1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan

advertisement
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan teknologi dan informasi memberikan dampak perubahan
terhadap berbagai bidang termasuk di bidang bisnis, ekonomi dan perdagangan.
Selain itu berlakunya MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN) akhir tahun 2015
manjadikan kondisi pasar ASEAN semakin kompetitif. Hal tersebut menuntut
perusahaan Indonesia untuk senantiasa membangun kekuatan dalam rangka
menjamin pertumbuhan bisnis yang berkesinambungan dan berdaya saing. Salah
satu strategi yang dapat digunakan perusahaan untuk membangun kekuatan adalah
dengan melakukan kombinasi bisnis.
Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI) (2015: 22.28 paragraf 10),
Kombinasi bisnis adalah suatu transaksi atau peristiwa lain dimana pihak
pengakuisisi memperoleh pengendalian atas satu atau lebih bisnis. Transaksi yang
kadangkala disebut sebagai “penggabungan sesungguhnya (true merger)” atau
“penggabungan setara (merger of equals)” juga merupakan kombinasi bisnis
sebagaimana istilah ini dipergunakan dalam pernyataan ini.
Akuisisi merupakan bentuk kombinasi bisnis yang populer diindonesia.
Delteil (2015) memaparkan, tren merger akusisi di ASEAN masih positif. Pada
tahun 2014, jumlah merger dan akusisi naik 12% atau US$ 68,4 miliar dengan
jumlah 1.751 aksi. Sebagian besar terjadi pada sektor keuangan, energi dan listrik,
properti, teknologi, dan bahan baku.
1
http://digilib.mercubuana.ac.id/
2
Aktivitas kombinasi bisnis mulai marak dilakukan di Indonesia seiring
dengan majunya pasar modal. Kombinasi bisnis di Indonesia didominasi oleh
perusahaan yang telah go public dengan target perusahaan yang belum go public,
dengan perbandingan lebih banyak perusahaan yang melakukan akuisisi daripada
merger. Perusahaan yang melakukan akuisisi memiliki alasan mengapa akuisisi
lebih dipilih daripada merger, karena walaupun merger sama-sama bentuk
kombinasi bisnis, tetapi prosesnya memakan waktu yang cukup lama daripada
akuisisi. Masing-masing pihak perlu melakukan negosiasi, baik terhadap aspekaspek permodalan maupun aspek manajemen, sumber daya manusia serta aspek
hukum dari perusahaan yang baru tersebut. Hal itu menyebabkan kombinasi bisnis
melalui akuisisi lebih banyak dilakukan oleh perusahaan-perusahaan yang ingin
ekspansi.
Akuisisi merupakan salah satu alternatif strategi dibandingkan dengan
membangun perusahaan baru, karena pembangunan perusahaan baru tidak hanya
membutuhkan dana yang besar dan waktu yang lama tetapi juga faktor kegagalan
yang cukup besar. Menurut Gitman (2012:714-716) Ada beberapa alasan
perusahaan melakukan kombinasi bisnis atau merger dan akuisisi yaitu
pertumbuhan atau diversifikasi usaha, sinergi, meningkatkan dana, menambah
ketrampilan dan teknologi, pertimbangan pajak, meningkatkan likuiditas pemilik
dan melindungi diri dari pengambilalihan.
Bentuk akuisisi berdasarkan penggabungan usahanya ada tiga janis yaitu
pengabungan usaha horizontal, vertikal dan konglomerasi. Akuisisi horizontal,
yaitu akuisisi perusahaan-perusahaan yang sejenis yang menjadi satu perusahaan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
3
yang lebih besar dalam rangka menghindari adanya persaingan di antara
perusahaan yang sejenis dan meningkatkan efisiensi usaha di antara perusahaanperusahaan sejenis yang bersangkutan tersebut. Akuisisi vertikal, yaitu kombinasi
perusahaan yang sebelumnya keduanya mempunyai hubungan yang saling
menguntungkan, mempunyai keterikatan proses produksi atau operasionalnya.
Sedangkan Akuisisi konglomerasi adalah bila antara perusahaaan penawar dan
perusahaan target tidak ada hubungan sama sekali, misalnya perusahaan makanan
melakukan akuisisi terhadap perusahaan komputer. (Sjahrial, 2009:315)
Akuisisi dapat dikatakan sebagai peristiwa yang mengandung nilai
informasi bagi investor apabila dapat memberikan abnormal return. Abnormal
return yang diperoleh investor merupakan kompensasi atas waktu dan risiko
yang terkait dengan investasi yang dilakukan. Suatu pasar akan bereaksi apabila di
dalam pengumuman tersebut memiliki kandungan informasi. Jika pengumuman
mengandung informasi, maka pasar diharapkan akan bereaksi pada
waktu
pengumuman tersebut diterima oleh pasar. Reaksi pasar tersebut dapat
dipengaruhi oleh tingkat keuntungan yang diukur dengan menggunakan return
sebagai nilai perubahan harga atau menggunakan abnormal return.
peristiwa yang mengandung informasi akan memberikan
Suatu
abnormal return
kepada investor. Sebaliknya, peristiwa yang tidak mengandung informasi tidak
akan memberikan abnormal return kepada investor (Jogiyanto, 2013:410).
Sesudah akuisisi kondisi dan posisi keuangan perusahaan mengalami
perubahan dan hal ini tercermin dalam laporan keuangan perusahaan yang
melakukan akuisisi. Untuk menilai bagaimana keberhasilan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
akuisisi yang
4
dilakukan, dapat dilihat dari kinerja perusahaan setelah melakukan
akuisisi
terutama kinerja keuangan baik bagi perusahaan pengakuisisi maupun perusahaan
diakuisisi. Dasar logika dari pengukuran berdasar akuntansi adalah bahwa jika
skala bertambah besar ditambah dengan sinergi yang dihasilkan dari gabungan
aktivitas-aktivitas yang simultan, maka laba perusahaan juga semakin meningkat
sehingga kinerja perusahaan sesudah akuisisi seharusnya semakin baik
dibandingkan dengan sebelum akuisisi.
Perusahaan yang menjadi contoh keberhasilan akuisisi, yaitu akuisisi PT
Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk terhadap PT Berlico Mulia pada
tahun 2014, di mana sehari setelah akuisisi abnormal return saham PT Industri
Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk meningkat dari -0018 sehari sebelum akuisisi
menjadi 0,0177 dan kinerja keuangan mengalami peningkatan dari Current Ratio
yang awalnya 7,2 kali menjadi 9,2 kali, Debt to Equity Ratio mengalami
penurunan dari 0,12 menjadi 0,07 (penurunan rasio leverage merupakan cermin
peningkatan kinerja, karena tingkat penggunaan utang perusahaan menurun), rasio
aktivitas yang diwakili Total Asset Turn Over meningkat dari 0,80 menjadi 2,03 ,
rasio profitabiltas mengalami peningkatan yang diwakili return on equity dari
0,15 menjadi 0,16 . (www.idx.co.id dan www.yahoofinance.com data yang diolah
tahun 2016)
Hal tersebut sejalan dengan penelitian Nike Astria (2012) meneliti dampak
pengumuman merger dan akuisisi terhadap abnormal return Saham perusahaan
akuisitor yang terdaftar di BEI tahun 2006- 2008 membuktikan bahwa ada
perbedaan signifikan abnormal return pada periode sebelum dan sesudah
http://digilib.mercubuana.ac.id/
5
peristiwa. Hasil tersebut konsisten dengan penelitan sebelumnya yaitu penelitian
Yunita (2007) yang menunjukkan bahwa
terdapat
abnormal return
yang
signifikan di sekitar pengumuman peristiwa merger dan akuisisi pada perusahaan
sampel penelitian periode 1999 – 2006 di BEJ.
Penelitian Dyaksa (2006) membuktikan terdapat perbedaan yang
signifikan rasio EPS, NPM, ROE dan ROA, namun tidak ada perbedaan yang
signifikan abnormal return saham sebelum dan sesudah merger dan akuisisi.
Sedangkan menurut Payamta & Setiawan (2004), bertujuan untuk
menganalisis pengaruh merger dan akuisisi terhadap kinerja perusahaan yang
diproksikan dengan rasio keuangan dan
return
saham, hasil penelitian ini
menunjukan bahwa pengujian secara serentak terhadap semua rasio keuangan
(likuiditas, solvabilitas, aktivitas, dan profitabilitas) perusahaan manufaktur
setelah melakukan merger dan akuisisi ternyata tidak mengalami perbaikan
dibandingkan dengan sebelum melaksanakan merger dan akuisisi. abnormal
return sesudah merger dan akusisi adalah negatif dengan periode jendela 45 hari (
22 hari sebelum dan 22 sesudah merger dan akuisisi).
Konsisten dengan penelitian Payamta dan Setiawan, Fuji Jaya Lesmana
dan Ardi Gunardi (2009) meneliti Perbedaan kinerja keuangan dan abnormal
return sebelum dan sesudah akuisisi di BEI periode 2005-2007 . Hasil yang
muncul akuisisi tidak memberikan peningkatan secara signifikan pada kinerja
keuangan yang diproyeksikan dengan rasio keuangan, earning per share dan
abnormal return pada perusahaan pengakuisisi dan perusahaan diakuisisi,
http://digilib.mercubuana.ac.id/
6
peningkatan kinerja keuangan yang signifikan hanya terjadi pada beberapa
variabel saja baik pada perusahaan pengakuisisi dan diakuisisi
Dari uraian diatas pada saat ini semakin banyak perusahaan yang
memutuskan untuk melakukan akuisisi dengan harapan keputusan tersebut akan
berpengaruh terhadap abnormal return saham dan kinerja keuangan perusahaan.
Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
dengan judul: “Analisis Perbedaan Abnormal Return Saham dan Kinerja
Keuangan Perusahaan Sebelum dan Sesudah Akuisisi (Studi Empiris
Perusahaan Non Keuangan Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 20102015)”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka perumusan
masalah dalam penelitian ini adalah
1.
Apakah terdapat perbedaan abnormal return saham sebelum dan setelah
akuisisi?
2.
Apakah terdapat perbedaan kinerja keuangan perusahaan dengan proksi
Current Ratio(CR), Total asset Turn Overs (TATO), Debt to Equity Ratio
(DER), dan Return on Equity (ROE) sebelum dan sesudah akuisisi?
C. Tujuan dan Kontribusi Penelitian
1. Tujuan Penelitian
a.
Menguji apakah terdapat perbedaan abnormal return saham perusahaan
sebelum dan sesudah akuisisi.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
7
b.
Menguji perbedaan Current Ratio(CR), Total asset Turn Overs (TATO),
Debt to Equity Ratio (DER), dan Return on Equity (ROE) sebelum dan
sesudah akuisisi.
2. Kontribusi Penelitian
Adapun hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi
teoritis dan kontribusi praktis adalah sebagai berikut :
a.
Bagi Akademisi
Hasil penelitian diharapkan dapat menjadikan sebuah referensi bagi para
akademisi dan dapat dijadikan sebagai tambahan informasi bagi penelitian
selanjutnya. Dapat digunakan bahan penelitian yang relevan dan dapat
menambah pengetahuan, wawasan dan menambah ilmu kepustakaan.
b.
Bagi Praktisi
Diharapkan penelitian ini dapat menjadi salah satu sumber informasi
mengenai pengaruh akuisisi terhadap abnormal return saham serta kinerja
keuangan perusahaan di indonesia.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Download