18-30 HUBUNGAN DINAMIS CADANGAN DEVISA, SELISIH SUKU

advertisement
Portofolio Volume 9 No. 1, Mei 2012 : 18-30
HUBUNGAN DINAMIS CADANGAN DEVISA,
SELISIH SUKU BUNGA RIIL DAN NILAI TUKAR RIIL
DI INDONESIA PERIODE 1986-2010
Oleh
Euis Eti Sumiyati
[email protected]
Abstrak : Penelitian ini dimaksudkan untuk menganalisis hubungan dinamis antara
cadangan devisa (reserve), selisih suku bunga riil (real interest rate differential) dan
nilai tukar riil (real exchange rate) dengan menggunakan data time series selama
periode waktu 1986-2010. Ketiga variabel tersebut sangat penting untuk dikaji dalam
perekonomian Indonesia yang menganut sistem ekonomi terbuka (open economy).
Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah
model Vector
Autoregressive (VAR) melalui instrumen impulse respon function (IRF) yaitu untuk
melihat respon yang disebabkan oleh goncangan (shock) dari variabel-variabel yang
diteliti. Instrumen VAR lainnya adalah variance decomposition (VD) yaitu untuk melihat
besarnya kontribusi dari shock variabel-variabel yang diteliti. Hasil analisis dari impulse
respon function adalah bahwa nilai tukar riil merespon secara negatif terhadap
guncangan (shock) cadangan devisa dan merespon positif terhadap shock selisih suku
bunga riil. Adapun cadangan devisa merespon negatif terhadap shock nilai tukar riil
dan selisih suku bunga riil dengan nilai respon yang relatif stabil. Sementara itu
variabel selisih suku bunga riil merespon secara positif terhadap shock nilai tukar riil
dan merespon negatif terhadap shock cadangan devisa dengan nilai respon yang
relatif stabil. Hasil analisis variance decomposition menunjukkan bahwa pergerakan
nilai tukar riil banyak dipengaruhi oleh shock nilai tukar riil itu sendiri dimana sampai
dengan periode akhir pengamatan (periode ke-24) kontribusinya mencapai 83,10%
sedangkan kontribusi shock cadangan devisa dan selisih suku bunga riil masingmasing hanya sebesar 10,98% dan sebesar 5,91%. Pada periode yang sama,
pergerakan nilai cadangan devisa juga banyak dipengaruhi oleh shock cadangan
devisa itu sendiri yaitu sebesar 95,56%, diikuti oleh pengaruh shock nilai tukar riil
2,59% dan selisih suku bunga riil 1,85%. Sedangkan pergerakan selisih suku bunga riil
lebih banyak dipengaruhi oleh shock nilai tukar riil yaitu sebesar 60,92%, diikuti oleh
pengaruh shock variabel selisih suku bunga riil itu sendiri sebesar 32,60% dan shock
cadangan devisa 6,47%.
Kata Kunci: Nilai Tukar Riil, Cadangan Devisa, Selisih Suku Bunga Riil, Ekonomi
Terbuka
Abstract : The purpose of this study is to analyze a dynamic relationship between
reserve, real interest rate differential and real exchange rate and conducted with data
time series during the period of 1986 – 2010. The third variables are very important to
be studied in Indonesia's economy which adopts an open economy. The method of
analysis applied in this study is Vector Autoregressive (VAR) model through the
instrument of Impulse Response Function (IRF) to see responses due to shocks
18
Hubungan Dinamis Cadangan Devisa, Selisih Suku Bunga Riil dan Nilai Tukar Riil
Di Indonesia Periode 1986-2010
suffered by the variables studied. The other VAR instrument used is Variance
Decomposition (VD) to see the extent of contribution of shocks suffered by those
variables. The analysis result of impulse response function is that real exchange rate
shows negative response towards shock in reserve but it responds positively towards
shock in real interest rate differential. It also shows that reserve responds negatively
towards shock in real exchange rate and real interest rate differential with a relatively
stable value. On the other hand, the variable of real interest rate differential responds
positively towards shock in real exchange rate but negatively towards shock in reserve
with a relatively stable value. The analysis result of variance decomposition indicates
that the movement of real exchange rate is very much influenced by the shock in itself,
in which in the final period of the observation (period 24), the contribution reaches
83,10% while the contributions of shocks in reserve and real interest rate differential
are only 10,98% and 5,91% respectively. In the same period, the movement of reserve
value is also much affected by shock in itself which is 95,56%, followed by the
influence of shock in real exchange rate 2,59% and in real interest rate differential
1,85%. Furthermore, the movement of real interest rate differential is more influenced
by shock in real exchange rate which reaches 60,92%, followed by the influence of
shock in the variable of real interest rate differential itself which is 32,60% and shock in
reserve 6,47%.
Key Words: Real Exchange Rate, Reserve, Real Interest Rate Differential, Open
Economy
I.
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Penelitian
Perekonomian Indonesia sejak era 1980-an mulai menganut sistem
perekonomian terbuka. Keterbukaan ekonomi Indonesia ditandai oleh masuknya
Indonesia menjadi anggota WTO (World Trade Organization), APEC
(Asia
Pacific Economic Cooperation), AFTA (Asean Free Trade Area), ACFTA (Asean China
free Trade Area). Seiring dengan terbukanya perekonomian Indonesia, sangat
diperlukan untuk mengamati keadaaan fundamental yang penting bagi perekonomian
Indonesia. Variabel-variabel yang penting untuk dilihat dengan semakin terbukanya
perekonomian Indonesia antara lain adalah cadangan devisa (reserve), nilai tukar riil
(real exchange rate), dan selisih suku bunga riil (real interest rate differential).
Perkembangan cadangan devisa Indonesia telah menunjukkan adanya
peningkatan yang signifikan selama periode 2007-2010 yaitu dari 56,9 miliar USD pada
tahun 2007 menjadi 96,2 miliar USD tahun 2010. Peningkatan ini didukung oleh oleh
kinerja transaksi berjalan serta transaksi modal dan finansial yang meningkat (Statistik
Ekonomi dan Keuangan Indonesia, Bank Indonesia 2011).
Sementara itu,
perkembangan nilai tukar rupiah terhadap dollar USD
dipengaruhi oleh berbagai faktor baik dari dalam negeri maupun luar negeri. Faktor
yang mempengaruhi nilai tukar rupiah dari luar negeri antara lain berupa peningkatan
arus modal masuk (capital inflow) ke pasar domestik yang semakin membaik sebagai
dampak dari semakin pulihnya perekonomian global. Hal ini ditunjukkan oleh
pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dollar USD yang terapresiasi dari Rp 10.408 per
dollar USD pada tahun 2009 menjadi Rp 9.087 per dollar USD tahun 2010.
Meningkatnya pertumbuhan ekonomi dunia akan mendorong peningkatan ekspor dan
investasi Indonesia yang pada akhirnya akan menambah cadangan devisa.
19
Portofolio Volume 9 No. 1, Mei 2012 : 18-30
Namun demikian, upaya menarik arus modal masuk (capital inflow)
diperkirakan akan semakin berat di tengah situasi meningkatnya suku bunga
internasional. Jika suku bunga internasional relatif lebih tinggi dari suku bunga dalam
negeri maka akan mendorong terjadinya capital outflow dan pada akhirnya dapat
mempengaruhi cadangan devisa serta nilai tukar sebagaimana dikemukakan dalam
teori M-F-D (Mundell-Flemming-Dornbusch dalam Jin (2003) ketika tingkat selisih suku
bunga riil antara domestik dengan luar negeri naik maka akan terjadi apresiasi nilai
tukar riil.
Berdasarkan penjelasan di atas, penulis tertarik untuk mengkaji mengenai
hubungan antara variabel nilai tukar riil, cadangan devisa dan variabel selisih suku
bunga riil. Adapun judul penelitian ini adalah HUBUNGAN DINAMIS CADANGAN
DEVISA, SELISIH SUKU BUNGA RIIL DAN NILAI TUKAR RIIL DI INDONESIA
PERIODE 1986-2010.
1.2. Identifikasi Masalah
Identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana hubungan dinamis
antara variabel cadangan devisa, selisih suku bunga riil dan nilai tukar riil di
Indonesia.
1.3. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan dinamis antara variabel
cadangan devisa, selisih suku bunga riil dan nilai tukar riil di Indonesia.
1.4. Kegunaan Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat terutama bagi pemerintah untuk
lebih mengefektifkan kebijakan yang ditempuh dalam menjaga stabilitas nilai tukar
Rupiah, meningkatkan cadangan devisa, dan menjaga kestabilan suku bunga relatif
terhadap suku bunga luar negeri. Di samping itu penelitian ini dapat bermanfaat bagi
para pelaku pasar valuta asing, yakni sebagai informasi yang dapat dijadikan
pertimbangan dalam melakukan transaksi valuta asing dimana nilai tukar rupiah sering
dipengaruhi oleh berbagai kejutan variabel ekonomi makro. Terakhir penelitian ini
bermanfaat bagi akademisi yakni dapat menjadi referensi dalam melakukan kajian di
bidang ekonomi makro.
II.
TINJAUAN PUSTAKA
Pendekatan moneter (monetary approach) menekankan bahwa kurs valuta asing
sebagai harga relatif dari dua jenis mata uang, ditentukan oleh keseimbangan
permintaan dan penawaran uang. Pendekatan moneter mempunyai dua anggapan
pokok, yaitu berlakunya teori paritas daya beli dan adanya teori permintaan uang yang
stabil dari sejumlah variabel ekonomi agregat.
Pengertian nilai tukar suatu mata uang dapat dilihat dalam dua aspek, yaitu
aspek nominal dan aspek riil (Mankiew, 2000). Nilai tukar nominal menyatakan nilai
tukar domestik per nilai tukar asing. Nilai tukar nominal yang umum adalah nilai tukar
bilateral dimana terdapat dua negara, misal Rupiah per dollar USD. Nilai tukar riil
adalah nilai tukar nominal antara dua jenis mata uang yang telah disesuaikan dengan
harga relatif dari barang-barang diantara dua negara. perhitungan nilai tukar riil dalam
penelitian ini yaitu dengan menggunakan perbandingan indeks nilai tukar nominal
dikalikan WPI (Whole Sale Price Index) AS relatif terhadap WPI (Whole Sale Price
Index) Indonesia atau ditulis sebagai berikut:
20
Hubungan Dinamis Cadangan Devisa, Selisih Suku Bunga Riil dan Nilai Tukar Riil
Di Indonesia Periode 1986-2010
kurs riil adalah: e (P/P*)
dimana:

e= nominal (nilai rupiah per dollar),

P adalah tingkat harga di Amerika Serikat (diukur dengan WPI AS)

P* adalah tingkat harga di Indonesia (diukur dengan WPI Indonesia)
Peningkatan nilai tukar riil menunjukkan adanya depresiasi nilai tukar rupiah di
Indonesia. Dengan kata lain, Jika kurs riil tinggi, barang-barang luar negeri relatif lebih
murah, dan barang-barang domestik relatif lebih mahal. Jika kurs riil rendah, barangbarang luar negeri relatif lebih mahal, dan barang-barang domestik relatif lebih murah.
Hal ini menjadikan nilai tukar riil sebagai tolok ukur daya saing produk ekspor suatu
negara dalam hal harga di pasar global.
Salah satu faktor yang mempengaruhi nilai tukar adalah tingkat selisih suku
bunga riil antara domestik dengan luar negeri. Menurut teori M-F-D (MundellFlemming-Dornbusch dalam Jin (2003) ketika tingkat selisih suku bunga riil antara
domestik dengan luar negeri naik maka akan terjadi apresiasi nilai tukar riil. Cadangan
devisa juga mempunyai dampak yang penting bagi posisi nilai tukar suatu negara
(Mishkin, 2001). Kenaikan cadangan devisa dalam neraca pembayaran memberi
stimulus untuk membuat mata uang rupiah mengalami apresiasi.
Hubungan selisih suku bunga riil dengan nilai tukar secara empiris telah dikaji
antara lain oleh Clark dan MacDonald (2004) dengan menggunakan pendekatan
Behavioral Equilibrium Exchange Rate (BEER) yang dapat mengidentifikasi hubungan
estimasi keseimbangan antara nilai tukar riil dan fundamental ekonomi yang salah
satunya adalah selisih suku bunga (interest rate differential). Demikian pula Husman
(2005) telah menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi nilai tukar nominal rupiah
terhadap dollar USD setelah krisis. Metodologi yang digunakan adalah Error Correction
Model (ECM). Penelitian ini menggunakan model komposit yang berhubungan dengan
beberapa pendekatan lain dalam menentukan nilai tukar.
III. METODE PENELITIAN
3.1.
Operasionalisasi Variabel
Untuk memudahkan pemahaman terhadap variabel-variabel yang akan
dianalisis dalam penelitian ini, maka perlu dirumuskan definisi dari variabel-variabel
tersebut:
Pertama, Nilai tukar riil adalah nilai tukar nominal antara dua jenis mata uang yang
telah disesuaikan dengan harga relatif dari barang-barang diantara dua negara. Dalam
penelitian ini perhitungan nilai tukar riil yaitu dengan menggunakan perbandingan
indeks nilai tukar nominal dikalikan WPI (Whole Sale Price Index) AS relatif terhadap
WPI (Whole Sale Price Index) Indonesia atau ditulis sebagai berikut:
kurs riil adalah: e (P/P*)
dimana:

e= nominal (nilai rupiah per dollar),

P adalah tingkat harga di Amerika Serikat (diukur dengan WPI AS)

P* adalah tingkat harga di Indonesia (diukur dengan WPI Indonesia)
Peningkatan nilai tukar riil menunjukkan adanya depresiasi nilai tukar rupiah di
Indonesia. Dengan kata lain, Jika kurs riil tinggi, barang-barang luar negeri relatif lebih
murah, dan barang-barang domestik relatif lebih mahal. Jika kurs riil rendah, barangbarang luar negeri relatif lebih mahal, dan barang-barang domestik relatif lebih murah.
Nilai tukar nominal, WPI AS dan WPI Indonesia diperoleh dari Internatonal Financial
21
Portofolio Volume 9 No. 1, Mei 2012 : 18-30
Statistic (IFS)-IMF dengan tahun dasar 2005. Adapun asumsi pergerakan nilai tukar
pada penelitian ini adalah flexible exchange rate (nilai tukar mengambang) dan perfect
capital mobility (pergerakan modal bebas)
Kedua, cadangan devisa mempunyai dua terminologi yaitu official foreign exchange
reserve dan country foreign exchange reserve, yang masing-masing mempunyai
cakupan yang berbeda. Pertama, merupakan cadangan devisa milik negara yang
dikelola, diurus, dan ditatausahakan oleh bank sentral, sesuai dengan tugas yang
diberikan oleh UU No. 13 Tahun 1968. Kedua, mencakup seluruh devisa yang dimiliki
badan, perorangan, lembaga, terutama lembaga keuangan nasional yang secara
moneter merupakan bagian dari kekayaan nasional (Halwani Hendra, 2005).
Cadangan devisa dalam penelitian ini mengacu pada pengertian yang pertama dan
data diperoleh dari IFS-IMF.
Ketiga, Selisih suku bunga riil adalah selisih suku bunga riil Indonesia dan dan Luar
negeri. Pemilihan suku bunga riil luar negeri adalah suku bunga Amerika Serikat
karena negara tersebut dipandang sering mengadakan kerja sama ekonomi dengan
Indonesia.
3.2.
Metode Analisis
Model yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah model Vector Auto
Regression (VAR). Sedangkan untuk mengetahui dampak respon masing-masing
variabel akibat goncangan (shock) adalah impulse response anlysis (IRF) dan variance
decomposition (VD). Semua data dalam penelitian ini ditransformasikan ke dalam
bentuk logaritma natural kecuali selisih suku bunga riil. Perangkat lunak yang
digunakan dalam penelitian ini adalah program Eviews 6. Selanjutnya tahapan-tahapan
dalam analisis VAR adalah sebagai berikut:
1. Uji Stasioneritas
Data ekonomi time series umumnya bersifat stokastik atau memiliki tren yang
tidak stasioner, artinya data tersebut memiliki akar unit. Untuk dapat mengestimasi
suatu model dengan menggunakan data tersebut, langkah pertama yang harus
dilakukan adalah pengujian stasioneritas data atau dikenal dengan unit root test. Jika
data yang digunakan mengandung unsur akar unit, maka akan sulit untuk
mengestimasi suatu model karena tren data tersebut cenderung berfluktuasi tidak di
sekitar nilai rata-ratanya. Maka dapat disimpulkan bahwa data yang stasioner akan
mempunyai kecenderungan untuk mendekati nilai rata-ratanya dan berfluktuasi di
sekitar nilai rata-ratanya (Gujarati, 2003). Lebih khusus, penelitian ini akan
menggunakan Augmented Dickey-Fuller (ADF). Hasil dari uji ADF akan dibandingkan
dengan McKinnon Critical Value.
2. Pemilihan Lag Optimum
Penentuan jumlah lag optimum melewati beberapa tahapan. Tahap pertama
adalah penentuan uji stabilitas lag. Penentuan jumlah lag (ordo) yang akan digunakan
dalam model VAR dapat ditentukan berdasarkan kriteria Akaike Information Criterion
(AIC), Schwarz Information Criterion (SC) ataupun Hannan Quinnon (HQ). Lag yang
akan dipilih dalam model penelitian ini adalah model dengan nilai HQ yang paling kecil.
Tahap selanjutnya menentukan kriteria panjang lag yang terbaik. Penentuan lag
optimum dan uji stabilitas lag dilakukan terlebih dahulu sebelum melakukan tahap uji
kointegrasi.
22
Hubungan Dinamis Cadangan Devisa, Selisih Suku Bunga Riil dan Nilai Tukar Riil
Di Indonesia Periode 1986-2010
3. Uji Kointegrasi Johansen
Jika fenomena stasioneritas berada pada tingkat first difference atau I(1), maka
perlu dilakukan pengujian untuk melihat kemungkinan terjadinya kointegrasi. Konsep
kointegrasi pada dasarnya untuk melihat keseimbangan jangka panjang di antara
variabel-variabel yang diobservasi. Terkadang suatu data yang secara individu tidak
stasioner, namun ketika dihubungkan secara linier data tersebut menjadi stasioner. Hal
ini yang kemudian disebut bahwa data tersebut terkointegrasi.
Selain itu, uji kointegrasi juga akan dilakukan dengan mengikuti prosedur
Johansen. Dalam uji Johansen, penentuan kointegrasi dilihat dari nilai trace statistic
dan max eigen statistic setelah didahului dengan mencari panjang lag yang akan
diketahui. Nilai trace statistic dan max eigen statistic yang melebihi nilai kritisnya
mengindikasikan bahwa terdapat kointegrasi dalam model yang digunakan.
4. Estimasi Vector Autoregressive (VAR) dan Instrumen VAR
Metode Vector Autoregressive adalah model persamaan regresi yang
menggunakan data time series. Model ini pertama kali dikembangkan oleh Christopher
Sims pada tahun 1980. Kerangka analisis yang praktis dalam model ini akan
memberikan informasi yang sistematis dan mampu menaksir dengan baik informasi
dalam persamaan yang dibentuk dari data time series. Selain itu perangkat estimasi
yang digunakan dalam model VAR mudah digunakan dan diinterpretasikan. Perangkat
estimasi yang digunakan dalam model VAR adalah Impulse Response Function dan
variance decomposition.
Model VAR menganggap bahwa semua variabel ekonomi adalah saling
tergantung satu sama lain. Lebih jauh Gujarati (2003) mengungkapkan beberapa
keuntungan dengan menggunakan VAR, diantaranya adalah:
 VAR mampu melihat banyak variabel dalam menganalisis fenomena ekonomi
jangka pendek dan jangka panjang
 VAR mampu mengkaji konsistensi model empirik dengan teori ekonometrika
 VAR mampu mencari pemecahan terhadap persoalan variabel runtun waktu yang
tidak stasioner dan spurious regression dalam analisis ekonometrika.
Dalam melakukan analisis dengan model VAR, terdapat dua instrumen spesifik
yang memiliki fungsi spesifik dalam menjelaskan interaksi antar variabel dalam model.
Instrumen itu diantaranya adalah Impulse Response Function (IRF) dan Forecast Error
Variance Decompisitions (FEVD), atau biasa disebut Variance Decompisitions (VD).
IRF pada dasarnya menelususri pengaruh goncangan standar deviasi terhadap
perubahan-perubahan nilai variabel endogen periode sekarang dan periode ke depan.
Goncangan terhadap variabel i secara langsung akan berpengaruh pada variabel
tersebut menyebar dampaknya kepada seluruh variabel endogen melalui struktur
dinamis VAR (Kurnia, 2005). Lebih lanjut lagi Widarjono (2009) menyatakan bahwa
koefisien yang secara individual berada di dalam model VAR sulit untuk
diinterpretasikan, sehingga para ahli menggunakan analisis IRF. Dalam analisis IRF
tidak bisa diketahui respon suatu variabel yang berasal dari variabel lain secara
terpisah. Oleh karena itu Variance decomposition diperlukan untuk memisahkan
dampak masing-masing variabel lain secara individual terhadap respon yang diterima
suatu variabel (Kurnia, 2005). Dengan kata lain variance decomposition
menggambarkan kontribusi persentase varian setiap variabel karena adanya
perubahan variabel tertentu di dalam VAR atau berfungsi untuk menganalisis seberapa
besar goncangan dari sebuah variabel mempengaruhi variabel lain.
23
Portofolio Volume 9 No. 1, Mei 2012 : 18-30
IV. HASIL PENELITIAN
4.1. Hasil Uji Stasioneritas Data
Seperti yang telah disebutkan diatas, metoda pengujian yang digunakan untuk
melakukan uji stasioneritas data dalam penelitian ini adalah uji ADF (Augmented
Dickey Fuller) dengan menggunakan taraf nyata lima persen. Jika nilai t-ADF lebih
kecil dari nilai kritis MacKinnon atau nilai probability lebih kecil dari 5%, maka dapat
disimpulkan bahwa data yang digunakan adalah stasioner (tidak mengandung akar
unit).
Tabel 4.1. Hasil Uji Akar Unit
lrer
-1.734093
Level
Constant,
linear trend
-1.549988
lreserve
0.031785
-3.206732
4.208081
-5.749892**
-5.666403**
-3.398907**
rategap
-4.524348**
-4.581183**
-4.545262**
-8.629580**
-8.426426**
-8.835482**
Variabel
constant
none
-0.251686
-5.590457**
first difference
Constant,
linear trend
-5.838219**
-5.697508**
constant
none
Sumber: Hasil Pengolahan data
Keterangan: ** sig. pada level 1%, * sig. pada level 5%
Pengujian akar-akar unit ini dilakukan pada tingkat level sampai dengan first
difference. Hasil uji ADF pada tabel di atas, diketahui bahwa variabel-variabel yang
digunakan dalam penelitian ini tidak ada yang mencapai stasioner pada tingkat level
kecuali variabel selisih suku bunga riil (rategap). Namun setelah dilakukan first
difference barulah semua data stasioner pada taraf nyata lima persen bahkan satu
persen. Artinya data yang digunakan pada penelitian ini terintegrasi pada ordo satu
atau dapat disingkat menjadi I(1).
4.2
Penetapan Lag Optimum
Pengujian panjang lag optimum ini sangat berguna untuk menghilangkan
masalah autokorelasi dalam sistem VAR. Sehingga dengan digunakannya lag optimal
diharapkan tidak muncul lagi masalah autokorelasi. Penentuan lag optimal yang
digunakan dalam penelitian ini berdasarkan lag terpendek dengan menggunakan
Hannan Quinnon (HQ). Hasilnya menunjukkan bahwa model persamaan mengalami
lag optimal pada lag 1 sebagaimana diperlihatkan pada tabel berikut ini:
Tabel 4.2. Hasil Uji Lag Optimum
Lag
0
1
2
LR
FPE
AIC
SC
HQ
NA
1.096788 8.605852 8.753960 8.643101
91.68142* 0.019452* 4.563123* 5.155555* 4.712118*
8.902145 0.025616 4.789348 5.826103 5.050089
Keterangan:
LR: sequential modified LR test statistic (each test at 5% level)
FPE: Final prediction error
AIC: Akaike information criterion
SC: Schwarz information criterion
HQ: Hannan-Quinn information criterion
24
Hubungan Dinamis Cadangan Devisa, Selisih Suku Bunga Riil dan Nilai Tukar Riil
Di Indonesia Periode 1986-2010
4.3.
Hasil Uji Kointegrasi
Pengujian ini dilakukan dalam rangka memperoleh hubungan jangka panjang
antarvariabel yang telah memenuhi persyaratan selama proses integrasi yaitu di mana
semua variabel telah stasioner pada derajat yang sama yaitu derajat 1, I(1). Informasi
jangka panjang diperoleh dengan menentukan terlebih dahulu rank kointegrasi untuk
mengetahui berapa sistem persamaan yang dapat menerangkan dari keseluruhan
sistem yang ada. Hasil pengujian kointegrasi berdasarkan nilai trace statistics dan max
eigen dibandingkan dengan nilai kritis 5%. Jika nilai trace stat atau nilai Max-eigen
lebih besar dari nilai kritis 5% maka hal ini menunjukkan bahwa data terkointegrasi.
Hasil pengujian kointegrasi adalah sebagai berikut:
Tabel 4.3. Hasil Uji Kointegrasi
Hypothesized
No. of CE(s) Eigenvalue
None
At most 1
At most 2
0.620644
0.282471
0.194241
Trace
Statistic
0.05
Critical Value
Prob.**
34.89543
12.60197
4.967316
42.91525
25.87211
12.51798
0.2494
0.7686
0.6011
Trace test indicates no cointegration at the 0.05 level
* denotes rejection of the hypothesis at the 0.05 level
**MacKinnon-Haug-Michelis (1999) p-values
Unrestricted Cointegration Rank Test (Maximum Eigenvalue)
Hypothesized
No. of CE(s) Eigenvalue
None
At most 1
At most 2
0.620644
0.282471
0.194241
Max-Eigen
Statistic
0.05
Critical Value
Prob.**
22.29346
7.634658
4.967316
25.82321
19.38704
12.51798
0.1367
0.8529
0.6011
Max-eigenvalue test indicates no cointegration at the 0.05 level
* denotes rejection of the hypothesis at the 0.05 level
**MacKinnon-Haug-Michelis (1999) p-values
Dari tabel di atas maka diketahui nilai trace statistic dan Max eigen lebih kecil
dari nilai kiritis 5% maka dapat diketahui bahwa data tidak menunjukkan adanya
hubungan kointegrasi pada tiap variabel, maka dapat dipastikan bahwa model yang
digunakan dalam penelitian ini adalah VAR (vector Autoregressive) bentuk differensi.
4.3.
Hasil Estimasi VAR (IRF dan VD)
Hasil IRF menunjukkan bahwa guncangan (shock) cadangan devisa
menyebabkan nilai tukar riil responnya bernilai negatif dan responnya relatif stabil
terutama sejak periode ke-5 hingga periode terakhir pengamatan. Perubahan nilai
tukar riil dalam merespon adanya shock variabel selisih suku bunga riil adalah positif
bahkan responnya semakin menurun mendekati nol.
Shock yang terjadi pada nilai tukar riil juga menyebabkan cadangan devisa
memiliki respon yang positif selama periode 1 s.d 3 namun setelah itu responnya
25
Portofolio Volume 9 No. 1, Mei 2012 : 18-30
menjadi negatif dan relatif stabil hingga periode akhir pengamatan. Cadangan devisa
juga merespon negatif terhadap shock selisih suku bunga riil dengan respon yang
relatif stabil hingga periode akhir pengamatan.
Sementara itu selisih suku bunga riil merespon negatif terhadap shock nilai tukar
riil hanya pada periode pertama namun selanjutnya responnya menjadi positif dan
relatif stabil hingga akhir periode akhir pengamatan. Kemudian shock cadangan devisa
direspon negatif oleh selisih suku bunga riil kemudian responnya menurun hingga
periode dua dan relatif stabil hingga periode akhir pengamatan.
Response to Cholesky One S.D. Innovations ± 2 S.E.
Response of DLRER to DLRER
Response of DLRER to DLRESERVE
Response of DLRER to DRATEGAP
.20
.20
.20
.15
.15
.15
.10
.10
.10
.05
.05
.05
.00
.00
.00
-.05
-.05
-.05
-.10
-.10
5
10
15
20
Response of DLRESERVE to DLRER
-.10
5
10
15
20
Response of DLRESERVE to DLRESERVE
5
.4
.4
.2
.2
.2
.0
.0
.0
-.2
-.2
-.2
-.4
5
10
15
20
Response of DRATEGAP to DLRER
10
15
20
5
Response of DRATEGAP to DLRESERVE
8
4
4
4
0
0
0
-4
-4
-4
-8
-8
-8
-12
10
15
20
10
15
20
Response of DRATEGAP to DRATEGAP
8
5
20
-.4
5
8
-12
15
Response of DLRESERVE to DRATEGAP
.4
-.4
10
-12
5
10
15
20
5
10
15
20
Gambar 4.1. Hasil Impulse Respon Function
Hasil variance decomposition menggambarkan kontribusi persentase varian
setiap variabel karena adanya perubahan variabel tertentu di dalam VAR atau
berfungsi untuk menganalisis seberapa besar goncangan dari sebuah variabel
mempengaruhi variabel lain. Hasil variance decomposition adalah sebagai berikut:
26
Hubungan Dinamis Cadangan Devisa, Selisih Suku Bunga Riil dan Nilai Tukar Riil
Di Indonesia Periode 1986-2010
Tabel 4.4. Hasil Variance Decomposition dari Nilai Tukar Riil (DLRER)
Perid
S.E.
DLRER
DLRESERVE
DRATEGAP
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
0.136483
0.158201
0.171831
0.181017
0.187456
0.192119
0.195604
0.198292
0.200434
0.202195
0.203689
0.204992
0.206155
0.207217
0.208201
0.209124
0.210001
0.210838
0.211643
0.212420
0.213173
0.213903
0.214613
0.215305
100.0000
97.23205
95.76468
94.79016
94.02229
93.34714
92.71355
92.09749
91.48801
90.88076
90.27485
89.67109
89.07101
88.47642
87.88904
87.31043
86.74187
86.18440
85.63882
85.10569
84.58539
84.07814
83.58402
83.10301
0.000000
0.112776
0.297499
0.552485
0.873614
1.254467
1.687306
2.163818
2.675675
3.214950
3.774381
4.347526
4.928812
5.513532
6.097782
6.678388
7.252816
7.819080
8.375656
8.921407
9.455512
9.977406
10.48673
10.98330
0.000000
2.655177
3.937819
4.657353
5.104096
5.398395
5.599146
5.738689
5.836318
5.904290
5.950765
5.981389
6.000175
6.010049
6.013177
6.011187
6.005318
5.996519
5.985524
5.972902
5.959097
5.944456
5.929249
5.913689
Tabel 4.5. Hasil
(DLRESERVE)
Period
S.E.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
0.140910
0.197616
0.239619
0.274094
0.303820
0.330208
0.354086
0.375984
0.396262
0.415181
0.432934
0.449670
0.465506
0.480539
0.494847
Variance
DLRER
0.616671
0.654757
0.483340
0.370967
0.338482
0.372370
0.455102
0.571297
0.708806
0.858490
1.013681
1.169647
1.323120
1.471921
1.614670
Decomposition
DLRESERVE
99.38333
99.15729
99.18509
99.16536
99.07227
98.91905
98.72367
98.50186
98.26590
98.02485
97.78514
97.55116
97.32579
97.11077
96.90706
dari
Cadangan
Devisa
DRATEGAP
0.000000
0.187951
0.331574
0.463676
0.589247
0.708576
0.821225
0.926839
1.025290
1.116658
1.201178
1.279189
1.351089
1.417306
1.478274
27
Portofolio Volume 9 No. 1, Mei 2012 : 18-30
16
17
18
19
20
21
22
23
24
0.508496
0.521541
0.534032
0.546009
0.557510
0.568568
0.579210
0.589464
0.599352
1.750566
1.879216
2.000516
2.114558
2.221564
2.321839
2.415736
2.503633
2.585913
96.71502
96.53464
96.36565
96.20759
96.05991
95.92202
95.79327
95.67305
95.56075
1.534418
1.586145
1.633838
1.677854
1.718522
1.756142
1.790990
1.823314
1.853341
Tabel 4.6. Hasil Variance Decomposition dari Selisih Suku Bunga Riil
(Rategap)
Period
S.E.
DLRER
DLRESERVE
DRATEGAP
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
9.326089
9.349018
9.371971
9.392967
9.412452
9.430773
9.448175
9.464831
9.480866
9.496370
9.511408
9.526029
9.540269
9.554158
9.567717
9.580964
9.593914
9.606579
9.618970
9.631095
9.642964
9.654584
9.665962
9.677103
64.40377
64.21458
64.08049
63.93491
63.78088
63.62136
63.45858
63.29421
63.12948
62.96532
62.80245
62.64139
62.48252
62.32612
62.17241
62.02152
61.87356
61.72857
61.58659
61.44763
61.31168
61.17870
61.04867
60.92155
0.907190
1.174526
1.439494
1.707577
1.977191
2.246915
2.515580
2.782234
3.046117
3.306627
3.563297
3.815771
4.063784
4.307149
4.545739
4.779476
5.008324
5.232278
5.451358
5.665604
5.875075
6.079837
6.279969
6.475555
34.68904
34.61089
34.48002
34.35751
34.24193
34.13172
34.02584
33.92356
33.82441
33.72805
33.63425
33.54284
33.45370
33.36673
33.28185
33.19900
33.11812
33.03915
32.96205
32.88676
32.81325
32.74146
32.67136
32.60290
Dari tabel 4.4. di atas, dapat diketahui bahwa pergerakan nilai tukar riil
dipengaruhi oleh shock nilai tukar riil itu sendiri dimana pada periode ke-1
kontribusinya sebesar 100%. Pada periode selanjutnya pengaruh dari shock cadangan
nilai tukar riil semakin menurun dan variabel cadangan devisa serta selisih suku bunga
riil mulai memberikan pengaruh terhadap fluktuasi nilai tukar riil. Pada periode ke 24,
pergerakan nilai tukar riil dapat dijelaskan oleh shock nilai tukar riil itu sendiri sebesar
83,10%, shock variabel cadangan devisa sebesar 10,98% dan variabel selisih suku
bunga riil sebesar 5,91%.
28
Hubungan Dinamis Cadangan Devisa, Selisih Suku Bunga Riil dan Nilai Tukar Riil
Di Indonesia Periode 1986-2010
Selanjutnya dari tabel 4.5., pergerakan nilai cadangan devisa pada periode ke1 dipengaruhi oleh shock cadangan devisa itu sendiri sebesar 99,38% dan shock
variabel nilai tukar riil sebesar 0,62%. Pada periode selanjutnya pengaruh dari shock
cadangan devisa itu sendiri semakin menurun. Sementara itu shock nilai tukar riil dan
shock selisih suku bunga riil mulai meningkat pengaruhnya terhadap fluktuasi
cadangan devisa. Pada periode ke-24, pergerakan cadangan devisa dapat dijelaskan
oleh shock cadangan devisa itu sendiri yaitu sebesar 95,56%, shock variabel nilai tukar
riil sebesar 2,59% dan shock variabel selisih suku bunga riil sebesar 1,85%.
Adapun pergerakan selisih suku bunga riil banyak dipengaruhi oleh shock nilai
tukar riil sebesar 64,40%, diikuti oleh shock variabel selisih suku bunga riil itu sendiri
sebesar 34,69% dan shock cadangan devisa 0,91%. Pada periode selanjutnya
pengaruh dari shock nilai tukar riil dan selisih suku bunga riil semakin menurun
sedangkan pengaruh shock cadangan devisa meningkat. Hal ini terihat pada periode
ke-24, kontribusi dari shock nilai tukar riil dan selisih suku bunga riil itu sendiri masingmasing menjadi 62,64% dan 33,54% sedangkan kontribusi shock cadangan devisa
menjadi 6,47% lebih tinggi dari periode awal yang hanya mencapai 0,91% (lihat tabel
4.6.).
V.
SIMPULAN DAN SARAN
5.1. Simpulan
Kesimpulan dari hasil analisis ini secara umum adalah:
1.
Hasil analisis dari impulse respon function adalah bahwa nilai tukar riil merespon
secara negatif terhadap guncangan (shock) cadangan devisa dan merespon
positif terhadap shock selisih suku bunga riil. Adapun cadangan devisa
merespon negatif terhadap shock nilai tukar riil dan selisih suku bunga riil
dengan nilai respon yang relatif stabil. Sementara itu variabel selisih suku bunga
riil merespon secara positif terhadap shock nilai tukar riil dan merespon negatif
terhadap shock cadangan devisa dengan nilai respon yang relatif stabil.
2.
Hasil analisis variance decomposition menunjukkan bahwa pergerakan nilai tukar
riil banyak dipengaruhi oleh shock nilai tukar riil itu sendiri dimana sampai
dengan periode akhir pengamatan (periode ke-24) kontribusinya mencapai
83,10% sedangkan kontribusi shock cadangan devisa dan selisih suku bunga riil
masing-masing hanya sebesar 10,98% dan sebesar 5,91%. Pada periode yang
sama, pergerakan nilai cadangan devisa juga banyak dipengaruhi oleh shock
cadangan devisa itu sendiri yaitu sebesar 95,56%, diikuti oleh pengaruh shock
nilai tukar riil 2,59% dan selisih suku bunga riil 1,85%. Sedangkan pergerakan
selisih suku bunga riil lebih banyak dipengaruhi oleh shock nilai tukar riil yaitu
sebesar 60,92%, diikuti oleh pengaruh shock variabel selisih suku bunga riil itu
sendiri sebesar 32,60% dan shock cadangan devisa 6,47%.
5.2. Saran
1. Pengelolaan nilai tukar dan cadangan devisa tidak dapat dipisahkan dari
pengelolaan suku bunga. Untuk menjaga keharmonisan hubungan nilai tukar,
cadangan devisa dan suku bunga, perlu ada independensi Bank Sentral dalam
melaksanakan kebijakan moneternya. Semakin independen bank sentral, atau
semakin kecil intervensi pemerintah terhadap penyelenggaraan kebijakan moneter
oleh bank sentral, akan semakin efektif pula pengelolaan ekonomi nasional secara
makronya.
29
Portofolio Volume 9 No. 1, Mei 2012 : 18-30
2.
Model VAR masih memiliki keterbatasan khususnya dalam hal menganalisis
kebijakan sehingga perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan menambahkan
series data dan variabel-variabel yang sesuai dengan teori. Disamping itu perlu
dilakukan penelitian dengan beberapa model atau pendekatan sehingga
memberikan hasil kajian yang lebih mendalam dan lebih baik dibandingkan jika
hanya menggunakan satu model.
DAFTAR PUSTAKA
Bank Indonesia, Statistik Ekonomi dan Keuangan Indonesia. 2011
Frederic S. Mishkin. The Economics of Money, Banking, and Financial Markets, 6th
edition. New York: Addison Wesley, 2001
Gujarati, Damodar. Basic Econometrics. 4th edition. McGra-Hill Company. International
edition, 2003
Halwani, Hendra. Ekonomi Internasional dan Globalisasi Ekonomi. Jakarta: Ghalia.
Indonesia, 2005.
Husman, Jardine Ariena. Estimasi Niilai Tukar Rupiah Pasca Krisis: Pendekatan
Model Komposit. Buletin Ekonomi Moneter dan Perbankan. Edisi Desember,
2005.
IMF, Internatinal Financial Statistics. 2011
Jin, Zhongxia. 2003. The Dynamics of Real Interest Rates, Real Exchange Rates and
Balance of Payment in China; 1980-2002. International Monetary Fund. Working
Paper, April 2003
Kurnia, S.A. Analisis Interdependensi Neraca Transaksi Berjalan dan Neraca Modal
Indonesia Pendekatan Model Vector Autoregressive dan Vector Error Correction
1981.1-2002.3. Jurnal Ekonomi Pembangunan. Pp 43-66, 2005.
Mankiew, N.,G. Macroeconomics. Fourth edition.New York : Worth Publisher Inc., 2000
Mc Donald. R & Peter B. Clark. Filtering the Behavioral Equilibrium Exchange Rate
(BEER): A Permanent and Transitory Decomposition. Global Finance Journal,
Volume 15, Issue 1, 2004 , Pages 29-56, 2004
Widarjono, A. Ekonometrika Pengantar dan Aplikasinya. Yogyakarta: Ekonisia Fakultas
Ekonomi UII, 2009.
BIODATA PENULIS
Euis Eti Sumiyati, SE. MSi adalah Dosen Tetap Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi
UNJANI.
30
Download