis
dalam proses penyelsaian skripsi ini.
6. Sahabat-sahabat terbaik sejak empat tahun yang lalu dari masa awal
LDMK awal bertemu duduk-duduk di baponjing hingga sekarang: Afianka
Maunaza, Ahla Thalib, Anggita Febria, Arfiandri ‘dechu’, Chintya Ayu,
v
Analisis eksposur..., Amalia Kusbintari B, FISIP UI, 2012
Cresti, Della Aresa, Dessy Christiani, Eben Tobing, Fariz ‘Gendut’
Kusuma, Faris ‘Donjo’, Ganjar Satrio, Indah Pratiwi, Jatsiyannisa, Nina
Nodhy, Novera I.D, Puti Juwita, Ryani Noveria, Shalita Anindya, Tami
Januarti, Thomas Wahyu, Virra Krisnafitriana serta Lucas Filberto.
Terimaksih atas kesabarannya
7. Mr.Daus, Isnaeni, Anya, Eyi, Asty, Ghulam, Henki, Kamal, dan Finance
Team lainnya yang telah berbagi ilmu bersama, belajar di perpus pusat
hingga menyelsaikan skripsi bersama serta tak lupa pula kawanan Niaga
Reguler 2008.
8. Teman, Sahabat dan Keluarga sejak SMA berakhir diawali dengan carita:
Claudia Denanda Touw (terima kasih prezi nya :*), Adhi Satria, Aji
Priamabudi, Akbar Maulana, Andhika R, Aryo Prayudhana, Bulan Indra
Pratiwi, Krisnatama, Kenji Hangmudha, M. Fariz, Rahmani Shadrina,
Ramandra Yudhistira dan Janitra Adidharma atas bantuan Jurnal dan
dukungannya, terimakasih :*.Pulanglah kalian dari tempat persembunyian.
9. Pihak-pihak lain yang tidak bisa disebutkan satu persatu yang telah
mendukung jalannya penulisan skripsi ini.
Akhir kata, penulis berharap Tuhan Yang Maha Esa berkenan membalas
segala kebaikan semua pihak yang telah membantu. Semoga skripsi ini membawa
manfaat bagi pengembangan ilmu.
Depok, 22 Juni 2012
Penulis
vi
Analisis eksposur..., Amalia Kusbintari B, FISIP UI, 2012
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKAS TUGAS AKHIR
UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Sebagai sivitas akademik Universitas Indonesia, saya yang bertanda tangan di
bawah ini:
Nama
: Amalia Kusbintari B
NPM
: 0806349030
Program Studi : Ilmu Adminstrasi Niaga
Departemen : Ilmu Administrasi
Fakultas
: Ilmu Sosial dan imu Politik
Jenis karya
: Skripsi
demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada
Universitas Indonesia Hak Bebas Royalti Noneksklusif (Non-exclusive RoyaltyFree Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul : Analisis Eksposur Nilai Tukar
pada Perusahaan Ekspor yang Tercatat di Bursa Efek Indonesia 2001 – 2010
perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti Noneksklusif ini
Universitas Indonesia berhak menyimpan, mengalihmedia/formatkan, mengelola
dalam bentuk pangkalan data (database), merawat, dan memublikasikan tugas
akhir saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis dan sebagai
pemilik Hak Cipta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di: Depok
Pada tanggal : 22 Juni 2012
Yang menyatakan
( Amalia Kusbintari B )
vii
Analisis eksposur..., Amalia Kusbintari B, FISIP UI, 2012
ABSTRAK
Nama
: Amalia Kusbintari B
Program Studi : Ilmu Administrasi Niaga
Judul
: Analisis Eksposur Nilai Tukar pada Perusahaan Ekspor yang
Tercatat di Bursa Efek Indonesia 2001 – 2010
Skripsi ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana pengaruh eksposur nilai tukar
terhadap return saham. Penelitian dilakukan terhadap perusahaan eksportir yang
tercatat di bursa efek Indonesia tahun 2001 hingga tahun 2010. Metode penelitian
mengadaptasi dari model regresi yang ditemukan oleh Adler & Dumas (1984)
yang berada dalam jurnal Domininguez & Tesar (2005). Hasil penelitian
menunjukan bahwa terdapat pengaruh antara eksposur nilai tukar dan return
saham perusahaan. Kemudian ditemukan hasil bahwa ukuran perusahaan,
penjualan luar negeri dan status multinasional berpengaruh pada eksposur nilai
tukar perusahaan.
Kata kunci:
Eksposur Nilai Tukar, Return Saham, Ukuran Perusahaan,
viii
UNIVERSITAS INDONESIA
Analisis eksposur..., Amalia Kusbintari B, FISIP UI, 2012
ABSTRACT
Name
Study Program
Title
: Amalia Kusbintari B
: Business Administration Science
: Exchange Rate Exposure Analysis In the Export Company
That Listed on Indonesia Stock Exchange 2001 - 2010
This purpose of this thesis is to examine the effect of exchange rate exposure to
stock returns. Study of exporting companies listed on stock exchanges in
Indonesia from 2001 to 2010. Research methods adapted from the regression
model found by Adler & Dumas (1984) which is in the journal Domininguez &
Tesar (2005). The results showed that there was an effect of exchange rate
exposure and company stock returns. Then found the result that firm size, foreign
sales and multinational status affect the exchange rate exposure of the company.
Key words:
Exchange Rate Exposure, Firm Size, Stock Return
ix
UNIVERSITAS INDONESIA
Analisis eksposur..., Amalia Kusbintari B, FISIP UI, 2012
DAFTAR ISI
LEMBAR SAMPUL ................................................................................................ i
LEMBAR JUDUL .................................................................................................. ii
LEMBAR PERNYATAAN ORISINILITAS ........................................................ iii
LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................... iv
KATA PENGANTAR .............................................................................................v
LEMBAR PENYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI .................................. vii
ABSTRAK ........................................................................................................... viii
ABSTRACT ........................................................................................................... ix
DAFTAR ISI ............................................................................................................x
DAFTAR TABEL ................................................................................................ xiii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xiv
DAFTAR RUMUS ................................................................................................xv
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xvi
1. Pendahuluan .....................................................................................................1
1.1 Latar Belakang ...................................................................................................1
1.2 Pokok Permasalahan ..........................................................................................5
1.3 Tujuan Penelitian ...............................................................................................5
1.4 Signifikansi Penelitian .......................................................................................6
1.5 Sistematika Penulisan ........................................................................................6
2. Tinjauan Literatur ...........................................................................................8
2.1 Penelitian Terdahulu ..........................................................................................8
2.2 Kerangka Teori.................................................................................................13
2.2.1 Pengertian dan Karakteristik Eksposur Nilai Tukar ............................13
2.2.2 Eksposur dan Resiko Nilai Tukar........................................................14
2.2.3 Apakah Resiko Nlai Tukar Relevan ....................................................16
2.2.4 Lindung Nilai (Hedging) .....................................................................17
2.2.4.1 Natural Hedging ....................................................................17
2.2.4.2 Money Market Hedging ........................................................17
2.2.4.3 Forward hedging ...................................................................18
2.2.4.4 Future Hedging......................................................................19
2.2.4.5 Option contract hedging ........................................................19
2.2.4.6 Currency Swap hedging ........................................................19
3. Metode Penelitian ...........................................................................................20
3.1 Pendekatan Penelitian ......................................................................................20
3.2 Jenis Penelitian .................................................................................................20
x
Analisis eksposur..., Amalia Kusbintari B, FISIP UI, 2012
Universitas Indonesia
3.3 Populasi dan Sampel Penelitian .......................................................................20
3.4 Pengolahan Data...............................................................................................21
3.5 Model Penelitian ..............................................................................................21
3.6 Variabel Penelitian ...........................................................................................22
3.6.1 Variabel dependen & Independen Model I ..........................................23
3.6.2 Variabel dependen & Independen Model II .........................................23
3.6.2.1 Firm Size ...............................................................................24
3.6.2.2 Foreign Sales .........................................................................24
3.6.2.3 Multinational Status ..............................................................25
3.7 Hipotesis Penelitian..........................................................................................25
3.8 Teknik Analisis Data ........................................................................................26
3.8.1 Statistik Deskriptif ...............................................................................26
3.8.2 Uji Asumsi Klasik ................................................................................27
3.8.2.1 Uji Normalitas .......................................................................27
3.8.2.2 Uji Autokorelasi ....................................................................27
3.8.2.3 Uji Multikolinearitas .............................................................27
3.8.2.4 Uji Heteroskedastisitas ..........................................................28
3.8.3 Uji Regresi ...........................................................................................29
3.8.4 Kriteria Statistik Model........................................................................30
3.8.4.1 R2 dan Adjusted R2 (Koefisien Determinasi) ........................30
3.8.4.2 Signifikansi Linear Berganda (F-stat) ...................................30
3.8.4.3 Signifikansi Parsial (T-stat)...................................................31
3.9 Tahapan Penelitian ...........................................................................................32
4. Analisis ............................................................................................................33
4.1 Objek Penelitian dan Deskriptif Data ..............................................................33
4.1.1 Objek Penelitian ....................................................................................33
4.1.2 Deskriptif Data ......................................................................................34
4.2 Model I .............................................................................................................36
4.2.1 Uji Normalitas Data ..............................................................................36
4.2.2 Uji Multikolinearitas .............................................................................37
4.2.3 Uji Heteroskedastisitas ..........................................................................37
4.2.4 Uji Autokorelasi ....................................................................................38
4.2.5 Uji Pemilihan Model .............................................................................39
4.2.6 R2 dan Adjusted R2 (Koefisien Determinasi) ........................................40
4.2.7 Signifikansi Linear Berganda (F-stat) ...................................................41
4.2.8 Signifikansi Parsial (T-stat)...................................................................42
4.2.9 Pengaruh Eksposur Nilai Tukar Terhadap Return Saham ....................42
4.3 Model II............................................................................................................44
4.3.1 Uji Normalitas Data ..............................................................................44
xi
Universitas Indonesia
Analisis eksposur..., Amalia Kusbintari B, FISIP UI, 2012
4.3.2
4.3.3
4.3.4
4.3.5
4.3.6
Uji Multikolinearitas .............................................................................45
Uji Heteroskedastisitas ..........................................................................47
Uji Autokorelasi ....................................................................................48
Uji Pemilihan Model .............................................................................49
Uji Statistik Model ................................................................................49
4.3.6.1 R2 dan Adjusted R2 (Koefisien Determinasi) ........................50
4.3.6.2 Signifikansi Linear Berganda (F-stat) ...................................51
4.3.6.3 Signifikansi Parsial (T-stat)...................................................52
4.3.7 Pengaruh Firm Size Terhadap Eksposur nilai tukar ..............................55
4.3.8 Pengaruh Foreign Sales Terhadap Eksposur nilai tukar .......................56
4.3.9 Pengaruh Multinational Status Terhadap Eksposur nilai tukar .............58
5. Kesimpulan dan Saran ..................................................................................59
5.1 Kesimpulan ......................................................................................................59
5.2 Saran .............................................................................................................59
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................61
LAMPIRAN ...........................................................................................................64
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ...............................................................................70
xii
Universitas Indonesia
Analisis eksposur..., Amalia Kusbintari B, FISIP UI, 2012
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 : Tabel Perbandingan Tinjauan Pustaka ...............................................11
Tabel 4.1 : Pemilihan Sampel Penelitian .............................................................31
Tabel 4.2 : Tabel Deskriptif Data Model I ...........................................................34
Tabel 4.3 : Tabel Deskriptif Data Model II..........................................................35
Tabel 4.4 : Tabel Uji Normalitas..........................................................................36
Tabel 4.5 : Tabel Uji Multikolinearitas ................................................................37
Tabel 4.6 : Tabel Uji heteroskedastisitas .............................................................38
Tabel 4.7 : Nilai DW Tabel untuk Model I ..........................................................38
Table 4.8 : Nilai DW untuk Model I ....................................................................39
Tabel 4.9 : Tabel Hasil Uji Chow ........................................................................40
Tabel 4.10 : Tabel Hasil Uji Hausman ...................................................................40
Tabel 4.11 : Tabel Nilai R2 dan adjusted R2 ...........................................................41
Tabel 4.12 : Ringkasan Nilai F-statistic ................................................................41
Table 4.13 : Ringkasan Nilai Coefficient dan t-statistic ........................................42
Tabel 4.14 : Ringkasan Hasil Uji Statistik Model I ...............................................42
Tabel 4.15 : Tabel Hasil Uji Normalitas Data Model II ........................................45
Tabel 4.16 : Tabel Hasil Uji Multikolinearitas Model II – Small ..........................46
Tabel 4.17 : Tabel Hasil Uji Multikolinearitas Model II – Medium .....................46
Tabel 4.18 : Tabel Hasil Uji Multikolinearitas Model II – Large ..........................46
Tabel 4.19 : Tabel Hasil Uji Heteroskedastisitas Model II ....................................47
Tabel 4.20 : Nilai DW Tabel untuk Model II.........................................................48
Tabel 4.21 : Nilai DW untuk Model II...................................................................48
Tabel 4.22 : Hasil Pengujian Hausman ..................................................................49
Tabel 4.23 : Tabel Nilai R2 ....................................................................................50
Tabel 4.24 : Tabel Nilai F-statistic.........................................................................51
Tabel 4.25 : Tabel Hasil Regresi Model II .............................................................53
Tabel 4.25 : Ringkasan Hasil Uji Statistik Model II ..............................................55
xiii
Universitas Indonesia
Analisis eksposur..., Amalia Kusbintari B, FISIP UI, 2012
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1
Gambar 1.2
Gambar 3.1
Gambar 4.1
: Nilai Ekspor Indonesia Januari 2011 ..................................................1
: Alur Variable yang Mempengaruhi Eksposur Nilai Tukar .................4
: Tahapan Penelitian ..............................................................................32
: Perubahan Nilai Tukar Rupiah-USD 2001-2010 ...............................40
xiv
Universitas Indonesia
Analisis eksposur..., Amalia Kusbintari B, FISIP UI, 2012
DAFTAR RUMUS
Rumus 2.1 : Eksposur Kurs Dollar Rupiah ................................................................13
Rumus 3.1 : Model II .................................................................................................21
Rumus 3.2 : Model II-Small ......................................................................................22
Rumus 3.3 : Model II-Medium ..................................................................................22
Rumus 3.4 : Model II-Large ......................................................................................22
Rumus 3.5 : Nilai BETA2 ..........................................................................................23
Rumus 3.6 : Market Cap ............................................................................................24
Rumus 3.7 : Multinational Status ...............................................................................25
Rumus 3.8 : Foreign Sales .........................................................................................25
Rumus 4.1 : Hasil Regresi Model II-Small ................................................................54
Rumus 4.2 : Hasil Regresi Model II-Medium ............................................................54
Rumus 4.3 : Hasil Regresi Model II-Large ................................................................55
xv
Universitas Indonesia
Analisis eksposur..., Amalia Kusbintari B, FISIP UI, 2012
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1: Tabel Sampel Penelitian ........................................................................65
Lampiran 2: Hasil Uji Regresi Model I .....................................................................66
Lampiran 3: Tabel Nilai Variabel BETA2 untuk model II penelitian .......................67
Lampiran 4: Hasil Uji Regresi Model II-Large .........................................................68
Lampiran 5: Hasill Uji Regresi Model II-Medium ....................................................69
Lampiran 6: Hasill Uji Regresi Model II-Small ........................................................70
xvi
Universitas Indonesia
Analisis eksposur..., Amalia Kusbintari B, FISIP UI, 2012
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Seiring dengan perkembangan ekonomi dunia dan keinginan
perusahaan untuk mencapai efisiensi, menjadi lebih kompetitif, serta untuk
meningkatkan keuntungan atau profit perusahaan, perusahaan melakukan kegiatan
penjualan. Penjualan dapat dilakukan didalam negeri atau domestik maupun diluar
negeri melewati batas negara. Kegiatan perusahaan menjual barang dagangnya ke
luar negeri disebut kegiatan ekspor. Secara lengkap kegiatan ekspor adalah
kegiatan menjual barang atau jasa ke negara lain dengan manfaat yang diberikan
oleh kegiatan ekspor adalah memperluas pasar produk yang akan meningkatkan
penjualan serta meningkatkan devisa bagi Negara, negara Indonesia secara
khususnya. Selain itu dalam rangka menjalankan kegiatan bisnisnya, perusahaan
terkadang membutuhkan bahan baku yang berasal dari luar negeri, ini juga akan
membutuhkan mata uang asing. Secara lengkap, nilai kegiatan ekspor Indonesia
per januari 2011 dapat dilihat pada table dibawah ini.
Sumber: Badan Pusat Statistik Indonesia
Gambar I.1:
Nilai Ekspor Indonesia Januari 2011
1
Universitas Indonesia
Analisis eksposur..., Amalia Kusbintari B, FISIP UI, 2012
2
Dapat dilihat berdasarkan nilai ekspor Indonesia Januari 2011 mencapai
US$14,45 miliar atau mengalami penurunan sebesar 14,11 persen dibanding
ekspor Desember 2010. Sementara bila dibanding Januari 2010 mengalami
peningkatan sebesar 24,65 persen. Dilihat berdasarkan data nilai ekspor diatas
bahwa kegiatan ekspor di Indonesia menyumbangkan angka yang besar kepada
devisa negara dan keuntungan perusahaan dengan meningkatnya penjualan
perusahaan.
Perusahaan-perusahaan Indonesia dalam kegiatan ekspornya keluar negeri
akan menggunakan mata uang non-rupiah atau mata uang asing negara yang
dituju maupun mata uang asing yang universal seperti US Dollar (USD). USD
digunakan oleh beberapa negara sebagai mata uang resmi, sebagai lawan dari
mata uang local. Selain itu, USD dapat diterima secara luas di negara-negara lain,
bertindak sebagai bentuk alternatif informal pembayaran, sementara negaranegara tersebut memelihara mata uang resmi lokal mereka. US Dollar juga
digunakan sebagai mata uang standar untuk kebanyakan komoditas, seperti
minyak mentah dan logam mulia (www.informasiforex.com)
Kemudian masalah timbul ketika tingkat nilai tukar mata uang lokal
(Rupiah) dan mata uang asing (US Dollar) kerap kali mengalami pergerakan.
Pergerakan tersebut akan menguat maupun melemah berdasarkan akan ekspektasi
masyarakat, karena sesuai dengan hukum ekonomi, bahwa semakin banyak
permintaan maka harga akan semakin tinggi, dan sebaliknya, semakin sedikt
permintaan, maka harga akan semakin rendah. Dengan kata lain ekspektasi yang
bermacam-macam ini akan berpengaruh secara langsung kepada kurva supply dan
demand (www.ilerning.com). Pergerakan nilai tukar mata uang asing yang tidak
menentu akan menyebabkan ketidakpastian bagi perusahaan, khususnya
perusahaan multinasional (Jorion, 1990). Dominguez & Tesar (2006) juga
menambahkan bahwa
nilai
tukar memiliki
implikasi
penting terhadap
pengambilan keputusan financial dan tingkat profotabilitas perusahaan.
Seberapa jauh suatu perusahaan dipengaruhi oleh perubahan kurs valuta
asing secara umum disebut eksposur nilai tukar (Kuncoro, 1996:242). Menurut
Faisal (2001:107) menyatakan bahwa exposure adalah tingkat dimana perusahaan
dipengaruhi oleh perubahan kurs. Menurut Madura (2000:275) bahwa eksposur
Universitas Indonesia
Analisis eksposur..., Amalia Kusbintari B, FISIP UI, 2012
3
nilai tukar itu sendiri terbagi oleh 3 macam. Pertama, Eksposur Transaksi yaitu
sejauh mana fluktuasi nilai tukar akan mempengaruhi nilai dari cash transaction,
sesuai dengan karakter perdagangan internasional yang mengenal adanya delay
waktu pembayaran. Kedua, Eksposur ekonomi sejauh mana fluktuasi nilai tukar
akan mempengaruhi present value arus kas perusahaan di masa depan, baik MNC
maupun perusahaan domestik yang berhadapan langsung dengan perdagangan
internasional. Ketiga, Translation Eksposur sejauh mana fluktuasi nilai tukar akan
mempengaruhi perhitungan laporan keuangan perusahaan (www.ilerning.com).
Dalam penelitian ini akan diteliti Translation eksposur dimana perhitungan
laporan keuangan yang dimaksud adalah sales (penjualan) keluar negeri,
berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Dominguz & Tesar (2005).
Beberapa penelitian terdahulu sudah dilakukan, Di Swedia Nyadhl (2000)
menemukan bahwa 47% perusahaan signifikan terekspos oleh perubahan nilai
tukar. Jorion (1990) menemukan hanya sedikit perusahaan perorangan yang
terekspose nilai tukar, studi yang dilakukan terhadap perusahaan multinasional
yang berada di U.S. He & Ng (1998) menemukan bahwa 25% dari sampel
penelitian yang dilakukan terhadap perusahaan multinasional di jepang terekspos
nilai tukar pada periode 1979-1983. Fraser & Pantzalis (2003) juga menemukan
bahwa sebagian besar perusahaan dari sampel penelitian, yaitu perusahaan
multinasional U.S periode 1998-1999 terekspos oleh nilai tukar.
Penelitian lainnya mengemukakan bahwa Eksposur nilai tukar akan
berpengaruh pada nilai perusahaan (Dominiguez dan Tesar, 2005). Dalam
penelitiannya Dominiguez dan Tesar mencoba menjelaskan mengapa perusahaan
terekspos oleh nilai tukar dan mendapatkan hasil bahwa perusahaan terekspos
pergerakan nilai tukar, studi ini dilakukan di depalan Negara dengan sampel
perusahaan yang sangat besar. Dalam penelitian tersebut dijelaskan bahwa
eksposur nilai tukar berkorelasi dengan Firm Size (ukuran perusahaan),
Multinational Status, Foreign Sales (penjualan luar negri yang pada akhirnya
akan mempengaruhi nilai perusahaan. Seperti yang dijelaskan pada gambar 1.2.
Universitas Indonesia
Analisis eksposur..., Amalia Kusbintari B, FISIP UI, 2012
4
Multinational
Status
Firm Size
Foreign Sales
Exchange
Rate
Exposure
NIlai Perusahaan
Sumber:Olahan Peneliti,2012
Gambar I.2:
Alur Variable yang Mempengaruhi Eksposur Nilai Tukar
Selain Dominiguez & Tesar, beberapa penelitian telah dilakukan untuk
melihat pengaruh ukuran perusahaan (Firm Size) dan penjualan luar negeri
(Foreign Sales) terhadap eksposur nilai tukar perusahaan. Doidge, Griffin, &
Williamson (2002) meleiti pada sampel 17.000 perusahaan non-financial dari 18
negara bahwa ukuran perusahaan (Firm Size) dan penjualan luar negeri (Foreign
Sales) signifikan mempengaruhi eksposur nilai tukar perusahaan. Penelitian
lainnya dilakukan oleh El-Masry, Salam, & Alatraby ( 2007). Penelitian dilakukan
pada perusahaan non-financial di United Kingdom. Hasil menyatakan bahwa
terdapat pengaruh signifikan antara ukuran perusahaan (Firm Size) dan penjualan
luar negeri (Foreign Sales) terhadap eksposur nilai tukar.
Dalam penelitian ini, peneliti mencoba mengaptasi penelitian yang
dilakukan oleh Dominiguez dan Tesar pada perusahaan yang melakukan kegiatan
eksportir yang listing di bursa efek Indonesia periode 2001-2010. Peneliti
Universitas Indonesia
Analisis eksposur..., Amalia Kusbintari B, FISIP UI, 2012
5
mengambil periode tersebut karena kondisi keuangan Indonesia yang berada
dalam keadaan stabil setelah melewati fase kejadian tahun 1998 dimana terjadi
kenaikan yang sangat tajam pada nilai tukar non-rupiah. Peneliti tidak memasukan
periode 2011 dikarenakan ada beberapa laporan keuangan yang belum
terpublikasi. Sehingga judul dalam penelitian ini adalah “Analisis Eksposur Nilai
Tukar Pada Perusahaan Ekspor yang Tercatat di Bursa Efek Indonesia
(BEI) 2001-2010”
1.2
Pokok Permasalahan
Berdasarkan bersadarkan latar belakang serta masalah-masalah yang telah
dijelaskan pada bagian satu, dirumuskan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Apakah Terdapat pengaruh eksposur nilai tukar Rupiah-USD terhadap
return saham pada
perusahaan eksportir yang tercatat di Bursa Efek
Indonesia (BEI) pada periode 2001-2010?
2. Apakah Terdapat pengaruh Firm Size (ukuran perusahaan), Multinational
Status, Foreign Sales (penjualan luar negri) terhadap eksposur nilai tukar
Rupiah-USD pada perusahaan eksportir yang tercatat di Bursa Efek
Indonesia (BEI) 2001-2010?
1.3
Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan di atas, maka tujuan penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Untuk menganalisis bagaimana pengaruh eksposur nilai tukar RupiahUSD terhadap return saham pada perusahaan eksportir yang tercatat di
Bursa Efek Indonesia (BEI) pada periode 2001-2010.
2. Untuk menganalisis bagaimana pengaruh Firm Size (ukuran perusahaan),
Multinational Status, Foreign Sales (penjualan luar negeri) terhadap
Rupiah-USD eksposur nilai tukar pada perusahaan eksportir yang tercatat
di Bursa Efek Indonesia (BEI) 2001-2010
Universitas Indonesia
Analisis eksposur..., Amalia Kusbintari B, FISIP UI, 2012
6
1.4
Signifikansi Penelitian
Terdapat dua signifikansi penelitian yang diharapkan dari penelitian
skripsi ini yaitu:
1. Signifikansi Akademis
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu di
bidang Keuangan Internasional khususnya Eksposur nilai tukar mata uang
asing. Selain itu diharapkan pula dapat menjadi salah satu sumber
informasi untuk menambah pengetahuan dan referensi
bagi peneliti
lainnya, terutama yang meneliti di bidang Eksposur nilai tukar.
2. Signifikansi Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran kepada Perusahaan
yang melakukan transaksi dengan mata uang asing tentang eksposur nilai
tukar yang terjadi pada perusahaan tersebut. Penelitian ini diharapkan dapat
menjadi masukan bagi perusahaan-perusahaan tersebut.
1.5
Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari
lima bab yang masing-masing terbagi menjadi beberapa sub-bab. Hal tersebut
dilakukan agar tercapai suatu pembahasan atas pokok permasalahan yang lebih
mendalam dan mudah diterapkan. Garis besar penulisan tersebut dapat diuraikan
sebagai berikut:
BAB 1
PENDAHULUAN
Bab ini menjabarkan latar belakang permasalahan, pokok
permasalahan yang akan dibahas pada penelitian ini beserta
pertanyaan
penelitian,
tujuan
penelitian
signifikansi
penelitian yang ditinjau dari sisi akademis dan sisi praktis
serta sistematika penulisan yang menjelaskan susunan bab
per bab pada penelitian ini.
Universitas Indonesia
Analisis eksposur..., Amalia Kusbintari B, FISIP UI, 2012
7
BAB 2
TINJAUAN LITERATUR
Pada bagian ini peneliti menjabarkan hasil penelitian sejenis
yang telah dilakukan sebelumnya menjadi rujukan bagi
penelitian ini dengan menyertakan penjelasan singkat
mengenai penelitian yang dijadikan acuan tersebut. Peneliti
juga memasukkan teori-teori yang digunakan peneliti dalam
melakukan analisis
BAB 3
METODE PENELITIAN
Dalam bab ini peneliti akan memaparkan metode penelitian
yang digunakan dalam penelitian ini. Metode penelitian
yang akan dijabarkan adalah penggunaan pendekatan
penelitian, jenis penelitian, teknik pengumpulan data, teknik
analisis data, site penelitian dan pembatasan penelitian
BAB 4
PEMBAHASAN
Bab ini berisi analisa dan dari pertanyaan penelitian. Akan
dilakukan pula uji penilitian berdasarkan metode yang
digunakan dan dianalisa akhirnya berdasarkan kerangka
teori yang telah dijabarkan pada bab 2
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini berisi kesimpulan yang diperoleh peneliti dari
keseluruhan rangkaian penulisan serta pemberian saransaran yang sekiranya dapat diambil berdasarkan hasil
penelitian peneliti
Universitas Indonesia
Analisis eksposur..., Amalia Kusbintari B, FISIP UI, 2012
BAB II
TINJAUAN LITERATUR
2.1
Penelitian Terdahulu
Dalam melakukan penelitian ini, peneliti mempelajari beberapa penelitian
terdahulu yang menjadi acuan dalam melakukan penelitian ini. Beberapa
penelitian terdahulu tersebut ditulis oleh, Kathryn M.E Dominguez dan Linda L.
Tesar (2005), Robert W. Faff dan Andrew Marshall (2005), Steve P. Fraser dan
Christos Pantzalis (2003), Edward H. Chow dan Hung-Ling Chen (1998), Ahmed
El-Masry, Omneya Abdel-Salam, & Amr Alatraby (2007)
serta Ainul Fitri
(2008).
Penelitian pertama dilakukan oleh Kathryn M.E Dominguez dan Linda L.
Tesar (2005) yang berjudul “Exchange Rate Exposure”. Penelitian ini meneliti
hubungan antara pergerakan nilai tukar dengan nilai perusahaan. Dengan sampel
penelitian pada perusahaan yang listing di delapan negara yaitu, Chile, Prancis,
Jerman, Itali, Japan, Belanda, Thailand, U.K selama periode 1980-1999. Model
yang digunakan adalah model regresi Adler & Dumas (1984) untuk meneliti
hubungan return saham dengan nilai tukar, kemudian meregresikan koefisien beta
dengan variabel nilai tukar terhadap sejumlah faktor lain yang dapat menerangkan
variabel tersebut. Menurut Dominguez & Tesar (2005) nilai tukar berpegaruh
signifikan terhadap sebagian besar perusahaan yang menjadi sampel penelitian
penelitian tersebut. eksposur nilai tukar terbukti berkorelasi dengan ukuran
perusahaan, status internasional, penjualan luar negeri, asset internasional dan
tingkat persaingan di level industri. Penelitian ini juga mencari penyebab
mengapa sebagian perusahaan terekspos namun sebagian lainnya tidak.
Dominguez & Tesar tidak menemukan bukti bahwa eksposur nilai tukar
berpengaruh pada sector tertentu, namun menemukan bahwa perusahaan kecil
terbukti lebih terekspos daripada perusahaan besar.
Penelitian kedua dilakukan oleh Robert W. Faff & Andrew Marshall
(2005) yang berjudul “International Evidence on the Determinants of Foreign
Exchange Rate Exposure of Multinational Corporations”. Penelitian ini dilakukan
8
Universitas Indonesia
Analisis eksposur..., Amalia Kusbintari B, FISIP UI, 2012
9
untuk meneliti faktor-faktor potensial penyebab eksposur nilai tukar pada nilai
perusahaan terhadap 123 perusahaan multinasional di U.S, U.K dan Asia Pasific,
dengan hasil bahwa sebagian besar perusahaan memiliki magnitude eksposur nilai
tukar yang tinggi karena terlibat aktivitas internasional yang besar. Ditemukan
juga bahwa para manajer perusahaan cendrun melihat dampak eksposur nilai tukar
dari perubahan short-term cashflow bukan nilai perusahaan. Perilaku manajer
inilah yang mempengaruhi strategi lindung nilai yang pada akhirnya akan
mempengaruhi nilai perusahaan.
Penelitian ketiga dilakukan oleh Steve P. Fraser dan Christos Pantzalis
(2003) yang berjudul “Foreign Exchange Rate Exposure of U.S. Multinational
Corporation: a Firm-Specific Approach”. Penelitian ini meneliti hubungan antar
.perubahan nilai tukar dan harga saham di U.S. dalam penelitian ini digunakan
proxy firm-specific nilai tukar untuk mennguji apakah pengembalian harga saham
dari perusahaan multinasional U.S dipengaruhi oleh perubahan nilai tukar. Model
yang digunakan adalah simple two factor least square regression sama seperti
yang diimplementasikan dalam penelitian Jorion (1990) dan He & Ng (1998).
Penelitian menggunakan sampel perusahaan yang bergerak di industri tambang
dan manufaktur di U.S yang melakukan aktivitas perdagangan internasional. Hasil
penelitian menemukan bahwa sebagian besar perusahaan dari sampel penelitian
terekspos oleh nilai tukar.
Penelitian keempat dilakukan oleh Edward H. Chow dan Hung-Ling Chen
(1998) dengan judul “The Determinants of Foreign Exchange Rate Exposure:
Evidence on Japanese Firms” menganalisis pengaruh eksposur nilai tukar
terhadap perusahaan multinasional yang berada di Jepang. Ditemukan bahwa
sekitar 25 persen dari sampel 171 perusahaan multinasional Jepang terkena efek
eksposur ekonomi positif yang signifikan untuk periode Januari 1979 sampai
Desember 1993. Sejauh mana perusahaan terkena fluktuasi nilai tukar dapat
dijelaskan oleh tingkat rasio ekspor dan oleh variabel yang proxy untuk kebutuhan
hedging tersebut. Perusahaan dengan leverage tinggi, atau perusahaan dengan
likuiditas rendah, cenderung memiliki eksposur yang lebih kecil. Eksposur asing
Universitas Indonesia
Analisis eksposur..., Amalia Kusbintari B, FISIP UI, 2012
10
ditemukan meningkat dengan ukuran perusahaan. Model yang digunakan dalam
penelitian ini adalah model regresi Jorion (1990).
Penelitian kelima dilakukan oleh Ahmed El-Masry, Omneya Abdel-Salam,
& Amr Alatraby (2007) dengan judul “The Exchange Rate Exposure of UK nonfinancial Companies” menganalisis pengaruh eksposur nilai tukar terhadap
perusahaan non keuanga yang berada di UK. Ditemukan bahwa perusahaan non
financial di UK terekspos oleh nilai tukar dengan level yang tinggi. Berdasarkan
hasil penelitian ditemukan juga bahwa operasi luar negeri perusahaan dan
aktivitas lindung nilai memberikan efek sensivitas terhadap eksposur nilai tukar
perusahaan. Mata uang negara yang diteliti dalam penelitian ini adalah Germany,
US, France, Italy dan Japan yang dianggap sebagai major trade partner UK
Model yang digunakan adalah model yang dikemukakan oleh jorion (1990).
Penelitian keenam ditulis oleh Ainul Fitri (2008) yang berjudul “Analisis
Pengaruh Nilai Tukar Terhadap Net Income dan Return Saham Perusahaan
Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2003-2006”.
Penelitian tersebut bertujuan melihat pengaruh perubahan nilai tukar terhadap
pendapatan bersih dan pengembalian saham pada perusahaan manufaktur dan
perbedaan pengaruh nilai tukar pada perusahaan manufaktur yang melakukan
kegiatan ekspor-import dan yang tidak. Model yang digunakan adalah model
regresi Adler & Simon (1986) dengan tiga variable nilai tukar. Hasilnya
ditemukan bahwa perubahan nilai tukar tidak berpengaruh secara signifikan
terhadap return saham perusahan eksportir.
Secara ringkas, perbandingan dari kelima penelitian tersebut dapat dilihat
dalam table 2.1 sebagai berikut:
Universitas Indonesia
Analisis eksposur..., Amalia Kusbintari B, FISIP UI, 2012
11
Tabel 2.1:
Tabel Perbandingan Tinjauan Pustaka
No.
Peneliti
Tujuan
Model
Sampel
Hasil
Eksposur
nilai
tukar
berkorelasi dengan Firm
Kathryn M.E
1
Dominguez
dan Linda L.
Tesar (2005)
Meneliti
hubungan antara
pergerakan
nilai
tukar dengan nilai
perusahaan.
Size,
Regresi
Adler
&
Dumas
(1984)
perusahaan
Multinational
Status,
Foreign
yang listing di International
delapan negara
persaingan
industri
Sales,
Assets,
di
level
yang
akan
mempengaruhi
nilai
perusahaan.
Robert W.
Faff dan
2
Andrew
Marshall
(2005)
meneliti faktor-
123
sebagian besar
faktor potensial
Regresi
perusahaan
perusahaan memiliki
penyebab
Adler &
multinasional
magnitude eksposur nilai
eksposur nilai
Dumas
di U.S, U.K
tukar yang tinggi karena
tukar pada nilai
(1984)
dan Asia
terlibat aktivitas
Pasific
internasional yang besar
perusahaan
perusahaan
3
Steve P.
meneliti
simple two
multinasional
Fraser dan
hubungan antar
factor
yang bergerak
Christos
.perubahan nilai
least
di industri
Pantzalis
tukar dan harga
square
tambang dan
(2003)
saham di U.S.
regression
manufaktur di
sebagian besar
perusahaan dari sampel
penelitian terekspos oleh
nilai tukar
U.S
Universitas Indonesia
Analisis eksposur..., Amalia Kusbintari B, FISIP UI, 2012
12
No.
Peneliti
Tujuan
Model
Sampel
Hasil
menganalisis
pengaruh
4
25 persen dari sampel
Edward H.
eksposur nilai
model
171
171 perusahaan
Chow dan
tukar terhadap
regresi
perusahaan
multinasional Jepang
Hung-Ling
perusahaan
Jorion
multinasional
terkena efek eksposur
Chen (1998)
multinasional
(1990).
Jepang
ekonomi positif yang
yang berada di
signifikan
Jepang
5
Ahmed El-
menganalisis
Masry,
pengaruh
Omneya
eksposur nilai
Abdel-Salam,
tukar terhadap
& Amr
perusahaan non-
Alatraby
finansial yang
(2007)
berada di UK
melihat pengaruh
perubahan nilai
6
Ainul Fitri
tukar terhadap
(2008)
pendapatan bersih
dan pengembalian
saham
Ditemukan bahwa
perusahaan non-finansial
model
regresi
Jorion
(1990).
Perusahaan
non-finansial
di UK
di UK terekspos oleh
nilai tukar. Serta operasi
luar negeri dan hedging
berpengaruh signifikan
terhadap eksposur nilai
tukar perusahaan.
Perusahaan
model
Manufaktur
regresi
yang Terdaftar
Adler &
di Bursa Efek
Simon
Indonesia
(1986)
Periode 20032006
ditemukan bahwa
perubahan nilai tukar
tidak berpengaruh secara
signifikan terhadap
return saham perusahan
eksportir
Sumber: diolah oleh peneliti
Universitas Indonesia
Analisis eksposur..., Amalia Kusbintari B, FISIP UI, 2012
13
2.2
KERANGKA TEORI
Dalam bagian ini akan dijelaskan teori-teori dasar yang menjelaskan
variabel-variabel dalam penelitian serta berisis teori-teori yang akan digunakan
peneliti dalam menganalisis hasil penelitian pada bagian akhir penelitian.
2.2.1
Pengertian dan Karakteristik Eksposur Nilai Tukar
Berbagai pengertian telah dikemukakan oleh para ahli. Seberapa
jauh suatu perusahaan dipengaruhi oleh perubahan kurs valuta asing secara
umum disebut eksposur nilai tukar (Kuncoro, 1996:242). Menurut Faisal
(2001:107)
menyatakan
bahwa
exposure
adalah
tingkat
dimana
perusahaan dipengaruhi oleh perubahan kurs.Eksposur nilai tukar menurut
Maurice Levi (1996) adalah kepekaan perubahan dalam nilai riil asset,
kewajiban atau pendapatan operasi yang dinyatakan dalam mata uang
domestik terhadap perubahan kurs yang tidak terantisipasi.
Beberapa aspek dari pengertian yang telah dikemukakan Levi perlu
untuk diperhatikan. Pertama, perlu diperhatikan bahwa eksposur
merupakan gambaran dan tingkat atau derajat perubahan nilai suatu objek
dalam mata uang asal terhdap perubahan kurs. Kedua, eksposur
berhubungan dengan nilai mata uang domestik riil. Maksudnya adalah,
jika dilihat dari sudut pandang Amerika Serikat eksposur adalah kepekaan
oerubahan nilai dollar A.S riil, setelah disesuaikan dengan inflasi, dari
asset, kewajiban dan pendapatan operasi dari perubahan kurs. Ketiga, kita
perlu memeperhatikan bahwa eksposur dapat terdapat pada asset dan
kewajiban atau pada pendapatan operasi perusahaan. Oleh karena nilai
asset dan kewajiban ditentukan oleh saat tertentu dan nilai pendapatan
operasi dihitung selama periode tertentu, maka kita lihat bahwa eksposur
terdapat pada sediaan (stock) dan aliran (flow).
Eksposur diukur dengan sensivitas dari hubungan sistematis antara
perubahan perubahan pada real value asset individual, kewajiban dan
pendapatan operasi (V) dengan perubahan nilai kurs (S). Dimana
sistematis yang dimaksud menunjukan kecendrungan perubahan V pada
Universitas Indonesia
Analisis eksposur..., Amalia Kusbintari B, FISIP UI, 2012
14
pola yang lebih kurang dapat diperkirakan karena perubahan Sµ.
Hubungan yang sistematis seperti bagaimana V dan Sµ secara rata-rata
terkait satu dengan yang lain. V yang sesungguhnya dikaitkan dengan
V tertentu tidak selalu sama, maka persamaan yang menggambarkan
hubungan antara V dan Sµ harus memasukan unsure kesalahan acak.
Persamaan seperti itu adalah persamaan regresi, yang untuk eksposur kurs
dollar rupiah dimana Sµ ($/Rp) = Sµ ($/Rp), memiliki bentuk:
V = Sµ ($/Rp) + µ
(2.1)
Sumber: (Levi, 1996 ed. 3)
Suku µ adalah kesalahan acak, disebut sebagai kesalahan regresi. Peranan
µ adalah untuk memungkinkan nilai V yang diperkirakan menjadi kurang
tepat untuk Sµ($/Rp) tertentu. .Disini  adalah koefisien regresi yang
menggambarkan hubungan sensitivitas antara V dengan Sµ ($/Rp).
Artinya  menjelaskan sensitivitas yang disebut eksposur nilai tukar. Oleh
karena  merupakan lereng dari garis yang digambarkan oleh persamaan
2.1
Eksposur yang diestimasikan adalah nilai estimasi dari . Akan
tetapi, sebelum memperhatikan pertanyaan-pertanyaan seperti seberapa
akurat estimasi dan seberapa berat keterkaitan V dengan Sµ, perlu
dibahas unit pengukuran eksposur, yakni . Apabila V dapat dipengaruhi
oleh beberapa kurs yang berbeda, yang terjadi ketika V adalah nilai dari
sebuah perusahaan yang memiliki asset dan kewajiban di banyak negara
dan dalam berbagai mata uang dan memperoleh pendapatan dibanyak
negara dan dalam berbagai mata uang.
2.2.2
Eksposur dan Resiko Nilai Tukar
Meskipun resiko dan eksposur valuta asing telah menjadi isu
sentral manajemen keuangan internasional, masih terdapat kebingungan
antara karakteristik dan pengukurannya walaupun dalam konseptual
Universitas Indonesia
Analisis eksposur..., Amalia Kusbintari B, FISIP UI, 2012
15
keduanya jauh berbeda. Menurut Levi (1996) Resiko nilai tukar berkaitan
dengan variabilitas dari nilai asset, kewajiban atau pendapatan operasi
yang dinyatakan dalam mata uang domestik karena perubahan kurs yang
tidak terantisipasi. Sedangkan eksposur menunjukan apa yang beresiko.
Menurut Adler & Dumas (1984), resiko nilai tukar tidak sama dengan
eksposur nilai tukar. Resiko nilai tukar muncul secara acak sebagai varians
dari nilai tukar yang hirapkan. Sedangkan eksposur adalah potensi
keuntungan atau kerugian yang timbul dari fluktuasi kurs, dapat
diidentifikasi
melalui
data statistic, serta
dapat
diprediksi
efek
potensialnya terhadap perusahaan. Perusahaan dapat mengantisipasi resiko
nilai tukar dengan analisis frekuensikejadian resiko sehingga mudah
melakukan analisis lindung nilai. Disisi lain eksposur nilai tukar adalah
tingkat dimana perusahaan dipengaruhi oleh kurs.
Perusahaan yang menjalankan bisnis internasional tidak akan dapat
terhindar dari resiko perubahan nilai tukar yang dapat mempengaruhi
penyelsaian kontrak-kontrak, arus kas dan nilai perusahaan. Walaupun
pergerakan kurs dapat diramalkan dengan akurasi yang sempurna,
perusahaan setidaknya dapat mengukur eksposur perusahaan terhadap nilai
tukar. Jika perusahaan sangat terekspos oleh lukuasi kurs, perusahaan
dapat mengimplementasikan teknik-teknik lindung nilai, perusahaan harus
terlebih dahulu mengukur tingkat eksposurnya. Secara konvesional,
Menurut Madura (2000:275) bahwa eksposur nilai tukar itu sendiri terbagi
oleh 3 macam. Pertama, Eksposur Transaksi yaitu sejauh mana fluktuasi
nilai tukar akan mempengaruhi nilai dari cash transaction, sesuai dengan
karakter perdagangan internasional yang mengenal adanya delay waktu
pembayaran. Kedua, Eksposur ekonomi sejauh mana fluktuasi nilai tukar
akan mempengaruhi present value arus kas perusahaan di masa depan,
baik MNC maupun perusahaan domestik yang berhadapan langsung
dengan perdagangan internasional. Ketiga, Translation Eksposur sejauh
mana fluktuasi nilai tukar akan mempengaruhi perhitungan laporan
keuangan perusahaan (www.ilerning.com).
Universitas Indonesia
Analisis eksposur..., Amalia Kusbintari B, FISIP UI, 2012
16
2.2.3
Apakah Resiko Nlai Tukar Relevan
Beberapa argumentasi menyatakan bahwa eksposur perusahaan
terhadap resiko nilai tukar tidak relevan sehingga perusahaantidak perlu
mengukur dan mengelola eksposurnya. Salah satu argumentasi adalah
teori Puchasing Power Parity (PPP) yang menyatakan bahwa pergerakan
nilai tukar akan diimbangi dengan pergerakan harga. Seperti contoh
Franklin Co adalah eksportir AS yang mendominas ekspor di pasar euro.
Jika euro melemah sebesar 3% karena paritas daya beli yang menyiratkan
bahwa terjadi inflasi di euro sebesar 3% lebih tinggi dari di AS. Jika
persaingan di Eropa menaikan harga sejalan dengan inflasi yang terjadi di
Eropa, Franklin Co dapat menaikan harga komoditas tanpa takut
kehilangan pelanggan. Para kritikus berpendapat bahwa keberadaan yang
saling mengimbangi membuat resiko nilai tukar tidak relevan. Namun
teori PPP tidak selalu terjasi di dunia nyata. Sangat mungkin bahwa nilai
tukar tidak akan berubah dalam presentasi yang sama dengan selisih
inflasi antara dua negara.
Kedua, investor pada perusahaan multinasinal memiliki pilihan
untuk melakukan lindung nilai (hedging) resiko nilai tukar yang mereka
hadapi. Dengan demikian resiko nilai tukar dikatakan tidak relevan bagi
perusahaan karena para investor dapat menanggulangi resiko secara
individual. Argument tersebut mengasumsi bahwa para investor memiliki
informasi yang lengkap mengenai eksposur perusahaan serta memiliki
kemampuan untuk mengisolasi eksposur individual mereka secara epat.
Namun jika perusahaan yang melakukan lindung nilai untuk investor maka
eksposur nilai tukar adalah sesuatu yang relevan bagi perusahaan.
Fluktuasi laba luar begeri dapat menyebabkan pertumbuhan
perusahaan yang tidak menentu sehingga dianggap dapat merugikan
perusahaan. Strategi lindung nilai dapat mengurangi fluktuasi arus kas
perusahaan karena pengeluaran dan penerimaan kas tidak akan
berfluktuasi sebagaimana halnya dengan fluktuasi nilai tukar. Lindung
nilai
dapat
mengurangi
kemungkinan
bangkrut,
memungkinkan
Universitas Indonesia
Analisis eksposur..., Amalia Kusbintari B, FISIP UI, 2012
17
perusahaan untuk mendapatkan pinjaman dana. Lindung nilai juga
memungkinkan
perusahaan
untuk
meramalkan
pengeluaran
dan
penerimaan kas di masa depan dengan lebih akurat sehingga
meningkatkan profitabilitas perusahaan.
2.2.4
Lindung Nilai (Hedging)
Pengertian hedging menurut kamus yaitu menutup transaksi jual
beli komoditas, sekuritas atau valuta yang sejenis untuk menghindari
kemungkinan kerugian karena perubahan harga sedangkan hedging
menurut pasar komoditas adalah proteksi dari risiko kerugian akibat
fluktuasi harga. Hedging ini dapat dilaksanakan melalui bursa berjangka
dengan membuka kontrak beli atau jual atas suatu komoditas sejalan
dengan perdagangan komoditas tersebut di pasar fisik.
Menurut Madura (2000:275) hedging adalah tindakan yang
dilakukan untuk melindungi sebuah perusahaan dari exposure terhadap
nilai tukar. Exposure terhadap fluktuasi nilai tukar adalah sejauh mana
sebuah perusahaan dapat dipengaruhi oleh fluktuasi nilai tukar.
2.2.4.1 Natural Hedging
yaitu mencari pendanaan yang berdenominasi sama
dengan pinjaman yang dilakukan. Misalnya Pemerintah harus
melakukan natural hedging, yaitu mencari dana dana baru untuk
membayar kembali pinjaman yang berdenominasi yen Jepang.
Contoh lain adalah Indosat juga mempunyai pendapatan US$ dari
bisnis satelit dan sambungan langsung internasional. Artinya
perseroan telah melakukan lindung nilai alamiah (natural hedging).
2.2.4.2 Money market hedging
Hedging di pasar uang yakni aktivitas lindung nilai untuk
utang maupun piutang di masa depan, dengan cara mengambil
posisi di pasar uang. Money market hedge meliputi aktivitas
meminjam
dan
berinvestasi
dengan
mata
uang
yang
Universitas Indonesia
Analisis eksposur..., Amalia Kusbintari B, FISIP UI, 2012
18
berbeda. Misalnya jika sebuah perusahaan punya piutang sebanyak
$100,000, maka terekspos risiko jika nantinya Dollar melemah
terhadap Rupiah. Untuk mengeliminasi risiko tersebut, maka
perusahaan bisa mengambil pinjaman dalam Dollar, menukarnya
ke Rupiah, kemudian berinvestasi pada pasar uang. Selanjutnya
hasil pembayaran piutang tersebut akan digunakan untuk melunasi
pinjaman.
2.2.4.3 Forward hedging
Cara yang paling sederhana dalam menghilangkan
transaction exposure adalah dengan melakukan forward hedge.
Forward hedge memungkinkan perusahaan untuk mematok nilai
valas untuk masa depan, yang sudah ditentukan sejak hari ini.
Kontrak forward pada umumnya dilakukan dengan pihak bank
sebagai counterparty.
Misalnya, sebuah perusahaan AS mengekspor ke Eropa,
dan akan menerima pembayaran sebesar €50,000 dalam 90 hari ke
depan. Spot rate saat ini adalah $1.3950/€, sementara 3-month
forward rate adalah $1.3840/€. Dengan melakukan forward hedge,
maka dalam 3 bulan mendatang perusahaan AS akan menerima
€50,000 dan menukarkannya pada rate $1.3840/€, dan menerima
$62,900. Meskipun lebih kecil dari perkiraan $69,750 tanpa
hedging, namun dengan melakukan forward hedge berarti
mengeliminasi transaction exposure. Tanpa melakukan hedging,
maka perusahaan terekspos oleh risiko pergerakan mata uang asing,
bias gain ataupun loss.
Keunggulan menggunakan forward yakni seandainya rate
forward memprediksi spot rate di masa depan dengan tepat, maka
real cost of hedging adalah nol. Kekurangan dari forward hedge
antara lain adalah bisnis kecil kadang tidak dapat mengaksesnya,
karena bank terekspos risiko bahwa perusahaan tidak memenuhi
Universitas Indonesia
Analisis eksposur..., Amalia Kusbintari B, FISIP UI, 2012
19
kontrak forward tersebut. Perusahaan yang creditworthinessnya
kurang baik juga bisa ditolak oleh bank. Sehingga, salah satu opsi
lainnya yakni dengan melakukan futures hedge.
2.2.4.4 Future Hedging
Konsep dalam forward dan futures hedge pada dasarnya
sama, yang berbeda adalah mekanismenya. Kelemahan dari
metode ini adalah penggunaan marked to market, sehingga dalam
pergerakan harian bisa tercipta gain ataupun loss, dan jika margin
tidak cukup kuat, maka bisa terkena call margin. Future hedge di
perdagangkan di pasar modal dengan Isi kontrak standar (misal:
selalu jatuh tempo minggu ke 3 tiap bulan X, setelmen memakai
cash di akhir tempo) dan untung rugi dibukukan tiap hari
2.2.4.5 Option contract hedging
Hedging
menggunakan
option
yakni
dengan
menggunakan hak beli atau hak jual sejumlah mata uang asing
pada tingkat harga tertentu untuk melakukan lindung nilai.
Hedging options memungkinkan perusahaan untuk melindungi
risiko pergerakan mata uang asing yang tidak diharapkan, juga
memungkinkan perusahaan untuk meraih keuntungan.
Option dikenal dengan istilah put option (hak untuk
menjual) dan call option (hak untuk membeli). Opsi menyediakan
hak untuk membeli atau menjual suatu valuta tertentu dengan
harga tertentu selama periode waktu tertentu. Tujuan dari option
ini untuk hedging.
2.2.4.6 Currency Swap hedging
Currency
Swap
adalah
kesempatan
untuk
mempertukarkan satu valuta dengan valuta lain pada kurs dan
tanggal tertentu dengan menggunakan bank sebagai perantara
antara dua belah pihak yang ingin melakukan currency Swap.
Universitas Indonesia
Analisis eksposur..., Amalia Kusbintari B, FISIP UI, 2012
BAB 3
METODE PENELITIAN
3.1
Pendekatan Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif karena menggunakan
proses pemikiran deduktif, yang melihat pola umum ke pola khusus. Proses
pemikiran ini mendasarkan penelitian pada teori-teori atau hipotesis yang telah
ada sebelumnya yang berhubungan dan dapat menjelaskan mengenai eksposur
nilai tukar.
3.2
Jenis Penelitian
Jenis penelitian dapat dikelompokan berdasarkan tujuan, manfaat dan
dimensi waktu penelitian. Berdasarkan tujuannya, penelitian ini dikategorikan
sebagai penelitian eksplanatif. Penelitian eksplanatif bemaksud untuk menjelaskan
kedudukan variable-variabel yang diteliti serta hubungannta dengan variable
lainnya.
Berdasarkan manfaatnya, penelitian ini dikategorikan sebagai penelitian
Terapan. Peneltian ini dilakukan untuk mengembangankan teori dan tidak
memperhatikan kegunaan langsung yang bersifat praktis.
Berdasarkan teknik pengumpulan data, penelitian ini termasuk ke dalam
penelitian kuantitatif di mana data-data yang diperoleh berupa angka (existing
data statistic). Peneliti pertama mengumpulkan data perusahaan yang telah listing
di bursa efek sebelum tahun 2001 kemudian melakukan pengecekan perusahaan
yang melakukan kegiatan ekspor. Data-data perusahaan yang melakukan kegiatan
ekspor di Indonesia dari laporan keuangan perusahaan yang didapat dari
BAPEPAM.
3.3
Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan yang listing di Bursa Efek
Indonesia. Sampel penelitian dipilih dengan mekanisme Purposive Sampling,
yaitu seluruh perusahaan yang memenuhi criteria yang telah ditentukan oleh
peneliti (Siagian & Sugiarto, 2002). Pemilihan sampel didasarkan pada hasil
penelitian Domininguez & Tesar (2005) yang membuktikan semakin besar
20
Universitas Indonesia
Analisis eksposur..., Amalia Kusbintari B, FISIP UI, 2012
21
keterlibatan perusahaan dalam bisnis internasional, yang diproksikan dengan
tingkat foreign sales, maka semakin besar pula eksposur nilai tukarnya. Selain itu
Domininguez & Tesar (2005) juga telah membuktikan bahwa eksposur nilai tukar
berkorelasi dengan Firm Size, Multinational Status, International Assets. Dengan
demikian, kriteria sampelnya adalah sebagai berikut:
1. Perusahaan melakukan kegiatan Ekspor
2. Perusahaan memiliki penjualan luar negeri (foreign sales) yang positif
selama 2001 hingga 2010
3. Perusahaan non-finansial
4. Telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia sebelum 1 Januari 2001, dan tidak
mengalami delisting dari Bursa Efek Indonesia hingga 31 Desember 2010.
3.4
Pengolahan Data
Pengolahan data pada penelitian ini menggunakan beberapa software,
yaitu Microsoft Excel 2007, digunakan untuk mengumpulkan data agar dapat
digunakan pada Eviews. Eviews 6.0 yang digunakan untuk melakukan analisis
regresi data panel.
3.5
Model Penelitian
Model penelitian yang digunakan dalam penelitian ini dilakukan dengan 2
tahap regresi sederhana. Tahap I digunakan untuk melihat adanya pengaruh
perubahan nilai tukar terhadap nilai perusahaan dengan model penelitian adalah
model regresi sederhana sebagai berikut:
(3.1)
Sumber: (Dominguez & Tesar, 2005)
Dimana:
= Return Saham Perusahaan
IHSG = Indeks Harga Saham Gabungan
FX = Perubahan Nilai Tukar
Universitas Indonesia
Analisis eksposur..., Amalia Kusbintari B, FISIP UI, 2012
22
Dalam melakukan perhitungan Perubahan nilai tukar, dilakukan regresi
tahap II untuk melihat adanya pengaruh variable firm size, multinational status
dan foreign sales terhadap variable perubahan nilai tukar. Model di bagi menjadi 3
berdasarkan tingkat firm size.
Model II-Small
(3.2)
Sumber: (Dominguez & Tesar, 2005)
Model II-Medium
(3.3)
Sumber: (Dominguez & Tesar, 2005)
Model II-Large
(3.4)
Sumber: (Dominguez & Tesar, 2005)
Dimana:
2 = Perbahan Nilai tukar
SIZESMALL = Perusahaan dengan Size Small
SIZEMEDIUM = Perusahaan dengan Size Medium
SIZELARGE = Perusahaan dengan Size Large
MSTATUS = Multinational Status Perusahaan
FSALES = Penjualan Luar Negri Perusahaan
3.6
Variabel Penelitian
Dalam penelitian ini, terdapat dua variabel penelitian, yaitu variabel
independen dan variabel dependen. Variabel independen adalah variabel yang
memiliki pengaruh terhadap variabel lainnya (dependen). Variabel dependen
adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel independen (Sugiyono, 2002).
Universitas Indonesia
Analisis eksposur..., Amalia Kusbintari B, FISIP UI, 2012
23
Selain itu dalam penelitian ini akan dilakukan dua tahap regresi, sehingga akan
dijabarkan variable penelitian berdasarkan model regresi dua tahap. Variabelvariabel pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
3.6.1
Variabel dependen & Independen Model I
Variabel dependen pada penelitian ini adalah return saham
perusahaan yang merupakan proxy dari nilai perusahaan. Dimana return
saham didapatkan dari perhitungan selisih antara harga penutupan akhir
tahun t dengan harga penutupan awal tahun t.
Variabel independen pertama pada model I ini adalah Market
Return Portofolio. Variabel ini di proxy kan dengan Indeks Harga Saham
Gabungan (IHSG) yang didapat dari rata-rata dari nilai high dan low
tahunan IHSG.
Variabel independen kedua pada model I adalah Perubahan Nilai
Tukar. Variabel perubahan nilai tukar merupakan variabel independen dari
perubahan nilai tukar langsung antara rupiah dengan US dollar. Nilai tukar
IDR-USD didapat dari selisih antar kurs tengah akhir tahun t dengan kurs
tengah awal tahun t.
3.6.2
Variabel dependen & Independen Model II
Variabel dependen pada model II adalah beta hasil regresi time
series per perusahaan sesuai dengan rumus model I penelitian pada
variabel independen perubahan nilai tukar. variable ini merupakan variable
perubahan nilai tukar langsung antara rupiah dengan US dollar. Nilai tukar
IDR-USD didapat dari selisih antar kurs tengah akhir tahun t dengan kurs
tengah awal tahun t. rumus regresi yang digunakan adalah sebagai berikut:
(3.5)
Sumber: (Dominguez & Tesar, 2005)
Variabel Independen digunakan dalam penelitian ini untuk
membuktikan
adanya
pengaruh
Firm
Size
(ukuran
perusahaan),
Multinational Status, Foreign Sales (penjualan luar negeri), terhadap
Universitas Indonesia
Analisis eksposur..., Amalia Kusbintari B, FISIP UI, 2012
24
eksposur nilai tikur yang akan berpengaruh terhadap nilai perusahaan
pada penelitian ini adalah faktor-faktor internal perusahaan yang dapat
ditemukan pada laporan keuangan dan annual report perusahaan, yaitu:
3.6.2.1 Firm size
Firm size adalah ukuran besar kecilnya suatu perusahaan
yang bisa dilihat dari total penjualan, rata-rata tingkat penjualan,
dan total aset. Sebuah perusahaan dikatakan small berarti nilai
kapitalisasi perusahaannya berada di bawah median pasar, dan
dikatakan big berarti nilai kapitalisasi perusahaan tersebut berada
di atas median pasar. Dengan kata lain, firm size adalah nilai pasar
(market value) dari suatu perusahaan.
Firm
size
dalam
penelitian
ini
dihitung
dengan
menggunakan logaritma natural dari Market Capitalization agar
besarnya nilai tidak terlalu berbeda dan digit tidak terlalu panjang.
Kemudian dilakukan pengkategorian perusahaan menjadi small,
medium dan big berdasarkan market capitalization. Variable
dummy digunakan untuk perusahaan large-sized dengan market
cap 33% teratas, medium-sized dengan market cap 33% tengah dan
small-sized dengan market cap 33% terendah. Rumus market
capitalization yang digunakan adalah
Market Cap =
Total Outstanding Share Χ Market Price of One Share
(3.6)
Sumber:Fact Book IDX, 2007
3.6.2.2 Foreign Sales
Berdasarkan
jurnal
Faff
&
Marshall
(2005)
dan
Dominguez & Tesar (2005) Foreign Sales berpengaruh secara
positif terhadap eksposur nilai tukar perusahaan. Foreign sales atau
penjualan luar negeri adalah penjualan perusahaan dari aktivitas
penjualan produk yang dikirim ke luar negeri (penjualan ekspor).
Universitas Indonesia
Analisis eksposur..., Amalia Kusbintari B, FISIP UI, 2012
25
Foreign Sales didapat dari laporan keuangan perusahaan tahunan.
Variabel ini merupakan presentase dari total penjualan luar negeri
(penjualan
ekspor)
terhadap
total
penjualan
keseluruhan
perusahaan. Dengan lebih jelas digambarkan dengan rumus
dibawah ini
(3.7)
Sumber: (Dominguez & Tesar, 2005)
3.6.2.3 Multinational Status
Dominguez & Tesar (2005) berdasarkan atas hasil
penelitian dalam jurnalnya, dikatakan bahwa status multinasional
persuhaan berpengaruh terhadap eksposur yang terjadi di
perusahaan.
Madura
(1998)
mendefinisikan
Perusahaan
Multinasional sebagai perusahaan yang terlibat dalam beberapa
bisnis internasional. Manajer perusahaan multinasional melakukan
manajemen keuangan internasional, yang melibatkan investasi
internasional dan keputusan pembiayaan yang ditujukan untuk
memaksimalkan nilai dari MNC tersebut. Variable ini merupakan
variable dummy dengan nilai 1 untuk perusahaan yang berstatus
multinasional / internasional dan 0 untuk perusahaan yang tidak
bersatus multinasional / internasional.
(MSTATUS) =
as firms that engage in some form of
(3.8)
international business
Sumber: (Madura, 1998 ed. 5)
3.7
Hipotesis Penelitian
Penelitian-penelitian terdahulu masih sedikit yang menghubungkan
pengaruh Firm Size (ukuran perusahaan), Multinational Status, Foreign Sales
(penjualan luar negri), International Assets (international asset) secara
Universitas Indonesia
Analisis eksposur..., Amalia Kusbintari B, FISIP UI, 2012
26
keseluruhan terhadap eksposur nilai tukar. Chow dan Chen (2005) serta Fraser
dan Pantzalis (2003) hanya mengaitkan faktor Firm Size terhadap Eksposur nilai
tukar pada perusahaan. Penelitian yang dilakukan oleh Domininguez dan Tesar
(2005) berhasil meneliti keterlibatan semua variabel dalam penelitian ini dengan
hubungannya dengan Eksposur nilai tukar.
Penelitian ini memiliki empat hipotesis yang akan diuji, yaitu:
Hipotesis 1
Faff & Marshall (2005) memaparkan bahwa Eksposur nilai tukar
berpengaruh terhadap nilai perusahaan yang di proxy kan dengan return saham
perusahaan, dengan demikian hipotesis pertama dari penelitian ini adalah:
H1
: Terdapat pengaruh antara eksposur nilai tukar terhadap return saham
perusahaan
Hipotesis 2a, 2b, dan 2c
Dominiguez & Tesar (2005) memaparkan bahwa firm size memiliki
korelasi dengan Eksposur nilai tukar. Keuntungan dari ciri khas suatu perusahaan,
seperti brand, skala ekonomi internal dan eksternal, R&D, diferensiasi produk,
keahlian manajerial, dan kebijakan promosi dari pemerintah, secara normal
meningkat seiring dengan firm size atau lebih berhubungan dengan perusahaan
yang lebih besar.
H2a : Jika firm size kecil (small), perusahaan akan cenderung terekspos nilai
tukar
H2b : Jika firm size sedang (medium), perusahaan akan cenderung terekspos nilai
tukar
H2c : Jika firm size besar (large), perusahaan akan cenderung tidak terekspos
nilai tukar
Hipotesis 2d
Foreign Sales merupakan total penjualan perusahaan di luar negeri.
Perusahaan dengan kegiatan ekspor cendrung melakukan penjualan keluar negeri
dengan mata uang asing. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Dominiguez dan
Universitas Indonesia
Analisis eksposur..., Amalia Kusbintari B, FISIP UI, 2012
27
Tesar (2005), perusahaan dengan tingkat foreign sales yang lebih besar cendrung
terekspos oleh nilai tukar. Sehingga hipotesis dalam penelitian ini adalah
H2d : Semakin besar foreign sales perusahaan, maka perusahaan cendrung
terekspos leh nilai tukar.
Hipotesis 2e
Perusahaan yang memiliki proporsi yang tinggi atas pendapatannya dari
penjualan luar negeri akan cenderung untuk melakukan investasi di luar negeri.
Ini dimungkinkan terjadi pada perusahan berskala multinational. Dalam
penelitiannya Dominiguez dan Tesar (2005) melihat adanya pengaruh
multinational status terhadap Eksposur Nilai Tukar, sehingga hipotesis dalam
penelitian ini adalah
H2e : Perusahaan dengan status multinational company, perusahaan cendrung
terekspos oleh nilai tukar
3.8
Teknik Analisis Data
Penelitian ini menggunakan dua model penelitian dengan jenis data panel.
Dimulai dengan uji asumsi klasik kemudian uji pemilihan model dan diakhiri
dengan uji regresi. Kriteria analisis yang digunakan pada kedua model berjenis
sama yaitu R2 dan Adjusted R2, Signifikansi Linear Berganda (F-stat) dan
Signifikansi Parsial (T-stat).
3.8.1
Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif adalah tipe umum dari statistik sederhana yang
digunakkan peneliti untuk mendeskripsikan pola dasar dari data penelitian
(Neuman, 2007). Sementara menurut Ghozali (2005), statistik deskriptif
merupakan statistik yang memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang
dilihat dari nilai rata-rata (mean), nilai tengah (median), standar deviasi, varians,
nilai minimum, dan nilai maksimum.
Universitas Indonesia
Analisis eksposur..., Amalia Kusbintari B, FISIP UI, 2012
28
3.8.2 Uji Asumsi Klasik
3.8.2.1 Uji Normalitas
Uji normalitasi bertujuan untuk menguji apakah variabel
tersebut memiliki distibusi normal atau tidak (Hardikasari, 2011).
Sementara itu, menurut Ghozali (2005) uji normalitas bertujuan untuk
menguji apakah dalam model regresi variabel penganggu atau residual
memiliki distribusi normal agar uji statistic ntuk jumlah sampel yang kecil
hasilnya tetap. Menurut Gujarati (2004), terdapat tiga pengujian yang bisa
dilakukan dalam uji normalitas yakni (1) histogram atau residual, (2)
normal probability plot (NPP), dan Jarque-Bera test.
3.8.2.2 Uji Autokorelasi
Pengujian autokorelasi dilakukan untuk menguji apakah dalam
suatu model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengguna pada
periode t dengan kesalahan pada periode t-1 (Ghozali, 2005 dalam
Sabrinna, 2010). Autolorelasi muncul karena observasi yang berurutan
sepanjang waktu berkaitan satu sama lain. Masalah ini timbul karena
residual tidak bebas dari satu observasi ke observasi lainnya (Ghozali,
2007 dalam Sabrinna, 2010). Salah satu uji formal yang populer untuk
menguji autokorelasi adalah uji Durbin-Watson (DW) (Nachrowi dan
Usman, 2006).
3.8.2.3 Uji Multikolinearitas
Masalah multikolinearitas terjadi pada saat adanya hubungan
yang kuat atau sempurna diantara satu atau semua variabel independen
pada model regresi yang diteliti. Hal ini akan membuat model menjadi
kurang efisien karena dapat mengganggu keakuratan model secara
signifikan. Model yang baik adalah dimana tidak terdapat hubungan yang
kuat
diantara
variabel
independen
atau
tidak
terdapat
gejala
multikolinearitas. Jika terjadi multikolinearitas pada model, maka akan
membuat koefisien regresi menjadi sulit untuk ditaksir. Ada atau tidaknya
multikolinearitas dalam model data dilihat dari ciri-cirinya. Beberapa ciricirinya adalah tinginya nilai R-squared, t-statistik dari masing-masing
Universitas Indonesia
Analisis eksposur..., Amalia Kusbintari B, FISIP UI, 2012
29
variabel independen yang tidak signifikan, nilai standard error yang
sangat besar dan kurang akurat, serta nilai F-statistic yang signifikan, juga
tingkat kesensitifan yang tinggi terhadap perubahan kecil pada data.
3.8.2.4 Uji Heteroskedastisitas
Heteroskedastisitas merupakan suatu keadaan dimana model
regresi yang bersifat BLUE (Best Linier Unbiased Estimate) memiliki
varian yang berubah-ubah atau tidak konstan. Dalam mendeteksi
heteroskedastisitas dapat dilakukan serangkaian pengujian yakni pengujian
grafik dan uji formal. Uji formal sendiri terdiri dari beberapa metode yaitu
(a) Uji Park, (b) Uji Goldfeld dan Quandt, (c) Uji Breusch-Pagan-Godfrey
(BPG), dan (d) Uji White. Penelitian ini akan menggunakan Uji White
untuk mendeteksi adanya heteroskedastisitas (Nachrowi dan Usman,
2006). Dengan melihat nilai Obs*R-squared pada hasil Heteroskedasticity
Test: White dan significance level =5%. Hipotesis yang digunakan adalah:
Obs*R-squared
>
significance
level,
maka
terdapat
heteroskedastisitas
Obs*R-squared < significance level, maka tidak terdapat
heteroskedastisitas
3.8.3 Uji Regresi
Model pengujian regresi diawali dengan uji pemlihan model yang akan
digunakan. Dalam pemilihan model dilakukan untuk menentukan model data
panel yang akan digunakan dalam mengolah data, apakah dengan OLS (Ordinary
Least Square), FEM (Fixed Effect Model), atau REM (Random Effect Model).
Terdapat dua uji yang dapat dilakukan untuk memilih tiga model tersebut. Uji
chow untuk memilih model OLS atau FEM dan uji hausmann untuk memilih
antara model FEM maupun REM. Pengujian model yang digunakan untuk
memilih model menggunakan Uji Hausmann dan Uji Chow.
Universitas Indonesia
Analisis eksposur..., Amalia Kusbintari B, FISIP UI, 2012
30
3.8.4 Kriteria Statistik Model
3.8.4.1 R2 dan Adjusted R2 (Koefisien Determinasi)
Menurut Nachrowi dan Usman (2006) koefisien determinasi
(goodness of fit) yang dinotasikan dengan R2 merupakan suatu ukuran
yang penting dalam regresi, karena dapat menginformasikan baik atau
tidaknya model regresi yang terestimasi atau dengan kata lain seberapa
dekat garis regresi yang terestimasi dengan data sesungguhnya. Nilai
koefisien determinasi ini mencerminkan seberapa besar variasi dari
variabel terikat dapat diterangkan oleh variabel bebas. Apabila R2
mendekati 1 maka variasi dari variabel terikat dijelaskan sepenuhnya oleh
variabel bebas, sememtara apabila R2 mendekati 0 maka variasi dari
variabel terikat tidak dapat dijelaskan oleh variabel bebas.
3.8.4.2 Signifikansi Linear Berganda (F-stat)
Nachrowi dan Usman (2006) menyatakan bahwa Uji F
diperuntukkan guna melakukan uji hipotesis koefisien (slope) regresi
secara bersamaan. Nilai F-stat digunakan untuk melihat apakah
keseluruhan variabel independen secara bersama-sama signifikan atau
tidak
mempengaruhi
variabel
independen.
Cara
pengujiannya
menggunakan suatu tabel yang disebut tabel ANOVA (Analysis of
Variance).
Hasil didapatkan dengan membandingkan f hitung dan f tabel.
Apabila f hitung > f tabel maka H0 ditolak dan H1 diterima dan sebaliknya.
Sementara apabila dilihat berdasarkan probabilitas maka probabilitas >
0.05 (<0.05) menandakan bahwa H0 diterima (ditolak) (Sabrinna, 2010).
Universitas Indonesia
Analisis eksposur..., Amalia Kusbintari B, FISIP UI, 2012
31
3.8.4.3 Signifikansi Parsial (T-stat)
Uji t dilakukan untuk menghitung koefisien secara individu
(Nachrowi dan Usman, 2006) atau dapat dikatakan sebagai uji yang
bertujuan untuk menguji secara signifikan dari masing-masing variabel
bebas terhadap variabel terikatnya (Hardikasari, 2011).
Adapun kriteria pengujian sebagai berikut :
1. Perbandingan t-stat dan t-tabel
bila t-stat > t-tabel maka H0 ditolak
bila t-stat < t-tabel maka H0 diterima
2. Probabilitas :
Probabilitas (p-value) > significance level, maka H0 diterima
Probabilitas (p-value) < significance level, maka H0 ditolak
Universitas Indonesia
Analisis eksposur..., Amalia Kusbintari B, FISIP UI, 2012
32
3.9 Tahapan Penelitian
Alur dari tahapan penelitian dapat dilihat pada gambar dibawah ini:
Pengumpulan data & pemilihan sampel
Pengumpulan data keuangan & peinginputan
Uji asumsi klasik model I
Pemilihan model yang digunakan pada model I
Pengujian hipotesis model I
Analisa & intrepretasi hasil model I
Penginputan data untuk model II sesuai dengan hasil
regresi Model I
Uji asumsi klasik model II
Pemilihan model yang digunakan pada model II
Pengujian hipotesis model II
Analisa & intrepretasi hasil model II
Penarikan kesimpulan dan hasil
Sumber: Hasil Olahan Peneliti, 2012
Gambar 3.1 :
Alur Tahapan penelitian
Universitas Indonesia
Analisis eksposur..., Amalia Kusbintari B, FISIP UI, 2012
BAB 4
PEMBAHASAN
4.1 Objek Penelitian dan Deskriptif Data
4.1.1 Objek Penelitian
Jumlah awal perusahan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia hingga akhir
tahun 2011 berjumlah 439 perusahaan. Berdasarkan kriteria sampel yang telah
ditetapkan pada penelitian ini, yaitu melakukan kegiatan ekspor, bukan
merupakan perusahaan keuangan (non-financial firm), memiliki anka penjualan
luar negeri yang positif selama periode penelitian serta telah tercatat sebelum
tanggal 1 Januari 2001 dan tidak melakukan delisting hingga tanggal 31
Desember 2010, berjumlah 89 perusahaan. Perusahaan yang melaporkan laporan
tahunan dan laporan keuangan secara berturut-turut dan lenkap dalam jangka
waktu tersebut berjumlah 57 perusahaan, dengan ouliers yang berjumlah 27
perusahaan, sehingga sampel yang digunakan dalam penelitian berjumlah 30
perusahaan.
Tabel 4.1 : Pemilihan Sampel Penelitian
Pemilihan Sampel Penelitian
Total
Perusahaan yang tercatat di bursa efek indonesia
439
Perusahaan yang masuk ke dalam sampel penelitian (melakukan
89
kegiatan ekspor, non-financial firm, memiliki foreign sales,
terdaftar di BEI sebelum 01-jan-2001 dan tidak delisting hingga
31-des-2010)
Melaporkan laporan tahunan dan laporan keuangan secara
57
berturut-turut dan lengkap dalam jangka waktu tersebut yang
dapat diunduh pada situs BEI maupun situs perusahaan
Keseluruhan Sampel
30
Sumber: Hasil Olahan Peneliti, 2012
33
Analisis eksposur..., Amalia Kusbintari B, FISIP UI, 2012
Universitas Indonesia
34
4.1.2 Deskriptif Data
Analisis deskriptif data memberikan gambaran tentang data penelitian.
Berdasarkan sampel penelitian yang digunakan, diperoleh gambaran statistik yang
berfungsi untuk mengetahui karakteristik sampel yang digunakan, meliputi ratarata
(mean), median, minimum, maksimum, dan tingkat penyimpangan data
(standar deviasi).
Penelitian ini menggunakan dua model penelitian dengan variabel
dependent yang berbeda. Model 1 pada penelitian ini variabel terdiri dari return
saham perusahaan, ihsg dan fx (perusahan nilai tukar). Pada model II variable
terdiri dari beta2 (beta hasil regresi model I vaiabel fx), size perusahaan, foreign
sales dan multinational status.
Tabel 4.2 : Tabel Deskriptif Data Model I
Mean
Median
Maximum
Minimum
Modus
Std. Dev.
RETURN
IHSG
FX
303.04
7.031972
20
7.151363
26600
8.049055
-31400
6.007691
-50
3433.482
6.007691
0.688532
11.5
-65
1550
-1580
-1007
1001.36
Sumber: Hasil Olahan Peneliti, Output SPSS, 2012
Berdasarkan table diatas dapat disimpulkan, nilai mean terbesar pada
variabel return sebesar 303.04, sedangkan nilai mean terkecil pada variavel IHSG
sebesar 7.031972. Tingkat Penyimpangan data (standar deviasi) terbesar pada
variabel return sebesar 3433.482 sedangkan tingkat penyimpangan terkecil pada
variabel ihsg sebesar 0.688532.
Berikut ini adalah penjelasan statistik deskriptif secara lengkap pada
masing-masing variabel, Variabel RETURN memiliki nilai minimum sebesar 31400, maksimum sebesar 26600, rata-rata sebesar 303.04, nilai, dan tingkat
penyimpangan sebesar 3433.482.
Analisis eksposur..., Amalia Kusbintari B, FISIP UI, 2012
Universitas Indonesia
35
Variabel IHSG memiliki nilai minimum sebesar 6.007691, maksimum
sebesar 8.049055, rata-rata sebesar 7.031972, nilai, dan tingkat penyimpangan
sebesar 0.688532.
Variabel RETURN memiliki nilai minimum sebesar -1580, maksimum
sebesar 1550, rata-rata sebesar 11.5, nilai, dan tingkat penyimpangan sebesar
1001.36.
Pada model II, nilai mean terbesar berada pada variabel BETA2 sebesar
0.499223 dan nilai mean terkecil berada pada variabel SIZELARGE sebesar
0.193333. Tingkat Penyimpangan data (standar deviasi) terbesar berada pada
variabel BETA2 sebesar 0.991743 dan nilai terkecil berada pada variabel FSALES
sebesar 0.315912, dapat dilihat pada table dibawah ini:
Tabel 4.3 : Tabel Deskriptif Data Model II
BETA2
Mean
Maximum
Minimum
Modus
Std. Dev.
SIZESMALL SIZEMEDIUM SIZELARGE
0.403333
0.403333
0.193333
0.4992
1
1
1
0.0376
0
0
0
3.14
3.140016
0
0
0
0.491386
0.491386
0.395572
-0.016
FSALES
0.352923
1.264299
0.000782
MSTATUS
0.233333
1
0
0.315912
0
0.423659
Sumber: Hasil Olahan Peneliti, Output SPSS, 2012
Berikut ini adalah penjelasan statistik deskriptif secara lengkap pada
masing-masing variabel, BETA2 didapat dari nilai beta hasil regresi data time
series pada model I pada variabel nilai tukar (FX) per perusahaan. Data ini
memiliki nilai minimum sebesar 3.14, maksimum sebesar 0.0376,
rata-rata
sebesar 0.4992, nilai, dan tingkat penyimpangan sebesar -0.016.
Variabel Firm size pada penelitian merupakan variabel dummy dari
pengkelompokan market cap. Perusahaan menjadi 3 kategori, firm size small, firm
size medium dan firm size large. SIZESMALL memiliki nilai minimum sebesar 0,
maksimum sebesar 1, rata-rata sebesar 0.403333, nilai, dan tingkat penyimpangan
sebesar 0.491386. SIZEMEDIUM memiliki nilai minimum sebesar 0, maksimum
sebesar 1, rata-rata sebesar 0.403333, nilai, dan tingkat penyimpangan sebesar
Analisis eksposur..., Amalia Kusbintari B, FISIP UI, 2012
Universitas Indonesia
36
0.491386. SIZELARGE memiliki nilai minimum sebesar 0, maksimum sebesar 1,
rata-rata sebesar 0.193333, nilai, dan tingkat penyimpangan sebesar 0.395572.
FSALES memiliki nilai minimum sebesar 0.000782, maksimum sebesar
1.264299, rata-rata sebesar 0.352923, nilai, dan tingkat penyimpangan sebesar
0.315912. MSTATUS memiliki nilai minimum sebesar 0, maksimum sebesar 1,
rata-rata sebesar 0.233333, nilai, dan tingkat penyimpangan sebesar 0.423659.
4.2 Model I
Dalam model I penelitian variabel yang digunakan adalah variabel dependen
berupa return saham dan variabel independen berupa IHSG dan perubahan nilai
tukar.
4.2 .1 Uji Normalitas Data
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah residualnya telah
terdistribusi secara normal. Data dianggap terdistribusi normal jika nilai
Skewness berada pada range ± 2.
Tabel 4.4 : Tabel Uji Normalitas
Skewness
Kurtosis
RETURN
IHSG
FX
0.128273 -0.19624 0.096085
44.35791 1.632706 1.768585
Jarque-Bera
Probability
21381.78 25.29406 19.41641
0
0.000003 0.000061
Sum
Sum Sq. Dev.
90912
2109.592
3450
3.52E+09 141.7487 3.00E+08
Observations
300
300
300
Sumber: Hasil Olahan Peneliti, Output SPSS, 2012
Dapat dilihat Tabel Uji Normalitas model I pada Gambar 4.4 bahwa
nilai skewness variable secara keseluruhan telah berada pada range ± 2.
Berdasarkan tabel IV.3 nilai skewness terbesar berada pada variabel RETURN
sebesar 0.128273 diikuti variabel FX sebesar 0.096085 dan nilai skewness
Analisis eksposur..., Amalia Kusbintari B, FISIP UI, 2012
Universitas Indonesia
37
terkecil pada variabel IHSG sebesar -0.19624. berdasarkan data skewness
tersebut, bahwa vaiabel secara keseluruhan telah berada pada rentang ± 2,
maka dapat disimpulkan bahwa data telah terdistribusi secara normal.
4.2 .2 Uji Multikolinearitas
Pengujian multikolinearitas pada model dilakukan untuk mendeteksi
suatu gejala persamaan regresi yang diduga terdapat korelasi yang cukup kuat
antara variabel bebas dalam persamaan regresi tersebut. Pengujian ini
dilakukan dengan menggunakan pengujian correlation faktor pada software
e-views. Menurut Nachrowi dan Usman (2006) hubungan antara variable
dependen dan independen jika berada kurang dari 80% maka variable bebas
terjadi multikolineritas.
Tabel 4.5 : Tabel Uji Multikolinearitas
RETURN
IHSG
FX
RETURN
1
0.06406
0.158444
IHSG
0.06406
1
-0.03569
FX
0.158444
-0.03569
1
Sumber: Hasil Olahan Peneliti, Output SPSS, 2012
Berdasarkan tabel 4.5 diatas dapat dilihat bahwa tidak terdapat
masalah multikolinearitas pada model yang digunakan. Hal ini terlihat dari
tidak terdapat korelasi antar variabel bebas yang lebih dari 80% (0.80) dan
terbukti bahwa nilai korelasi matriks masing-masing variabel masih berada di
bawah 80% (0.80).
4.2 .3 Uji Heteroskedastisitas
Pengujian heteroskedastisitas dilakukan untuk menguji dimana model
regresi yang bersifat BLUE (Best Linier Unbiased Estimate) memiliki varian
yang berubah-ubah atau tidak konstan. Uji heteroskedastisitas menggunakan
perbandingan besarnya nilai sum square residual/ SSR estimasi yang telah
dibobot (Sum Squared Residual Weighted) dan residual sum square estimasi
yang belum dibobot Sum Squared Residual Unweighted). Jika nilai SSR
Analisis eksposur..., Amalia Kusbintari B, FISIP UI, 2012
Universitas Indonesia
38
weighted statistik lebih besar dari SSR unweighted , maka model tersebut
terbebas dari masalah heteroskedastisitas dan telah homokedastisitas. Berikut
ini adalah hasil uji heteroskedastisitas Model I
Tabel 4.6 : Tabel Uji heteroskedastisitas
Model I
SSR weighted
3.42E+09
SSR unweighted
3.42E+09
Sumber: Hasil Olahan Peneliti, Output eviews, 2012
Berdasarkan tabel 4.6 nilai SSR unweighted sama dengan nilai SSR
weighted, sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat masalah
heteroskedastisitas.
4.2 .4 Uji Autokorelasi
Dalam penelitian ini, pengujian autokorelasi di uji dengan motode
Durbin-Watson (DW). Pengujian dilakukan dengan cara membandingkan
nilai DW stat hasil regresi model dengan DW tabel. Nilai DW Tabel dapat
dilihat dengan cara mengidentifikasi jumlah cross-section (n) dan jumlah
variabel independen (k). Berikut ini adalah hasil pengujian autokorelasi
model II melalu uji DW dimana n: 30, k:4 dengan tingkat signifikansi 5%:
Tabel 4.7: Nilai DW untuk Model I
Regresi
Model I
Durbin-Watson stat
2.531350
Sumber: Hasil Olahan Peneliti, Output eviews, 2012
Tabel 4.7 menjelaskan nilai Durbin-Watson stat berdasarkan hasil
regresi model II yang selanjutnya untuk mementukan tingkat autokorelasi
melalui tabel 4.8 dibawah ini:
Analisis eksposur..., Amalia Kusbintari B, FISIP UI, 2012
Universitas Indonesia
39
Tabel 4.8: Nilai DW Tabel untuk Model I
Korelasi Positif
Tidak tahu
Tidak ada
Tidak tahu
Korelasi negatif
korelasi
0
1,214
1,650
2
2,350
2,786
Sumber: Hasil Olahan Peneliti, 2012
Berdasarkan nilai Durbin-Watson stat pada tabel 4.7, model II-Small
bernilai 2.531350 dan masuk ke dalam range 2.350-2.786 sehingga model
berada pada korelasi tidak tahu.
Model I penelitian ini menggunakan model efek random (random
effect model/REM) sehingga tidak akan melakukan treatment apapun untuk
mengatasi autokorelasi. Hal ini didasari oleh penggunaan REM yang telah
menggunakan metode generalized least square (GLS), yang merupakan salah
satu cara mengatasi masalah autokorelasi.
Selain itu, penggunaan REM
mengasumsikan bahwa error setiap varians pada masing-masing variabel
cross section antar waktu adalah sama dan diasumsikan bahwa antar variabel
tidak terdapat autokorelasi (Gujarati, 2004).
4.2 .5 Uji Pemilihan Model
Model pengujian regresi diawali dengan uji pemlihan model yang akan
digunakan. Dalam pemilihan model dilakukan untuk menentukan model data
panel yang akan digunakan dalam mengolah data, apakah dengan OLS
(Ordinary Least Square), FEM (Fixed Effect Model), atau REM (Random
Effect Model). Terdapat dua uji yang dapat dilakukan untuk memilih tiga
model tersebut Uji Chow dan Uji Haustman
Uji Chow dilakukan untuk memilih pooled least square atau fixed effext
model (FEM). Berikut ini adalah hasil pengujian dari Chow test.
Analisis eksposur..., Amalia Kusbintari B, FISIP UI, 2012
Universitas Indonesia
4
40
Tabel 4.9 : Tabel Hasil Uji Chow
Efect Test
Cross-section F
Prob.
0.9994
Cross-section Chi-square
0.9999
Sumber: Hasil Olahan Peneliti, Output eviews, 2012
Berdasarkan Tabel 4.9, nilai p-value lebih besar diabandingkan dengan
nilai α = 5% sehingga diambil keputusan untuk menerima H0 yang artinya
bahwa persamaan dapat dimodelkan dengan pooled least square.
Berikutnya adalah uji Haustman. Uji ini dilakukan untuk memilih
antara FEM (Fixed Effect Model), atau REM (Random Effect Model). Berikut
ini adalah hasil pengujian uji Haustman pada model I penelitian
Tabel 4.10: Hasil Pengujian Hausman
Test Summary
Cross-section random
Model I
Prob Keputusan
1.000 Tolak H0
Sumber: Hasil Olahan Peneliti, Output eviews, 2012
Berdasarkan hasil uji Hausman sebagaimana yang terlihat pada Tabel
4.10 p-value > 0,05, maka tolak H0 yang berarti model sebaiknya
menggunakan REM.
Setelah melakukan dua pengujian diatas dapat disimpulkan bahwa
dalam penelitian model I digunakan model REM (Random Effect Model).
4.2 .6 R2 dan Adjusted R2 (Koefisien Determinasi)
Menurut Nachrowi dan Usman (2006) R2 sangat berguna untuk
mengukur kedekatan antara nilai prediksi dan nilai sesungguhnya dari
variabel terikat. Semakin besar R2 maka semakin besar (kuat) pula hubungan
antara variabel dependen dengan satu atau banyak variabel independen.
Apabila R2 mendekati 1 maka variasi dari variabel terikat dijelaskan
sepenuhnya oleh variabel bebas, sememtara apabila R2 mendekati 0 maka
variasi dari variabel terikat tidak dapat dijelaskan oleh variabel bebas.
Analisis eksposur..., Amalia Kusbintari B, FISIP UI, 2012
Universitas Indonesia
41
Tabel 4.11 : Tabel Nilai R2 dan adjusted R2
R-Squared
0.029971
Model I
Adjusted R-Squared
0.023439
Sumber: Hasil Olahan Peneliti, Output eviews, 2012
Berdasarkan table 4.11, nilai R2 untuk Model I sebesar 2.99% yang
berarti bahwa nilai perusahaan dengan proxy Return, sebagai variabel
terikat/dependen dalam model ini, dapat dijelaskan 2.99% oleh model,
sedangkan 97.01% dijelaskan oleh faktor lain di luar model.
4.2 .6 Signifikansi Linear Berganda (F-stat)
Nachrowi dan Usman (2006) menyatakan bahwa Uji F diperuntukkan
guna melakukan uji hipotesis koefisien (slope) regresi secara bersamaan.
Dapat dilihat pada table 4.10 dibawah ini nilai F-stat serta signicifant nya
IHSG dan FX sebagai variabel independen terhadap return saham sebagai
variabel dependen.
Tabel 4.12: Ringkasan Nilai F-statistic
Model
Model I
F-statistic
4.588170
Significant
Signifikan
Sumber: Olahan Peneliti, Output eviews, 2012
Nilai F-stat pada model 1 sebesar 4.588170 dengan probabilitas sebesar
0.01093, nilai ini berada pada tingkat keyakinan 99%. Jadi, secara bersamasama ihsg dan eksposur nilai tukar signifikan mempengaruhi Nilai
perusahaan yang diproksikan dengan Return Saham. Hasil uji F yang
signifikan menunjukkan bahwa model yang dibuat paling tidak mempunyai
sebuah koefisien kemiringan/slope sama dengan nol. Dengan kata lain, paling
tidak ada sebuah variabel bebas yang mempunyai pengaruh nyata terhadap
variabel terikat/dependen.
Analisis eksposur..., Amalia Kusbintari B, FISIP UI, 2012
Universitas Indonesia
42
4.2 .8 Signifikansi Parsial (T-stat)
Uji t digunakan untuk melihat tingkat signifikansi masing-masing
variabel bebas terhadap variabel terikat dengan mengasumsikan variabel
bebas lainnya konstan (Pratomo, 2009). Model pertama memiliki maksud
untuk melihat tingkat eksposur nilai tukar terhadap return saham. berikut ini
adalah ringkasan nilai coefficient dant-stat variabel FX terhadap variabel
dependen return saham:
Tabel 4.13: Ringkasan Nilai Coefficient dan t-statistic
Variable Coefficient
C
-2151.05
IHSG
348.0873
FX
0.551817
t-Statistic
-1.03292
1.181031
2.722918*
Ket : * Significant Pada tingkat 1%
Sumber: Olahan Peneliti, Output eviews, 2012
Berdasarkan tabel 4.13 diatas terlihat bahwa variabel eksposur nilai
tukar significant terhadap variabel return saham perusahaan. Nilai T-Statistic
diatas dapat diartikan jika terdapat kenaikan 1% pada variabel return saham
maka akan terjadi kenaikan 0.551817 pada variabel eksposur nilai tukar
perusahaan.
4.2 .9 Pengaruh Eksposur Nilai Tukar Terhadap Return Saham
Berdasakan hasil penelitian dan uji yang telah dilakukan terhadap
model I penelitian ini, dapat ditarik ringkasan sebagaimana yang akan
digambarkan pada table dibawah ini:
Tabel 4.14: Ringkasan Hasil Uji Statistik Model I
Sampel
Model I
Variabel Pengaruh Significant
FX
+
Significant
Keputusan H1
Menerima H1
Sumber: Olahan Peneliti, 2012
Menurut hasil penelitian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa
sampel positif terekpos oleh nilai tukar dalam hal ini mata uang yang
Analisis eksposur..., Amalia Kusbintari B, FISIP UI, 2012
Universitas Indonesia
43
dimaksud adalah USD. Hal ini sesuai dengan penelitian terdahulu. Jika
melihat dari tingkat significant penelitian dan hipotesis dalam penelitian ini,
terdapat significant, yang berarti terdapat pengaruh antara eksposur nilai tukar
dengan return saham.
Kemungkinan terjadinya hubungan yang significant antara eksposur
nilai tukar terhadap return saham perusahaan adalah keadaan nilai tukar
rupiah terhadap dollar yang mengalami pergerakan yang lumayan besar pada
awal tahun 2001 dan awal tahun 2009. Tetapi pergerakan nilai tukar rupiah
dan dollar yang terjadi tidak sebesar gejolak yang terjadi pada tahun 1998
dimana sangat jauh antara kedua mata uang tersebut. Pergerakan nilai tukar
rupiah terhadap dollar selama periode penelitian, 2001 hingga 2010 dapat
dilihat pada gambar 4.1 dibawah ini,
Sumber:Bank Indonesia ,2012
Gambar 4.1:
Pergerakan Nilai Tukar Rupiah-Dollar
Jika dibandingkan dengan periode 1998 pergerakan ini cendrung stabil
jika dibandingkan dengan masa krisis ekonomi 1998. Disaat itu banyak
perusahaan yang jatuh dikarenak perubahan nilai tukar dalam hal ini rupiah
terhadap dollar yang sangat signifikan. Meskipun keadaaan cendrung stabil,
Analisis eksposur..., Amalia Kusbintari B, FISIP UI, 2012
Universitas Indonesia
44
ternyata tetap sangan berpengaruh terhadap eksposur nilai tukar perusahaan
sehingga perusahaan eksport di indonesia pada periode 2001-2010 positif
terekspos oleh nilai tukar.
Kemungkinan lainnya adalah perusahaan telah melakukan kegiatan
perlindungan
nilai
terhadap
asset
dan
kekayaan
perusahaan
yang
kemungkinan terekpos oleh nilai tukar (El-Masry, Salam, & Alatraby, The
Exchange Rate Exposure of UK non-financial Companies, 2007). Sebagai
contah salah satu sampel yang significant terekpos oleh nilai tukar, PT
Indocement Tunggal Perkasa Tbk (INTP). INTP melakukan operasi hedging
natural sebagai perlindungan terhadap fluktuasi nilai tukar yang akan
mengakibatkan perubahan nilai tukar.
4.3 Model II
Pada model II penelitian ini, variabel dependen yang digunakan berasal dari
hasil regresi time series pada model 3.5. kemudian diambil nilai beta2, beta pada
variabel independen FX atau perubahan nilai tukar sebagai nilai untuk variabel
dependen model II. Regresi tersebut dilakukan per perusahaan sebanyak 30
perusaahaan dengan data time series. Nilai untuk variabel dependen beta2 dapat
dilihat pada lampiran 5. Terdapat pula variabel Firm Size yang memisahkan
sampel menjadi 3 kategori, Firm Size Small (SIZESMALL), Firm Size Medium
(SIZEMEDIUM) dan Firm Size Large (SIZELARGE) berdasarkan market cap
perusahaan, sehingga terdapat tiga model regresi yang diteliti.
4.3 .1 Uji Normalitas Data
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah residualnya telah
terdistribusi secara normal. Data dianggap terdistribusi normal jika nilai
Skewness berada pada range ± 2.
Analisis eksposur..., Amalia Kusbintari B, FISIP UI, 2012
Universitas Indonesia
45
Tabel 4.15 : Tabel Hasil Uji Normalitas Data Model II
Skewness
Kurtosis
BETA2
SIZESMALL SIZEMEDIUM SIZELARGE FSALES
MSTATUS
1.989044
0.394102
0.394102
1.553088 0.719457 1.260977
5.381268
1.155316
1.155316
3.412083 2.225234 2.590062
Jarque-Bera
Probability
268.6953
0
50.30154
0
50.30154
0
122.7268 33.38422
0
0
81.60372
0
Sum
Sum Sq. Dev.
149.7668
294.083
121
72.19667
121
72.19667
58 105.8769
46.78667 29.8403
70
53.66667
Observations
300
300
300
300
300
Sumber: Hasil Olahan Peneliti, Output eviews, 2012
Berdasarkan tabel 4.15 diatas, nilai skewness keseluruhan variabel
berada pada range ± 2. Nilai skewness terbesar pada variabel BETA2 sebesar
1.989044 dan nilai skewness terkecil pada variabel SIZEMEDIUM dan
SIZESMALL yang mempunyai nilai yang sama yaitu 0.394102. berdasarkan
data skewness pada tabel , bahwa vaiabel secara keseluruhan telah berada
pada rentang ± 2, maka dapat disimpulkan bahwa data telah terdistribusi
secara normal.
4.3 .2 Uji Multikolinearitas
Pengujian multikolinearitas pada model dilakukan untuk mendeteksi
suatu gejala persamaan regresi yang diduga terdapat korelasi yang cukup kuat
antara variabel bebas dalam persamaan regresi tersebut. Pengujian ini
dilakukan dengan menggunakan pengujian correlation faktor pada software
e-views. Menurut Nachrowi dan Usman (2006) hubungan antara variable
dependen dan independen jika berada kurang dari 80% maka variable bebas
terjadi multikolineritas. Berikut ini adalah output hasil uji multikolinearitas
model II:
Analisis eksposur..., Amalia Kusbintari B, FISIP UI, 2012
Universitas Indonesia
300
46
Tabel 4.16 : Tabel Hasil Uji Multikolinearitas Model II – Small
SIZESMALL FSALES MSTATUS
SIZESMALL
1 0.016907 0.028382
FSALES
0.016907
1 0.041522
MSTATUS
0.028382 0.041522
1
Sumber: Hasil Olahan Peneliti, Output eviews, 2012
Berdasarkan tabel 4.16 correlation antara keseluruhan variabel
independen model II – Small berada kurang dari 80% atau 0.80, sehingga
dapat dinyatakan bahwa data terbebas dari gejala multikolinearitas. dan
terbukti bahwa nilai korelasi matriks masing-masing variabel masih berada di
bawah 80% atau 0.80.
Tabel 4.17 : Tabel Hasil Uji Multikolinearitas Model II – Medium
SIZEMEDIUM FSALES
MSTATUS
SIZEMEDIUM
1 0.126468 0.028382
FSALES
0.126468
1 0.041522
MSTATUS
0.028382 0.041522
1
Sumber: Hasil Olahan Peneliti, Output eviews, 2012
Berdasarkan tabel 4.17 correlation antara keseluruhan variabel
independen model II – Medium berada kurang dari 80% atau 0.80, sehingga
dapat dinyatakan bahwa data terbebas dari gejala multikolinearitas. dan
terbukti bahwa nilai korelasi matriks masing-masing variabel masih berada di
bawah 80% atau 0.80.
Tabel 4.18 : Tabel Hasil Uji Multikolinearitas Model II - Large
SIZELARGE FSALES
MSTATUS
SIZELARGE
1
-0.1781 -0.07051
FSALES
-0.1781
1 0.041522
MSTATUS
-0.07051 0.041522
1
Sumber: Hasil Olahan Peneliti, Output eviews, 2012
Analisis eksposur..., Amalia Kusbintari B, FISIP UI, 2012
Universitas Indonesia
47
Berdasarkan tabel 4.18 correlation antara keseluruhan variabel
independen model II – Large berada kurang dari 80% atau 0.80, sehingga
dapat dinyatakan bahwa data terbebas dari gejala multikolinearitas. dan
terbukti bahwa nilai korelasi matriks masing-masing variabel masih berada di
bawah 80% atau 0.80.
4.3 .3 Uji Heteroskedastisitas
Pengujian heteroskedastisitas dilakukan untuk menguji dimana model
regresi yang bersifat BLUE (Best Linier Unbiased Estimate) memiliki varian
yang berubah-ubah atau tidak konstan. Pengujian heteroskedastisitas model II
menggunakan perbandingan besarnya nilai sum square residual/ SSR estimasi
yang telah dibobot (Sum Squared Residual Weighted) dan residual sum
square estimasi yang belum dibobot Sum Squared Residual Unweighted).
Jika nilai SSR weighted statistik lebih besar dari SSR unweighted , maka
model tersebut terbebas dari masalah heteroskedastisitas dan telah
homokedastisitas. Berikut ini adalah hasil uji heteroskedastisitas Model II
Tabel 4.19 : Tabel Hasil Uji Heteroskedastisitas Model II
SSR weighted
SSR unweighted
1.20E-29
1.20E-29
1.20E-29
292.2448669
292.2448669
292.2448669
Model II-Small
Model II-Medium
Model II-Large
Sumber: Hasil Olahan Peneliti, Output eviews, 2012
Berdasarkan tabel 4.19 nilai SSR unweighted lebih besar dari nilai SSR
weighted,
sehingga
dapat
disimpulkan
bahwa
terdapat
masalah
heteroskedastisitas. Untuk mengatasi masalah ini maka dilakukan treatment
dengan menggunakan metode generalized least squares. Metode ini akan
mengubah model secara otomatis menjadi homokedastis, dengan cara
melakukan pembobotan dan koreksi dengan White HeteroskedastisitasConsistent Standard Error and Variance. Sehingga output model ini akan
terbebas dari masalah heteroskedastisitas.
Analisis eksposur..., Amalia Kusbintari B, FISIP UI, 2012
Universitas Indonesia
48
4.3 .4 Uji Autokorelasi
Dalam penelitian ini, pengujian autokorelasi di uji dengan motode
Durbin-Watson (DW). Pengujian dilakukan dengan cara membandingkan
nilai DW stat hasil regresi model dengan DW tabel. Nilai DW Tabel dapat
dilihat dengan cara mengidentifikasi jumlah cross-section (n) dan jumlah
variabel independen (k). Berikut ini adalah hasil pengujian autokorelasi
model II melalu uji DW dimana n: 30, k:4 dengan tingkat signifikansi 5%:
Tabel 4.20: Nilai DW untuk Model II
Regresi
Model II-Small
Model II-Medium
Model II-Large
Durbin-Watson stat
0.254060052
0.019687554
0.198668624
Sumber: Hasil Olahan Peneliti, Output eviews, 2012
Tabel 4.20 menjelaskan nilai Durbin-Watson stat berdasarkan hasil
regresi model II yang selanjutnya untuk mementukan tingkat autokorelasi
melalui tabel 4.21 dibawah ini:
Tabel 4.21: Nilai DW Tabel untuk Model II
Korelasi Positif
Tidak tahu
Tidak ada
Tidak tahu
Korelasi negatif
korelasi
0
1,214
1,650
2
2,350
2,786
Sumber: Hasil Olahan Peneliti, 2012
Berdasarkan nilai Durbin-Watson stat pada tabel 4.20, model II-Small
bernilai 0.254060052 dan masuk ke dalam range 0-1.214 sehingga model ber
korelasi positif. Model II-Medium memiliki nilai Durbin-Watson stat
0.019687554 dan masuk ke dalam range 0-1.214 sehingga model ber korelasi
positif. Model II-Large memiliki nilai Durbin-Watson stat 0. dan masuk ke
Analisis eksposur..., Amalia Kusbintari B, FISIP UI, 2012
Universitas Indonesia
4
49
dalam range 0-1.214 sehingga model ber korelasi positif. Dapat disimpulkan
bahwa ketiga model masuk ke dalam range korelasi positif.
Model II penelitian ini menggunakan model efek random (random
effect model/REM) sehingga tidak akan melakukan treatment apapun untuk
mengatasi autokorelasi. Hal ini didasari oleh penggunaan REM yang telah
menggunakan metode generalized least square (GLS), yang merupakan salah
satu cara mengatasi masalah autokorelasi.
Selain itu, penggunaan REM
mengasumsikan bahwa error setiap varians pada masing-masing variabel
cross section antar waktu adalah sama dan diasumsikan bahwa antar variabel
tidak terdapat autokorelasi (Gujarati, 2004).
4.3 .5 Uji Pemilihan Model
Dalam pemilihan model dilakukan untuk menentukan model data
panel yang akan digunakan dalam mengolah data, apakah dengan OLS
(Ordinary Least Square), FEM (Fixed Effect Model), atau REM (Random
Effect Model). Pengujian untuk memilih model menggunakan Uji Hausmann.
Berikut ini adalah ringkasan hasil pengujian Hausman:
Tabel 5.22: Hasil Pengujian Hausman
Model II-Small
Model II-Medium
Model II-Large
Test Summary
Cross-section random
Cross-section random
Cross-section random
Prob
1.000
1.000
1.000
Keputusan
Tolak H0
Tolak H0
Tolak H0
Sumber: Hasil Olahan Peneliti, Output eviews, 2012
Berdasarkan hasil uji Hausman sebagaimana yang terlihat pada Tabel
4.17 p-value > 0,05, maka tolak H0 yang berarti model sebaiknya
menggunakan REM.
Peneliti tidak menggunakan pengujian chow, untuk menentukan
model OLS ataukah FEM yang baik digunakan karena dalam penelitian
model II ini terdapat variabel dummy dalam variabel independen.
4.3.6 Uji Statistik Model
Analisis eksposur..., Amalia Kusbintari B, FISIP UI, 2012
Universitas Indonesia
50
Uji statistik model berkaitan dengan kriteria statistik yang digunakan
untuk melihat seberapa baik model atau variabel yang digunakan dalam suatu
penelitian. Kriteria statistik tergantung dari beberapa nilai atau parameter
yang diuji dengan uji statistik. Berikut ini adalah kriteria statistik yang
digunakan:
4.3.6.1 R-Squared dan Adjusted R-Squared
Menurut Nachrowi dan Usman (2006) R2 sangat berguna untuk
mengukur kedekatan antara nilai prediksi dan nilai sesungguhnya dari
variabel terikat. Semakin besar R2 maka semakin besar (kuat) pula
hubungan antara variabel dependen dengan satu atau banyak variabel
independen. Apabila R2 mendekati 1 maka variasi dari variabel terikat
dijelaskan sepenuhnya oleh variabel bebas, sememtara apabila R2
mendekati 0 maka variasi dari variabel terikat tidak dapat dijelaskan oleh
variabel bebas. Berikut ini adalah ringkasan nilai R2 hasil regresi model II
Tabel 4.23: Tabel Nilai R2
Model II-Small
Model II-Medium
Model II-Large
R-squared
0.858011
0.16268
0.821018
Adjusted R-squared
0.856572
0.154194
0.819204
Sumber: Hasil Olahan Peneliti, Output eviews, 2012
Berdasarkan hasil regresi model II di dapat nilai R2 dan Adjusted
R-squared sebagaimana yang telah digambarkan pada table diatas, dan
dapat disimpulkan bahwa:

Nilai R2 untuk Model II-Small sebesar 85.80% yang berarti
bahwa eksposure nilai tukar dengan proxy BETA2, sebagai
variabel terikat/dependen dalam model ini, dapat dijelaskan
85.80% oleh model, sedangkan 14.20% dijelaskan oleh faktor
lain di luar model.

Nilai R2 untuk Model II-Medium sebesar 16.26% yang berarti
bahwa eksposure nilai tukar dengan proxy BETA2, sebagai
Analisis eksposur..., Amalia Kusbintari B, FISIP UI, 2012
Universitas Indonesia
51
variabel terikat/dependen dalam model ini, dapat dijelaskan
16.26% oleh model, sedangkan 83.74% dijelaskan oleh faktor
lain di luar model.

Nilai R2 untuk Model II-Large sebesar 82.10% yang berarti
bahwa eksposure nilai tukar dengan proxy BETA2, sebagai
variabel terikat/dependen dalam model ini, dapat dijelaskan
82.10% oleh model, sedangkan 17.90% dijelaskan oleh faktor
lain di luar model.
4.3.6.2 Signifikansi Linear berganda (F-Statistik)
Nachrowi dan Usman (2006) menyatakan bahwa Uji F
diperuntukkan guna melakukan uji hipotesis koefisien (slope) regresi
secara bersamaan. Dibawah ini adalah tabel ringkasan hasil pengujian F
model II:
Tabel 4.24: Tabel Nilai F-statistic
F-statistic
Prob(F-statistic)
Model II-Small
596.2244
0.0000
Model II-Medium
19.16959
0.0000
Model II-Large
452.6002
0.0000
Significant
Signifikan*
Signifikan*
Signifikan*
Ket: * menunjukkan tingkat signifikansi pada level 1%
Sumber: Olahan Peneliti, Output eviews, 2012
Berdasarkan hasil tabel diatas dapat disimpulkan bahwa pada:

Model II-Small memiliki nilai F-statistic positif 596.2244 dengan
tingkat probabilitas 0 atau pada tingkat keyakinan 99% dimana
termasuk kedalam highly significant. Jadi secara bersama-sama
ukuran perusahaan (sizesmall), penjualan luar negeri (fsales) dan
status multinasional (mstatus) mempengaruhi tingkat eksposur nilai
tukar .

Model II-Medium memiliki nilai F-statistic positif 19.16959 dengan
tingkat probabilitas 0 atau pada tingkat keyakinan 99% dimana
Analisis eksposur..., Amalia Kusbintari B, FISIP UI, 2012
Universitas Indonesia
52
termasuk kedalam highly significant. Jadi secara bersama-sama
ukuran perusahaan (sizemedium), penjualan luar negeri (fsales) dan
status multinasiona (mstatus) mempengaruhi tingkat eksposur nilai
tukar .

Model II-Large memiliki nilai F-statistic positif 452.6002dengan
tingkat probabilitas 0 atau pada tingkat keyakinan 99% dimana
termasuk kedalam highly significant. Jadi secara bersama-sama
ukuran perusahaan (sizelarge), penjualan luar negeri (fsales) dan
status multinasiona (mstatus) mempengaruhi tingkat eksposur nilai
tukar .
Hasil uji F yang signifikan menunjukkan bahwa model yang
dibuat paling tidak mempunyai sebuah koefisien kemiringan/slope sama
dengan nol. Dengan kata lain, paling tidak ada sebuah variabel bebas
yang mempunyai pengaruh nyata terhadap variabel terikat/dependen.
4.3.6.3 Signifikansi Parsial (T-stat)
Uji t digunakan untuk melihat tingkat signifikansi masingmasing variabel bebas terhadap variabel terikat dengan mengasumsikan
variabel bebas lainnya konstan (Pratomo, 2009). Berikut ini adalah
ringkasan hasil regresi model II:
Analisis eksposur..., Amalia Kusbintari B, FISIP UI, 2012
Universitas Indonesia
53
Tabel 4.25: Tabel Hasil Regresi Model II
Model II-Small
0.532512
(18.4367*)
-0.287432
(-9.837564*)
Constant
SIZESMALL
Model II-Medium
0.188305
(4.657426*)
SIZEMEDIUM
-0.059991
(-1.97499*)
SIZELARGE
FSALES
MSTATUS
Obs
Model II-Large
0.12603
(7.944411*)
-0.643907
(-14.40491*)
0.535352
(21.40547**)
300
-0.22111
(-4.272765*)
0.25075
(5.853559**)
300
1.331413
(36.76566*)
-0.229159
(-7.306764*)
0.129158
(4.840074**)
300
Ket: * menunjukkan tingkat signifikansi pada level 1%
* menunjukkan tingkat signifikansi pada level 5%
Sumber: Olahan Peneliti, Output eviews, 2012
Variabel independen yang memiliki nilai koefisien positif
menggambarkan bahwa variabel independen memiliki hubungan yang
searah dengan variabel dependennya, dimana penambahan variabel
independen akan mengakibatkan penambahan pada variabel dependen.
Variabel yang memiliki nilai koefisien negatif menggambarkan bahwa
variabel independen memiliki hubungan yang tidak searah (berkebalikan)
dengan
variabel
dependen,
dimana
penambahan
pada
variabel
independen akan mengakibatkan pengurangan pada variabel dependen.
Berdasarkan hasil tabel hasil nilai uji t diatas didapat hasil
regresi sebagai berikut:
Hasil Regresi Model II-Small:
BETA2 = 0.532512269699 - 0.287432191081*SIZESMALL
- 0.643907111731*FSALES + 0.535352357577*MSTATUS
Analisis eksposur..., Amalia Kusbintari B, FISIP UI, 2012
(4.1)
Universitas Indonesia
54
pada
regresi
Model
II-Small
nilai
konstanta
sebesar
0.532512269699 memiliki arti bahwa jika seluruh variabel bebas adalah
sama dengan 0, maka beta2 (eksposur nilai tukar) perusahaan akan naik
sebesar 0.532512269699. Setiap kenaikan 1% pada FSALES akan
mengakibatkan terjadinya penurunan sebesar 0.643907111731atau
64.39% pada beta2 (eksposur nilai tukar).
Hasil Regresi Model II-Medium:
BETA2 = 0.188305337042 - 0.0599914108402*SIZE2 -
(4.2)
0.221112268504*FSALES + 0.250750395676*MSTATUS
pada
regresi
Model
II-Small
nilai
konstanta
sebesar
0.188305337042 memiliki arti bahwa jika seluruh variabel bebas adalah
sama dengan 0, maka beta2 (eksposur nilai tukar) perusahaan akan naik
sebesar 0.188305337042. Setiap kenaikan 1% pada FSALES akan
mengakibatkan terjadinya penurunan sebesar 0.221112268504 atau
22.11% pada beta2 (eksposur nilai tukar).
Hasil Regresi Model II-Large:
BETA2 = 0.126030473694 + 1.33141311819*SIZE3 -
(4.3)
0.229158922688*FSALES + 0.12915823121*MSTATUS
pada
regresi
Model
II-Small
nilai
konstanta
sebesar
0.126030473694 memiliki arti bahwa jika seluruh variabel bebas adalah
sama dengan 0, maka beta2 (eksposur nilai tukar) perusahaan akan naik
sebesar 0.126030473694. Setiap kenaikan 1% pada Foreign Sales akan
mengakibatkan terjadinya kenaikan sebesar 0.229158922688atau 22.91%
pada beta2 (eksposur nilai tukar).
Berikut ini adalah ringkasan hasil uji statistic pada model II
penelitian dimana terdapat 3 variabel independen ukuran perusahaan
Analisis eksposur..., Amalia Kusbintari B, FISIP UI, 2012
Universitas Indonesia
55
(firm size), penjualan luar negeri (foreign sales) dan multinasional status.
Dimana pada variabel firm size, ukuran perusahaan dibagi tiga
berdasarkan market cap. Menjadi size small (kecil) , size medium
(sedang) dan size large (besar).
Tabel 4.26: Ringkasan Hasil Uji Statistik Model II
Sampel
Model II
Model II
Model II
Model II
Model II
Variabel
SIZESMALL
SIZEMEDIUM
SIZELARGE
FSALES
MSTATUS
Pengaruh
+
+
Significant
Significant
Significant
Significant
Significant
Significant
Keputusan Hipotesis
Menolak H2a
Menolak H2b
Menolak H2c
Menolak H2d
Menerima H2e
Sumber: Olahan Peneliti, 2012
4.3 .7 Pengaruh Firm Size Terhadap Eksposur nilai tukar
Ukuran perusahaan (firm size) dalam penelitian ini merupakan
variabel dummy dan dibagi menjadi 3, small, medium dan large berdasarkan
Market Cap perusahaan. Menurut nilai t-sat pada model II-Small dan model
II-Medium jika nilai nilai beta2 terjadi kenaikan pada 1% maka nilai t-sat
variabel size small akan turun sebanyak 0.28743, dan pada nilai t-stat variabel
size medium akan turun sebesar 0.05999. Menurut hasil regresi yang
dilakukan pada pada model II, firm size small dan medium berpengaruh
negative terhadap eksposur nilai tukar. Tanda negative ini mempunyai arti
semakin perusahaan kecil atau sedang semakin rendah tingkat eksposur yang
terjadi. Sebaliknya, pada firm size large berpengaruh positif terhadap nilai
tukar. Menurut nilai t-sat pada model II-Large jika terjadi kenaikan 1% pada
variabel beta2 maka akan terjadi kenaikan pula pada t-stat variabel Isize large
sebesar 1.331413. hubungan positif ini mempunyai arti bahwa semakin besar
ukuran perusahaan, perusahaan akan semakin terekspos oleh nilai tukar.
Hasil dari penelitian ini tidak sesuai dengan hasil yang ditemukan oleh
Dominguez & Tesar (2005) yang mengatakan bahwa perusahaan kecil lebih
terekspos daripada perusahaan besar. Hasil yang terjadi pada perusahaan
eksportir indonesia yang melakukan kegiatan lintas Negara dan menggunakan
Analisis eksposur..., Amalia Kusbintari B, FISIP UI, 2012
Universitas Indonesia
56
mata uang dollar adalah perusahaan dengan ukuran besar lebih terekspos
daripada perusahaan kecil. Hasil ini sesua dengan penelitian Doidge, Griffin,
& Williamson (2002) yang menemukan hasil yang serupa bahwa perusahaan
besar lebih terekspos nilai tukar dibandingkan perusahaan kecil.
Argumen yang diberikan oleh Doidge, Griffin, & Williamson adalah
ukuran perusahaan merpkakan penentu penting pada sensitivitas perusahaan
terhadap nilai tukar. Dalam hal ini, perusahaan besar akan memiliki
sensitivitas yang tinggi terhadap nilai tukar karena akan lebih banyak
menggunakan mata uang luar negeri dalama aktivitasnya. Selain itu
perusahaan ukuran besar memiliki nilai asset, equity dan liabilities yang lebih
besar pula dari perusahaan kecil, sehingga akan lebih sensitive terhadap
perubahan mata uang. Perubahan sedikit akan menimbulkan permasalahan
yang besar bagi perusahaan besar dikarenakan memiliki nilai asset, equity dan
liabilities yang besar.
Argumen lainnya diberikan oleh El-Masry & Salam (2007) bahwa
Secara khusus, perusahaan dengan ukuran besar lebih mungkin untuk menjadi
eksportir besar, memiliki pendapatan bersih mata uang asing dan keuntungan
ketika rupiah terdepresiasi (Donnelly dan Sheehy, 1996). Di sisi lain,
perusahaan kecil lebih mungkin untuk menjadi non-traded-barang produsen
dan importir bersih karena itu potensial (posisi mata uang asing jangka
pendek) yang memperoleh ketika rupiah ter-apresiasi (He dan Ng, 1998).
4.3.8 Pengaruh Foreign Sales Terhadap Eksposur nilai tukar
Berdasarkan hasil uji regresi yang telah dipaparkan pada table 4.20,
pada penelitian model II-Small, kenaikan 1% pada koefisien nilai tukar akan
menyebabkan penurunan 0.643907 pada variabel Foreign Sales. Pada model
II-Medium, kenaikan 1% pada variabel eksosur nilai tukar akan menyebabkan
penurunan 0.059991 pada variabel Foreign Sales. Pada model II-Large
kenaikan 1% pada variabel nilai tukar akan menyebabkan penurunan sebesar
0.229159 pada variabel Foreign Sales. Pengaruh antara foreign sales
perusahaan dengan eksposur nilai tukar memiliki hubungan negative. Ini
Analisis eksposur..., Amalia Kusbintari B, FISIP UI, 2012
Universitas Indonesia
57
berarti semakin tinggi penjualan luar negeri perusahaan, semakin kecil
eksposur yang terjadi. Menurut hasil regresi pada ketiga model, maka
hipotesis 2b ditolak.
Hal ini berbeda dengan hasil yang ditemukan oleh Domininguez &
tesar (2005) yang mengatakan bahwa foreign sales berpengaruh positif
terhadap eksposur nilai tukar. Tetapi menurut Craig Doidge, John Griffin,
and Rohan Williamson (2002) dalam penelitiaan nya ditemukan bahwa
hubungan antara foreign sales dan eksposure nilai tukar adalah negative,
sesuai dengan hasil dalam penelitian ini. Perusahaan akan mendapat
keuntungan berdasarkan depresiasi nilai tukar dan mengalami kerugian
berdasarkan apresiasi nilai tukar.
Kemungkinan yang terjadi pada perusahaan adalah perusahaan
memiliki devisa yang ber mata uang dollar atau hutang dalam dollar yang
sangat besar, sehingga tereksposnya perusahaan oleh nilai tukar RupiahDollar bukan karena foreign sales, melainkan karena hal lain seperti hutang
perusahaan. Secara umum perusahaan akan melakukan transaksi melakukan
mata uang asing, non-rupiah terhadap penjulan dan hutan perusahaan.
Fokus pada penelitian ini adalah terhadap penjualan luar negeri, bukan
pada hutang perusahaan. Sehingga sangat dimungkinkan pada perusahaan
yang memiliki hutang dalam mata uang USD ataupun non-rupiah lainnya
adalah penyebab semakin tereksposnya perusahaan oleh nilai tukar nonrupiah, dimana dalam penelitian ini adalah mata uang asing yang dimaksud
adalah USD.
Kemungkinan lainnya adalah perusahaan telah melakukan kegiatan
perlindungan nilai atauhedging terhadap asset dan kekayaan perusahaan
yang kemungkinan terekpos oleh nilai tukar El-Masry, Salam, & Alatraby,
(2007). Kegiatan lindung nilai perusahaan ini cendrung dilakukan terhadap
hutang dan asset lainnya dalam perushaan. Kegiatan hedging yang biasa
dilakukan oleh para perusahaan adalah natural hedging yaitu mencari
pendanaan baru dengan mata uang non-rupiah yang sama dengan yang
digunakan oleh perusahaan.
Analisis eksposur..., Amalia Kusbintari B, FISIP UI, 2012
Universitas Indonesia
58
4.3.9 Pengaruh Multinational Status Terhadap Eksposur nilai tukar
Berdasarkan hasil uji regresi yang telah dipaparkan pada table 4.20,
pada penelitian model II-Small, kenaikan 1% pada koefisien nilai tukar akan
menyebabkan kenaikan 0.535352 pada variabel Multinational Status. Pada
model II-Medium, kenaikan 1% pada variabel eksosur nilai tukar akan
menyebabkan kenaikan 0.25075 pada variabel Multinational Status.. Pada
model II-Large kenaikan 1% pada variabel nilai tukar akan menyebabkan
kenaikan sebesar 0.129158 pada variabel Multinational Status. Berdasarkan
hasil ketiga model tersebut, kenaikan tertinggi berada pada model dengan
ukuran perusahaan kecil, serta kenaikan terendah berada pada model dengan
ukuran perusahaan besar.
Nilai koefisien variabel Multinational Status berada pada nilai positif
yang berarti bahwa jika perusahaan berstatus multinasional, eksposur nilai
tukar akan semakin tinggi. Menurut hasil regresi pada ketiga model, maka
hipotesis
2e
diterima,
yang
berarti
semakin
perusahaan
berstatus
multinational maka perusahaan cendrung terekspos oleh nilai tukar.
Hasil ini sesuai dengan penelitian Domingguez & tesar (2006) yang
menyebutkan bahwa perusahaan dengan status multinasional akan lebih
terekspos oleh nilai tukar. Menurut Madura (1998) perusahaan yang berstatus
multinational adalah perusahaan yang terlibat dalam bisnis international.
Perusahaan dengan status multinasinal akan mempunya afiliasi lintas Negara
dan tentunya akan bertransaksi dengan mata uang non-rupiah sehingga akan
sangat bergantung pada perubahan nilai tukar. Perubahan sedikit akan sangat
memepngaruhi saat akan mengkonversi kepada mata uang local dalam hal ini
rupiah.
Analisis eksposur..., Amalia Kusbintari B, FISIP UI, 2012
Universitas Indonesia
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Penelitian ini bertujuan untuk melihat ada atau tidaknya pengaruh nilai tukar
terhadap return saham perusahaan eksportir yang tercata di bursa efek indonesia.
Keduan pada tahap dua regresi dilakukan penelitian untuk melihat ada atau
tidaknya pengaruh antara ukuran perusahaan, penjualan luar negeri maupun status
multinasional perusahaan terhadap eksposur nilai tukar yang terjadi di dalam
perusahaan.
Hasil penelitian tahap I atau yang dapat dijelaskan sebagai model I dalam
penelitian ini adalah terdapat pengaruh antara eksposur nilai tukar terhadap return
saham perusahaan eksportir yang tercatat di bursa efek indonesia pada tahun 2001
hingga 2010. Hal ini dimungkinkan karena keadaan nilai tukar pada periode
penelitian berada pada keadaan bergejolak meskipun tetap pada tingkat stabil. Hal
lainnya adalah kegiatan lindung nilai yang telah dilakukan oleh perusahaan untuk
melindungi kekayaan dari perubahan nilai tukar.
Tahap II atau model II penelitian ini dibagi kedalam 3 model yang berbeda
berdasarkan ukuran perusahaan (small, medium dan large). Hasil dari model II
penelitian ini adalah perusahaan dengan ukuran besar, penjualan luar negeri yang
semakin kecil dan perusahaan dengan status multinational lebih terekspos oleh
nilai tukar. Perusahaan besar akan lebih sensitif jika terjadi perubahan nilai tukar
sehingga eksposur akan lebih besar terjadi. Perusahaan akan mendapat
keuntungan dari depresiasi nilai tukar dan mendapat kerugian dari apresiasi nilai
tukar.
5.2 Saran
Saran ditujukan kepada peneliti selanjutnya yang akan meneliti mengani topic
eksposur nilai tukar agar dapat mengambil dan mengembangkan variabel
independen lainnya yang menentukan eksposur nilai tukar pada perusahaan
tersebut. Dalam penelitian ini hanya dilakukan penelitian terhadap 3 variabel
independen, diharapkan dalam penelitian selanjutnya dapat dikembangkan dengan
59
Analisis eksposur..., Amalia Kusbintari B, FISIP UI, 2012
Universitas Indonesia
60
mengadaptasi dari beberapa jurnal yang keluar setelah jurnal utama dalam
penelitian ini keluar. Hal lain yang mempengaruhi eksposur nilai tukar
berdasarkan (Doidge, Griffin, & Williamson, 2002) adalah lindung nilai atau
hedging. Disarakan untuk peneliti selanjutnya yang akan mengambil topic tentang
nilai tukar agar memperhitungkan variabel nilai tukar sebagai variabel indipenden
dalam penelitian.
Kepada perusahaan eksportir yang melakukan transaksi penjualan yang
mmenggunakan mata uang asing non rupiah, dapat melakukan kegiatan hedging
yang sesuai dengan kegiatan perusahaan untuk meminimalkan dampak eksposur
perusahaan. Berbagai jenis kegiatan hedging yang dapat dilakukan seperti natural
hedging, forward hedging, future hedging dan surrency swap hedging.
Analisis eksposur..., Amalia Kusbintari B, FISIP UI, 2012
Universitas Indonesia
61
DAFTAR PUSTAKA
Buku dan Jurnal:
Aabo, T. (2001). Exchange Rate Exposures and Strategies of Industrial
Companies: An Empirical Study. Thunderbird International Business
Review, Vol. 43(3) , 379–395.
Adler, M., Dumas, B., 1984. Exposure to currency risk: definition and
measurement. Financial Management 13, 41– 50.
Bodnar, G.M., Gentry, W.M., 1993. Exchange rate exposure and industry
characteristics: evidence from Canada, Japan and the USA. Journal of
International Money and Finance 12, 29–45.
Bradley, K. (2001). Managing Strategic Exchange Rate Exposure: Evidence from
UK Firms. Managerial Finance Vol. 28,11 , 28.
Chan, K.C., Seow, G.S. and Tam, K. (2002), Foreign exchange risk and firm
value: an analysis of US pharmaceutical firms, Managerial Finance, Vol.
28, 57-72.
Chiao, C. and Hung, K. (2000), Exchange rate exposure of Taiwanese exporting
firms, Review of Pacific Basin Financial Markets and Policies, Vol. 3, 20133.
Chow, E. H., & Chen, H.-L. (1998). The Determinants of Foreign Exchange Rate
Exposure: Evidence on Japanese Firms. Pacific-Basin Finance Journal 6 ,
153-174.
Doidge, C., Griffin, J., & Williamson, R. (2002). Does Exchange Rate Exposure
Matter?
Dominguez, K. M., & Tesar, L. L. (2005). Exchange Rate Exposure. Journal of
International Economics , 3-20.
Donnelly, R. and Sheehy, E. (1996), The share price reaction of UK exporters to
exchange rate movements: an empirical study, The Journal of International
Business Studies, Vol. 27, 157-65.
Doukas, J. A., Hall, P. H., & Lang, L. H. (2003). Exchange Rate Exposure at the
Firm and Industry Level. Financial Markets, Institutions & Instruments, V.
12,No. 5 .
Analisis eksposur..., Amalia Kusbintari B, FISIP UI, 2012
Universitas Indonesia
62
Eiteman, D. K., Stonehill, A. I., & Moffett, M. H. (2010 ed. 12). Multinational
Business Finance. Boston: Pearson.
El-Masry, A., & Salam, O. A. (2007). Exchange rate exposure: do size and
foreign operations matter? Managerial Finance Vol. 33 No. 9 , 741-765.
El-Masry, A., Salam, O. A., & Alatraby, A. (2007). The Exchange Rate Exposure
of UK non-financial Companies. Managerial Finance volume 33 no.9 , 620641.
Entorf, H., Moebert, J., & Sonderhof, K. (2011). The Foreign Exchange Rate
Exposure of Nations. Open Econ Rev Vol. 22 , 339-335.
Eun, C. S., & Resnick, B. G. (2001 ed. 2). International Finance Management.
New York: Mc Graw-Hill.
Faff, R. W., & Marshall, A. (2005). International Evidence on the Determinants of
Foreign Exchange Rtae Exposure of Multinational Corporation. Journal of
International Business Studies no.36 , 539-558.
Fraser, S. P., & Pantzalis, C. (2004). Foreign Exchange Rate Exposure of US
Multinational Corporations: a Firm-specific Approach. Journal of
Multinational Financial Management , 261-281.
Ghozali, I. (2006). Aplikasi Analisis MultivariatDengan Program SPSS.
Semarang: Penerbit Universitas Dipenegoro.
Gujarati, D. N. (2004). Basic Econometrics (4 ed). New York: McGraw-Hill.
He, J., & Ng, L. K. (1998). The Foreign Exchange Exposure of Japanese
Multinational Corporation. The Journal of Finance Volume LIII no. 2 , 733753.
Jorion, P. (1990), The exchange rate exposure of US multinationals, Journal of
Business, Vol. 63, 331-46.
Kang, S., & Lee, J. W. (2010). Estimating Korea's Exchange Rate Exposure.
Asian Economic Journal, Vol. 25 , 177-196.
Levi, M. D. (1996 ed. 3). International Finance: The Market and Financial
Management of Multinational Business. New York: Mc Graw- Hill.
Madura, J. (1998 ed. 5). International Financial Management. Ohio: South
Western ollege Publishing.
Analisis eksposur..., Amalia Kusbintari B, FISIP UI, 2012
Universitas Indonesia
63
Marshall, A. (2000), Foreign exchange risk management in UK, USA and Asia
Pacific multinational companies, Journal of Multinational Financial
Management, Vol. 10, 185-211.
Miller, K. D., & Reuer, J. J. (1998). Firm Strategy and Economic Exposure to
Foreign Exchange Rate Movements. Journal of International Business
Studies, Vol. 29, No. 3 , 493-513.
Nachrowi, N. D., & Usman, H. (2006). Ekonometrika. Depok: FE UI.
Rees, W. and Unni, S. (2005), Exchange rate exposure among European firms:
evidence from France, Germany and the UK, Accounting and Finance, Vol.
45, 479-97.
Shapiro, A. C. (1992 ed. 4). Multinational Financial Management. Boston: Allyn
and Bacon.
Skripsi, Tesis, dan Disertasi:
Fitri, Ainul. 2008 (Skripsi). Analisis Pengaruh Nilai Tukar Terhadap Net Income
dan Return Saham Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia Periode 2003-2006. Jakarta: Universitas Indonesia.
Sumber Internet:
www.informasiforex.com
www.ilerning.com
Analisis eksposur..., Amalia Kusbintari B, FISIP UI, 2012
Universitas Indonesia
64
DAFTAR LAMPIRAN
Analisis eksposur..., Amalia Kusbintari B, FISIP UI, 2012
Universitas Indonesia
65
Lampiran 1
Tabel Sampel Penelitian
No.
Sampel
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
ADMG
Nama Perusahaan
Polychem Indonesia Tbk
AKPI
Argha Karya Prima Ind. Tbk
ALKA
Alakasa Industrindo Tbk
ALMI
Alumindo Light Metal Industry Tbk
ANTM
Aneka Tambang (Persero) Tbk
ARGO
Argo Pantes Tbk
BRAM
Indo Kordsa Tbk
BUDI
Budi Acid Jaya Tbk
CTTH
Citatah Tbk
EKAD
Ekadharma International Tbk
FASW
Fajar Surya Wisesa Tbk
GGRM
Gudang Garam Tbk
IGAR
Champion Pacific Indonesia Tbk
INTP
Indocement Tunggal Prakarsa Tbk
JECC
Jembo Cable Company Tbk
KBLI
KMI Wire and Cable Tbk Tbk
KDSI
Kedawung Setia Industrial Tbk
LION
Lion Metal Works Tbk
MDRN
Modern Internasional Tbk
MRAT
Mustika Ratu Tbk
MYTX
APAC Citra Centertex Tbk
PRAS
Prima Alloy Steel Universal Tbk
PSDN
Prasidha Aneka Niaga Tbk
SCPI
Schering Plough Indonesia Tbk
SMGR
Semen Gresik (Persero) Tbk
SMSM
Selamat Sempurna Tbk
TCID
Mandom Indonesia Tbk
TRST
Trias Sentosa Tbk
UNVR
Unilever Indonesia Tbk
VOKS
Voksel Electric Tbk
Analisis eksposur..., Amalia Kusbintari B, FISIP UI, 2012
Universitas Indonesia
66
Lampiran 2
Hasil uji regresi Model I
Dependent Variable: RETURN
Method: Panel EGLS (Cross-section random effects)
Date: 06/27/12 Time: 00:30
Sample: 2001 2010
Periods included: 10
Cross-sections included: 30
Total panel (balanced) observations: 300
Swamy and Arora estimator of component variances
Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
C
IHSG
FX
-2151.046
348.0873
0.551817
2082.495
294.7317
0.202656
-1.032918
1.181031
2.722918
0.3025
0.2385
0.0069
Effects Specification
S.D.
Cross-section random
Idiosyncratic random
0.000000
3506.789
Rho
0.0000
1.0000
Weighted Statistics
R-squared
Adjusted R-squared
S.E. of regression
F-statistic
Prob(F-statistic)
0.029971
0.023439
3393.006
4.588170
0.010903
Mean dependent var
S.D. dependent var
Sum squared resid
Durbin-Watson stat
303.0400
3433.482
3.42E+09
2.531350
Unweighted Statistics
R-squared
Sum squared resid
0.029971
3.42E+09
Mean dependent var
Durbin-Watson stat
Analisis eksposur..., Amalia Kusbintari B, FISIP UI, 2012
303.0400
2.531350
Universitas Indonesia
67
Lampiran 3
Tabel Nilai Variabel BETA2 Untuk Model II Penelitian
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
Sampel
Model_ADMG
Model_AKPI
Model_ALKA
Model_ALMI
Model_ANTM
Model_ARGO
Model_BRAM
Model_BUDI
Model_CTTH
Model_EKAD
Model_FASW
Model_GGRM
Model_IGAR
Model_INTP
Model_JECC
Model_KBLI
Model_KDSI
Model_LION
Model_MDRN
Model_MRAT
Model_MYTX
Model_PRAS
Model_PSDN
Model_SCPI
Model_SMGR
Model_SMSM
Model_TCID
Model_TRST
Model_UNVR
Model_VOKS
Nilai Beta2
0.0374331
0.0537435
0.0466913
0.0871097
1.1235354
0.0338855
0.019319
0.018523
0.00759
0.036719
0.032932
3.140016
0.035887
2.176089
0.05306
0.009152
0.044865
0.011959
0.079865
0.023769
-0.000637
-0.015901
-0.004297
3.140016
3.140016
-0.00238
0.955523
0.037779
0.598906
0.055512
Analisis eksposur..., Amalia Kusbintari B, FISIP UI, 2012
Universitas Indonesia
68
Lampiran 4
Hasil uji regresi Model II-Large
Dependent Variable: BETA2
Method: Panel EGLS (Cross-section weights)
Date: 06/06/12 Time: 15:32
Sample: 2001 2010
Periods included: 10
Cross-sections included: 30
Total panel (balanced) observations: 300
Linear estimation after one-step weighting matrix
White cross-section standard errors & covariance (d.f. corrected)
Variable
Coefficient Std. Error
C
SIZELARGE
FSALES
MSTATUS
0.12603
1.331413
-0.229159
0.129158
t-Statistic
0.015864
0.036213
0.031363
0.026685
Prob.
7.944411
36.76566
-7.306764
4.840074
0
0
0
0
Weighted Statistics
R-squared
Adjusted R-squared
S.E. of regression
F-statistic
Prob(F-statistic)
0.821018
0.819204
0.549672
452.6002
0
Mean dependent var
S.D. dependent var
Sum squared resid
Durbin-Watson stat
0.606443
1.199624
89.43331
0.198669
Unweighted Statistics
R-squared
Sum squared resid
0.390359
179.2851
Mean dependent var
Durbin-Watson stat
Analisis eksposur..., Amalia Kusbintari B, FISIP UI, 2012
0.499223
0.089504
Universitas Indonesia
69
Lampiran 5
Hasil uji regresi Model II-Medium
Dependent Variable: BETA2
Method: Panel EGLS (Cross-section weights)
Date: 06/06/12 Time: 15:32
Sample: 2001 2010
Periods included: 10
Cross-sections included: 30
Total panel (balanced) observations: 300
Linear estimation after one-step weighting matrix
White cross-section standard errors & covariance (d.f. corrected)
Variable
Coefficient Std. Error
C
SIZEMEDIUM
FSALES
MSTATUS
0.188305
-0.05999
-0.22111
0.25075
0.040431
0.030376
0.051749
0.042837
t-Statistic
4.657426
-1.97499
-4.27277
5.853559
Prob.
0
0.0492
0
0
Weighted Statistics
R-squared
Adjusted R-squared
S.E. of regression
F-statistic
Prob(F-statistic)
0.16268
0.154194
0.588909
19.16959
0
Mean dependent var
S.D. dependent var
Sum squared resid
Durbin-Watson stat
0.371416
0.560322
102.657
0.019688
Unweighted Statistics
R-squared
Sum squared resid
-0.06069
311.9315
Mean dependent var
Durbin-Watson stat
Analisis eksposur..., Amalia Kusbintari B, FISIP UI, 2012
0.499223
0.001524
Universitas Indonesia
70
Lampiran 6
Hasil uji regresi Model II-Small
Dependent Variable: BETA2
Method: Panel EGLS (Cross-section weights)
Date: 06/06/12 Time: 15:30
Sample: 2001 2010
Periods included: 10
Cross-sections included: 30
Total panel (balanced) observations: 300
Linear estimation after one-step weighting matrix
White cross-section standard errors & covariance (d.f. corrected)
Variable
Coefficient
C
SIZESMALL
FSALES
MSTATUS
Std. Error t-Statistic
0.532512 0.028883
-0.28743 0.029218
-0.64391 0.044701
0.535352 0.02501
Prob.
18.4367
-9.83756
-14.4049
21.40547
0
0
0
0
Weighted Statistics
R-squared
Adjusted R-squared
S.E. of regression
F-statistic
Prob(F-statistic)
0.858011
0.856572
0.705576
596.2244
0
Mean dependent var
S.D. dependent var
Sum squared resid
Durbin-Watson stat
0.796357
2.782805
147.36
0.25406
Unweighted Statistics
R-squared
Sum squared resid
0.088079
268.1803
Mean dependent var
Durbin-Watson stat
Analisis eksposur..., Amalia Kusbintari B, FISIP UI, 2012
0.499223
0.022281
Universitas Indonesia
71
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama
: Amalia Kusbintari
Tempat dan tanggal lahir
: Jakarta, 18 Maret 1990
Alamat
: Jl. Nuri Atas No. 27 Rengas, Bintaro Sektor 2
Ciputat 15412
Telepon
: 08181808791065
E-mail
: [email protected]
Nama Orang Tua
: Eko. K Budiardjo (ayah)
Rina Ekawati (ibu)
Riwayat Pendidikan Formal
SD
: SD Islam Al-Azhar Kemandoran
SMP
: SMP Islam Al-Azhar Kemandoran
SMA
: SMA Labschool Kebayoran
S1
: Program Studi Ilmu Administrasi Niaga, FISIP,
Universitas Indonesia
Analisis eksposur..., Amalia Kusbintari B, FISIP UI, 2012
Universitas Indonesia
Download