Meningkatkan Kemampuan (Rahmat Y.)

advertisement
Meningkatkan Kemampuan Berpikir .... (Rahmat Yulianto) 1
MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS PADA
MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
MENGGUNAKAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING
SISWA KELAS IV SDN I KEPUHSARI, KECAMATAN
MANYARAN, KABUPATEN WONOGIRI
IMPROVING THE ABILITY OF CRITICAL-THINKING IN SOCIAL
STUDIES USING PROBLEM BASED LEARNING AT THE FOURTH
GRADE OF SDN 1 KEPUHSARI, MANYARAN SUB DISTRICT, WONOGIRI
REGENCY
Oleh: Rahmat Yulianto, Fakultas Ilmu Pendidikan, Email: [email protected]
Abstrak
Penelitian ini bertujuan meningkatkan kemampuan berpikir kritis pada mata pelajaran
Ilmu Pengetahuan Sosial melalui Model Problem Based Learning siswa kelas IV SDN I
Kepuhsari, Kecamatan Manyaran, Kabupaten Wonogiri. Penelitian ini merupakan
penelitian tindakan kelas, yang terdiri atas 2 siklus. Subjek penelitian sebanyak 23 siswa,
12 laki-laki, dan 11 perempuan. Teknik pengambilan data menggunakan observasi dan
soal. Instrumen penelitian meliputi lembar observasi berpikir kritis siswa & lembar
observasi guru dan tes. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan teknik deskriptif
kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan dengan menerapkan model Problem Based
Learning di kelas IV SDN I Kepuhsari, pada siklus I kemampuan berpikir kritis siswa
berada pada skor 322 dengan kategori cukup. Hasil pelaksanaan siklus II berdasakan
observasi kemampuan berpikir kritis siswa berada pada skor 407 dengan kategori berpikir
kritis. Dengan demikian model Problem based learning dapat meningkatkan berpikir
kritis siswa kelas IV SDN I Kepuhsari.
Kata kunci: berpikir kritis, ilmu pengetahuan sosial, problem based learning.
Abstract
The research aims to improve the ability of critical-thinking in Social Studies through
Problem Based Learning at the fourth grade of SDN 1 Kepuhsari, Manyaran Sub district,
Wonogiri Regency.This research is a Classroom Action Research, consists of two cycles.
The subject of the research consists of 23 students; they are 12 boys and 11 girls.The
research data were collected by using observation and test.The research instrument used
observation sheet of student critical-thinking & teacher observation sheet and test. To
analyze the data, the researcher applied the quantitative descriptive technique.The results
of the research show that by applying Problem Based Learning at the fourth grade of SD
N 1 Kepuhsari, in the first cycle the students ability of critical-thinking at the 322 score
by sufficient category. And in the second cycle, the student ability of critical-thinking at
the 407 score by critical-thinking category. Therefore, Problem Based Learning can
improve the students’ ability of critical-thinking at the fourth grade of SD N 1 Kepuhsari.
Keywords: critical-thinking, social studies, problem based learning
2 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 12 Tahun ke IV Agustus 2015
pengamatan yang dilakukan bulan September
PENDAHULUAN
Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial
2013
pada
saat
berlangsungnya
proses
(IPS) di SD hendaknya bisa memberikan sustu
pembelajaran IPS diketahui bahwa pembelajaran
aktifitas untuk mencapai suatu tujuan yang
masih kurang melibatkan siswa. Guru masih
memuat keyakinan dan perilaku yang rasional.
berperan dominan dalam proses pembelajaran.
Pembelajaran diharapkan mampu melatih siswa
Sebagai
menekankan kemampuan membuat keputusan
kesempatan
atau pertimbangan-pertimbangan dalam berfikir,
mendorong siswa berfikir kritis. selain itu siswa
hal ini sesuai dengan Enis (Sapriya, 2009:144)
dalam pembelajaran IPS kurang aktif dalam
“berfikir kritis merupakan aktifitas berfikir
mengembangkan
secara reflektif dan rasional yang difokuskan
bertindak,
pada penentuan apa yang harus diyakini dan apa
pembelajaran untuk melakukan kegiatan analisis.
yang harus dilakukan”. Belajar melatih siswa
Dikarenakan
berfikir kritis dan keterampilan memecahkan
dilaksanakan oleh guru tersebut lebih mengarah
masalah,
pada ceramah atau menerangkan dan diakiri
mendukung
pengembangan
contoh,
guru
dalam
belum
pembelajaran
kreatifitas
siswa
memberi
tidak
proses
berfikir
dilibatkan
pembelajaran
untuk
dan
dalam
yang
keterampilan, serta memperoleh pengetahuan.
dengan
Dengan pembelajaran yang demikian maka akan
pembelajaran
melatih siswa membuat keputusan yang tepat,
kemampuan berfikir kritis dalam memahami
cermat, sistematis dan logis. Tujuan berfikir
materi yang telah diajarkan dan belum dapat
kritis menurut Sapriya (2009: 144) adalah “untuk
memecahkan masalah sosial yang ada. Berbeda
menilai suatu pemikiran menaksir nilai bahkan
dengan saat pembelajaran yang lainnya siswa
mengevaluasi pelaksanaan atau praktik dari
telah
suatu pemikiran dan nilai tersebut”. Sedangkan
pembelajaran.
dalam pembelajaran perlunya mengembangkan
pembelajaran IPS kurang memiliki keberanian
kemampuan berfikir kritis pada pembelajaran
untuk menyampaikan pendapat pada siswa lain
IPS untuk para siswa di sekolah cukup beralasan.
sehingga menyempitkan pemahaman tentang
Hal ini sesuai dengan Sapriya (2009: 143) bahwa
masalah
kemampuan berfikir kritis ini sangat dianjurkan
mempelajari
oleh para ahli pendidikan ilmu sosial. Berfikir
melakukan kegiatan analisis terhadap fakta atau
kritis juga memunculkan berfikir kreatif yang
kenyataan, membuat generalisasi, mengordinasi
akan mengantarkan siswa lebih mendukung
dan mempertahankan ide, membuat komparasi,
keterampilan siswa dalam memecahkan masalah.
membuat kesimpulan dan memecahkan masalah.
Berfikir kreatif akan menjadi berkembang disaat
Dari permasalahan yang telah dipaparkan di atas
berfikir kretif diterapkan. Berdasarkan hasil
maka perlu dilakukan sebuah tindakan untuk
mencatat.
Siswa
IPS
kurang
menunjukkan
IPS
belum
kritis
dalam
dipelajarinya.
mengikuti
menunjukkan
berfikir
Siswa
yang
dalam
dalam
mengikuti
Siswa
dalam
dibiasakan
untuk
Meningkatkan Kemampuan Berpikir .... (Rahmat Yulianto) 3
meningkatkan berfikir kritis siswa dengan model
memahami
pembelajaran Problem Based Learning (PBL),
Meskipun dalam pembelajaran yang lain sudah
dimana
didik
menunjukkan kemampuan berfikir kritis.
awal
Subjek Penelitian dan Objek Penelitian
dalam
diharapkan
pembelajaran
mengetahui
peserta
masalah
sebagai
di
yang
telah
diajarkan.
proses
Subjek penelitian didasarkan pada hasil
pembelajaran. PBL akan dapat lebih memahami
observasi oleh guru yang bersangkutan yaitu
isi pelajaran, menantang kemampuan siswa,
guru kelas IV SDN IV Kepuhsari. Pertimbangan
dapat
digunakannya
pembelajaran
meningkatkan
pemicu
materi
aktivitas
pembelajaran
kelas
ini
sebagai
penelitian
siswa, memahami masalah dalam dunia nyata
dikarenakan pembelajaran di kelas ini siswa
serta mengembangkan pengetahuan barunya dan
kurang antusias sehingga terlihat pasif. Hal ini
bertanggung
pembelajaran.
ditandai dengan siswa yang engan bertanya
Diharapkan dalam menggunakan model PBL
kepada guru, mesti telah diberi kesempatan
tersebut
bertanya. Sedangkan objek penelitian dalam
jawab
dapat
dalam
meningkatkan
kemampuan
berfikir kritis siswa.
penelitian ini adalah siswa, materi pelajaran dan
METODE PENELITIAN
guru kelas IV SDN I Kepuhsari. Adapun siswa
Penelitian
ini
merupakan
Penelitian
dicermati sebagai objek ketika siswa yang
Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom Action
bersangkutan
Research (CAR). Merupakan suatu pencermatan
pembelajaran dei kelas. Siswa tersebut berjumlah
terhadap kegiatan yang sengaja dimunculkan,
23 siswa yang terdiri dari siswa laki-laki
dan terjadi pada sebuah kelas. Penelitian ini
berjumlah 11 siswa dqn perempuan berjumlah 12
merupakan PTK partisipan, yang dimaksud
siswa. Materi pelajaran sebagai objek penelitian
dengan PTK partisipan adalah apabila penelitian
dapat dicermati ketika guru sedang mengajar
terlibat langsung di dalam proses penelitian sejak
atau menyampaikan materi sebagai bahan yang
awal sampai dengan hasil penelitian yang berupa
ditugaskan kepada siswa. Sedangkan guru
laporan. Dengan demikian penelitian terlibat
sebagai objek penelitian dapat dicermati ketika
mulai dari perencanaan, pelaksanaan, memantau,
yang bersangkutan sedang mengajar di kelas.
mencatat dan mengumpulkan data.
Teknik Pengambilan Data
Teknik
Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan dikelas IV SDN I
sedang
asik
pengambilan
mengikuti
data
dalam
penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan
Kepuhsari, Kecamatan Manyaran, Kabupaten
antara lain:
Wonogiri. Dimana pada kelas tersebut memiliki
Teknik Observasi, observasi yang dilakukan
permasalahan
IPS
dengan cara partisipatif dimana pengamat ikut
berlangsung. Permasalahannya adalah siswa
dalam kegiatan pembelajaran yang sedang
dalam
IPS
berlangsung.
Dalam
pelaksanaan
menunjukkan kemampuan berfikir kritis dalam
pengamatan
siswa
menggunakan
saat
mengikuti
pembelajaran
pembelajaran
observasi
lembar
4 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 12 Tahun ke IV Agustus 2015
observasi
berfikir
kritis
dan
pengamatan
selesai siswa melakukan diskusi kelas yang
terhadap guru menggunakan lembar observasi
dipandu oleh guru.
guru berdasarkan metode PBL.
Siklus I Tindakan Kedua
Teknik tes, tes pada penelitian ini akan
dilaksanakan
pada
akhir
pelaksanaan
Pada kegiatan ini guru memberikan
pengarahan kepada siswa agar masing-masing
pembelajaran siklus berakhir.
kelompok untuk melakukan diskusi. Pada saat
Teknik Analisis Data
diskusi guru melakukan bimbingan terhadap
Teknik analisis data dalam penelitian dilakukan
masing-masing kelompok secara merata untuk
secara deskriptif kuantitatif.
membantu kesulitan yang dialammi siswa.
Hasil Penelitian dan Pembahasan
Setelah diskusi selesai, guru melanjutkan dengan
Hasil Penelitian
diskusi kelas. diskusi kelas ditujukan untuk
Penelitian ini berlangsung selama dua siklus
membahas hasil dari diskusi kelompok dan
pada materi masalah sosial.
menyamakan
Siklus I Tindakan Pertama
pengangguran. Guru bertindak sebagai fasilitator
Kegiatan awal pada tindakan pertama
proses
pembelajaran
dimulai
guru
dengan
dalam
persepsi
diskusi
kelompok
kelas,
terkait
dan
menyampaikan
materi
masing-masing
simpulan
diskusi
membuka pembelajaran oleh guru. Dilanjutkan
mereka sebagai bentuk laporan dari diskusi
dengan guru menyampaikan tujuan pembelajaran
kelompok.
dan apersepsi serta pertanyaan. Apersepsi yang
Observasi
dilakukan
dengan
gambar
Berdasarkan data hasil observasi pada
pengemis dan gambar keluarga yang tinggal di
pembelajaran siklus I, diperoleh beberapa hal
pemukiman
sebagai berikut:
kumuh
menunjukkan
dengan
mengajukan
pertanyaan “apa yang menyebabkan orang dalam
Guru
kedaan seperti gambar ini Guru kemudian
pembelajaran yang akan dilaksanakan.
membagi kelas menjadi lima kelompok dan
Guru kurang memotivasi siswa dalam berdiskusi
meminta siswa untuk untuk berkelompok sesuai
sehingga
dengan anggotanya. Setelah siswa berkelompok
kelompok cenderung pasif apabila sudah ada
kemudian guru menjelaskan kepada siswa
teman yang menyampaikan pendapatnya.
tentang kegiatan yang akan dilakukan. Kemudian
Guru masih kurang membantu siswa saat siswa
guru membagikan lembar LKS kepada tiap
menyampaikan hasil diskusi.
kelompok. Kegiatan inti dilakukan siswa dengan
Refleksi Tindakan Siklus
telah
menyampaikan
siswa
dalam
tujuan
melakukan
dari
diskusi
membaca dan memahami LKS dan menjawab
Berdasarkan hasil tindakan pada siklus I
pertanyaan sesuai dengan LKS.?”. Kegiatan ini
masalah-masalah yang mempengaruhi jalannya
dilakukan dengan membaca permasalahan yang
pelaksanaan tindakan yang perlu diatasi atau
ada dalam bacaan secara berkelompok. Setelah
diperbaiki antara lain:
Meningkatkan Kemampuan Berpikir .... (Rahmat Yulianto) 5
1. Guru kurang memotivasi siswa dalam
berdiskusi
sehingga
dalam
terhadap siswa dan kelompok yang mengalami
kelompok
kesulitan. Siswa dalam berdiskusi kadang timbul
cenderung pasif apabila sudah ada teman
kegaduhan disebabkan saling berbeda pendapat
yang menyampaikan pendapatnya.
dalam menentukan kesimpulan. Sehingga guru
melaksanakan
siswa
disetiap kelompok untuk memberikan bimbingan
diskusi
2. Guru masih kurang membantu siswa saat
kurang
dapat
menganalisis
informasi yang diberikan.
4. Siswa
dalam
menginggatkan
siswa
bisa
Setelah diskusi yang dilakukan selesai guru
melanjutkan
menemukan
agar
mengontrol suaranya.
siswa menyampaikan hasil diskusi.
3. Siswa
selalu
dengan
diskusi
kelas
setiap
berbagai
kelompok telah siap dengan wakilnya untuk
alternatif solusi dari masalah kurang bisa
menyampaikan hasil diskusinya. Hanya ada dua
menyampaikan kepada teman.
kelompok yang guru harus membujuk untuk
5. Dalam pembentukan kelompok siswa
membacakan hasil diskusinya ke depan kelas.
kurang bisa mengikuti perintah guru
Dalam membacakan hasil diskusi kelompok
dalam
berkelompok,
sehingga
terdapat variasi jawaban dari masing-masing
sering
gaduh
saat
pada
siswa
pembagian
kelompok.
kelompok.
Siklus II Tindakan Kedua
Kegiatan
6. Saat mempresentasikan hasil diskusi
dengan
dengan
kelompok
kelompok didepan kelas, guru harus
berkelompok
menunjuk siswa untuk maju dikarenakan
sebelumnya. Dalam berkelompok ini siswa siswa
siswa
mulai melakukan dengan penuh kesadaran tanpa
kurang
kesadaran
untuk
sesuai
dilanjutkan
mempresentasikan hasil.
adanya permintaan pindah oleh siswa. Siswa
Melalui lembar observasi berpikir kritis,
memperhatikan penjelasan guru tentang kegiatan
secara klasikal memperoleh sekor 322 (lihat Data
yang akan dilakukan dalam kegiatan kelompok.
kemampuan berfikir kritis siswa siklus I) dengan
Selanjutnya siswa mengerjakan sesuai perintah
kategori cukup kritis. Hasil ini belum sesuai
dari
dengan indikator keberhasilan minimal berada
didiskusikan bersama satu kelompok. Dalam
pada skor (368 – 460) dengan kategori kritis.
diskusi ini siswa selalu berdiskusi dengan teman
Maka dilaksanakanlah siklus II agar tercapai
dalam memecahkan permasalahan. Terjadinya
indikator yang diharapkan.
kerjasama ini ditandai dengan saling bertukar
Siklus II Tindakan Pertama
pendapat dalam memecahkan masalah satu demi
LKS
yang
diterima
dari
guru
dan
Siswa secara berkelompok mempelajari
satu. Guru selalu memberikan bimbingan dari
LKS yang dibagikan oleh guru serta berdiskusi
kelompok satu kelompok ke kelompok yang
memecahkan masalah yang diberikan. Disaat
lainnya. Siswa dalam melakukan diskusi tidak
diskusi kelompok tersebut guru berkeliling
jarang menimbulkan kegaduhan yang membuat
6 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 12 Tahun ke IV Agustus 2015
guru mengingatkan kelompok yang kurang
b. Guru
membantu
siswa
untuk
terkontrol dalam berdiskusi agar tetap menjaga
mendevinisikan dan mengorganisasikan
suasana. kegiatan diskusi kelompok selesai
tugas-tugas belajar.
dilanjutkan dengan diskusi kelas yang dipandu
oleh
guru
diskusi
ini
dilakukan
c. Guru telah mendorong siswa dalam
penyampaian hasil diskusi.
untuk
mengetahui pendapat masing-masing kelompok
Refleksi
Berdasarkan hasil dari tindakan dari
dari permasalahan yang dipelajari. Selama
guru
siklus II secara klasikal kemampuan berpikir
berusaha untuk memotivasi siswa agar bertanya
kritis siswa telah memenuhi minimal indikator
kepada kelompok yang presentasi.
keberhasilan yang diinginkan dengan skor 407
Siklus II Tindakan Ketiga
(sumber lembar observasi berpikir kritis siswa
berlangsungnya
Kegiatan
presentasi
ini
ini
guru
dilakukan
dengan
siklus II), pada dengan kategori kritis. Maka
melanjutkan presentasi dari enem kelompok
diputuskan bahwa pelaksanaan siklus II telah
yang tersisa. Selama presentasi berlangsung,
diangap cukup untuk mengambil kesimpulan
guru berusaha untuk memotivasi siswa agar
dalam penelitian.
bertaya kepada kelompok yang presentasi. Guru
Pembahasan
Permasalahan
memberikan penghargaan kepada siswa maupun
inti
dalam
proses
kelompok yang aktif mengajukan dan menjawab
pembelajaran IPS di kelas IV SDN I Kepuhsari
pertanyaan berupa pujian. Setelah kegiatan
Kecamatan
presentasi selesai, guru guru melanjutkan dengan
adalah
diskusi kelas. diskusi kelas dilaksanakan guna
memahami materi yang telah diajarkan dan
menyamakan pendapat siswa dan menyampaikan
belum dapat memecahkan masalah sosial yang
materi yang belum muncul dalam diskusi
ada. Ketika sesekali diadakan diskusi siswa
kelompok. Dalam diskusi ini, siswa guru juga
kurang
berusaha menjawab pertanyaan yang belum bisa
menyebabkan
dijawab
sehingga
oleh
kelompok
yang
presentasi.
Manyaran
kurangnya
antusias,
Kabupaten
berpikir
kondisi
siswa
Wonogiri
kritis
yang
dalam
demukian
mengalami
kejenuhan,
terhadap
kurangnya
berpengaruh
Kegiatan pembelajaran diakhiri dengan membuat
kemampuan berpikir kritis pada siswa.
kesimpulan yang dilakukan oleh guru dan siswa.
Penelitian ini berupaya untuk meningkatkan
Observasi
kemampuan
siswa
untuk
berpikir
dengan
Berdasarkan data hasil observasi pada
penerapan Problem Based Learning. Penelitian
pembelajaran siklus II diperoleh beberapa hal
ini merupakan sebuah penelitian tindakan kelas
sebagai berikut:
(Clasroom Action Research) yang terdiri dari
a. Guru telah menyampaikan tujuan yang
dua siklus. Dalam pelaksanaan tindakan siklus
diikuti denganpemberian motivasi kepada
peneliti terlibat dari perencanaan, pelaksanaan
siswa.
penelitian,
memantau,
mencatat
dan
Meningkatkan Kemampuan Berpikir .... (Rahmat Yulianto) 7
mengumpulkan data. Pada awal pembelajaran
Keberhasilan dari tindakan yang diberikan dapat
siswa sampai akir pembelajaran kelas IV SDN I
dilihat dari hasil observasi kemampuan berpikir
Kepuhsari sebanyak 23 siswa menjadi subjek
kritis siswa dan hasil tes tertulis. Secara
dalam penelitian ini. Penelitian ini dikemas
keseluruhan kemampuan berpikir kritis siswa
dalam materi “Masalah Sosial”. Berdasarkan
dengan penerapan Problem Based Learning
materi tersebut, materi yang akan dibahas
kategori cukup kritis pada siklus I dengan sekor
meliputi
kemiskinan,
322. Hasil ini belum memenuhi indikator
pengangguran, kenakalan remaja, kejahatan dan
keberhasilan penelitian dengan permasalahan
korupsi. Pada tindakan siklus I topik bahasan
selama tindakan berlangsung antara lain: guru
yang
kurang memotivasi siswa dalam berdiskusi
pokok
diambil
bahasan
yaitu
kemiskinan
dan
pengangguran sedangkan pada tindakan siklus II
sehingga
topik bahasan yang diterapkan adalah kenakalan
kelompok cenderung pasif apabila sudah ada
remaja,
Dalam
teman yang menyampaikan pendapatnya. Guru
bahasan,
masih kurang membantu siswa saat siswa
peneliti mengacu pada kompetensi dasar dan
menyampaikan hasil diskusi. Siswa kurang bisa
setandar kompetensi kurikilum. Instrumen yang
menganalisis informasi yang diberikan. Siswa
digunakan
pembelajaran
dalam menemukan berbagai alternatif solusi dari
dalam penelitian ini adalah Rencana Pelaksanaan
masalah kurang bisa menyamp[aikan kepada
Pembelajaran (RPP), LKS, lembar observasi
teman. Dalam pembentukan kelompok siswa
berpikir kritis siswa, lembar observasi kegiatan
kurang bisa mengikuti perintah guru dalam
guru dan lembar observasi kelompok.
berkelompok, sehingga siswa sering gaduh pada
kejahatan
penyampaian materi
sebagai
dan
korupsi.
setiap
topik
perangkat
siswa
dalam
melakukan
diskusi
Tabel 1. Hasil observasi siklus I
saat
Indikator
mempresentasikan hasil diskusi kelompok di
Persentase Kriteria
pembagian
kelompok.
Saat
Menganalisis Masalah
56,52%
Kurang
depan kelas, guru harus menunjuk siswa untuk
Menganalisis Masalah
53,62%
Kurang
maju dikarenakan siswa kurang kesadaran untuk
Menemukan
Penyebab 63,77%
Cukup
Masalah
Menemukan berbagai alternatif 53,62%
Kurang
Menyeleksi
alasan
dari 56,52%
Kurang
berbagai alternatif solusi
Memilih alternatif pemecahan 63,77%
Menegaskan alasan solusi yang 56,52%
Cukup
Kurang
dipilih
strategi
penerapan 62,32%
diperbaiki
berikutnya.
masalah
solusi
yang mempengaruhi pelaksanaan tindakan siklus
belum berhasil sehingga perlu diatasi atau
solusi
Melatih
mempresentasikan hasil. Permasalahan tersebut
Cukup
selama
pelaksanaan
tindakan
8 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 12 Tahun ke IV Agustus 2015
Tabel 2. Hasil observasi siklus II
Indikator
kemampuan berpikir kritis siswa berada pada
Persentase Kriteria
kategori berpikir cukup kritis dengan sekor 322.
Menganalisis Masalah
71,01%
Cukup
Dengan
Menganalisis Masalah
76,81%
Baik
observasi terhadap guru dan siswa, Kekurangan-
Menemukan Penyebab Masalah
75,36%
Cukup
Menemukan berbagai alternatif 73,91%
Cukup
solusi
Menyeleksi alasan dari berbagai 72,46%
Cukup
memperhatikan
kekurangan
pada
kekurangan yang mempengaruhi hasil dari siklus
I tidak maksimal dapat diperbaharui pada siklus
II. Sehingga pelaksanaan siklus II berhasil
meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa
alternatif solusi
Memilih alternatif pemecahan 78,26%
Baik
masalah
pada kategori berpikir kritis dengan sekor 407.
Dengan meningkatnya kategori berpikir kritis
Menegaskan alasan solusi yang 69,56%
Cukup
dipilih
Melatih strategi penerapan solusi 62,32%
Cukup
Dengan berhasilnya mengatasi masalah
selama
pelaksanaan
tindakan
berlangsung
meningkat menjadi kategori kritis pada siklus II
siswa pada siklus II tersebut dapat disimpulkan
bahwa
penerapan
model
Problem
Based
Learning berhasil meningktkan kemampuan
berpikir kritis siswa kelas IV SDN I Kepuhsari.
Saran
Berdasarkan beberapa kendala penelitian
dengan sekor 407.Terjadinya peningkatan pada
siklus II pada kategori kritis tersebut telah
maka
memenuhi indikator keberhasilan. Sehingga
perbaikan adalah sebagai berikut. Meskipun
penelitian
menjawab
dalam penelitian ini dapat meningkat, hendaknya
rumusan masalah penelitian ini. Peningkatan
penerapan model pembelajaran Problem Based
berfikir
dengan
Learning dapat dilakukan pada materi yang lain.
peningkatan hasil belajar siswa. Hal tersebut
Siswa hendaknya lebih berperan aktif lagi dan
dapat dilihat pada hasil tes tertulis siswa. Dengan
guru lebih komunikatif terhadap siswa agar
demikian telah sesuai pernyataan Mulyani
proses pembelajaran terjadi timbal balik antara
Sumanto dan Johar Permana (1999: 104) dengan
guru dan siswa.
tujuan Problem Based Learning bertujuan
Daftar Pustaka
mengembangkan
Mulyani Sumanto & Johar permana. (1999).
Strategi
Belajar
Mengajar.
Yogyakarta: Depdikbud, Proyek PGSD
tersebut
kritis
telah
siswa
dapat
juga
pengetahuan
diikuti
siswa
untuk
berfikir kritis.
Simpulan dan Saran
Simpulan
Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas IV
SDN I Kepuhsari sebanyak 2 siklus dengan
menerapkan model Problem Based Learning
pada mata pelajaran IPS dengan materi masalah
sosial. Selama pelaksanaan siklus I dilakukan
saran yang diusulkan untuk upaya
Sapriya. (2009). Pendidikan IPS. Bandung:
PT REMAJA ROSDAKARYA
Download