PENDAHULUAN

advertisement
PDRB Jawa Barat Menurut Penggunaan 2004-2006
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
S
alah satu dinamika pembangunan suatu wilayah diindikasikan
dengan laju pertumbuhan ekonomi wilayah tersebut. Oleh karena
itu semua wilayah mencanangkan laju pertumbuhan ekonomi yang
tinggi sebagai salah satu strategi pembangunan wilayahnya.
Banyak faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi, faktor –
faktor tersebut dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu : faktor internal dan
faktor eksternal.
Faktor
internal
dapat
berupa
kemampuan
wilayah
dalam
menggerakkan sektor-sektor andalannya, kepercayaan dan kestabilan dunia
perbankan dan
pembiayaan pemerintah dalam menopang kegiatan
perekonomian secara keseluruhan, selain itu keadaan sosial - politik juga
menjadi faktor internal yang mempengaruhi pergerakan ekonomi suatu
1
PDRB Jawa Barat Menurut Penggunaan 2004-2006
wilayah. Sedangkan faktor eksternal lebih diakibatkan oleh perdagangan antar
wilayah atau luar negeri dan pertumbuhan ekonomi wilayah sekitarnya.
Dari berbagai pendapat para pakar ekonomi yang memiliki sudut
padang berbeda-beda dalam mengkaji tentang pembangunan ekonomi,
terdapat kesamaan persepsi bahwa pertumbuhan ekonomi didorong oleh
pembentukan modal wilayah tersebut.
Permasalahan yang timbul dalam pembentukan modal bagi negara
berkembang adalah ketersediaan tabungan domestik yang sangat terbatas,
oleh karena itu untuk dapat memenuhinya berbagai upaya dilakukan baik
berupa pinjaman luar negeri, undangan untuk para investor maupun
permintaan bantuan lembaga-lembaga donor.
Orientasi pembangunan dengan pertumbuhan ekonomi tinggi pada
masa lalu, berupaya meningkatkan pendapatan perkapita menjadi tolok ukur
kemajuan suatu wilayah. Indonesia yang merupakan negara berkembang
berupaya meningkatkan pertumbuhan ekonomi dengan menarik para investor
besar untuk berinvestasi dan mengarah pada pengembangan industri
manufaktur.
Keberhasilan Indonesia meningkatkan laju pertumbuhan ekonominya
secara cepat, ternyata tidak dibarengi peningkatan kesejahteraan dan
pemerataan distribusi pembangunan, hal ini dikarenakan pembangunan yang
pesat
digerakan oleh pembangunan fisik dan pembangunan industri
manufaktur berteknologi tinggi (padat modal), sedangkan Sumber Daya
Manusia (SDM) yang ada belum siap masuk dalam “lingkaran” tersebut.
2
PDRB Jawa Barat Menurut Penggunaan 2004-2006
Selain itu, dengan adanya berbagai akses dan prasarana memadai yang
terpusat di Pulau Jawa, akhirnya pembangunan pun lebih berorientasi di
Pulau Jawa.
Hal
lain
yang
menjadi
masalah
adalah
pembangunan
yang
berkembang pesat tersebut memiliki ketergantungan yang tinggi terhadap
bahan baku impor sehingga tidak membangun fundamental ekonomi yang
kuat dan kurang bersinergis dengan sektor-sektor yang telah lama tumbuh,
bahkan mungkin “mengorbankan” sektor lain yang telah mapan.
Tingkat ketergantungan pada produk impor yang tinggi menyebabkan
usaha yang tumbuh sangat rentan terhadap gejolak “peta” perekonomian
dunia, hal ini terbukti pada saat terjadinya krisis ekonomi pada tahun 1997
banyak usaha yang besar “gulung tikar” atau mengurangi kinerja produksinya.
Jawa Barat sebagai wilayah penyangga Ibu Kota Negara, yang juga
memiliki Sumber Daya Alam dan Sumber Daya Manusia potensial menjadi
sasaran pembangunan Industri manufaktur, sangat merasakan dampak krisis
ekonomi tersebut, namun masih beruntung Jawa Barat memiliki sektor
pertanian yang cukup tangguh sehingga tidak terlalu terpuruk.
Belajar dari pengalaman tersebut orientasi pembangunan Jawa Barat
pada Renstra 2003 – 2008 mengarah pada perkuatan fundamen ekonomi
Jawa Barat dengan tetap mempertahankan laju pertumbuhan ekonomi yang
tinggi, peningkatan kualitas SDM, peningkatan kemampuan daya beli
masyarakat, meningkatkan investasi yang menyerap tenaga kerja banyak
3
PDRB Jawa Barat Menurut Penggunaan 2004-2006
serta berbahan baku lokal tinggi, dan pengembangan Usaha Kecil dan
Menengah (UKM).
Dengan berbagai program akselerasi pembangunan, diharapkan
pembangunan Jawa Barat, tidak hanya memiliki pertumbuhan yang tinggi
akan tetapi juga membangun fundamen ekonomi yang kuat dengan sasaran
pengurangan angka pengagguran dan kemiskinan, juga meningkatkan
pendapatan serta mengurangi ketimpangan distribusi pendapatannya.
Untuk mengkaji pertumbuhan ekonomi selain dari sisi produksi
(lapangan Usaha), maka akan diuraikan PDRB Provinsi Jawa Barat dilihat dari
sisi permintaan.
Dilihat dari sisi permintaan atau penggunaan akhir, data PDRB ini
menurunkan agregat-agregat makro mengenai struktur/komposisi permintaan
atau penggunaan akhir masing-masing komponen, pertumbuhan “riil”, serta
indeks harga implisit.
Komponen penggunaan akhir ini meliputi: konsumsi rumah tangga,
konsumsi lembaga non profit pelayan rumah tangga (LNPRT), konsumsi
pemerintah, pembentukan modal tetap bruto (PMTB), perubahan inventori,
serta permintaan luar negeri (ekspor dan impor). Melalui pendekatan ini akan
dapat diketahui perilaku masyarakat dalam menggunakan pendapatannya,
selain itu juga dapat diketahui besar ketergantungan ekonomi domestik
(wilayah) terhadap wilayah lain dalam bentuk perdagangan barang dan jasa
(transaksi eksternal).
4
PDRB Jawa Barat Menurut Penggunaan 2004-2006
1.2.
Maksud dan Tujuan
P
ada dasarnya pembangunan ekonomi memiliki tujuan utama untuk
meningkatkan
kesejahteraan
hidup
masyarakat,
pemerataan
pendapatan dan memperluas kesempatan kerja.
Untuk mengukur kinerja pembangunan ekonomi di suatu wilayah dapat
diamati melalui berbagai indikator seperti : pertumbuhan ekonomi makro,
struktur perekonomian, pendapatan perkapita dan indikator ekonomi lainnya.
Di samping itu, data statistik dan indikator ekonomi dapat digunakan untuk
menganalisis dan menentukan arah kebijaksanaan serta mengevaluasi hasil
pembangunan. Berdasarkan teori keseimbangan penawaran dan permintaan,
maka indikator ekonomi perlu juga dilihat dari sisi permintaannya. Salah satu
indikator ekonomi yang diperlukan untuk mendapatkan gambaran tersebut
adalah data PDRB menurut penggunaan.
Provinsi Jawa Barat mempunyai potensi yang besar serta cita-cita yang
tinggi seperti tertuang dalam
visi dan misinya. Untuk itu diperlukan suatu
pengukuran atas kinerja dari strategi-strategi yang dilakukan sesuai dengan
garis-garis haluan yang telah ditetapkan. Publikasi PDRB Penggunaan Jawa
Barat merupakan potret dari kinerja pembangunan ekonomi makro Jawa Barat
dilihat dari sisi besaran Konsumsi, Investasi dan Ekspor-Impor, kontribusinya
terhadap perekonomian regional dan laju pertumbuhannya yang dilakukan.
Diharapkan informasi ini bisa menjadi bahan evaluasi dan menjadi pijakan
5
PDRB Jawa Barat Menurut Penggunaan 2004-2006
kuat untuk alat perencanaan bagi Pemerintah Daerah, selebihnya diharapkan
bisa menjadi bahan kajian yang bermanfaat bagi masyarakat pengguna data
lainnya.
6
Download