Meningkatkan Kemampuan Berpikir .... (Rahmat Yulianto) 1 MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL MENGGUNAKAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING SISWA KELAS IV SDN I KEPUHSARI, KECAMATAN MANYARAN, KABUPATEN WONOGIRI IMPROVING THE ABILITY OF CRITICAL-THINKING IN SOCIAL STUDIES USING PROBLEM BASED LEARNING AT THE FOURTH GRADE OF SDN 1 KEPUHSARI, MANYARAN SUB DISTRICT, WONOGIRI REGENCY Oleh: Rahmat Yulianto, Fakultas Ilmu Pendidikan, Email: [email protected] Abstrak Penelitian ini bertujuan meningkatkan kemampuan berpikir kritis pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial melalui Model Problem Based Learning siswa kelas IV SDN I Kepuhsari, Kecamatan Manyaran, Kabupaten Wonogiri. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas, yang terdiri atas 2 siklus. Subjek penelitian sebanyak 23 siswa, 12 laki-laki, dan 11 perempuan. Teknik pengambilan data menggunakan observasi dan soal. Instrumen penelitian meliputi lembar observasi berpikir kritis siswa & lembar observasi guru dan tes. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan teknik deskriptif kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan dengan menerapkan model Problem Based Learning di kelas IV SDN I Kepuhsari, pada siklus I kemampuan berpikir kritis siswa berada pada skor 322 dengan kategori cukup. Hasil pelaksanaan siklus II berdasakan observasi kemampuan berpikir kritis siswa berada pada skor 407 dengan kategori berpikir kritis. Dengan demikian model Problem based learning dapat meningkatkan berpikir kritis siswa kelas IV SDN I Kepuhsari. Kata kunci: berpikir kritis, ilmu pengetahuan sosial, problem based learning. Abstract The research aims to improve the ability of critical-thinking in Social Studies through Problem Based Learning at the fourth grade of SDN 1 Kepuhsari, Manyaran Sub district, Wonogiri Regency.This research is a Classroom Action Research, consists of two cycles. The subject of the research consists of 23 students; they are 12 boys and 11 girls.The research data were collected by using observation and test.The research instrument used observation sheet of student critical-thinking & teacher observation sheet and test. To analyze the data, the researcher applied the quantitative descriptive technique.The results of the research show that by applying Problem Based Learning at the fourth grade of SD N 1 Kepuhsari, in the first cycle the students ability of critical-thinking at the 322 score by sufficient category. And in the second cycle, the student ability of critical-thinking at the 407 score by critical-thinking category. Therefore, Problem Based Learning can improve the students’ ability of critical-thinking at the fourth grade of SD N 1 Kepuhsari. Keywords: critical-thinking, social studies, problem based learning 2 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 12 Tahun ke IV Agustus 2015 pengamatan yang dilakukan bulan September PENDAHULUAN Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial 2013 pada saat berlangsungnya proses (IPS) di SD hendaknya bisa memberikan sustu pembelajaran IPS diketahui bahwa pembelajaran aktifitas untuk mencapai suatu tujuan yang masih kurang melibatkan siswa. Guru masih memuat keyakinan dan perilaku yang rasional. berperan dominan dalam proses pembelajaran. Pembelajaran diharapkan mampu melatih siswa Sebagai menekankan kemampuan membuat keputusan kesempatan atau pertimbangan-pertimbangan dalam berfikir, mendorong siswa berfikir kritis. selain itu siswa hal ini sesuai dengan Enis (Sapriya, 2009:144) dalam pembelajaran IPS kurang aktif dalam “berfikir kritis merupakan aktifitas berfikir mengembangkan secara reflektif dan rasional yang difokuskan bertindak, pada penentuan apa yang harus diyakini dan apa pembelajaran untuk melakukan kegiatan analisis. yang harus dilakukan”. Belajar melatih siswa Dikarenakan berfikir kritis dan keterampilan memecahkan dilaksanakan oleh guru tersebut lebih mengarah masalah, pada ceramah atau menerangkan dan diakiri mendukung pengembangan contoh, guru dalam belum pembelajaran kreatifitas siswa memberi tidak proses berfikir dilibatkan pembelajaran untuk dan dalam yang keterampilan, serta memperoleh pengetahuan. dengan Dengan pembelajaran yang demikian maka akan pembelajaran melatih siswa membuat keputusan yang tepat, kemampuan berfikir kritis dalam memahami cermat, sistematis dan logis. Tujuan berfikir materi yang telah diajarkan dan belum dapat kritis menurut Sapriya (2009: 144) adalah “untuk memecahkan masalah sosial yang ada. Berbeda menilai suatu pemikiran menaksir nilai bahkan dengan saat pembelajaran yang lainnya siswa mengevaluasi pelaksanaan atau praktik dari telah suatu pemikiran dan nilai tersebut”. Sedangkan pembelajaran. dalam pembelajaran perlunya mengembangkan pembelajaran IPS kurang memiliki keberanian kemampuan berfikir kritis pada pembelajaran untuk menyampaikan pendapat pada siswa lain IPS untuk para siswa di sekolah cukup beralasan. sehingga menyempitkan pemahaman tentang Hal ini sesuai dengan Sapriya (2009: 143) bahwa masalah kemampuan berfikir kritis ini sangat dianjurkan mempelajari oleh para ahli pendidikan ilmu sosial. Berfikir melakukan kegiatan analisis terhadap fakta atau kritis juga memunculkan berfikir kreatif yang kenyataan, membuat generalisasi, mengordinasi akan mengantarkan siswa lebih mendukung dan mempertahankan ide, membuat komparasi, keterampilan siswa dalam memecahkan masalah. membuat kesimpulan dan memecahkan masalah. Berfikir kreatif akan menjadi berkembang disaat Dari permasalahan yang telah dipaparkan di atas berfikir kretif diterapkan. Berdasarkan hasil maka perlu dilakukan sebuah tindakan untuk mencatat. Siswa IPS kurang menunjukkan IPS belum kritis dalam dipelajarinya. mengikuti menunjukkan berfikir Siswa yang dalam dalam mengikuti Siswa dalam dibiasakan untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir .... (Rahmat Yulianto) 3 meningkatkan berfikir kritis siswa dengan model memahami pembelajaran Problem Based Learning (PBL), Meskipun dalam pembelajaran yang lain sudah dimana didik menunjukkan kemampuan berfikir kritis. awal Subjek Penelitian dan Objek Penelitian dalam diharapkan pembelajaran mengetahui peserta masalah sebagai di yang telah diajarkan. proses Subjek penelitian didasarkan pada hasil pembelajaran. PBL akan dapat lebih memahami observasi oleh guru yang bersangkutan yaitu isi pelajaran, menantang kemampuan siswa, guru kelas IV SDN IV Kepuhsari. Pertimbangan dapat digunakannya pembelajaran meningkatkan pemicu materi aktivitas pembelajaran kelas ini sebagai penelitian siswa, memahami masalah dalam dunia nyata dikarenakan pembelajaran di kelas ini siswa serta mengembangkan pengetahuan barunya dan kurang antusias sehingga terlihat pasif. Hal ini bertanggung pembelajaran. ditandai dengan siswa yang engan bertanya Diharapkan dalam menggunakan model PBL kepada guru, mesti telah diberi kesempatan tersebut bertanya. Sedangkan objek penelitian dalam jawab dapat dalam meningkatkan kemampuan berfikir kritis siswa. penelitian ini adalah siswa, materi pelajaran dan METODE PENELITIAN guru kelas IV SDN I Kepuhsari. Adapun siswa Penelitian ini merupakan Penelitian dicermati sebagai objek ketika siswa yang Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom Action bersangkutan Research (CAR). Merupakan suatu pencermatan pembelajaran dei kelas. Siswa tersebut berjumlah terhadap kegiatan yang sengaja dimunculkan, 23 siswa yang terdiri dari siswa laki-laki dan terjadi pada sebuah kelas. Penelitian ini berjumlah 11 siswa dqn perempuan berjumlah 12 merupakan PTK partisipan, yang dimaksud siswa. Materi pelajaran sebagai objek penelitian dengan PTK partisipan adalah apabila penelitian dapat dicermati ketika guru sedang mengajar terlibat langsung di dalam proses penelitian sejak atau menyampaikan materi sebagai bahan yang awal sampai dengan hasil penelitian yang berupa ditugaskan kepada siswa. Sedangkan guru laporan. Dengan demikian penelitian terlibat sebagai objek penelitian dapat dicermati ketika mulai dari perencanaan, pelaksanaan, memantau, yang bersangkutan sedang mengajar di kelas. mencatat dan mengumpulkan data. Teknik Pengambilan Data Teknik Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan dikelas IV SDN I sedang asik pengambilan mengikuti data dalam penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan Kepuhsari, Kecamatan Manyaran, Kabupaten antara lain: Wonogiri. Dimana pada kelas tersebut memiliki Teknik Observasi, observasi yang dilakukan permasalahan IPS dengan cara partisipatif dimana pengamat ikut berlangsung. Permasalahannya adalah siswa dalam kegiatan pembelajaran yang sedang dalam IPS berlangsung. Dalam pelaksanaan menunjukkan kemampuan berfikir kritis dalam pengamatan siswa menggunakan saat mengikuti pembelajaran pembelajaran observasi lembar 4 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 12 Tahun ke IV Agustus 2015 observasi berfikir kritis dan pengamatan selesai siswa melakukan diskusi kelas yang terhadap guru menggunakan lembar observasi dipandu oleh guru. guru berdasarkan metode PBL. Siklus I Tindakan Kedua Teknik tes, tes pada penelitian ini akan dilaksanakan pada akhir pelaksanaan Pada kegiatan ini guru memberikan pengarahan kepada siswa agar masing-masing pembelajaran siklus berakhir. kelompok untuk melakukan diskusi. Pada saat Teknik Analisis Data diskusi guru melakukan bimbingan terhadap Teknik analisis data dalam penelitian dilakukan masing-masing kelompok secara merata untuk secara deskriptif kuantitatif. membantu kesulitan yang dialammi siswa. Hasil Penelitian dan Pembahasan Setelah diskusi selesai, guru melanjutkan dengan Hasil Penelitian diskusi kelas. diskusi kelas ditujukan untuk Penelitian ini berlangsung selama dua siklus membahas hasil dari diskusi kelompok dan pada materi masalah sosial. menyamakan Siklus I Tindakan Pertama pengangguran. Guru bertindak sebagai fasilitator Kegiatan awal pada tindakan pertama proses pembelajaran dimulai guru dengan dalam persepsi diskusi kelompok kelas, terkait dan menyampaikan materi masing-masing simpulan diskusi membuka pembelajaran oleh guru. Dilanjutkan mereka sebagai bentuk laporan dari diskusi dengan guru menyampaikan tujuan pembelajaran kelompok. dan apersepsi serta pertanyaan. Apersepsi yang Observasi dilakukan dengan gambar Berdasarkan data hasil observasi pada pengemis dan gambar keluarga yang tinggal di pembelajaran siklus I, diperoleh beberapa hal pemukiman sebagai berikut: kumuh menunjukkan dengan mengajukan pertanyaan “apa yang menyebabkan orang dalam Guru kedaan seperti gambar ini Guru kemudian pembelajaran yang akan dilaksanakan. membagi kelas menjadi lima kelompok dan Guru kurang memotivasi siswa dalam berdiskusi meminta siswa untuk untuk berkelompok sesuai sehingga dengan anggotanya. Setelah siswa berkelompok kelompok cenderung pasif apabila sudah ada kemudian guru menjelaskan kepada siswa teman yang menyampaikan pendapatnya. tentang kegiatan yang akan dilakukan. Kemudian Guru masih kurang membantu siswa saat siswa guru membagikan lembar LKS kepada tiap menyampaikan hasil diskusi. kelompok. Kegiatan inti dilakukan siswa dengan Refleksi Tindakan Siklus telah menyampaikan siswa dalam tujuan melakukan dari diskusi membaca dan memahami LKS dan menjawab Berdasarkan hasil tindakan pada siklus I pertanyaan sesuai dengan LKS.?”. Kegiatan ini masalah-masalah yang mempengaruhi jalannya dilakukan dengan membaca permasalahan yang pelaksanaan tindakan yang perlu diatasi atau ada dalam bacaan secara berkelompok. Setelah diperbaiki antara lain: Meningkatkan Kemampuan Berpikir .... (Rahmat Yulianto) 5 1. Guru kurang memotivasi siswa dalam berdiskusi sehingga dalam terhadap siswa dan kelompok yang mengalami kelompok kesulitan. Siswa dalam berdiskusi kadang timbul cenderung pasif apabila sudah ada teman kegaduhan disebabkan saling berbeda pendapat yang menyampaikan pendapatnya. dalam menentukan kesimpulan. Sehingga guru melaksanakan siswa disetiap kelompok untuk memberikan bimbingan diskusi 2. Guru masih kurang membantu siswa saat kurang dapat menganalisis informasi yang diberikan. 4. Siswa dalam menginggatkan siswa bisa Setelah diskusi yang dilakukan selesai guru melanjutkan menemukan agar mengontrol suaranya. siswa menyampaikan hasil diskusi. 3. Siswa selalu dengan diskusi kelas setiap berbagai kelompok telah siap dengan wakilnya untuk alternatif solusi dari masalah kurang bisa menyampaikan hasil diskusinya. Hanya ada dua menyampaikan kepada teman. kelompok yang guru harus membujuk untuk 5. Dalam pembentukan kelompok siswa membacakan hasil diskusinya ke depan kelas. kurang bisa mengikuti perintah guru Dalam membacakan hasil diskusi kelompok dalam berkelompok, sehingga terdapat variasi jawaban dari masing-masing sering gaduh saat pada siswa pembagian kelompok. kelompok. Siklus II Tindakan Kedua Kegiatan 6. Saat mempresentasikan hasil diskusi dengan dengan kelompok kelompok didepan kelas, guru harus berkelompok menunjuk siswa untuk maju dikarenakan sebelumnya. Dalam berkelompok ini siswa siswa siswa mulai melakukan dengan penuh kesadaran tanpa kurang kesadaran untuk sesuai dilanjutkan mempresentasikan hasil. adanya permintaan pindah oleh siswa. Siswa Melalui lembar observasi berpikir kritis, memperhatikan penjelasan guru tentang kegiatan secara klasikal memperoleh sekor 322 (lihat Data yang akan dilakukan dalam kegiatan kelompok. kemampuan berfikir kritis siswa siklus I) dengan Selanjutnya siswa mengerjakan sesuai perintah kategori cukup kritis. Hasil ini belum sesuai dari dengan indikator keberhasilan minimal berada didiskusikan bersama satu kelompok. Dalam pada skor (368 – 460) dengan kategori kritis. diskusi ini siswa selalu berdiskusi dengan teman Maka dilaksanakanlah siklus II agar tercapai dalam memecahkan permasalahan. Terjadinya indikator yang diharapkan. kerjasama ini ditandai dengan saling bertukar Siklus II Tindakan Pertama pendapat dalam memecahkan masalah satu demi LKS yang diterima dari guru dan Siswa secara berkelompok mempelajari satu. Guru selalu memberikan bimbingan dari LKS yang dibagikan oleh guru serta berdiskusi kelompok satu kelompok ke kelompok yang memecahkan masalah yang diberikan. Disaat lainnya. Siswa dalam melakukan diskusi tidak diskusi kelompok tersebut guru berkeliling jarang menimbulkan kegaduhan yang membuat 6 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 12 Tahun ke IV Agustus 2015 guru mengingatkan kelompok yang kurang b. Guru membantu siswa untuk terkontrol dalam berdiskusi agar tetap menjaga mendevinisikan dan mengorganisasikan suasana. kegiatan diskusi kelompok selesai tugas-tugas belajar. dilanjutkan dengan diskusi kelas yang dipandu oleh guru diskusi ini dilakukan c. Guru telah mendorong siswa dalam penyampaian hasil diskusi. untuk mengetahui pendapat masing-masing kelompok Refleksi Berdasarkan hasil dari tindakan dari dari permasalahan yang dipelajari. Selama guru siklus II secara klasikal kemampuan berpikir berusaha untuk memotivasi siswa agar bertanya kritis siswa telah memenuhi minimal indikator kepada kelompok yang presentasi. keberhasilan yang diinginkan dengan skor 407 Siklus II Tindakan Ketiga (sumber lembar observasi berpikir kritis siswa berlangsungnya Kegiatan presentasi ini ini guru dilakukan dengan siklus II), pada dengan kategori kritis. Maka melanjutkan presentasi dari enem kelompok diputuskan bahwa pelaksanaan siklus II telah yang tersisa. Selama presentasi berlangsung, diangap cukup untuk mengambil kesimpulan guru berusaha untuk memotivasi siswa agar dalam penelitian. bertaya kepada kelompok yang presentasi. Guru Pembahasan Permasalahan memberikan penghargaan kepada siswa maupun inti dalam proses kelompok yang aktif mengajukan dan menjawab pembelajaran IPS di kelas IV SDN I Kepuhsari pertanyaan berupa pujian. Setelah kegiatan Kecamatan presentasi selesai, guru guru melanjutkan dengan adalah diskusi kelas. diskusi kelas dilaksanakan guna memahami materi yang telah diajarkan dan menyamakan pendapat siswa dan menyampaikan belum dapat memecahkan masalah sosial yang materi yang belum muncul dalam diskusi ada. Ketika sesekali diadakan diskusi siswa kelompok. Dalam diskusi ini, siswa guru juga kurang berusaha menjawab pertanyaan yang belum bisa menyebabkan dijawab sehingga oleh kelompok yang presentasi. Manyaran kurangnya antusias, Kabupaten berpikir kondisi siswa Wonogiri kritis yang dalam demukian mengalami kejenuhan, terhadap kurangnya berpengaruh Kegiatan pembelajaran diakhiri dengan membuat kemampuan berpikir kritis pada siswa. kesimpulan yang dilakukan oleh guru dan siswa. Penelitian ini berupaya untuk meningkatkan Observasi kemampuan siswa untuk berpikir dengan Berdasarkan data hasil observasi pada penerapan Problem Based Learning. Penelitian pembelajaran siklus II diperoleh beberapa hal ini merupakan sebuah penelitian tindakan kelas sebagai berikut: (Clasroom Action Research) yang terdiri dari a. Guru telah menyampaikan tujuan yang dua siklus. Dalam pelaksanaan tindakan siklus diikuti denganpemberian motivasi kepada peneliti terlibat dari perencanaan, pelaksanaan siswa. penelitian, memantau, mencatat dan Meningkatkan Kemampuan Berpikir .... (Rahmat Yulianto) 7 mengumpulkan data. Pada awal pembelajaran Keberhasilan dari tindakan yang diberikan dapat siswa sampai akir pembelajaran kelas IV SDN I dilihat dari hasil observasi kemampuan berpikir Kepuhsari sebanyak 23 siswa menjadi subjek kritis siswa dan hasil tes tertulis. Secara dalam penelitian ini. Penelitian ini dikemas keseluruhan kemampuan berpikir kritis siswa dalam materi “Masalah Sosial”. Berdasarkan dengan penerapan Problem Based Learning materi tersebut, materi yang akan dibahas kategori cukup kritis pada siklus I dengan sekor meliputi kemiskinan, 322. Hasil ini belum memenuhi indikator pengangguran, kenakalan remaja, kejahatan dan keberhasilan penelitian dengan permasalahan korupsi. Pada tindakan siklus I topik bahasan selama tindakan berlangsung antara lain: guru yang kurang memotivasi siswa dalam berdiskusi pokok diambil bahasan yaitu kemiskinan dan pengangguran sedangkan pada tindakan siklus II sehingga topik bahasan yang diterapkan adalah kenakalan kelompok cenderung pasif apabila sudah ada remaja, Dalam teman yang menyampaikan pendapatnya. Guru bahasan, masih kurang membantu siswa saat siswa peneliti mengacu pada kompetensi dasar dan menyampaikan hasil diskusi. Siswa kurang bisa setandar kompetensi kurikilum. Instrumen yang menganalisis informasi yang diberikan. Siswa digunakan pembelajaran dalam menemukan berbagai alternatif solusi dari dalam penelitian ini adalah Rencana Pelaksanaan masalah kurang bisa menyamp[aikan kepada Pembelajaran (RPP), LKS, lembar observasi teman. Dalam pembentukan kelompok siswa berpikir kritis siswa, lembar observasi kegiatan kurang bisa mengikuti perintah guru dalam guru dan lembar observasi kelompok. berkelompok, sehingga siswa sering gaduh pada kejahatan penyampaian materi sebagai dan korupsi. setiap topik perangkat siswa dalam melakukan diskusi Tabel 1. Hasil observasi siklus I saat Indikator mempresentasikan hasil diskusi kelompok di Persentase Kriteria pembagian kelompok. Saat Menganalisis Masalah 56,52% Kurang depan kelas, guru harus menunjuk siswa untuk Menganalisis Masalah 53,62% Kurang maju dikarenakan siswa kurang kesadaran untuk Menemukan Penyebab 63,77% Cukup Masalah Menemukan berbagai alternatif 53,62% Kurang Menyeleksi alasan dari 56,52% Kurang berbagai alternatif solusi Memilih alternatif pemecahan 63,77% Menegaskan alasan solusi yang 56,52% Cukup Kurang dipilih strategi penerapan 62,32% diperbaiki berikutnya. masalah solusi yang mempengaruhi pelaksanaan tindakan siklus belum berhasil sehingga perlu diatasi atau solusi Melatih mempresentasikan hasil. Permasalahan tersebut Cukup selama pelaksanaan tindakan 8 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 12 Tahun ke IV Agustus 2015 Tabel 2. Hasil observasi siklus II Indikator kemampuan berpikir kritis siswa berada pada Persentase Kriteria kategori berpikir cukup kritis dengan sekor 322. Menganalisis Masalah 71,01% Cukup Dengan Menganalisis Masalah 76,81% Baik observasi terhadap guru dan siswa, Kekurangan- Menemukan Penyebab Masalah 75,36% Cukup Menemukan berbagai alternatif 73,91% Cukup solusi Menyeleksi alasan dari berbagai 72,46% Cukup memperhatikan kekurangan pada kekurangan yang mempengaruhi hasil dari siklus I tidak maksimal dapat diperbaharui pada siklus II. Sehingga pelaksanaan siklus II berhasil meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa alternatif solusi Memilih alternatif pemecahan 78,26% Baik masalah pada kategori berpikir kritis dengan sekor 407. Dengan meningkatnya kategori berpikir kritis Menegaskan alasan solusi yang 69,56% Cukup dipilih Melatih strategi penerapan solusi 62,32% Cukup Dengan berhasilnya mengatasi masalah selama pelaksanaan tindakan berlangsung meningkat menjadi kategori kritis pada siklus II siswa pada siklus II tersebut dapat disimpulkan bahwa penerapan model Problem Based Learning berhasil meningktkan kemampuan berpikir kritis siswa kelas IV SDN I Kepuhsari. Saran Berdasarkan beberapa kendala penelitian dengan sekor 407.Terjadinya peningkatan pada siklus II pada kategori kritis tersebut telah maka memenuhi indikator keberhasilan. Sehingga perbaikan adalah sebagai berikut. Meskipun penelitian menjawab dalam penelitian ini dapat meningkat, hendaknya rumusan masalah penelitian ini. Peningkatan penerapan model pembelajaran Problem Based berfikir dengan Learning dapat dilakukan pada materi yang lain. peningkatan hasil belajar siswa. Hal tersebut Siswa hendaknya lebih berperan aktif lagi dan dapat dilihat pada hasil tes tertulis siswa. Dengan guru lebih komunikatif terhadap siswa agar demikian telah sesuai pernyataan Mulyani proses pembelajaran terjadi timbal balik antara Sumanto dan Johar Permana (1999: 104) dengan guru dan siswa. tujuan Problem Based Learning bertujuan Daftar Pustaka mengembangkan Mulyani Sumanto & Johar permana. (1999). Strategi Belajar Mengajar. Yogyakarta: Depdikbud, Proyek PGSD tersebut kritis telah siswa dapat juga pengetahuan diikuti siswa untuk berfikir kritis. Simpulan dan Saran Simpulan Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas IV SDN I Kepuhsari sebanyak 2 siklus dengan menerapkan model Problem Based Learning pada mata pelajaran IPS dengan materi masalah sosial. Selama pelaksanaan siklus I dilakukan saran yang diusulkan untuk upaya Sapriya. (2009). Pendidikan IPS. Bandung: PT REMAJA ROSDAKARYA