BAB II LANDASAN TEORI 2.1 PENGERTIAN KINERJA Istilah kinerja atau performance seringkali dengan kondisi keuangan perusahaan. kinerja merupakan hal penting yang harus dicapai oleh setiap perusahaan dimanapun, karena kinerja merupakan cerminan dari kemampuan perusahaan dalam mengelola dan mengalokasikan sumber dayanya. selain itu tujuan pokok penilaian kinerja adalah untuk memotivasi para karyawan dalam mencapai sasaran organisasi dan dalam mematuhi standar perilaku yang telah ditetapkan sebelumnya, agar membuahkan tindakan dan hasil yang diharapkan. standar perilaku dapat berupa kebijakan manajemen atau rencana formal yang dituangkan dalam anggaran. Pengertian kinerja menurut Mulyadi (2002;415) : “Penilaian kinerja adalah penentuan secara periodik efektifitas opersional suatu organisasi, bagan organisasi, dan personalnya berdasarkan sasaran standart dan kreteria yang telah ditetapkan sebelumnya” Menurut Syamsudin (2002:46) “Mendefinisikan kinerja sebagai suatu prestasi yang dapat dicapai oleh perusahaan yang mencerminkan indikasi kesehatan dari suatu perusahaan pada kurun waktu tertentu” Dari beberapa definisi diatas maka dapat disimpulkan kinerja adalah ukuran efektifitas dan efisiensi operasional suatu organisasi, bagian organisasi dan karyawan dalam mencapai tujuan. Informasi kinerja perusahaan, terutama profitabilitas, diperlukan untuk menilai perubahan potensial sumber daya ekonomi yang mungkin dikendalikan dimasa depan. informasi fluktuasi kinerja adalah penting dalam hal ini, informasi kinerja bermanfaat untuk memprediksi kapasitas perusahaan dalam menghasilkan arus kas dari sumber daya yang ada. Disamping itu, informasi tersebut juga berguna dalam perumusan perimbangan tentang efektifitas perusahaan dalam memanfaatkan sumber daya. (IAI.2002) 2.2 Pengertian Pengukuran Kinerja Pengukuran kinerja perusahaan meliputi proses perencanaan, pengendalian, dan proses transaksional bagi kalangan perusahaan sekuritas, fund manager, eksekutif perusahaan, pemilik, perilaku bursa, kreditur serta stakeholder lainya. Penilaian kinerja perusahaan olek stekholder digunakan sebagai salah satu dasar pengambilan yang berhubungan dengan kepentingan mereka terhadap perusahaan. Kepentigan terhadap perusahaan tersebut berkaitan erat dengan harapan kesejahteraan yang mereka peroleh. Pengukuran kinerja merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi perusahaan, karena pengukuran tersebut digunakan sebagai dasar untuk menyusun sistem imbalan dalam perusahaan yang dapat mempengaruhi perilaku pengambilan keputusan dalam perusahaan. Pengukuran kinerja keuangan perusahaan bertujuan untuk: 1. Memberikan informasi yang berguna dalam membuat keputusan penting mengenai asset yang digunakan dan untuk memacu para manajer untuk membuat keputusan yang menyalurkan kepentingan perusahaan. 2. Mengukur kinerja unit usaha sebagai suatu entitas usaha. (govindarajan, penerjemah kurniawan ,2002) Kinerja sebuah perusahaan lebih banyak diukur berdasarkan rasi-rasio keuangan selama satu periode tertentu. Pengukuran berdasarkan rasio keuangan ini sangatlah bergantung pada metode atau perlakuan akuntansi yang digunakan dalam menyusun laporan keuangan perusahaan. Sehingga sering kali kinerja perusahaan terlihat lebih baik dan meningkat, yang mana sebenarnya kinerja tersebut tidak mengalami peningkatan dan bahkan menurun. Kinerja dan prestasi manajemen yang diukur dengan rasio-rasio keuangan tidak dapat dipertanggung jawabkan karena rasio keuangan yang dihasilkan sangat tergantung pada metode atau perlakuan akutansi yang digunakan, karena pengukuran berdasarkan rasio ini tidak dapat diandalkan dalam mengukur nilai tambah yang tercipta dalam periode tertentu belum mampu menunjukan kinerja manajemen perusahaan sebenarnya. Apabila kinerja keuangan perusahaan menunjukan adanya prospek yang baik, maka sahamnya akan diminati investor dan harganya akan meningkat. Dalam konsep investasi ada teori yang menyatakan return yang tinggi juga mempunyai resiko yang tinggi pula (high risk high return). Sehingga perusahaan yang kinerjanya sangat bagus maka sangat mungkin resiko untuk jatuh tinggi jika dibandingkan kinerja yang sedang-sedang saja. Penilaian terhadap kinerja keuangan perusahaan dimaksudkan untuk mengetahui posisi keuangan perusahaan dan tingkat pencapai sasaranya. Penilaian terhadap kinerja ini dilakukan untuk mengetahui penyimpangan yang terjadi. Bila terjadi penyimpangan harus dicari penyebabnya , diupayakan mengatasinya dan dilakukan tindakan perbaikan sehingga dapat dapat dicari sasaran dan tujuan sebagaimana direncanakan semula. Penilain kinerja keuangan pada dasarnya dilakukan dengan memanfaatkan semua informasi yang berkaitan dengan kinerja tersebut. Beberapa tahapan dalam melakukan penilaian kinerja tersebut. Beberapa tahapan dalam melakukan penilaian kinerja keuangan perusahaan meliputi: 1. Menghimpun semua informasi yang berhubungan dengan kinerja keuangan. Dalam hal ini adalah laporan keuangan perusahaan dan informasi pendukung lainya. 2. Mendeskripsikan unsur kinerja dari setiap informasi yang dihimpun sehingga jelas terlihat besaran kinerja sebagaimana termuat dalam informasi tersebut. 3. Membuat kajian atas kinerja serta membandingkan dengan tolak ukur atas sasaran yang harus dicapai. 4. Menarik kesimpulan dari pelaksanakan penilaian kinerja keuangan. 5. Merumuskan sasaran tindak lanjut 2.3 Laporan Keuangan Sebagai Informasi Dalam Menilai Kinerja Perusahaan Pengertian laporan keuangan menurut peryataan SAK no.1 (2002;2) adalah “Laporan keuangan merupakan bagian proses pelaporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi, Laporan perubahan posisi Keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara misalnya sebagai arus kas , atau laporan arus dana) catatan dan laporan serta materi penjelasan yang merupakan bagian intergal dari laporan keuangan. Disamping itu juga termasuk skedul dan informasi tambahan yang berkaitan dengan laporan tersebut. misalnya informasi keuangan segmen pengungkapan pengaruh perubahan harga.” industri dan geografis serta Menurut Nunung Badruzaman (2005;5) definisi laporan keuangan adalah “Laporan keuangan adalah laporan yang menyajikan informaasi mengenai posisi keuangan pada tanggal tertentu, kinerja keuangan perusahaan , perubahan ekuitas dan aruas kas yang merupakan hasil dari proses akutansi selama periode akutansi dari satu kesatuan usaha.” Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari proses akutansi atau suatu proses pengumpulan dan pengolahan data keuangaan yang dilakukan oleh suatu perusahaan . Dalam proses ini diidentifikasi berbagai transaksi atau berbagai peristiwa yang merupakan aktivitas ekonomi perusahaan yang dilakukan melalui pengukuran , pencatatan, penggolongan, dan pengikhtisaran sedemikian rupa sehingga hanya informasi relevan dan saling berhubungan satu dengan yang lainya mampu memberikan gambaran secara layak tentang keadaan perusahaan. Laporan keuangan yang disusun dan disajikan kepada semua pihak yang berkepentingan dengan eksisitensi suatu perusahaan, pada hakekatnya merupakan alat komunikasi . Artinya laporan keuangan itu adalah suatu alat yang digunakan untuk mengkomunikasikan informsi keuangan dari suatu perusahaan dan kegiatan kegiatanya kepada mereka yang berkepentingan dengan perusahaan tersebut. Dari laporan keuangan itu manajemen memperoleh informasi yang digunakan untuk : (Harnanto,2005): 1. Merumuskan , melaksanakan dan mengadakan penelitian terhadap kebijaksanaan-kebijaksanaan yang dianggap perlu. 2. Mengorganisasikan dan mengkoordinasikan kegiatan-kegiatan atau aktivitas dalam perusahaan 3. Merencanakan dan mengendalikan aktifitas sehari-hari dalam perusahaan 4. Mempelajari aspek , tahap-tahap kegiatan tertentu dalam perusahaan 5. Menilai keadaan atau posisi keuangan dan hasil operasi perusahaan. Analisis laporan keuangan dimaksudkan untuk membentu manajemen dan pihak-pihak yang berkepentingan dalam perencanaan dan pengendalian perusahaan. Sehingga dengan adanya laporan keuangan diharapkan mampu memberikan bantuan informasi kepada pengguna untuk membuat keputusan ekonomi yang bersifat financial. Adapun tujuan laporan keuangan seperti yang tertulis dalam Standart Akuntansi Keuagan (SAK) yang disusun oleh Ikatan Akuntansi Indonesia adalah : Tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posissi keuangan, kinerja serta perubahaan posisi keauangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusa ekonomi. Salah satu kegunaan dari laporan keuangan adalah untuk meyediakan informasi kinerja perusahaan terutama profitabilitas yang diperlukan untuk menilai perubahaan potensial sumber daya ekonomi yang mungkin dikendalikan. informasi tersebut menyangkut posisi keuangan perusahaan, informasi kinerja, dan perusabahaan posisi keuagan perusahaan kepada pihakpihak yang berkepentingan sebagai pertimbangan dan pengambilan keputusan. Analisis keuangan sangat tergantung pada informasi yang diberikan oleh laporan keuangan perusahaan. Laporan keuangan perusahaan merupakan salah satu sumber informasi yang penting disamping informasi yang penting disamping informasi lain seperti informasi industri, kondisi perekonomian , pangsa pasar perusahaan, kualitas manjemen dan lainya. Ada tiga macam laporan keuangan pokok yang dihasilkan oleh perusahaan, yaitu meliputi : (1) Neraca (2) Laporan Arus Kas (3) Laporan laba rugi. Disamping ketiga laporan pokok tersebut, dihasilkan juga laporan pendukung seperti laporan pendukung seperti laporan laba yang ditahan, perubahan modal sendiri, dan diskusi-diskusi oleh pihak manajemen (Mamduh 2002). Kasmir (2008:11) berpendapat ada beberapa tujuan pembuatan penyususnan laporan keuangan, yaitu: 1) Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah aktiva yang dimiliki perusahaan pada saat ini 2) Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah kewajiban dan modal yang dimiliki perusahaan pada saat ini. 3) Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah pendapatan yang diperoleh pada suatu periode tertentu. 4) Memberikan informasi tentang jumlah biaya dan jenis biaya yang dikeluarkan perusahaan dalam suatu periode tertentu. 5) Memberikan informasi tentang perubahan yang terjadi terhadap Aktiva, pasiva, dan modal perusahaan. 6) Memberikan informasi tentang kinerja manajemen perusahaan dalam suatu periode tertentu. Jadi, dengan memperoleh laporan keuangan suatu perusahaan, akan dapat diketahui kemudian, laporan keuangan tidak hanya sekedar cukup dibaca saja, tetapi harus dimengerti dan dipahami tentang posisi keuangan perusahaan saat ini. 2.4 EVA (Economic Value Added) Pada masa persaingan ketat di pasar global sekarang ini, tujuan perusahaan untuk memaksimalkan laba menjadi sulit untuk diwujudkan . Sebaliknya tujuan perusahaan untuk meningkatkan Economic Value Added , karena EVA merupakan satu-satunya pedoman penilaian yang berhubungan langsung dengan nilai pasar sebuah perusahaan dan kinerja manajemen. EVA (Economic Value Added) adalah “perbedaan diantara laba operasi setelah pajak dan total biaya modal, termasuk biaya ekuitas modal”Bringham &Houston (2004:78) Sedangkan definisi EVA menurut Jim De Mello,(2006:131) “Ukuran kinerja keuangan yang lebih mampu menangkap laba ekonomis perusahaan yang sebenarnya daripada ukuran-ukuran lain, serta ukuran kinerja secara langsung berhubungan dengan kekayaan pemegang saham.” Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa EVA (Economic Value Added) adalah keuntungan operasional setelah pajak dikurangi biaya modal atau economic value added (EVA) merupakan pengukuran pendapatan sisa yang mengurangkan biaya modal terhadap laba operasi setelah pajak yang menggambarkan hasil penciptaan value dalam perusahaan dan tingkat biaya modal yang diartikan sebagai pengorbanan yang dikeluarkan dalam pencitraan value tersebut. EVA yang positif menandakan perusahaan berhasil menciptakan nilai bagi pemilik modal karena perusahaan mampu menghasilkan tingkat penghasilan yang melebihi tingkat biaya modalnya. Hal ini sejalan dengan tujuan untuk memaksimalkan nilai perusahaan. sebaliknya EVA yang negatif menunjukan bahwa nilai perusahaan menurun karena tingkat pengembalian lebih rendah daripada biaya modalnya. Adanya EVA(Economic Value Added) menjadi relevan untuk mengukur kinerja berdasarkan nilai (value) ekonomis yang dihasilkan oleh suatu perusahaan. Dengan adanya EVA, maka pemilik perusahaan akan memberikan imbalan (reward) aktifitas yang menambah nilai dan membuang fasilitas yang merusak atau mengurangi nilai keseluruhan suatu perusahaan dan membantu manajemen dalam hal menetapkan tujuan internal (internal gol setting) perusahaan untuk implikasi jangka panjang dan bukan jangka pendek saja. Dalam hal investasi, EVA memberikan pedoman untuk keputusan penerimaan suatu proyek (capital budgeting decision), dalam hal mengevaluasi kinerja rutin (performabce asessment) manajemen, EVA membantu tercapainya aktifitas yang value added. Suatu sistem pengukuran kinerja dalam perusahaan harus dapat membedakan aktivitas yang value added dengan aktivitas yang non value added. pembagian ini diperlukan sehingga manajemen organisasi dapat fokus untuk mengurangi biaya-biaya yan timbul akibat aktivitas yang tidak menambah nilai. dengan mengkomunikasikan secara awal bahwa tujuan perusahaan adalah memaksimalkan nilai bukan laba, sehingga para manajer menjadi lebih terfokus pada penciptaan nilai dan bukan mengejar laba besar. 2.4.1 Keunggulan EVA (Economic Value Added) EVA adalah nilai tambah ekonomis yang diciptakan perusahaan dari kegiatan atau strateginya selama periode tertentu. Prinsip EVA memberikan sistem pengukuran yang baik untuk menilai suatu kinerja dan prestasi keuanagan manajemen perusahaan karena EVA berhubungan langsung dengan nilai pasar sebuah perusahaan. Pihak manajemen perusahaan dapat dapat melakukan banyak hal untuk menciptakan nilai tambah, tetapi pada prinsipnya EVA akan meningkat jika manajemen melakukan satu dari tiga hal berikut ini, ( steward,2003): 1. Meningkatkan laba operasi tanpa adanya tambahan modal 2. Menginvestasikan modal baru kedalam Project yang mendapat return lebih besar dari biaya modal yang ada 3. Menarik modal menguntungkan. dari aktifitas-aktifitas usaha yang tidak Meningkatnya laba operasi tanpa adanya tambahan modal berarti manajemen dapat menggunakan aktiva perusahaan secara efisien untuk mendapatkan keuntungan yang optimal. Keunggulan EVA sebagai alat pengukuran kinerja keuagan perusahaan menurut Govindarajan meliputi: 1. Dengan EVA seluruh unit usaha memiliki sasaran laba yang sama untuk perbandingan investasi. 2. Dengan meningkatnya EVA maka investasi-investasi akan menghasilkan laba diatas biaya modal sehingga akan lebih menarik para manajer untuk berinvestasi dalam perusahaan tersebut. 3. Adanya tingkat suku bunga yang berbeda dapat digunakan untuk jenis asset ada yang berbeda pula. 4. EVA memiliki korelasi positif yang lebih kuat terhadap perubahan-perubahan nilai pasar perusahaan Economic value added memiliki beberapa keunggulan antara lain: a. Economic value added memfokuskan penilaiannya pada nilai tambah dengan mempertimbangkan beban biaya modal sebagai konsekuensi investasi b. Perhitungan Economic value added lebih mendalam dibandingkan dengan rasio keuangan lainnya. c. Economic value added dapat digunakan secara mandiri tanpa memerlukan data pembanding seperti perusahaan lain sebagaimana konsep penilaian dengan menggunakan analisis rasio. 2.4.2 Kelemahan EVA (Economic Value Added) 1. Economic value added hanya mengukur hasil akhir, tidak mengukur aktivitas penentu seperti loyalitas dan tingkat resensi konsumen. 2. Economic value added terlalu bertumpu pada keyakinan bahwa investor sangat mengandalkan pendekatan fundamental dalam mengkaji dan mengambil keputusan untuk menjual / membeli saham tertentu, padahal factor – factor lain terkadang justru lebih dominan. 3. Data yang disajikan berupa data yang berbentuk nominal bukan persentase, sehingga pihak manajemen tidak mengetahui kemunduran yang dicapai perusahaan. Walaupun adanya beberapa kelemahan, konsep EVA tetap bermanfaat untuk dijadikan acuan, mengingat economic value added memberikan pertimbangan atas harapan investor terhadap investasinya. Hal ini menjadi penting karena setiap investasi tidak terlepas dari konsekuensi munculnya biaya modal sebagai kompensasi atas dana yang digunakan untuk membiayai investasi tersebut. Semakin banyak perusahaan menggunakan economic value added sebagai alat untuk mengukur kinerja perusahaan dan untuk mengukur penciptaan nilai, perusahaan yakin bahwa penggunaan konsep EVA akan membuat kepentingan manajer sesuai dengan kepentingan pemilik modal. Economic value added mengukur besarnya nilai yang diciptakan oleh perusahaan, economic value added memperhitungkan biaya modal atas investasi yang dilakukan. Dengan memperhitungkan biaya modal, economic value added mengindikasikan seberapa jauh perusahaan menciptakan nilai bagi pemilik modal. 2.5 ROA (Return On Asset) Return On Asset (ROA) merupakan bentuk yang paling mudah dari analisis profitabilitas dalam menghubungkan laba bersih (EBIT) yang dilaporkan terhadap total aktiva. Pengertian Return On Asset (ROA) menurut Mamduh M Hanafi dan Abdul Hakim (2004;75) adalah : “Rasio yang mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba dengan menggunakan total Asset (kekayaan) yang dipunyai perusahaan setelah disesuaikan dengan biaya-biaya untuk menandai asset tersebut.” Sedangkan menurut Bambang Riyanto (2002;329) “Rasio yang mengukur kemampuan dari modal yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva untuk menghasilkan keuntungan bagi semua investor (pemegang obligasi dan saham.” Dari beberapa definisi diatas maka dapat disimpulkan bahwa ROA merupakan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dengan menggunakan kekayaan yang dimiliki (total asset ) dan membagikan keuntungan tersebut kepada para investor. Profitabilitas suatu perusahaan dapat diukur dengan menghubungkan antara keuntungan atau laba yang diperoleh dari kegiatan pokok perusahaan dengan kekayaan atau asset yang dimiliki untuk menghasilkan keuntungan perusahaan (operting asset). operting asset adalah semua aktiva kecuali investasi jangka panjang dan aktiva-aktiva lain yang tidak digunakan dalam kegiatan atau usaha memperoleh penghasilan yang rutin atau usaha popkok perusahaan. Pengukuran kinerja keuangan perusahaan dengan ROA menunjukan kemampuan atas modal yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva yang dimiliki untuk menghasilkan laba. ROA (Return On Asset) adalah rasio keuntungan bersih setelah pajak untuk menilai beberapa besar tingkat pengembalian dari asset yang dimiliki oleh perusahaan. ROA yang negatif disebabkan laba perusahaan dalam kondisi negatif pula atau rugi. Hal ini menunjukan kemampuan dari modal yang diinvestasikan secara keseluruhan belum mampu untuk menghasilkan laba. 2.5.1 Keunggulan ROA (Return On Asset) Keunggulan ROA diantaranya adalah sebagai berikut: 1. ROA merupakan pengukuran yang komprehensif dimana seluruhnya mempengaruhi laporan keuangan yang tercemin dari rasio ini. 2. ROA mudah dihitung, dipahami, dan sangat berarti dalam nilai absolut. 3. ROA merupakan denominator yang dapat diterapkan pada setiap unit organisasi yang bertanggung jawab terhadap profitabilitas dan unit usaha. 2.5.2 Kelemahan ROA (Return On Asset) Disamping beberapa keunggulan diatas ROA juga memiliki Kelemahan yaitu (Sanam;2007): 1. Pengukuran Kinerja dengan menggunakan ROA membuat manajer divisi memiliki kecenderungan untuk melewatkan project-project yang menurunkan divisional ROA, meskipun sebenarnya proyekproyek tersebut dapat meningkatkan tingkat keuntungan perusahaan secara keseluruhan. 2. Manajemen juga cenderung untuk berfokus pada tujuan jangka pendek dan bukan tujuan jangka panjang. 3. Sebuah project dalan ROA dapat meningkatkan tujuan jangka pendek, tetapi project tersebut mempunyai konsekuensi negatif dalam jangka panjang. yang berupa pemutusan beberapa tenaga penjualan, pengurangan budget pemasaran, dan penggunaan bahan baku yang relatif murah sehingga menurunkan kualitas produk dalam jangka panjang. 2.6 Return Saham Tingkat keuntungan (return) merupakan rasio antara pendapatan investasi selama beberapa periode dengan jumlah dana yang diinvestasikan. pada umumnya investor mengharapkan keuntungan yang tinggi dengan resiko kerugian yang sekecil mungkin, sehingga para investor berusaha menentukan tingkat keuntungan investasi yang optimal dengan menentukan konsep investasi yang memadai. Konsep ini penting karena tingkat keuntungan yang diharapkan dapat diukur. Dalam hal ini tingkat keuntungan dihitung berdasarkan selisih antara capital gain dan capital loss. Rata-rata return saham biasnya dihitung dengan mengurangkan harga saham periode tertentu dengan harga saham periode sebelumnya dibagi dengan harga saham sebelumnya Return merupakan hasil yang diperoleh dari investasi. Return dapat berupa return relisasi yang sudah terjadi dan return ekspektasi yang belum terjadi namun diharapkan dapat terjadi dimasa mendatang. Return realisasi (realized return) adalah return yang telah terjadi. Return realisasi penting karena digunakan salah satu pengukur kinerja perusahaan dan dihitung berdasarkan data historis. Return ekspektasi (Expected Return) adalah Return yang diharapkan akan diperoleh dari investor dimasa mendatang. Berbeda dengan return realisasi yang sifatnya sudah terjadi, Return ekspektasi sifatnya belum terjadi.(Sanam,2007) Komponen Return meliputi: 1. Capital Gain (loss) merupakan keeuntungan (kerugian) bagi investor yang diperoleh dari kelebihan harga jual (harga beli) diatas harga beli (harga jual) yang keduanya terjadi dipasar sekunder 2. Yield merupakan pendapatan atau aliran kas yang diterima investor secara periodik, misalnya berupa deviden atau bunga. Yield dinyatakan dalam presentase dari modal yang ditanamkan.(Abdul Hakim,2003) 2.7 Indeks LQ 45 “Indeks harga saham adalah suatu Indikator yang menunjukan pergerakan harga saham.”(www.jsx.co.id). Indeks berfungsi sebagai indikator tren pasar, artinya pergerakan indeks menggambarkan kondisi pasar pada suatu saat apakah pasar sedang aktif atau lesu. Dengan adanya indeks, kita dapat mengetahui tren pergerakan harga saham saat ini, apakah sedang naik apakah sedang turun. Misal, jika diawal bulan nilai indeks 300 dan saat ini diakhir bulan menjadi 360. Maka kita dapat mengatakan bahwa secara rata-rata harga saham mengalami peningkatan sebesar 20%. Pergerakan indeks menjadi indikator penting bagi para investor untuk menentukan apakah menjual ,menahan atau membeli suatu atau beberapa saham. Karena harga-harga saham bergerak dalam hitungan detik dan menit maka nilai indeks pun bergerak turun naik mengikuti pergerakan saham yang sedang diperdagangkan dalam hitungan waktu yang cepat pula. Indeks ini hanya terdiri dari 45 saham yang telah terpilih setelah melalui kriteria pemilihan sehingga akan terjadi dari saham-saham dengan likuiditas tinggi dan juga mempertimbangkan kapitalisasi pasar saham tersebut. Adapun kreteria perusahaan yang masuk dalam indeks LQ 45 adalah sebagai berikut : 1. Berada di Top 95% dari total rata-rata tahunan nilai saham di pasar reguler 2. Berada di Top 90% dari rata-rata tahunan kapitalisasi pasar 3. Tercatat di BEI minimal 30 hari 4. Merupakan urutan tertinggi yang mewakili sektornya dalam klasifikasi industri BEI sesuai dengan nilai kapitalisasi pasar. 5. Memiliki porsi yang sama dengan sektor-sektor yang lain. 6. Merupakan urutan tertinggi berdasrkan frekuensi transaksi 2.8 Pengaruh Metode EVA,ROA Terhadap Return Saham Secara umum EVA dan ROA dianggap sebagai pengukur terbaik dari kinerja suatu perusahaan. EVA digunakan untuk menilai kinerja operasional karena secara fair juga mempertimbangkan requid rate of return yang dituntut oleh para investor dan kreditur. Berkaitan dengan EVA sebagai alat ukur kinerja yang mempertimbangkan harapan para investor terhadap investasi yang dilakukan, maka EVA mengidentivikasikan seberapa jauh perusahaan telah menciptakan nilai bagi pemilik perusahaan. ROA merupakan rasio profitabilitas yang digunakan untuk mengukur kemampuan tas modal yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva yang dimiliki untuk menghasilkan laba. Dalam perhitunganya ROA hanya menggunakan laba bersih setelah pajak dibagi dengan total aktiva perusahaan, sedangkan dalam perhitunganya EVA meliputi semua elemen atau unsur-unsur yang terdapat dalam neraca dan laporan laba rugi suatu perusahaan sehingga menjadi komprehensif dan EVA memberikan penilaian yang wajar atas kondisi perusahaan. karena itu EVA lebih banyak digunakan sebagai penilaian kinerja meskipun perhitunganya lebih kompleks dan rumit. Analisis penilaian kinerja dengan menggunakan EVA dan ROA jika dihubungkan dengan Return Saham. jika kinerja perusahaan itu bagus maka return yang dihasilkan oleh suatu perusahaan semakin tinggi sehingga harga saham perusahaan semakin tinggi maka resiko yang ditimbulkan semakin kecil. Hal ini karena tingkat pengembaliannya yang dihasilkan suatu perusahaan lebih tinggi sehingga dapat meminimalkan resiko menjadi sekecil mungkin. Sehingga pada tahap akhir penelitian akan dilihat kecenderungan terhadap perubahan yang akan terjadi. Dari hasil perhitungan antara metode EVA dan ROA dapat dilihat dari segi mana perusahaan mampu memperoleh penilaian yang baik dan juga penilaian yang masih kurang baik dan juga dapat diketahui bagaimana pengaruhnya terhadap return saham.