71 hubungan sikap belajar terhadap komunikasi

advertisement
HUBUNGAN SIKAP BELAJAR TERHADAP KOMUNIKASI MATEMATIS DAN
PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI SE-KECAMATAN PEJAGOAN TAHUN PELAJARAN 2015/2016
Irnaningsih; Budiyono
Program Studi Pendidikan Matematika
Universitas Muhammadiyah Purworejo
Email: [email protected]; [email protected]
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan yang positif dan signifikan antara:
(1) sikap belajar dengan prestasi belajar matematika; (2) sikap belajar dengan
komunikasi matematis; (3) komunikasi matematis dengan prestasi belajar matematika
siswa kelas VIII SMP Negeri se-Kecamatan Pejagoan Tahun Pelajaran 2015/2016. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri se-Kecamatan Pejagoan sebanyak 474 orang dengan sampel sebanyak 202 orang. Pengambilan sampel
menggunakan teknik proportional random sampling. Teknik pengambilan data yang digunakan adalah metode angket dan tes. Teknik analisis data menggunakan uji . Sebagai persyaratan analisis dilakukan uji normalitas dengan metode Chi Kuadrat dan uji
homogenitas dengan uji . Hasil analisis korelasi pada
menunjukan bahwa terdapat hubungan yang positif antara: (1) sikap belajar dengan prestasi belajar matematika yaitu sebesar
tetapi tidak signifikan; (2) sikap belajar dengan komunikasi
matematis yaitu sebesar 0,060 tetapi tidak signifikan; (3) komunikasi matematis dengan prestasi belajar matematika yaitu sebesar 0,346 dan signifikan.
Kata kunci: Sikap belajar, komunikasi matematis, prestasi belajar matematika
PENDAHULUAN
Sikap belajar berkaitan dengan senang atau tidak senang, menerima atau menolak terhadap proses belajar. Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono (2013: 138) berpendapat bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar diantaranya yaitu faktor non-intelektif yaitu unsur-unsur kepribadian seperti sikap, kebiasaan, minat, kebutuhan, motivasi, emosi, dan penyesuaian diri. Maka dari itu, sikap belajar juga dapat
berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa khususnya mata pelajaran matematika.
Kenyataan yang terjadi saat ini masih banyak siswa yang mendapat nilai matematika
rendah, disebabkan karena tidak menyukai mata pelajaran matematika. Djaali (2007:
115) mendefinisikan “sikap belajar sebagai kecenderungan perilaku seseorang tatkala
Ekuivalen: Hubungan Sikap Belajar terhadap Komunikasi Matematis dan Prestasi Belajar Matematika
Siswa Kelas VIII SMP Negeri se-Kecamatan Pejagoan Tahun Pelajaran 2015/2016
71
ia mempelajari hal-hal yang bersifat akademik”. Sudjana, Nana (2011: 82) menyatakan
“sikap belajar terhadap mata pelajaran matematika dapat dilihat dari bagaimana siswa
memahami tujuan dan isi mata pelajaran matematika, cara siswa dalam mempelajari
mata pelajaran matematika, sikap siswa terhadap guru dan sikap siswa dalam upaya
memperdalam mata pelajaran matematika”. Adapun indikator sikap belajar siswa
terhadap mata pelajaran matematika meliputi: a) Siswa memahami tujuan dan isi mata
pelajaran matematika yaitu: (1) paham dan yakin akan pentingnya tujuan dan materi
pelajaran matematika, (2) kemauan untuk mempelajari matematika, dan (3) senang
membaca atau mempelajari buku matematika, b) cara siswa dalam mempelajari mata
pelajaran matematika yaitu keseriusan dalam mempelajari matematika, dan c) sikap
siswa terhadap guru yaitu (1) cara mengajar guru matematika dan (2) interaksi guru
dengan siswa.
Susanto, Ahmad (2013: 213) mendefinisikan ”komunikasi matematis diartikan sebagai suatu peristiwa atau dialog atau saling hubungan yang terjadi di lingkungan
kelas, di mana terjadi pengalihan pesan, dan pesan yang dialihkan berisikan tentang
materi matematika yang dipelajari siswa, misalnya berupa konsep, rumus, atau strategi
penyelesaian suatu masalah”. Maka komunikasi matematis dapat mempengaruhi
proses belajar pada peserta didik. Dengan adanya komunikasi matematis peserta didik
dapat bertukar pikiran dengan temannya maupun dengan gurunya untuk memperoleh
informasi, menambah wawasan dan pengetahuan. Sudjana, Nana (2010: 31) mengemukakan bahwa untuk mencapai interaksi belajar sudah barang tentu perlu, adanya
komunikasi yang jelas antara guru (pengajar) dengan siswa (pelajar), sehingga terpadunya dua kegiatan, yakni kegiatan mengajar (usaha guru) dengan kegiatan belajar (tugas siswa) yang berdaya guna dalam mencapai dalam mencapai tujuan pengajaran.
Oleh karena itu, penting bagi siswa untuk memiliki kemampuan komunikasi matematis
untuk mencapai keberhasilan dalam belajar. Karena di dalam diskusi saat proses belajar diperlukan adanya komunikasi matematis sebagai cara untuk berkomunikasi dengan temannya dalam memperoleh informasi dan bertukar pikiran. Adapun indikator
komunikasi matematis meliputi: a) kemampuan mengekspresikan ide-ide matematika
melalui lisan, tulisan, dan mendemonstrasikannya serta menggambarkannya secara
72
Ekuivalen: Hubungan Sikap Belajar terhadap Komunikasi Matematis dan Prestasi Belajar Matematika
Siswa Kelas VIII SMP Negeri se-Kecamatan Pejagoan Tahun Pelajaran 2015/2016
visual, b) kemampuan memahami, menginterpretasikan, dan mengevaluasi ide-ide
matematika baik secara lisan maupun dalam bentuk visual lainnya, dan c) kemampuan
menggunakan istilah, notasi matematika dan struktur-strukturnya untuk menyajikan
ide, menggambarkan hubungan model situasi.
Dalam proses belajar tentu ada penilaian hasil belajar untuk mengetahui sejauh
mana siswa mengalami perubahan. Penilaian terhadap siswa untuk mengetahui sejauh
mana mencapai sasaran disebut dengan prestasi belajar. Pencapaian prestasi belajar
yang optimal merupakan tujuan dari kegiatan belajar. Dari hasil nilai tes dapat dijadikan acuan untuk mengetahui apakah ada hubungan sikap belajar terhadap komunikasi
matematis dan prestasi belajar. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui ada
atau tidak adanya hubungan yang positif dan signifikan antara: 1. sikap belajar dengan
prestasi belajar matematika, 2. sikap belajar dengan komunikasi matematis, dan 3. Komunikasi matematis dengan prestasi belajar matematika siswa kelas VIII SMP Negeri
se-Kecamatan Pejagoan Tahun Pelajaran 2015/2016.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan pendekatan expost facto.
Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas VIII SMP Negeri se-Kecamatan Pejagoan
kurang lebih selama 10 bulan yaitu pada bulan April 2015 - Januari 2015. Populasi
dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri se-Kecamatan Pejagoan
sebanyak 474 orang dengan sampel sebanyak 202 orang. Pengambilan sampel menggunakan teknik proportional random sampling. Teknik pengambilan data yang digunakan adalah metode angket dan tes. Teknik analisis data menggunakan uji . Sebagai
persyaratan analisis dilakukan uji normalitas dengan metode Chi Kuadrat dan uji
homogenitas dengan uji .
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan analisis kuantitatif diperoleh hasil sebagai berikut: (1) Hasil analisis
diperoleh korelasi
0,003 yang artinya terdapat hubungan positif yang memiliki
tingkatan sangat rendah antara sikap belajar dengan prestasi belajar matematika. Harga
atau 0,066 < 1,960 maka terdapat hubungan yang positif antara si-
Ekuivalen: Hubungan Sikap Belajar terhadap Komunikasi Matematis dan Prestasi Belajar Matematika
Siswa Kelas VIII SMP Negeri se-Kecamatan Pejagoan Tahun Pelajaran 2015/2016
73
kap belajar dengan prestasi belajar matematika yaitu sebesar 0,003 tetapi tidak signifikan. Adanya hubungan yang positif antara sikap belajar dengan prestasi belajar matematika menunjukkan bahwa semakin tinggi sikap belajar maka semakin tinggi juga
prestasi belajarnya. Jika sikap belajar rendah maka akan diikuti juga dengan rendahnya
prestasi belajar. Hal itu dikarenakan, dengan adanya sikap siswa yang baik dalam belajar matematika maka siswa akan lebih giat dalam belajar sehingga nilai yang diperolehnya juga akan tinggi. Hubungan tersebut tidak signifikan berarti tidak dapat diberlakukan ke seluruh populasi di mana sampel itu diambil, karena ada siswa yang memperoleh sikap belajar tinggi tetapi prestasinya mendapat nilai yang rendah. (2) Hasil analisis
diperoleh korelasi
0,060 yang artinya terdapat hubungan positif yang memiliki
tingkatan sangat rendah antara sikap belajar dengan komunikasi matematis. Harga
<
atau 1,261 < 1,960 maka terdapat hubungan yang positif antara sikap
belajar dengan komunikasi matematis yaitu
sebesar 0,060 tetapi tidak signifikan.
Adanya hubungan yang positif antara sikap belajar dengan komunikasi matematis menunjukkan bahwa semakin tinggi sikap belajar siswa maka semakin tinggi juga komunikasi matematisnya. Jika sikap belajar rendah maka akan diikuti juga dengan rendahnya
kemampuan komunikasi matematis. Hal itu dikarenakan, dengan adanya sikap siswa
yang baik dalam belajar matematika maka siswa akan lebih giat dalam belajar sehingga
kemampuan komunikasi matematis siswa juga akan tinggi. Hubungan tersebut tidak
signifikan berarti tidak dapat diberlakukan ke seluruh populasi di mana sampel itu diambil, karena ada siswa yang memperoleh sikap belajar tinggi tetapi komunikasi matematisnya mendapat nilai yang rendah. (3) Hasil analisis diperoleh korelasi
0,346
yang artinya terdapat hubungan positif yang memiliki tingkatan rendah antara komunikasi matematis dengan prestasi belajar matematika. Harga
atau
7,273 > 1,960 maka terdapat hubungan yang positif antara komunikasi matematis dengan prestasi belajar matematika yaitu
sebesar 0,346 dan signifikan. Adanya hubu-
ngan yang positif antara komunikasi matematis dengan prestasi belajar matematika
menunjukkan bahwa semakin tinggi penguasaan siswa terhadap komunikasi matematis maka semakin tinggi juga prestasi belajarnya. Jika komunikasi matematis rendah
maka akan diikuti juga dengan rendahnya prestasi belajar. Hal itu dikarenakan, dengan
74
Ekuivalen: Hubungan Sikap Belajar terhadap Komunikasi Matematis dan Prestasi Belajar Matematika
Siswa Kelas VIII SMP Negeri se-Kecamatan Pejagoan Tahun Pelajaran 2015/2016
kemampuan komunikasi matematis yang tinggi maka siswa akan lebih mudah menyelesaikan soal sehingga nilai yang diperolehnya juga akan tinggi. Hubungan tersebut signifikan berarti dapat diberlakukan ke seluruh populasi di mana sampel itu diambil.
SIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan yang dapat diambil yaitu terdapat hubungan yang positif antara: (1)
sikap belajar terhadap prestasi belajar matematika tetapi tidak signifikan, (2) sikap
belajar terhadap komunikasi matematis tetapi tidak signifikan, dan (3) komunikasi matematis terhadap prestasi belajar matematika dan signifikan.
Saran yang dapat diberikan sebagai berikut: 1. Guru hendaknya memilih metode
pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan gaya berpikir siswa agar tujuan pembelajaran dapat tercapai secara optimal dan kegiatan belajar menjadi menyenangkan. 2.
Seorang guru hendaknya lebih menekankan siswa untuk meningkatkan komunikasi
matematisnya sehingga prestasi belajar siswa juga baik. 3. Hasil penelitian ini ada yang
tidak signifikan, maka disarankan untuk penelitian selanjutnya dapat dikembangkan
dengan menggunakan metode pengumpulan data yang lain dan dengan instrumen
yang lebih optimal.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Abu dan Widodo Supriyono. 2013. Psikologi Belajar. Jakatra: Rineka Cipta.
Djaali. 2007. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Slameto. 2013. Belajar Dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi. Jakarta: Rineka Cipta.
Sudjana, Nana. 2010. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru
Algensindo.
Sudjana, Nana. 2011. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja
Rosda Karya.
Susanto, Ahmad. 2013. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta:
Kencana.
Ekuivalen: Hubungan Sikap Belajar terhadap Komunikasi Matematis dan Prestasi Belajar Matematika
Siswa Kelas VIII SMP Negeri se-Kecamatan Pejagoan Tahun Pelajaran 2015/2016
75
Download