BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kanker adalah penyakit

advertisement
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Kanker adalah penyakit akibat pertumbuhan tidak normal dari sel-sel
jaringan tubuh yang berubah menjadi sel kanker. Dalam perkembangannya, sel-sel
kanker ini dapat menyebar ke bagian tubuh lainnya sehingga dapat menyebabkan
kematian (WHO,2014).
Kanker sering dikenal oleh masyarakat sebagai tumor, padahal tidak semua
tumor adalah kanker. Tumor adalah segala benjolan tidak normal atau abnormal.
Tumor dibagi dalam 2 golongan, yaitu tumor jinak dan tumor ganas. Kanker
adalah istilah umum untuk semua jenis tumor ganas (WHO,2014).
Kanker atau tumor ganas adalah pertumbuhan sel/jaringan yang tidak
terkendali, terus bertumbuh/bertambah, immortal (tidak dapat mati). Sel kanker
dapat menyusup ke jaringan sekitar dan dapat membentuk anak sebar (WHO
2014).
Kanker adalah penyebab kematian kedua di Amerika Serikat, mengikuti
penyakit jantung. Ada banyak penyebab kanker termasuk genetik dan faktorfaktor lingkungan. Meskipun banyak diketahui mengenai pencegahan dan terapi
kanker, masih banyak pertanyaan yang belum terjawab (Peckenpaugh, 2005).
Akhir-akhir ini insiden kanker sebagai salah satu jenis penyakit tidak
menular semakin meningkat. Menurut WHO jumlah penderita kanker di dunia
setiap tahun bertambah sekitar 7 juta orang, dan dua per tiga diantaranya berada di
negara-negara yang sedang berkembang. Jika tidak dikendalikan, diperkirakan 26
juta orang akan menderita kanker dan 17 juta meninggal karena kanker pada tahun
2030. Ironisnya, kejadian ini akan terjadi lebih cepat di negara miskin dan
berkembang (WHO, 2007).
Di Indonesia, tiap tahun diperkirakan terdapat 100 penderita baru per
100.000 penduduk. Ini berarti dari jumlah 237 juta penduduk, ada sekitar 237.000
Universitas Sumatera Utara
penderita kanker baru setiap tahunnya. Sejalan dengan itu, data empiris juga
menunjukkan bahwa kematian akibat kanker dari tahun ke tahun terus meningkat.
Berdasarkan hasil Riskesdas tahun 2007, sekitar 5,7 % kematian semua umur
disebabkan oleh kanker ganas. Menurut Prof. Tjandra Yoga, di Indonesia
prevalensi tumor/kanker adalah 4,3 per 1000 penduduk. Kanker merupakan
penyebab kematian nomor 7 (5,7%) setelah stroke, TB, hipertensi, cedera,
perinatal, dan DM (WHO, 2007).
Angka kesembuhan secara keseluruhan pada pasien dengan keganasan
melebihi 70% dan diperkirakan mencapai 85% pada tahun 2010 di negara-negara
industri. Namun, 85% pada pasien yang berada pada negara-negara berkembang,
dimana akses untuk mendapatkan perawatan yang memadai sangat terbatas, status
kesehatan sering sekali dipengaruhi oleh penyakit-penyakit infeksi dan malnutrisi.
Selain dari faktor-faktor lain yang mempengaruhi (perbedaan definisi mengenai
status nutrisi, metode pengukuran status gizi yang bervariasi), dikatakan bahwa
prevalensi kejadian malnutrisi pada saat diagnosa mencapai 50% pada pasien
dengan keganasan di negara-negara berkembang (Harmoko,2010).
Nutrisi merupakan bagian yang penting pada penatalaksanaan kanker, baik
pada pasien yang sedang menjalani terapi, pemulihan dari terapi, pada keadaan
remisi maupun untuk mencegah kekambuhan. Status nutrisi pada pasien kanker
diketahui berhubungan dengan respon terapi, prognosis dan kualitas hidup.
Kurang lebih 30-87% pasien kanker mengalami malnutrisi sebelum menjalani
terapi. Insiden malnutrisi tersebut bervariasi tergantung pada asal kanker,
misalnya pada pasien dengan kanker pankreas dan gaster mengalami malnutrisi
sampai 85%, 66% pada kanker paru, dan 35% pada kanker payudara
(Sutandyo,2009).
Hariani (2006) dalam Triharini (2009) menjelaskan status nutrisi juga dapat
mempengaruhi hasil dari pengobatan kemoterapi. Penderita dengan malnutrisi
sering tidak dapat mentoleransi terapi termasuk kemoterapi dan lebih mempunyai
kecenderungan mengalami lebih banyak efek samping terhadap terapi kanker.
Pada sebuah penelitian yang dilakukan oleh Tian,Chen & Hang, (2007) dalam
Universitas Sumatera Utara
Triharini, (2009) tentang status nutrisi dan psikologis pada pasien kanker
gastrointestinal, didapatkan hasil bahwa status nutrisi yang buruk dan kecemasan
dapat mempengaruhi beratnya efek samping treatment kanker.
Penilaian status gizi pada pasien yang menderita keganasan sangat penting
untuk diidentifikasi sehingga dapat dilakukan penanganan malnutrisi dan juga
untuk
memastikan
penyediaan
nutrisi
yang
tepat
untuk
meningkatkan
penyembuhan dan kesehatan jangka panjang pasien. Berat badan menjadi terlalu
rendah atau berlebih mempunyai hubungan dengan penanganan yang baik dan
mortalitas. Perubahan dalam metabolisme nutrisi dan komposisi tubuh pada
pasien yang mengalami keganasan terjadi sebagai hasil dari penyakit keganasan
itu sendiri dan terapi yang dilakukan (Harmoko,2010)..
Status gizi pasien yang menderita keganasan dapat mempengaruhi
perjalanan penyakit, efek dari pengobatan, kualitas hidup dan kelangsungan hidup
penderita sehingga pengetahuan mengenai status gizi pada pasien yang menderita
keganasan sangat penting untuk diketahui (Sutandyo,2009).
Menurut Ottery (1994) dalam J Bauer et,al.(2002) yang merupakan elemen
essensial dari sebuah program tatalaksana nutrisi untuk pasien kanker adalah
identifikasi dini terhadap pasien pada keadaan risiko tinggi untuk menentukan
tingkat defisit, intervensi nutrisi yang tepat. Pendekatan komprihensif terhadap
tatalaksana nutrisi dapat memberikan perbaikan dalam status nutrisi, kualitas
hidup, kepuasan pasien dan hasil terapi kanker.
Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk meneliti status gizi pasien yang
menderita keganasan hematologi di Poli Penyakit Dalam divisi Hemato-Onkologi
Medik RSUP H. Adam Malik Medan. Sebagaimana juga diketahui bahwa RSUP
H. Adam Malik Medan merupakan rumah sakit rujukan utama di Provinsi
Sumatera Utara.
Universitas Sumatera Utara
1.2. Rumusan Masalah
Dari uraian latar belakang di atas dapat disimpulkan satu pertanyaan pada
penelitian ini, yaitu: “ Bagaimanakah gambaran status nutrisi pada pasien kanker
di Poli Penyakit Dalam divisi Hemato-Onkologi Medik RSUP H. Adam Malik
pada Bulan September – November 2014 ? “
1.3.Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran status nutrisi
pasien kanker di poli Penyakit Dalam divisi Hemato-Onkologi Medik RSUP
H.Adam Malik pada Bulan September – November 2014.
1.4. Manfaat Penelitian
a) Bagi Rumah Sakit, hasil penelitian ini dapat menjadi masukan bagi pihak
manajemen rumah sakit untuk lebih memperhatikan status nutrisi pasien
dengan memberikan edukasi tentang nutrisi kepada pasien keganasan baik
rawat inap dan rawat jalan.
b) Bagi dokter, hasil penelitian ini memberikan gambaran status nutrisi pada
pasien keganasan, kemudian diharapkan agar dapat membantu penatalaksanaan
malnutrisi serta edukasi pada pasien .
c) Bagi masyarakat, hasil penelitian ini memberi informasi pada masyarakat
bahwa pola asupan nutrisi yang baik dapat membantu proses pengobatan dan
merupakan masalah kesehatan yang perlu dikonsultasikan dengan tenaga medis
agar mendapat penanganan yang tepat.
d) Bagi peneliti, hasil penelitian ini diharapkan untuk menjadi pembelajaran
mengenai gambaran status nutrisi pada pasien yang mengalami keganasan serta
pembelajaran mengenai keilmuan nutrisi pada pasien kanker.
Universitas Sumatera Utara
Download