BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

advertisement
 BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah Penelitian
Selama ini pemerintahan di Indonesia menjadi pusat perhatian bagi
seluruh
lapisan masyarakat, dan tuntutan masyarakat atas penyelenggaraan
pemerintahan
yang bersih, adil, transparan, dan akuntabel terutama dalam
mengelola Anggaran Pendapatan
Belanja Negara (APBN) dan Anggaran
Pendapatan Belanja Daerah (APBD), harus dilaksanakan sesuai dengan prosedur
serta tunduk pada peraturan perundang-undangan yang berlaku, sistem
pengendalian ini mempunyai peran penting dalam hal tata kelola pemerintahan
yang baik untuk mencapai tujuannya secara efisien dan efektif, melaporkan
pengelolaan keuangan negara secara andal, mengamankan aset negara, dan
mendorong ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan. Pengendalian
merupakan usaha atau kegiatan untuk menjamin dan mengarahkan agar pekerjaan
yang dilaksanakan berjalan sesuai dengan rencana yang telah ditetapan.
Selanjutnya menjadi sistem pengendalian intern karena sistem pengendalian
intern diperlukan sebagai alat pengendalian yang membantu pihak manajemen
agar seluruh kegiatan perusahaan/instansi dapat berjalan dengan baik, teratur,
terarah sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Untuk itu pihak manajemen perlu
dibantu oleh alat pengendalian yaitu sistem pengendalian intern. Pengendalian
intern merupakan salah satu alat yang dapat membantu manajemen melakukan
pengendalian maupun pengawasan atas berbagai aktivitas operasional yang
dilakukan.
Undang – undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah dan
Undang – undang No. 33 tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara
Pemerintah Pusat Dan Pemerintah Daerah, menjadi tonggak awal dari otonomi
daerah.
Otonomi daerah merupakan upaya pemberdayaan daerah dalam
keputusan daerah berkaitan dengan pengelolaan sumber daya yang
pengambilan
dimiliki sesuai dengan kepentingan, prioritas, dan potensi daerah tersebut.
Dalam rangka mewujudkan pengelolaan pemerintah yang baik (good
governance), khusunya bidang pengelolaan keuangan daerah, pemerintah telah
melakukan reformasi ketentuan yang ditandai dengan terbitnya Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan
Keuangan Daerah, pengelolaan tersebut juga ditunjang dengan keluarnya
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pengelolaan
Keuangan Daerah yang direvisi menjadi Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor
59 Tahun 1997 dan dituangkan dalam sistem dan prosedur Pengelolaan keuangan
Daerah.
Selain undang-undang tersebut, terdapat beberapa peraturan perundangundangan yang menjadi acuan pengelolaan keuangan daerah yang telah tertib
lebih dahulu, yaitu Undang-undang No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan
Negara, Undang-undang No. 1 Tahun 2004 Tentang Perbendaharaan Negara, dan
Undang-undang No. 15 tahun 2004 tentang pemeriksaan Pengelolaan dan
tanggungjawab Keuangan Negara. Laporan Keuangan Pemerintah Daerah terdiri
atas Laporan Realisasi Anggaran (LRA), Neraca, Laporan Arus Kas (LAK), dan
Catatan Atas Laporan Keuangan (CALK) yang dilampiri dengan laporan
keuangan perusahaan daerah dan badan lainnya.
Dalam pelaksanaannya, Laporan keuangan Pemerintah Daerah disusun
oleh Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah (SKPKD) selaku Bendahara
Umum
Daerah (BUD), Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Disusun
berdasarkan
laporan keuangan yang telah disusun oleh SKPD selaku Pengguna
Anggaran (PA). Selanjutnya laporan tersebut disampaikan kepada DPRD dan
diteruskan kepada BPK untuk dilakukan pemeriksaan dalam rangka pemberian
pendapat (opini) sebagaimana diamanatkan oleh Undang-undang Nomor 15 tahun
2004 tentang pemeriksaan pengelolaan dan tanggungjawab Keuangan Negara.
Bentuk dan isi laporan keuangan pemerintah daerah harus disajikan sesuai
dengan standar yang diatur dalam Peraturan Pemerintah nomor 24 tahun 2004
tentang Standar Akuntansi Pemerintah. Sedangkan sistem akuntansi dan
pelaporannya harus sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan dalam Peraturan
Menteri Dalam Negeri No 13 tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan
Keuangan Daerah.
Sistem akuntansi pemerintah daerah menurut Permendagri No 13 tahun
2006 meliputi serangkaian prosedur, mulai dari proses pengumpulan data,
pencatatan, penggolongan, dan peringkasan atas transaksi dan/atau kejadian
keuangan serta pelaporan keuangan dalam rangka pertanggungjawaban
pelaksanaan APBD yang dapat dilakukan secara manual atau menggunakan
aplikasi komputer. Peraturan Gubernur Jawa Barat, Nomor 64 Tahun 2011
tentang Perubahan Atas Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 14 Tahun 2010
tentang Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 6
Tahun 2008 tentang Pengelolaan Barang Milik Daerah.
Berdasarkan fenomena di atas, peneliti tertarik untuk meneliti lebih lanjut
mengenai pengendalian intern dan penatausahaan aset tetap pada Dinas
Pendidikan
Provinsi Jawa Barat. Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat telah
membentuk
Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah dan Pengelola Barang Milik
Daerah yang merupakan bagian dari Pengelola Keuangan Daerah.
Penyusunan laporan keuangan dan pembukuan aset tetap pada Dinas
Pendidikan Provinsi Jawa Barat, dilaksanakan oleh (Sub Bagian Kepegawaian
dan Umum). Berdasarkan hasil pemeriksaan BPK yang memberikan opini wajar
dengan pengecualian (WDP) terhadap laporan keuangan Dinas Pendidikan
Provinsi Jawa Barat tahun
2010 terdapat permasalahan yang timbul dari
pengelolaan aset yaitu pengamanan aset yang masih lemah sehingga
menimbulkan dampak pada hilangnya aset daerah dikarenakan pengelolaan aset
tetap yang tidak dilengkapi dengan bukti-bukti administrasi yang lengkap,
sehingga dapat menghambat proses pembukuan dan penyusunan laporan
keuangan daerah.
Permasalahan yang ditemukan terhadap aset tetap Dinas Pendidikan
Provinsi Jawa Barat yaitu:
1. Ketidakjelasan tentang laporan aset tetap yang hilang mengenai
peralatan dan mesin di Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat, tetapi
di laporan aset tetap masih ada.
2. Terdapat gedung dan bangunan sekolah, sementara hak milik atas
tanah dari gedung dan bangunan tersebut masih milik pemerintah
Kab/Kota pada laporan aset tetap, padahal masih ada sengketa.
(sumber: laporan aset tetap di Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat
Tahun 2010).
Dari paparan di atas dapat dilihat bahwa permasalahan tersebut
merupakan indikasi lemahnya pengendalian intern. Satu hal yang dibutuhkan
disini adalah suatu cara dalam memperoleh suatu pengendalian yang berjalan
secara efektif yang di dalamnya terdapat laporan aset tetap penyusunan laporan
keuangan pada Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat. Pengendalian yang efektif
tersebut harus mencakup unsur-unsur sistem pengendalian intern yang meliputi
lingkungan pengendalian, penilaian risiko, informasi dan komunikasi, kegiatan
pengendalian, dan pemantauan pengendalian intern.
Dengan demikian penulis tertarik untuk meneliti sistem pengendalian
intern. Berdasarkan uraian di atas maka penulis akan mengambil judul :
“Pengaruh Sistem Pengendalian Intern terhadap Keandalan Laporan Aset
Tetap Pemerintah (Studi Kasus pada Dinas Pendidikan Provinsi Jawa
Barat)”
1.2
Perumusan Masalah Penelitian
Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah dipaparkan di atas maka
penulis merumuskan permasalahan dalam bentuk pertanyaan:
Seberapa besar pengaruh sistem pengendalian intern (lingkungan
pengendalian, penilaian risiko, informasi dan komunikasi, kegiatan
pengendalian, dan pemantauan pengendalian intern) terhadap keandalan
laporan aset tetap pemerintah pada Dinas Pendidikan Provinsi Jawa
Barat?
1.3
Pembatasan Masalah Penelitian
Dalam penelitian ini penulis membatasi masalah sebagai berikut:
1. Penelitian difokuskan pada sistem pengendalian intern yang meliputi
lingkungan pengendalian, penilaian risiko, informasi dan komunikasi,
kegiatan pengendalian, dan pemantauan pengendalian intern. Menurut
Peraturan Pemerintah No. 60 tahun 2008 yang merupakan adopsi dari
COSO (The Committee of Sponsoring Organization of Treadway
Commission).
2. Laporan Keuangan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu laporan
keuangan Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat tahun 2010 yang telah
diaudit BPK, khususnya bagian aset tetapnya saja yang meliputi: tanah,
peralatan dan mesin
1.4
Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.4.1
Tujuan Penelitian
Mengetahui seberapa besar pengaruh sistem pengendalian intern yang
terdiri dari lingkungan pengendalian, penilaian risiko, informasi dan
komunikasi, kegiatan pengendalian, dan pemantauan pengendalian
intern terhadap keandalan laporan aset tetap pemerintah pada Dinas
Pendidikan Provinsi Jawa Barat?
1.4.2
Tujuan Khusus Penelitian
1. Mengetahui apakah setiap unsur dari sistem pengendalian intern telah
ditetapkan dan telah sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 60
tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah pada
Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat.
2. Mengetahui apakah laporan keuangan yang disajikan oleh Dinas
Pendidikan Provinsi Jawa Barat dapat dipertanggungjawabkan dan
bersifat transparansi, khusus di laporan aset tetap.
1.5
Manfaat Penelitian
Berdasarkan penelitian yang dilakukan penulis berharap agar hasilnya
dapat
bermanfaat bagi semua pihak yang berkepentingan, yaitu:
1. Bagi Penulis
Mendapat ilmu pengetahuan dan wawasan bagi penulis mengenai
pelaksanaan sistem pengendalian intern pada Pemerintah Provinsi Jawa
Barat, khususnya yang berpengaruh tersebut laporan aset tetap.
2. Bagi Pihak Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat
Menjadi bahan masukan bagi Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat
untuk menciptakan suatu sistem pengendalian intern yang lebih optimal
dalam rangka mewujudkan keandalan laporan aset tetap pemerintah pada
Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat.
3. Bagi Pihak Pembaca
Dapat dijadikan sebagai bahan referensi dan sumber informasi untuk
kajian selanjutnya, khususnya untuk mengkaji topik-topik yang berkaitan
dengan masalah dalam penelitian ini.
Download