Mutiara Sani : Mahasiswa FKIP Universitas Jambi

advertisement
Mutiara Sani : Mahasiswa FKIP Universitas Jambi
Page 1
PENGARUH PENDEKATAN MODEL-ELICITING ACTIVITIES (MEAs)
TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA
PADA MATERI SISTEM PERSAMAAN LINEAR
DUA VARIABEL DI KELAS VIII
SMP NEGERI 1 MERLUNG
Oleh :
Mutiara Sani ), Roseli Theis 2), Yelli Ramalisa 3)
1
) Alumni Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Universitas Jambi
2
) dan 3) Dosen Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Universitas Jambi
Email : 1) [email protected]
1
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh pendekatan
Model-Eliciting Activities (MEAs) terhadap hasil belajar matematika siswa pada
materi sistem persamaan linear dua variabel di kelas VIII SMP Negeri 1 Merlung.
Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen dengan pendekatan kuantitatif.
Rancangan penelitian yang digunakan adalah Posttest Only Control Design dengan
dua kelas sampel yang masing-masing diberi posttest. Sampel yang terpilih adalah
siswa kelas VIII A sebagai kelas eksperimen dan siswa kelas VIII B sebagai kelas
kontrol. Teknik pengambilan sampel yaitu simple random sampling. Metode
pengumpulan data untuk penilaian hasil belajar siswa menggunakan posttest, dan
lembar observasi. Analisis data untuk mengetahui pengaruh pembelajaran
menggunakan uji t satu pihak, yaitu pihak kanan. Penelitian dilaksanakan di SMPN 1
Merlung di kelas VIII pada semester genap tahun ajaran 2016/2017. Sampel yang
diteliti sebanyak 60 siswa yang terdiri dari 30 siswa kelas eksperimen dan 30 siswa
kelas kontrol. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa rata-rata hasil belajar siswa
kelas eksperimen yang menggunakan pendekatan Model-Eliciting Activities (MEAs)
lebih tinggi dari pada kelas kontrol yang menggunakan pendekatan ekspositori. Hal
ini juga dibuktikan dengan hasil uji thitung dibandingkan ttabel untuk nilai posttest
dengan tingkat kepercayaan 95% didapatkan thitung > ttabel yaitu 2,16 > 1,6723,
sehingga H1 diterima. Dengan demikian, pembelajaran menggunakan pendekatan
Model-Eliciting Activities (MEAs) berpengaruh terhadap hasil belajar siswa di kelas
VIII SMP Negeri 1 Merlung.
Kata Kunci : hasil belajar siswa, metode quantum learning, media lagu, segitiga dan
segiempat
Mutiara Sani : Mahasiswa FKIP Universitas Jambi
Page 2
PENGARUH PENDEKATAN MODEL-ELICITING ACTIVITIES (MEAs)
TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA
PADA MATERI SISTEM PERSAMAAN LINEAR
DUA VARIABEL DI KELAS VIII
SMP NEGERI 1 MERLUNG
Oleh :
Mutiara Sani ), Roseli Theis 2), Yelli Ramalisa 3)
1
) Alumni Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Universitas Jambi
2
) dan 3) Dosen Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Universitas Jambi
Email : 1) [email protected]
1
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Matematika yang bersifat abstrak adalah salah satu mata pelajaran
yang berperan penting dalam pendidikan. Kenyataannya, matemati-ka
belum diterima dengan senang hati
oleh siswa. Hal ini dapat diantisipasi
dengan memberikan wawasan dan
arahan serta pendekatan yang tepat
kepada siswa. Khususnya tentang
penggunaan atau aplikasi matematika
dalam bidang ilmu lain dalam
kehidupan sehari-hari. Padahal, secara
sengaja atau tidak sengaja maupun
langsung atau tidak langsung, siswa
menerapkan
matematika
dalam
kehidupan sehari-hari.
Sistem Persamaan Linear Dua
Variabel (SPLDV) merupakan salah
satu materi matematika yang di pelajari di kelas VIII Sekolah Menengah
Pertama (SMP). Materi SPLDV
merupakan materi yang sarat akan
soal-soal yang berkaitan dengan
kehidupan sehari-hari, karena biasanya soal-soal pada materi ini berbentuk soal cerita dan berhubungan
dengan kegiatan sehari-hari. Karena
berhubungan de-ngan kehidupan
sehari-hari siswa se-harusnya dapat
mengkonstruksi pe-ngetahuan dan
pengalaman yang di-miliki terhadap
pembelajaran SPLDV yang akan
dipelajari.
Mutiara Sani : Mahasiswa FKIP Universitas Jambi
Berdasarkan hasil observasi dan
wawancara terhadap guru matematika
kelas VIII di SMP Negeri 1 Merlung,
dijumpai bahwa dalam pembelajaran
SPLDV kelas VIII seringkali nilai
siswa berada di bawah kriteria
ketuntasan minimal (KKM) yang
ditetapkan yaitu 70. rendahnya hasil
belajar siswa pada mata pelajaran
sistem persamaan linear dua variabel
adalah karena sebagian besar siswa
tidak menyukai mata pelajaran
matematika. Banyak siswa berpikir
bahwa mata pelajaran matematika
adalah mata pelajaran yang sulit,
menakutkan, dan bahkan menjadi
momok tersendiri bagi siswa. Hal ini
sejalan
dengan
pendapat
Abdurrahman
(2012:202)
yang
menyatakan bahwa matematika adalah bidang studi yang dianggap paling
sulit oleh para siswa. Guru sebagai
pengajar telah mengupayakan berbagai cara untuk meminimalisir hal
tersebut.
Dari hasil wawancara tersebut,
didapatkan informasi bahwa rendahnya hasil belajar didasari dari
pemikiran siswa bahwa matematika
itu sulit, sehingga membuat siswa
malas dan tidak tertarik pada
matematika yang pada akhirnya membuat siswa tidak melibatkan dirinya
secara aktif dalam pembelajaran.
Padahal dalam pembelajaran, siswa
Page 3
dituntut untuk selalu aktif. Sejalan
dengan pernyataan ini, Dzulfikri
(2013:517)
menyatakan
bahwa
belajar aktif sangat diperlukan oleh
siswa untuk mendapatkan hasil
belajar yang maksimum. Ketika siswa
pasif, ada kecenderungan untuk cepat
melupakan apa yang telah didapatkan
dalam pembelajaran.
Hal lain yang mempengaruhi
adalah, dalam pembelajaran pada
materi sistem persamaan linear dua
variabel, siswa tidak mampu menentukan model matematika yang
berhubungan dengan masalah yang
diajukan, atau siswa tidak bisa
menyelesaikan model matematika
yang dibuat. Padahal, materi sistem
persamaan linear dua variabel
merupakan salah satu materi dalam
matematika yang berkaitan erat
dengan masalah dalam kehidupan
sehari-hari. Pada materi ini, siswa
dituntut untuk dapat menyelesaikan
masalah dengan cara memodelkan
masalah menjadi model matematika.
Sehingga, untuk mengatasi kesulitan
siswa dalam memodelkan masalah,
perlu ditanamkan pemahaman terhadap pemodelan dengan baik
Salah satu pembelajaran yang
berupaya mengaktifkan siswa dan
membiasakan siswa mengubah suatu
masalah ke dalam model matematika
adalah
pembelajaran
dengan
pendekatan Model-Eliciting Activities
(MEAs).
Widyastuti (2011:142)
menyatakan bahwa Model-Eliciting
Activities (MEAs) adalah pembelajaran yang didasarkan pada
situasi kehidupan nyata siswa, bekerja
dalam kelompok kecil, dan menyajikan sebuah model matematika
sebagai sebuah solusi.
Berdasarkan alasan-alasan yang
telah dijelaskan diatas, maka pada
Mutiara Sani : Mahasiswa FKIP Universitas Jambi
penelitian ini akan dikaji tentang
“Pengaruh
Pendekatan
ModelEliciting Activities (MEAs) Terhadap
Hasil Belajar Siswa Pada Materi
Sistem Persamaan Linear Dua
Variabel di kelas VIII SMP Negeri 1
Merlung”.
METODE PENELITIAN
Metode yang digunakan adalah
metode ekperimen dengan menggunakan suatu pendekatan kuantitatif.
Arikunto (2014:9) menyatakan bahwa
penelitian eksperimen dilakukan
untuk melihat akibat suatu perlakuan,
Penelitian dilakukan di SMP Negeri 1
Merlung. Penelitian dilaksanakan
dengan menggunakan rancangan
penelitian “The Randomized PosttestOnly Control Design”, dengan 2 kelas
sampel, yaitu kelas eksperimen yang
diterapkan
pembelajaran
menggunakan pendekatan Model-Eliciting
Activities (MEAs) dan kelas kontrol
yang
diterapkan
pembelajaran
menggunakan pendekatan ekspositori.
Populasi penelitian ini adalah siswa
kelas VIII SMP Negeri 1 Merlung
tahun ajaran 2016/2017, dengan
teknik
penentuan
sampelnya
menggunakan teknik simple random
sampling. Data penelitian dikumpulkan menggunakan tes hasil belajar
matematika setelah diberikan perlakuan pada masing-masing kelas
sampel. Rancangan penelitian ini
meliputi tiga tahap yaitu persiapan,
pelaksanaan dan tahap akhir.
Pada tahap persiapan dilakukan
kegiatan: menngambil nilai ulangan
siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Kota
Jambi, menyiapkan rpp dan mempersiapkan pembelajaran dengan
pendekatan Model-Eliciting Activities
(MEAs) pada kelas eksperimen dan
pendekatan ekspositori pada kelas
Page 4
kontrol. Tahap pelaksanaan, pada
kelas eksperimen dilakukan penerapan Pendekatan Model-Eliciting
Activities (MEAs) sedangkan kelas
kontrol
dilakukan
pembelajaran
dengan pendekatan ekspositori.
Pada tahap akhir, dilaksanakan
posttest terhadap kedua kelas sampel,
kemudian hasil yang didapat dianalisis dan akan didapatkan kesimpulan penelitian. Sebelumnya, data
terlebih dahulu diuji normalitas
dengan uji Lilliefors dan uji homogenitas dengan uji Bartlett, sebagai
prasyarat sebelum masuk ketahap
analisis data.
Selanjutnya uji hipotesis yang
digunakan adalah uji-t, yaitu untuk
menguji apakah terdapat pengaruh
yang nyata dari variabel bebasnya
terhadap variabel terikatnya.
Adapun hipotesis yang dirumuskan adalah:
๐ป0 โˆถ ๐œ‡1 ≤ ๐œ‡2
๐ป1 โˆถ ๐œ‡1 > ๐œ‡2
Keterangan:
H0 : Rata-rata
hasil
belajar
matematika
siswa
melalui
pendekatan
Model-Eliciting
Activities lebih kecil atau sama
dengan rata-rata hasil belajar
matematika
siswa
melalui
pendekatan ekspositori
H1 : Rata-rata
hasil
belajar
matematika
siswa
melalui
pendekatan
Model-Eliciting
Activities lebih tinggi daripada
rata-rata
hasil
belajar
matematika
siswa
melalui
pendekatan ekspositori.
HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN
Hasil Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di
SMP Negeri 1 Merlung, dengan
Mutiara Sani : Mahasiswa FKIP Universitas Jambi
mengambil 2 kelas sampel dari 5
kelas populasi, dimana kelas VIII A
sebagai kelas eksperimen dan kelas
VIII B sebagai kelas kontrol. Kelas
sampel yang terpilih telah mewakili
seluruh populasi yang ada (representatif), artinya kelas sampel yang
terpilih berdistribusi normal, homogen, dan memiliki kesamaan rata-rata
yang dipilih menggunakan teknik
random sampling.
Analisis terhadap uji normalitas, homogenitas dan kesamaan ratarata populasi ini menggunakan nilai
mentah ulangan matematika siswa.
Analisis uji normalitas terhadap
populasi dilakukan dengan menggunakan uji Lilliefors. Dari uji
Lilliefors tersebut didapatkan semua
kelas memenuhi kriteria L0 < Ltabel.
Selanjutnya dilakukan uji homogenitas variansi terhadap kelas
populasi dengan uji Bartlett dan
diperoleh hasil ๐œ’2 โ„Ž๐‘–๐‘ก๐‘ข๐‘›๐‘” < ๐œ’2 ๐‘ก๐‘Ž๐‘๐‘’๐‘™
yaitu 2,4812 < 9,488 sehingga dapat
disimpulkan bahwa kelima kelas
mempunyai
variansi
homogen.
Kemudian dilakukan uji kesamaan
dua rata-rata dan diperoleh Fhitung <
Ftabel yaitu 1,2399 < 2,1276. Sehingga
dapat disimpulkan bahwa kemampuan matematika siswa kelima kelas
tersebut
tidak
berbeda
secara
signifikan.
Instrumen hasil belajar yang
digunakan berupa posttest, dan
lembar observasi. Sebelumnya soal
posttest diuji cobakan diluar kelas
sampel yaitu kelas VIII C. Uji coba
soal posttest
dilakukan untuk
mendapatkan soal yang layak digunakan
sebaga
data
dalam
penelitian. Hasil uji coba tersebut
dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Page 5
Tabel 1
Hasil Analisis Tingkat Kesukaran
Uji Coba posttest
Kriteria
Jumlah Soal
Terlalu Sukar
Sukar
1
Sedang
2
Mudah
1
Terlalu Mudah
-
Berdasarkan
tabel
analisis
tingkat kesukaran diatas, didapatkan
soal yang akan diuji kan ke kelas
sampel merata, artinya terdapat soal
yang sukar, sedang, dan mudah.
Tabel 2
Hasil Analisis Daya Beda
Uji Coba posttest
Kriteria
Jumlah Soal
Sangat Buruk
Buruk
Cukup
4
Baik
Sangat Baik
-
Berdasarkan tabel analisis daya
beda uji coba soal diatas, pada soal
posttest semua soal berada pada
kategori cukup.
Selanjutnya, reliabilitas untuk
soal posttest diuji dengan rumus
alpha, diperoleh r11 = 0,5574. Hal ini
menunjukkan bahwa reliabilitas tes
hasil belajar yang dijadikan instrumen
untuk soal posttest dalam penelitian
adalah sedang, dan semua soal uji
coba tersebut dapat digunakan dalam
penelitian sebagai soal posttest.
Setelah soal posttest diberikan
maka didapatkan hasil sebagai
berikut:
Kelas
Eksperimen
Kontrol
Tabel 3
Hasil posttest
Rata-rata
Simp. Baku
74,63
11,9351
67,03
15,1281
Setelah data didapatkan, maka
hasil tes tersebut di uji kembali
normalitas, homogenitas dan kesamaan dua rata-ratanya (uji hipotesis).
Mutiara Sani : Mahasiswa FKIP Universitas Jambi
Tabel 4
Hasil uji normalitas nilai posttest
Posttest
Uji Liliefors
Eks.
Kontrol
Lhitung
0,1468
0,1032
Ltabel
0,1617
0,1617
Keterangan
Berdistribusi Normal
Dari tabel di atas terlihat bahwa
Lo < Ltabel. Berdasarkan hal tersebut
maka dapat disimpulkan bahwa hasil
posttest kedua kelas sampel berdistribusi
normal
pada
taraf
kepercayaan 95%.
Tabel 5
Hasil uji homogenitas nilai posttest
Uji homogenitas
Posttest
๐นโ„Ž๐‘–๐‘ก๐‘ข๐‘›๐‘”
1,6066
1,8606
๐น๐‘ก๐‘Ž๐‘๐‘’๐‘™
Keterangan
Homogen
Dari tabel di atas terlihat bahwa
๐นโ„Ž๐‘–๐‘ก๐‘ข๐‘›๐‘” < ๐น๐‘ก๐‘Ž๐‘๐‘’๐‘™ . Berdasarkan hal
tersebut maka dapat disimpulkan
bahwa hasil pretest dan posttest kedua kelas sampel mempunyai variansi
homogen pada taraf kepercayaan
95%.
Setelah didapat hasil belajar
pada kelompok sampel normal dan
homogen pada taraf kepercayaan
95%, maka selanjutnya dilakukan uji
hipotesis terhadap data posttest. Dari
hasil
perhitungan
diperoleh:
๐‘กโ„Ž๐‘–๐‘ก๐‘ข๐‘›๐‘” = 2,1603 dan ๐‘ก๐‘ก๐‘Ž๐‘๐‘’๐‘™ = 1,6723
dengan ๐‘กโ„Ž๐‘–๐‘ก๐‘ข๐‘›๐‘” > ๐‘ก๐‘ก๐‘Ž๐‘๐‘’๐‘™ yaitu 2,1603
> 1,6723, maka tolak H0 dan terima
H1. Jadi dapat disimpulkan bahwa
rata-rata hasil belajar matematika
siswa melalui pendekatan ModelEliciting Activities lebih tinggi
daripada rata-rata hasil belajar
matematika siswa melalui pendekatan
ekspositori.
Penilaian lembar observasi
dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung, terdiri dari lembar
observasi aspek afektif, psikomotorik,
Page 6
dan juga lembar observasi aktifitas
guru dan siswa.
Tabel 8
Hasil Observasi Penilaian
Aspek Afektif
Kelas
Eks.
Kontrol
N
30
30
Rata-Rata
3,26
2,96
Kategori
Baik
Baik
Dari hasil tersebut terlihat
bahwa hasil observasi aspek afektif
kelas eksperimen lebih baik dari kelas
kontrol.
Tabel 9
Hasil Observasi Penilaian
Aspek Psikomotorik
Kelas
N
Rata-Rata
Kategori
Eks.
Kontrol
30
30
3,55
3,28
Sangat baik
Baik
Dari hasil tersebut terlihat
bahwa hasil observasi aspek psikomotorik kelas eksperimen lebih baik
dari kelas kontrol.
Tabel 10
Hasil Observasi Aktivitas Guru
Kelas
N
Rata-Rata
Kategori
Eks.
Kontrol
30
30
94,38%
91,54%
Sangat baik
Sangat baik
Tabel 11
Hasil Observasi Aktivitas Siswa
Kelas
N
Rata-Rata
Kategori
Eks.
Kontrol
30
30
79,14%
74,81%
Sangat baik
Baik
Dari hasil tersebut terlihat
bahwa hasil observasi aktivitas guru
dan siswa pada kelas eksperimen
lebih tinggi dari kelas kontrol
Pembahasan Penelitian
Hasil penelitian awal menunjukkan bahwa kelas eksperimen
dan kelas kontrol berangkat dari
kondisi awal yang sama. Hal ini
Mutiara Sani : Mahasiswa FKIP Universitas Jambi
terbukti dari analisis yang dilakukan
sebelum pengambilan kelas sampel
terhadap nilai mentah hasil ujian
semester kelas VIII (populasi) didapatkan kedua kelas sampel yang
terpilih berdistribusi normal, homogen, dan memiliki rata-rata hasil
belajar yang sama artinya kedua kelas
sampel telah setara secara akademik.
Berdasarkan analisis data yang
telah dilakukan terhadap data posttest,
diketahui rata-rata skor posttest kelas
eksperimen adalah 74,63 dan rata-rata
skor posttest kelas kontrol adalah
67,03. Skor rata-rata posttest kelas
eksperimen lebih tinggi dibandingkan
dengan kelas kontrol. Hal ini sesuai
dengan penelitian yang dilakukan
oleh Andriani (2014) bahwa rata-rata
hasil posttest siswa kelas eksperimen
yang dibelajarkan dengan pendekatan
Model-Eliciting Activities (MEAs)
lebih tinggi dibandingkan dengan
rata-rata hasil posttest siswa kelas
kontrol yang dibelajarkan dengan
pendekatan konvesional. Hal ter-sebut
didukung dengan uji hipotesis terhadap rata-rata skor posttest dengan
menggunakan uji t satu pihak yaitu
pihak kanan yang menghasilkan nilai
uji thitung untuk nilai posttest adalah
2,16. Sedangkan ttabel dengan tingkat
kepercayaan 95% adalah 1,6723.
Karena thitung > ttabel yaitu 2,16 >
1,6723, maka H0 ditolak sedangkan
H1 diterima yang artinya rata-rata
nilai posttest kelas eksperimen dan
kelas kontrol tidak sama. Dimana
hasil posttest untuk siswa kelas
eksperimen lebih tinggi dibandingkan
dengan hasil posttest siswa kelas
kontrol. Maka ber-dasarkan data dan
uji diatas dapat disimpulkan bahwa
perlakuan yang diberikan pada kelas
eksperimen dengan menggunakan
pendekatan Model-Eliciting Activities
Page 7
(MEAs) berpengaruh terhadap hasil
belajar siswa. Hal ini sejalan dengan
pendapat dari Sugiyono (2013:112)
yang menyatakan bahwa, kalau
terdapat perbedaan yang signifikan
antara kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol, maka perlakuan
yang diberikan berpengaruh secara
signifikan. Hal ini juga sesuai dengan
pendapat Sukestiyarno (2014:201)
yakni apabila kelompok rataan eksperimen lebih tinggi daripada rataan
kelompok kontrol, maka dengan diberi perlakuan pada kelompok
eksperimen memberi pengaruh yang
cukup berarti.
Selain melihat hasil belajar
siswa pada aspek pengetahuan,
peneliti juga melihat hasil belajar
siswa pada aspek afektif, dan psikomotorik. Hasil belajar siswa pada
aspek afektif dan psikomotorik dinilai
berdasarkan lembar observasi yang
dinilai atau diamati oleh observer. Hal
tersebut dilihat saat proses pembelajaran. Berdasarkan hasil analisis
data observasi aspek afektif diketahui
bahwa rata-rata hasil observasi aspek
afektif kelas eksperimen adalah 3,26
dan berada pada kategori baik.
Sedangkan rata-rata hasil observasi
aspek afektif kelas kontrol adalah
2,96 dan berada pada kategori baik.
Meskipun kategori yang didapatkan
adalah sama, namun perbandingan
rata-rata hasil observasi aspek afektif
berbeda yaitu hasil observasi aspek
afektif kelas eksperimen lebih tinggi
dari kelas kontrol yaitu 3,26 > 2,96.
Hasil analisis data observasi
aspek psikomotorik di-ketahui bahwa
rata-rata hasil observasi penilaian aspek psikomotorik kelas eksperimen
sebesar 3,55 dengan kategori sangat
baik, sedangkan rata-rata hasil observasi penilaian aspek psikomotorik
Mutiara Sani : Mahasiswa FKIP Universitas Jambi
kelas kontrol sebesar 3,28 dengan
kategori baik. Jadi, dapat dilihat
perbandingan rata-rata hasil observasi
aspek psikomotorik kelas eksperimen
lebih tinggi dari kelas kontrol yaitu
3,55 > 3,28.
Berdasarkan hasil observasi aktivitas guru diperoleh bahwa rata-rata
hasil observasi aktivitas guru kelas
eksperimen adalah 94,38% dan
berada pada kategori sangat baik.
Sedangkan rata-rata hasil observasi
aktivitas guru kelas kontrol adalah
91,54% dan berada pada kategori
sangat baik. Meskipun kategori yang
didapatkan adalah sama, namun perbandingan rata-rata hasil observasi
aspek afektif berbeda yaitu hasil
observasi aspek afektif kelas eksperimen lebih tinggi dari kelas
kontrol yaitu 94,38% > 91,54%.
Berdasarkan
perhitungan
hasil
observasi tersebut dapat diketahui
bahwa pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru dikedua kelas
sampel memiliki nilai aktivitas yang
sangat baik. Hal ini berarti guru sudah
menjalankan proses pembelajaran dengan optimal baik pada kelas eksperimen yang menggunakan pendekatan Model-Eliciting Activities
(MEAs) maupun pada kelas kontrol
yang
menggunakan
pendekatan
ekspositori.
Dari hasil observasi aktivitas
siswa diperoleh bahwa rata-rata hasil
observasi aktivitas siswa kelas eksperimen adalah 79,14% dan berada
pada kategori sangat baik. Sedangkan
rata-rata hasil observasi aktivitas
siswa kelas kontrol adalah 74,81%
dan berada pada kategori baik. Jadi,
dapat dilihat bahwa hasil observasi
aktivitas siswa kelas eksperimen lebih
tinggi dari kelas kontrol yaitu 79,14%
> 74,81%. Hal ini berarti siswa sudah
Page 8
berusaha maksimal menjalankan
proses pembelajaran di kedua kelas
sampel.
Menurut
Hadi dalam
Agusmawan,dkk, (2013:6) kriteria taraf keberhasilan tindakan ditentukan
apabila analisis lembar observasi
aktivitas siswa berada pada kategori
baik dan sangat baik.
Berdasarkan hasil pembahasan
diatas maka dapat disimpulkan bahwa
secara umum siswa yang diajar
dengan pembelajaran menggunakan
pendekatan Model-Eliciting Activities
(MEAs) memiliki rata-rata hasil
belajar yang lebih tinggi dari siswa
yang diajar dengan menggunakan
pendekatan ekspositori. Sehingga
pembelajaran dengan pendekatan
Model-Eliciting Activities (MEAs)
berpengaruh terhadap hasil belajar
siswa.
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan hasil
peneltian yang dilaksanakan mengenai pengaruh pendekatan ModelEliciting Activities (MEAs) terhadap
hasil belajar siswa pada materi sistem
persamaan linear dua variabel di kelas
VIII SMP Negeri 1 Merlung diperoleh beberapa kesimpulan sebagai
berikut:
Hasil belajar matematika
siswa yang diajar dengan pendekatan
Model-Eliciting Activities (MEAs)
lebih tinggi dari pada hasil belajar
siswa yang diajar dengan pendekatan
ekspositori. Hal ini dapat dilihat dari
nilai rata-rata hasil belajar siswa yang
diajar dengan pendekatan ModelEliciting Activities (MEAs) yaitu
sebesar 74,63 dan nilai rata-rata hasil
belajar siswa yang diajar dengan
pendekatan ekspositori sebesar 67,03.
Untuk hasil belajar aspek afektif
Mutiara Sani : Mahasiswa FKIP Universitas Jambi
dilihat dari lembar observasi aspek
afektif di kelas yang diajar dengan
pendekatan Model-Eliciting Activities
(MEAs) yaitu sebesar 3,29 berada
pada kategori baik dan kelas yang diajarkan
dengan
pendekatan
ekspositori sebesar 2,96 berada pada
kategori baik. Sedangkan untuk hasil
belajar aspek psikomotorik dilihat
dari
lembar
observasi
aspek
psikomotorik di kelas yang diajar
dengan pendekatan Model-Eliciting
Activities (MEAs) yaitu sebesar 3,55
berada pada kategori sangat baik dan
kelas
yang
diajarkan
dengan
pendekatan ekspositori sebesar 3,28
berada pada kategori baik.
Hal ini menunjukkan bahwa
rata-rata hasil belajar siswa yang
diajar dengan pendekatan ModelEliciting Activities (MEAs) lebih
tinggi daripada rata-rata hasil belajar
siswa yang diajar dengan pendekatan
ekspositori.
Dengan
demikian,
“Pendekatan Model-Eliciting Activities (MEAs) berpengaruh terhadap
hasil belajar matematika Siswa Pada
Materi Sistem Persamaan Linear Dua
Variabel di Kelas VIII SMP Negeri 1
Merlung”.
Saran
1. Bagi guru yang akan menggunakan
pendekatan Model-Eliciting Activities (MEAs) di kelas disarankan
untuk merancang kegiatan pembelajaran dengan memperhatikan
durasi waktu, keadaan kelas dan
siswa, serta bahan ajar atau alatalat penunjang lainnya sehingga
prinsip-prinsip dari pen-dekatan
Model-Eliciting Activities (MEAs)
dapat terlaksana semaksimal mungkin.
2. Peneliti hanya mengadakan penelitian dengan pendekatan ModelPage 9
Eliciting Activities (MEAs) pada
materi sistem persamaan linear dua
variabel saja, dan untuk penelitian
selanjutnya
disarankan untuk
dilakukan pada materi lain.
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman, M. 2012. Pendidikan
Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Agusmawan. dkk. 2013. Upaya
Meningkatkan Hasil Belajar
Siswa Dalam Pembelajaran
Pkn dengan Menggunakan Peta Konsep Di Kelas IV SD N 1
Bale. Jurnal Kreatif Tadulako
(online), volume 6 nomor 9.
Andriani, Dewi. 2014. Pengaruh
Pendekatan Model-Eliciting
Activities (MEAs) terhadap
Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa. Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Dzulfikri, M. & Joko. 2013.
Pengaruh Metode Pembelajaran Aktif dengan Strategi
Pembelajaran Reconnecting
terhadap Hasil Belajar Siswa
pada Mata Pelajaran Menggunakan Hasil Pengukuran
kelas XI TITL semester 1 di
SMKN 7 Surabaya. (Online)
(http://ejournal.unesa.ac.id/arti
cle/3954/44/article.pdf,diakses
tanggal 6 Oktober 2016)
Sugiyono. 2013. Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabetha.
Sukestiyarno, YL, MS, Ph.D. 2014.
Statistika Dasar. Yogyakarta:
Penerbit Andi.
Tim Penyusun. 2011. Panduan
Penulisan Skripsi. Jambi:
Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Jambi.
Mutiara Sani : Mahasiswa FKIP Universitas Jambi
Widyastuti. 2011. Pengaruh Pembelajaran Model-Eliciting Activities
terhadap Kemampuan Representasi Matematis Siswa. Prosiding Seminar Nasional Pendidikan MIPA. ISBN:978-9798510-32-8. Lampung:
Lembaga Penelitian Universitas
Lampung.
Page 10
Download