sak etap detil 01112015

advertisement
SAK ETAP
1
Agenda
1.
Pendahuluan
2.
SAK ETAP
3.
Detailed PSAK ETAP
4.
Perbandingan SAK ETAP-PSAK
2
Standar Akuntansi ??
• Untuk keseragaman laporan keuangan, laporan keuangan yang relevan dan
reliable (representational faitfullness)
• Memudahkan penyusun laporan keuangan karena ada pedoman baku sehingga
meminimalkan bias dari penyusun
• Memudahkan auditor dalam mengaudit
• Memudahkan pembaca laporan keuangan untuk menginterpretasikan dan
membandingkan laporan keuangan entitas yang berbeda.
• Pengguna laporan keuangan banyak pihak sehingga penyusun tidak dapat
menjelaskan kepada masing-masing pengguna
Laporan Keuangan bertujuan umum yang relevan dan reliable sehingga
dapat digunakan sebagai dasar dalam pengembilan keputusan.
PPL - IAPI
3
Tujuan Laporan Keuangan
• Memberikan infomasi 
– posisi keuangan,
– kinerja
– perubahan posisi keuangan suatu perusahaan
yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan
keputusan ekonomi
• Laporan keuangan menunjukkan apa yang telah dilakukan
manajemen (stewardship), dan pertanggung jawaban
sumber daya yang dipercayakan kepadanya
• Memenuhi kebutuhan sebagian besar pemakai.
• Menyediakan pengaruh keuangan dari kejadian di masa lalu
dan tidak diwajibkan menyediakan informasi non keuangan.
PPL - IAPI
4
Empat Pilar Standar Akuntansi Indonesia
 Pernyataan Standar Akuntansi
Keuangan
 Standar Akuntansi Keuangan Entitas
Tanpa Akuntabilitas Publik signifikan SAK-ETAP
 Standar Akuntansi Syari’ah – SAK
Syariah
 Standar Akuntansi Pemerintahan - SAP
 IFRS hanya diadopsi PSAK
 SAK ETAP diluncurkan pada tanggal 17 July 2009
 Instansi Pemerintah menggunakan Standar Akuntansi
Pemerintahan PP 71 tahun 2010
PPL - IAPI
5
AKUNTABILITAS PUBLIK SIGNIFIKAN
• Harus menggunakan PSAK – IFRS based
• Namun, dapat menggunakan SAK ETAP jika ada regulasi yang mengijinkan
penggunaan SAK ETAP  BPR sesuai dengan SE BI No.11/37/DKBU tahun 2009
•
Karakteristik IFRS :
– IFRS menggunakan “Principles Base “ :
• Lebih menekankan pada intepretasi dan aplikasi atas standar sehingga
harus berfokus pada spirit penerapan prinsip tersebut.
• Standar membutuhkan penilaian atas substansi transaksi dan evaluasi
apakah presentasi akuntansi mencerminkan realitas ekonomi.
• Membutuhkan profesional judgment pada penerapan standar
akuntansi.
– Banyak menggunakan fair value dalam penilaian, jika tidak ada nilai pasar
aktif harus melakukan penilaian sendiri (perlu kompetensi) atau
menggunakan jasa penilai
– Mengharuskan pengungkapan (disclosure) yang lebih banyak baik kuantitaif
maupun kualitatif
6
SAK – ETAP: Why?
• PSAK – IFRS based sulit diterapkan bagi perusahaan menengah
kecil mengingat penentuan fair value memerlukan biaya yang
tidak murah.
• PSAK – IFRS rumit dalam implementasinya seperti kasus PSAK 50
dan PSAK 55 meskipun sudah disahkan tahun 2006 namun
implementasinya tertunda bahkan 2010 sudah keluar PSAK 50
(revisi).
• PSAK – IFRS menggunakan principle based sehingga
membutuhkan banyak professional judgement.
• PSAK – IFRS perlu dokumentasi dan IT yang kuat
• SAK ETAP sebagai solusi utk SME (ETAP)
PPL - IAPI
7
Sejarah Standar Akuntansi
Efektif
1 Januari 2012
Pra PAI
1973
PAI
1973
Konvergensi
IFRS 20082012
Harmonisasi
IAS 19942007
Efektif
1 Januari 2015
Konvergensi
IFRS 20122015
8 Desember 2008
Komitmen mendukung IFRS
sebagai standar akuntansi
keuangan global
8
Roadmap IFRS di Indonesia
FASE 1
Efektif
< 2010
Efektif
2011
FASE 2
Efektif
2012
• 3 PSAK
• 16 PSAK
• 11 PSAK
• 22 PSAK
• 1 ISAK
• 6 ISAK
• 12 ISAK
• 1 ISAK
• 9 PPSAK
• 1 PISAK
• 1 PPSAK
• 3 PPSAK
• 2 PPSAK
IAS / IFRS dalam proses adopsi:
a. IAS 41 Agriculture
b. IFRIC 21 Levies
c. IFRS 9 Financial Instrument
Efektif
Efektif
2013
2014&2015
•
•
•
•
•
4 PSAK
9 Revisi PSAK
4 ISAK (2014)
1 PPSAK (2014)
Penyesuan SAK
Diskusi IFRS
a. IFRS 4 Insurance Contract
b. IFRS Revenue from Contract with
Customers
c. Leases
d. Conceptual Framework –
Reporting Entity
9
PSAK 2013 & 2014
NO IFRS
STATUS
1
IFRS 10: Consolidated Financial
Statements
PSAK 65: Laporan Keuangan Konsolidasian [1
Jan 2015]
2
IFRS 11: Joint Arrangements
PSAK 66: Pengaturan Bersama [1 Jan 2015]
3
IFRS 12: Disclosure of Interests in
Other Entities
PSAK 67: Pengungkapan Kepentingan dalam
Entitas Lain [1 Jan 2015]
4
IFRS 13: Fair Value Measurement
PSAK 68: Pengukuran Nilai Wajar [1 Jan
2015]
5
IFRIC 18: Transfer of Assets from
Customers
ISAK 27: Pengalihan Aset dari Pelanggan [1
Jan 2014]
6
IFRIC 19: Extinguishing Financial
Liabilities with Equity Instruments
ISAK 28: Pengakhiran Liabilitas Keuangan
dengan Instrumen Ekuitas [1 Jan 2014]
7
IFRIC 20: Stripping Costs in the
Production Phase of a Surface Mining
ISAK 29: Biaya Pengupasan Lapisan Tanah
tahap Produksi pada Pertambangan Terbuka
[1 Jan 2014]
10
PSAK 2013 & 2014
NO IFRS
STATUS
1
IAS 1: Presentation of Financial
Statements
PSAK 1: Penyajian Laporan Keuangan [1 Jan 2015]
2
IAS 19: Employee Benefits
PSAK 24: Imbalan Kerja [1 Jan 2015]
3
IAS 27: Separate Financial Statements
PSAK 4: Laporan Keuangan Tersendiri [1 jan 2015]
4
IAS 28: Investments in Associates and
Joint Ventures
PSAK 15: Investasi pada Entitas Asosiasi dan
Ventura Bersama [1 Jan 2015]
5
IAS 32: Financial Instruments:
Presentation
PSAK 50: Instrumen Keuangan: Penyajian
[Disahkan pada 29 April 2014, berlaku 1 Jan 2015]
6
IAS 36: Impairment of Assets
PSAK 48: Penurunan Nilai Aset [Disahkan pada 29
April 2014, berlaku 1 Jan 2015]
7
IAS 39: Financial Instruments:
Recognition and Measurement (IFRS 9
eff 2018 belum diadopsi)
PSAK 55: Instrumen Keuangan: Pengakuan dan
Pengukuran [Disahkan pada 29 April 2014, berlaku
1 Jan 2015]
8
IFRS 7: Financial Instruments:
Disclosures
PSAK 60: Instrumen Keuangan: Pengungkapan
[Disahkan pada 29 April 2014, berlaku 1 Jan 2015]
9
IAS 12: Income Tax
PSAK 46: Pajak Penghasilan [Disahkan pada 29
April 2014, berlaku 1 Jan 2015]
11
PSAK non IFRS
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
PSAK 28: Akuntansi Kontrak Asuransi Kerugian;
PSAK 36: Akuntansi Kontrak Asuransi Jiwa;
PSAK 38: Akuntansi Restrukturisasi Entitas Sepengendali;
PSAK 34: Kontrak Konstruksi
PSAK 44: Pendapatan Real Estate
PSAK 45: Pelaporan Keuangan Entitas Nirlaba;
ISAK 25: Hak atas Tanah
12
Perkembangan Setelah 1 Januari 2015
IFRS terbaru:
• IFRS 9 Financial Instruments (efektif 1 Januari 2018)
• IFRS 14 Regulatory Deferral Accounts (efektif 1 Januari 2016)
• IFRS 15 Revenue from Contracts with Customers (efektif 1
Januari 2017)
• IFRIC 21 Levies (efektif 1 Januari 2014) – dalam pertimbangan
DSAK IAI
• Amandemen IAS 41 Agriculture (efektif 1 Januari 2016)
Pembahasan IASB:
• Amandemen IFRS 4 Insurance Contracts
• IFRS on Leases
• Amandemen dan penyesuaian IFRS lain
13
Public Hearing 30 Juni 2015
ISAK 30 Pungutan
Amandemen PSAK 1 : Prakarsa Pengungkapan
• Amandemen IAS 1 Disclosure Initiative
Amandemen PSAK 16 dan PSAK 19: Klarifikasi yang Diterima
untuk Penyusutan dan Amortisasi
• Amandemen IFRS 4 IAS 16 dan IAS 38
Amandemen PSAK 24: Program Manfaat Pasti Kontribusi
Pekerja
• Amandemen IAS 19 Defined Plans: Employee Contributions
14
Public Hearing 21 September 2015
PSAK 69 Agrikultur
ISAK 31 Interpretasi atas Ruang Lingkup Properti Investasi
Amandemen PSAK 4 : Metode Ekuitas dalam Laporan Keuangan
Tersendiri
Amandemen PSAK 15, 65 dan 67 : Entitas Investasi Penerapan
Pengecualian Konsolidasi
Amandemen PSAK 66: Akuntansi Akuisisi Kepentingan dalan
Operasi Bersama
Amandemen PSAK 16: Agrikultur Tanaman Produktif
15
PSAK 69
•
•
•
•
•
•
Aktivitas agrikultur (agricultural activity) adalah manajemen transformasi
biologis dan panen aset biologis oleh entitas untuk dijual atau untuk
dikonversi menjadi produk agrikultur atau menjadi aset biologis tambahan.
Aset biologis (biological asset) adalah hewan atau tanaman hidup.
Produk agrikultur (agricultural produce) adalah produk yang dipanen dari aset
biologis milik entitas.
Aset biologis diukur pada saat pengakuan awal dan pada setiap akhir periode
pelaporan pada nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual, kecuali untuk kasus
yang dideskripsikan dalam paragraf 30 dimana nilai wajar tidak dapat diukur
secara andal.
Aset biologi yang menghasilkan (bearer asset) merupakan aset tetap yang
pembebanannya akan dilakukan dengan proses amortisasi.
Produk agrikultur yang dipanen dari aset biologis milik entitas diukur
pada nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual pada titik panen.
Setelah panen  biaya perolehan persediaan.
16
SAK ETAP
17
SAK ETAP
• SAK ETAP: Standar akuntansi keuangan untuk entitas tanpa
akuntabilitas publik
• Digunakan untuk entitas tanpa akuntabilitas publik.
• ETAP adalah entitas yang:
– Tidak memiliki akuntabilitas publik signifikan; dan
– Menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan umum
(general purpose financial statement) bagi pengguna
eksternal.
– Contoh pengguna eksternal adalah pemilik yang tidak
terlibat langsung dalam pengelolaan usaha, kreditur, dan
lembaga pemeringkat kredit.
18
SAK ETAP
• Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik
signifikan.
• PSAK yang disederhanakan:
– Pilihan pada alternatif standar yang lebih sederhana
– Penyederhaaan pengakuan dan pengukuran
– Mengurangi pengungkapan
– Penyederhanaan
• Merupakan standar yang berdiri sendiri secara keseluruhan
(stand alone)
19
Manfaat SAK ETAP
• Diharapkan dengan adanya SAK ETAP, perusahaan kecil,
menengah, mampu untuk
– menyusun laporan keuangannya sendiri,
– dapat diaudit dan mendapatkan opini audit,
sehingga dapat menggunakan laporan keuangannya untuk
mendapatkan dana (misalnya dari Bank) untuk
pengembangan usaha.
• Lebih sederhana dibandingkan dengan PSAK – IFRS sehingga
lebih mudah dalam implementasinya
• Tetap memberikan informasi yang handal dalam penyajian
laporan keuangan.
20
SAK ETAP
• Disusun dengan mengadopsi IFRS for SME dengan modifikasi
sesuai kondisi di Indonesia dan dibuat lebih ringkas.
• SAK ETAP masih memerlukan professional judgement namun
tidak sebanyak untuk PSAK – IFRS.
• Dalam beberapa hal tidak ada perubahan signifikan
dibandingkan dengan PSAK lama: contoh PSAK 16 (1994).
Namun ada beberapa hal yang dimodifikasi dari IFRS/IAS.
21
IFRS for SMEs
• IFRS for SMEs, merupakan “mini” Full IFRS
– Terdapat pengurangan opsi dan pengungkapan
– Tidak terdapat pengakuan dan pengukuran yang berbeda
dengan Full IFRS, kecuali
– “borrowing cost” dibebankan langsung dan tidak
dikapitalisasi, dan
– terdapat pengaturan mengenai “ekuitas”
• Target dari IFRS for SMEs adalah perusahaan
menengah ke bawah.
22
ISI SAK ETAP
BAB
ISI
BAB
ISI
1
Ruang Lingkup
16
Aset Tidak Berwujud
2
Konsep dan Prinsip Pervasive
17
Sewa
3
Penyajian Laporan Keuangan
18
Kewajiban Diestimasi dan Kontijensi
4
Neraca
19
Ekuitas
5
Laporan Laba Rugi
20
Pendapatan
6
Laporan Perubahan Ekuitas
21
Biaya Pinjaman
7
Laporan Arus Kas
22
Penurunan Nilai Aset
8
Catatan atas Laporan Keuangan
23
Imbalan Kerja
9
Kebijakan Akuntansi, Perubahan Kebijakan
Akuntansi dan Koreksi Kesalahan
24
Pajak Penghasilan
10
Investasi pada Efek Tertentu
25
Mata Uang Pelaporam
11
Persediaan
26
Transaksi dalam Mata Uang Asing
12
Investasi pada Entitas Asosiasi dan Entitas Anak
27
Peristiwa setalah Akhir Periode Pelaporan
13
Investasi pada Joint Venture
28
Pengungkapan Pihak-pihak yang Mempunyai
Hubungan Istimewa
14
Properti Investasi
29
Ketentuan Transisi
15
Aset Tetap
30
Tanggal Efektif
Daftar Istilah
23
Ruang lingkup
•
•
•
PPL - IAPI
SAK ETAP, dimaksudkan untuk digunakan oleh Entitas Tanpa Akuntabilitas
Publik (ETAP), yaitu entitas yang:
 Tidak memiliki akuntabilitas publik signifikan; dan
 Menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan umum bagi pengguna
eksternal
Entitas dengan akuntabilitas publik signifikan
 Telah mengajukan pernyataan pendaftaran, atau sedang dalam proses
pengajuan pendaftaran, pada otoritas pasar modal atau regulator lain
untuk tujuan penerbitan efek di pasar modal; atau
 Menguasai aset dalam kapasitas sebagai fidusia untuk sekelompok besar
masyarakat, seperti bank, entitas asuransi,pialang dan atau pedagang
efek, dana pensiun, reksa dana dan bank investasi.
Entitas yang memiliki akuntabilitas publik signifikan dapat menggunakan SAK
ETAP jika otoritas berwenang membuat regulasi mengizinkan penggunaan SAK
ETAP. Contoh: Bank Perkreditan Rakyat (BPR)
24
BAB1
Ruang
Lingkup
Ruang lingkup
• SAK ETAP, dimaksudkan untuk digunakan oleh
Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (ETAP), yaitu
entitas yang:
• Tidak memiliki akuntabilitas publik signifikan; dan
• Menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan
umum bagi pengguna eksternal
25
Ruang lingkup
BAB1
Ruang
Lingkup
• Entitas dengan akuntabilitas publik signifikan jika:
–
–
Telah mengajukan pernyataan pendaftaran, atau sedang dalam
proses pengajuan pernyataan pendaftaran, pada otoritas pasar modal
atau regulator lain untuk tujuan penerbitan efek di pasar modal;
atau
Menguasai aset dalam kapasitas sebagai fidusia untuk sekelompok
besar masyarakat, seperti bank, entitas asuransi,pialang dan atau
pedagang efek, dana pensiun, reksa dana dan bank investasi.
• Entitas yang memiliki akuntabilitas publik signifikan dapat
menggunakan SAK ETAP jika otoritas berwenang membuat
regulasi mengizinkan penggunaan SAK ETAP.
–
Contoh: Bank Perkreditan Rakyat (BPR)
26
Apakah memiliki akuntabilitas publik?
•
•
•
•
Perusahaan kecil yang memiliki saham di pasar modal.
Perusahaan manufaktur besar (bukan emiten).
Bank umum besar (bukan emiten).
Entitas yang bisnis satu-satunya adalah pendapatan bunga
atas uang yang dipinjamkan kepada nasabah. Entitas ini
memperoleh semua dana dari seorang pemilik yang
milyuner.
27
BAB 2
Konsep dan Prinsip Pervasif
Konsep dan
Prinsip
Pervasive
• Konsep dan prinsip pervasif merupakan KDPPLK (Kerangka Dasar Penyajian
dan Pengukuran LK) untuk ETAP
• Tujuan Laporan Keuangan  menyajikan informasi yang bermanfaat bagi
sebagian besar pengguna untuk pengambilan keputusan ekonomi
• Karakteristik kualitatif informasi dalam laporan keuangan
–
–
–
–
–
–
–
–
–
–
Dapat dipahami
Relevan
Materialitas  jika mempengaruhi keputusan
Keandalan
Substansi mengungguli bentuk  substansi ekonomi lebih diutamakan
dibandingkan dengan bentuk hukum contoh sewa pembiayaan
Pertimbangan sehat
Kelengkapan
Dapat dibandingkan
Tepat waktu
Keseimbangan antara biaya dan manfaat
28
BAB 2
Konsep dan
Prinsip
Pervasive
•
•
•
•
•
•
•
Konsep dan Prinsip Pervasif
Posisi keuangan
– Aset  manfaat ekonomi di masa depan
– Kewajiban  kewajiban untuk mengorbanan manfaat ekonomi di masa depan
– Ekuitas  hak residual
Kinerja keuangan
– Pendapatan
– Beban
Pengakuan
– Kemungkinan manfaat ekonomi ekonomi masa depan mengaliir ke entitas
– Nilai dan biaya yang dapat diukur dengan andal
Pengukuran unsur-unsur laporan keuangan : biaya historis dan nilai wajar
Prinsip pengakuan dan pengukuran berpengaruh luas (Pervasif) : dalam hal tidak
ada pengaturan tertentu dalam SAK ETAP mengikuti aturan hirarki.
Dasar akrual  kecuali untuk arus kas
Saling hapus tidak diperkenankan  kecuali dipersyaratkan / diijinkan: penyisihan,
penjualan aset.
29
BAB 3
Penyajian
Laporan
Keuangan
Penyajian Laporan Keuangan
• Penyajian wajar : posisi keuangan, kinerja keuangan dan arus
kas dengan pengungkapan tambahan jika diperlukan.
• Kepatuhan SAK: Entitas yang menggunakan SAK ETAP harus
secara eksplisit menyatakan secara penuh atas kepatuhan
terhadap SAK ETAP dalam catatan laporan keuangan.
• Kelangsungan usaha : Entitas harus menilai kelangsungan
usaha pada saat menyusun laporan keuangan
• Frekuensi pelaporan - Entitas menyajikan laporan keuangan
minimal satu kali dalam setahun.
30
BAB 3
Penyajian
Laporan
Keuangan
Penyajian Laporan Keuangan
• Penyajian yang konsisten: Penyajian dan klasifikasi pos-pos harus
konsisten, kecuali:
– Terjadi perubahan signifikan operasi entitas atau perubahan tersebut
menghasilkan penyajian yang lebih andal dan relevan.
– SAK ETAP mensyaratkan perubahan penyajian
– Reklasifikasi harus dilakukan retrospektif, kecuali tidak praktis dapat
secara prospektif.
– Jika prospektif: diungkapkan sifat reklasifikasi dan jumlah pos yang
direklasifikasi serta alasannya.
• Informasi komparatif : informasi harus diungkapkan komparatif dengan
periode sebelumnya kecuali dinyatakan lain oleh SAK ETAP.
• Material dan Agregasi: pos yang material disajikan terpisah, yang tidak
material digabungkan dengan yang memiliki sifaf dan jenis yang sama.
31
BAB 3
Penyajian
Laporan
Keuangan
Penyajian laporan keuangan
• Laporan keuangan lengkap
− Neraca (Bab 4)
− Laporan laba rugi (Bab 5)
− Laporan perubahan ekuitas (Bab 6)
− Laporan arus kas (Bab 7)
− Catatan atas laporan keuangan (Bab 8)
32
BAB 3
Penyajian Laporan Keuangan
Penyajian
Laporan
Keuangan
• Jika entitas hanya mengalami perubahan ekuitas yang berasal
dari
•
•
•
•
laba rugi,
pembayaran dividen,
koreksi kesalahan periode lalu dan
perubahan kebijakan akuntansi
• maka entitas dapat menyajikan Laporan laba rugi dan saldo
laba sebagai pengganti Laporan laba rugi dan Laporan
perubahan ekuitas.
33
BAB 3
Penyajian
Laporan
Keuangan
Laporan Keuangan
SAK ETAP
• Neraca
– Kewajiban
• Laporan laba rugi
• Laporan perubahan
ekuitas
• Laporan arus kas
• Catatan atas laporan
keuangan
PSAK 1 (Revisi 2013)
• Laporan posisi keuangan
(neraca)
– Liabilitas
• Laporan laba rugi dan
penghasilan komprehensif lain
• Laporan perubahan ekuitas
• Laporan arus kas
• Catatan atas laporan
keuangan
34
Penyajian Laporan Keuangan
• Identifikasi secara jelas setiap komponen laporan keuangan.
• Informasi berikut, jika perlu, pada setiap halaman:
– Nama entitas pelapor dan perubahan dalam nama tersebut sejak
laporan periode terakhir
– Tanggalatauperiodeyang dicakupolehlaporankeuangan, manayang lebihtepatbagi
setiap komponenlaporankeuangan;
– Matauangpelaporan, sepertididefinisikandalamBab25 Mata UangPelaporan;
– Pembulatan angka yang digunakan dalam penyajian laporankeuangan.
• Catatan laporan keuangan:
– Domisili, bentukhukumdanalamat kantoryang terdaftar
– Penjelasan sifat operasi dan aktivitas utama
35
Neraca
BAB 4
Neraca
• Penyajian
– Klasifikasi aset lancar dan aset tidak lancar
– Klasifikasi kewajiban jangka pendek dan
kewajiban jangka panjang
• Kecuali jika memberikan informasi yang andal
dan relevan dapat berdasarkan likuiditas
36
Neraca
• Menyajikan aset, kewajiban dan ekuitas pada tanggal tertentu.
• Minimal mencakup pos-pos:
–
–
–
–
–
–
–
–
–
–
kas dan setara kas,
piutang usaha dan piutang lain-lain,
persediaan,
properti investasi,
aset tetap,
aset tidak berwujud,
utang usaha dan utang lainnya,
aset dan kewajiban pajak,
kewajiban diestimasi
ekuitas.
• Urutan dan format pos tidak ditentukan oleh SAK ETAP
37
Aset Lancar
•
–
–
–
–
•
Entitas mengklasifikasikan aset sebagai aset lancar jika:
diperkirakan akan direalisasi atau dimiliki untuk dijual atau
digunakan, dalam jangka waktu siklus operasi normal entitas;
dimiliki untuk diperdagangkan;
diharapkan akan direalisasi dalam jangka waktu 12 bulan
setelah akhir periode pelaporan; atau
berupa kas atau setara kas, kecuali jika dibatasi
penggunaannya dari pertukaran atau digunakan untuk
menyelesaikan kewajiban setidaknya 12 bulan setelah akhir
periode pelaporan.
Aset lainnya diklasifiaksikan tidak lancar
38
Kewajiban Jangka Pendek
 Entitas mengklasifikasikan kewajiban sebagai kewajiban jangka
pendek jika:
 diperkirakan akan diselesaikan dalamjangka waktu siklus
normal operasi entitas;
 dimiliki untuk diperdagangkan;
 kewajiban akan diselesaikan dalamjangka waktu 12 bulan
setelah akhir periode pelaporan; atau
 entitas tidak memiliki hak tanpa syarat untuk menunda
penyelesaian kewajiban setidaknya 12 bulan setelah akhir
periode pelaporan.
 Entitas mengklasifikasikan semua kewajiban lainnya sebagai
kewajiban jangka panjang.
39
Informasi disajikan di Neraca atau CALK
•
•
•
•
kelompok aset tetap;
jumlah piutang usaha, piutang dari pihak-pihak yang
memiliki hubungan istimewa, pelunasan dipercepat
dan jumlah lainnya;
Rincian persediaan
Kewajiban imbalan kerja dan kewajiban diestimasi
lainnya
40
Contoh Klasifikasi Aset dan Kewajiban
• Aset lancar
– Kas dan setara kas
– Piutang usaha
– Persediaan
– Biaya dibayar dimuka
– Pajak dibayar dimuka
• Kewajiban jangka pendek
– Utang bank jangka pendek
– Utang usaha
– Utang pajak
– Biaya yang masih harus
dibayar
• Aset tidak lancar
– Properti investasi
– Aset tetap
– Aset tidak berwujud
– Aset lainnya
• Kewajiban jangka panjang
– Utang bank jangka panjang
– Kewajiban imbalan
pascakerja
41
Ekuitas
• Ekuitas terdiri dari:
• Modal disetor
• Tambahan modal disetor
• Saldo laba
• Pendapatan dan beban yang langsung diakui ke ekuitas
• Entitas yang berbentuk PT, juga mengungkapkan:
• jumlah modal dasar
• jumlah saham yang diterbitkan dan disetor penuh
• nilai nominal saham
• ikhtisar perubahan jumlah saham beredar
42
BAB 5
Laporan Laba Rugi
Laporan Laba
Rugi
• Menyajikan laporan laba rugi suatu periode tertentu
yang menunjukan kinerja keuangan selama periode
tersebut.
• Pos minimal:
•
•
•
•
•
Pendapatan
beban keuangan
bagian laba atau rugi investasi (metode ekuitas)
beban pajak
laba atau rugi bersih
• Pos luar biasa tidak diperkenankan
43
Laporan Laba Rugi
Entitas dapat menyajikan beban berdasarkan

Sifat beban
 beban bahan baku
 beban tenaga kerja
 beban penyusutan
 beban sewa ruangan
 beban listrik
 beban operasi lainnya

Fungsi beban
 beban pokok penjualan
 beban pemasaran
 beban umum dan
administrasi
 beban operasi lainnya
44
BAB 6
Laporan
Perubahan
Ekuitas
Alternatif Penyajian
• Entitas dapat menyajikan:
– Laporan perubahan ekuitas
– Laporan laba rugi dan saldo laba
• jika perubahan pada ekuitas hanya berasal dari laba atau rugi,
pembayar dividen, koreksi kesalahan periode lalu dan perubahan
kebijakan akuntansi.
• Menyajikan:
– Laba rugi tahun berjalan
– Pendapatan dan beban yang diakui langsung dalam
ekuitas
– Pengaruh perubahan kebijakan akuntansi dan koreksi
kesalahan.
– Rekonsiliasi jumlah tercatat awal dan akhir periode dari
komponen ekuitas.
45
Contoh
Modal
Disetor
Tambahan
Modal
Disetor
Laba Belum
Direalisasi Efek
Tersedia Dijual
Saldo
Laba
Jumlah
Ekuitas
Saldo awal
500.000
150,000
65.000
256.000
971.000
Pengeluaran saham
baru
150.000
(150,000)
Rugi belum direalisasi
(35.000)
(35.000)
Dividen kas
(125.000)
(125.000)
Laba bersih tahun
berjalan
154.000
154.000
285.000
965.000
Saldo akhir
650.000
-
30.000
46
Contoh
2015
Pendapatan
500.000.000
Beban pokok penjualan
150.000.000
Laba kotor
350.000.000
Beban usaha
65.000.000
Laba usaha
285.000.000
Beban bunga
15.000.000
Laba sebelum pajak
270.000.000
Pajak
75.600.000
Laba bersih
194.400.000
Saldo laba awal tahun
225.000.000
Laba bersih tahun berjalan
194.400.000
Dividen tunai
(75.000.000)
Saldo laba akhir tahun
344..000
47
BAB 7
Laporan Arus
Kas
Laporan Arus Kas
• Menyajikan informasi arus kas dari aktivitas operasi, aktivitas investasi dan
aktivitas pendanaan.
• Aktivitas operasi hanya dapat disajikan secara tidak langsung.
• Bunga dan dividen harus diungkap secara terpisah secara konsisten sebagai
aktivitas operasi, investasi atau pendanaan.
• Pajak penghasilan diungkapkan terpisah sebagai aktivitas operasi kecuali
dapat secara spesifik diidentifikasi sebagai aktivitas investasi atau
pendanaan.
• Transaksi non kas tidak dapat disajikan dalam laporan arus kas.
48
Klasifikasi arus kas
•
Aktivitas operasi adalah aktivitas penghasil utama pendapatan
(principal revenue-producing activities) dan aktivitas lain yang
bukan merupakan aktivitas investasi dan aktivitas pendanaan.
•
Aktivitas investasi adalah perolehan dan pelepasan aktiva jangka
panjang serta investasi lain yang tidak termasuk setara kas
•
Aktivitas pendanaan (financing) adalah aktivitas yang
mengakibatkan perubahan dalam jumlah serta komposisi modal
dan pinjaman perusahaan
49
Bunga dan Dividen
• Arus kas bunga dan dividen diungkapkan secara terpisah dan
diklasifikasikan secara konsisten.
• Bunga
– Beban bunga dapat disajikan sebagai arus kas operasi atau pendanaan
(alternatif)
– Pendapatan bunga dapat disajikan sebagai arus kas operasi atau
investasi (alternatif)
• Dividen
– Dividen yang dibayarkan dapat disajikan sebagai arus kas pendanaan
atau operasi (alternatif)
– Pendapatan dividen dapat disajikan sebagai arus kas operasi atau
investasi (alternatif)
Arus Kas Operasi
•
Aktivitas operasi adalah Aktivitas penghasil utama pendapatan entitas
dan aktivitas lain yang bukan merupakan aktivitas investasi dan
pendanaan.
•
Indikator utama menentukan apakan operasi dapat menghasilkan kas
untuk melunasi pinjaman dan memelihara kemampuan operasi
entitas, membayar deviden dan melakukan investasi.
Inflows terdiri dari :
 Penerimaan dari penjualan
barang/jasa, royalti, pendapatan
lain.
 Penerimaan dari pendapatan sewa,
restitusi pajak.
 Penerimaan dari pemberian untuk
bank dan penjualan sekuritas dari
perusahaan efek




Outflows terdiri dari:
Pembayaran kepada pemasok
barang dan jasa
Pembayaran untuk karyawan.
Pembayaran klaim (asuransi),
pembelian efek (perusahaan
efek), pengembalian kredit
(bank)
Pembayaran biaya operasi
Aktivitas Operasi – Indirect method
Perubahan current asset dan
current liabilities
Arus kas dari
kegiatan operasi
Laba
bersih
+ Kerugian dan Keuntungan
+ Beban bukan kas
seperti depresiasi dan
amortisasi
52
Arus kas dari kegiatan investasi
Hasil dari :
– Penjualan aset tetap
– Penjualan investasi
– Penagihan pokok pinjaman
kepada pihak lain
+
Arus kas dari
kegiatan
Investasi
Kas dibayarkan kepada :
− Pembelian aset tetap
− Pembelian investasi
− Pembeli
_
53
Arus Kas Investasi
•
•




Aktivitas investasi adalah perolehan dan pelepasan aset jangka
panjang serta investasi lain yang tidak termasuk setara kas.
Mencerminkan pengeluaran untuk sumber daya yang
dimaksudkan menghasilkan kas di masa depan
Inflows terdiri dari :
Penerimaan penjualan aset tetap, aset
tidak berwujud dan aset jangka panjang
lain.
Penerimaan kas dari kontrak future/
forward, future untuk pendanaan
Penerimaan penjualan instrumen utang
atau kas (selain diperdagangkan)
Penerimaan kas dari pelunasan uang
muka dan pinjaman dari pihak lain.
Outflows terdiri dari:
 Pembayaran kas untuk membeli
aset tidak tetap, aset tidak
berwujud, biaya pengembangan
dikapiralisasi
 Pembayaran kas dari kontrak future,
forward, swap untuk aktivitas
pendanaan.
 Pembayaran untuk membeli
instrumen utang/ekuitas/ ventura
selain untuk diperdagangkan
Arus kas dari kegiatan pendanaan
Hasil dari :
– Penerbitan saham
– Penerbitan obligasi
– Pinjaman
+
Dibayarkan untuk :
 Membeli treasury stock
 Menarik obligasi
 Membayar pokok pinjaman
 Membayar deviden
Arus kas dari
kegiatan
Financing
_
55
Arus Kas Pendanaan
•
•
Aktivitas pendanaan adalah aktivitas yang mengakibatkan
perubahan dalam jumlah serta komposisi kontribusi modal dan
pinjaman entitas
Memprediksi klaim atas arus kas masa depan oleh para penyedia
modal entitas
Inflows terdiri dari :
 Penerimaan kas dari penerbitan
saham.
 Penerimaan kas dari penerbitan
obligasi, wesel, pinjaman jangka
pendek dan jangka panjang,
hipotek,
Outflows terdiri dari:
 Pembayaran kas kepada pemiliki
untuk menarik atau menebus
saham.
 Pelunasan pinjaman
 Pembayaran kas oleh lessee untuk
mengurangi saldo liabilitas terkait
sewa pembiayaan
BAB 8
Catatan atas
L/K
Catatan Atas Laporan Keuangan
• Catatan atas laporan keuangan berisi informasi tambahan,
penjelasan naratif atau rincian jumlah yang disajikan dalam
laporan keuangan.
– Harus mengungkapkan:
• dasar penyusunan laporan keuangan
• kebijakan akuntansi yang signifikan
• informasi tambahan yang tidak disajikan dalam laporan
keuangan, tapi relevan untuk memahami laporan
keuangan
– Disajikan secara sistematis dan merujuk silang ke pos-pos
dalam laporan keuangan.
57
BAB 8
Catatan atas
L/K
Urutan Penyajian
• Pernyataan kepatuhan sesuai SAK ETAP
• Ringkasan kebijakan akuntansi signifikan yang diterapkan
• Informasi yang mendukung pos-pos yang disajikan dalam
laporan keuangan, sesuai dengan urutan penyajian dalam
laporan keuangan
• Pengungkapan lain:
– kejadian setelah tanggal neraca
– standar akuntansi baru
– kondisi ekonomi global
• Informasi tentang sumber utama ketidakpastian estimasi
58
BAB 8
Catatan atas
L/K
•
•
•
•
•
•
Catatan atas Laporan Keuangan
Merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangn
Menjelaskan informasi umum tentang perusahaan
Kebijakan akuntansi yang dipilih oleh perusahaan termasuk metode akuntansi
dan estimasi yang digunakan
Penjelasan rinci / data detail mengenai angka dalam laporan keuangan
Informasi tambahan mengenai transaksi atau akun tertentu:
• Utang  tingkat bunga, kreditor, jumlah utang, jatuh tempo, jaminan yang
digunakan
• Investasi  nama perusahaan, jumlah kepemilikan, waktu akuisisi, dll
• Pajak  jumlah pajak dibayarkan, pajak tangguhan, beda
permanen/temporer, pajak final, dll
Informasi penting yang diharuskan oleh standar
• Segmen usaha
• Transaksi hubungan istimewa
• Kontijensi
• Kontrak kerjasama
59
BAB 9
Kebijakan
Akuntansi
•
•
•
•
Kebijakan Akuntansi
Kebijakan akuntansi adalah prinsip, dasar, konvensi, aturan
dan praktik tertentu yang diterapkan oleh suatu entitas dalam
menyusun dan menyajikan laporan keuangannya.
Jika SAK ETAP secara spesifik mengatur transaksi, kejadian
atau keadaan lainnya, maka entitas harus menerapkan SAK
ETAP.
Namun, jika dampak tidak material maka entitas tidak perlu
mengikuti persyaratan dalam SAK ETAP.
Entitas harus memilih dan menerapkan kebijakan akuntansi
secara konsisten untuk transaksi atau kejadian dan kondisi
lain yang serupa.
60
Tidak Ada Pengaturan Spesifik
– Jika SAK ETAP tidak secara spesifik mengatur suatu transaksi, peristiwa
atau kondisi, maka manajemen menggunakan pertimbangan relevan dan
andal untuk memilih kebijakan akuntansi dengan hirarki:
• persyaratan dan panduan SAK ETAP yang berhubungan dengan isu
serupa atau terkait
• definisi, kriteria pengakuan dan konsep pengukuran sesuai dengan
Bab 2 Konsep dan Prinsip Pervasif.
• persyaratan dan panduan dalam PSAK non-ETAP yang berhubungan
dengan isu serupa atau terkait
• pengaturan terkini dari badan penyusun standar lain yang
menggunakan kerangka dasar yang serupa
• literatur akuntansi dan praktik industri yang berterima umum
sepanjang tidak bertentangan.
61
Perubahan Kebijakan Akuntansi
• Perubahan kebijakan akuntansi hanya jika:
– disyaratkan sesuai SAK ETAP
– menghasilkan informasi yang lebih andal dan relevan
• Penerapan perubahan akuntansi:
– Sesuai dengan ketentuan transisi SAK ETAP
– Jika tidak diatur, maka penerapan secara retrospektif
• entitas menerapkan kebijakan akuntansi baru seolaholah kebijakan akuntansi baru telah diterapkan
sebelumnya.
• jika tidak praktis, entitas menerapkan kebijakan
akuntansi baru pada periode sajian paling awal.
62
Estimasi Akuntansi
• Perubahan estimasi akuntansi adalah penyesuaian jumlah
tercatat aset atau kewajiban, atau jumlah konsumsi periodik
suatu aset, yang berasal dari pengujian status sekarang dari,
dan ekspektasi manfaat ekonomi dan kewajiban masa
mendatang.
• Perubahan estimasi akuntansi yang berasal dari informasi baru
atau pengembangan baru dan, oleh karena itu, bukan koreksi
kesalahan.
• Penerapan secara prospektif
63
Perubahan estimasi
• Entitas A membeli aset tetap bangunan yang dibeli 1/1/2X03
sebesar 820 juta. Bangunan disusutkan dengan metode garis
lurus, masa manfaat 20 tahun, nilai sisa 20 juta.
• Pada 1/1/2X13 entitas merubah masa manfaat dari 10 tahun
tersisa menjadi 20 tahun tersisa sehingga total masa manfaat
menjadi 30 tahun.
Jumlah penyusutan per tahun (820-20)/20=40
Penyusutan selama 10 tahun = 400
Nilai buku tersisa 820-400 = 420
Penyusutan baru (420 – 20)/20 = 20
64
Koreksi Kesalahan Periode Lalu
• Kesalahan periode yang lalu adalah kelalaian dan kesalahan pencatatan
dalam laporan keuangan entitas untuk satu atau lebih periode lalu yang
muncul dari kegagalan untuk menggunakan atau kesalahan penggunaan
informasi yang andal, yang:
• tersedia ketika laporan keuangan diterbitkan; dan
• diekspektasi dengan layak seharusnya diperoleh dan dimasukkan dalam
penyusunan dan penyajian laporan keuangan tersebut
• Diterapkan secara retrospektif
65
Koreksi Kesalahan
•
•
Entitas A membeli aset tetap bangunan yang dibeli 1/1/2X09
sebesar 1.200 juta. Gedung disusutkan dengan metode garis lurus,
masa manfaat 20 tahun, nilai sisa 200 juta.
Pada 31/12/2X13 Entitas menemukan kesalahan bahwa nilai
peralatan tersebut seharusnya 1.400, akibat biaya perolehan yang
tidak dimasukkan. Nilai sisa dan masa manfaat tidak berubah
Koreksi harus dilakukan dari tahun 2X09 sampai dengan 2X13.
Depresiasi lama (1.200-200) / 20 = 50
Depresiasi baru (1.400-20)0 / 20 = 60
Koreksi 1/1/2X09 sampai 31/12/2X13 : 10 x 5 = 50
Aset tetap
200
Saldo Laba
200
Saldo Laba
50
Akumulasi depresiasi
50
Depresiasi 31/12/2X13 menggunakan depresiasi baru
Beban depresiasi
60
Akumulasi depresiasi
60
66
Diskusi Aspek Pajak
• Tidak ada aturan khusus boleh tidaknya koreksi atau perubahan
estimasi / kebijakan Akuntansi diatur.
• Untuk perubahan estimasi, harus dilihat apakah ini terkait dengan
pengakuan beban dan pendapatan yang oleh pajak terdapat
pengaturan khusus (mis depresiasi), jika demikian maka perubahan
tidak diakui menurut pajak.
• Jika perubahan estimasi tidak diatur secara khusus oleh pajak berarti
perubahan ini juga akan diakui menurut pajak. Permasalahannya
bagaimana pengakuan atas koreksi saldo laba, apakah akan dikenakan
pajak juga?
• Beberapa koreksi Akuntansi berakibat pada penyesuaian saldo laba
dai tidak diakui dalam laba rugi. Untuk hal ini, perlu dipertegas
bagaimana pajak atas tambahan ekuitas yang diperoleh dari
restatement  penghasilan adalah kemampuan ekonomis yang
menambah kekayaaan.
67
BAB 10
Investasi
Efek
Investasi Efek Tertentu
• Efek adalah surat berharga utang atau ekuitas
• Klasifikasi pada saat perolehan berdasarkan tujuan manajamen:
– dimiliki hingga jatuh tempo (held to maturity)
– diperdagangkan (trading)
– tersedia untuk dijual (available for sale)
• HTM disajikan sebesar biaya perolehan dikurangi amortisasi
premi atau diskonto
• Trading disajikan sebesar nilai wajar pada tanggal neraca
• AFS dinilai pada nilai wajar pada tanggal neraca.
68
Perubahan Nilai Wajar
Efek diperdagangkan
Efek tersedia untuk dijual
Efek dimiliki hingga jatuh tempo
Laba rugi belum
direalisasi
Laba rugi telah
direalisasi
Laba rugi
Laba rugi
Komponen ekuitas
Laba rugi
-
Laba rugi
69
Investasi pada Efek Tertentu
• Penyajian di neraca (classified balance sheet):
– Trading sebagai aset lancar
– HTM dan AFS sebagai aset lancar atau tidak lancar berdasarkan
keputusan manajemen, kecuali akan jatuh tempo pada tahun
berikutnya harus sebagai aset lancar.
• Laporan arus kas:
– Trading: arus kas operasi
– AFS dan HTM: arus kas investasi
70
Aspek Pajak Investasi dalam Efek
• Surat berharga pengenaan pajaknya final atas nilai penjualan bukan dari
selisih keuntungan atau penjualan  dalam perhitungan pajak,
keuntungan atau kerugian investasi akibat perubahan harga bukan
merupakan obyek Pph.
• Dividen dan bunga juga dikenakan pajak final sehingga bukan obyek pajak
juga.
• Dalam laporan keungan untuk pajak atas bunga dan dividen sering
disajikan netto (nilai setelah pajak) sehingga pajaknya dianggap nol.
• Perlu dipastkan konsistensi pencatatan perusahaan, sehingga akan diakui
rugi dari transaksi efek padahal pajaknya final.
71
Ilustrasi - HTM
•
•
•
•
•
•
•
Pada tanggal 3 Desember 2010, BPR
ABC membeli SBI jangka waktu 3 bulan
di pasar sekunder. Nilai nominal SBI Rp
500.000.000. Tingkat diskonto 7%
Jangka waktu 3 bulan
Nilai tunai = (500.000.000 x 360)/(360 +
(tingkat diskonto x jangka waktu)) =
491,400,491
Nilai diskonto = Nilai nominal – Nilai
tunai = 8,599,509
Biaya Transaksi = 2,000,000
Amortisasi Desember (28/90)
– diskonto s.d. 31/12/10 = 2,675,403
Unamortized 5,924,106
– biaya transaksi s.d. 31/12/10
= 622,222 Unamortized
Amortisasi dilakukan tiap bulan, maka
amortisasi pada Maret 3 hari. Desember
28 hari, Januari 31 dan Februari 28
Asumsikan SBI diklasifikasikan sebagai
HTM
Jurnal
Pembelian
SBI - Nominal
SBI – Biaya Transaksi
SBI – Diskonto
Kas/ Rekening
500.000.000
2.000.000
8.599.509
493.400.491
Amortisasi diskonto dan biaya transaksi
SBI - Diskonto
SBI – Biaya Transaksi
Pendapatan bunga
Desember
2.675.403
Amortisasi diskonto dan biaya transaksi
SBI - Diskonto
SBI – Biaya Transaksi
Pendapatan bunga
Januari
2.962.053
622.222
2.053.181
688.889
2.273.164
Februari
Pelunasan & amortisasi (3hari)
SBI - Diskonto
SBI – Biaya Transaksi
Pendapatan bunga
Kas/Rekening
SBI - Nominal
Maret
286.650
66.667
219.983
500.000.000
500.000.000
72
Ilustrasi - AFS
•
•
•
•
•
Pada tanggal 3 Desember 2010, BPR
ABC membeli SBI jangka waktu 3
bulan di pasar sekunder. Nilai nominal
SBI Rp 500.000.000. Tingkat diskonto
7% Jangka waktu 3 bulan
Nilai tunai = (500.000.000 x 360)/(360
+ (tingkat diskonto x jangka waktu)) =
491,400,491
Biaya Transaksi = 2,000,000
Harga tanggal 31 Desember
494.075.894
Asumsikan SBI diklasifikasikan sebagai
AFS
Jurnal
Pembelian
SBI
Beban Investasi – Biaya Transaksi
Kas/ Rekening
491.400.491
2.000.000
493.400.491
Tanggal 31 Desember penyesuaian nilai
wajar
SBI
2.675.403
Laba yang belum direalisasi -ekuitas
2.675.403
Pada 15 Januari dijual dengan harga
495.000.000
Kas / rekening
Laba yang belum direalisasi - ekuitas
SBI
Keuntungan penjualan SBI
495.000.000
2.675.403
494.075.894
3.599.509
73
Ilustrasi - Trading
•
•
•
•
•
Pada tanggal 3 Desember 2010, BPR
ABC membeli SBI jangka waktu 3
bulan di pasar sekunder. Nilai nominal
SBI Rp 500.000.000. Tingkat diskonto
7% Jangka waktu 3 bulan
Nilai tunai = (500.000.000 x 360)/(360
+ (tingkat diskonto x jangka waktu)) =
491,400,491
Biaya Transaksi = 2,000,000
Harga tanggal 31 Desember
494.075.894
Asumsikan SBI diklasifikasikan sebagai
AFS
Jurnal
Pembelian
SBI
Beban Investasi – Biaya Transaksi
Kas/ Rekening
Tanggal 31 Desember penyesuaian nilai
wajar
SBI
Laba yang belum direalisasi - LR
Pada 15 Januari dijual dengan harga
495.000.000
Kas / rekening
SBI
Keuntungan penjualan SBI
491.400.491
2.000.000
493.400.491
2.675.403
2.675.403
495.000.000
494.075.894
924.106
74
Ilustrasi saham – tersedia untuk dijual
• Entitas membeli investasi tersedia dijual seharga 100.000 pada 1
Desember 2015. Pada 31 Desember nilainya naik menjadi 115.000.
Inbvestasi ini dijual dengan harga 110.000 pada 1 Maret 2016.
Investasi diakui sebagai tersedia untuk dijual.
• Jurnal saat pembelian
– Aset keuangan – tersedia untuk dijual
–
Kas
100.000
100.000
• Jurnal saat penilaian 31 Desember 2015
– Aset keuangan – tersedia untuk dijual
–
Penghasilan komprehensif lain
15.000
15.000
• Jurnal saat penjualan 1 Maret 2016
– Kas
– Penghasilan komprehensif lain
–
Aset keuangan – tersedia untuk dijual
–
Penghasilan penjualan AFS
110.000
15.000
115.000
10.000
Ilustrasi saham - diperdagangkan
• Entitas membeli investasi tersedia dijual seharga 200.000 pada 1
Desember 2015. Pada 31 Desember nilainya naik menjadi 230.000.
Inbvestasi ini dijual dengan harga 220.000 pada 1 Maret 2016.
Investasi diakui sebagai tersedia untuk dijual. Investasi
diklasifiksaikan sebagai diperdagangkan.
• Jurnal saat pembelian
– Aset keuangan – diperdagangkan
–
Kas
200.000
200.000
• Jurnal saat penilaian 31 Desember 2015
– Aset keuangan – diperdagangkan
30.000
–
Penghasilan investasi saham - diperdagangkan
30.000
• Jurnal saat penjualan 1 Maret 2016
– Kas
– Kerugian investasi saham - diperdagangkan
–
Aset keuangan – diperdagangkan
220.000
10.000
230.000
BAB 11
Persediaan
Persediaan
• Persediaan:
– Untuk dijual dalam kegiatan usaha normal
– Dalam proses produksi untuk kemudian dijual
– Dalam bentuk bahan atau perlengkapan untuk digunakan dalam
proses produksi atau pemberian jasa
• Biaya perolehan persediaan mencakup seluruh biaya pembelian, biaya
koversi, dan biaya lainnya yang terjadi untuk membawa persediaan ke
kondisi dan lokasi sekarang
• Biaya pembelian persediaan:
– harga beli, bea impor, pajak lainnya (kecuali yang kemudian dapat
ditagih kembali kepada otoritas pajak), biaya pengangkutan, biaya
penanganan, dan biaya lainnya yang secara langsung dapat
diatribusikan pada perolehan barang jadi, bahan, dan jasa. Diskon
dagang, potongan, dan lainnya yang serupa dikurangkan dalam
menentukan biaya pembelian.
• Biaya konversi: overhead produksi tetap dan variabel
77
Pengukuran
• Nilai persediaan diukur pada nilai yang lebih rendah
antara biaya perolehan dan nilai realisasi bersih
– Biaya perolehan
• biaya pembelian
• biaya konversi
• biaya lainnya untuk membawa persediaan ke kondisi
sekarang
– Nilai realisasi bersih
• harga jual dikurangi biaya untuk menyelesaikan dan
menjual
78
Persediaan
• Tidak dapat diakui sebagai biaya persediaan, sehingga harus
menjadi beban tahun berjalan:
– biaya bahan tidak terpakai, tenaga kerja dan biaya
produksi lainnya yang tidak normal;
– biaya penyimpanan, kecuali biaya yang diperlukan dalam
proses produksi sebelum tahap produksi selanjutnya;
– biaya overhead administratif yang tidak berkontribusi
untuk membuat persediaan ke kondisi dan lokasi
sekarang; dan
– biaya penjualan.
79
Persediaan
• Rumus biaya yang dapat dipergunakan:
– Identifikasi khusus (untuk persediaan yang sifatnya
khusus)
– Masuk pertama keluar pertama (MPKP = FIFO)
– Rata-rata tertimbang
• Metode masuk terakhir keluar pertama (MTKP = LIFO) tidak
diperkenankan.
80
Penurunan Nilai
• Pada setiap tanggal pelaporan, entitas harus menilai apakah
persediaan mengalami penurunan nilai, dengan
– Membandingkan jumlah tercatat setiap pos persediaan
dengan harga jual dikurangi biaya untuk menyelesaikan
dan menjual (nilai realisasi bersih = NRV)
– Jika jumlah tercatat > nilai realisasi bersih, maka
persediaan diturunkan nilainya hingga sebesar nilai
realisasi bersih
– Selisih nilai realisasi bersih dan jumlah tercatat diakui
sebagai kerugian penurunan nilai yang merupakan beban
periode berjalan.
81
Metode Average (Weighted)
Data tersedia:
Tanggal
Mei 12
Aug 14
Sep 18
Pembelian
100 unit
200 unit
120 unit
420 unit
Unit
10
11
15
Biaya
1.000
2.200
1.800
5.000
Langkah:
1. Hitung biaya rata-rata per unit : 5.000/420 = 11.905
2. Aplikasikan biaya rata-rata per unit pada jumlah yang terjual
untuk memperoleh HPP: (420-20) x 11.905 = 4.762
3. Aplikasikan biaya rata-rata per unit pada jumlah yang tersisa di
persediaan untuk menentukan Persediaan Akhir: 20 x 11,91 =
238
Metode FIFO
Data diberikan:
Tanggal Pembelian
Mei 12 100 unit @ 10
Aug 14 200 unit @ 11
Sep 18 120 unit @ 15
420
Biaya Barang
Siap Jual
5,000
Biaya
1.000
2.200
1.800
5.000
HPP (FIFO)
1.000 (100 terjual)
2.200 (200 terjual)
1.500 (100 terjual; 20 sisa)
4.700
HPP
4.700
Persediaan Akhir
20 * $15 = 300
Ilustrasi Nilai Realisasi Bersih
Biaya persediaan barang belum jadi: Rp 8 juta
Harga jual: Rp 12.5 juta
Biaya untuk menyelesaikan barang: Rp 4.5 juta
Biaya untuk menjual: Rp 500 ribu
Penghitungan Nilai Realisasi Bersih:
Nilai jual persediaan
Dikurangi: Estimasi biaya penyelesaian
Estimasi biaya penjualan
Nilai Realisasi Bersih (NRB)
Nilai persediaan (NRB)
Biaya
Kerugian penurunan nilai persediaan
Rp 12 juta
Rp 4.5 juta
Rp 0.5 juta
Rp 5 juta
Rp 7 juta
Rp 7 juta
Rp 8 juta
(Rp 1 juta)
84
Penilaian Persediaan
Biaya atau Nilai Realisasi Bersih yang Lebih Kecil
Persediaan
Kuantitas
Biaya
NRV
Total Biaya
Total NRV
Lebih Kecil
A
400
50
60
20.000
24.000
20.000
B
200
120
100
24.000
20.000
20.000
C
500
70
60
35.000
30.000
30.000
D
300
200
220
60.000
66.000
60.000
139.000
134.000
130.000
TOTAL
NRV: Net Realizable Value = harga jual dikurangi biaya untuk menjual.
Penurunan dihitung secara total = 139.000 – 134.000 = 5.000
Penurunan dihitung tiap produk = 139.000 – 130.000 = 9.000
Jurnal COGS*
9.000
Penyisihan penurunan nilai persediaan
9.000
Jika penurunan nilai sifatnya operasional dapat dimasukkan ke COGS, namun jika sifatnya material dan tidak rutin
dimasukkan dalam beban/pendapatan lain-lain (setelah laba operasi)
85
BAB 12
Investasi
Investasi pada Asosiasi dan Anak
• Entitas asosiasi: investor mempunyai pengaruh
signifikan
– Biasanya 20% hak suara atau lebih.
• Entitas anak: entitas yang dikendalikan oleh induk.
• Investasi pada entitas asosiasi dicatat dengan
metode biaya (cost method).
• Investasi pada anak dengan metode ekuitas, dan
tidak dibuat laporan konsolidasian.
86
Aspek Perpajakan
• Deviden dari investasi di perusahaan lain > 25% bukan obyek
pajak, sehingga harus dipastikan, penghasilan menurut
Akuntansi telah dikoreksi.
• Investasi antara 50% perlu mendapat perhatian karena di
Akuntansi pengakuannya ekuity, menurut pajak bukan
merupakan penghasilan.
• Obyek pajak adalah dividen dari perusahaan lain bukan
penghasilan. Bagian laba tidak sama dengan dividen. Namun
dividen untuk metode ekuitas bukan merupakan pendapatan
tetapi pengurang investasi.
87
Metode Ekuitas
• Investasi awalnya dicatat sebesar
. harga perolehan
• Laba menambah investasi
• Pengumuman dividen dicatat mengurangi investasi
Mengapa laba bersih
menambah
nilai
investasi?
Laba bersih akan menambah laba
ditahan perusahaan. Bertambahnya
laba ditahan, berarti ekuitasnya
bertambah juga
88
Metode Ekuitas – Anak Perusahaan
Pencatatan Awal investasi
Dalam metode ekuitas, pencatatan pada awal investasi sama dengan
pencatatan yang dilakukan dengan menggunakan metode lainnya.
ILUSTRASI
Tanggal 6 Januari Amazon.com membeli saham 400.000 untuk 60%
dari saham yang dimiliki Drugstore.com.
Jan.6
Investasi jangka panjang
400.000
Kas
400.000
(pembelian investasi saham)
89
Metode Ekuitas – Anak Perusahaan
Pengumuman Laba dan Pembagian Dividen
Pada Metode Ekuitas, Laba bersih yang dimiliki oleh perusahaan investee
akan menambah nilai investasi dari investor.
Tanggal 31 Desember Drugstore melaporkan adanya laba bersih yang
dihasilakan oleh perusahaan sebesar 100,000. dan membagikan dividen
60.0000
Des.31 Investasi jangka panjang
60.000
Pendapatan Investasi
60.000
(pengumuman laba bersih, 100,000 x 0.6)
Des.31 Kas
48.000
Investasi Jangka Panjang
48.000
(pengumuman dividen = 80,000 x 0.6)
90
Metode cost - Asosiasi
• CV. Melati membeli kepemilikan PT. Mawar sebanyak 40%
secara tunai 100.000 pada 1 Januari 20x1
• PT. Mawar selama tahun 20X1 melaporkan laba sebesar
20.000 dan membagikan dividen 12.000
 Investasi pada perusahaan asosiasi
100.000
Kas
100.000
 Kas
4.800
Pendapaan investasi pd perusahaan asoasiai
4.800
91
BAB 13
Joint Venture
Investasi Pada Joint Venture
• Joint venture: perjanjian kontraktual antara beberapa pihak
untuk menjalankan aktivitas ekonomi
• Pengendalian bersama: kesepakatan kontraktual untuk
bersama-sama mengendalikan suatu aktivitas ekonomi
sehingga keputusan strategis diambil bersama-sama.
• Tipe:
– PBO (Pengendalian Bersama Operasi)
– PBA (Pengendalian Bersama Aset)
– PBE (Pengendalian Bersama Entitas)
92
Investasi pada Joint Venture - PBO
• PBO:
– Masing-masing venturer menggunakan aset tetapnya, dan
mengelola sendiri persediaannya.
– Masing-masing venturer juga memikul pengeluarannya,
menyelesaikan kewajibannya serta mencari sumber
pendanaan untuk aktivitasnya sendiri.
– Aset, kewajiban dan beban sendiri dicatat masing-masing
– Perjanjian mengatur pembagian pendapatan dan beban
bersama.
93
Investasi pada Joint Venture - PBA
• PBA:
– Para venturer melakukan pengendalian bersama
dan kepemilikan bersama atas satu atau lebih
aset yang diserahkan oleh venturer, atau dibeli
untuk digunakan dalam melaksanakan kegiatan
joint venture.
– Pengendalian bersama dan kepemilikan bersama
atas satu atau lebih aset
– Setiap venturer membukukan bagian aset,
kewajiban, bagian pendapatan dan beban
94
Investasi Pada Joint Venture
• PBE:
– Joint venture yang melibatkan pendirian suatu
perusahaan, persekutuan atau entitas lain dimana
setiap venturer memiliki bagian.
– Entitas beroperasi dengan cara yang sama
dengan entitas lain, kecuali adanya perjanjian
kontraktual antar venturer untuk membuat
pengendalian bersama atas aktivitas ekonomi
tersebut.
– Investor mencatat investasi pada PBE pada biaya
perolehan dikurangi akumulasi rugi penurunan
nilai.
95
Aplikasi Akuntansi
• Pencatatan untuk PBA dan PBO tidak terlihat dalam
pembukuan perusahaan namun akan diungkapkan bentuk
kerjasama yang dilakukan.
• Beberapa secara sukarela menyajikan pengungkapan atas
bentuk pengendalian bersama yang dilakukan.
• Untuk PBE mencatatan dengan menggunakan metode biaya,
sehingga pengakuan penghasilan berasal dari pembagian
dividen.
• Akuntansi memperkennankan penurunan nilai atas investasi
dalam PBE, menurut pajak penurunsan nilai bukan merupakan
pengurang penghasilan.
96
BAB 14
Properti
Properti Investasi
• Properti Investasi adalah tanah dan atau bangunan yang
dikuasai pemilik
atau lessee sewa pembiayaan yang
disewakan atau untuk kenaikan nilai dan bukan untuk
digunakan untuk proses produksi atau penyediaan jasa atau
tujuan administasi atau dijual dalam kegiatan sehari-hari.
• Dicatat pada nilai perolehan yaitu harga pembelian dan setiap
pengeluaran yang dapat diatribusikan secara langsung.
• Setelah perolehan awal maka properti investasi dicatat pada
nilai perolehan dikurangi akumulasi penyusutan dan kerugian
penurunan nilai (cost model).
97
BAB 15
Aset Tetap
Aset Tetap
• Aset tetap:
– aset berwujud yang dimiliki untuk digunakan
dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa,
untuk disewakan ke pihak lain atau untuk tujuan
administratif dan
– diharapkan digunakan lebih dari satu periode.
• Diakui sebagai aset jika memenuhi prinsip pengakuan.
98
Unsur Biaya Perolehan
• Pada saat perolehan, aset tetap dicatat sebesar biaya
perolehan:
– harga beli,
– biaya-biaya yang dapat diatribusikan secara
langsung atas perolehan aset tetap dan
– estimasi awal biaya pembongkaran aset, biaya
pemindahan dan biaya restorasi lokasi.
99
Pengukuran Biaya Perolehan
• Jika pembayaran atas perolehan aset ditangguhkan maka
diakui setara nilai tunainya dan diakui beban keuangan.
• Aset tetap setelah perolehan awal dicatat pada biaya
perolehan dikurangi akumulasi penyusutan dan kerugian
penurunan nilai.
• Revaluasi aset tetap sesuai dengan ketentuan pemerintah
diperkenankan
• Pengeluaran setelah perolehan awal diakui bila
memperpanjang umur manfaat, meningkatkan kapasitas,
mutu, standar kinerja atau manfaat ekonomi lainnya.
100
Pengeluaran setelah Perolehan Aset
•
Pengeluaran yang dilakukan untuk mengakuisisi aset tetap
baru atau menambah aset tetap baru belanja modal =
capital expenditure.
•
Pengeluaran akan dicatat menambah nilai aset jika sesuai
dengan definisi aset tetap yaitu memiliki manfaat ekonomi di
masa depan dan nilainya dapat diukur dengan andal
•
Pengeluaran untuk memperbaiki atau
memelihara aset tetap yang tidak memberikan
manfaat di masa mendatang disebut belanja
pendapatan = revenue expenditure.
•
Pengeluaran akan diklasifikasikan sebagai beban
pemerliharaan
Penyusutan
• Beban penyusutan diakui dalam laporan laba rugi kecuali sebagai bagian
perolehan aset.
• Beban penyusutan dihitung berdasarkan alokasi sistematis jumlah yang
dapat disusutkan selama umur manfaat.
• Metode penyusutan harus mencerminkan ekspektasi pola penggunaan
manfaat ekonomi masa depan aset.
• Metode penyusutan antara lain garis lurus, saldo menurun atau jumlah
unit produksi.
• Jika terdapat indikasi terjadi perubahan signifikan manfaat ekonomi atau
pola penggunaan manfaat ekonomi masa depan  telaah ulang 
mengubah masa manfaat atau metode  perubahan estimasi
102
Penjualan
• Saat aktiva tetap dijual, pemilik bisa untung, rugi,
atau impas.
– Jika harga jual sama dengan nilai buku, tidak ada
untung atau rugi (impas).
– Jika harga jual lebih kecil dari nilai buku, menderita
rugi sebesar selisihnya.
– Jika harga jual lebih besar dari nilai buku, mendapat
untung sebesar selisihnya.
• Untung dan rugi akan dilaporkan pada laporan
laba rugi sebagai pendapatan atau kerugian
lainnya.
103
Penurunan Nilai dan Penghentian Pengakuan
• Penurunan nilai diakui pada saat terjadinya.
• Aset tetap dihentikan pengakuannya pada saat
dilepaskan atau tidak ada manfaat ekonomi di
masa depan yang diekspektasi dari
penggunaan atau pelepasannya.
• Pada saat pelepasan enitas mengakui
keuntungan atau kerugian dari pelepasan
sebesar perbedaan hasil penjualan neto
dengan jumlah tercatat.
104
Pengungkapan
• Entitas mengungkapkan untuk setiap kelompok aset:
– Dasar pengukuran untuk menentukan nilai tercatat
– Merode penyusutan; umur manfaat dan tarif penyusutan
– Jumlah tercatat bruto dan akumulai penyusutan, akumulai
penurunan nilai pada awal dan akhr periode
– Rekonsiliasi jumlah tercatat awal dan akhir periode:
penambahan, pelepasan, kerugian penurunan nilai /
pemulihan, penyusutan dan perubahan lain,
• Entitas juga harus mengungkapkan: keberadaan dan
kumlah pembatasan hak milik dan aset dijaminkan;
jumlah komitmen kontrak untuk memperoleh aset
tetap.
105
Aspek Perpajakan
• Pajak menggunakan metode depresiasi yang berbeda. Untuk
itu perlu dipastikan jumlah koreksi fiskal yang dilakukan
apakah benar sehingga jumlah beban depresiasi telah
dikurangkan dari penghasilan sebesar depresiasi menurut
pajak.
• Karena metodenya koreksi maka harus dapat dipastikan
depresiasi menurut Akuntansi telah dilakukan dengan benar.
• Identifikasi tidak adanya nilai sisa dalam perhitungan fiskal.
• Jumlah yang disusutkan telah benar menurut aturan pajak 
kapitalisasi bunga menurut SAK ETAP tidak diperkenankan.
106
Ilustrasi Biaya Perolehan
Contoh
Berikut ini biaya yang dikeluarkan PT. Kelana dalam rangka
perolehan mesin baru untuk produk barunya:
1. 5 milyar untuk pembelian mesin
2. 50 juta biaya tenaga kerja untuk merubah interior pabrik
agar sesuai dengan penggunaan mesin.
3. 100 juta untuk penyiapan lokasi pabrik
4. 80 juta untuk pengiriman mesin
5. 500 juta PPN dan 500 juta bea masuk.
6. Biaya promosi produk baru 800 juta
7. Biaya instalasi mesin sebesar 120 juta
8. Biaya pengetesan awal 50 juta
9. Biaya grand opening 130 juta
10. Biaya tenaga enginering yang melakukan pengetesan dan
instalasi 30 juta
11. Biaya administrasi yang dimasukkan dalam biaya overhead
25 juta
Diskusikan
mana yang
merupakan
biaya
perolehan??
107
Pengukuran Awal
Example
• Biaya dari pembukaan pabrik tersebut sebesar
5.000+50+100+80+500+500+120+50+30= 6,430 milyar
• Biaya yang tidak berhubungan langsung dengan
perolehan dan pemasangan mesin pabrik tersebut
tidak boleh diakui.
• Biaya yang tidak boleh dimasukkan adalah:
1. Biaya grand opening 130 juta
2. Biaya promosi produk baru 800 juta
3. Biaya administrasi yang dimasukkan dalam biaya overhead 25
juta
108
Ilustrasi Pembayaran Tangguhan
• PT. Mulia membeli mesin pabrik dengan melalui angsuran. Uang
muka yang dibayarkan sebesar 500 juta, angsuran 5 tahun yang
dibayarkan 200juta per tahun.
• Tingkat bunga yang berlaku 12%
• Nilai tunai mesin tersebut adalah PVA i=12%, n=5. Nilai tunai
angsuran = 720,95
• Nilai mesin pabrik 730,95+500 = 1.230,95
Jurnal perolehan
 Mesin
1.230,95
Kas
Utang
Pembayaran angsuran 1
 Utang
113,49
Beban bunga 86,51
Kas
500
720,95
200
109
Penyusutan
Sebagian besar perusahaan
di USA menggunakan
metode garis lurus /
straight line
Saldo Menurun
Lainnya
4%
8%
5%
Unit Produksi
83%
Garis Lurus
Sumber: Accounting Trends & Techniques, edisi 56, American Institute of
Certified Public Accountants, New York, 2002.
Data
Biaya Awal.....…………..
... 2.400.000
Masa manfaat dalam tahun.. 5 tahun
Masa manfaat dalam jam…...
Nilai sisa............................
10.000
200.000
Metode Penyusutan Garis Lurus
Biaya – Nilai Sisa
Masa Manfaat
= depresiasi tahunan
2.400.000 – 200.000
5 tahun
= 440.000 depresiasi tahunan
440.000
2.400.000
= 18.3%Tingkat depresiasi
garis lurus
Metode Garis Lurus
Tahun
1
2
3
4
5
Biaya
Akum. Depr.
pada awal
tahun
2.400.000
2.400.000 440.000
2.400.000 880.000
2.400.000 1.320.000
2.400.000 1.760.000
Nilai Buku
pada awal
tahun
2.400.000
1.960.000
1.520.000
1.080.000
640.000
Biaya (2.400.000) – Nilai Sisa (200.000)
Estimasi Masa Manfaat 5 thn)
Beban
Depr.
440.000
440.000
440.000
440.000
440.000
=
Nilai buku
pada akhir
tahun
1.960.000
1.520.000
1.080.000
640.000
200.000
Beban
Depresiasi
tahunan (440.000)
113
Metode Unit Produksi
Biaya – Estimasi nilai sisa
= Depresiasi per unit, jam,
Estimasi masa manfaat dalam unit, jam,
dsb.
dsb.
2.400.000 – 200.000
= 220 per jam.
10,000 jam
Metode unit produksi lebih sesuai
dibandingkan dengan metode garis lurus saat
jumlah penggunaan aset tetap bervariasi dari
tahun ke tahun.
Metode Saldo Menurun
Tahap 1
Mengabaikan nilai sisa,
menghitung tingkat
garis lurus
2.400.000 – 200.000
5 tahun
480.000
2.400.000
= 480.000
= 20%
Tahap 2
Tingkat garis lurus dikali dua.
0.20 x 2 = .40
Cara mudahnya dengan
membagi satu dengan
jumlah tahun (1 ÷ 5 = .20).
Untuk tahun pertama, biaya dari aset dikalikan dengan 0.40. Setelah tahun
pertama, nilai buku yang menurun dari aset dikalikan dengan 0.40.
115
Tabel Perhitungan Saldo Menurun
Tahap 3
Tahun
Nilai Buku
Awal Tahun
Tingkat
Depresiasi
Tahunan
Akumulasi
Depresiasi
Akhir Tahun
Nilai Buku
Akhir Tahun
1
2.400.000
40%
960.000
960.000
1.440.000
2
1.440.000
40%
576.000
1.536.000
864.000
3
864.000
40%
345.600
345.600
518.400
4
518.400
40%
207.360
207.360
311.040
5
311.040
111.040
111.040
200.000
311.040 – 200.000
Nilai Buku akhir
yang diinginkan
Ilustrasi Penghentian Pengakuan
Kasus
Pada 1 Jan 2006 PT Kicir membeli
mesin cetak laser seharga Rp50 juta
Mesin tersebut digunakan selama 5
tahun (umur maksimum) kemudian
dihapusbukukan tanpa nilai sisa
Motor mesin tersebut dapat
beroperasi selama 500 jam, setelah
melewati waktu operasi tersebut,
perusahaan membeli bagian dari
laser baru.
Biaya dari motor baru sebesar Rp10
juta tanpa nilai sisa.
Pada 31 Des 2007, penggantian
motor dari mesin laser diperlukan
setelah 400 jam operasi.
Nilai tercatat motor pada tanggal
tersebut senilai Rp2 juta.
[Rp10 juta – (Rp10 juta  500 x
400)]
Biaya perolehan dari motor baru
tersebut seharga Rp 8 juta.
Jika motor laser diganti, maka motor
yang dahulu, yakni senilai Rp 2 juta
harus dihapuskan.
Motor laser baru senilai Rp8 juta
harus diakui.
117
Ilustrasi Penghentian Pengakuan
Jurnal
Dr. Akumulasi Penyusutan
Dr. Rugi
Cr. Aset Tetap
Dr. Aset Tetap
Cr. Kas
Rp 8 juta
Rp 2 juta
Rp 10 juta
Rp 8 juta
Rp 8 juta
118
Ilustrasi Penjualan Aset
Penjualan Aset
PT. Kelud memilik mesin yang dibeli 1 Juli 2X07 dengan harga 20.000.000.
Depresiasi sebesar 2.400.000 per tahun, jurnal depresiasi dilakukan setiap
akhir tahun. Pada 1 September 2X11 mesin dijual dengan harga 10.000.000.
Buatlah jurnal untuk mencatat penjualan tersebut.
Mencatat depresiasi 3 bulan
Beban depresiasi
1.600.000
Akumulasi depresiasi
1.600.000
Jurnal penjualan
Akumulasi depresiasi
10.000.000
Kas
10.500.000
Mesin
20.000.000
Akumulasi depresiasi
5.000.000
Nilai akumulasi depresiasi 1 September 2X11
4.167 tahun x 2.400.000 = 10.000.000
119
Ilustrasi Penurunan Nilai
Contoh: Misalkan PT Anggrek melakukan uji penurunan nilai terhadap
parbik yang dimilikinya. Nilai tercatat dari peralatan sebesar Rp 200
milyar, nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual Rp180 miliar. Buatlah
jurnal yang dibuat perusahaan
Dr. Kerugian penurunan nilai
Cr. Akumulasi depresiasi
Rp20 miliar
Rp16 miliar
BAB 17
Aset tidak
Berwujud
Aset Tidak Berwujud
• Aset tidak berwujud: aset non moneter yang dapat
diidentifikasi dan tidak mempunyai wujud fisik.
• Syarat identifikasi:
– Dapat dipisahkan dari aset lainnya atau terbagi
terpisah atau dapat dijual, dialihkan, dilisensikan,
disewakan atau ditukarkan baik invidual atau
bersama.
– Muncul dari hak kontraktual atau hak hukum
lainnya.
121
Pengakuan dan Pengukuran
• Dapat diakui jika memenuhi prinsip pengakuan.
• Aset tidak berwujud pada saat perolehan diukur pada biaya
perolehannya.
• Aset tidak berwujud dihasilkan secara internal tidak diakui
dan pengeluaran tersebut dicatat sebagai beban.
• Pengeluaran yang awalnya diakui sebagai beban tidak boleh
diakui sebagai bagian perolehan aset tidak berwujud
dikemudian hari.
• Aset tidak berwujud setelah perolehan diukur pada nilai
perolehan dikurangi akumulasi amortisasi dan rugi penurunan
nilai.
122
Umur Manfaat dan Metode Amortisasi
• Semua aset tidak berwujud diakui sebagai aset dengan umur manfaat
terbatas
• Umur manfaat aset tidak berwujud yang berasal dari hak kontraktual atau
hak hukum lainnya tidak boleh melebihi periode hak kontraktual atau hak
hukum.
• Jika entitas tidak mampu mengestimasi umur manfaat suatu aset tidak
berwujud, maka umur manfaatnya dianggap 10 tahun.
• Nilai residu dianggap nol, kecuali dalam kondisi tertentu.
• Metode amortisasi dipilih, jika tidak dapat dilakukan secara andal maka
menggunakan metode garis lurus.
• Telaah ulang atas umur dan metode amortisasi dilakukan pada saat
terdapat indikasi perubahan terkait dengan aset
– Jika berubah maka mengikuti perubahan sebagai estimasi akuntansi.
123
Ilustrasi Amortisasi Aset Tak Berwujud
Membayar Rp80 juta untuk hak paten. Umur paten 6
tahun dan dikeluarkan 2 tahun sebelum pembelian.
Tanggal
Uraian
Des. 31 Beban Amortisasi
Paten
Debit
Kredit
20 juta*
20 juta
*6 tahun – 2 tahun = 4 tahun
( Rp 80 juta/ 4 tahun) = Rp 20 juta per tahun
124
Penurunan Nilai dan Penghentian Pengakuan
• Rugi penurunan nilai diakui pada saat terjadinya.
• Aset tidak berwujud dihentikan pada saat dilepaskan
atau tidak ada lagi manfaat ekonomi masa depan
atas penggunaan atau pelepasan.
125
BAB 17
Sewa
Sewa
• Klasifikasi sewa tergantung pada substansi transaksi
dan bukan bentuk hukumnya.
• Sewa pembiayaan jika sewa mengalihkan secara
substansi seluruh manfaat dan risiko kepemilikan aset
kepada lessee, jika tidak maka sebagai sewa operasi.
• Klasifikasi sewa dilakukan pada awal sewa dan tidak
berubah selama masa sewa kecuali lessee dan lessor
sepakat mengubah persyaratan sewa sehingga
klasifikasi sewa harus dievaluasi ulang.
126
Sewa
• Sewa Pembiayaan jika memenuhi salah satu:
– sewa mengalihkan kepemilikan aset pada lessee pada akhir masa
sewa
– lessee mempunyai hak opsi untuk membeli aset pada harga yang
cukup rendah dibandingkan nilai wajar pada tanggal opsi mulai
dapat dilaksanakan
– masa sewa adalah sebagian besar umur ekonomis aset yaitu sama
atau lebih dari 75% umur ekonomis aset sewaan.
– pada awal masa sewa nilai kini pembayaran sewa minimum sama
atau lebih dari 90% nilai wajar aset sewaan
– aset sewaan bersifat khusus dan dimana hanya lessee yang dapat
menggunakannya tanpa perlu modifikasi secara material.
127
Sewa Pembiayaan– Laporan Keuangan Lessee
• Mencatat aset dan kewajiban sebesar nilai tunai pembayaran
sewa ditambah nilai residu
• Mencatat depresiasi selama umur manfaat aset atau masa
sewa. Bila tidak ada pengalihan: yang lebih rendah antara masa
sewa dan umur manfaatnya
• Pembelian aset sewaan sebelum berakhirnya masa sewa
menyebabkan keuntungan atau kerugian
• Tingkat diskonto: tingkat bunga yang dibebankan lessor atau
tingkat bunga yang berlaku pada awal sewa
• Mencatat pembayaran minimum
– Pelunasan kewajiban
– Beban keuangan
128
Sewa Pembiayaan– Laporan Keuangan Lessor
• Menyewakan aset dan mencatat penanaman
neto sewa
• Penanaman neto sewa = jumlah piutang sewa
+ nilai residu – pendapatan sewa belum diakui
• Mencatat pendapatan sebagai tingkat
pengembalian berkala atas penanaman neto
sewa
129
Sewa Operasi
• Lessee:
– Tidak mencatat aset sewaan
– Mencatat beban sewa secara straight line
• Lessor:
– Mencatat aset sewaan (termasuk depresiasi)
– Mencatat penerimaan secara straight line
130
Transaksi Jual dan Sewa Balik
• Harus diperlakukan sebagai dua transaksi terpisah, yaitu:
– transaksi jual dan
– transaksi sewa
• Selisih harga jual dan nilai tercatat aset yang dijual
harus:
– diakui sebagai keuntungan atau kerugian ditangguhkan
– diamortisasi secara proporsional dengan beban
penyusutan (jika sewa balik merupakan sewa
pembiayaan) atau beban sewa (jika sewa balik merupakan
sewa operasi)
131
Sewa
•
•
•
•
•
Data
Entitas melakukan leasing 1 Januari 2010
Masa Manfaat aset 5 tahun, aset didepresiasi 5
tahun dengan metode garis lurus.
Sewa merupakan bentuk kontrak yang dapat
dibatalkan dengan jangka waktu 5 tahun.
Kontrak tahunan yang dibayarkan 2.505 setiap
akhir tahun.
Bunga 8 % per tahun
Sewa - Lease
Skedul Leasing
Tahun
Pokok awal
tahun
Bunga dan Pokok dari MLP
Bunga
Pokok
Total
Utang Akhir
Tahun
2010
10.000
800
1.705
2.505
8.295
2011
8.295
664
1.841
2.505
6.454
2012
6.454
517
1.988
2.505
4.466
2013
4.466
358
2.147
2.505
2.319
2014
2.319
186
2.319
2.505
(0)
2.525
10.000
12.525
Jurnal - Lease
• Operating Lease
Biaya sewa
Kas
2.505
2.505
• Capital / Finance Lease
Aset leasing
Utang Leasing
Utang Leasing
Beban bunga
Kas
Beban Depresiasi
Akumulasi Depresiasi
10.000
10.000
1.708
800
2.505
2.000
2.000
Jurnal - Lessor
• Operating Lease
Kas
2.505
Pendapatan sewa
2.505
Beban Depresiasi
2.000
Akumulasi Depresiasi
2.000
• Capital / Finance Lease
Piutang Leasing
Aset
Kas
Piutang Leasing
Pendapatan bunga
Kas
10.000
10.000
2.505
1.708
800
Sewa
Perbandingan Sewa Operasi dan Sewa Pembiayaan
Sewa Operasi
Tahun
2010
2011
2012
2013
2014
Sewa per tahun
2.505
2.505
2.505
2.505
2.505
12.525
Sewa Pembiayaan
Bunga dan Pokok dari MLP
Bunga
Depresiasi
Total
800
2.000
2.800
664
2.000
2.664
517
2.000
2.517
358
2.000
2.358
186
2.000
2.186
2.525
10.000
12.525
Sewa
Dampak pada Laporan Keuangan Lease
Tanggal
Cash
Lease Aset Lease Liability
Equity
01/01/2010
-
10.000
10.000
-
31/12/2010
(2.505)
8.000
8.295
(2.800)
31/12/2011
(5.010)
6.000
6.454
(5.464)
31/12/2012
(7.515)
4.000
4.466
(7.981)
31/12/2013
(10.020)
2.000
2.319
(10.339)
31/12/2014
(12.525)
-
(0)
(12.525)
Sewa
Dampak pada Laporan Keuangan Lessor
Tanggal
Interest Akumulasi Pengurang
Revenue Interest
Pokok
Cash
01/01/2010
-
Piutang
Equity
10.000
-
31/12/2010
2.505
800
800
1.705
8.295
2.800
31/12/2011
5.010
664
1.464
1.841
6.454
5.464
31/12/2012
7.515
517
1.981
1.988
4.466
7.981
31/12/2013
10.020
358
2.339
2.147
2.319
10.339
31/12/2014
12.525
186
2.525
2.319
(0)
12.525
Ilustrasi – Lessee
• PT DEF (Lessee) menandatangani perjanjian sewa 10 unit kapal
ikan dengan PT XYZ (Lessor) pada tanggal 1 Januari 2009 senilai Rp
50 milyar
• Masa sewa selama lima tahun. Umur ekonomis kapal lima tahun.
• Angsuran sewa, dibayar setiap 1 Januari dimulai saat perjanjian
ditandatangani, yaitu sebesar Rp 12.033.002.023 per tahun
• Disepakati ada nilai residu yang dijamin sebesar Rp 2.500.000.000.
• Suku bunga implisit yang dikenakan oleh PT XYZ adalah 12%.
• PV anuitas dimuka (5 ,12%) = 4.037349347. PV single sum (5, 12%)
= 0.567426856
• Penyusutan dilakukan dengan menggunakan metode garis lurus.
Solusi - Lessee

Sewa diklasifikasikan sebagai sewa pembiayaan
MLP = PV Angsuran sewa + PV guaranteed RV
= 48,581,432,860 + 1,418,567,140
= 50,000,000
 Jurnal pencatatan sewa pembiayaan (1 Jan 09):
dr. Kapal Ikan
Rp50,000,000
cr. Liabilitas Sewa
Rp50,000,000
 Jurnal penerimaan piutang sewa ke-1 (1 Jan 09):
dr. Liabilitas Sewa
Rp 12.033.002.023
cr. Kas
Rp 12.033.002.023
 Jurnal atas Penyusutan (31 Desember 09):
dr. Penyusutan
Rp 9,500,000,000
cr. Akumulasi Penyusutan Rp 9,500,000,000
{(50 M – 2.5 M)/5}

Solusi - Lessee
Date
Pembayaran
tahunan
Beban
Keuangan
Pengurangan Liabilitas Sewa Liabilitas Sewa
1-Jan-09
1-Jan-0912,033,002,023
50,000,000,000
0 12,033,002,023
37,966,997,977
1-Jan-1012,033,002,023 4,556,039,757
7,476,962,266
30,490,035,711
1-Jan-1112,033,002,023 3,658,804,285
8,374,197,738
22,115,837,974
1-Jan-1212,033,002,023 2,653,900,557
9,379,101,466
12,736,736,507
• Jurnal penerimaan piutang sewa ke-2 (1 Jan 10):
dr. Liabilitas Sewa
Rp 7,476,962,266
dr. Beban Keuangan
Rp 4,556,039,757
cr. Kas
Rp 12,033,002,023
141
BAB 18
Diestimasi
dan
Kontijensi
Kewajiban Diestimasi
• Kewajiban diestimasi adalah kewajiban yang waktu dan jumlahnya belum
pasti.
• Entitas mengakui kewajiban diestimasi jika:
– terdapat kewajiban kini sebagai hasil dari
peristiwa masa lalu
– kemungkinan (lebih mungkin dibandingkan tidak
mungkin) terjadi arus keluar manfaat ekonomis
pada saat penyelesaian
– jumlah kewajiban dapat diestimasi secara andal
• Jumlah kewajiban diestimasi ditelaah setiap tanggal pelaporan dan
melakukan penyesuaian untuk mencerminkan estimasi terbaik.
142
Kewajiban Kontinjensi
• Kewajiban kontinjensi merupakan
– kewajiban potensial yang belum pasti; atau
– kewajiban kini yang tidak diakui karena mungkin
terjadi, tapi tampaknya tidak, atau jumlahnya
tidak dapat diestimasi secara andal
• Kewajiban kontinjensi tidak diakui, tapi
pengungkapan diperlukan.
143
Contoh
Peristiwa
Kemungkinan besar salah satu kelompok
produk akan mengalami kerugian operasi
selama beberapa tahun di masa depan
Kewajiban diestimasi atau
kontinjensi
-
Kontrak memberatkan – biaya yang tidak
dapat dihindarkan untuk memenuhi kewajiban
kontrak lebih besar dari manfaat ekonominya.
Kewajiban diestimasi
Garansi produk – garansi untuk memperbaiki
atau mengganti kesalahan produksi dalam 3
tahun sejak penjualan
Kewajiban diestimasi,
sebesar estimasi terbaik
(data historis)
144
Contoh
Peristiwa
Kewajiban diestimasi
atau kontinjensi
Penutupan suatu divisi – komunikasi
dan rencana implementasi sebelum
akhir periode pelaporan
Kewajiban diestimasi
sebesar biaya yang
mungkin terjadi
Kasus pengadilan – pengacara
Kewajiban kontinjensi,
memberikan opini kemungkinan entitas
dengan pengungkapan.
diputuskan tidak bersalah.
Kasus pengadilan – pengacara
memberikan opini kemungkinan entitas
diputuskan bersalah.
Kewajiban diestimasi,
sebesar estimasi
terbaik untuk
penyelesaian kewajiban
145
Ilustrasi Kewajiban Diestimasi – Garansi
Biaya garansi terestimasi:
3% dari 20,000 unit @Rp 150 ribu = Rp 90 juta
Ayat jurnal penyesuaian:
Dr. Biaya garansi
Rp 90 juta
Cr. Kewajiban terestimasi (garansi)
Misal pada 2012: (200 unit diperbaiki Rp 150 ribu)
Dr. Kewajiban terestimasi (garansi) Rp 30 juta
Cr. Persediaan
Cr. Gaji terutang
Rp 90 juta
Rp 28 juta
Rp 2 juta
146
BAB 19
Ekuitas
•
•
•
•
•
•
Bentuk Hukum Entitas
Entitas Perorangan
Persekutuan Perdata
Firma
CV
Perseroan Terbatas
Koperasi
147
Badan usaha PT
• Modal saham meliputi:
– saham preferen
– saham biasa
– tambahan modal disetor
• Antara lain: agio saham , sumbangan , tambahan
modal dari penjualan kembali saham diperoleh
kembali dengan harga di atas jumlah yang dibayarkan
pada saat perolehannya
148
Penyajian ekuitas
Ekuitas
Modal saham – modal dasar 10.000 lembar saham dengan nilai
nominal Rp 1000.
Modal saham disetor penuh – 5.000 lembar saham dengan
nilai nominal Rp 1.000
5.000.000
Tambahan modal disetor
1.000.000
Jumlah modal saham
6.000.000
Saldo laba
2.450.000
Jumlah ekuitas
8.450.000
149
Pembagian dividen
• Kewajiban entitas untuk membagi dividen timbul
pada saat pengumuman pembagian dividen
• Bentuk dividen:
– dividen kas
– dividen saham
• berasal dari saldo laba yang diinvestasikan kembali oleh
pemegang saham dalam bentuk moda disetor
• dicatat berdasarkan nilai wajar saham
152
Saham Diterbitkan dengan Sekuritas Lain
Metode Proporsional
PT DEF menerbitkan 500 lembar saham biasa dengan nilai par Rp
100 dan nilai wajar Rp 600, serta 200 lembar saham preferen dengan
nilai par Rp 200 dan nilai wajar Rp 1.000 yang dijual dengan lump
sum Rp 400.000.
Jumlah saham
Saham biasa
Saham Preferen
Alokasi:
500
200
Biasa
Harga penerbitan Rp 400.000
Alokasi %
60%
Total
Rp 240.000
Nilai
x Rp
600 = Rp
x
1.000
Nilai pasar
Rp
Preferen
Rp 400.000
40%
Rp 160.000
Total
300.000
200.000
500.000
%
60%
40%
100%
Saham Diterbitkan dengan Sekuritas Lain
Metode Proporsional
PT DEF menerbitkan 500 lembar saham biasa dengan nilai par Rp
100 dan nilai wajar Rp 600, serta 200 lembar saham preferen dengan
nilai par Rp 200 dan nilai wajar Rp 1.000 yang dijual dengan lump
sum Rp 400.000.
Kas
400.000
Saham preferen (200 x Rp 200)
Agio saham preferen (160.000 – 40.000)
Saham biasa (500 x Rp 100)
Agio saham biasa (240.000 – 50,000)
40.000
120.000
50.000
190.000
13
Saham Diterbitkan dengan Sekuritas Lain
Metode Penambahan
PT DEF menerbitkan 500 lembar saham biasa dengan nilai par Rp
100 dan nilai wajar Rp 600, serta 200 lembar saham preferen dengan
nilai par Rp 200 dan nilai wajar tidak diketahui yang dijual dengan
lump sum Rp 400.000.
Kas
400.000
Saham preferen (200 x Rp 200)
40.000
Agio saham preferen (100.000 – 40.000)
60.000
Saham biasa (500 x Rp 100)
50.000
Agio saham biasa (300.000 – 50,000)
250.000
Saham Treasuri (contoh)
PT JKL menerbitkan 20.000 lembar saham biasa dengan nilai
par Rp 200 pada harga Rp 500 per share. Sebagai tambahan,
perusahaan juga memiliki laba ditahan sebesar Rp20.000.000.
Ekuitas
Saham biasa, Rp 200 par, 20.000 lembar diisukan dan
beredar
Agio saham biasa
Laba ditahan
Total ekuitas
Rp
4.000.000
6.000.000
20.000.000
30.000.000
Saham Treasuri (contoh)
Kemudian pada tanggal 2 Februari, PT JKL melakukan reakuisisi
saham sebanyak 5.000 lembar saham dengan harga Rp 700.
Saham treasuri
Kas
3.500.000
3.500.000
Saham biasa, Rp 200 par, 20.000 lembar diisukan dan 15.000
Rp
beredar
Agio saham biasa
Laba ditahan
Dikurangi: biaya saham treasuri (5.000 lembar)
Total ekuitas
4.000.000
6.000.000
20.000.000
(3.500,000)
26.500.000
Saham Treasuri (contoh)
Tanggal 2 Maret, PT JKL menjual kembali saham treasurinya
sebanyak 500 lembar dengan harga Rp 1.000
Kas 500.000
Saham treasuri
350.000
Agio saham treasuri
150.000
Tanggal 2 April, PT JKL menjual kembali saham treasurinya
sebanyak 500 lembar dengan harga Rp 600.
Kas 300.000
Agio saham treasuri
50.000
Saham treasuri
350.000
2 April
Agio Saham Treasuri
50.000 2 Maret
Saldo
150.000
100.000
Saham Treasuri (contoh)
Tanggal 2 Mei, PT JKL menjual kembali saham treasurinya
sebanyak 1.000 lembar dengan harga Rp 550.
Kas
550.000
Agio saham treasuri
100.000
Laba ditahan
Saham treasuri
50.000
700.000
Dividen Kas - contoh
Tanggal 2 Juni PT PQR mengumumkan pembayaran kas
dividen Rp 200 atas 200.000 saham yang terutang pada tanggal
12 Juli kepada semua pemegang saham yang tercatat pada
tanggal 22 Juni.
Tanggal pengumuman (2 Juni)
Laba ditahan
Utang dividen
Tanggal pencatatan (22 Juni)
Tanggal pembayaran (12 Juli)
Utang dividen
Kas
40.000.000
40.000.000
No entry
40.000.000
40.000.000
35
Dividen Properti (contoh)
PT QRS melakukan transfer kepada pemegang saham beberapa investasinya dalam
bentuk sekuritas senilai Rp 300.000.000 dengan mengumumkan dividen properti
tanggal 12 Desember 2012, untuk didistribusikan tanggal 22 Januari 2X13 kepada
pemegang saham yang tercatat pada 2 Januari 2013. Pada tanggal pengumuman,
sekuritas tersebut memiliki nilai wajar Rp 200.000,000.
Tanggal pengumuman (12 Desember 2012)
Unrealized Holding Gain or Loss—Kerugian
100.000.000
Investasi ekuitas
Laba ditahan
100.000.000
200.000.000
Utang dividen properti
200.000.000
Tanggal distribusi (22 Januari 2013)
Utang dividen properti
Investasi ekuitas
200.000.000
200.000.000
Dividen Likuidasi
PT RST menerbitkan sebuah “dividen” kepada pemegang saham
biasa sebesar Rp 220.000.000. Pengumuman menyebutkan bahwa
pemegang saham harus mempertimbangkan Rp 100.000.000 sebagai
pendapatan dan sisanya sebagai pengembalian modal.
Tanggal pengumuman
Laba ditahan
100.000.000
Agio saham biasa
120.000.000
Utang dividen
220.000.000
Tanggal pembayaran
Utang dividen
Kas
220.000.000
220.000.000
Dividen Saham - contoh
PT UVW memiliki 2 juta lembar saham biasa beredar dengan nilai par Rp 200
dan laba ditahan sebesar Rp 700 juta. Jika PT UVW mengumumkan 10 persen
dividen saham, maka perusahaan menerbitkan 200 ribu lembar saham
tambahan kepada pemegang saham. Jika nilai wajar saham saat itu adalah Rp
300 per lembar, maka pencatatannya adalah:
Tanggal pengumuman
Laba ditahan
60 juta
Saham biasa yang dapat didistribusikan
40 juta
Agio saham biasa
20 juta
Tanggal distribusi
Saham biasa yang dapat didistribusikan
Saham b
40 juta
40 juta
Dividen Saham - contoh
PT UVW memiliki 2 juta lembar saham biasa beredar dengan nilai par
Rp 200 dan laba ditahan sebesar Rp 700 juta. Jika PT UVW
mengumumkan 30 persen dividen saham, maka perusahaan
menerbitkan 600 ribu lembar saham tambahan kepada pemegang
saham. Jika nilai wajar saham saat itu adalah Rp 300 per lembar, maka
pencatatannya adalah:
Tanggal pengumuman
Laba ditahan (600 ribu x Rp 200)
Saham biasa yang dapat didistribusikan
120 juta
120 juta
Tanggal distribusi
Saham biasa yang dapat didistribusikan
Saham biasa
120 juta
120 juta
Share Split



Untuk mengurangi nilai pasar saham.
No entry untuk pencatatan share split.
Mengurangi nilai pasar dan meningkatkan jumlah
saham.
Ekuitas sebelum 2-for-1 split
Ekuitas sesudah 2-for-1 split
Saham biasa, 2 juta lembar
dengan nilai par Rp 200
Rp 400 juta
Saham biasa, 4 juta lembar
dengan nilai par Rp 100
Rp 400 juta
Laba ditahan
Rp200 juta
Laba ditahan
Rp200 juta
Rp 600 juta
Rp 600 juta
Perbandingan Dividen Saham, Share Split, dan Dividen
Kas
Pengumuman
dividen kas
Pembayaran
dividen kas
Laba ditahan
Berkurang
Modal saham
Agio saham
Dampak pada
Pengumuman dan distribusi
Dividen
saham kecil
Dividen
saham besar
Share
split
Tetap
Berkuranga
Berkurangb
Tetap
Tetap
Tetap
Bertambahb
Bertambahb
Tetap
Tetap
Tetap
Bertambahc
Tetap
Tetap
Jumlah ekuitas
Berkurang
Tetap
Tetap
Tetap
Tetap
Working capital
Berkurang
Tetap
Tetap
Tetap
Tetap
Jumlah aset
Tetap
Berkurang
Tetap
Tetap
Tetap
Jumlah saham beredar
Tetap
Tetap
Bertambah
Bertambah
Bertambah
aHarga
pasar
bNilai
par/dinyatakan
cNilai
lebih harga pasar dengan nilai par
44
BAB 20
Pendapatan
Jenis-jenis pendapatan
– Penjualan barang
– Penyediaan jasa
– Kontrak konstruksi
– Penggunaan aset entitas oleh pihak lain:
• bunga
• royalti atau
• dividen
167
Pengukuran pendapatan
• Entitas harus mengukur pendapatan berdasarkan nilai
wajar atas pembayaran yang diterima atau masih harus
diterima.
• Untuk pembayaran tangguhan, jika merupakan transaksi
keuangan,
– maka nilai kini dari seluruh pembayaran diakui sebagai
pendapatan
– selisih nilai kini dan nilai nominal pembayaran diakui
sebagai pendapatan bunga
168
Penjualan barang
• Pendapatan diakui jika semua kondisi berikut telah terpenuhi:
– Entitas telah mengalihkan risiko dan manfaat yang
signifikan dari kepemilikan barang kepada pembeli;
– Entitas tidak mempertahankan mengendalian efektif atas
barang yang terjual;
– Jumlah pendapatan dapat diukur secara andal;
– Ada kemungkinan besar manfaat ekonomi yang
berhubungan dengan transaksi akan mengalir masuk ke
dalam entitas; dan
– Biaya yang telah atau akan terjadi sehubungan dengan
transaksi dapat diukur secara andal
170
Ilustrasi Penjualan Barang
Sebuah toko bernama “Terang Jaya” menjual peralatan
elektronik, salah satunya televisi. Pada tanggal 6 Maret 2012,
seorang pelanggan membeli satu unit televisi untuk dipasang di
rumahnya seharga Rp 3.000.000,Terang Jaya mengakui pendapatan pada saat televisi diterima
oleh pelanggan sebesar Rp 3.000.000,- oleh karena proses
instalasi televisi tidak rumit.
171
Penyediaan jasa
• Entitas harus mengakui pendapatan sesuai dengan tahap
penyelesaian dari transaksi pada akhir periode pelaporan
(biasanya disebut metode persentase penyelesaian).
• Hasil suatu transaksi dapat diestimasi secara andal apabila
memenuhi semua kondisi berikut:
– Jumlah pendapatan dapat diukur secara andal;
– Ada kemungkinan besar bahwa manfaat ekonomis akan mengalir
kepada entitas;
– Tingkat penyelesaian transaksi pada akhir periode pelaporan dapat
diukur secara andal; dan
– Biaya yang terjadi dalam transaksi dan biaya penyelesaian transaksi
dapat diukur secara andal.
172
Bunga, royalti dan dividen
• Entitas harus mengakui pendapatan yang
muncul dari penggunaan aset oleh entitas
yang lain yang menghasilkan bunga, royalti
dan dividen ketika:
– ada kemungkinan besar bahwa manfaat ekonomis
yang berhubungan dengan transaksi akan
mengalir kepada entitas;
– jumlah pendapatan tersebut dapat diukur secara
andal.
173
Pengakuan bunga, royalti dan dividen
– Bunga harus diakui secara akrual;
– Royalti harus diakui dengan menggunakan dasar
akrual sesuai dengan substansi dari perjanjian
yang relevan; dan
– Dividen harus diakui ketika hak pemegang saham
untuk menerima pembayaran telah terjadi.
174
Ilustrasi Bunga, Royalti, dan Dividen
Pada tanggal 11 November 2011, Reva menyerahkan draft buku
yang baru selesai ditulisnya kepada penerbit “Jendela Pustaka”.
Setelah melalui tahap pemeriksaan dan uji kelayakan, pada tanggal
11 Desember 2011, pihak penerbit mengirimkan pemberitahuan
kepada Reva untuk menandatangani kontrak penerbitan dan
distribusi buku.
Kontrak telah ditandatangani kedua belah pihak pada tanggal 13
Desember 2011 dengan nilai Rp 200 juta.
Reva mengakui pendapatan royalti senilai Rp 200 juta pada tanggal
13 Desember 2011, karena kejadian acuan (penandatanganan
kontrak) telah terjadi.
175
Presentase Penyelesaian: Contoh Soal
Data:
Harga kontrak:
Tgl mulai:
Tanggal neraca :
4,500,000
July, 2007
Dec. 31
Data:
Biaya hingga tanggal ini
Estimasi biaya hingga selesai
Termin selama thn berjalan
Kas tertagih selama tahun
Berjalan
Estimasi Biaya:
Selesai:
2007
4,000,000
October, 2009
2008
2009
1,000,000
3,000,000
900,000
2,916,000
1,134,000
2,400,000
4,050,000
-01,200,000
750,000
1,750,000
2,000,000
Berapa presentase selesai, pendapatan dan laba kotor
yang diakui setiap tahun?
Presentase Penyelesaian: Contoh
Percentage Completion
2009
Completion
2009
2007
2008
%
penyelesaian
1,000,000 = 25%
4,000.000
2,916,000 = 72%
4,050.000
Pendapatan
yang
Diakui
4,500.000*25% = 4,500.000*72% - 4,500.000 1,125,000
1,125,000 =
3,240,000 =
2,115,000
1,260,0
4,500,000
Beban yang
diakui
1,000,000
1,916,000
1,134,000
450,000
Laba kotor
yang
daikui
1,125,000 –
1,000,000 =
125,000
2,115,000 –
1,916,000 =
199,000
1,260,000 –
1,134,000 =
126,000
450,000
100%
100%
Kontrak Penyelesaian: Jurnal
Jurnal pada tahun 2009
Penagihan atas Konstruksi dalam proses
4.500.000
Pendapatan dari kontrak jk.panjang
Biaya konstruksi
Konstruksi dalam proses
4.500.000
4.050.000
4.050.000
Contoh – Penentuan Pendapatan & Beban
 Suatu kontraktor konstruksi mempunyai kontrak harga tetap sebesar
Rp9.000 untuk mendirikan sebuah jembatan.
 Jumlah pendapatan semula yang disetujui dalam kontrak adalah
Rp9.000.
 Biaya kontrak menurut estimasi kontraktor semula adalah Rp8.000.
 Akan memakan waktu 3 tahun untuk mendirikan jembatan tersebut.
 Dalam tahun 2, pelanggannya menyetujui suatu penyimpangan yang
menghasilkan peningkatan dalam pendapatan kontrak sebesar Rp200
dan biaya kontrak tambahan yang diestimasi sebesar Rp150.
 Pada akhir tahun 2, biaya yang terjadi meliputi Rp100 untuk bahan
standar yang disimpan pada lokasi untuk digunakan dalam tahun 3 untuk
menyelesaikan proyek tersebut.
179
Contoh – Penentuan Pendapatan & Beban
Jumlah semua pendapatan yang
disetujui dalam kontrak
Penyimpangan
Total pendapatan kontrak
Biaya kontrak yang terjadi saat ini
Biaya kontrak untuk menyelesaikan
Total estimasi biaya kontrak
Estimasi laba
Tahap penyelesaian
Tahun
1
Tahun
2
Tahun
3
9.000
9.000
2.093
5.957
8.050
950
26%
9.000
200
9.200
6.168
2.032
8.200
1.000
74%
9.000
200
9.200
8.200
8.200
1.000
100%
180
Contoh – Penentuan Pendapatan & Beban
Diakui
Saat ini
Tahun 1
Pendapatan (9.000 x 26%)
Beban (8.050 x 26%)
Laba
Tahun 2
Pendapatan (9.200 x 74%)
Beban (8.200 x 74%)
Laba
Tahun 3
Pendapatan (9.200 x 100%)
Beban
Laba
Diakui
sebelumnya
sekarang
2.340
2.093
247
-
2.340
2.093
247
6.808
6.068
740
2.340
2.093
247
4.468
3.975
493
9.200
8.200
1.000
6.808
6.068
740
2.392
2.132
260
181
BAB 21
Biaya Pinjaman
Biaya
Pinjaman
• Biaya pinjaman adalah bunga dan biaya lainnya yang timbul
dari kewajiban keuangan suatu entitas
• Termasuk:
–
–
–
–
–
Bunga cerukan bank dan pinjaman jangka pendek dan panjang
Amortisasi diskonto atau premium pinjaman
Amortisasi biaya tambahan pinjaman
Beban pembiayaan sewa pembiayaan
Perbedaan nilai tukar dari pinjaman mata uang asing yang
dianggap sebagai penyesuaian terhadap biaya bunga.
• Entitas harus mengakui seluruh biaya pinjaman sebagai
beban pada laporan laba rugi di periode terjadinya
182
BAB 22
Penurunan
Nilai
•
•
•
Penurunan Nilai
Kerugian penurunan nilai terjadi jika nilai tercatat melebihi nilai yang dapat
diperoleh kembali
Penurunan nilai pinjaman dan piutang dinilai sebesar estimasi kerugian yang
tidak dapat ditagih.
Persediaan:
– Penurunan terjadi sebagai konsekuensi penilaian berdasarkan harga jual dikurangi biaya
menyelesaikan dan menjual.
– Pemulihan penurunan nilai diakui maksimal sebesar rugi yang telah diakui.
•
Aset lain:
– Entitas harus menilai pada setiap tanggal laporan apakah terjadi indikasi bahwa ada aset yang
turun nilainya.
– Kerugian penurunan nilai dan pemulihan kerugian diakui dalam laporan laba rugi (selisih nilai
tercatat aset dengan nilai wajar dikurangi biaya menjual)
– Jika ada indikasi entitas harus mengestimasi nilai wajar aset dikurangi biaya untuk menjual aset
tersebut
– Pemulihan penurunan nilai tidak boleh melebihi niliai yang ditentukan
– Indikasi: sumber informasi eksternal atau sumber informasi internal.
183
BAB 23
Imbalan
Kerja
Imbalan Kerja
• Diakui sebagai kewajiban, setelah dikurangi jumlah
yang telah dibayar.
• Diakui sebagai beban, kecuali disyaratkan lain.
• Imbalan paska kerja jangka panjang dihitung
berdasarkan projected unit credit, jika tidak mampu
dapat menggunakan yang disederhanakan dengan
mengabaikan beberapa faktor yaitu tingkat kenaikan
gaji, jasa yang akan datang, dan mortalitas pekerja.
184
BAB 24
Pajak
Penghasilan
Pajak Penghasilan
• Diakui berdasarkan kewajiban pajak periode berjalan dan
periode sebelumnya yang belum dibayar.
– Pajak terutang tahun fiskal menurut SPT
– Pajak final
• Jika terdapat kelebihan bayar maka diakui sebagai aset.
• Pajak tangguhan tidak diatur.
185
BAB 25
Mata Uang
Pelaporan
Mata Uang Pencatatan dan Pelaporan
• Menggunakan mata uang rupiah.
• Entitas dapat menggunakan mata uang lain sepanjang
memenuhi sebagai mata uang fungsional.
• Mata uang pencatatan harus sama dengan mata uang
pelaporan.
• Mata uang fungsional: indikator arus kas, indikator harga jual,
indikator biaya.
• Penentuan saldo awal untuk pencatatan akuntansi dilakukan
dengan mengukur seolah-olah mata uang fungsional telah
digunakan sejak terjadinya transaksi.
186
BAB 26
Transaksi
Mata Uang
Asing
Transaksi dalam Mata Uang Asing
• Transaksi dalam mata uang asing dicatat pada pengakuan awal
dengan menggunakan kurs tunai pada tanggal transaksi.
• Pada akhir periode pelaporan, entitas harus melaporkan:
– pos moneter dengan kurs tanggal neraca
– pos moneter yang diukur dengan biaya perolehan historis
dengan kurs pada tanggal transaksi
– pos non moneter yang diukur pada nilai wajar dengan kurs
pada tanggal nilai wajar.
• Keuntungan atau kerugian diakui pada beban tahun berjalan dan
keuntungan atau kerugian yang terkait langsung dengan transaksi
ekuitas dibebankan ke ekuitas.
187
BAB 27
Tgl Setelah
Pelaporan
Ilustrasi Post Balance Sheets
Identifikasi beberapa peristiwa berikut apakah perlu
penyesuaian atau tidak
• Gudang perusahaan pada 25 Januari 2016 terbakar yang
menghabiskan hampir semua persediaan perusahaan.
Diperkirakan kerugian perusahaan sebesar 300milyar.
• Pengadilan memutuskan perusahaan bersalah dan harus
membayar ganti rugi sebesar 100milyar atas kerugian yang
telah dilakukan oleh perusahaan. Kasus tuntutan tersebut
telah diproses oleh perusahaan sejak 1 Oktober tahun
sebelumnya.
• Pada
188
BAB 27
Tgl Setelah
Pelaporan
Post Balance Sheets
• Dua jenis peristiwa setelah tanggal neraca
– Peristiwa setelah tanggal laporan yang memerlukan penyesuaian
– Peristiwa yang tidak memerlukan penyesuaian.
• Peristiwa yang memerlukan penyesuaian adala peristiwa ya
yang menkonfirmasi keadaan atau nilai yang telah ada pada
tanggal akhir pelaporan:
– Pelanggan pailit  penurunan nilai piutang
– Tuntutan hukum yang telah ada di tanggal pelaporan dan setelah
tanggal pelaporan dipastikan nilai kerugiannya.
• Dividen yang diumumkan setelah tanggal laporan tidak boleh
diakui sebagai kewajiban pada akhir perode laporan.
189
BAB 28
Hubungan
Istimewa
Pihak Hubungan Istimewa
• Pengungkapan hubungan termasuk hubungan entitas induk
dengan anak.
• Pengungkapan kompensasi personel manajemen kunci
• Pengungkapan transaksi pihak yang mempunyai hubungan
istimewa.
• Entitas tidak boleh menyatakan bahwa transaksi tersebut
dilakukan setara dengan pihak yang faham dan berkeingingan
untuk melakukan transaksi kecuali syarat tersebut dapat
dibenarkan.
190
BAB 28
Hubungan
Istimewa
Aplikasi
• Pengungkapan hubungan istimewa :
– Penyebutan pihak yang memiliki hubungan istimewa, nama
manajemen kunci.
– Anak perusahaan atau pihak asosiasi atau entitas lain yang memiliki
hubungan istiwewa
• Pengungkapan nilai akun yang berasal dari hubungan
istimewa misalnya kas, piutang dijelaskan yang berada atau
berasal dari pihak yang memiliki hubungan istimewa.
• Pengungkapan transaksi dengan pihak yang memiliki
hubungan istimewa dan informasi apakah transaksi tersebut
diberikan perlakuan khusus.
191
BAB 28
Hubungan
Istimewa
Aspek Pajak
• Mengidentifikasi pihak yang kemungkinan memiliki hubungan
istimewa dalam pajak.
• Perlu dilakukan pendalaman apakah transaksi telah dilakukan
dengan menggunakan nilai wajar menurut ketentuan pajak.
192
BAB
29&30
Transisi
Tgl Efektif
Ketentuan Transisi dan Tanggal Efektif
• SAK ETAP diterbitkan tahun 2009 berlaku efektif 1 Januari 2011
dan dapat diterapkan lebih awal yaitu 1 Januari 2010.
• Diterapkan secara retrospektif, jika tidak praktis diperkenankan
prospektif.
• Prospektif:
– Mengakui semua aset dan kewajiban sesuai SAK ETAP
– Tidak mengakui aset dan kewajiban jika tidak diijinkan oleh SAK
ETAP
– Mereklasifikasi pos-pos yang berdasarkan kerangka pelaporan
sebelumnya menjadi pos-pos sesuai SAK ETAP
– Menerapkan pengukuran aset dan kewajiban yang diakui sesuai
SAK ETAP.
193
Ketentuan Transisi dan Tanggal Efektif
• ETAP dapat memilih tetap menggunakan SAK atau menggunakan
SAK ETAP.
• ETAP yang tetap memilih menggunakan SAK tidak boleh di
kemudian hari berubah menggunakan SAK ETAP.
• Entitas dengan akuntabilitas publik yang kemudian telah memenuhi
persyaratan sebagai ETAP dapat menggunakan SAK ETAP.
• ETAP yang kemudian berubah menjadi bukan ETAP maka harus
menggunakan SAK dan tidak boleh lagi menggunakan SAK ETAP
194
Ketentuan Transisi dan Tanggal Efektif
195
PERBEDAAN PSAK & SAK ETAP
196
Perbedaan Pokok PSAK dan SAK ETAP
• SAK ETAP tidak mengatur pajak tangguhan
• SAK ETAP hanya menggunakan metode tidak langsung untuk laporan arus
kas.
• SAK ETAP menggunakan metode biaya untuk investasi ke asosiasi dan
menggunakan metode ekuitas untuk anak perusahaan.
• SAK ETAP tidak secara penuh menggunakan PSAK 50/55.
• SAK ETAP hanya menggunakan model biaya untuk aset tetap, aset tidak
berwujud dan properti investasi. PSAK-IFRS boleh memilih model biaya
atau model reavaluasi.
• Beberapa pengaturan yang tidak dalam PSAK ETAP : penggabungan usaha,
derivatif, hedging
PPL - IAPI
197
Rerangka konseptual
KDPPLK
SAK ETAP
Tujuan laporan keuangan
Sama
Karakteristik kualitatif laporan keuangan
Sama
Unsur-unsur laporan keuangan
Sama – nama berbeda
Konsep pengakuan
Sama
Konsep pengukuran:
 biaya historis
 biaya kini
 nilai realisasi bersih
 nilai sekarang
Konsep pemeliharaan modal
Konsep pengukuran:
 biaya historis
 nilai wajar
Tidak ada
198
Penyajian Laporan Keuangan
SAK UMUM
SAK ETAP
Kepatuhan terhadap SAK
Pengungkapan atas PSAK “misleading”
Kepatuhan terhadap SAK ETAP
Komponen laporan keuangan:
 Lap posisi keuangan/neraca
 Lap laba rugi komprehensif
 Lap perubahan ekuitas
 Lap arus kas
 Catatan atas laporan keuangan
Komponen laporan keuangan:
 Neraca
 Lap laba rugi
 Lap perubahan ekuitas
 Lap arus kas
 Catatan atas laporan keuangan
Tanggung jawab atas lapkeu
Tidak ada
Dasar akrual & kelangsungan usaha
Sama
PPL - IAPI
199
Penyajian Laporan Keuangan (2)
SAK UMUM
Neraca
• Pos minimal yang disajikan banyak
• Urutan penyajian
• Pengungkapan banyak
SAK ETAP
Neraca
• Pos minimal yang disajikan lebih sedikit
• Sama
• Pengungkapan lebih sederhana
Laporan laba rugi komprehensif
Laporan laba rugi
• Laba rugi dan pendapatan komprehensif • Laba rugi
lain
• Pos minimal
• Pos minimal lebih sedikit
PPL - IAPI
200
Penyajian Laporan Keuangan (3)
SAK UMUM
SAK ETAP
Laporan perubahan ekuitas
 Pos minimal
 Pengungkapan distribusi dividen dan
dividen per saham
 Tidak diperkenankan
Laporan perubahan ekuitas
 Pos minimal lebih sedikit
 Tidak ada
Laporan arus kas
 Arus kas operasi disajikan dengan metode
langsung atau tidak langsung
 Arus kas valas, bunga & dividen, pajak
penghasilan, investasi pada entitas anak,
ventura bersama & entitas asosiasi,
perubahan kepemilikan, dan transaksi
nonkas
 Kas yang dibatasi
Laporan arus kas
 Arus kas operasi disajikan dengan
metode tidak langsung
 Arus kas bunga & dividen, pajak
penghasilan, dan transaksi nonkas
 Laporan perubahan ekuitas dan saldo
laba dapat menggantikan lap laba rugi
dan lap perubahan ekuitas
 Tidak ada
201
Penyajian Laporan Keuangan (4)
SAK UMUM
Catatan atas laporan keuangan
 Kebijakan akuntansi
 Sumber estimasi ketidakpastian
 Modal
 Dividen dan informasi umum
entitas
PPL - IAPI
SAK ETAP
Catatan atas laporan keuangan
 Kebijakan akuntansi
 Sumber estimasi ketidakpastian
202
Laporan Keuangan Konsolidasian
SAK UMUM
Laporan keuangan konsolidasian
SAK ETAP
Tidak menyusun laporan keuangan
konsolidasian
Laporan keuangan tersendiri (lampiran
dari laporan keuangan konsolidasian)
Konsolidasi entitas bertujuan khusus
PPL - IAPI
203
Kebijakan Akuntansi, Estimasi Akuntansi dan Kesalahan
SAK UMUM
SAK ETAP
Kebijakan akuntansi
 Pemilihan kebijakan akuntansi
 PSAK serupa
 Conceptual framework
 Other pronouncements, literatur
dan praktik
 Dampak penerapan PSAK yang
akan berlaku
Kebijakan akuntansi
 Pemilihan kebijakan akuntansi
 Bagian SAK serupa
 Conceptual framework
 SAK umum
 Other pronouncements, literatur
dan praktik
 Tidak ada
Estimasi akuntansi
Sama
Kesalahan
Sama
204
Instrumen Keuangan
SAK UMUM
Instrumen keuangan
 Diukur pada nilai wajar melalui
laporan laba rugi
 Tersedia untuk dijual
 Dimiliki hingga jatuh tempo
 Pinjaman yang diberikan dan
piutang
Maksud dan kemampuan
PPL - IAPI
SAK ETAP
Efek yang diperdagangkan (marketable
securities)
 Diperdagangkan
 Tersedia untuk dijual
 Dimiliki hingga jatuh tempo
Maksud
205
Persediaan
SAK UMUM
SAK ETAP
Biaya perolehan atau nilai realisasi
neto (mana lebih rendah)
Sama
FIFO dan rata-rata tertimbang
Sama
Persediaan pialang-pedagang komoditi Tidak ada
menggunakan fair value
Persediaan pemberi jasa
PPL - IAPI
Sama
206
Investasi pada Entitas Asosiasi
SAK UMUM
SAK ETAP
Pengaruh signifikan
•Faktor kuantitatif dan kualitatif
•Hak suara potensial
Pengaruh signifikan
•Faktor kuantitatif
•Tidak ada
Metode ekuitas
Metode biaya
Investasi pada entitas asosiasi yang
tersedia untuk dijual
Tidak ada
207
Investasi pada Joint Venture
SAK UMUM
SAK ETAP
Pengendalian bersama operasi
Pengendalian bersama operasi
Pengendalian bersama aset
Pengendalian bersama aset
Pengendalian bersama entitas
• Metode ekuitas atau proporsional
konsolidasi
Pengendalian bersama entitas
• Metode biaya
208
Investasi pada Entitas Anak
SAK UMUM
SAK ETAP
Pengendalian, termasuk entitas
bertujuan khusus
Pengendalian, tidak mengatur entitas
bertujuan khusus
Metode ekuitas dan harus
dikonsolidasikan
Metode ekuitas dan tidak
dikonsolidasikan
Transaksi pelepasan kepemilikan tetapi Tidak ada
tidak menyebabkan hilangnya
pengendalian (transaksi ekuitas)
PPL - IAPI
209
Properti Investasi dan Aset Tetap
SAK UMUM
SAK ETAP
Properti investasi
• Model biaya
• Model nilai wajar
Properti investasi
• Model biaya
Aset tetap
• Model biaya
• Model revaluasi
Aset tetap
• Model biaya (revaluasi harus ada izin
pemerintah)
210
Aset Tidak Berwujud
SAK UMUM
SAK ETAP
Berasal dari internal dan eksternal
Berasal dari eksternal
Umur manfaat terbatas dan tidak
terbatas
Umur manfaat terbatas
Goodwill
Tidak ada
Model biaya dan model revaluasi
Model biaya
PPL - IAPI
211
Sewa
SAK UMUM
Perjanjian sewa dan perjanjian mengandung sewa
SAK ETAP
Perjanjian sewa
Klasifikasi sewa: indikator dan situasi yang
Klasifikasi sewa: indikator yang tidak
memerlukan judgment.
perlu judgment:
Sewa modal jika terjadi perpindahan risiko dan  pengalihan aset
 opsi beli
manfaat.
 min 75% umur ekonomis
 min 90% nilai wajar
 aset bersifat khusus)
Jual dan sewa-balik (sale and leaseback)
Tidak ada
Sewa dan sewa lanjut (lease and sublease)
PPL - IAPI
Tidak ada
212
Kewajiban Diestimasi (Provisi) dan Kontinjensi, Ekuitas, dan
Pendapatan
SAK UMUM
SAK ETAP
Kewajiban diestimasi (provisi), aset
kontinjensi, dan kewajiban kontinjensi
Sama
Ekuitas
Sama
Pendapatan penjualan barang dan jasa
Sama
Penggunaan istilah yang berbeda, dalam SAK ETAP masih menggunakan
Kewajiban diestimasi bukan provisi seperti dalam PSAK 57.
213
Biaya Pinjaman dan Penurunan Nilai
SAK UMUM
Biaya pinjaman dikapitalisasi
Penurunan nilai
 Instrumen keuangan: incurred loss
SAK ETAP
Biaya pinjaman dibebankan
Penurunan nilai
 Pinjaman yang diberikan dan
piutang: expected loss (aging
schedule)
 Goodwill dan aset tidak berwujud
 Diamortisasi
dengan umur manfaat tidak terbatas
 Persediaan
 Selisih nilai buku dan nilai realisasi
bersih
 Aset lain
 Selisih nilai buku dan nilai jual
dikurangi dengan biaya menjual
PPL - IAPI
214
Imbalan Kerja
SAK UMUM
SAK ETAP
Imbalan kerja jangka pendek
Imbalan kerja jangka pendek
Imbalan pasca kerja
Imbalan pasca kerja, perhitungan lebih
sederhana
Imbalan kerja jangka panjang lainnya
Imbalan kerja jangka panjang lainnya
Pesangon pemutusan kerja
Pesangong pemutusan kerja
Imbalan berbasis saham
Tidak ada
PPL - IAPI
215
Pajak Penghasilan
SAK UMUM
SAK ETAP
Konsep pajak tangguhan (deferred tax Konsep pajak terutang (tax liability
concept)
concept)
Laba fiskal dan laba akuntansi
Laba fiskal
Aset dan liabilitas pajak tangguhan
Utang pajak
PPL - IAPI
216
Mata Uang Pelaporan dan Transaksi Valas
SAK UMUM
SAK ETAP
Mata uang pelaporan: rupiah atau
mata uang asing
Mata uang pelaporan: rupiah atau
mata uang asing
Transaksi valas: kurs tanggal transaksi
Transaksi valas: kurs rata-rata bulanan
(mingguan)
PPL - IAPI
217
TERIMA KASIH
Profesi untuk
Mengabdi pada
Negeri
Dwi Martani
081318227080
[email protected] atau [email protected]
http://staff.blog.ui.ac.id/martani/
Download