BKD - Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
Badan Kepegawaian Daerah (BKD) dibentuk berdasarkan Keputusan Presiden
Republik Indonesia Nomor 159 Tahun 2000 tentang Pedoman Pembentukan BKD
sebagaimana tercantum dalam Pasal 5 ayat (1 dan 2) bahwa di setiap daerah dibentuk BKD
dan ditetapkan dalam Peraturan Daerah.
A. Latar Belakang Organisasi
Menindaklanjuti Keputusan Presiden tersebut di atas dan sejalan dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 41 Tahun 2008, ditetapkan Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan
Selatan Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Perangkat
Daerah Provinsi Kalimantan Selatan, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah
Nomor 1 Tahun 2012 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan
Selatan Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Perangkat
Daerah Provinsi Kalimantan Selatan (Lembaran Daerah Provinsi Kalimantan Sealatan
Tahun 2012 Nomor 1, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Kalimantan Selatan Tahun
2012 Nomor 44).
Tugas pokok, fungsi dan uraian tugas unsur-unsur organisasi BKD Provinsi
Kalimantan Selatan diatur dalam Peraturan Gubernur Kalimantan Selatan Nomor 028
Tahun 2009. Uraian tugas unsur-unsur organisasi BKD Provinsi Kalimantan Selatan antara
lain :
1. Merumuskan kebijakan teknis di bidang manajemen kepegawaian sesuai kebijakan
yang ditetapkan Gubernur berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku;
2. Merumuskan dan menyusun peraturan perundang-undangan di bidang manajemen
kepegawaian sesuai norma, standar dan prosedur yang ditetapkan oleh Pemerintah;
3. Merumuskan pengembangan kepegawaian daerah;
4. Merumuskan dan melaksanakan pengangkatan, pemindahan dan pemberhentian
Pegawai Negeri Sipil Daerah sesuai norma, standar dan prosedur yang ditetapkan oleh
Pemerintah;
5. Merumuskan dan melaksanakan pengangkatan, pemindahan dan pemberhentian dalam
dan dari jabatan struktural atau fungsional sesuai dengan norma, standar dan prosedur
yang ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan;
6. Merumuskan tunjangan dan kesejahteraan serta pembinaan disiplin Pegawai Negeri
Sipil Daerah sesuai dengan norma, standar dan prosedur yang ditetapkan dalam
peraturan perundang-undangan;
7. Menfasilitasi administrasi penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan bagi Pegawai
Negeri Sipil Daerah dengan koordinasi instansi terkait;
8. Merumuskan pengelolaan dan penyajian data/dokumentasi dan informasi kepegawaian;
9. Mengelola kegiatan kesekretariatan; dan
10. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Gubernur sesuai bidang tugas dan
tanggung jawab.
1
Sebagai implementasi dari tugas pokok di atas, BKD Provinsi Kalimantan Selatan
mempunyai fungsi antara lain :
1. Perumusan kebijakan teknis di bidang manajemen kepegawaian sesuai dengan
kebijakan yang ditetapkan Gubernur berdasarkan peraturan perundang-undangan yang
berlaku;
2. Penyiapan dan penyusunan peraturan perundang-undangan
daerah di bidang
manajemen kepegawaian sesuai dengan norma, standar dan prosedur yang ditetapkan
oleh Pemerintah;
3. Perencanaan pengembangan kepegawaian;
4. Penyiapan dan pelaksanaan pengangkatan, pemindahan dan pemberhentian Pegawai
Negeri Sipil Daerah sesuai norma, standar dan prosedur yang ditetapkan dalam
peraturan perundang-undangan;
5. Penyiapan pelaksanaan pengangkatan, pemindahan dan pemberhentian dalam dan dari
jabatan struktural atau fungsional sesuai norma, standar dan prosedur yang ditetapkan
dalam peraturan perudang-undangan;
6. Penetapan gaji, tunjangan dan kesejahteraan serta pembinaan disiplin Pegawai Negeri
Sipil Daerah sesuai dengan norma, standar dan prosedur yang ditetapkan dengan
peraturan perundangan-undangan;
7. Fasilitas administrasi penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan bagi Pegawai Negeri
Sipil Daerah berkoordinasi dengan instansi terkait;
8. Menyiapkan bahan dan penyajian data/dokumentasi dan informasi kepegawaian;
9. Pengelolaan kegiatan kesekretariatan.
B. Struktur Organisasi
BKD Provinsi Kalimantan Selatan merupakan unsur lembaga teknis daerah berada
di bawah dan bertanggungjawab langsung kepada Gubernur Kalimantan Selatan. Dalam
melaksanakan tugas pokok dan fungsi BKD Provinsi Kalimantan Selatan dipimpin oleh
seorang Kepala Badan dengan dibantu unsur-unsur organisasi, yang terdiri dari :
1. Sekretariat, terdiri dari : (a) Sub Bagian Program; (b) Sub Bagian Keuangan; dan (c)
Sub Bagian Umum dan Kepegawaian.
2. Bidang Pengembangan Pegawai, terdiri dari : (a) Sub Bidang Formasi dan Pengadaan;
dan (b) Sub Bidang Pendidikan dan Pelatihan.
3. Bidang Mutasi Pegawai, terdiri dari : (a) Sub Bidang Mutasi Jabatan; dan (b) Sub
bidang Mutasi Umum.
4. Bidang Hukum dan Kesejahteraan Pegawai, terdiri dari : (a) Sub Bidang Kedudukan
Hukum Pegawai; dan (b) Sub Bidang Kesejahteraan Pegawai
5. Bidang Informasi Kepegawaian, terdiri dari : (a) Sub Bidang Pengolahan Data
Kepegawaian; dan (b) Sub Bidang Penyajian dan Dokomentasi.
6. Kelompok Jabatan Fungsional, antara lain : (a) Jabatan Fungsional Arsiparis; (b)
Analis Kepegawaian; dan (c) Pranata Komputer.
Struktur organisasi BKD berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan
Selatan Nomor 6 Tahun 2008, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Nomor
1 Tahun 2012 tersebut dapat dilihat pada gambar berikut :
2
Gambar 1.
Struktur Organisasi dan Tata Kerja BKD Provinsi Kalimantan Selatan
Kepala BKD
Sekretaris
Kelompok
Jabatan
Fungsional
Sub Bagian
Program
Sub Bagian
Keuangan
Bidang
Pengembangan
Pegawai
Bidang
Mutasi
Pegawai
Bidang Hukum
dan
Kesejahteraan
Bidang
Informasi
Kepegawaian
Sub Bidang
Formasi dan
Pengadaan
Sub Bidang
Mutasi Jabatan
Sub Bidang KHP
Sub Bidang
Lahta
Kepegawaian
Sub Bidang
Mutasi Umum
Sub Bidang
Kesejahteraan
Pegawai
Sub Bidang
Penyajian dan
Dokumentasi
Sub Bidang
Pendidikan dan
Latihan
Pengadaan
Sub Bagian
Umum
Kepegawaian
Ketersediaan sumberdaya manusia aparatur BKD Provinsi Kalimantan Selatan
secara kuantitatif adalah 78 orang yang terdiri dari 55 PNS pria dan 23 PNS wanita.
Selanjutnya rincian PNSD BKD Provinsi Kalimantan Selatan berdasarkan kualifikasi,
adalah sebagai berikut :
Tabel 1.
Jumlah PNSD BKD Provinsi Kalimantan Selatan
Berdasarkan Kualifikasi Pendidikan Tahun 2015
Tingkat Pendidikan
No
Unit kerja
SD
SLT SLT
D2
D3
D4
S1
P
A
1.
Kepala Badan
2.
Sekretariat
3.
Bidang-bidang
2
4.
Subbag/Subbid
6
5.
JFT :
Arsiparis
1
Analis Kepeg
1
1
2
Pranata Kom.
2
5
6. JFU
4
3
23
3
16
Jumlah
4
3
27
9
26
S2
∑
1
1
2
5
9
1
1
4
11
1
4
7
49
78
3
Tabel 2.
Jumlah PNSD BKD Provinsi Kalimantan Selatan
Berdasarkan Pangkat dan Golongan Tahun 2015
Tingkat Golongan / Kepangkatan
No
Unit kerja
IV
III
II
I
1. Kepala Badan
1
2. Sekretariat
1
3. Bidang-bidang
4
4. Subbag/Subbid
1
10
5. JFT :
Arsiparis
1
Analis Kepegawaian
4
Pranata Komputer
2
5
6. JFU
30
15
4
Jumlah
5
50
18
5
Tabel 3.
Jumlah PNSD BKD Provinsi Kalimantan Selatan
Berdasarkan Tingkat Eselonering Tahun 2015
Tingkat Eselonering
No
Unit kerja
II.a
III.a
IV.a
Staf
1. Kepala Badan
1
2. Sekretariat
1
3. Bidang – bidang
4
4. Sub Bagian dan Sub Bidang
11
5. JFT :
Arsiparis
1
Analis kepegawaian
4
Pranata Komputer
7
6. JFU
49
Jumlah
1
5
11
61
Jumlah
1
1
4
11
1
4
7
49
78
Jumlah
1
1
4
11
1
4
7
49
78
C. Analisis Perkembangan Strategis.
Kecukupan kuantitas pegawai pada satu pekerjaan merupakan suatu harapan bagi
instansi untuk meningkatkan kinerja instansi. Pemenuhan kuantitas pegawai akan
menjamin pemerataan distribusi beban kerja. Analisis Beban Kerja di lingkungan
Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan yang telah disusun menunjukkan bahwa
Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan masih kekurangan pegawai. Dalam rangka
pemenuhan kuantitas pegawai Pemerintah Daerah Provinsi Kalimantan Selatan, BKD
Provinsi Kalimantan Selatan telah melakukan beberapa langkah perencanaan dan aksi
nyata pada periode kegiatan dan anggaran tahun 2015, langkah yang diambil BKD
Provinsi Kalimantan Selatan antara lain :
1. Melakukan perencanaan seleksi CPNS untuk formasi tahun anggaran 2015 dengan
target 300 CPNS yang telah dianggarkan pada DPA SKPD BKD tahun 2015, namun
hal tersebut tidak dapat dilaksanakan dikarenakan Adanya Surat Edaran Menpan No :
B/2163/M.PAN-RB/06/2015 tentang Penundaan penambahan Pegawai ASN Tahun
2015.
4
2. Penerimaan Praja IPDN (Institut Pemerintahan Dalam Negeri) tahun 2015. Penerimaan
Praja IPDN yang dinyatakan lulus serta memenuhi syarat adalah sebanyak 21 orang
yang berasal dari Kabupaten/Kota di Provinsi Kalimantanl Selatan.
3. Selain itu penambahan pegawai dilakukan dengan adanya mutasi pegawai dari
Kabupaten/Kota di lingkungan Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan dan dari luar
Provinsi Kalimantan Selatan sebanyak 49 PNSD.
Ketepatan penempatan pegawai pada satu pekerjaan merupakan suatu harapan bagi
instansi untuk meningkatkan kinerja instansi. Pegawai yang bekerja sesuai dengan
kompetensinya akan memiliki dorongan internal untuk memacu kinerja. Langkah yang
dapat dilakukan adalah dengan melakukan seleksi terhadap pegawai untuk menduduki
suatu jabatan tertentu atau yang paling sederhana adalah melihat latar belakang pendidikan
formal pegawai. Upaya lain yang dapat ditempuh adalah memberikan pelatihan bagi
pegawai sesuai dengan bidang tugasnya.
Pengelolaan manajemen kepegawaian, yang dimulai dari perencanaan, rekrutmen,
pembinaan hingga pemberhentian PNS menuntut pelayanan yang lebih cepat, tepat, dan
akurat. Hal ini menyebabkan penggunaan teknologi informasi begitu penting untuk
memberikan pelayanan prima dalam bidang kepegawaian. Sistem informasi digunakan
sebagai jawaban terhadap manajemen kepegawaian untuk memantapkan administrasi
kepegawaian sebagai upaya pemenuhan kebutuhan informasi data pegawai yang cepat,
tepat, akuntabel, dan up to date.
Simpeg adalah sebuah sistem iInformasi yang dirancang sebagai solusi untuk
menangani berbagai hal dalam pengurusan kepegawaian mulai dari penyimpanan dan
pemusatan data secara terkomputerisasi hingga menangani berbagai macam laporan yang
berhubungan dengan kepegawaian. Dengan demikian diperlukan perluasan jaringan
sehingga keberadaannya tidak hanya terpusat pada BKD saja, tetapi juga berada pada tiap
satuan kerja daerah sebagai perpanjangan tangan terhadap pengelolaan data kepegawaian
pada masing-masing SKPD. Selain itu terdapat Sistem Administrasi Pelayanan
Kepegawaian (SAPK) sebagai alat bantu dalam pembinaan dan pengembangan pegawai di
lingkungan Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan
5
BAB II
PERENCANAAN KINERJA
Perencanaan kinerja merupakan proses penyusunan rencana kinerja sebagai
penjabaran dari sasaran dan program yang telah ditetapkan dalam rencana stratejik, yang
dilaksanakan oleh instansi pemerintah melalui berbagai kegiatan tahunan. didalam rencana
kinerja ditetapkan rencana capaian kinerja tahunan, termasuk indikator kinerja yang ada
pada tingkat sasaran dan kegiatan. Perjanjian kinerja pada dasarnya adalah pernyataan
komitmen yang merepresentasikan tekad dan janji pencapaian kinerja yang jelas dan
terukur dalam rentang waktu satu tahun dengan mempertimbangkan sumber daya yang
dikelola. Tujuan khusus perjanjian kinerja antara lain adalah untuk : (1) Meningkatkan
akuntabilitas, transparansi, dan kinerja aparatur; (2) Wujud komitmen antara penerima
dengan pemberi amanah; dan (3) Sebagai dasar penilaian keberhasilan/kegagalan
pencapaian tujuan dan sasaran organisasi. Perjanjian Kinerja BKD Provinsi Kalimantan
Selatan adalah sebagai berikut :
Tabel 4.
Perjanjian Kinerja (PK) Tahun 2015
No
Sasaran strategis
Indikator Kinerja
1. Peningkatan kualitas dan
Prosentase terpenuhinya formasi
kuantitas perencanaan
kebutuhan PNSD Pemerintah
kepegawaian
Provinsi Kalimantan Selatan
2. Terwujudnya Sistem
a. Prosentase data PNS Provinsi
Manajemen Informasi
Kalimantan Selatan yang akurat
Kepegawaian
dan terkini
b. Keberadaan WEB BKD
3. Peningkatan kualitas SDM
a. Jumlah PNS mengikuti Tugas
Aparatur
Belajar
b. Jumlah PNS mengikuti Izin
Belajar
4. Tertatanya PNS berdasarkan a. Prosentase jabatan struktural
kompetensi dan syarat
yang terisi
jabatan
b. Prosentase jabatan fungsional
yang terisi
5. Peningkatan akuntabilitas
Jumlah kasus kepegawaian yang
dan kesejahteraan PNS
terselesaikan
6. Peningkatan kinerja
Jumlah Standar Operasional Prosedur
pelayanan kepegawaian
(SOP) yang tersusun
Target
100%
100%
Ada
60 PNS
100 PNS
100%
100%
15 Kasus
55 SOP
6
BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA
Pengukuran kinerja mencakup tingkat pencapaian sasaran instansi pemerintah yang
merupakan tingkat pencapaian target (rencana tingkat capaian) dari masing masing
indikator sasaran yang telah ditetapkan sebagaimana dituangkan dalam dokumen Renstra
Perangkat Daerah dan PK.
A. Capaian Kinerja Periode Renstra 2011-2015
Dalam pengukuran capaian kinerja jangka menengah yang diperhitungkan adalah
seperti yang tertuang dalam sasaran strategis Renstra tahun 2011-2015. Caranya adalah
membandingkan antara target pencapaian indikator sasaran yang telah ditetapkan dalam
Renstra BKD Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2011-2015 terhadap realisasi capaian
dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2015. Tingkat capaian kinerja dan hasil
pengukurannya dapat diuraikan sebagai berikut :
Tabel 5.
Capaian kinerja periode Renstra 2011-2015
Target
No Sasaran strategis
Indikator Kinerja
dalam
Renstra
1. Peningkatan
Prosentase terpenuhinya
kualitas dan
formasi kebutuhan
kuantitas
PNSD Pemerintah
100%
perencanaan
Provinsi Kalimantan
kepegawaian
Selatan
2. Terwujudnya
a. Prosentase data PNS
Sistem Manajemen
Provinsi Kalimantan
100%
Informasi
Selatan yang akurat
Kepegawaian
dan terkini
b. Keberadaan WEB
Ada
BKD
3. Peningkatan
a. Jumlah PNS
kualitas SDM
mengikuti Tugas
299 PNS
Aparatur
Belajar
b. Jumlah PNS
mengikuti Izin
655 PNS
Belajar
4. Tertatanya PNS
a. Prosentase jabatan
100 %
berdasarkan
struktural yang terisi
kompetensi dan
b. Prosentase jabatan
syarat jabatan
fungsional yang
100 %
terisi
5. Peningkatan
Jumlah kasus
akuntabilitas dan
kepegawaian yang
56 Kasus
kesejahteraan PNS terselesaikan
6. Peningkatan kinerja Jumlah Standar
pelayanan
Operasional Prosedur
55 SOP
kepegawaian
(SOP) yang tersusun
Realisasi
%
67,89%
67,89
100%
100%
Ada
Ada
132 PNS
44,15%
842 PNS
128,54
99,42
99,42
57,26
57,26
36 Kasus
64,28
59 SOP
107,27%
7
B. Capaian Kinerja Tahun 2015
Dalam laporan ini, pengukuran tingkat capaian kinerja tahun 2015 dihitung dengan
cara membandingkan antara target pencapaian indikator sasaran yang telah ditetapkan
dalam Perjanjian Kinerja BKD Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2015 dengan
realisasinya. Tingkat capaian kinerja berdasarkan hasil pengukurannya dapat diuraikan
sebagai berikut :
No Sasaran strategis
1. Peningkatan
kualitas dan
kuantitas
perencanaan
kepegawaian
2. Terwujudnya
Sistem Manajemen
Informasi
Kepegawaian
3.
4.
5.
6.
Peningkatan
kualitas SDM
Aparatur
Tertatanya PNS
berdasarkan
kompetensi dan
syarat jabatan
Peningkatan
akuntabilitas dan
kesejahteraan PNS
Peningkatan kinerja
pelayanan
kepegawaian
Tabel 6.
Pengukuran Kinerja Tahun 2015
Indikator Kinerja
Target
Prosentase
terpenuhinya formasi
kebutuhan PNSD
100%
Pemerintah Provinsi
Kalimantan Selatan
a. Prosentase data
PNS Provinsi
Kalimantan Selatan
100%
yang akurat dan
terkini
b. Keberadaan WEB
Ada
BKD
a. Jumlah PNS
mengikuti Tugas
60 PNS
Belajar
b. Jumlah PNS
mengikuti Izin
100 PNS
Belajar
a. Prosentase jabatan
struktural yang
100%
terisi
b. Prosentase jabatan
fungsional yang
100%
terisi
Jumlah kasus
kepegawaian yang
15 Kasus
terselesaikan
Jumlah SOP (Standar
Operasional Prosedur)
11 SOP
yang tersusun
Realisasi
%
67,89%
67,89
100%
100
Ada
Ada
23 PNS
38,33
121 PNS
121
99,42%
99,42
57,26%
57,26
8 Kasus
53,30
15 SOP
136.36
8
C. Analisis Pencapaian Kinerja
Hasil pencapaian kinerja tahun anggaran 2015 dan periode akhir Renstra SKPD
Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Kalimantan Selatan, dapat dijabarkan sebagai
berikut:
1. Prosentase Terpenuhinya Formasi Kebutuhan PNSD Pemerintah Provinsi
Kalimantan Selatan.
Acuan jumlah kebutuhan kuantitas pegawai adalah perhitungan jumlah kebutuhan
Pegawai Negeri Sipil Daerah hasil Analisis Beban Kerja tahun 2012, yaitu 9.736 PNSD.
Sampai dengan 31 Desember tahun 2015 jumlah PNSD lingkup Pemerintah Provinsi
Kalimantan Selatan adalah sebanyak 6.610 PNSD. Dengan demikian capaian kinerja
pemenuhan formasi kebutuhan PNSD tahun 2015 adalah sebesar 67,89%. Keadaan PNSD
dalam kurun waktu lima tahun terakhir adalah seperti pada tabel berikut :
Tabel 7.
Pemenuhan Kebutuhan PNSD
Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2011-2015.
∑
PNSD Provinsi Kalimantan Selatan
Kebutuhan
2011
2012
2013
2014
2015
PNSD
berdasarkan
∑
%
∑
%
∑
%
∑
%
∑
%
ABK tahun
2012
6.737 69,20 6.541 67,18 6.400 65,74 6.551 67.28 6.610 67,89
9.736
Tabel di atas memperlihatkan bahwa sejak tahun 2011 jumlah kebutuhan pns terus
mengalami penurunan sampai dengan tahun 2013. Jumlah itu kemudian mengalami
peningkatan sampai dengan tahun 2015. Selama periode Renstra 2011-2015, pemenuhan
jumlah pns belum seperti yang diharapkan sesuai dengan hasil analisis beban kerja yang
disusun tahun 2012. Beberapa faktor yang mempengaruhi antara lain :
a. Pada tahun 2013. Jumlah formasi yang disetujui adalah sebanyak 191, sedangkan
hasilnya berdasarkan Surat Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi Republik Indonesia, Nomor : R/572/M PAN-RB/12/2013, tanggal 24
Desember 2013, jumlah yang diterima hanya hanya sebanyak 175 orang;
b. Pada tahun 2014, dilakukan kegiatan penyusunan dan pengusulan formasi CPNS tahun
2014 dengan hasil Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi Nomor 324 Tahun 2014 tentang Formasi PNS Provinsi Kalimantan Selatan,
yaitu sebanyak 160 formasi. Berdasarkan Surat MenPAN dan RB Nomor
B/4306/M.PAN-RB/11/2014 Tentang Penyampaian Daftar Nilai Tes Kompetisi Dasar
seleksi serta Keputusan Gubernur Kalimantan Selatan Nomor 188.44/0591/Kum/2014
Tentang Penetapan Kelulusan Hasil Tes Kompetisi Dasar Seleksi CPNS dari Pelamar
Umum Tahun 2014 di Lingkungan Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan, hanya
tersaring 159 peserta yang lulus. Hasil itu menyisakan 1 (satu) formasi kosong yang
disebabkan oleh tidak terpenuhinya passing grade pada formasi tersebut.
9
c. Pada tahun 2014 dilakukan penyusunan dan pengusulan formasi khusus tenaga
kesehatan yang ditetapkan dengan Surat MenPAN dan RB Nomor FD/420/M.PANRB/10/2014 Perihal Persetujuan Alokasi Formasi CPNS Khusus Dokter Pada Provinsi
Kalimantan Selatan, sebanyak 12 formasi. Selain itu pemerintah juga memberikan
peluang pengangkatan CPNS kategori I dan II bagi yang memenuhi persyaratan.
d. Upaya lain adalah pelaksanaan seleksi calon praja IPDN dan Mutasi Pegawai ke
Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan. Pada kegiatan Penerimaan Praja IPDN tahun
2015 yang dinyatakan lulus serta memenuhi syarat adalah sebanyak 21 orang yang
berasal dari Kabupaten/Kota di Provinsi Kalimantan Selatan serta penambahan
pegawai dilakukan dengan adanya mutasi pegawai dari Kabupaten/Kota di lingkungan
Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan dan dari luar Provinsi Kalimantan Selatan
sebanyak 49 PNSD.
Selain faktor tersebut di atas, terdapat beberapa faktor yang menyebabkan tidak
terpenuhinya target pada sasaran pemenuhan kebutuhan pegawai, yaitu :
a. Pada tahun 2011 dan tahun 2012, upaya ini tidak dapat dilaksanakan sehubungan
adanya Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi, Menteri Dalam Negeri dan Menteri Keuangan Nomor : 02/SPD/M.PAN &
RB/8/2011, Nomor : 800-632 Tahun 2011 dan Nomor : 141/PMK.01/2011 Tentang
Penundaan Sementara Penerimaan Calon Pegawai Negeri Sipil. Kebijakan moratorium
tersebut diberlakukan mulai tanggal 1 September 2011 hingga tahun 2012.
b. Pada tahun terakhir Renstra 2011-2015 dilakukan lagi perencanaan dan penganggaran
pelaksanaan seleksi CPNS dengan target formasi terpenuhi sebanyak 300 CPNS namun
hal tesebut tidak dapat dilaksanakan berkenaan dengan Surat Edaran Menpan dan RB
No : B/2163/M.PAN-RB/06/2015 tentang Penundaan penambahan Pegawai ASN
Tahun 2015. Sehingga pelaksanaan seleksi CPNS untuk tahun 2015.
2. Prosentase Data PNS Provinsi Kalimantan Selatan Yang Akurat Dan Terkini.
Dalam rangka mendukung perwujudan ketersediaan data pegawai yang akurat dan
terkini, dilakukan kegiatan Pembangunan/Pengembangan Sistem Informasi Kepegawaian.
Hasil kegiatan ini adalah pemutakhiran data perorangan pegawai di lingkungan Pemerintah
Provinsi Kalimantan Selatan. Pemutakhiran data perorangan pegawai sampai dengan tahun
2015 sebesar 99,62% dari pegawai yang ada pada tahun 2015 sebanyak 6.610 PNS. Hal ini
menunjukkan bahwa dalam upaya penyediaan data pegawai yang mutakhir dan terkini
telah dapat dilaksanakan sesuai dengan target yang ditetapkan dalam Renstra 2011-2015.
Rincian hasil tiap tahun dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 8.
Target dan Realisasi Pemutakhiran Data Tahun 2011-2015
Tahun
Jumlah PNSD
Target
2011
2012
2013
2014
2015
6.737
6.541
6.400
6.551
6.610
75%
80%
85%
95%
100%
Jumlah
Realisasi target
Pemutakhiran
4.042
5.233
5.440
6.280
6.585
60%
80%
85%
98,11%
100%
Capaian
kinerja
80%
100%
100%
103,27%
99,62%
10
Pemutakhiran data seperti terlihat pada tabel di atas dilakukan dengan berpedoman
kepada Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 1979 tentang Daftar Urut Kepangkatan
Pegawai Negeri Sipil, pasal 4, yaitu Pangkat, Jabatan, Masa Kerja, Latihan Jabatan,
Pendidikan dan Usia. Upaya koordinasi antara Sekretariat, Bidang-bidang di lingkungan
BKD Provinsi Kalimantan Selatan dan Perangkat Daerah di lingkungan Pemerintah
Provinsi Kalimantan Selatan telah memberikan hasil yang baik pada sasaran kinerja ini.
Beberapa permasalahan yang mungkin dihadapi dalam memelihara data
kepegawaian agar tetap mutakhir dan terkini antara lain :
a. Perka BKN Nomor 1 Tahun 2013 Tentang Ketentuan Pelaksanaan Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia Nomor 46 Tahun 2011 Tentang Penilaian Prestasi
Kerja Pegawai Negeri Sipil, dilaksanakan terhitung mulai tanggal 1 Januari 2014.
Kondisi riil menunjukkan bahwa tidak semua pns di lingkungan Pemerintah Provinsi
Kalimantan Selatan sudah memiliki Surat Keputusan (SK) pengangkatan dalam
jabatan, terutama bagi yang di tempatkan dalam jabatan fungsional umum (jfu). Dan
tidak semua pns yang sudah memiliki SK pengangkatan dalam jfu, menyerahkan
tembusan SK jfu tersebut sebagai bahan pemutakhiran data perorangan pegawai.
Berdasarkan kondisi tersebut, estimasi data elektronik perorangan pegawai (simpeg)
yang mutakhir sesuai aturan kepegawaian terbaru, sampai dengan 31 Desember 2015
adalah sekitar 55,45%. Jumlah itu dihitung dari jumlah pejabat struktural, pejabat
fungsional tertentu dan jumlah SK Jfu yang ditembuskan berdasarkan syarat
administrasi kenaikan pangkat periode oktober 2015.
b. Undang-Undang Nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah, pasal 404
menyatakan bahwa pengelolaan pendidikan menengah dan pendidikan khusus menjadi
kewenangan Daerah Provinsi yang ditindaklanjuti dengan Surat Edaran Menteri Dalam
Negeri Nomor 120/253/SJ tanggal 16 Januari 2015 tentang Penyelenggaraan Urusan
Pemerintahan setelah ditetapkan Undang-Undang nomor 23 tahun 2014. Dengan
demikian jumlah pns Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan akan mengalami
peningkatan dan jumlah data perorangan kepegawaian yang harus dimutakhirkan juga
akan bertambah. Hal tersebut akan berakibat pada jumlah capaian kinerja yang sudah
dicapai pada periode Renstr 2011-2015.
c. Dukungan sumber daya berupa instalasi jaringan listrik yang aman, peralatan,
perangkat keras dan perangkat lunak serta pegawai dalam jumlah dan kualitas yang
memadai juga merupakan faktor yang berpengaruh terhadap keberhasilan pencapaian
sasaran yang telah ditentukan.
Rencana aksi yang ditempuh dalam rangka mempertahankan data pegawai yang
valid dan up to date adalah sebagai berikut :
a. Pelaksanaan kegiatan Pelatihan Pengolahan Database dan Aplikasi Sistem Informasi
dengan sasaran pejabat pengelola kepegawaian pada tiap Perangkat Daerah. Kegiatan
ini dilakukan dalam rangka mendukung pengintegrasian sistem informasi kepegawaian
on-line. Harapannya adalah terlaksananya percepatan pemutakhiran data pegawai dan
keseragaman data pegawai lingkup Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan.
b. Pembangunan dan pengembangan simpeg on-line, yang telah dilakukan sejak tahun
2014. Sistem ini sudah digunakan sejak pertengahan tahun 2015, namun dengan
11
adanya aturan baru bidang kepegawaian diperlukan pengembangan lebih lanjut untuk
mengakomodir perubahan peraturan kepegawaian tersebut.
3. Keberadaan WEB BKD.
Website Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Kalimantan Selatan dibangun sebagai
sebuah media informasi dan komunikasi bagi Pegawai Negeri Sipil dan masyarakat
Kalimantan Selatan. Sejak bulan Juni tahun 2011 dengan alamat “bkdprovkalsel.org”,
kemudian sesuai edaran Menkominfo dan Surat Edaran Asisten Pembangunan tentang
Penamaan Domain website Pemerintah Daerah sesuai dengan ketentuan, pada akhir tahun
2012 website BKD Provinsi Kalimantan Selatan menjadi “bkd.kalselprov.go.id”.
Penjelasan kriteria capaian indikator ini adalah sebagai berikut :
Tahun
2011
2012
2013
2014
2015
Tabel 9.
Kriteria Capaian Kinerja Keberadaan Web
BKD Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2011-2015
Kriteria
keterangan
50%
Ada
60%
Ada, bisa diakses
70%
Ada, bisa diakses, update tiap 3 bulan dan terdapat counter visitors
80%
Ada, bisa diakses, update tiap bulan, terdapat counter visitors dan
daftar pustaka
90%
Ada, bisa diakses, update tiap minggu, terdapat counter visitors,
daftar pustaka dan kolom saran
Sampai dengan akhir tahun 2015 hasil kinerja indikator ini mencapai 88,89% dari
target 90%, yaitu keberadaan, bisa diakses, update tiap minggu, terdapat counter visitors
dan daftar pustaka (peraturan bidang kepegawaian). Sampai dengan tahun 2015 update
website masih dilakukan tiap bulan atau jika ada informasi penting yang harus disampaikan
kepada masyarakat. Kendala yang dihadapi adalah tersedianya tenaga pengelola yang
menanganinya. Target sesuai Renstra 2011-2015 adalah website BKD Provinsi Kalimantan
Selatan dapat dijadikan sebagai sarana informasi interaktif, khususnya bagi PNS di
lingkungan Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan.
4. Jumlah PNS Mengikuti Tugas Belajar dan Izin Belajar.
Pada tahun 2015 ditetapkan target sebanyak 60 orang untuk mengikuti kegiatan
tugas belajar. Realisasi capaian indikator ini adalah 23 pns atau 38,33%. Capaian terhadap
Target Renstra tahun 2011-2015 dalam penyertaan PNS Tugas belajar sebesar 44,15% dari
target yang ditetapkan 299 PNS hanya dapat terealisasi sebanyak 132 PNS. Perbandingan
capaian kinerja tahun 2011-2015 adalah sebagai berikut :
Tabel 10.
Target dan Realisasi Penyertaan PNSD Tugas Belajar Tahun 2011-2015
Tahun
Satuan
Target
Capaian
%
2011
SK
32
10
32%
2012
SK
60
47
78%
2013
SK
60
32
53%
2014
SK
60
20
33.33%
2015
SK
60
23
38,33 %
12
Permasalahan peningkatan kualitas aparatur melalui penyertaan PNS dalam tugas
belajar antara lain:
a. Minat PNS dalam mengikuti program tugas belajar masih sangat minim dengan
pertimbangan meninggalkan keluarga untuk waktu yang cukup lama dan tunjangan
pendidikan yang dianggap kurang mencukupi;
b. Sedikitnya peminat bagi program pendidikan yang ditawarkan;
c. Banyaknya calon mahasiswa tugas belajar yang gugur pada saat seleksi pada tingkat
perguruan tinggi;
d. Pilihan program studi untuk tugas belajar masih sedikit sesuai dengan kerjasama yang
dilakukan oleh Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan dengan beberapa Perguruan
Tinggi di Indonesia;
e. Kebijakan pimpinan instansi selaku atasan langsung calon mahasiswa tugas belajar
yang tidak memberikan ijin rekomendasi bagi PNS di lingkungannya berkaitan dengan
kurangnya sumber daya aparatur yang ada.
Untuk meningkatkan pengetahuan dan kemampuan sumber daya aparatur,
Gubernur dapat memberikan izin belajar kepada PNSD untuk mengikuti pendidikan pada
perguruan tinggi atau lembaga pendidikan formal lainnya yang terakreditasi. Pemerintah
memberikan apresiasi dan mengakomodir keinginan PNSD untuk mengusulkan
permohonan Izin Belajar dengan penekanan bahwa setelah selesai melaksanakan izin
belajar, PNSD yang bersangkutan tidak serta merta dapat meminta penyesuaian ijazah,
tetapi tetap didasarkan pada ketersediaan formasi. Dengan demikian tidak semua usul izin
belajar dapat diberikan, hal ini berkaitan dengan persyaratan yang harus dipenuhi, antara
lain adalah latar belakang pendidikan yang harus linier dan sesuai dengan tupoksi yang
dimiliki oleh PNSD, kebutuhan formasi dan misi organisasi PNSD yang bersangkutan. Sisi
positif yang dapat diambil adalah adanya kesadaran dan inisiatif dari aparatur untuk
meningkatkan kapasitasnya secara mandiri melalui jalur pendidikan formal. Pada tahun
2015 Jumlah usul yang memenuhi syarat dan diberikan izin belajar adalah sebanyak 121
PNS , seperti dirincikan pada tabel berikut :
Tabel 11.
Target dan Realisasi Penyertaan PNSD Izin Belajar Tahun 2011-2015
Tahun
Satuan
Target
Capaian
2011
SK
125
159
2012
SK
125
207
2013
SK
130
167
2014
SK
135
188
2015
SK
140
121
Dari tabel diatas juga dapat dilihat capaian penyertaan dalam pemberian izin belajar
terhadap Target Renstra sangat tinggi yaitu mencapai 128,54%, dari 655 PNSD yang
ditargetkan pada Renstra 2011-2015 dalam realiasasinya dapat diberikan ijin belajar
sebanyak 842 PNSD.
Meskipun pendanaan izin belajar ditanggung oleh PNSD bersangkutan, tetapi
dengan pertimbangan tidak harus meninggalkan keluarga dan masih dapat bekerja
menyelesaikan tugas, proses studi yang lebih fleksibel selama masih sesuai dengan tupoksi
pekerjaannya menjadi pertimbangan bagi PNS yang memilih jalur izin belajar untuk
pengembangan kapasitas SDM.
13
Solusi yang diambil untuk mengatasi permasalahan ini adalah melakukan kajian
komprehensif berkenaan dengan program pendidikan yang ditawarkan pada program tugas
belajar sesuai kebutuhan serta meningkatkan bantuan pendidikan sesuai kondisi yang
berlaku pada masa sekarang. Langkah lain yang sudah dilakukan adalah melakukan
perjanjian kerjasama dengan beberapa program studi pada universitas negeri yang ada di
daerah.
5. Persentase Jabatan Struktural yang Terisi.
Sampai dengan bulan Desember 2015, terdapat 6 jabatan struktural yang lowong
dari 1.047 jabatan struktural yang ada. Jumlah kekosongan pejabat ini berkurang
dibandingkan dengan tahun sebelumnya, seperti terlihat pada tabel sebagai berikut :
Tabel 12.
Jumlah Jabatan Struktural yang Terisi dan Lowong Tahun 2011-2015
Tahun
∑ Jabatan
Terisi
Lowong
%
2011
1.065
1.013
52
95%
2012
1.073
1.040
33
97%
2013
1.060
981
79
93%
2014
1.060
963
97
90,84%
2015
1.047
1.041
6
99,42
Jumlah jabatan struktural tersebut berbeda pada tiap tahunnya, penjelasannya
adalah bahwa :
a. Pada tahun 2011, sesuai dengan Perda Nomor 6 Tahun 2008, jumlah jabatan struktural
adalah 1.061.
b. Pada tahun 2012, jumlah jabatan struktural adalah 1.073. Penambahan terjadi dengan
adanya pembentukan organisasi kerja baru, antara lain Kebun Raya Banua (Pergub
Nomor 041 Tahun 2012), Sekretariat Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (Perda
Nomor 9 Tahun 2011) dan Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu(Perda 8 Tahun 2011).
c. Pada tahun 2013 berdasarkan Perda Nomor 1 Tahun 2012 Tentang Perubahan Atas
Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Selatan Nomor 6 Tahun 2008 Tentang
Pembentukan, Organisasi Dan Tata Kerja Perangkat Daerah Provinsi Kalimantan
Selatan dan Penambahan organisasi kerja Baru Rumah Sakit Gigi dan Mulut (Perda
Nomor 03 Tahun 2013), sehingga jumlah jabatan struktural menjadi 1.060.
d. Tahun 2014 relatif sama dengan tahun sebelumnya, jumlah jabatan struktural yang ada
adalah sebanyak 1.060 jabatan.
e. Pada tahun 2015 berdasarkan Perda Nomor 1 Tahun 2012 Tentang Perubahan Atas
Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Selatan Nomor 6 Tahun 2008 Tentang
Pembentukan, Organisasi Dan Tata Kerja Perangkat Daerah Provinsi Kalimantan
Selatan, mulai diterapkan Struktur Organisasi baru pada SKPD Bapustarda dan
Balitbangda yang mengalami pengurangan formasi jabatan struktural sehingga jumlah
jabatan struktural yang ada sebanyak 1.041 jabatan.
Kekosongan jabatan ini akan berdampak pada kelancaran pelaksanaan tugas dan
fungsi organisasi. Tugas pejabat yang kosong menjadi tugas bagi beberapa PNSD yang
diberi mandat untuk menanganinya, akhirnya pelaksanaan tugas dan fungsi pada jabatan
tersebut menjadi tidak maksimal. Sekretaris Daerah selaku ketua Baperjakat dan Kepala
BKD telah mengambil langkah dalam upaya pengisian jabatan yang lowong tersebut
14
melalui kegiatan rapat baperjakat yang dilakukan setiap bulan agar pengisian jabatan
lowong segera dilakukan secara obyektif sesuai persyaratan pengangkatan dalam jabatan.
6. Persentase Jabatan Fungsional yang terisi
Jumlah formasi jabatan fungsional yang ada sampai dengan bulan Desember 2015
adalah sebanyak 3.267 jabatan. Jumlah jabatan fungsional yang terisi dan aktif sebanyak
1.885 jabatan, sedangkan sisanya sebanyak 1.382 jabatan belum terisi. Dengan demikian
capaian kinerja pada indikator ini adalah sebesar 57,26%. Berkenaan dengan hal tersebut
diperlukan usaha lebih baik melalui sosialisasi jabatan fungsional maupun pembinaan
terhadap pejabat fungsional yang masih aktif. Rincian jumlah jabatan fungsional tahun
2011-2015 di lingkungan Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan adalah sebagai berikut :
Tabel 13.
Jumlah Jabatan Fungsional yang Terisi dan Lowong Tahun 2011-2015
Tahun
∑ jabatan
Terisi
Lowong
%
2011
2012
3.168
1.860
1.308
59%
2013
3.168
1.952
1.216
62%
2014
3.267
1.791
1.476
54,82%
2015
3.267
1.885
1.382
57,26 %
7. Jumlah kasus kepegawaian yang terselesaikan.
Pada tahun 2015, terdapat 15 kasus pelanggaran disiplin, dan yang dapat
diselesaikan dengan keputusan tetap sebanyak 8 kasus pelanggaran disiplin atau sebesar
53,33%. Jumlah tersebut adalah penjatuhan disiplin tingkat berat yang dijatuhkan oleh
pejabat pembina kepegawaian. Jika dihitung dari jumlah keseluruhan pegawai yaitu
sebanyak 6.610 pns, maka persentase capaian terhadap pns yang tidak dijatuhi hukuman
disiplin akan sangat tinggi.
Tetapi capaian tersebut belum dapat menggambarkan angka pembinaan disiplin
pegawai secara keseluruhan. Seperti tertuang dalam Peraturan Pemerintah Nomor 53
Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil, bahwa penjatuhan hukuman dimulai
dari penindakan oleh atasan langsung, sampai kepada penindakan yang dijatuhkan oleh
Pejabat Pembina Kepegawaian. Berdasarkan hal tersebut, hukuman disiplin tingkat ringan
dan sedang yang dijatuhkan oleh atasan langsung maupun oleh pejabat eselon II, belum
seluruhnya disampaikan kepada BKD Provinsi Kalimantan Selatan.
Selama periode Renstra 2011-2015, ditemukan sebanyak 56 kasus pelanggaran
disiplin. Sampai dengan akhir periode anggaran tahun 2015 dapat diselesaikan sebanyak 36
kasus pelanggaran disiplin atau sebesar 64,28 %, dan masih tersisa 30 kasus pelanggaran
disiplin yang belum terselesaikan. Selama kurun waktu 2011-2015, jumlah hukuman
disiplin yang dijatuhkan oleh pejabat pembina kepegawaian seperti pada tabel berikut :
15
Tabel 14.
Jumlah Hukuman Disiplin yang Dijatuhkan Selama Tahun 2011-2015
Hukuman Disiplin
Tahun
Jumlah
Tingkat
Tingkat
Tingkat Berat
Sedang
Ringan
2011
8
0
0
8
2012
7
0
0
7
2013
7
1
0
8
2014
4
1
0
5
2015
8
0
0
8
Faktor yang mempengaruhi capaian kinerja ini adalah kurangnya koordinasi antara
pihak-pihak yang bertugas dalam penyelesaian kasus pelanggaran disiplin pegawai
tersebut. Langkah yang sudah dilaksanakan dalam rangka peningkatan wawasan tentang
peraturan kepegawaian, BKD Provinsi Kalimantan Selatan pada tahun 2015 telah
melakukan kegiatan sosialisasi tentang peraturan kepegawaian sebanyak tiga kali, yang
secara keseluruhan diikuti oleh 136 PNSD.
8. Jumlah Standar Operasional Prosedur (SOP) yang tersusun.
Tujuan kebijakan Reformasi Birokrasi di Indonesia adalah untuk membangun profil
dan perilaku aparatur negara yang memiliki integritas, produktivitas, dan
bertanggungjawab serta memiliki kemampuan memberikan pelayanan yang prima melalui
perubahan pola pikir dan budaya kerja dalam sistem manajemen pemerintahan. Pada
hakekatnya perubahan ketatalaksanaan diarahkan untuk melakukan penataan tata laksana
instansi pemerintah yang efektif dan efisien. Salah satu upaya penataan tata laksana
diwujudkan dalam bentuk penyusunan dan implementasi Standar Operasional Prosedur
Administrasi Pemerintahan dalam pelaksanaan tugas dan fungsi aparatur pemerintah.
Dalam kerangka perubahan tersebut, sejak tahun 2011, BKD Provinsi Kalimantan
Selatan telah menyusun draft dokumen SOP. Sampai dengan tahun 2015 jumlah SOP yang
telah disusun adalah sebanyak 59 SOP. Jumlah yang telah disusun tersebut adalah
rancangan SOP yang disahkan oleh Kepala BKD Provinsi Kalimantan Selatan. Sedangkan
SOP yang ditetapkan dengan Keputusan Gubernur sudah terdapat satu SOP tentang
Kenaikan Gaji Berkala Bagi PNSD di Lingkungan Pemerintah Provinsi Kalimantan
Selatan.
D. Akuntabilitas Keuangan.
Selama masa tahun anggaran 2011-2013, jumlah anggaran yang dikelola BKD
Provinsi Kalimantan Selatan untuk kegiatan belanja langsung menunjukkan kenaikan.
Peningkatan tersebut adalah hasil pengalihan anggaran yang semula dikelola oleh
Sekretariat Daerah Provinsi Kalimantan Selatan, yaitu :
a. Pada tahun 2012 BKD Provinsi Kalimantan Selatan mendapat tambahan dana untuk
Kegiatan Tali Asih dan Kegiatan Penganugerahan Satya Lencana Karya Satya.
b. Pada tahun 2013 BKD Provinsi Kalimantan Selatan kembali mendapatkan tambahan
pengelolaan dana untuk Kegiatan Beasiswa PNSD Tugas Belajar, Penyertaan
Pelatihan, Kegiatan Pembekalan Keterampilan Praktis Menjelang Purna Tugas dan
Kegiatan Peningkatan Jiwa Korsa Bagi Pejabat Eselon II.
16
Jumlah anggaran yang dikelola BKD Provinsi Kalimantan Selatan pada tahun
2011-2015 seperti pada tabel berikut :
Tabel 15.
Jumlah Anggaran pada DPA-SKPD
BKD Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2011-2015
Tahun
2011
2012
2013
2014
2015
Belanja Tidak Langsung
Pagu
Realisasi
5,385,000,000
5,334,733,640
5,869,045,000
5,654,941,580
7,071,923,000
5,813,817,487
8.018.117.000
6.022.325.458
6.679.802.000
6.635.310.757
%
99
96
82
75
98
Belanja Langsung
Pagu
Realisasi
3,894,954,400
3,440,858,889
7,095,275,500
3,595,307,447
11,274,732,500
8,174,295,471
10,478,134,000
8,530,119,037
8,494,750000
6,495,550,212
%
88
51
73
82
76
Total
%
95
71
76
79
86
Anggaran Belanja yang bersumber dari APBD Kalimantan Selatan untuk SKPD
BKD Provinsi Kalimantan Selatan pada tahun 2015 sebesar Rp 15.274.552.000,00 yang
terbagi dalam Belanja Tidak Langsung Sebesar 6.679.802.000,00 dan Belanja Langsung
sebesar Rp. 8.494.750.000. Realisasi serapan anggaran keseluruhan adalah sebanyak
Rp.13.130.510.969,00 atau sebesar 86%.
Anggaran Belanja Langsung sebesar Rp. 8.494.750.000 digunakan untuk mendanai
berbagai program dan kegiatan belanja langsung yang telah disusun antara lain :
Tabel 16.
Program dan Pagu Anggaran Tahun 2015
No
Program
1. Pelayanan Administrasi Perkantoran
2. Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
3. Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur
4. Peningk. Pengembangan Sist. Pelaporan capaian Kinerja & Keu
5. Pembinaan dan Pengembangan Aparatur
Jumlah
Anggaran
1,617,100,000
868,600,000
4,031,375,000
77,250,000
1,900,425,000
8,494,750,000
Realisasi anggaran belanja langsung sampai dengan tanggal 31 Desember 2015
adalah sebesar 76,47% atau Rp. 6.495.550.212. Rincian realisasi anggaran tiap program
dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :
Tabel 17.
Realisasi Anggaran Tiap Program Tahun 2015
No
Program
Anggaran
Realisasi
1. Pelayanan Administrasi Perkantoran
1,617,100,000 1.482.649.581
Peningkatan Sarana dan Prasarana
868,600,000
793.935.182
2.
Aparatur
3. Peningkatan Kapasitas SDM Aparatur
4,031,375,000 3,917,978,279
Peningkatan Pengembangan Sistem
77,250,000
75,415,000
4.
Pelaporan capaian Kinerja & Keu.
Pembinaan dan Pengembangan
1,900,425,000 1,225,921,170
5.
Aparatur
8,494,750,000 6,495,550,212
Jumlah
%
91,69
91,40
72,38
97,62
64,51
76,47
17
Berdasarkan Perencanaan Operasional sebagaimana tertuang dalam Rencana
Kinerja Tahunan 2015 telah ditetapkan 5 Program dan 53 kegiatan. Serapan anggaran
tersebut di atas dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran.
Serapan anggaran pada program ini adalah sebesar 91,69%. Serapan anggaran
terendah adalah pada kegiatan penyediaan jasa surat menyurat (73,15%). Rincian serapan
pada program ini seperti terlihat pada tabel sebagai berikut :
Tabel 18.
Realisasi Serapan Anggaran Program Pelayanan Administrasi Perkantoran Tahun 2015
No
Kegiatan
Rupiah
Realisasi
%
9,600,000.00
7,022,500.00 73.15
1. Penyediaan Jasa Surat menyurat
Penyediaan Jasa Komunikasi air dan
245,000,000.00 183,712,066.00 74.98
2.
listrik
Penyediaan Jasa Administrasi
151,000,000.00 143,700,000.00 95.17
3.
Keuangan
20,000,000.00
19,962,560.00 99.81
4. Penyediaan Jasa Kebersihan kantor
61,500,000.00
61,397,000.00 99.83
5. Penyediaan Alat Tulis Kantor
Penyediaan Barang Cetakan
61,500,000.00
61,482,000.00 99.97
6. Penggandaan
Penyediaan Komponen Instalasi
12,000,000.00
11,032,400.00 91.94
7. Listrik/Penerangan Bangunan
Kantor
Penyediaan Bahan Bacaan & Perat
30,000,000.00
29,903,000.00 99.68
8.
Per UU
118.000.000.00
81,421,500.00 69.00
9. Penyediaan makanan dan minuman
Rapat Koordinasi dan Konsultasi
715.500.000.00 690,032,555.00 96.44
10.
Luar Daerah
Rakor Dan Konsultasi Dalam
193.000.000.00 192,984,000.00 99.99
11.
Daerah
2. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
Realisasi anggaran program peningkatan sarana dan prasarana aparatur adalah
sebesar 91,4%. Kegiatan dengan serapan anggaran paling rendah adalah kegiatan
Pemeliharaan rutin/berkala meubelair (55.47%) dengan pelaksanan sebanyak satu kali
dengan pertimbangan kondisi meubelair yang ada masih layak dipergunakan dan hanya
diperlukan sedikit perbaikan. Realisasi anggaran program ini seperti ditunjukkan pada
tabel 19, sebgai berikut :
18
Tabel 19.
Realisasi Serapan Anggaran
Program Peningkatan Sarana Dan Prasarana Aparatur Tahun 2015
No
Kegiatan
Rupiah
Realisasi
Pengadaan Kendaraan dinas
409,000,000.00 403,890,000.00
1.
operasional
Pemeliharaan rutin/berkala gedung
104,800,000.00 104,787,520.00
2.
kantor
Pemeliharaan Rutin/ Berkala
248,000,000.00 186,572,362.00
3.
Kendaraan Dinas Opearasional
Pemeliharaan Rutin/ Berkala
30,000,000.00
29,241,800.00
4.
Perlengkapan Gedung Kantor
Pemeliharaan Rutin/ Berkala
66,800,000.00
63,897,000.00
5.
Peralatan Gedung Kantor
Pemeliharaan Rutin/ Berkala
10,000,000.00
5,546,500.00
6.
Mebeleur.
%
98.75
99.99
75.23
97.47
95.65
55.47
3. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur
Program peningkatan kapasitas sumberdaya aparatur melingkupi pembinaan
peningkatan pengetahuan seluruh PNSD Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan.
Meliputi kegiatan pendidikan dan pelatihan formal dalam bentuk pemberian beasiswa bagi
PNSD tugas belajar, kegiatan pembekalan keterampilan praktis bagi PNS menjelang purna
tugas dan kegiatan lain berupa sosialisasi peraturan bidang kepegawaian. Realisasi serapan
anggaran program ini seperti pada tabel berikut :
Tabel 20. Realisasi Serapan Anggaran
Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur Tahun 2015
No
Kegiatan
Rupiah
Realisasi
1 Pendidikan dan Pelatihan Formal
3,115,200,000.00 2,129,810,779.00
Pembinaan Korp PNS di
85,050,000.00
52,682,700.00
2
Lingkungan BKD
707,375,000.00
619,652,000.00
3 Pembekalan Keterampilan Teknis
Sosialisasi Diklat Aparatur Lingkup
20,400,000.00
19,908,000.00
4
Perguruan Tinggi
Sosialisasi Diklat Aparatur Lingkup
11,300,000.00
10,250,000.00
5
Kab/Kota
Sosialisasi Diklat Aparatur Lingkup
12,850,000.00
12,550,000.00
6
SKPD
7 Bimbingan Teknis Manajemen PNS
59,250,000.00
56,700,000.00
Pengembangan Ketatausahaan
19,950,000.00
16,424,800.00
8
Organisasi.
%
68.37
61.94
87.60
97.59
90.71
97.67
95.70
82.33
Anggaran terbesar Program ini adalah pada kegiatan Pendidikan dan Pelatihan
Formal. Dari sejumlah 60 target Formasi tugas belajar tahun 2015 yang disediakan hanya
23 PNSD yang lulus seleksi, sehingga sisa anggaran yang harus dibayarkan untuk tahun
pertama tubel dikembalikan kepada kas daerah. Alasan lain adalah penyediaan anggaran
diklat, yaitu penyertaan dalam diklat KKD dan KKDK tidak dapat direalisasikan
disebabkan tidak ada pemanggilan peserta seperti tahun sebelumnya yang dilaksanakan
19
oleh Kementerian Keuangan dan bekerja sama dengan Perguruan Tinggi Negeri (UGM
Yogyakarta) serta Penyertaan Diklatpim II dan III yang sudah dianggarkan biaya
kontribusinya pada DPA BKD Tahun 2015 dalam pelaksanaanya semua biaya kontribusi
dan pelaksanaan ditanggung oleh pemerintah pusat.
4. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan capaian Kinerja dan
Keuangan.
Program ini dilaksanakan melalui dua kegiatan yaitu kegiatan penyusunan laporan
capain kinerja dan ikhtisar realisasi kinerja SKPD dengan realisasi anggaran sebesar
96,63% dan kegiatan penyusunan laporan keuangan satuan kerja dengan serapan anggaran
sebanyak 100%.
Tabel 21.
Realisasi Serapan Anggaran Program Peningkatan Pengembangan
Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan Tahun 2015
No
Kegiatan
Rupiah
Realisasi
Penyusunan Laporan Capaian Kinerja
54,450,000.00 52,615,000.00
1.
dan Ikhtisar realisasi kinerja SKPD
Penyusunan Laporan Keuangan Satuan
22,800,000.00 22,800,000.00
2.
Kerja
%
96,63
100
5. Program Pembinaan dan Pengembangan Aparatur.
Realisasi anggaran program pembinaan dan pengembangan aparatur pada tahun
2015 sebesar 64,51%. Beberapa kegiatan dengan serapan anggaran terendah antara lain :
a. Kegiatan Seleksi Penerimaan Calon PNS, dengan realisasi 8,18%. Anggaran
pelaksanaan seleksi CPNS disusun guna memenuhi kekurangan PNS Pemerintah
Provinsi Kalimantan Selatan, sesuai dengan Analisa Beban Kerja PNS, Pemerintah
Provinsi Kalimantan Selatan masih kekurangan 3.185 pegawai pada tahun 2014,
namun kegiatan ini tidak dapat dilaksanakan berkenaan dengan kebijakan pemerintah
pusat yang tertuang dalam Surat Edaran Menpan dan RB No : B/2163/M.PANRB/06/2015 tentang Penundaan penambahan Pegawai ASN Tahun 2015. Sehingga
anggaran yang telah ditetapkan tidak dapat direalisasikan secara maksimal.
b. Kegiatan penerimaan Praja IPDN dengan realisasi kegiatan sebesar 43,14%, pada
kegiatan penerimaan Praja IPDN tahun 2015 pelaksanaan kegiatan berbeda dengan
tahun tahun sebelumnya, pada tahun 2015 semua tahapan seleksi dilaksanakan
langsung oleh Kementerian Dalam Negeri sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam
Negeri Republik Indonesia Nomor 70 Tahun 2015 tentang Standar Operasional
Prosedur Penerimaan Calon Praja IPDN termasuk dalam hal ini penggunaan anggaran.
Dalam kegiatan ini anggaran yang digunakan oleh BKD Provinsi Kalimantan Selatan
hanya sebagai pendukung dalam kelancaran pelaksanaan seleksi IPDN Tahun 2015.
c. Analisa Kebutuhan Diklat, pada kegiatan ini realisasi anggaran sebesar 65,97%. Hal
ini dikarenakan dalam perencanaan awal kegiatan ini akan menghadirkan narasumber
dari pemerintah pusat, namun dalam pelaksanaanya narasumber yang ada pada
Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan dirasa sudah cukup mumpuni dalam
memberikan materi tentang penyusunan buku Analisis Kebutuhan Diklat bagi
20
penyusun pada tingkat SKPD. Sehingga anggaran yang direncanakan untuk penyediaan
jasa narasumber bagi pemerintah pusat dikembalikan ke kas daerah.
Tabel 22.
Realisasi Serapan Anggaran Program Pembinaan dan Pengembangan Aparatur Tahun 2015
No
Kegiatan
Rupiah
Realisasi
%
547,500,000.00
44,766,570.00
8.18
1 Seleksi Penerimaan CPNS
2 Penempatan Pegawai Negeri Sipil.
15,900,000.00
15,842,800.00 99.64
Penataan Sistem Administrasi Kenaikan
43,325,000.00
43,172,500.00 99.65
3
Pangkat Otomatis
4 Pembangunan/ Pengembangan SIMPEG
76,400,000.00
74,772,500.00 97.87
13,000,000.00
13,000,000.00
100
5 Seleksi dan Penetapan PNS Tugas Belajar
6 Pengambilan Sumpah Janji PNS
9,100,000.00
8,546,500.00 93.92
Penyelenggaraan Penerimaaan Praja
146,950,000.00
63,400,000.00 43.14
7
IPDN
8 Pengemb.Program dan Pengendalian
24,600,000.00
24,160,000.00 98.21
Menejemen
Pembuatan Produk Hukum Bid.
13,000,000.00
12,693,500.00 97.64
9
Kepegawaian
10 Penegakan Disiplin Pegawai.
80,400,000.00
76,087,000.00 94.64
34,525,000.00
27,048,000.00 78.34
11 Penataan Pemberhentian PNS Daerah.
12 Sosialisasi Peraturan Bidang
55,832,000.00
54,668,500.00 97.92
Kepegawaian.
53,000,000.00
51,342,000.00 96.87
13 Penyajian Informasai Kepegawaian
14 Penataan Arsip Kepegawaian.
49,700,000.00
47,190,500.00 94.95
22,950,000.00
19,293,100.00 84.07
15 Pelaksanaan Ujian Dinas
16 Penataan PNS dalam Jabstruk & Jafung.
57,050,000.00
56,708,000.00 99.40
11,000,000.00
9,994,000.00 90.85
17 Pengelolaan Karis/ Karsu. PNS.
18 Penyusunan dan Pengusulan Formasi
20,275,000.00
20,000,000.00 98.64
CPNS.
102,700,000.00
67,750,000.00 65.97
19 Analisa Kebutuhan Diklat
20 Pengangkatan CPNS ke PNS
13,000,000.00
12,850,000.00 98.85
10,200,000.00
10,200,000.00
100
21 Pengelolaan Karpeg
22 Pembinaan purna Tugas PNS
85,969,500.00
72,924,700.00 84.83
16,373,500.00
16,373,500.00
100
23 Penyediaaan Data pengembangan SDM
24 Pelatihan Pengolahan Database dan
51,200,000.00
51,161,000.00 99.92
Aplikasi SI
220,425,000.00 211,030,000.00 95.74
25 Penganugrahan SLKS bagi PNS
26 Pelayanan SAPK
126,050,000.00 120,597,500.00 95.67
21
BAB IV
PENUTUP
Laporan Kinerja adalah salah satu media pertanggungjawaban, selain itu juga
berfungsi sebagai sarana peningkatan kinerja instansi pemerintah. Kendala yang dihadapi
pada pelaksanaan kegiatan pada tahun berjalan dapat dilihat melalui adanya kesenjangan
capaian dengan rencana kegiatan, sehingga dapat diambil langkah-langkah antisipasi pada
pelaksanaan pada tahun anggaran berikutnya.
Laporan Kinerja Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Kalimantan Selatan tahun
2015 merupakan Laporan Kinerja dari akhir periode Renstra BKD Provinsi Kalimantan
Selatan, sehingga dalam laporan kinerja ini menyajikan capaian kinerja selama masa
periode Renstra dengan membandingkan kinerjanya dengan tahun 2011 sampai dengan
tahun 2014.
A. Simpulan
Adapun capaian kinerja pada periode Renstra dan upaya-upaya perbaikan kinerja
dimasa yang akan data dapat dijelaskan sebagai berikut :
Tabel 23.
Capaian Indikator Kinerja Periode Renstra 2011-2015
Target
No Sasaran strategis
Indikator Kinerja
Realisasi
Renstra
1. Peningkatan
Prosentase terpenuhinya
kualitas dan
formasi kebutuhan PNSD
kuantitas
Pemerintah Provinsi
100%
67,89 %
perencanaan
Kalimantan Selatan
kepegawaian
2. Terwujudnya
a. Prosentase data PNS
Sistem Manajemen Provinsi Kalimantan
100 %
100 %
Informasi
Selatan yang akurat dan
Kepegawaian
terkini
b. Keberadaan WEB BKD
Ada
Ada
3. Peningkatan
a. Jumlah PNS mengikuti
299 PNS
132 PNS
kualitas SDM
Tugas Belajar
Aparatur
b. Jumlah PNS mengikuti
655 PNS
842 PNS
Izin Belajar
4. Tertatanya PNS a. Prosentase jabatan
100 %
99,42
berdasarkan
struktural yang terisi
kompetensi dan b. Prosentase jabatan
100 %
57,26
syarat jabatan
fungsional yang terisi
5. Peningkatan
Jumlah kasus
akuntabilitas dan
kepegawaian yang
56 Kasus
36 Kasus
kesejahteraan PNS terselesaikan
6. Peningkatan kinerja Jumlah SOP (Standar
pelayanan
Operasional Prosedur)
55 SOP
59 SOP
kepegawaian
yang tersusun
%
67,89
100
Ada
44,15
128,54
99,42
57,26
64,28
107,27
22
Dari 6 Sasaran strategis yang ditetapkan dalam Renstra 2011-2015 yang terbagi
dalam 9 indikator terdapat 5 indikator keberhasilan yang terpenuhi, namun masih ada 4
indikator keberhasilan sasaran strategis yang belum tercapai, diantaranya :
1. Prosentase terpenuhinya formasi kebutuhan PNSD Pemerintah Provinsi Kalimantan
Selatan, hal ini disebabkan upaya pemenuhan Pegawai terkendala dengan kebijakan
moratorium PNS pada tahun 2011, 2012 dan 2015, serta penghitungan Analisa Beban
Kerja Pegawai sebagai dasar pemenuhan Formasi Pegawai masih belum sepenuhnya
sempurna.
2. Jumlah PNS mengikuti Tugas Belajar, capaian indikator sasaran ini masih rendah
dikarenakan :
a. Minat PNS dalam mengikuti program tugas belajar masih sangat minim dengan
pertimbangan meninggalkan keluarga untuk waktu yang cukup lama dan tunjangan
pendidikan yang dianggap kurang mencukupi;
b. Sedikitnya peminat bagi program pendidikan yang ditawarkan;
c. Banyaknya calon mahasiswa tugas belajar yang gugur pada saat seleksi pada
tingkat perguruan tinggi.
d. Pilihan program studi untuk tugas belajar masih sedikit sesuai dengan kerjasama
yang dilakukan oleh Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan dengan beberapa
Perguruan Tinggi di Indonesia;
e. Kebijakan pimpinan instansi selaku atasan langsung calon mahasiswa tugas belajar
yang tidak memberikan ijin rekomendasi PNS dalam mengikuti tugas belajar
dikarenakan kurangnya sumber daya aparatur yang ada.
3. Prosentase jabatan fungsional yang terisi, hal ini dikarenakan minat PNSD Pemerintah
Provinsi Kalimantan Selatan dalam menduduki Jabatan Fungsional masih rendah.
4. Jumlah kasus kepegawaian yang terselesaikan, capaian indikator sasaran ini masih
rendah mengingat potensi kasus yang belum terselesaiakan sampai dengan periode
Renstra masih terbilang banyak dengan adanya 30 kasus yang belum terselesaikan.
B. Upaya Dalam Rangka Peningkatan Kinerja
Capaian kinerja tujuan dan sasaran strategis di atas belum merupakan capaian optimal dan
memerlukan perbaikan kinerja di masa yang akan datang dengan meningkatkan upayaupaya dengan mengambil langkah-langkah sebaga berikut :
1. Peningkatan koordinasi dan konsolidasi dengan stake holder terkait dalam hal ini biro
organisasi guna melakukan evaluasi terhadap analisa beban kerja, apakah sudah sesuai
dengan keadaan yang sebenarnya mengingat dengan diberlakukanya Undang Undang
ASN maka dituntut setiap PNS untuk berkinerja lebih aktif. Langkah lain yang
ditempuh adalah melakukan usulan penambahan PNS bagi Pemerintah Provinsi
Kalimantan Selatan melalui kegiatan Seleksi CPNS, Penerimaan Praja IPDN dan
Mutasi Pegawai secara selektif.
2. Untuk meningkatkan kompetensi PNS dalam penyertaan PNS tugas belajar maka
diperlukan kajian ulang mengenai formasi yang disediakan dalam program tugas
belajar serta dilakukan kajian ulang mengenai sistem dan prosedur serta pemberian
tunjangan mengenai mahasiswa tugas belajar.
23
3. Peningkatan penataan PNS baik Jabatan Struktural, Jabatan Fungsional Tertentu
maupun Jabatan Fungsional Umum.
4. Melakukan koordinasi yang lebih aktif baik antara pegawai yang menangani tentang
penegakan hukuman disiplin PNS maupun dengan pihak luar yang terkait penanganan
penegakan disiplin PNS sehingga kasus kasus pelanggaran disiplin yang ada segera
terselesaikan. Dan untuk tindakan pencegahan agar PNS Pemerintah Provinsi
Kalimantan Selatan tidak melakukan pelanggaran disiplin maka penegakan disiplin
harus dijalankan dengan sebaik baiknya, serta selalu melakukan sosialisasi tentang
peraturan disiplin PNS.
Demikian laporan ini dibuat sebagai salah satu bahan pertanggungjawaban
pelaksanaan tugas pada BKD Provinsi Kalimantan Selatan.
Banjarbaru,
Januari 2016
KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
Drs. H. M. THAMRIN, M.Si
Pembina Utama Madya
NIP. 19590202 195803 1 023
24
Download