BAB II LANDASAN TEORI 2.1 PENGERTIAN KINERJA Istilah kinerja

advertisement
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 PENGERTIAN KINERJA
Istilah kinerja atau performance seringkali dengan kondisi keuangan
perusahaan. kinerja merupakan hal penting yang harus dicapai oleh setiap
perusahaan dimanapun, karena kinerja merupakan cerminan dari kemampuan
perusahaan dalam mengelola dan mengalokasikan sumber dayanya. selain itu
tujuan pokok penilaian kinerja adalah untuk memotivasi para karyawan dalam
mencapai sasaran organisasi dan dalam mematuhi standar perilaku yang telah
ditetapkan sebelumnya, agar membuahkan tindakan dan hasil yang diharapkan.
standar perilaku dapat berupa kebijakan manajemen atau rencana formal yang
dituangkan dalam anggaran.
Pengertian kinerja menurut Mulyadi (2002;415) :
“Penilaian kinerja adalah penentuan secara periodik efektifitas opersional
suatu organisasi, bagan organisasi, dan personalnya berdasarkan sasaran
standart dan kreteria yang telah ditetapkan sebelumnya”
Menurut Syamsudin (2002:46)
“Mendefinisikan kinerja sebagai suatu prestasi yang dapat dicapai oleh
perusahaan yang mencerminkan indikasi kesehatan dari suatu perusahaan pada
kurun waktu tertentu”
Dari beberapa definisi diatas maka dapat disimpulkan kinerja adalah
ukuran efektifitas dan efisiensi operasional suatu organisasi, bagian organisasi
dan karyawan dalam mencapai tujuan.
Informasi kinerja perusahaan, terutama profitabilitas, diperlukan untuk
menilai perubahan potensial sumber daya ekonomi yang mungkin dikendalikan
dimasa depan. informasi fluktuasi kinerja adalah penting dalam hal ini, informasi
kinerja bermanfaat untuk memprediksi kapasitas perusahaan dalam menghasilkan
arus kas dari sumber daya yang ada. Disamping itu, informasi tersebut juga
berguna dalam perumusan perimbangan tentang efektifitas perusahaan dalam
memanfaatkan sumber daya. (IAI.2002)
2.2 Pengertian Pengukuran Kinerja
Pengukuran
kinerja
perusahaan
meliputi
proses
perencanaan,
pengendalian, dan proses transaksional bagi kalangan perusahaan sekuritas, fund
manager, eksekutif perusahaan, pemilik, perilaku bursa, kreditur serta
stakeholder lainya. Penilaian kinerja perusahaan olek stekholder digunakan
sebagai salah satu dasar pengambilan yang berhubungan dengan kepentingan
mereka terhadap perusahaan. Kepentigan terhadap perusahaan tersebut berkaitan
erat dengan harapan kesejahteraan yang mereka peroleh.
Pengukuran kinerja merupakan salah satu faktor yang sangat penting
bagi perusahaan, karena pengukuran tersebut digunakan sebagai dasar untuk
menyusun sistem imbalan dalam perusahaan yang dapat mempengaruhi perilaku
pengambilan keputusan dalam perusahaan.
Pengukuran kinerja keuangan perusahaan bertujuan untuk:
1.
Memberikan informasi yang berguna dalam membuat keputusan penting
mengenai asset yang digunakan dan untuk memacu para manajer untuk
membuat keputusan yang menyalurkan kepentingan perusahaan.
2.
Mengukur kinerja unit usaha sebagai suatu entitas usaha. (govindarajan,
penerjemah kurniawan ,2002)
Kinerja sebuah perusahaan lebih banyak diukur berdasarkan rasi-rasio
keuangan selama satu periode tertentu. Pengukuran berdasarkan rasio keuangan
ini sangatlah bergantung pada metode atau perlakuan akuntansi yang digunakan
dalam menyusun laporan keuangan perusahaan. Sehingga sering kali kinerja
perusahaan terlihat lebih baik dan meningkat, yang mana sebenarnya kinerja
tersebut tidak mengalami peningkatan dan bahkan menurun.
Kinerja dan prestasi manajemen yang diukur dengan rasio-rasio
keuangan tidak dapat dipertanggung jawabkan karena rasio keuangan yang
dihasilkan
sangat tergantung pada metode atau perlakuan akutansi yang
digunakan,
karena pengukuran berdasarkan rasio ini tidak dapat diandalkan
dalam mengukur nilai tambah yang tercipta dalam periode tertentu belum mampu
menunjukan kinerja manajemen perusahaan sebenarnya.
Apabila kinerja keuangan perusahaan menunjukan adanya prospek yang
baik, maka sahamnya akan diminati investor dan harganya akan meningkat.
Dalam konsep investasi ada teori yang menyatakan return yang tinggi juga
mempunyai resiko yang tinggi pula (high risk high return). Sehingga perusahaan
yang kinerjanya sangat bagus maka sangat mungkin resiko untuk jatuh tinggi jika
dibandingkan kinerja yang sedang-sedang saja.
Penilaian terhadap kinerja keuangan perusahaan dimaksudkan untuk
mengetahui posisi keuangan perusahaan dan tingkat pencapai sasaranya.
Penilaian terhadap kinerja ini dilakukan untuk mengetahui penyimpangan yang
terjadi. Bila terjadi penyimpangan harus dicari penyebabnya , diupayakan
mengatasinya dan dilakukan tindakan perbaikan sehingga dapat dapat dicari
sasaran dan tujuan sebagaimana direncanakan semula.
Penilain
kinerja
keuangan
pada
dasarnya
dilakukan
dengan
memanfaatkan semua informasi yang berkaitan dengan kinerja tersebut. Beberapa
tahapan dalam melakukan penilaian kinerja tersebut. Beberapa tahapan dalam
melakukan penilaian kinerja keuangan perusahaan meliputi:
1. Menghimpun semua informasi yang berhubungan dengan kinerja
keuangan. Dalam hal ini adalah laporan keuangan perusahaan dan
informasi pendukung lainya.
2. Mendeskripsikan unsur kinerja dari setiap informasi yang dihimpun
sehingga jelas terlihat besaran kinerja sebagaimana termuat dalam
informasi tersebut.
3. Membuat kajian atas kinerja serta membandingkan dengan tolak ukur
atas sasaran yang harus dicapai.
4. Menarik kesimpulan dari pelaksanakan penilaian kinerja keuangan.
5. Merumuskan sasaran tindak lanjut
2.3
Laporan Keuangan Sebagai Informasi Dalam Menilai Kinerja Perusahaan
Pengertian laporan keuangan menurut peryataan SAK no.1 (2002;2)
adalah “Laporan keuangan merupakan bagian proses pelaporan keuangan yang
lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi, Laporan perubahan posisi
Keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara misalnya sebagai arus kas
, atau laporan arus dana) catatan dan laporan serta materi penjelasan yang
merupakan bagian intergal dari laporan keuangan. Disamping itu juga termasuk
skedul dan informasi tambahan yang berkaitan dengan laporan tersebut.
misalnya
informasi
keuangan
segmen
pengungkapan pengaruh perubahan harga.”
industri
dan
geografis
serta
Menurut Nunung Badruzaman (2005;5) definisi laporan keuangan
adalah “Laporan keuangan adalah laporan yang menyajikan informaasi
mengenai posisi keuangan pada tanggal tertentu, kinerja keuangan perusahaan ,
perubahan ekuitas dan aruas kas yang merupakan hasil dari proses akutansi
selama periode akutansi dari satu kesatuan usaha.”
Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari proses akutansi atau
suatu proses pengumpulan dan pengolahan data keuangaan yang dilakukan oleh
suatu perusahaan . Dalam proses ini diidentifikasi berbagai transaksi atau
berbagai peristiwa yang merupakan aktivitas ekonomi perusahaan yang
dilakukan melalui pengukuran , pencatatan, penggolongan, dan pengikhtisaran
sedemikian rupa sehingga hanya informasi relevan dan saling berhubungan satu
dengan yang lainya mampu memberikan gambaran secara layak tentang
keadaan perusahaan.
Laporan keuangan yang disusun dan disajikan kepada semua pihak
yang berkepentingan dengan eksisitensi suatu perusahaan, pada hakekatnya
merupakan alat komunikasi . Artinya laporan keuangan itu adalah suatu alat
yang digunakan untuk mengkomunikasikan informsi keuangan dari suatu
perusahaan dan kegiatan kegiatanya kepada mereka yang berkepentingan
dengan perusahaan tersebut. Dari laporan keuangan itu manajemen
memperoleh informasi yang digunakan untuk : (Harnanto,2005):
1. Merumuskan , melaksanakan dan mengadakan penelitian terhadap
kebijaksanaan-kebijaksanaan yang dianggap perlu.
2. Mengorganisasikan
dan
mengkoordinasikan
kegiatan-kegiatan
atau
aktivitas dalam perusahaan
3. Merencanakan dan mengendalikan aktifitas sehari-hari dalam perusahaan
4. Mempelajari aspek , tahap-tahap kegiatan tertentu dalam perusahaan
5. Menilai keadaan atau posisi keuangan dan hasil operasi perusahaan.
Analisis laporan keuangan dimaksudkan untuk membentu manajemen
dan pihak-pihak yang berkepentingan dalam perencanaan dan pengendalian
perusahaan. Sehingga dengan adanya laporan keuangan diharapkan mampu
memberikan bantuan informasi kepada pengguna untuk membuat keputusan
ekonomi yang bersifat financial. Adapun tujuan laporan keuangan seperti yang
tertulis dalam Standart Akuntansi Keuagan (SAK) yang disusun oleh Ikatan
Akuntansi Indonesia adalah :
Tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang
menyangkut posissi keuangan, kinerja serta perubahaan posisi keauangan suatu
perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan
keputusa ekonomi.
Salah satu kegunaan dari laporan keuangan adalah untuk meyediakan
informasi kinerja perusahaan terutama profitabilitas yang diperlukan untuk
menilai perubahaan potensial sumber daya ekonomi
yang mungkin
dikendalikan. informasi tersebut menyangkut posisi keuangan
perusahaan,
informasi kinerja, dan perusabahaan posisi keuagan perusahaan kepada pihakpihak yang berkepentingan sebagai pertimbangan dan pengambilan keputusan.
Analisis keuangan sangat tergantung pada informasi yang diberikan
oleh laporan keuangan perusahaan. Laporan keuangan perusahaan merupakan
salah satu sumber informasi yang penting disamping informasi yang penting
disamping informasi lain seperti informasi industri, kondisi perekonomian ,
pangsa pasar perusahaan, kualitas manjemen dan lainya. Ada tiga macam
laporan keuangan pokok yang dihasilkan oleh perusahaan, yaitu meliputi : (1)
Neraca (2) Laporan Arus Kas (3) Laporan laba rugi. Disamping ketiga laporan
pokok tersebut, dihasilkan juga laporan pendukung seperti laporan pendukung
seperti laporan laba yang ditahan, perubahan modal sendiri, dan diskusi-diskusi
oleh pihak manajemen (Mamduh 2002).
Kasmir (2008:11) berpendapat ada beberapa tujuan pembuatan penyususnan
laporan keuangan, yaitu:
1)
Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah aktiva yang dimiliki
perusahaan pada saat ini
2)
Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah kewajiban dan modal
yang dimiliki perusahaan pada saat ini.
3)
Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah pendapatan yang
diperoleh pada suatu periode tertentu.
4)
Memberikan informasi tentang jumlah biaya dan jenis biaya yang
dikeluarkan perusahaan dalam suatu periode tertentu.
5)
Memberikan informasi tentang perubahan yang terjadi terhadap Aktiva,
pasiva, dan modal perusahaan.
6)
Memberikan informasi tentang kinerja manajemen perusahaan dalam
suatu periode tertentu.
Jadi, dengan memperoleh laporan keuangan suatu perusahaan, akan
dapat diketahui kemudian, laporan keuangan tidak hanya sekedar cukup dibaca
saja, tetapi harus dimengerti dan dipahami tentang posisi keuangan perusahaan
saat ini.
2.4
EVA (Economic Value Added)
Pada masa persaingan ketat di pasar global sekarang ini, tujuan
perusahaan untuk
memaksimalkan laba menjadi sulit untuk diwujudkan .
Sebaliknya tujuan perusahaan untuk meningkatkan Economic Value Added ,
karena EVA merupakan satu-satunya pedoman penilaian yang berhubungan
langsung dengan nilai pasar sebuah perusahaan dan kinerja manajemen.
EVA (Economic Value Added) adalah
“perbedaan diantara laba operasi
setelah pajak dan total biaya modal, termasuk biaya ekuitas modal”Bringham
&Houston (2004:78)
Sedangkan definisi EVA menurut Jim De Mello,(2006:131)
“Ukuran kinerja keuangan yang lebih mampu menangkap laba ekonomis
perusahaan yang sebenarnya daripada ukuran-ukuran lain, serta ukuran
kinerja secara langsung berhubungan dengan kekayaan pemegang saham.”
Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa EVA (Economic Value
Added) adalah keuntungan operasional setelah pajak dikurangi biaya modal
atau economic value added (EVA) merupakan pengukuran pendapatan sisa
yang mengurangkan biaya modal terhadap laba operasi setelah pajak yang
menggambarkan hasil penciptaan value dalam perusahaan dan tingkat biaya
modal yang diartikan sebagai pengorbanan yang dikeluarkan dalam pencitraan
value tersebut.
EVA yang positif menandakan perusahaan berhasil menciptakan nilai
bagi pemilik modal karena perusahaan mampu menghasilkan tingkat
penghasilan yang melebihi tingkat biaya modalnya. Hal ini sejalan dengan
tujuan untuk memaksimalkan nilai perusahaan. sebaliknya EVA yang negatif
menunjukan bahwa nilai perusahaan menurun karena tingkat pengembalian
lebih rendah daripada biaya modalnya.
Adanya EVA(Economic Value Added) menjadi relevan untuk
mengukur kinerja berdasarkan nilai (value) ekonomis yang dihasilkan oleh
suatu
perusahaan. Dengan adanya EVA, maka pemilik perusahaan akan
memberikan imbalan (reward) aktifitas yang menambah nilai dan membuang
fasilitas yang merusak atau mengurangi nilai keseluruhan suatu perusahaan dan
membantu manajemen dalam hal menetapkan tujuan internal (internal gol
setting) perusahaan untuk implikasi jangka panjang dan bukan jangka pendek
saja. Dalam hal investasi, EVA memberikan pedoman untuk keputusan
penerimaan suatu proyek (capital budgeting decision), dalam hal mengevaluasi
kinerja rutin (performabce asessment) manajemen, EVA membantu tercapainya
aktifitas yang value added.
Suatu sistem pengukuran kinerja dalam perusahaan harus dapat
membedakan aktivitas yang value added dengan aktivitas yang non value
added. pembagian ini diperlukan sehingga manajemen organisasi dapat fokus
untuk mengurangi biaya-biaya yan timbul akibat aktivitas yang tidak
menambah nilai. dengan mengkomunikasikan secara awal bahwa tujuan
perusahaan adalah memaksimalkan nilai bukan laba, sehingga para manajer
menjadi lebih terfokus pada penciptaan nilai dan bukan mengejar laba besar.
2.4.1 Keunggulan EVA (Economic Value Added)
EVA adalah nilai tambah ekonomis yang diciptakan perusahaan
dari kegiatan atau strateginya selama periode tertentu. Prinsip EVA
memberikan sistem pengukuran yang baik untuk menilai suatu kinerja
dan
prestasi
keuanagan
manajemen
perusahaan
karena
EVA
berhubungan langsung dengan nilai pasar sebuah perusahaan. Pihak
manajemen perusahaan dapat dapat melakukan banyak hal untuk
menciptakan nilai tambah, tetapi pada prinsipnya EVA akan meningkat
jika manajemen melakukan satu dari tiga hal berikut ini,
(
steward,2003):
1.
Meningkatkan laba operasi tanpa adanya tambahan modal
2. Menginvestasikan modal baru kedalam Project yang mendapat return
lebih besar dari biaya modal yang ada
3. Menarik
modal
menguntungkan.
dari
aktifitas-aktifitas
usaha
yang
tidak
Meningkatnya laba operasi tanpa adanya tambahan modal berarti
manajemen dapat menggunakan aktiva perusahaan secara efisien untuk
mendapatkan keuntungan yang optimal.
Keunggulan EVA sebagai alat pengukuran kinerja keuagan perusahaan
menurut Govindarajan meliputi:
1. Dengan EVA seluruh unit usaha memiliki sasaran laba yang
sama untuk perbandingan investasi.
2. Dengan meningkatnya EVA maka investasi-investasi akan
menghasilkan laba diatas biaya modal sehingga akan lebih
menarik para manajer untuk berinvestasi dalam perusahaan
tersebut.
3. Adanya tingkat suku bunga yang berbeda dapat digunakan untuk
jenis asset ada yang berbeda pula.
4. EVA memiliki korelasi positif yang lebih kuat terhadap
perubahan-perubahan nilai pasar perusahaan
Economic value added memiliki beberapa keunggulan antara lain:
a. Economic value added memfokuskan penilaiannya pada nilai
tambah dengan mempertimbangkan beban biaya modal sebagai
konsekuensi investasi
b. Perhitungan
Economic
value
added
lebih
mendalam
dibandingkan dengan rasio keuangan lainnya.
c. Economic value added dapat digunakan secara mandiri tanpa
memerlukan
data
pembanding
seperti
perusahaan
lain
sebagaimana konsep penilaian dengan menggunakan analisis
rasio.
2.4.2 Kelemahan EVA (Economic Value Added)
1.
Economic value added hanya mengukur hasil akhir, tidak mengukur
aktivitas penentu seperti loyalitas dan tingkat resensi konsumen.
2.
Economic value added terlalu bertumpu pada keyakinan bahwa investor
sangat mengandalkan pendekatan fundamental dalam mengkaji dan
mengambil keputusan untuk menjual / membeli saham tertentu, padahal
factor – factor lain terkadang justru lebih dominan.
3.
Data yang disajikan berupa data yang berbentuk nominal bukan
persentase, sehingga pihak manajemen tidak mengetahui kemunduran
yang dicapai perusahaan.
Walaupun adanya beberapa kelemahan, konsep EVA tetap bermanfaat untuk
dijadikan acuan, mengingat economic value added memberikan pertimbangan
atas harapan investor terhadap investasinya. Hal ini menjadi penting karena
setiap investasi tidak terlepas dari konsekuensi munculnya biaya modal sebagai
kompensasi atas dana yang digunakan untuk membiayai investasi tersebut.
Semakin banyak perusahaan menggunakan economic value added sebagai
alat untuk mengukur kinerja perusahaan dan untuk mengukur penciptaan nilai,
perusahaan yakin bahwa penggunaan konsep EVA akan membuat kepentingan
manajer sesuai dengan kepentingan pemilik modal. Economic value added
mengukur besarnya nilai yang diciptakan oleh perusahaan, economic value
added memperhitungkan biaya modal atas investasi yang dilakukan. Dengan
memperhitungkan biaya modal, economic value added mengindikasikan
seberapa jauh perusahaan menciptakan nilai bagi pemilik modal.
2.5 ROA (Return On Asset)
Return On Asset (ROA) merupakan bentuk yang paling mudah dari
analisis profitabilitas dalam menghubungkan laba bersih (EBIT) yang
dilaporkan terhadap total aktiva. Pengertian Return On Asset (ROA) menurut
Mamduh M Hanafi dan Abdul Hakim (2004;75) adalah :
“Rasio yang mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba dengan
menggunakan total Asset (kekayaan) yang dipunyai perusahaan setelah
disesuaikan dengan biaya-biaya untuk menandai asset tersebut.”
Sedangkan menurut Bambang Riyanto (2002;329)
“Rasio yang mengukur kemampuan dari modal yang diinvestasikan dalam
keseluruhan aktiva untuk menghasilkan keuntungan bagi semua investor
(pemegang obligasi dan saham.”
Dari beberapa definisi diatas maka dapat disimpulkan bahwa ROA merupakan
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dengan menggunakan
kekayaan yang dimiliki (total asset ) dan membagikan keuntungan tersebut
kepada para investor.
Profitabilitas suatu perusahaan dapat diukur dengan menghubungkan antara
keuntungan atau laba yang diperoleh dari kegiatan pokok perusahaan dengan
kekayaan atau asset yang dimiliki untuk menghasilkan keuntungan perusahaan
(operting asset). operting asset adalah semua aktiva kecuali investasi jangka
panjang dan aktiva-aktiva lain yang tidak digunakan dalam kegiatan atau usaha
memperoleh penghasilan yang rutin atau usaha popkok perusahaan.
Pengukuran kinerja keuangan perusahaan dengan ROA menunjukan
kemampuan atas modal yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva yang
dimiliki untuk menghasilkan laba. ROA (Return On Asset) adalah rasio
keuntungan bersih setelah pajak untuk menilai beberapa besar tingkat
pengembalian dari asset yang dimiliki oleh perusahaan. ROA yang negatif
disebabkan laba perusahaan dalam kondisi negatif pula atau rugi. Hal ini
menunjukan kemampuan dari modal yang diinvestasikan secara keseluruhan
belum mampu untuk menghasilkan laba.
2.5.1 Keunggulan ROA (Return On Asset)
Keunggulan ROA diantaranya adalah sebagai berikut:
1. ROA merupakan pengukuran yang komprehensif dimana seluruhnya
mempengaruhi laporan keuangan yang tercemin dari rasio ini.
2. ROA mudah dihitung, dipahami, dan sangat berarti dalam nilai
absolut.
3. ROA merupakan denominator yang dapat diterapkan pada setiap unit
organisasi yang bertanggung jawab terhadap profitabilitas dan unit
usaha.
2.5.2 Kelemahan ROA (Return On Asset)
Disamping beberapa keunggulan diatas ROA juga memiliki Kelemahan
yaitu (Sanam;2007):
1. Pengukuran Kinerja dengan menggunakan ROA membuat manajer
divisi memiliki kecenderungan untuk melewatkan project-project
yang menurunkan divisional ROA, meskipun sebenarnya proyekproyek tersebut dapat meningkatkan tingkat keuntungan perusahaan
secara keseluruhan.
2. Manajemen juga cenderung untuk berfokus pada tujuan jangka pendek
dan bukan tujuan jangka panjang.
3. Sebuah project dalan ROA dapat meningkatkan tujuan jangka pendek,
tetapi project tersebut mempunyai konsekuensi negatif dalam jangka
panjang. yang berupa pemutusan beberapa tenaga penjualan,
pengurangan budget pemasaran, dan penggunaan bahan baku yang
relatif murah sehingga menurunkan kualitas produk dalam jangka
panjang.
2.6 Return Saham
Tingkat keuntungan (return) merupakan rasio antara pendapatan
investasi selama beberapa periode dengan jumlah dana yang diinvestasikan. pada
umumnya investor mengharapkan keuntungan yang tinggi dengan resiko
kerugian yang sekecil mungkin, sehingga para investor berusaha menentukan
tingkat keuntungan investasi yang optimal dengan menentukan konsep investasi
yang memadai. Konsep ini penting karena tingkat keuntungan yang diharapkan
dapat diukur. Dalam hal ini tingkat keuntungan dihitung berdasarkan selisih
antara capital gain dan capital loss. Rata-rata return saham biasnya dihitung
dengan mengurangkan harga saham periode tertentu dengan harga saham
periode sebelumnya dibagi dengan harga saham sebelumnya
Return merupakan hasil yang diperoleh dari investasi. Return dapat
berupa return relisasi yang sudah terjadi dan return ekspektasi yang belum
terjadi namun diharapkan dapat terjadi dimasa mendatang. Return realisasi
(realized return) adalah return yang telah terjadi. Return realisasi penting karena
digunakan salah satu pengukur kinerja perusahaan dan dihitung berdasarkan data
historis.
Return ekspektasi (Expected Return) adalah Return yang diharapkan akan
diperoleh dari investor dimasa mendatang. Berbeda dengan return realisasi yang
sifatnya sudah terjadi, Return ekspektasi sifatnya belum terjadi.(Sanam,2007)
Komponen Return meliputi:
1. Capital Gain (loss) merupakan keeuntungan (kerugian) bagi investor
yang diperoleh dari kelebihan harga jual (harga beli) diatas harga beli
(harga jual) yang keduanya terjadi dipasar sekunder
2. Yield merupakan pendapatan atau aliran kas yang diterima investor
secara periodik, misalnya berupa deviden atau bunga. Yield
dinyatakan dalam presentase dari modal yang ditanamkan.(Abdul
Hakim,2003)
2.7 Indeks LQ 45
“Indeks harga saham adalah suatu Indikator yang menunjukan
pergerakan harga saham.”(www.jsx.co.id). Indeks berfungsi sebagai indikator
tren pasar, artinya pergerakan indeks menggambarkan kondisi pasar pada suatu
saat apakah pasar sedang aktif atau lesu.
Dengan adanya indeks, kita dapat mengetahui tren pergerakan harga
saham saat ini, apakah sedang naik apakah sedang turun. Misal, jika diawal bulan
nilai indeks 300 dan saat ini diakhir bulan menjadi 360.
Maka kita dapat
mengatakan bahwa secara rata-rata harga saham mengalami peningkatan sebesar
20%. Pergerakan indeks menjadi indikator penting bagi para investor untuk
menentukan apakah menjual ,menahan atau membeli suatu atau beberapa saham.
Karena harga-harga saham bergerak dalam hitungan detik dan menit maka nilai
indeks pun bergerak turun naik mengikuti pergerakan saham yang sedang
diperdagangkan dalam hitungan waktu yang cepat pula.
Indeks ini hanya terdiri dari 45 saham yang telah terpilih setelah melalui
kriteria pemilihan sehingga akan terjadi dari saham-saham dengan likuiditas
tinggi dan juga mempertimbangkan kapitalisasi pasar saham tersebut.
Adapun kreteria perusahaan yang masuk dalam indeks LQ 45 adalah
sebagai berikut :
1. Berada di Top 95% dari total rata-rata tahunan nilai saham di pasar reguler
2. Berada di Top 90% dari rata-rata tahunan kapitalisasi pasar
3. Tercatat di BEI minimal 30 hari
4. Merupakan urutan tertinggi yang mewakili sektornya dalam klasifikasi
industri BEI sesuai dengan nilai kapitalisasi pasar.
5. Memiliki porsi yang sama dengan sektor-sektor yang lain.
6. Merupakan urutan tertinggi berdasrkan frekuensi transaksi
2.8 Pengaruh Metode EVA,ROA Terhadap Return Saham
Secara umum EVA dan ROA dianggap sebagai pengukur terbaik dari
kinerja suatu perusahaan. EVA digunakan untuk menilai kinerja operasional
karena secara fair juga mempertimbangkan requid rate of return yang dituntut
oleh para investor dan kreditur. Berkaitan dengan EVA sebagai alat ukur
kinerja yang mempertimbangkan harapan para investor terhadap investasi yang
dilakukan, maka EVA mengidentivikasikan seberapa jauh perusahaan telah
menciptakan nilai bagi pemilik perusahaan.
ROA merupakan rasio profitabilitas yang digunakan untuk mengukur
kemampuan tas modal yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva yang
dimiliki untuk menghasilkan laba. Dalam perhitunganya ROA hanya
menggunakan laba bersih setelah pajak dibagi dengan total aktiva perusahaan,
sedangkan dalam perhitunganya EVA meliputi semua elemen atau unsur-unsur
yang terdapat dalam neraca dan laporan laba rugi suatu perusahaan sehingga
menjadi komprehensif dan EVA memberikan penilaian yang wajar atas kondisi
perusahaan. karena itu EVA lebih banyak digunakan sebagai penilaian kinerja
meskipun perhitunganya lebih kompleks dan rumit.
Analisis penilaian kinerja dengan menggunakan EVA dan ROA jika
dihubungkan dengan Return Saham. jika kinerja perusahaan itu bagus maka
return yang dihasilkan oleh suatu perusahaan semakin tinggi sehingga harga
saham perusahaan semakin tinggi maka resiko yang ditimbulkan semakin kecil.
Hal ini karena tingkat pengembaliannya yang dihasilkan suatu perusahaan lebih
tinggi sehingga dapat meminimalkan resiko menjadi sekecil mungkin.
Sehingga pada tahap akhir penelitian akan dilihat kecenderungan
terhadap perubahan yang akan terjadi. Dari hasil perhitungan antara metode
EVA dan ROA dapat dilihat dari segi mana perusahaan mampu memperoleh
penilaian yang baik dan juga penilaian yang masih kurang baik dan juga dapat
diketahui bagaimana pengaruhnya terhadap return saham.
Download