2/14/2012 Bab 09 Elektrokimia Departemen Kimia FMIPA IPB Departemen Kimia FMIPA IPB Ikhtisar Konsep Reduksi dan Oksidasi Sel Elektrokimia Potensial sel, Energi bebas, Kesetimbangan, dan Persamaan Nernst Aplikasi Sistem Redoks Elektolisis Sumber: Chang bab 19 1 Departemen Kimia FMIPA IPB 2/14/2012 Konsep Reduksi dan Oksidasi Redoks = Reduksi - Oksidasi Menerima Oksigen Kehilangan Oksigen O Kehilangan Hidrogen H Menerima Hidrogen Kehilangan Elektron e- Menerima Elektron Kenaikan Bilangan Oksidasi Penurunan Bilangan Oksidasi Departemen Kimia FMIPA IPB Reaksi reduksi dan oksidasi selalu terjadi bersamaan Konsep Reduksi dan Oksidasi 0 0 2Mg (s) + O2 (g) 2Mg O2 + 4e- 2Mg2+ + 4e2O2- 2+ 2- 2MgO (s) setengah-reaksi oksidasi (melepas e-) setengah-reaksi reduksi (menerima e-) Agen pengoksidasi - reaktan reduksi → oksidator O 0 Agen pereduksi - reaktan oksidasi → reduktor Mg 0 -2 O2+2 Mg2+ 2 Konsep Reduksi dan Oksidasi Departemen Kimia FMIPA IPB 2/14/2012 Identifikasikan manakah reduktor dan oksidator pada reaksi berikut a. MnO2(s) + H2(g) Mn2O3(s) + H2O(l) b. Ca(s) + Cl2(g) CaCl2(s) c. 2H2 + O2(g) 2H2O(l) Penyelesaian b. c. H2 sebagai reduktor karena mengalami kenaikan biloks dan MnO2 sebagai oksidator karena mengalami penurunan biloks Ca sebagai reduktor dan Cl2 sebagai oksidator H2 sebagai reduktor dan O2 sebagai oksidator Konsep Reduksi dan Oksidasi Departemen Kimia FMIPA IPB a. BILANGAN OKSIDASI Jumlah muatan yang dimiliki suatu atom dalam molekul (senyawa ionik) jika elektron-elektronnya berpindah seluruhnya. Perubahan bilangan oksidasi SELALU terjadi dalam reaksi redoks. Aturan untuk Menentukan Bilangan Oksidasi 1. Setiap atom dalam unsur bebas (dlm keadaan tidak bergabung) dan senyawa kovaen murni memiliki bilangan oksidasi nol. Na, Be, K, Pb, H2, O2, P4 = 0 2. Pada ion monoatomik, bilangan oksidasinya sesuai dengan muatan ion tersebut. Li+, Li = +1; Fe3+, Fe = +3; O2-, O = -2 3 Departemen Kimia FMIPA IPB 2/14/2012 Konsep Reduksi dan Oksidasi 3. Bilangan oksidasi oksigen biasanya –2. Pada H2O2 dan O22- adalah –1. 4. Bilangan oksidasi hidrogen adalah +1 kecuali bila hidrogen berikatan dengan logam dlm bentuk senyawa biner. Dalam kasus ini, bilangan oksidasinya –1. 5. Logam-logam golongan IA adalah +1, logam IIA +2 dan fluorin selalu –1. 6. Dlm molekul netral, jumlah bilangan oksidasi semua atom penyusunnya harus nol. Dlm. ion poliatomik, jumlah bilangan oksidasi semua unsur dlm. ion tsb. harus sama dengan muatan total ion. Berapakah bilangan oksidasi dari atom-atom dalam HCO3- ? O = -2 C dapat kita peroleh: 3x(-2) + 1 + ? = -1 H = +1 C = +4 Konsep Reduksi dan Oksidasi Departemen Kimia FMIPA IPB HCO3Dari aturan kita ketahui: Berapakah bilangan oksidasi Mn dalam senyawa dan ion berikut: a. Mn b. Mn2+ c. MnO2- d. MnO4e. MnO42- Disproporsionasi Terjadi apabila senyawa tunggal dioksidasi dan direduksi -1 -2 0 2 H2O2(l) → 2 H2O(l) + O2(g) Oksigen dalam H2O2 dioksidasi menjadi O2 dan sebagian direduksi menjadi H2O 4 Konsep Reduksi dan Oksidasi Departemen Kimia FMIPA IPB 2/14/2012 Membalanskan persamaan reaksi oksidasi-reduksi Reaksi pelarutan tembaga(II) sulfida dalam larutan asam nitrat dalam air CuS(s) + NO3-(aq) → Cu2+(aq) + SO42-(aq) + NO(g) Tahap 1 Tulis dua setengan reaksi yang belum dibalanskan dari spesies yang dioksidasi dan direduksi CuS → Cu2+ + SO42NO3- → NO Tahap 2 Masukkan koefisien untuk menyamakan jumlah atom, kecuali oksigen dan hidrogen Dalam kasus ini, jumlah atom Cu, S, dan N sudah balans Tahap 3 Balanskan oksigen dengan menambahkan H2O CuS + 4H2O → Cu2+ + SO42NO3- → NO + 2H2O Konsep Reduksi dan Oksidasi Departemen Kimia FMIPA IPB Tahap 4 Balanskan hidrogen. Untuk larutan asam, tambahkan H3O+ ke tiap sisi yang “kekurangan” hidrogen dan H2O ke sisi lain. Untuk larutan basa, tambahkan H2O ke sisi yang “kekurangan” hidrogen dan OH- ke sisi lain CuS + 12H2O → Cu2+ + SO42- + 8H3O+ NO3- + 4H3O+ → NO + 6H2O Membalanskan persamaan reaksi oksidasi-reduksi Tahap 5 Balanskan muatan dengan menambahkan e- (elektron) CuS + 12H2O → Cu2+ + SO42- + 8H3O+ + 8eNO3- + 4H3O+ + 3e- → NO + 6H2O Tahap 6 Kalikan kedua setengah-reaksi dengan bilangan yang dipilih untuk membuat jumlah elektron yang diberikan oleh oksidasi sama dengan jumlah yang diperlukan pada reduksi. Kemudian tambahkan kedua setengah-reaksi, yang menghilangkan elektron. Jika H3O+, OH-, atau H2O muncul di kedua persamaan akhir, hilangkan duplikatnya. Dalam kasus ini, setengah-reaksi oksidasi dikalikan 3 dan setengah-reaksi reduksi dikalikan 8, sehingga 8 NO3 - 3 CuS + 36 H2O → 3 Cu2+ + 3 SO42- + 24 H3O+ + 24 e+ 32 H3O+ + 24 e- → 8 NO + 48 H2O 3 CuS + 8 NO3- + 8 H3O+ → 3 Cu2+ + 3 SO42- + 8 NO + 12 H2O 5 Departemen Kimia FMIPA IPB 2/14/2012 Sel Elektrokimia anode oksidasi katode reduksi reaksi redoks spontan Menarik anion Departemen Kimia FMIPA IPB Menarik kation Sel Elektrokimia Diagram sel Zn (s) + Cu2+ (aq) Cu (s) + Zn2+ (aq) [Cu2+] = 1 M & [Zn2+] = 1 M anode katode 2+ 2+ Zn (s) | Zn (1 M) || Cu (1 M) | Cu (s) Tanda || utk memisahkan setengah sel Tanda | utk memisahkan reaktan/fasa tiap setengah sel 6 Departemen Kimia FMIPA IPB 2/14/2012 Sel Elektrokimia Dua tipe sel Sel elektrolisis - butuh “sumber dc” = pompa elektron (contoh: baterai) • elektron dipaksa bergerak satu arah, tidak bergantung pada kespontanan • energi listrik digunakan agar reaksi nonspontan dapat terjadi • elektron digerakkan ke katode oleh pompa elektron sehngga terjadi reduksi. Sel Volta atau Sel Galvanik - listrik pasif • elektron bergerak karena reaksi spontan • Memanfaatkan kimia untuk memperoleh energi • elektron diambil dari katode dengan reduksi, mengakibatkan elektron bergerak ke arah katode • Dapat digunakan sebagai sumber dc untuk sel elektrolitik. Potensial sel, Energi bebas, Kesetimbangan, dan Persamaan Nernst Departemen Kimia FMIPA IPB (tidak butuh “sumber dc”) Selisih potensial listrik antara anode dan katode disebut: • voltase sel • gaya elektromotif (emf) • potensial sel Gaya elektromotif (emf) adalah potensial listrik sel E (emf) ⇒ units = volts (V) emf adalah selisih potensial antara anode dan katode emf standar (E0sel) E0sel = E0katode – E0anode E° > 0 reaksi spontan 7 Departemen Kimia FMIPA IPB 2/14/2012 Potensial sel, Energi bebas, Kesetimbangan, dan Persamaan Nernst Potensial elektrode Standar Potensial reduksi standar(E0) adalah voltase yang berkaitan dengan reaksi reduksi pada elektrode jika konsentrasi semua zat terlarut 1 M dan semua gas pada 1 atm. reaksi reduksi 2e- + 2H+ (1 M) H2 (1 atm) E0 = 0 V Gunakan sebagai acuan untuk mengukur potensial zat lainnya Potensial sel, Energi bebas, Kesetimbangan, dan Persamaan Nernst • Departemen Kimia FMIPA IPB Elektrode hidrogen standar E0 adalah utk reaksi seperti yg tertulis • reaksi setengah-sel adalah reaksi reversibel • tanda E0 berubah jika arah reaksi dibalik (E° red = -E°oks) • Mengubah koefisien stoikiometri suatu reaksi setengah-sel tidak mengubah nilai E0 8 Departemen Kimia FMIPA IPB 2/14/2012 Agen pengoksidasi terkuat • makin positif E0 makin besar kecendrungan suatu zat mengalami reduksi Titik acuan nol Departemen Kimia FMIPA IPB Agen pereduksi terkuat Potensial sel, Energi bebas, Kesetimbangan, dan Persamaan Nernst Potensial Elektrode Standar E0 sel = 0,76 V Zn (s) | Zn2+ (1 M) || H+ (1 M) | H2 (1 atm) | Pt (s) anode (oksidasi): Zn (s) Zn2+ (1 M) + 2e- katode (reduksi): 2e- + 2H+ (1 M) Zn (s) + 2H+ (1 M) H2 (1 atm) Zn2+ + H2 (1 atm) E0 = E0katode – E0anode sel E0sel = E0H +/H 2 - E0Zn 2+ /Zn 0,76 V = 0 - E0Zn 2+/Zn E0Zn /Zn2+ = -0,76 V Zn2+ (1 M) + 2e- Zn E0 = -0,76 V 9 Departemen Kimia FMIPA IPB 2/14/2012 Potensial sel, Energi bebas, Kesetimbangan, dan Persamaan Nernst Potensial elektrode Standar E0sel= 0,34 V Pt (s) | H2 (1 atm) | H+ (1 M) || Cu2+ (1 M) | Cu (s) anode (oksidasi): H2 (1 atm) 2H+ (1 M) + 2e- katode (reduksi): 2e- + Cu2+ (1 M) H2 (1 atm) + Cu2+ (1 M) Cu (s) Cu (s) + 2H+ (1 M) E0 = E0katode – E0anode sel E0 = E0Cu 2+ /Cu - E0H +/H 2 sel 0,34 V = E0Cu 2+ /Cu - 0 E0Cu 2+ /Cu = 0,34 V Cu E0 = 0,34 V Departemen Kimia FMIPA IPB Cu2+ (1 M) + 2e- Potensial sel, Energi bebas, Kesetimbangan, dan Persamaan Nernst Potensial elektrode Standar Gabungkan Zn (s) Zn2+ (1 M) + 2e- 2e- + Cu2+ (1 M) Zn (s) + Cu2+ (1 M) Cu (s) Cu (s) + Zn2+ (1 M) E0sel = 0,34 V – (-0,76) = 1,10 V 10 Potensial sel, Energi bebas, Kesetimbangan, dan Persamaan Nernst Departemen Kimia FMIPA IPB 2/14/2012 Suatu sel tembaga-perak dengan potensial terbaca 0,46 volt. Diketahui E0sel Ag+/Ag = 0,80 V dan E0sel Cu2+/Cu = 0,34 V. Tunjukkanlah bahwa sel dalam keadaan standar Penyelesaian: Potensial sel, Energi bebas, Kesetimbangan, dan Persamaan Nernst Departemen Kimia FMIPA IPB Sebagai katode Ag dan anode Cu sehingga E0sel = E0 Ag+/Ag – E0 Cu2+/Cu E0sel = 0,80 V – 0,34 V = 0,46 V Potensial yang terbaca juga 0,46 V. Jadi sel dalam kondisi standar Hukum Faraday 1. Massa zat tertentu yang dihasilkan atau dipakai pada suatu elektrode berbanding lurus dengan jumlah muatan listrik yang melalui sel 2. Massa ekivalen zat yang berbeda dihasilkan atau dipakai pada elektrode dengan melewatkan sejumlah tertentu muatan listrik melaui sel. Arus listrik (I) adalah jumlah muatan yang mengalir melalui sebuah rangkaian per satuan waktu. Jika Q adalah besarnya muatan (coulomb), t adalah waktu (detik), dan F adalah tetapan faraday (96,485 C mol-1), maka arus I adalah: Q t Jumlah elektron (mol elektron) = I = It 96,485 C mol-1 11 Potensial sel, Energi bebas, Kesetimbangan, dan Persamaan Nernst Kerja listrik wlistrik = - Q E wlistrik = - It E Departemen Kimia FMIPA IPB 2/14/2012 Tanda negatif muncul karena konvensi termodinamika Termodinamika menunjukkan sebuah hubungan penting antara perubahan energi bebas (∆G), dari suatu reaksi kimia spontan pada suhu dan tekanan konstan, serta kerja listrik maksimum yang mampu dihasilkan dari reaksi - wlistrik.maks = |∆G| (pada T dan P konstan) Jika sel difungsikan takreversibel (arus yang besar dimungkinkan untuk mengalir) ∆G = Wlistrik.rev Jika sel difungsikan reversibel ∆G = Wlistrik = - QE = - nFE(reversibel) Tekanan 1 atm dan suhu tertentu Apabila larutan ideal, konsentrasi zat terlarutnya adalah 1 M Keadaan standar dan tegangan sel ∆G° = - n F E° Potensial sel, Energi bebas, Kesetimbangan, dan Persamaan Nernst Departemen Kimia FMIPA IPB Energi bebas standar (∆ ∆G°), Sebuah aki 6,00 V memberikan arus konstan sebesar 1,25 A selama periode 1,5 jam. Hitung muatan total Q (dalam coulomb) yang melewati rangkaian dan kerja listrik yang dilakukan oleh aki Penyelesaian Muatan total adalah Q = It = (1,25 C/detik)(1,50 jam)(3600 detik/jam) = 6750 C Kerja listrik adalah welek = - Q E = - (6750 C)(6,00 J/C) = - 4,05 x 104 J Ini adalah kerja yang dilakukan pada aki, sehingga kerja yang dilakukan oleh aki adalah negatifnya dari nilai tersebut, yaitu +40,5 kJ. 12 Potensial sel, Energi bebas, Kesetimbangan, dan Persamaan Nernst Departemen Kimia FMIPA IPB 2/14/2012 Sebuah setengah-sel Zn2+|Zn dihuhubungkan dengan sebuah setengahsel Cu2+|Cu untuk membuat sel galvani, dengan [Zn2+] = [Cu2+] = 1,00 M. Tegangan sel pada 25°C diukur sama dengan E° = 1,10 V, dan Cu diamati melapisi selama berlangsungnya reaksi. Hitung ∆G° untuk reaksi kimia yang berlangsung dalam sel, untuk 1,00 mol seng terlarut. Penyelesaian Potensial sel, Energi bebas, Kesetimbangan, dan Persamaan Nernst Departemen Kimia FMIPA IPB Reaksinya adalah Zn(s) + Cu2+(aq) → Zn2+(aq) + Cu(s) Karena Cu adalah produk. Untuk reaksi yang tertulis, dimana 1 mol Zn(s) dan 1 mol Cu2+(aq) bereaksi, 2 mol elektron melewati rangkaian luar, sehingga n = 2. Oleh karena itu, ∆G° = - n F E° = - (2,00 mol)(96,485 C/mol)(1,10 V) = - 2,12 x 105 J = - 212 kJ Persamaan Nernst E = E° - RT ln Q nF E = E° - 0,0592 log Q (pada 25°C) n Pengukuran tetapan kesetimbangan n log K = E° (pada 25°C) 0,0592 Hitung konstanta kesetimbangan dari reaksi: Fe(s) + Cu2+(aq) Fe2+(aq) + Cu(s) 0 2+ Diketahui: E Fe /Fe = - 0,44 V dan E0Cu2+/Cu = 0,34 V 13 Departemen Kimia FMIPA IPB 2/14/2012 Aplikasi Sistem Redoks Sel kering Sel Leclanché anode: 2NH4+ (aq) + 2MnO2 (s) + 2e- Zn (s) + 2NH4 (aq) + 2MnO2 (s) Mn2O3 (s) + 2NH3 (aq) + H2O (l) Zn2+ (aq) + 2NH3 (aq) + H2O (l) + Mn2O3 (s) Departemen Kimia FMIPA IPB katode: Zn2+ (aq) + 2e- Zn (s) Aplikasi Sistem Redoks Baterai merkuri anode: katode: Zn(Hg) + 2OH- (aq) HgO (s) + H2O (l) + 2eZn(Hg) + HgO (s) ZnO (s) + H2O (l) + 2eHg (l) + 2OH- (aq) ZnO (s) + Hg (l) 14 Departemen Kimia FMIPA IPB 2/14/2012 Aplikasi Sistem Redoks Baterai Bertimbal (Aki) katode: Pb (s) + SO2-4 (aq) PbSO4 (s) + 2e- PbO2 (s) + 4H+ (aq) + SO2-4 (aq) + 2e- Pb (s) + PbO2 (s) + 4H+ (aq) + 2SO2-4 (aq) PbSO4 (s) + 2H2O (l) 2PbSO4 (s) + 2H2O (l) Aplikasi Sistem Redoks Departemen Kimia FMIPA IPB anode: Baterai Lithium Keadaan-Padat 15 Departemen Kimia FMIPA IPB 2/14/2012 Aplikasi Sistem Redoks Sel bahan bakar adalah sel elektrokimia yang memerlukan pasokan reaktan yg kontinu agar tetap berfungsi katoda: 2H2 (g) + 4OH- (aq) 4H2O (l) + 4e- O2 (g) + 2H2O (l) + 4e- 4OH- (aq) 2H2 (g) + O2 (g) 2H2O (l) Departemen Kimia FMIPA IPB anoda: Aplikasi Sistem Redoks oksigen dilarutkan dalam air menyebabkan oksidasi E°red = -0.44 V E°red = 1.23 V karena E°red (Fe3+) < E°red (O2) Karat Fe2O3 Fe dapat dioksidasi oleh oksigen 16 Departemen Kimia FMIPA IPB 2/14/2012 Aplikasi Sistem Redoks Perlindungan Katodik Tangki Besi E°red = -2.37 V E°red = 1.23 V Elektolisis Departemen Kimia FMIPA IPB Mg lebih mudah teroksidasi dibandingkan Fe Elektrolisis adalah proses di mana energi listrik digunakan agar reaksi kimia nonspontan dapat terjadi. 17 Departemen Kimia FMIPA IPB 2/14/2012 Elektolisis Departemen Kimia FMIPA IPB Elektrolisis air Elektolisis Elektrolisis larutan berair natrium klorida Mengandung beberapa spesi yang dapat dioksidasi dan direduksi Reaksi pada anode: (1) 2Cl-(aq) → Cl2(g) + 2e(2) 2H2O(l) → O2(g) + 4H+(aq) + 4eDari tabel 19.1: 2Cl-(aq) → Cl2(g) + 2eO2(g) + 4H+(aq) + 4e- → 2H2O E0 = 1,36V E0 = 1,23V E0(1)>E0(2) → seolah-olah terjadi reaki oksidasi(2) Kenyataan → Cl2 dibebaskan di anode, bukan O2 → overvoltase O2 cukup tinggi → Cl2 yang terbentuk pada kondisi kerja normal → Reaksi (1) terpilih 18 Departemen Kimia FMIPA IPB 2/14/2012 Elektolisis Elektrolisis larutan berair natrium klorida Reaksi pada katode: (3) 2H+(aq) + 2e- → H2(g) (4) 2H2O(l) + 2e- → H2(g) + 2OH-(aq) (5) Na +(aq) + e- → Na(s) E0 = 0,00V E0 = -0,83V E0 = -2,71V E0(5) → sangat negatif → tidak mungkin terjadi Reaksi (3) dan (4) → mungkin terjadi pada pH 7, namun [H+] terlalu rendah (1 x 10-7) → Reaksi (4) terpilih Reaksi : Anode (oksidasi): 2Cl-(aq) → Cl2(g) + 2eKatode (reduksi): 2H2O(l) + 2e- → H2(g) + 2OH-(aq) -------------------------------------------------------2H2O(l) + 2Cl-(aq) → H2(g) + Cl2(g) + 2OH-(aq) Dihasilkan NaOH sebagai produk samping Terima Kasih! Departemen Kimia FMIPA IPB 19