PARAMITRA stniaidridrnfinarftseurwwwnafinanIaf7400333sekuyah U FOKUS PAGI Jumat, 23 Desember 2016 www.paramitra.com ber 2016 Market Review IDX Summary Aksi pemodal asing net buy Rp 427,394 M pada perdagangan kemarin 22/12 tidak berhasil memacu Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) untuk menguat, namun malah tenggelam 68,52 poin atau -1,34% di level 5.042,870. Seluruh indeks sektoral memerah. sektor aneka industri paling dalam penurunannya 2,05% dan di ikuti sektor manufaktur 2% serta barang konsumsi 2%. Pelemahan IHSG ini juga memengaruhi rupiah yang melemah -10 poin atau 0,07% di harga Rp 13.469 per US$ dollar. Indeks Dow Jones pada perdagangan kemarin juga menurun 23.08 poin atau 0.12% di level 19.918,88 menyusul laporan terbaru data perekonomian Produk Domestik Bruto (PDB) yang meningkat sebesar 3,5% di kuartal tahun ini. Berita PDB dari Amerika Serikat sesuai dengan ekspektasi pasar memperkirakan IHSG akan menguat terbatas di kisaran level 5010-5100, namun harus dicermati pula investor domestik yang taking profit pada hari ini. ▼ P ad Watchlist Stock Ticker IHSG ADHI UNVR ADRO PTBA PWON BJBR BMRI AKRA ASII GGRM Call S1 Hold Hold Hold Hold Trade Sell Trade Sell Trade Sell Trade Sell Hold Hold 5010 1915 37600 1630 11900 525 2820 10675 5350 7450 61000 R1 Last 5100 2050 38800 1700 12600 570 3150 11850 6050 7800 63600 5042 1995 37975 1680 12175 545 2980 10750 5500 7525 60850 SoS: Sell On Strength; BOW: Buy On Weakness; Spec Buy: SpeculativeBuy Source: IDX Global Highlights Sectoral Performance Last AGRICULTURE MINING BASIC-IND MISC-IND CONSUMER PROPERTY INFRASTRUCTURE FINANCE TRADE MANUFACTURE Source: IDX 1,826.47 1,352.53 521.43 1,260.82 2,216.33 498.86 1,005.57 768.42 814.17 1,300.42 +/- Δ( %) HANGSENG Last 21,636.20 -24.67 -17.71 -10.92 -25.07 -45.20 -7.49 -10.86 -5.47 -6.87 -26.54 -1.33 -1.29 -2.05 -1.95 -2.00 -1.48 -1.07 -0.70 -0.84 -2.00 NIKKEI 19,427.67 -16,82 -0,09 7,063.68 +22,26 +0,32 19,918.88 -23,08 -0,12 EIDO 22.65 -0,40 -1.74 Gold 1,129.15 -2,46 -0,21 Oil (WTI) 52.68 +0,19 +0,36 DJ US Coal 47.19 -0,37 -0,78 CPO (RM) 3,070 -23 -0.74 USD/IDR 13,469 -10 -0.07 FTSE 100 DOW JONES +/-173,60 Δ (%) -0,80 Source: Bloomberg DISCLAIMER : PARAMITRA SPECIFICALLY DISCLAIMS ALL LIABILITY FOR ANY DIRECT, INDIRECT, CONSEQUENTIAL OR OTHER LOSSES OR DAMAGES INCLUDING LOSS OF PROFITS INCURRED BY YOU OR ANY THIRD PARTY THAT MAY ARISE FROM ANY RELIANCE ON THIS REPORT OR FOR THE RELIABILITY, ACCURACY, COMPLETENESS OR TIMELINESS THEREOF. Tax Amnesty Updates Source: Dirjen Pajak Corporate News JSMR: Asiing kuasai 12,8% saham JSMR pasca right issue Proses rights issue PT Jasa Marga Tbk (JSMR) telah tuntas. Dalam keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), manajemen JSMR menyebut jumlah saham yang terjual mencapai 457,87 juta saham dengan harga pelaksanaan sebesar Rp 3.900 per saham. Pemerintah mempertahankan kepemilikan 70% pasca rights issue. Sementara investor asing menguasai sekitar 12,8% saham, dengan komposisi badan usaha asing 12,7% dan sisanya adalah investor asing perorangan. Pemodal lokal menguasai sekitar 17,1%. "Komposisi terbesar dipegang investor perorangan sebanyak 8,1% dan asuransi sebanyak 5,1%," ungkap manajemen JSMR dalam keterbukaan informasi ke BEI, Rabu (21/12). (Kontan) ANTM: Bangun pabrik blast furnace pada 2017 PT Aneka Tambang Tbk telah merampungkan kontrak pembangunan pabrik feronikel berkapasitas 13.500 ton TNi per tahun di Halmahera Timur. Kemudian, di tempat yang sama, emiten berkode saham ANTM ini juga berencana membangun pabrik peleburan bijih nikel kadar rendah alias blast furnace. Meskipun dibangun di daerah yang sama, namun pabrik balst furnace bukan bagian dari pembangunan pabrik feronikel. Rencananya, pabrik akan dibangun menggunakan teknologi luar negeri agar bagus dan masa pakai peralatannya bisa panjang. Pabrik ini akan mengolah nikel menjadi nickel pig iron (NIP) dengan kapasitas produksi 80.000 ton. Kemudian akan mengolah ore nikel dengan kadar 1,2% sampai 1,7% sesuai dengan kebutuhan untuk mengutilisasi nikel kadar rendah. (Kontan) MIKA: Siapkan capex Rp 500 M tahun depan PT Mitra Keluarga Karyasehat Tbk (MIKA) menyiapkan belanja modal atau capital expenditure (capex) hingga Rp 500 miliar tahun depan. Angka ini 30% lebih besar dibanding anggaran tahun ini yang sebesar Rp 375 miliar. "Alokasi tahun depan antara Rp 400 miliar hingga Rp 500 miliar, ini untuk membangun rumah sakit," kata Direktur MIKA Joyce Vidyayanti. Anggaran tersebut barulah pengeluaran untuk pembangunan dua rumah sakit beserta instalasi fasilitas di dalamnya, belum termasuk biaya akuisisi lahan. "Karena lahannya (untuk dua rumah sakit ini) sudah siap," imbuh Joyce. Rumah sakit pertama yang menggunakan capex tersebut akan dibuka pada kuartal I-2017. Sementara rumah sakit berikutnya baru akan dibuka pada awal 2018. MIKA masih memfokuskan portofolio bisnisnya di kawasan Jabodetabek dan Surabaya. BLTZ: Perusahaan Korea kuasai 51% saham BLTZ Perusahaan Korea Selatan, CJ CGV Co. Ltd resmi mengambil alih 51% saham PT Graha Layar Prima Tbk (BLTZ). BLTZ merupakan perusahaan yang mengelola bioskop Blitz Megaplex yang tersebar di beberapa daerah. Perusahaan asal negeri gingseng ini telah membeli 36.286.100 lembar saham. Jika digabung dengan saham-saham yang dimiliki sebelumnya sejak 2014 maka jumlah lembar saham yang dimiliki CJ CGV Co. Ltd itu mencapai 222.854.100 lembar saham atau setara dengan 51% dari keseluruhan saham BLTZ. Direktur Utama Graha Layar Prima, Bernard Kent Sondakh membenarkan bahwa perusahaan asal Korea telah mengakuisisi sebagian besar saham BLTZ. (Kontan) DISCLAIMER : PARAMITRA SPECIFICALLY DISCLAIMS ALL LIABILITY FOR ANY DIRECT, INDIRECT, CONSEQUENTIAL OR OTHER LOSSES OR DAMAGES INCLUDING LOSS OF PROFITS INCURRED BY YOU OR ANY THIRD PARTY THAT MAY ARISE FROM ANY RELIANCE ON THIS REPORT OR FOR THE RELIABILITY, ACCURACY, COMPLETENESS OR TIMELINESS THEREOF. Sectoral Highlights Industri/Manufaktur: Tergilas Cukai, produksi olahan tembakau lesu Industri pengolahan tembakau menjadi salah satu sektor industri yang sulit tumbuh tahun ini. Sampai kuartal ketiga 2016, Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan penurunan produksi rokok sebesar 3,10% ketimbang periode yang sama tahun 2015. Merujuk keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), salah satu industri rokok yang melaporkan penurunan kinerja di kuartal III 2016 adalah PT Wismilak Inti Makmur Tbk. Penjualan emiten berkode saham WIIM itu melorot 4,4% menjadi Rp 1,29 triliun. Meski realisasi penjualan tersebut bukan cerminan langsung dari produksi, namun Suryanto Yasaputra, Direktur Pemasaran PT Wismilak Inti Makmur Tbk bilang, pertumbuhan industri rokok tergantung daya beli masyarakat. Adapun daya beli masyarakat tersebut tertekan karena adanya kenaikan tarif cukai tiap tahun. Berbeda dengan Wismilak, penjualan RMBA terbilang positif. Asal tahu saja, kenaikan pendapatan bisa terjadi karena kenaikan harga yang dilakukan produsen rokok. Sampai kuartal III 2016, penjualan RMBA naik 16,3% menjadi Rp 14,3 triliun. Adapun pendapatan produsen rokok lain, seperti PT HM Sampoerna Tbk naik 7,2% menjadi Rp 70,2 triliun. (Kontan) Nasional/ Makroekonomi, Kebijakan: Menkeu senang Fitch naikkan outlook utang RI Lembaga pemeringkat Fitch Ratings meningkatkan Outlook Sovereign Credit Rating Indonesia dari stable menjadi positive, sekaligus mengafirmasi rating pada BBB- (Investment Grade). Menteri Keuangan Sri Mulyani mengaku senang mendengar kabar dari Fitch ini. Menurut dia, hal ini mengkonfirmasi beberapa upaya pemerintah untuk menjaga fondasi ekonomi negara yang sempat dianggap sebagai salah satu sumber yang memiliki potensi risiko. Pemerintah misalnya juga sudah mengoreksi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) agar konsisten, kredibel, dan mengurangi risiko. "Dan tentu dari sisi kemampuan kita untuk menjelaskan dan meyakinkan bahwa fudamental perekonomian, baik dari sisi APBN, neraca pembayaran, perbankan, lembaga keuangan, postur utang, belanja pemerintah, penerimaan negara, itu semua menggambarkan bahwa ambisi pemerintah untuk menciptakan pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi," ujarnya). Dia optimistis, Fitch akan meningkatkan rating Indonesia mendatang. (Kontan) Economic Calendar This Week Date Thu, Dec 15th Thu, Dec 15th Mon, Dec 19th Mon, Dec 19th Mon, Dec 19th Wed, Dec 21th Thu, Dec 22th Country USA USA JPN JPN JPN USA USA Event Actual Fed Interest Rate Decision Inflation Rate YoY (Nov) Balance of Trade YoY (Nov) Exports YoY (Nov) Imports YoY (Nov) Existing Home Sales (Nov) GDP Growth Rate QoQ Final Q3 0,75% 1,7% ¥153B -0,4% -8,8% 5,61M 3,5% Forecast 0,75% 1,6% ¥520B 5,2M 3,2% Previous 0.5% 1,6% ¥496.2B -10,3% -16,5% 5,6M 1,4% ( PT. Paramitra Alfa Sekuritas Cyber 2 Tower 20th Floor, Suite 2001 Jl. HR Rasuna Said Blok X-5 No. 13 Jakarta 12950 Telp: 3002-6700, Fax: 3002-6910 Website: www.paramitra.com Research Division Kevin Juido ext 111 [email protected] Equity Sales Division Ricky Bujung (Head of Equity) Parman Andriyana ext 162-167 ext 166-159-169 ext 161 [email protected] [email protected] [email protected] Disclaimer: The information herein has been compiled by PT. Paramitra Alfa Sekuritas (Paramitra), from sources that we believe are reliable, but no representation or warranty, is expressed or implied, and as to its accuracy or completeness. All opinions and estimates included in this document constitute our judgment as of this date and are subject to change without notice. This information is not an offer to sell or buy any securities. Neither Paramitra nor its affiliates and employees accept any liabilities whatsoever for any loss arising from any use of this information. Members of Paramitra and its affiliates and employees may from time to time have a position in or with the securities mentioned herein. PT. Paramitra Alfa Sekuritas (Paramitra) generates mechanical trading system signals, and not investment advice nor should it be construed as such. The information contained in this report is based on material we believe to be reliable; however, we do not represent that it is accurate, current, complete, or error free. Assumptions, estimates and opinions contained in this report constitute our judgement as of the date of the document and are subject to change without notice.Any projections are based on a number of assumptions as to market conditions and there can be no guarantee that any projected results will be achieved. Past performance is not a guarantee of future results. PARAMITRA SPECIFICALLY DISCLAIMS ALL LIABILITY FOR ANY DIRECT, INDIRECT, CONSEQUENTIAL OR OTHER LOSSES OR DAMAGES INCLUDING LOSS OF PROFITS INCURRED BY YOU OR ANY THIRD PARTY THAT MAY ARISE FROM ANY RELIANCE ON THIS REPORT OR FOR THE RELIABILITY, ACCURACY, COMPLETENESS OR TIMELINESS THEREOF DISCLAIMER : PARAMITRA SPECIFICALLY DISCLAIMS ALL LIABILITY FOR ANY DIRECT, INDIRECT, CONSEQUENTIAL OR OTHER LOSSES OR DAMAGES INCLUDING LOSS OF PROFITS INCURRED BY YOU OR ANY THIRD PARTY THAT MAY ARISE FROM ANY RELIANCE ON THIS REPORT OR FOR THE RELIABILITY, ACCURACY, COMPLETENESS OR TIMELINESS THEREOF.